You are on page 1of 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN JATUH

Bidang Study : Keperawatan Dasar Manusia


Topik : Pencegahan jatuh
Sub topik : Faktor-faktor penyebab jatuh dan cara-cara pencegahan
jatuh.
Sasaran : Keluarga pasien dengan masalah mobilisasi
Tempat : Ruang Alamanda
Hari/Tanggal : Senin, 27 Maret pukul 13.00 WIB
Waktu : 20 menit

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan , keluarga Ny.S dapat
memperlihatkan upaya menghindari cedera (jatuh).

II. Tujuan Kusus


Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit tentang
pencegahan cidera/jatuh diharapkan keluarga klien dapat:
1. Menyebutkan faktor penyebab jatuh dengan bahasanya sendiri.
2. Menyebutkan cara-cara pencegahan jatuh dengan baik.

III. Materi
Terlampir

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. Media
1. Booklet
2. Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


PESERTA
1. 3 Pembukaan :
Menit a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan Menjawab salam
salam. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit 1. Menjelaskan dan menyebutkan faktor Memperhatikan
penyebab jatuh.
2. Menjelaskan dan menyebutkan cara-cara
pencegahan jatuh dengan baik.
3. Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang
diajukan.
3. 10 Evaluasi :
Menit Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab
yang telah diberikan, dan reinforcement pertanyaan
kepada keluarga yang dapat menjawab
pertanyaan.

4. 2 Terminasi :
Menit Mengucapkan terimakasih atas peran serta Mendengarkan
peserta.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

VII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Alamanda
c. Alat dan media yang akan digunakan dalam penyuluhan sudah
tersedia, siap, lengkap, dan dapat digunakan dalam penyuluhan
seperti Booklet, dan SAP.
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
e. Lingkungan tertata dengan baik, tenang, dan rapi.
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran (keluarga pasien) bersedia meluangkan waktu untuk
mengikuti penyuluhan.
b. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Semua sasaran mau menyimak dan memperhatikan saat penyaji
menyampaikan materi.
d. Semua sasaran antusias bertanya tentang hal yang tidak diketahui.
e. Sasaran mampu mengajukan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
f. Kehadiran peserta diharapkan 90% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
g. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
h. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai waktu yang ditentukan.
i. Adanya kesepakatan antara sasaran dan penyuluh dalam
menentukan implementasi selanjutnya.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% keluarga mampu menjelaskan dan menyebutkan faktor
penyebab jatuh.
b. 80% keluarga mampu menjelaskan dan menyebutkan cara-cara
pencegahan jatuh dengan baik.

Daftar Pustaka

Nanda. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta : Penerbit Mediaction jogja

http//:www.doktersehat.//12/11/02-keamanan-kenyamanan-pasien.html.

Lampiran Materi

Menghindari Risiko Jatuh Pada Lansia

Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang
lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri,
kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya
rasa percaya diri sehingga lansia membatasi aktivitasnya sehari-hari yang
menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya.

1. Apa faktor penyebab seorang Lansia terjatuh ?


Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu: Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik.
a. Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh
sesisi , Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi
yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan . Gangguan
penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada
lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope, syncope
lah yang sering menyebabkan jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga
disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam,
asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor-faktor lingkungan pun dapat menyebabkan risiko jatuh meningkat,
seperti: Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau
tergeletak di bawah,tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah
dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai
tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset
yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau
mudah tergeser,lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang
atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya.
2. Pencegahan
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan
yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.

b. Modifikasi lingkungan
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
4) Pasang pegangan tangan pada tangga, kamar mandi.
5) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang
biasa untuk melintas.
6) Gunakan lantai yang tidak licin.
7) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
8) Hindari furnitur yang beroda.

c. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia


1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.

d. Alas kaki
1) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
2) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan.
3) Pakai sepatu yang antislip atau sandal berbahan karet tidak licin.

e. Alat bantu jalan


Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak
menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual. Alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang
digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan.
Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-
wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan
alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.

f. Memelihara kekuatan tulang


1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua.
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik

You might also like