Professional Documents
Culture Documents
FATMAWATI : 2009.011
VERTIYANI : 2009.044
KATA PENGANTAR
1
Tiada kata terindah yang patut diucapkan kepada ALLAH SWT selain ucapan puji dan
syukur yang setinggi-tingginya karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan askep ini. Askep ini diharapkan berguna bagi mahasisiwa-mahasiswi
sekalian.
Selama penyusunan askep ini, penyusun telah mendapat begitu banyak bantuan dari
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
Keperawatan Medikal Bedah 1 yang telah membimbing penulis dengan sabar dan penuh
perhatian memberikan pengarahan dan bimbingan bagi kesempurnaan askep ini, teristimewa orang
tua yang telah mengasuh dan memberikan dorongan moral maupun bantuan material juga atas
semua doa dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Semoga kebaikan dan keikhlasannya mendapat balasan yang berlipat
ganda dari ALLAH SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam proses penyelesaian askep ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis selalu terbuka dan berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan askep ini dan demi terciptanya askep lain tentang Kanker
Laring yang lebih baik di kemudian hari.
Demikian, semoga askep ini berguna dan memberikan nilai tambah dan manfaat bagi semua
pihak yang memerlukannya.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ........................................................................................ 1
Metode Penulisan ....................................................................................... 1
Sistematika Penulisan................................................................................. 1
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, telah ditetapkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup bagi setiap orang agar berwujud derajat kesehatan yang optimal melalui
terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang ditandai dengan penduduk yang
hidup dalam perilaku dan lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal seluruh wilayah Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia mutlak
dibutuhkan individu yang sehat, baik jasmani maupun rohani sehingga dapat membentuk
keluarga sehat dan nantinya diharapkan menjadi masyarakat yang sehat pula. Untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, pemerintah khususnya Departemen Kesehatan
melakukan pengelolaan secara terpadu dan terorganisir yang lebih menekankan produk kegiatan
kesehatan yang bersifat promotif, preventif maupun rehabilitatif.
Pembangunan kesehatan sekarang ini telah meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan
angka kesakitan penyakit infeksi. Pembagunan ekonomi telah meningkatkan keadaan sosial
ekonomi masyarakat yang salah satu dampaknya adalah perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan gaya hidup masyarakat, peningkatan harapan hidup mengakibatkan angka kesakitan
penyakit degeneratif dan keganasan (kanker)
Salah satu penyakit keganasan tersebut adalah kamker. Kanker merupakan masalah
neurologi primer di dunia dan merupakan penyebabkan kematian ke-4 tersering didunia.
Dari hasil penyelidikan oleh American Health Asosiate (AHA) selama 24 tahun yang
mencakup 5184 pria dan wanita (usia 30-60 tahun), 345 telah mengalami kanker, 60 % dari
mereka sebelumnya telah menderita Artherotrombotik Brain Infare (ABI). Berbeda dengan
serebrovaskuler lainnya, dimana penderita ABI pada pria dan wanita sebanding.
Di Indonesia telah dilakukan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1992
menunjukkan bahwa penyakit kanker telah menempati urutan ke-4 sebagai penyebab kematian.
Carcinoma laring adalah keganasan pada laring atau tumbuhnya sel yang abnormal yang
menyusup kejaringan tubuh yang normal dan merusak fungsinya khususnya pada laring.
Pada tahun 2005 jumlah penderita kanker di RSUD Provensi Sultra.sebanyak 45 orang
penderita yang dirawat yaitu diruang rawat inap sebanyak 21 orang dan rawat jalan sebanyak 24
penderita yang berkunjung.
4
Saat kelompok kami melakukan praktek diruang perawatan saraf mulai tanggal 17 s/d 20
Januari 2006, terdapat penderita stroke yang dirawat sebanyak 9 penderita
Dengan melihat latar belakang diatas, maka kami mengangkat asuhan keperawatan klien
Tn. M dengan gangguan pernapasan berhubungan dengan adanya kanker pada laring yang
dirawat diruang perawatan Teratai RSUD Provensi Sultra sebagai kasus untuk tugas kelompok.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem persyarafan yang berhubungan dengan penyakit Ca. Laring.
2. Tujuan khusus :
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian keperawatan yang terjadi
pada klien Ca. Laring.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam merumuskan diagnosa keperawatan
yang terjadi pada klien Ca. Laring.
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat rencana keperawatan yang
terjadi pada klien Ca. Laring.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan keperawatan yang
terjadi pada klien Ca Laring.
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam menentukan evaluasi keperawatan
yang terjadi pada klien Ca. Laring.
f. Memperoleh pengalaman nyata dalam hal pendokumentasian asuhan
keperawatan yang terjadi pada klien Ca. Laring.
g. Menganalisa perbedaan yang terjadi antara teori dan kejadian
sesungguhnya dilahan praktek (lapangan)
C. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Studi kepustakaan :
Mempelajari literatur yang berkaitan atau sesuai dengan isi laporan kasus ini
2. Studi kasus :
Dimana kami mempergunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif yang
meliputi pengkajian data, penetapan diagnosa, penyusunan rencana, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan.
Untuk melengkapi data dalam pengkajian dipergunakan tehnik :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Pemeriksaan fisik
d. Dokumentasi
5
D. Sistematika Penulisan :
Dalam pembahasan makalah ini kami membagi sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB II : Merupakan tinjauan kasus tentang penyakit kanker. Dalam hal ini
diuraikan tentang laporan kasus dalam situasi yang nyata, disusun
bersadarkan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa,
rencana, tindakan dan evaluasi keperawatan.
BAB III : Merupakan tinjauan teoritis yng membahas tentang penyakit kanker yang
meliputi definisi, etiologi, pembagian kanker, faktor-faktor yang
mempengaruhi kanker, patofisiologi, manisfestasi klinis, pemeriksaan
diagnostik, penatalaksanaan.
BAB V : Merupakan BAB penutup yang berisi kesimpulan dan saran pemecahan
masalah untuk perbaikan pada masa-masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN KONSEP
6
A. DEFENISI
Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang, laring mengandung ruang sempit
antara pita suara (glottis) dimana udara harus melewati ruangan ini. Carcinoma laring adalah
keganasan pada laring atau tumbuhnya sel yang abnormal yang menyusup kejaringan tubuh
yang normal dan merusak fungsinya khususnya pada laring.
Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada plika
ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda vokalis ,
Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan
laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi diberikan pada stadium
1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi
jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat
pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita
dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada
tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh
penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta
dapat dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah
mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini
masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher,
pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini
masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik.Pada penderita ini
kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan sembuh
sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan
trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah
sembuh dari pembedahan suara pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu
benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah
kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah
pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara
yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau
7
tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral
meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan
pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot
penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma )
trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral,
dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara pencernaan.Suatu
sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi
pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus,
vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian
kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat
bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan
pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya
tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan
berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
Stadium Kanker
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis jauh
( M ).
Stadium :
I : T1 No Mo
II : T2 No Mo
III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo
IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.
B. ETIOLOGI
Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, namun diduga berhubungan dengan hal-
hal sebagai berikut:
Laringitis kronis
8
Penggunaan suara berlebihan herediter
50-70 tahun
C. PATOFISIOLOGI
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang
laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk
kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara
pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit
keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker
terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh
limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis
(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar,
sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati
terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
D. MANIFESTASI KLINIS
Bengkak/benjolan ditenggorokan
Disfagia
Dyspnea, lemah
9
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laryngoskopi
Biopsi
CT scan
Rongen dada
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kemoterapi
Pengangkatan laring
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
1. Nama : Tn. U
2. Tgl. Lahir/umur : 40 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Status perkawinan : Kawin
6. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah
7. Pekerjaan : Supir angkot
8. Alamat : kp pangairan Rt 2/ Rw 12, Kel Tomia Timur Kec.
Tomia Kab. Wakatobi
10. No. RM : 0000937032
11. Dx. Medis : Ca. Laring
2. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Keluhan utma
Pasien mengeluh sesak napas dan nyeri pada bagian leher.
- Keluhan yang menyertai
Pasien mengeluh tidak dapat menelan dan susah untuk tidur karena nyeri
atau sakit.
2. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Keluarga pasien dan pasien mengatakan bahwa tidak mengetahui penyakit pasien
sebelumnya karena pasien belum pernah menderita penyakit serius
ebelumnya.Pasien hanya pernah menderita hipertensi, itupun sudah beberapa
tahun belakangan,.
3. Riwayat Kesehatan Keluaga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan yang diderita
oleh keluarga klien, dan juga tidak ada yang menderita penyakit yang sama
11
dengan yang dialami klien sekarang.Namun dalam keluarga klien ada yang
menderita hipertensi.
Genogram 3 generasi
58 th Hipertensi 67 th 70 th 64 th
45 th 43 th 41 th 38 th 34 th 29 th
Hipertensi
Keterangan :
: Laki-laki
12
: Perempuan
: Hubungan perkawinan
: Klien
: Tinggal serumah
3. Riwayat Psikologis
a. Status emosi : stabil tenang
b. Gaya komunikasi : tidak normal, disartria
4. ADL
13
1. frekuensi - Konstipasi
2. jumlah urine
3. warna 3-4 kali/24 jam
4. alat bantu
4. Istirahat tidur 750-1000 cc/24 jam Klien tampak terpasang
a. Lama tidur kateter dengan jumlah
1. Malam Kekuningan haluaran urine 2000 cc/24 jam
2. Siang
- 4-5 jam
b. Penyebab
gangguan tidur 5-6 jam/24 jam
5. Personal hygiene 2-3 jam
a. Mandi - Tidur terjaga
b. Cuci rambut
c. Gunting kuku Beban pikiran
5. Riwayat Psikosocial
Hubungan dengan keluarga harmonis
Hubungan klien dengan tetangga dan lingkungan sekitar baik
6. Riwayat Spiritual
Klien percaya dan yakin kepada TYME
7. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:
a. Klien tampak sakit dan lemah
b. Pasien Nampak terpasang NGT
c. Pasien Nampak terpasang infus
d. Klien tampak mengalami keterbatasan gerak
e. Bed rest (+)
2. Tanda-tanda vital
Kesadaran Compos Mentis, E4V5M6 = 15
Pencatatan / pengukuran :
14
TD : 120/80 mmHg Respirasi : 42 Kpm
Nadi : 98 dpm Suhu : 36,7o C
3. Penilaian dari kapala sampai kaki (head to too)
a. Kepala
a.Penyebaran rambut merata
b. Warna rambut, hitam
c.Kepala dan kulit kepala tampak kotor
b. Muka
a.Pergerakan bola mata : kesan baik, kesegala arah.
b. Konjungtiva tidak anemis
c.Kontak mata tidak di ukur.
c. Telinga
a.Fungsi pendengaran baik
b. Tidak ada serumen
d. Hidung
a.Hidung simetris kiri dan kanan
b. Tidak ada pembengkakkan
c.Adanya pernapasan cuping hidung.
e. Mulut
a.Bibir tampak kering
b. Adanya akumulasi air liur
f. Leher
a.Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
b. Terdapat pembengkakan pada bagian leher
g. Thorax dan fungsi pernapasan
o Dada :
o Bentuk : simetris kiri dan kanan
o Paru-paru
o Jenis pernapasan : hidung
o Suara napas vesikuler
o Wheezing (+)
o Ronchi (+)
o Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
o Jantung
o Terdapat bunyi jantung tambahan
o Kardiomegali (+)
h. Abdomen
a.Perut :
- Bentuk :datar
- Tidak ada benjolan
Hepar
- Tidak terdapat pembesaran dan tidak ada nyeri tekan.
Ginjal :
- Tidak ada pembesaran ginjal
15
- Tidak ada nyeri tekan
i. Saraf cranial
1) N I : fungsi penciuman baik karena dapat membedakan bau antara minyak
kayu putih dan kapas alcohol.
N II : tidak terdapat kelainan dibuktikan dengan dapat mengeja huruf pada
papan nama perawat dengan jarak 30 cm
2) N III, N IV, N VI , gerak bola mata ikut perintah, pupil isokor kiri dan kanan.
3) N V : sensorik: ada sensasi, motorik: kemampuan mengunyah baik
4) N VII , dapat mengangkat alis, mengkerutkan dahi, meringis,
5) N IX dan N X tidak ada rangsangan muntah, klien susah menelan
j. Integumen
a.Kulit
o Warna kulit sawo matang
o Turgor kulit baik
o Tekstur normal
o Temperature hangat
b. Kuku
o Bentuk kuku normal
o Tidak terdapat Clubbing finger
o Warna merah muda
o Hygiene kotor
k. Ekstremitas
Atas
Kekuatan dan gerakan tidak simetris
Keterbatasan rentang gerak
Tidak terdapat pembengkakkan
Bawah
Bentuk simetris
Kekuatan dan rentang gerak tidak simetris
Tidak terdapat reflex patella kiri
Lembab
8. Pengumpulan Data
Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan
jika disentuh atau ditekan
Klien tampak merintih
Klien tampak mengelak bila daerah benjolan disentuh
Klien tampak gelisah
16
Klien tampak berkeringat
Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien
Tampak dispnea
Takikardi
Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan bernapas dengan baik
Perubahan pada frekuensi bernapas dan kedalaman napas
Bunyi napas tidaak normal
Sianosis
Klien mengatakan bahwa ia tida nafsu makan
Keluarga klien mengatan bahwa klien menolak saat diberikan makanan
Penurunan berat badan lebih dari 20%
Klien terlihat tidak menghabiskan makanannya
Klien tampak beberapa kali muntah
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak dapat berkomunikasi dengan
normal atau tidak mau berbicara
Klien tidak dapat mengekspresikan perasaannya lewat kata-kata
Klien tampak tedk bisa berbicara
Perubahan karakteristik suara
Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya
Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis
Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang akan
menimpa dirinya
Klien tampak gelisah
Klien tampak sesekali menangis
Penyimpangan KDM
17
G3 Umum
Masuk pita suara Menekan syaraf G3 pencernaan malabsorbsi Terganggunya permeabilitas membrabne
Pembengkaka pd pita suara Impuls dihantarkan ke otak Berat badan menurun Perpindahan n penimbunan cairan
Kerusakan Komunikasi Verbal Nyeri dipersepsikan Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Menekan paru-paru
Nyeri Akut
Dispnea
B. KLASIFIASI DATA
No DS N DO
o
1. Klien mengatakan bahwa ia 1. Klien tampak merintih
merasakan sakit pada daerah yang 2. Klien tampak mengelak bila daerah
terdapat benjolan jika disentuh atau benjolan disentuh
3.
ditekan Klien tampak gelisah
2. 4.
Adanya laporan sesak napas baik dari Klien tampak berkeringat
5.
3. keluarga maupun klien 6. Tampak dispnea
Klien mengatakan bahwa ia 7. Takikardi
18
mengalami kesulitan bernapas dengan Perubahan pada frekuensi bernapas
4. baik 8. dan kedalaman napas
Klien mengatakan bahwa ia tida nafsu 9. Bunyi napas tidaak normal
5. 10
makan Sianosis
.
6. Keluarga klien mengatan bahwa klien Penurunan berat badan lebih dari 20%
11.
menolak saat diberikan makanan Klien terlihat tidak menghabiskan
Keluarga klien mengatakan bahwa 12 makanannya
klien tidak dapat berkomunikasi . Klien tampak beberapa kali muntah
7. dengan normal atau tidak mau 13 Klien tidak dapat mengekspresikan
berbicara . perasaannya lewat kata-kata
8.
Klien mengatakan bahwa ia cemas Klien tampak tedk bisa berbicara
akan keadaan dirinya 14 Perubahan karakteristik suara
9.
Keluarga klien mengatakan bahwa . Klien tampak gelisah
sesekali klien kelihatan menangis 15 Klien tampak sesekali menangis
Klien mengatakan bahwa ia belum .
16
bisa menghadapi kondisi terburuk
.
yang akan menimpa dirinya
17
.
C. ANALISA DATA
2. DS:
- Adanya laporan sesak napas baik dari
keluarga maupun klien Penimbunan cairan pada cavum Pola nafas inafektif
DO: pleura di paru-paru
- Tampak dispnea
- Takikardi
19
3. DS:
- Klien mengatakan bahwa ia mengalami
kesulitan bernapas dengan baik Terjadi penumpukan sekret Bersihan jalan nafas
DO: inafektif
- Tampak dispnea
- Takikardi
4. DS:
- Klien mengatakan bahwa ia tidak nafsu
makan Gangguan system pencernaan Perubahan nutrisi
- Keluarga klien mengatan bahwa klien kurang dari kebutuhan
menolak saat diberikan makanan
DO:
- Penurunan berat badan lebih dari 20%
- Klien terlihat tidak menghabiskan
makanannya
- Klien tampak beberapa kali muntah
5. DS:
- Keluarga klien mengatakan bahwa
klien tidak dapat berkomunikasi dengan Kerusakan pita suara Kerusakan komunikasi
normal atau tidak mau berbicara verbal
DO:
- Klien tidak dapat mengekspresikan
perasaannya lewat kata-kata
- Klien tampak tedk bisa berbicara
- Perubahan karakteristik suara
6. DS:
- Klien mengatakan bahwa ia cemas akan
keadaan dirinya Adanya pemikiran tentang Ansietas
- Keluarga klien mengatakan bahwa kematian
sesekali klien kelihatan menangis
- Klien mengatakan bahwa ia belum bisa
menghadapi kondisi terburuk yang akan
menimpa dirinya
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak sesekali menangis
7. DS: Pembuluh darah pecah dan Resiko kekurangan
- terjadi perdarahan vlume cairan
DO:
-
20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan jika
disentuh atau ditekan
DO:
- Klien tampak merintih
- Klien tampak mengelak bila daerah benjolan disentuh
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak berkeringat
2. Pola napas inafektif berhubungan dengan penimbunan cairan pada paru-paru
DS:
- Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien
DO:
- Tampak dispnea
- Takikardi
3. Bersihan jalan napas inafektif berhubungan dengan terjadinya penumpukan secret
DS:
- Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan bernapas dengan baik
DO:
- Perubahan pada frekuensi bernapas dan kedalaman napas
- Bunyi napas tidaak normal
- Sianosis
4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan pencernaan dan
kesulitan menelan
DS:
- Klien mengatakan bahwa ia tidak nafsu makan
- Keluarga klien mengatan bahwa klien menolak saat diberikan makanan
DO:
- Penurunan berat badan lebih dari 20%
- Klien terlihat tidak menghabiskan makanannya
- Klien tampak beberapa kali muntah
DO:
21
- Klien tampak tedk bisa berbicara
- Perubahan karakteristik suara
6. Ansietas berhubungan dengan kecemasan akan kematian
DS:
- Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya
- Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis
- Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang akan
menimpa dirinya
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak sesekali menangis
7. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya perdarahan
DS:
-
DO:
-
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnose I
Nyeri akut berhubungan dengan metastase penyakit
22
Rasional: untuk mengetahui data actual tentang kondisi klien
Tempatkan klien pada posisi yang nyaman dengan meninggikan bagian kepala
tempat tidur.
Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernapasan dan
menurunkan resiko aspirasi
Anjurkan tehnik nafas dalam
Rasional: membantu meningkatkan difusi gas
Kolaborasi untuk pemberian oksigan
Rasional: memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk kebutuhan dan menurunka
resiko hipoksia
3. Diagnose III
Bersihan jalan napas inafektif berhubungan dengan terjadinya penumpukan secret
Tujuan: Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka, dengan criteria:
4. Diagnose IV
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan pencernaan dan
kesulitan menelan
23
Rasional: untuk membantu mengurangi anoreksia
Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional:untuk mengurangi rasa mual dan rasa penuh pada perut
Kolaborasi untuk pemberian obar pengurang muntah dan penambah nafsu makan
Rasional: diperlukan untuk meningkatkan nafsu makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat
Rasional: melalui diet yang tepat pemenuhan gizi dapat dilakukan sesuai target
5. Diagnose V
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan pita suara
6. Diagnose VI
Ansietas berhubungan dengan kecemasan akan kematian
Tujuan: Ansietas menurun sampai batas yang dapat ditangani, dengan kriteria:
24
Rasional: pemberian obat ansietas mungkin dibutuhkan
7. Diagnose VII
Resiko kekuangan volume cairan berhubungan dengan adanya perdarahan
Umur : 70 tahun
No. Tindakan
Tanggal Jam Paraf Jam Evaluasi Paraf
DX keperawatan
1. Mengkaji O :
status
neurologis - Klien mengalami penurunan tingkat
R/ - Tingkat kesadaran (apatisi)
08.00 - Respon klien terhadap komunikasi
kesadaran
menurun
25
(apatis) - Tanda-tanda vital
Tek. darah : 160/90 mmHg
- DN :
80 dpm A : Masalah belum teratasi
- R : P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 7
20 kpm
- S :
08.00 0
37 C
08.30
3. Memonitor
GCS : 12
R/ - E : 4
09.30 - M : 6
- V : 2
11.00 2.
Mengkaji
fungsi
bicara
3. Memantau
adanya
perubahan
dalam
penglihatan,
seperti
adanya
26
kebutaan,
gangguan
lapang
pandang.
4. Mempertahan
kan keadaan
tirah baring;
ciptakan
lingkungan
yang tenang.
9. Memberikan
obat sesuai
perintah
pengobatan
a. Infus RL +
Farbion 1
amp/kolf/6
jam
b. Injeksi
Notropil 3
gram/6 jam
c. Injeksi
Brainact 250
mg/kolf/6 jam
d. Aspilet 1x
1
e. Cartrilot 1
x1
f. Elpicet 1
gram/hari
g. Fordesil 3
x1
27
2 17-01- 08.00 1. Mengkaji 13.00 S :
2006 kemampuna
klien dalam - Keluarga klien mengatakan tangan
melakukan atau kaki klien masih tidak dapat
aktivitas digerakan.
9.30
2. Mengubah O:
posisi tidur klien
- Klien nampaklemah
10.00 setiap 2 jam
- Klien nampak terlentang terus tampa
gerak.
- Kekuatan otot berkurang.
3. Meyokong 0 5
ekstermitas
10.00 dalam posisi
fungsional, 0 5
gunakan
10.00 papan kaki
selama A : Masalah belum teratasi
periode
paralisis P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6
dan 7
10.15
6. Meninggikan
lengan dan
kepala.
10.15
5
Menempatka
11.00
n bantal
dibawah
aksila untuk
melakukan
abduksi pada
tangan.
7.
Menganjurka
28
n klien untuk
pergerakan
dan latihan
dengan
menggunakan
lengan yang
tidak sakit.
4. Melatih klien
untuk
melakukan
ROM pasif dan
aktif
5. Memberikan
HE pada
klien tentang
pentingnya
pergerakan
anggota gerak
dalam
mengurangi
atropi otot
09.00 2. O :
Mengauskultasi
bising usus - Klien nampak lemah
29
gizi dalam P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 5, 6
pengaturan
12.00 makanan dan 7
12.00 5. Mengatur
posisi yang
menyenangka
n saat makan
(kepala
sedikit
ditinggikan)
dan
dimiringkan
3. Memberikan
makan dalam
porsi sedikit
tetapi sering.
6. Memberikan
makanan
melalui oral,
IVFD sesuai
intruksi
30
- Klien berkomunikasi masih dengan
cara menulis
2. Membedahka
n antara
08.30 gangguan A : Masalah belum teratasi
bahasa
(disfagia/afasi P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
a) dan
gangguan
bicara
08.30
(dispraksia/ap
raksia).
3. Mendengarka
09.00 n kesalahan
percakapan
klien dan beri
umpan balik.
09.15 4. Berbicara
dengan klien
dengan suara
yang jelas
dan tidak
terlalu cepat
11.00
5. Melatih klien
mengucapkan
kata-kata
pendek dan
mengulangin
ya.
1. Menghargai
setiap
kemampuan
klien dan
hindari
pembicaraan
yang
merendah-an
31
6. Menyediakan
alat tulis
disamping
tempat tidur
bila klien bisa
menuli
Umur : 70 tahun
No. Tindakan
Tanggal Jam Paraf Jam Evaluasi Paraf
DX keperawatan
32
1. Mengkaji status A : Masalah belum teratasi
neurologis
P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 7
R/ - Tingkat
08.3 kesadaran (apatis) dan 9
0
3. Memonitor GCS
: 12
R/ - E : 4
09.0 - M : 6
0
- V : 2
09.1
5 5. Mengkaji fungsi
bicara
6. Memantau
10.0 adanya perubahan
0 dalam
penglihatan,
seperti adanya
kebutaan,
gangguan lapang
11.0
pandang.
0
7. Mempertahankan
keadaan tirah
baring; ciptakan
lingkungan yang
tenang.
33
perintah pengobatan
a. Infus RL +
Farbion 1
amp/kolf/6 jam
b. Injeksi
Notropil 3 gram/6
jam
c. Injeksi
Brainact 250
mg/kolf/6 jam
d. Aspilet 1x 1
e. Cartrilot 1 x 1
f. Elpicet 1
gram/hari
g. Fordesil 3 x 1
3. Menyokong
ekstermitas dalam
posisi fungsional, A : Masalah belum teratasi
34
08.0 gunakan papan P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6
0 kaki selama
periode paralisis dan 7
5. Menempatkan
09.0 bantal dibawah
0 aksila untuk
melakukan
abduksi pada
09.4 tangan.
5
4. Melatih klien
untuk melakukan
ROM pasif dan aktif
7. Menjurkan klien
untuk pergerakan
dan latihan
dengan
menggunakan
lengan yang tidak
sakit.
35
ahli gizi dalam
pengaturan
11.4 makanan A : Masalah belum teratasi
5
P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, ,5, 6
3. Memberikan
makan dalam
porsi sedikit tetapi
sering.
6. Memberikan
makanan melalui
oral, IVFD sesuai
intruksi
36
08.4 bahasa (disfagia/ A : Masalah belum teratasi
5 afasia) dan
gangguan bicara P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4, 5,
(dispraksia/apraks 6 dan 7
ia).
08.4
5 3. Mendengarkan
kesalahan
percakapan klien
dan beri umpan
balik.
09.0
0
1. Berbicara dengan
klien dengan
suara yang jelas
dan tidak terlalu
09.1 cepat
5
2. Melatih klien
mengucapkan
kata-kata pendek
dan
09.1
mengulanginya.
5
3. Menyediakan
alat tulis
disamping tempat
tidur bila klien
bisa menulis
7. Menghargai
setiap kemampuan
klien dan hindari
pembicaraan yang
merendahan
37
LANJUTAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN :
Umur : 70 tahun
No. Para
Tanggal Jam Tindakan keperawatan Paraf Jam Evaluasi
DX f
38
08.30 - S : 36,5 0 C 5, 6, 7
dan 9
3. Memonitor GCS : 12
R/ - E : 4
- M : 6
09.00 - V : 2
6. Memantau adanya
perubahan dalam
10.00 penglihatan, seperti
adanya kebutaan,
gangguan lapang
pandang.
11.30
7. Mempertahankan
keadaan tirah baring;
ciptakan lingkungan
yang tenang.
9. Memberikan obat
sesuai perintah pengobatan
a. Infus RL + Farbion 1
amp/kolf/6 jam
b. Injeksi Notropil 3
gram/6 jam
39
d. Aspilet 1x 1
e. Cartrilot 1 x 1
f. Elpicet 1 gram/hari
g. Fordesil 3 x 1
0 5
3. Menyokong ekstermitas
0 5
09.10 dalam posisi fungsional,
gunakan papan kaki
selama periode paralisis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutan intervensi 1, 2, 3, 4,
09.15
5. Menempatkan bantal 5, 6
dibawah aksila untuk
melakukan abduksi dan 7
09.45 pada tangan.
40
pergerakan dan latihan
dengan menggunakan
lengan yang tidak sakit.
3. Memberikan makan
dalam porsi sedikit
tetapi sering.
6. Memberikan makanan
melalui oral, IVFD
sesuai intruksi
41
2006 komunikasi seperti tidak - Keluarga klien mengatakan klien
memahami kata atau masih sulit bicara
mengalami kesulitan
08.30 berbicara.
O :
09.45
5. Melatih klien
mengucapkan kata-kata
pendek dan
mengulanginya.
09.50
7. Menghargai setiap
kemampuan klien dan
42
hindari pembicaraan
yang merendahan
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien Tn. M dengan
gangguan pernapasan yang berhubungan dengan penyakit kanker pada laring diruang teratai
RSUD Provinsi Sultra selama 4 (empat) hari mulai dari tanggal 17 s/d 20 Januari 2006, maka pada
BAB ini kami akan membahas kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh pada
kasus, juga membahas faktor pendukung dan penghambat selama melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus ini.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien Tn. M, kami menerapkan asuhan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dengan mempunyai 5 tahap yaitu Pengkajian,
diagnosa , perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan, berdasarkan hal tersebut,
maka kami melakukan pengkajian pada klien Tn. M yang dirawat diruang teratai RSUD
Provinsi Sultra pada tanggal, 17 Januari s/d 20 Januari 2006.
Adapun keluhan utama yang ditemukan pada saat dikaji pada tanggal 17 Januari 2006
melalui keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak dapat bernapas dengan bain dan efektif.
Sedangkan keluhan yang menyertai keluhan utama yaitu klien susah/sulit berbicara, susah
mengunyah dan menelan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembengkakan pada
bagian leher, gangguan komunikasi dan sulit Buang Air Besar (BAB).
Dengan demikian keluhan utama yang dialami klien Tn.M, sebagian besar sesuai dengan
teori dimana telah dijelaskan bahwa manifestasi klinis dari gangguan pernapasan akibat kanker
umumnya dijumpai adanya sesak, kehilangan komunikasi, gangguan perseptual, kerusakan
aktifitas mental dan psikologis dan disfungsi kandung kemih dan buang air besar. Sedangkan
tanda dan gejala lain yang menyertai keluhan utama klien merupakan manifestasi dari kanker
laring.
43
Berdasarkan hasil pengkajian yang kami sampaikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dari teori-toeri yang kami pelajari, tidak ditemukan kesenjangan yang berarti atau tidak terlalu
jauh dari konsep/teori.
B. Diagnosa Keperawatan
Dari literatur yang kami pelajari, diagnosa keperawatan yang terjadi pada klien dengan
penyakit kanker laring ada 7 diagnosa keperawatan yaitu :
Sedangkan dari tinjauan kasus atau asuhan keperawatan pada klien Tn. M didapatkan 4
(empat) diagnosa keperawatan yaitu :
1. Bersihan jalan napas inafektif berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan kelemahan pada otot
menelan dan mengunyah
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan pita suara (hemisfer
bahasa atau bicara bagian kanan dan kiri akibat dari menekan saraf serebral dikorteks
serebral
b. Implementasi :
44
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
Setelah dievaluasi masalah sebagian teratasi, ini disebabkan karena waktu
penanganan kasus sangat singkat.
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
45
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
a. Intervensi :
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
a. Intervensi :
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
46
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
a. Intervensi :
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek
a. Intervensi :
Semua rencana keperawatan dapat diimplementasikan pada klien dalam kasus ini .
c. Evaluasi :
Dengan demikian disimpulkan bahwa pada diagnosa keperawatan diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Carcinoma laring adalah keganasan pada laring atau tumbuhnya sel yang abnormal yang
menyusup kejaringan tubuh yang normal dan merusak fungsinya khususnya pada laring.
2. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M adalah dengan tujuan mengatasi masalah
dan mengembalikan fungsi tubuh terutama fungsi otak
3. Pada pengkajian asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien Tn. M sesuai dengan
konsep, yaitu menyangkut aspek Bio-psiko-sosiospritual.
4. Diagnosa keperawatan yang terdapat pada klien Tn. M, sebanyak 4 diagnosa keperawatan
dan semuanya adalah diagnosa/masalah aktual. Perencanaan asuhan keperawatan pada klien
Tn. M yang bertujuan mengatasi masalah klien terutama dalam rangka memenuhi
kebutuhan oksigenasi dan sirkulasi.
5. Implementasi keperawatan sesuai rencana keperawatan selama 4 hari, yaitu tanggal 17 s/d
20 Januari 2006, maka berdasarkan catatan perkembangan pada klien Tn. M, dua diagnosa
tertasi masalahnya, sedangkan yang duanya masalahnya teratasi sebagian.
B. Saran
1. Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat, maka diharapkan perawatan secara
komprehensif terhadap kasus kanker perlu diintensifkan dalam proses keperawatannya.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pernapasan perlu
keterlibatan klien dan keluarganya sangatlah penting. Oleh karena itu, perlu kerja sama yang
baik dan penuh pengertian dari semua perawat dalam melibatkan klien dan keluarganya.
48
3. Perlunya perawatan meningkatkan pelayanan yang cepat dan tepat untuk menghindari efek
psikologis sehingga klien dan keluarganya merasa aman dan nyaman dengan pelayanan
yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary; DKK. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. Jakarta: EGC
Capernito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik edisi 6. Jakarta:
EGC
Gale, Danielle; Jane Charette. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta; EGC
Ramali, Med. Ahmad; K. St. Pamoentjak. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan
www.google.com
49