Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengetahui bahan baku dalam pembuatan asam fosfat
Mengetahui proses dalam pembuatan asam fosfat
Mengetahui manfaat asam fosfat
BAB II
ISI
Batuan fosfat adalah batuan yang terbentuk secara alami, tersusun dari mineral
apatit. Batuan fosfat tidak dapat sepenuhnya disebut mineral, karena tidak memiliki
komposisi kimia yang pasti. Batuan fosfat merupakan substansi sekunder yang
terbentuk akibat akumulasi dari sisa-sisa organik seperti tulang dan
penggantian kapur, kalsit, dll, dengan larutan fosfat untuk membentuk campuran
kalsium fosfat. Warna dalam apatit sering disebabkan oleh adanya unsur tanah
langka atau dengan penyinaran alam.
Fariasi batuan fosfat yang paling sering di temukan :
b. Francotile : Ca10(PO4)6x(CO3)x(F,OH)2+x
Sifat mineralogi yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan,
hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 dalam skala Mohs. Fosfat
komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan
sebagian kecil
wavellite, (fosfat aluminium hidros) (Evan,2000).
Keasaman (pKa) : 3
Trihydroxidooxidophosphorus
Nama IUPAC
Rumus Molekul H3PO4
Berat Molekul 98 gr/mol
Wujud Padatan putih atau tidak berwarna
1,885 g/mL (cairan)
Berat Jenis
Anhidrat 0
2,030 g/mL (Kristal pada 25C )
0 0
42,35 C (108,23 F; 315,5 K)
Titik Leleh
0 0
158 C (316 F, 431 K)
Titik Didih
0
392,2 g/100 g (-16,3 C)
0
Kelarutan dalam Air 369,4 g/100 mL (0,5 C)
(H2SO4 Leaching)
Gambar 25.2. Diagram Alir Proses Produksi Asam Phospat dengan Asam Kuat
(H2SO4 Leaching)
Batuan fosfat dipecah hingga ukuran 65% - 200 mesh, dimasukkan ke dalam
reactor pengaduk dan ditambahkan H2SO4 93 98% dengan suhu pemanasan dari
75 80 C, setelah itu didinginkan dengan udara. Kemudian dialirkan ke
travelling pan filter untuk proses penyaringan dan dicuci dengan air panas. Air
cucian yang mengandung gypsum dikirim ke gypsum plant atau ditampung
sebagai slurry, diolah dan dibuang ke lagoon. Air cucian yang mengandung asam
fosfat encer di travelling pan filter, direcycle ke reactor. Gas dari reactor
dibersihkan di fume scrubber sehingga bisa dibuang, larutan yang tidak terbentuk
sempurna ditampung sebagai slurry. Hasil dari travelling pan filter dipisahkan
dalam reactor dan terbentuk produk 40% H 3PO4, dan hasil samping berupa sludge
direcycle kembali ke travelling pan filter. Untuk mendapatkan hasil H 3PO4 yang
cukup murni, larutan dari travelling pan filter dimasukkan ke dalam evaporator
untuk menguapkan air dengan bantuan steam sehingga dihasilkan H3PO4 75%.
H3PO4 40% dicampur dengan H3PO4 75% dan ditambahkan H2SO4 93 98%
dan dinetralkan dengan NH3 pada tangki berpengaduk. Pengadukan bertingkat
terjadi dari tangki 1, ke tangki 2, dan ke tangki 3. Dari tangki 1 ada yang langsung
ke tangki 3, gas dari tangki 1, 2, dan 3 dialirkan ke fume dust scrubber untuk
dibersihkan dan bisa dibuang. Dari tangki 3 dialirkan ke rotary granulator yang
ditambah potassium kristal untuk membentuk butiran. Butiran dikeringkan di
Rotary Dryer dengan bantuan udara panas pada suhu 150 C. Udara dan debu
keluar pada suhu 80 C, dialirkan ke fume dust scrubber, dibersihkan dan dibuang
ke vent gas. Butiran yang kering menuju double deck screen ( tempat pengayakan
), diayak. Produk yang halus digunakan sebagai bahan dasar pupuk kimia, untuk
dikarungi dan dikapalkan. Sedangkan produk yang kasar dipecah lagi dan diayak
sesuai dengan produk yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sulfat. Diakses pada
tanggal 16 Desember 2014
Kesuma, Sapta Hadi. 2016. Pross Produksi Amoniak dan Gas Alam.
https://www.academia.edu/9667271/Proses_Pembuatan_Amonia. [11 Oktober
2016]