You are on page 1of 14

A.

PENGANTAR

Keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer operasi adalah rancangan
proses fisik untuk memproduksi barang dan jasa. manajer operasi harus menemukan cara terbaik
untuk memproduksi sebuah produk. Fokus yang dilakukan adalah menemukan cara mendesain
proses produksi. Tujuan desain proses adalah menemukan strategi untuk memproduksi
barang/jasa yang memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam
jangkauan keterbatasan biaya atau hambatan lainnya. Proses yg diseleksi akan mempunyai
dampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi serta fleksibilitas, biaya dan mutu barang
yang diproduksi. Seleksi proses berkaitan dengan tata letak fasilitas dan berdampak pada
perencanaan kapasitas, serta sistem kerja. Perancangan fasilitas penting bagi penyusunan unsur
fisik untuk pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah sakit dan lain-lain.
Pertimbangan dalam merancang fasilitas adalah jumlah volume produksi dan besarnya
investasi. Strategi seleksi proses dan tata letak fasilitas merupakan keputusan penting dalam
desain sistem yang harus disusun oleh pihak manajemen dalam memperoleh keunggulan
bersaing perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti
apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu
industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak
yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata letak ini akan
menyebabkan kerugian yang tidak kecil.

B. PENGERTIAN SELEKSI PROSES


Seleksi proses merupakan serangkaian keputusan mengenai tipe atau jenis produksi dan
peralatan yang digunakan. Seleksi proses juga diartikan sebagai cara mengatur produksi barang
dan jasa. Kegiatan seleksi proses dilakukan ketika produk baru perusahaan sedang direncanakan,
selain itu juga bisa dilakukan secara berkala karena adanya perubahan teknologi dalam produk,
peralatan dan kondisi persaingan. Pertimbangan dalam melakukan desain proses adalah
fleksibilitas, waktu produksi dan biaya. Seleksi proses dan perencanaan kapasitas disesuaikan
dengan desain sistem kerja. Ilustrasi dapat dilihat dari gambar bagan dibawah ini.

input Output

peramalan Fasilitas dan peralatan

Kapasitas
Desain produk dan jasa
Tata letak

Seleksi proses
Perubahan teknologi Desain pekerjan
Gamabar 5.1 Seleksi proses dan perencanaan kapasitas mempengaruhi desain sistem

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa kegiatan peramalan, desain produk dan
jasa serta perubahan teknologi mempengaruhi perencanaan kapasitas dan seleksi proses.
Keputusan tentang kapasitas dan seleksi proses saling berkaitan dan sering kali dilakukan secara
bersama-sama. Keduanya mempengaruhi keputusan pilihan fasilitas dan peralatan, tata letak, dan
desain pekerjaan.

C. JENIS-JENIS PROSES PRODUKSI

Proses produksi dikelompokkan menjadi 5 jenis yaitu :


1) Proses produksi sesuai pesanan (job shop)
2) Proses produksi partaian (batch)
3) Proses produksi berulang-ulang (repetitive)
4) Proses produksi terus menerus (continuous)
5) Proses produksi proyek (project)
Proses produksi sesuai pesanan (job shop) biasanya digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa dengan jumlah relatif kecil dan banyak variasi. Proses produksi
ini memiliki ciri-ciri antara lain:

Memproduksi produk-produk khusus atau terspesialisasi dalam jumlah yang relatif


sedikit, namun variasinya besar.
Proses produksi secara keseluruhan memiliki aliran proses yang berbeda
Biasanya merupakan sistem produksi berdasarkan pesanan
Contoh dari jenis proses produksi job-shop antara lain industri perlengkapan mesin, pelengkap
komponen-komponen kecil dan printer.
Proses produksi partaian (batch atau Intermitten) digunakan oleh perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa dengan jumlah relatif sedang dan variasi lebih kecil. Proses
produksi ini memiliki ciri-ciri antara lain:
Memproduksi dalam jumlah (lot sizes) yang relatif sedikit untuk produk-produk yang
sejenis atau mirip
Seperti buku, pakaian, atau anggur.
Produk-produk dibuat untuk periode produksi jangka yang lebih pendek daripada
produksi massa
Urutan proses produksi biasanya selalu sama
Ada kemungkinan terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal bahan baku yang
digunakan, set-up mesin, dan layout.
Biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan

Contoh toko roti atau biskuit.


Proses produksi berulang-ulang (repetitive) digunakan oleh perusahaan yang memproduksi
barang atau jasa dengan jumlah besar dan terstandarisasi. Proses produksi ini memiliki ciri-ciri
antara lain:

Volume produksi yang tinggi untuk keseluruhan item yang terpisah-pisah.


Untuk tiap jenis produk yang berbeda hanya memiliki variasi yan kecil
Biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis ini antara lain pabrik otomobil, peralatan rumah tangga, dan kalkulator
elektronik.

Proses produksi terus menerus (continuous) digunakan oleh perusahaan yang memproduksi
barang atau jasa dengan jumlah sangat besar dan terstandarisasi. Proses produksi ini memiliki
ciri-ciri antara lain:

Volume produksi sangat besar


Produk yang dihasilkan terstandardisasi
Peralatan-peralatan yang digunakan terspesialisasi dan otomatis
Biasanya merupakan sistem produksi untuk persediaan.
Contoh dari jenis proses produksi ini seperti pabrik kimia, pabrik minyak, dan pabrik gula.

Proses produksi proyek (project) digunakan oleh perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa yang tidak rutin. Merupakan satu jenis proses produksi item-item yang khusus dan unik.
Proyek konstruksi merupakan salah satu contoh dari sistem project. Dalam lingkungan
manufactur, produksi dari item-item yang besar dan kompleks seperti kapal, pesawat terbang
dikelola dengan sistem project. Contoh pada saat perusahaan meluncurkan produk baru.

Jenis proses produksi dapat dibedakan menurut wujud proses produksi, arus proses
produksi, keutamaan proses produksi, penyelesaian proses produksi. Penjabarannya adalah
sebagai berikut.

a) Jenis proses produksi ditinjau dari wujud proses produksi


1) Proses Produksi Kimiawi, yakni suatu proses produksi yang menitikberatkan pada adanya
proses analisis atau sintesa senyawa kimia. Misalnya produksi alkohol, obat-obatan, accu,
dll.
2) Proses Produksi Perubahan Bentuk, merupakan proses produksi dimana dalam
pelaksanaan proses produksinya dititikberatkan pada adanya perubahan bentuk masukan
menjadi keluaran untuk menciptakan nilai tambah. Misalnya perusahaan meubel, garmen,
sepatu, dll.
3) Proses Produksi Assembling, merupakan proses produksi yang dalam pelaksanaan proses
produksinya akan lebih mengutamakan pada proses penggabungan beberapa komponen
menjadi suatu produk tertentu. Misalnya, Mobil, alat-alat elektronik, dll.
4) Proses Produksi Transportasi, merupakan suatu proses produksi dengan jalan
menciptakan jasa pemindahan sesuatu dari dan ke tempat tertentu. Misalnya pengiriman
Paket, Angkutan Kota, dll.
5) Proses Produksi Penciptaan Jasa Administrasi, yaitu proses produksi penciptaan jasa
administrasi kepada pihak lain yang memerlukan, misalnya jasa penyusunan laporan
keuangan, Biro Statistik, dll.

b) Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi


1) Proses Produksi Terputus-putus, sering disebut juga proses produksi intermitten. dalam
pelaksanaan proses produksi semacam ini, akan terdapat beberapa pola atau urutan
pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari atau bulan ini
sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan proses produksi pada
bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
2) Proses Produksi Terus Menerus atau sering disebut sebagai pola produksi kontinyu. Pada
proses produksi semacam ini terdapat pola atau urutan proses produksi yang pasti dan
tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Untuk menentukan apakah suatu perusahaan menggunakan proses produksi terus
menerus atau terputus-putus bukanlah dilihat dari produk yang dihasilkan, melainkan dilihat
dari pelaksanaan proses produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.

c) Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi


Atas dasar keutamaan proses, proses produksi dalam perusahaan umumnya akan dapat
dipisahkan menjadi dua kelompok yakni:
1) Proses Produksi Utama.
Merupakan proses produksi dimana proses produksi tersebut sesuai dengan tujuan
didirikannya perusahaan yang bersangkutan. Jadi merupakan kegiatan inti perusahaan.
Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
Proses Produksi Terus Menerus, yakni proses produksi dimana terdapat pola atau
urutan proses produksi yang pasti dan tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Proses Produksi terputus-Putus, yakni proses produksi dimana terdapat beberapa pola
atau urutan pelaksanaan produksi. Pola pelaksanaan produksi yang digunakan hari
atau bulan ini sangat mungkin akan berbeda dengan pola atau urutan pelaksanaan
proses produksi pada bulan yang lalu atau bulan yang akan datang.
Proses Produksi Proses, merupakan prosesproduksi dimana pelaksanaan pengolahan
baha baku sampai dengan barang jadi akan melalui suatu proses persenyawaan atau
pemecahan. dengan demikian pelaksanaan proses produksi akan sangat bergantung
pada jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan.
Proses Produksi Proses yang Sama, merupakan jenis proses produksi dimana terdapat
beberapa pekerjaan serta urutan yang sama dalam proses produksi meski produk yang
dihasilkan berbeda-beda.
Proses Produksi Proyek Khusus, merupakan suatu proses produksi yang dilaksanakan
katrena adanya beberapa program khusus atau adanya kepentingan khusus. Apabila
proses produksi yang dilaksanakan untuk program tersebut selesai, maka proses
produksi juga akan berakhir.
Proses Produksi Industri Berat, yaitu proses produksi dimana terdapat berbagai
macam aktivitas sehubungan dengan penyelesaian produksi yang sangat komplek.
Sedemikian kompleknya sehingga proses tersebut dibagi menjadi subproses-
subproses.
2) Proses Produksi Bukan Utama.
Merupakan proses produksi yang dilaksanakan sehubungan dengan adanya kepentingan
khusus. Proses produksi bukan utama ini hanya merupakan kegiatan penunjang dalam
perusahaan yang bersangkutan. yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
Penelitian
Model
Prototype
Percobaan
Demonstrasi

d) Jenis proses produksi ditinjau dari segi peyelesaian proses produksi


1) Proses Produksi Tipe A, merupakan suatu tipe proses produksi dimana dalam setiap tahap
proses produksi yang dilaksanakan dapat diperiksa dengan mudah. dengan demikian
pengendalian dan pengawasan kualitas dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses
produksi.
2) Proses Produksi Tipe B, merupakan suatu proses produksi dimana dalam penyelesaian
proses produksi terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses
produksi, sehingga pengendalian dan pengawasan hanya dapat dilakukan pada beberapa
tahap tertentu.
3) Proses Produksi Tipe C, merupakan proses produksi dengan jalan melakukan proses
penggabungan atau pemasangan (assembling) komponen-komponen menjadi suatu
produk jadi tertentu.
4) Proses Produksi Tipe D, merupakan proses produksi yang mempergunakan mesin dan
peralatan yang terotomatisasi, dan dilengkapi dengan alat pengendalian dan pengawasan
proses.
5) Proses Produksi Tipe E, merupakan proses produksi dari perusahan-perusahaan dagang
dan jasa.

Ada begitu banyak cara dalam mengklasifikasikan proses produksi, namun dalam hal
pengklasifikasian sistem produksi, secara umum sistem produksi sering hanya dikelompokkan
menjadi dua kategori, yakni:
1) Production to order, misalnya pabrik mesin jet, yang hanya akan berproduksi bila ada
pesanan dari perusahaan aircraft.
2) Production to stock, misalnya pabrik radio, berproduksi salah satunya untuk tujuan-tujuan
pengadaan persediaan.
Perbedaan pokok antara sistem produksi berdasarkan pesanan dan sistem produksi untuk
persediaan, dapat dilihat dari fokus kegiatan manajemen produksi/operasi kedua sistem tersebut.
Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk pesanan antara lain:
1) Scheduling merupakan hal yang kritis. Sulit karena setiap pekerjaan atau pesanan bisa jadi
memiliki karakteristik pemrosesan yang unik.
2) Memerlukan pengadaan bahan yang relatif luas atau banyak ragamnya untuk persediaan guna
mengantisipasi pesanan yang sifatnya uncertainty.
3) Persediaan barang jadi tidak menjadi hal yang penting.

Fokus kegiatan manajemen produksi/operasi dari sistem produksi untuk persediaan adalah:
1) Forecasting merupakan hal yang penting dan utama.
2) Pengendalian persediaan sangat penting dalam sistem produksi untuk persediaan, khususnya
dalam perencanaan pembelian dan pengiriman bahan baku dan komponen.
3) Produksi dalam jumlah besar item persediaan bersifat lebih terstruktur.

D. OTOMATISASI DALAM PROSES PRODUKSI

Otomatisasi (automation) adalah penggunaan mesin yang memiliki penginderaan dan alat
pengendalian yang memungkinkannya untuk beroperasi secara otomatis. Otomatisasi diperlukan
untuk proses produksi yang terstandarisasi. Otomatisasi memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya adalah proses produksi yang seragam, jumlah waktu yang dibutuhkan sama,
proses bisa berulang-ulang, dan menurunkan biaya variabel. Kelemahannya otomatisasi biayanya
sangat besar, jumlah output yang diproduksi harus besar, kurang fleksibel daripada tenaga
manusia, otomatisasi dapat memberikan pengaruh buruk pada moral dan produktivitas. Terdapat
3 jenis otomatisasi yaitu :
1) Otomatisasi tetap
2) Otomatisasi terprogram
3) Otomatisasi fleksibel

E. PENGERTIAN DAN PERANAN TATA LETAK FASILITAS

Keberhasilan operasi/produksi sangat ditentukan oleh tata-letak fasilitas fisik. Pengertian


tata letak fasilitas menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
2) Menurut Apple (1990, p2), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai menganalisis, membentuk
konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang atau jasa. Kegiatan
perancangan fasilitas berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu
lingkungan.
3) Menurut Tompkins (1996, p1), facilities planning merupakan ilmu yang multi disiplin,
dimana berkaitan dengan merencanakan layout fasilitas, memilih material handling sistem,
dan menentukan peralatan proses yang diperlukan.
4) Tataletak/susunan fasilitas (layout pabrik) adalah pengaturan mesin-mesin dan peralatan
pabrik yang dimiliki oleh perusahaan.
Keputusan tata letak berarti penempatan terbaik dari fasilitas operasi/produksi, kantor,
mesin, meja atau pusat pelayanan. Keputusan tata letak sangat penting karena alasan-alasan
berikut ini.
1) Keputusan tata letak membutuhkan investasi yang besar.
2) Keputusan tata letak melibatkan komitmen jangka panjang sehingga membuat kesalahan sulit
diatasi.
3) Keputusan tata letak memiliki dampak penting terhadap biaya dan efisiensi operasi.
Tujuan dari perencanaan tata letak fasilitas adalah untuk mendapatkan susunan tata letak
yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan
(mengembangkan tata letak yang ekonomis), dan mengatur sistem tata letak agar mampu
beroperasi dengan efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Dengan adanya susunan tata letak yang
optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dapat berjalan dengan efisien dan
lancar. Keputusan tata letak fasilitas melibatkan pengaturan ruang kerja yang akan
mempengaruhi aliran pekerjaan melalui sebuah sistem dan berdampak pada produktivitas, biaya,
dan fleksibilitas. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai hal-hal berikut :
1) Pemanfaatan yg lebih besar atas fasilitas
2) Arus informasi, bahan baku dan orang yg lebih baik
3) Lebih memudahkan konsumen
4) Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yg lebih aman
Tujuan dasar dari tata letak adalah mempermudah kelancaran aliran kerja, bahan baku,
dan informasi melalui sistem. Tujuan lain dari desain tata letak adalah sebagai berikut.
1) Mempermudah pencapaian mutu produk atau jasa
2) Menggunakan tenaga kerja dan ruang secara efisien
3) Menghindari kemacetan
4) Memperkecil biaya penanganan bahan baku
5) Menghapus pergerakan tenaga kerja atau bahan baku yang tidak diperlukan.
6) Memperkecil waktu produksi atau waktu pelayanan pelanggan.
7) Mendesain untuk keselamatan.

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala
fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman sehingga
akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak
yang baik akan dapat memberikan keuntungankeuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara
lain sebagai berikut :
1) Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar atau lebih
sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja mesin (machine hours).

2) Mengurangi waktu tunggu (delay).


Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masingmasing
departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap
desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan
dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan.
3) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya
pada usahausaha memindahkan aktivitasaktivitas pemindahan bahan pada saat proses
produksi berlangsung.
4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesinmesin yang berlebihan, dan lain
lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata
letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan
ini dan berusaha untuk mengkoreksinya.
5) Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas
produksi lainnya.
Faktorfaktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lainlain adalah erat kaitannya dengan
biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan
elemenelemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien.

Menurut Apple (1990, p3), perancangan tata letak fasilitas berperan penting sebagai berikut :
1) Suatu perencanaan aliran barang yang efisien merupakan prasyarat untuk mendapatkan
produksi yang ekonomis.
2) Pola aliran barang yang merupakan dasar bagi perencanaan fasilitas fisik yang efektif.
3) Perpindahan barang merubah pola aliran statis menjadi suatu kenyataan yang dinamis,
menunjukkan cara bagaimana suatu barang dipindahkan.
4) Susunan fasilitas yang efektif disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan
yang efisien dapat meminimumkan biaya produksi.
5) Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.

F. JENIS-JENIS TATA LETAK FASILITAS

Dalam industri manufaktur, secara umum tata letak dikelompokkan dalam tiga jenis,
yaitu :
1) Tata letak proses (process layout) /tata letak fungsional penyusunan tata letak dimana alat
yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang
sama. Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat digunakan
untuk berbagai jenis produk. Model ini cocok untuk discrete production dan bila proses
produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat jenis produk yang berbeda. Jenis tata
letak proses dijumpai pada bengkel-bengkel, rumah sakit, universitas atau perkantoran. Tata
letak proses digunakan untuk pemrosesan terputus-putus. Kelebihan dan kelemahan tata letak
proses dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Kelebihan Kelemahan

1) Memungkinan utilitas mesin yang tinggi 1) Meningkatkan kebutuhan material


2) Memungkinkan penggunaan mesin-mesin handling karena aliran proses yang
yang multi-guna sehingga dapat dengan beragam serta tidak dapat digunakan ban
cepat mengikuti perubahan jenis produksi berjalan
3) Memperkecil terhentinya produksi yang 2) Pengawasan produksi yang lebih sulit
diakibatkan oleh kerusakan mesin 3) Meningkatnya persediaan barang dalam
4) Sangat fleksibel dalam mengalokasikan proses
personel dan peralatan 4) Total waktu produksi per unit yang lebih
5) Investasi yang rendah karena dapat lama
mengurangi duplikasi peralatan 5) Memerlukan skill yang lebih tinggi
6) Memungkinkan spesialisasi supervisi 6) Pekerjaan routing, pejadwalan dan
akunting biaya yang lebih sulit, karena
setiap ada order baru harus dilakukan
perencanaan/perhitungan kembali

2) Tata letak produk (product layout) apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan
berproduksi dalam jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama
sejak dari awal sampai akhir. Tata letak produk paling kondusif untuk pemrosesan berulang-
ulang. Kelebihan dan kelemahan tata letak produk dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Kelebihan Kelemahan

1) Aliran material yang simple dan langsung 1) Kerusakan pada sebuah mesin dapat
2) Persediaan brg dlm proses yang rendah menghentikan produksi
3) Total waktu produksi per unit yang 2) Perubahan desain produk dapat
rendah mengakibatkan tidak efektifnya tata letak
4) Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang yang bersangkutan
tinggi 3) Biasanya memerlukan investasi
5) Pengawasan produksi yang lebih mudah mesin/peralatan yang besar
6) Dapat menggunakan mesin khusus atau 4) Karena sifat pekerjaaanya yang monoton
otomatis dapat mengakibatkan kebosanan
7) Dapat menggunakan ban berjalan karena
aliran material sudah tertentu

3) Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out) dipilih karena ukuran, bentuk ataupun
karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Tata
letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal lautm pesawat terbang, lokomotif atau
proyek-proyek konstruksi

Kelebihan Kelemahan

1) Berkurangnya gerakan material 1) Gerakan personal dan peralatan yang tinggi


2) Adanya kesempatan untuk melakukan 2) Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan
pengkayaan tugas 3) Memerlukan tenaga kerja yang
3) Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi berketrampilan tinggi
perubahan dalam desain produk, bauran 4) Biasanya memerlukan ruang yang besar
produk maupun volume produksi serta persediaan barang dalam proses yang
4) Dapat memberikan kebanggaan pada tinggi
pekerja karena dapat menyelesaikan 5) Memerlukan koordinasi dalam
seluruh pekerjaan penjadwalan produksi

Karakteristik tata letak fasilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Ada empat macam tata letak fasilitas (layout), yaitu:


1) Layout Proses atau Layout Fungsional
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi
dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout semacam ini
biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka
memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik dalam bentuk,
kualitas, maupun jumlahnya.
2) Layout Produk atau Layout Garis
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan
opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3) Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau
memproses komponen yang sama
4) Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat
proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk produksi untuk
pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya penggunaan layout
proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi untuk pasar.

G. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TATA LETAK FASILITAS

Kelebihan dan kelemahan tiap-tiap jenis tata letak fasilitas (layout) adalah sebagai berikut.
1) Layout Fungsional
Kelebihan Layout Fungsional
1. Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin dan tenaga
kerja
2. Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
3. Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah bila
dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
4. produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat dengan
mudah diproses
5. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan
salah satu mesin rusak
6. Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk
pelaksanaan sistem upah borongan.
Kelemahan Layout Fungsional
1. Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian bila
dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan lebih tinggi
2. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta akuntansi
biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
3. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif
tinggi.
4. Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses relatif
besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas.
5. Pesanan-pesanan sering hilang
6. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
7. Sering terjadi proses membalik.

2) Layout Produk
Kelebihan Layout Produk
1. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat
2. Penentuan routing dan schedulling mudah
3. Tak perlu material handling
4. Bahan cepat diproses
5. Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
6. Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis

Kelemahan Layout Produk


1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan mesin yang
satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga investasi
mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang teliti

3) Layout Kelompok
Kelebihan Layout Kelompok
1. Menghemat biaya pengendalian bahan
2. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada
3. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan schedullingnya sederhana
4. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan yang lalu
Kelemahan Layout Kelompok
1. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
2. Perlu pengendalian bahan yang baik
3. Bagian-bagian tidak luwes
4. Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh

H. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

Dalam perencanaan tata letak pabrik ada enam prinsip dasar yang bisa dipakai, yaitu :
1) Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi factor produksi.
2) Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin.
3) Aliran kerja berlangsung secara normal.
4) Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
5) Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-baiknya.
6) Pengaturan tata letak harus fleksibel.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penempatan fasilitas yaitu:


1) kedekatan lokasi sumber bahan baku.
2) kedekatan dengan pasar (pelanggan dan supplier).
3) faktor tenaga kerja, serta faktor lain yang menunjang seperti transportasi, peraturan
pemerintah, dan sebagainya.

Perancangan fasilitas terdiri atas:


1) Perancangan sistem fasilitas, yang meliputi sistem struktur (gedung dan perlengkapannya),
sistem pencahayaan, listrik, komunikasi, sistem keselamatan kerja, sistem sanitasi, dan
sebagainya.
2) Perancangan tata letak, yaitu penempatan semua perlengkapan, mesin dan peralatan
penunjang pada lokasi-lokasi tertentu di lantai pabrik.
3) Perancangan sistem pemindahan material, yaitu mekanisme untuk memenuhi kebutuhan
interaksi antar fasilitas. Pada perancangan ini juga dilakukan pemilihan alat pemindahan
material.

I. PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

Strategi perencanaan tata letak fasilitas mempertimbangkan beberapa faktor anara lain :
1) Peramalan permintaan pasar
2) Ukuran fasilitas termasuk rencana penambahan kapasitas dari waktu ke waktu
3) Perilaku pesaing
4) Perilaku pekerja dan pelanggan
5) Strategi bisnis perusahaan
6) Kondisi internasional dan globalisasi
Semakin besar volume kapasitas maka semakin kecil biaya setiap unit, hal ini dinamakan
economic of scale. Alasan terjadinya economic of scale adalah karena 2 alasan, yaitu :
1) Biaya fasilitas dan biaya operasi tidak akan bertambah bila volume produksi bertambah.
Apabila volume produksi bertambah maka biaya per unit akan turun, hal ini disebut
economics of scale.
2) Bila produksi dan kapasitas bertambah besar, maka fasilitas akan bertambah besar, sehingga
biaya fasilitas dan biaya per unit akan meningkat. Penambahan biaya tidak sebanding dengan
penambahan output. Hal ini dinamakan diseconomic of scale. Untuk menghilangkan
pengaruh diseconomic of scale, strategi yang dapat digunakan adalah meggunakan fasilitas
yang kecil dengan kapasitas yang besar, menggunakan teknologi mekanis atau automatis,
desentralisasi manajemen.

Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan tata letak fasilitas adalah sebagai
berikut.
1) Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi, bentuk,
ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
2) Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
3) Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya
Untuk melaksanakan langkah diatas, maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus
diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi dimaksudkan
untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh,
sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi
maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.

Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut :
1) Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus
dibuat.
2) Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan
produk.komponen.
3) Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.
Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.
4) Langkah berikutnya adalah menetapkan prosedur atau metode pengaturan tata letak
/peralatan. Disini ada 4 macam tata letak, yaitu :
a) Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (product layout).
b) Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (fixed position layout)
c) Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk
d) Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (process layout)

J. ANALISIS TERHADAP STRATEGI FASILITAS

Untuk mengetahui keefektifan strategi fasilitas yang digunakan, perlu dilakukan kegiatan
analisis. langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis strategi fasilitas adalah sebagai berikut.
1) Pengukuran kapasitas
Langkah pertama dalam melakukan pengukuran kapasitas adalah menghitung tingkat output
maksimum, langkah kedua menetapkan jumlah kapasitas, langkah ketiga menggunakan
kebijaksanaan manajemen dalam menentukan kapasitas puncak.
2) Melaksanakan peramalan
3) Menentukan kebutuhan fasilitas
4) Menentukan fasilitas alternatif
5) Evaluasi terhadap alternative
6) Penentuan fasilitas

You might also like