You are on page 1of 5

ANALISA SINTESA

PENGKAJIAN

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. MS
Umur : 50 Th
Alamat : Baledono RT. 04 RW. 03 Purworejo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
B. Diagnose Medis : Asma
PEMERIKSAAN
1. Keluhan Utama :
Pasien datang ke IGD RSUD Saras Husada pukul 15.30 WIB dengan keluhan
sesak napas. Napas cepat dan dangkal disertai batuk. Sebelumnya pasien
minum obat Rheumasil karena capek bepergian ke luar kota.
2. Primary Survey
A : Ada sumbatan jalan napas , bunyi napas wheezing.
B : RR : 30/menit. Napas cepat dan dangkal.
C : TD : 180/100 mmHg. S : 36,4 C. N : 80/menit.
D : Kesadaran Compos Mentis ( CM ).
E : Tidak terdapat luka pada tubuh.
3. Diagnosa Keperawatan Utama : Bersihan Jalan napas tidak efektif b/d
Penyempitan lumen bronchiolus
4. Tindakan Keperawatan :
A. Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1 DS :
Pasien mengatakan sesak Penyempitan Bersihan Jalan
napas lumen bronchiolus napas tidak efektif
DO :
Nafas cepat, dangkal,
wheezing, batuk.
RR : 30/menit.
B. Rencana` tindakan Keperawatan

No. Dx. Keperawatan NOC NIC


1 Bersihan jalan Setelah dilakukan - Auskultasi bunyi
napas tidak tindakan keperawatan di napas, catat adanya
efektif b/d IGD 1 x 20 menit, pasien bunyi misal : ex
Penyempitan dapat mempertahankan wheezing, ronki.
lumen jalan napas yang efektif - Pantau frekuensi
bronchiolus dengan kriteria hasil : pernapasan
RR dlm batas - Tempatkan pasien
normal pada posisi yang
Bunyi napas nyaman ( semi
bersih / jelas fowler )
Kemudahan - Beri terapi nebulizer
bernafas - Beri terapi oksigen.
- Catat adanya derajat
dispnea, misalnya
ansietas. distress
pernapasan,
penggunaan otot
bantu.
- Manajemen
lingkungan, contoh
bebas asap rokok,
debu.
- Observasi karakteristik
batuk
- Kolaborasi pemberian
obat sesuai dengan
indikasi bronkodilator.

` B. Implementasi dan Evaluasi

No. Dx. Keperawatan Waktu Implementasi Evaluasi


1 Bersihan jalan Jam 1. Mengkaji KU dan S : Pasien
napas tidak 15.40 TTV mengatakan
efektif b/d 2. Mengkaji pola sesak sudah
Penyempitan napas saat sangat
lumen ekspirasi dan berkurang
bronchiolus inspirasi O : Terpasang
3. Memposisikan Oksigen 3 liter/
pasien semi menit
fowler TD : 170/95
4. Memasang Infus. mmHg
5. Memberikan RR : 26/menit
terapi Nebulizer N : 80/menit
dengan : - A : Masalah teratasi
Ventolin 2,5 mg sebagian
- Flixotide 0,5 P : Lanjutkan
mg intervensi :
6. Menganjurkan - Manajemen
minum hangat lingkungan :
7. Kolaborasi dokter Bebas asap, debu
pemberian obat - Gunakan
bronkodilator masker

5. Dasar Pemikiran tindakan


Posisi semi fowler adalah posisi dimana kepala dan dada di naikkan setinggi
30 - 45 tanpa fleksi lutut
Tujuan dari tindakan ( posisi semi fowler ) adalah :
1. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasa dan
kardiovaskuler
2. Untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan pada
diafragma
3. Untuk memberikan kenyamanan pada pasien
4. Untuk melakukan aktifitas tertentu, misalnya membaca, menonton TV,
makan
Cara pelaksanaan tindakan :
1. Mencuci tangan
2. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur / bantu pasien untuk duduk
4. Berikan alat bantu sandaran ( registin ) atau atur sandaran tempat tidur
dengan sudut 30 - 45
5. Observasi kenyamanan pasien
6. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
7. Cuci tangan
6. Prinsip Tindakan
> Tahap pra Interaksi
a. Memastikan kembali identitas pasien
b. Mengkaji keluhan dan tanda sesak napas
c. Mempersiapkan peralatan
d. Menjaga privasi pasien
> Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Mengatur posisi pasien
d. Meminta pasien untuk bekerja sama selama tindakan berlangsung
> Tahap Kerja
a. Perawat mencuci tangan
b. Perawat memakai masker dan sarung tangan
c. Perawat berdiri disamping kanan menghadap ke pasien
d. Membantu pasien untuk duduk di tempat tidur
e. Memasang alat sandaran ( registin ) atau mengatur sandaran tempat
tidur dengan sudut sudut 30 - 45
f. Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua tangan
g. Perawat menyangga tubuh pasien dengan cara tangan kanan perawat
masuk ke ketiak pasien dan tangan kiri perawat
menyangga punggung pasien
h. Meng instruksikan ke pasien untuk merebahkan badannya ke belakang
i. Melepas sarung tangan
g. Merapikan kembali pasien dan tempat tidur
h. Perawat mencuci tangan

> Tahap Terminasi


a. Meng evaluasi respon pasien
b. Menyampaikan informasi perawatan selanjutnya
c. Mengakhiri kegiatan dan memberi salam
d. Dokumentasikan kegiatan
7. Analisa Tindakan Keperawatan
Dijelaskan oleh Wilkison ( Supadi dkk, 2008 : 98 ) bahwa posisi semi
fowler dimana kepala dan tubuh dinaikkan 45 membuat oksigen didalam
paru-paru semakin meningkat sehingga memperingan kesukaran napas.
Penurunan sesak napas tersebut didukung juga dengan sikap pasien yang
kooperatif, patuh saat diberikan posisi semi fowler sehingga pasien dapat
bernapas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Supadi dkk, ( 2008 ) bahwa
pemberian semi fowler mempengaruhi berkurangnya sesak napas sehingga
kebutuhan dan kualitas tidur pasien terpenuhi. Terpenuhinya kualitas tidur
pasien membantu proses perbaikan kondisi pasien lebih cepat.
Menurut Refi S dan Annisa A ( 2011 ) pemberian posisi semi fowler
dengan derajat kemiringan 45 yaitu menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen
pada diagfragma. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pemberian posisi
semi fowler mengurangi sesak napas.

8. Pembahasan
Tindakan pemberian posisi semi fowler yang di lakukan untuk pasien asma di
ruang IGD RSUD Saras Husada Purworejo ternyata efektif untuk mengurangi
sesak napas walaupun tentunya dari reflex pasien sendiri saat sesak napas
akan lebih nyaman dengan posisi duduk atau setengah duduk untuk
meredakan penyempitan jalan napas dan memenuhi O2 dalam darah.

9. Daftar Pustaka
Depkes RI. 2002. Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Depkes RI.
Jeremy. 2006. At a Glance Sistem Respirasi edisi Kedua. Erlangga.
Kim, K. 2004. The Effects of Semi- Fowler's Position on Post- Operative
Recovery in Recovery Room for Patients with Laparoscopic Abdominal
Surgery. Abstract. College of Nursing, Catholic University of Pusan, Korea
Rusmono. 2008. Penyakit Asma yang Mematikan setelah Stroke. Solo Pos.
27 Januari.
Setiawati, L. 2008. Efektivitas Penggunaan Posisi Semi Fowler Pada Klien
TBC Untuk Mengurangi Sesak Napas (Studi Kasus Di Rumah Sakit Paru
Batu). Jurnal. http://athearobiansyah.blogspot.co m/2008/03/asuhan
keperawatan- kebutuhan-oksigenasi.html.
Somantri, I. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Supartini N, Santoso DI, Kardjito T. Konsep baru Patogenesis asma
bronchial. J Respir Indo 1995;15:156-62
Supadi, E. Nurachmah, dan Mamnuah. 2008. Hubungan Analisa Posisi Tidur
Semi Fowler Dengan Kualitas Tidur pada Klien Gagal Jantung di RSU
Banyumas awa Tengah. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Voplumer IV
No. 2 Hal 97-108
Suryanto E, Hambali S,Subroto H., Pengobatan jalan untuk asma. J Respir
Indo 1988;8:30-5

You might also like