Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika I
yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Aloysius Duran Corebima, M.Pd.
Oleh :
S1 Pendidikan Biologi Offering A
Kelompok 2
1. Bidari Intan Rucitra (150341602763)
2. Maya Agustin (150341607439)
D. Dasar Teori
Bawang merah termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae,
kelas Monocotyledonae, ordo Liliales, familia Liliaceae, genus Allium, spesies Allium
ascalonicum L., sinonim Allium cepa var. ascalonicum. Tanaman ini dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga ketinggian
1.100 m dpl. Namun produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl),
bersuhu 25-32C, pH tanah antara 5,5-6,5, dan mendapat sinar matahari 70%
(Rukmana, 1994; Wibowo, 1991).
Pengamatan pembelahan mitosis dapat dilakukan pada akar Allium cepa L.). Akar
merupakan organ tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah. Akar dapat
dibedakan dengan rizom (batang yang tumbuh di dalam tanah) karena akar tidak
memiliki ruas dan buku serta tidak ditumbuhi daun. Akar berfungsi untuk melekat pada
substrat, menyerap air dan mineral dari dalam tanah, dan untuk menyimpan cadangan
makanan. Pada ujung akar banyak ditemukan sel-sel meristem yang aktif membelah
untuk menambah panjang akar sehingga penyerapan air dan mineral dari dalam tanah
bisa maksimal (Sulisetijono dkk, 2013). Pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
meristem tudung akar Allium cepa L.) adalah pembelahan mitosis.
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Pembelahan mitosis
merupakan proses pembelahan pada sel yang mempertahankan jumlah kromosom
dengan cara mengalokasikan kromosom yang direplikasikan secara sama ke masing-
masing nukleus anak. Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan
sitoplasma. Pembelahan mitosis terjadi dalam 4 tahap, yaitu profase, metaphase,
anaphase dan telofase. Pembelahan mitosis diawali dengan pembelahan inti. Mitosis
umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Hasil akhir
dari pembelahan mitosis adalah dihasilkannya sel anak yang mempuyai sifat yang sama
dengan induknya (2n) (Yatim, 1983).
E. Alat dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca benda dan kaca penutup
3. Pipet tetes
4. Pinset
5. Gelas arloji
6. Silet
7. Botol vial
8. Gelas arloji
Bahan :
1. Ujung akar bawang merah (Allium cepa)
2. Kertas hisap
3. Tisu
4. Alkohol 70 %
5. FAA
6. HCl 1 N
7. Acetocarmin
F. Prosedur Kerja
Ditumbuhkan bawang merah (Allium cepa L.) pada botol plastik yang berisi air
dengan cara menusuk bagian tengahnya menggunakan tusuk sate.
Diambil potongan akar dengan pinset dan diletakkan di atas kaca benda
Ditambahkan alkohol 70% sampai akar terendam selama 5 menit, kemudian dihisap
dengan kertas hisap atau tissue
Dicacah potongan tudung akar (bagian yang berwarna putih) dengan silet sampai
benar-benar halus dan merata
2 Metafase
(perbesaran 40 x 10)
3 Anafase
(Perbesaran 40 x 10)
4 Telofase
(perbesaran 40 x 10 )
I. Pembahasan
Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Pembelahan mitosis
merupakan proses pembelahan pada sel yang mempertahankan jumlah kromosom
dengan cara mengalokasikan kromosom yang direplikasikan secara sama ke masing-
masing nukleus anak. Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan
sitoplasma. Pembelahan mitosis terjadi dalam 4 tahap, yaitu profase, metaphase,
anaphase dan telofase. Pembelahan mitosis diawali dengan pembelahan inti. Mitosis
umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Hasil akhir
dari pembelahan mitosis adalah dihasilkannya sel anak yang mempuyai sifat yang sama
dengan induknya (2n) (Yatim, 1983).
Pengamatan pembelahan mitosis dilakukan pada tudung akar bawang merah
(Allium cepa L.) yang berumur 7 hari. Penggunaan tudung akar pada praktikum
pengamatan pembelahan mitosis karena pada bagian tudung akar merupakan salah satu
jaringan yang sel-sel penyusunnya bersifat meristematik (aktif membelah). Pemotongan
tudung akar dilakuakan pada pukul 24.00 WIB. Menurut Margono (1973) hal ini
dikarenakan pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktifitas
pembelahan dengan rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 24 malam. Sehingga
tahap-tahap mitosis dapat teramati.
Setelah dipotong, akar bawang merah dimasukkan ke dalam botol fial yang berisi
larutan FAA. Larutan FAA merupakan larutan fiksatif yang berfungsi untuk
menghentikan pembelahan sel dan mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang seperti
kondisi pada saat pemotongan, sehingga memudahkan pengamatan tahap-tahap
pembelahan mitosis. Sebelum dilakukan pengamatan pada mikroskop, potongan akar
bawang merah direndam di dalam alkohol 70% selama 5 menit. Perendaman ini
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam sel-sel akar
bawang merah. Selain itu perendaman dengan alkohol bertujuan untuk mensterilkan
akar bawang dari mikroba (Crowder, 1993)
Setelah direndam dalam alkohol kemudian diteteskan larutan HCl 1 N selama 5
menit. Perendaman dalam HCl akan memperjelas batas antara tudung akar dengan sel-
sel di atasnya, tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar
bawang merah, pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga
memudahkan dalam memotong atau mencacah.
Setelah ujung akar dipotong kemudian ditetesi dengan acetocarmin. Tujuannya
untuk mewarnai kromosom-kromosom dalam sel yang sedang membelah (Kimball,
1998). Kemudian ujung akar bawang dicacah menggunakan silet. Pencacahan dengan
menggunakan silet yang telah berkarat akan membantu dalam proses pengikatan zat
warna pada acetocarmin karena silet yang berkarat mengandung FeCl 3 yang dapat
teroksidasi sehingga mampu menyerap air. Akan tetapi pada saat percobaan tidak
menggunakan silet berkarat sehingga penyerapan warna acetocarmin oleh kromosom
menjadi kurang maksimal. Silet yang digunakan adalah silet yang tidak terlalu tajam,
tujuannnya agar sel tidak hancur, sehingga tahap pembelahan mitosisnya bisa diamati.
Setelah proses pencacahan, preparat tudung akar bawang merah ditutup dengan
menggunakan kaca penutup dan diamati dengan perbesaran tertentu.
Berdasarkan hasil pengamatan, tahapan mitosis yang ditemukan adalah tahap
profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada fase prosafe (gambar 1) terlihat
berubahnya benang-benang kromatid menjadi kromosom dengan satu sentromer, selain
itu dinding inti dan anak inti (nukleolus) menghilang, pasangan sentriol yang terdapat
dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan, dan serat-serat
atau benang-benang spindel terbentuk diantara kedua kutub pembelahan (Saktiyono,
1999).
Tahap metafase teramati pada gambar 2 yang dicirikan dengan terlihatnya
kromosom yang berjajar di garis ekuator sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan
nukleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab
terhadap arah pembelahan kromosom selama pembelahan (Fried, 2006).
Gambar 3 merupakan tahap anafase. Pada tahap ini kromosom terlihat mulai
memisah dan menuju kearah kedua kutub berlawanan. Sentromer dari setiap kromosom
membelah menjadi dua dengan masing-masing satu kromatid. Kemudian setiap
kromatid berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang berlawanan
(Saktiyono, 1999)
Tahap akhir dari pembelahan mitosis adalah telofase (gambar 4). Pada gambar 4
dapat teramati kromosom baru yang telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub
dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung inisial
dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru serta sitoplasma terbagi
menjadi dua (Wells dan Mogan, 1991). Seperti yang dijelaskan Suryo (2001), ciri lain
yang menunjukkan terjadinya tahap telofase adalah benang gelendong yang telah
menghilang dan terbentuk dua sel anakan yang identik dengan jumlah kromosom yang
sama dengan induknya.
J. Kesimpulan
Berdasarkan permbahasan mengenai pembelahan mitosis pada akar bawang merah
(Allium cepa L.), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa L.) yang dapat
teramati adalah fase profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
2. Karakteristik fase pembelahan mitosis akar bawang merah (Allium cepa L.) :
Profase : inti terlihat seperti benang-benang yang tidak teratur, menebal,
dan terkumpul di tengah. Selain itu ditandai dengan meleburnya membran
inti dan nukleolus.
Metafase : kromosom tampak berjejer di garis ekuator sel
Anafase : kromosom bergerak ke dua kutub sel yang berlawanan
Telofase : inti sel terbagi menjadi 2 bagian, sitoplasma terbagi menjadi 2,
dan diikuti dengan pembentukan dinding sel.
K. Saran
1. Sebaiknya memilih akar bawang merah (Allium cepa L.) yang sehat untuk
diamati tahap-tahap mitosisnya.
2. Pemotongan akar bawang merah harus dilakukan tepat pada pukul 00.00 WIB
agar tahap-tahap mitosis dapat teramati dengan lengkap yakni tahap profase,
metaphase, anaphase, dan telofase.
3. Ketika mencacah akar bawang merah sebaiknya menggunakan silet yang telah
berkarat agar membantu dalam proses pengikatan zat warna pada acetocarmin
karena silet yang berkarat mengandung FeCl3 yang dapat teroksidasi sehingga
mampu menyerap air. Selain itu, silet yang digunakan adalah silet yang tidak
terlalu tajam, tujuannnya agar sel tidak hancur, sehingga tahap pembelahan
mitosisnya bisa diamati.
4. Dalam melakukan pewarnaan pada preparat, acetocarmin yang diteteskan
harus tepat jumlahnya agar kromosom yang teramati tidak terlalu pucat
maupun tidak terlalu pekat.
L. Diskusi
1. Berikut ini adalah kemikalis yang dipakai dalam praktikum akar bawang
merah :
- FAA
- Alkohol 70%
- HCl 1 N
- Accetocarmin
a. Jelaskan fungsi kemikalis di atas !
b. Bagaimana proses biologis kerja dari kemikalis diatas sehingga dapat menjelaskan
fungsi tersebut ?
Daftar Rujukan
Crowder L.V. 1993. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Fried, George. H. 2006. Schaums out Lines Biologi Edisi kedua. Erlangga: Jakarta
Kimball. 1998. Biologi. Erlangga: Jakarta
Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap Pertumbuhan Akar Bawang
Merah. Malang: IKIP Malang
Rukmana, R. 1994. Bawang Merah, Budidaya dan Pengolahan Pascapanen.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Saktiyono. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sulisetijono, Endang Kartini, Eko Sri Sulasmi, Sunarmi, Murni Saptasari. 2013.
Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suryo. 2001. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Wells, James.,R Mogen, Johanis.,P. 1991. Dasar Genetika Dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga.
Wibowo, S. 1991. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay Edisi
Keempat. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Yatim, Wildan.1983. Genetika. Bandung : Tarsito