You are on page 1of 15

Asupan Gizi Keluarga

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata
zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Rata-rata
kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia sebesar 2.150 kilo kalori dan
57 gram per orang per hari. AKG rata-rata per orang per hari menurut kelompok
umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013.1
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsusmsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energy.2 Asupan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di
hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi
ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk menyusun
menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai dari
keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui asupan makanan suatu
kelompok masyarakat atau individu merupakan salah satu cara untuk menduga
keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu bersangkutan.

A. Prinsip Gizi Seimbang3


Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955
merupakan realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun
1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang telah
diperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan
tantangan yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan pedoman tersebut diyakini
bahwa masalah gizi beban ganda dapat teratasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4
(empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan
memonitor berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya,
kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6
bulan.Kkeanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang
seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.
Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah memperhitungkan proporsi
setiap kelompok pangan sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang : Penyakit infeksi
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi seseorang secara
langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan
mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke
tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang
lebih banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang menderita
infeksi terutama apabila disertai panas. Pada orang yang menderita penyakit diare,
berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan memperburuk
kondisinya. Demikian pula sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan
mempunyai risiko terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya
tahan tubuh seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan
berkembang. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan kurang gizi dan
penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik.
3. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga
merupakan salahsatu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan
pemasukan zat gizi utamanyasumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan
energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam
tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam
menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan
(BB) normal Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah
terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat Badan yang
normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya. Indikator tersebut
dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal
merupakan hal yang harus menjadi bagian dari Pola Hidup dengan Gizi Seimbang,
sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi
penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanganannya. Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah perkembangan
berat badan sesuai dengan pertambahan umur. Pemantauannya dilakukan dengan
menggunakan KMS.
Yang dimaksud dengan Berat Badan Normal adalah :
a. untuk orang dewasa jika IMT 18,5 25,0
b. bagi anak Balita dengan menggunakan KMS dan berada di dalam pita hijau

B. Gizi Ibu Hamil


Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh pada
perkembangan janin yang dikandungnya. Sejak janin sampai anak berumur dua tahun
atau 1000 hari pertama kehidupan kecukupan gizi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan fisik dan kognitif. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
mengindikasikan bahwa konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus
memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
janin/bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi
yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui,
tetapi konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh
ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis
makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan
kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila
makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka
janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti
sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu
sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak
disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di
dalam sayuran dan buahbuahan.
Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum
hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun
jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal ini dapat
disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak mencukupi untuk
kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh
beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingakan dengan saat
sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan,
sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang
agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang
dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi
dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin B, oleh karena itu harus
didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari.
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Wanita hamil berisiko mengalami KEK
jika memiliki LILA <23,5cm. Ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko kematian, gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak. KEK juga dapat menjadi penyebab tidak langsung kemaan
ibu. Hasil Riskesdas 2013 mendapatkan proporsi ibu hamil umur 15-49 tahun dengan
LILA<23,5cm atau berisiko KEK di Indonesia sebesar 24,2 persen. Proporsi terendah
di Bali (10,1%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (45,5%).

Anemia
Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran prematur,
kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun
setelahnya. Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling
tidak setengahnya disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika
hemoglobin kurang dari 11mg/L.

Asupan Gizi
Berdasarkan SDT 2014 mendapatkan bahwa baik di perkotaan maupun di perdesaan,
lebih dari 50% ibu hamil mendapatkan asupan energi yang kurang dari 70% AKE dan
hanya 14% yang tingkat kecukupan energinya cukup. Demikian pula kecukupan
protein, 49,6% ibu hamil di perkotaan dan 55,6% di perdesaan mendapatkan asupan
protein 80% Angka Kecukupan Protein (AKP)
Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi paling sedikit 90 tablet
tambah darah selama kehamilannya.

C. Gizi Bayi dan Balita (0-59 BULAN)


Gizi pada lima tahun pertama kehidupan sangat penting karena pada masa ini
perkembangan fisik dan perkembangan otak paling pesat. Gizi pada masa ini akan
mempengaruhi perkembangan di masa berikutnya.
1. Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI
Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja.
2. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak
berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap
infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus
terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar
mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau
MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6
bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk
lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia
1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang
pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga
pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat
penting. Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24bulan semakin
ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber
protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori. Demikian
pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan
dalam proporsi yang juga seimbang.
3. Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada
masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah
mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh
karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus
dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam memenangkan pilihan anak agar
memilih makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering
keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga
perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.

Balita Gizi Kurang


Masalah gizi kurang (termasuk di dalamnya gizi buruk) pada balita di Indonesia
menurut hasil Riskesdas 2007, 2010 dan 2013 belum menunjukkan perbaikan, bahkan
ada sedikit peningkatan. Provinsi dengan persentase balita gizi buruk terendah
menurut hasil Riskesdas 2013 adalah Provinsi Bali dengan persentase sebesar 13,2%
dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan persentase sebesar 33%.
Balita Pendek
Childhood stunng atau tubuh pendek pada masa anak merupakan akibat kekurangan
gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator
jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Childhood stunng berkorelasi dengan
gangguan perkembangan neurokognif dan risiko menderita penyakit dak menular di
masa depan.

Asupan Gizi
Berdasarkan SDT 2014 mendapatkan bahwa rerata ngkat kecukupan energi pada
balita adalah sebesar 101% dengan 55,7% balita mendapatkan asupan energi yang
kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) dan 17,1% balita mendapatkan asupan
energi melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, yaitu 130% AKE.

Kebutuhan protein sebagai zat pembangun tubuh juga menentukan pertumbuhan pada
anak. Protein berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh
termasuk pembentukan enzim, hormon dan antibodi. Hasil SDT 2014 mendapatkan
23,6% balita hanya mendapatkan 80% AKP dan 10,6% mendapatkan asupan 80-
<100% AKP, sementara 65,8% Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa
prevalensi gemuk pada balita tertinggi di Lampung (21,4%) dan yang terendah di
Nusa Tenggara Barat (8,5%). Namun ternyata persentase kecukupan energi Lampung
termasuk rendah yaitu sebesar 95,9%, dan meski prevalensi gemuk balita di Nusa
Tenggara Barat terendah di Indonesia, proporsi penduduk dengan kecukupan energi
melebihi angka nasional yaitu sebesar 104,2%. Gambar 15 Persentase Pendek (dan
sangat Pendek) (TB/U) Umur 5 12 Tahun menurut Provinsi Tahun 2013 Sumber :
Riskesdas 2013 mendapatkan asupan protein 100% (54,3% balita mendapatkan
asupan protein 120% AKP dan 11,5% mendapatkan asupan 100-<120% AKP).

D. Gizi Anak Usia Diatas 6 tahun


Meskipun tidak sepesat masa balita, pertumbuhan anak umur diatas 6 tahun masih
berlangsung pesat, pada usia ini anak mulai menempuh pendidikan dan memiliki
beragam aktivitas untuk menunjang perkembangan fisik dan kognitifnya. Namun
seperti pada balita, kondisi gizi anak pada usia ini masih membutuhkan perhatian,
tercermin dari persentase pendek yang juga tinggi, yaitu mencapai 30,7% dengan
persentase terendah di Provinsi DI Yogyakarta dan tertinggi di Provinsi Sulawesi
Barat.
Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun
Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah
dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan jajanan,
aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi
tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulaimemasuki masa pertumbuhan cepat
pra-pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna.
Oleh karenanya, pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada
kelompok usia ini harus memperhitungkan kondisi-kondisi tersebut diatas.

E. Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)


Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja
muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi
kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan,
menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik Body image pada remaja puteri.
Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus
memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri, perhatian harus
lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah.

F. Gizi Seimbang untuk Dewasa


Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan
kelompok usia dewasa saat iniyaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja
diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-
tahuan tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang
cenderung pasif atau sedentary life, waktu di rumah yang pendek terutama untuk
ibu, dan konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu,
perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi seimbang, termasuk
kegiatan fisik yang memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk
mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.

G. Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut


Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai
perubahan dalam tubuh yaitu mulai menurunnya fungsi berbagai organ dan jaringan
tubuh, oleh karenanya berbagai permasalahan gizi dan kesehatan lebih sering muncul
pada kelompok usia ini. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ pengindra
termasuk fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan nafsu makan; melemahnya
sistem organ pencernaan sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap
makanan tertentu dan mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu
fungsi mengunyah; melemahnya kerja otot jantung; pada wanita memasuki masa
menopause dengan berbagai akibatnya; dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan
kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu
gemuk, terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus,
osteoporosis, osteoartritisdll. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi pada kelompok usia
lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga pola konsumsi agak berbeda,
misalnya membatasi konsumsi gula, garam danminyak, makanan berlemak dan tinggi
purin. Mengonsumsi sayuran dan buahbuahan dalam jumlah yang cukup.

H. Fungsi Zat Nutrisi Bagi Tubuh

Zat nutrisi Fungsi


Karbohidrat Sebagai sumber energy
Protein Penting untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan yang
rusak serta sebagai sumber energy
Lemak Sebagai sumber energy
Vitamin Mengatur proses-proses dalam tubuh
Mineral Mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagian digunakan
untuk pertumbuhan dan penggatian jaringan
Air Penting untuk kelangsungan proses-proses dalam tubuh

Pengelompokan Zat Gizi

Menurut Kebutuhan terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan
mikronutrien.
a. Makronutrien, adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar dalam tubuh
yang menghasilkan energi / KHPL. Merupakan komponen terbesar dari susunan diet,
berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan),
pemeliharaan aktivitas tubuh. Yang termasuk zat makronutrien adalah Karbohodrat
(hidrat arang), lemak, protein.
1. Karbohidrat.
Karbohidrat adalah kelompok nutrient yang penting dalam susunan makanan yang
berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh. Senyawa ini mengandung unsure
karbon, hydrogen, dan oksigen; dihasilkan oleh tanaman melalui proses
fotosintesis yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
6CO2+6H2O C6H12O6 + 6O2
Jenis-jenis karbohidrat
1. Monosakarida. Gula monosakarida umumnya terdapat dalam panganan. Gula
jenis ini mengandung enam atom karbon, dan mempunyai rumus umum
C6H12O6. Ada tiga senyawa monosakarida yang paling penting yaitu,
Glukosa(dekstrosa). Kadar glukosa yang tinggi ditemukan pada buah
anggur, sedangkan kadar yang lebih rendah dijumpai pada sayuran seperti kapri
muda dan wortel.
Fruktosa (laevulosa). Senyawa ini secara kimia mirip dengan glukosa, tetapi
susunan atom dan molekulnya sedikit berbeda. Fruktosa dijumpai bersama
glukosa di banyak buah-buahan dan madu.
Galaktosa. Secara kimia senyawa ini mirip dengan glukosa. Senyawa ini
dihasilkan apabila senyawa disakarida laktosa dipecah dalam pencernaan.
2. Disakarida. Karbohidrat jenis ini mempunyai rumus umum C 12H22O11. Senyawa
tersebut terbentuk jika dua molekul mmonosakarida bergabung dengan
melepaskan satu molekul air.
Pembentukan disakarida:
Glukosa + fruktosa sukrosa + air
Glukosa + galaktosa laktosa + air
Glukosa + glukosa maltosa + air
Golongan disakarida meliputi sukrosa, laktosa dan maltose.
3. Polisakarida. Senyawa ini adalah polimer hasil kondensasi monosakarida.
Polisakarida tersusun atas banyak molekul monosakarida yang berikatan satu
sama lain dengan melepaskan satu molekul air setiap kali ikatan terbentuk.
Golongan polisakarida meliputi;
Pati adalah cadangan makanan utama pada tanaman. Senyawa ini
sebenarnya merupakan campuran dari dua polisakarida yaitu amilosa
dan amilopektin.
Selulosa. Manusia tidak memiliki enzim yang mampu memecah ikatan
ini, karenanya selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan.
Meski demikian, selulosa sangat penting dalam proses pencernaan yakni
sebagai sumber serat dalam susunan makanan yang berguna untuk
menjamin kelancaran makanan di salliiran pencernaan serta mengatur
pengosongan lambung secara periodic.
Glokogen, berfungsi sebagai bahan cadangan makanan bagi tubuh.
Glikogen disimpan dalam hati dan otot untuk jangka waktu yang pendek
dan akan dipecah manakala dibutuhkan.
Pectin, senyawa ini terdapat dalam buah seperti buah apel dan kulit buah
jeruk serta sayuran akar.
Agar dan alginate, karbohidrat ini tidak mempunyai nilai nutrisi tetapi
dalam membentuk gel, seperti pada pembuatan jeli.

Fungsi karbohidrat
Sebagai sumber energy. Setiap 1 g karbohidrat mengandung 4 kkal.
Sebagai penghasil lemak. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh diubah
menjadi lemak. Proses konversi ini berlangsung dalam hati meskipun
lemak tersimpan di seluruh tubuh, yakni di dalam sel lemak jaringan
adiposa.
Sebagai pasangan protein. Karbohidrat diperlukan dalam susunan
makanan sebagai pasangan protein. Jika susunan makanan
mengandung sedikit karbohidrat, presentase protein yang disediakan
sebagai harus sumber energy akan lebih besar dari biasanya. Karena
peran utama dari protein adalah sebagai bahan dasar pertumbuhan dan
perbaikan jaringan yang rusak, maka asupam karbohidrat yang cukup
harus diberikan, agar protein dapat digunakan untuk keperluan
pertumbuhan.
Sumber karbohidrat
Serealia dan makanan yang terbuat dari serealia contohnya gandum, beras, dan
jagung.
Gula murni (sukrosa)
Sayuran (mis, kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau dan sayuran akar
lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam panganan tersebut lebih
rendah.
Buah-buahan. Buah-buahan mengandung 5-10% gula. Makin manis rasa buah
makin tinggi kandungan gulanya.
Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa.

2. Protein
Protein merupakan substansi organic dengan kandungan unsure karbon, hydrogen
dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak. Di samping itu protein
juga mengandung nitrogen. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber
pangan hewani dan nabati. Sumber pangan hewani dapat didapat dari daging,
ikan, roti, susu, keju, telur, sedangkan sumber pangan nabati dapat diperoleh dari
kacang-kacangan seperti kacang buncis, kedelai, dan miju-miju.
Fungsi protein
Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,
Untuk pembentukan enzim, antibody dan beberapa hormone
Sebagai sumber energy. Kelebihan protein dapat digunakan sebagai
sumber energy. Setiap 1 g protein menyediakan 4 kkal
3. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsure karbon, hydrogen dan
oksigen. Lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Gliserol
merupakan alcohol trihildat yang mempunyai tiga gugus hidroksil OH.
Sedangkan asam lemak adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH,
dengan R menunjukkan rantai hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya, lemak yang
tersusun atas satu molekul gliserol dan tiga atau lebih molekul asam lemak
disebut sebagai trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam
lemak yang berbeda yang dikenal dengan trigliserida majemuk. Lemak alami
adalah campuran dari beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian lemak
alami juga mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda.
Jemis-jenis lemak
Pada dasarnya ada dua tipe asam lemak yaitu :
a. Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang jenuh
hydrogen
b. Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang
tidak jenuh hydrogen, dan karenanya mempunyai satu ikatan rangkap atau
lebih.
Fungsi lemak dalam susunan makanan.
Sebagai sumber energy. Setiap I g lemak mengandung 38 kj (9 kkal)
Pembentukan jaringan adipose. Kelebihan lemak tidak langsung
diguanakan untuk energy, melainkan disimpan dalam jaringan adipose.
Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak diperlukan
oleh tubuh . agar dapat berfungsi secara normal. Senyawa ini tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan karenanya harus tersedia dalam bahan makanan
yang dikonsumsi.
Penyerapan vitamin larut-lemak. Jenis lemak tertentu di dalam susunan
makanan membantu tercukupinya asupan vitamin A, D, E, dan K yang
larut dalam lemak.
Sumber lemak dalam diet.
Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, margarine, susu krim,
keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak, telur, serta
makanan lain (mis es krim, coklat, kembang gula, biji-bian, dan kuah salad).
Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai
(24%) dan alpokat (8%).

b. Mikronutrien, adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi
penting. Golongan mikronutrien terdiri dari :
1. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin sendiri pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1912 oleh Hopskin.
Jenis-jenis vitamin
a. Vitamin larut lemak. Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah
vitamin A, D, E, dan K. Normalnya, tubuh dapat menyimpan vitamin jenis ini
meskipun terdapat batasan untuk vitamin E dan K. Oleh sebab itu, asupan
vitamin larut lemak setiap hari bukan keha\rusan.
Vitamin A (Retinol). Sumber vitamin A adalah hati, wortel, mentega, susu,
dan margarine. Fungsi vitamin A :
- Mendukung pertumbuhan dan metabolisme sel-sel tubuh.
- Membantu pembentukan rodopsin
- Memelihara kesehatan jaringan permukaan, terutama membrane selaput
lender yang berair seperi kornea dan saluran pernapasan.
- Memiliki sifat anti kanker.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada
anak-anak, rabun senja, xeroftalmia, dan menurunnya daya tahan tubuh
terhadap infeksi.
Vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D banyak terdapat pada hati, minyak
hati ikan, mentega, keju, dan telur.
Fungsi vitamin D :
- Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi
- Membantu absorpsi kalsium dan usus dan penyerapan kalsium dan
fosfor oleh tulang dan gigi.
Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, gangguan absorpsi,
kalsium dan pelunakan tulang serta osteomalasia.
Vitamin E. bahan makanan yang mengandung vitamin E antara lain biji
gandum (sayuran hijau, dan minyak sayur. Fungsi vitamin E bagi tubuh
adalah untuk memelihara struktur sel dan membantu pembentukan sel darah
merah.
Vitamin K. Bahan makanan yang mengandung vitamin K antara lain
sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Vitamin K sangat penting untuk
membantu pembentukan protrombin dalam hati sehingga berperan dalam
proses pembekuan darah.
b. Vitamin larut air. Jenis vitamin ini meliputi vitamin C dan kelompok vitamin B.
Karena larut dalam air, vitamin ini tidak tersimpan dalam tubuh. Kelebuhannya
akan dikeluarkan melalui urine.
Vitamin B. Senyawa yang termasuk vitamin B antara lain tiamin (vitamin
B1), riboflavin (vitamin B2) dan asam nikotinat.
Vitamin C (asam askorbat). Senyawa ini ditemukan hampir pada semua
bahan pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan segar. Fungsi vitamin
C adalah mendukung pembentukan semua jaringan tubuh terutama jaringan
ikat, dan membantu absorpsi zat besi dalam usus halus. Defisiensi vitamin
C dapat menyebabkan skorbut (scurvy) dengan gejala utama memar, dan
perdarahan spontan di bawah kulit.

2. Mineral
Unsure mineral adalah unsure selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang
diperlukan oleh tubuh. Sekitar 4 % berat tubuh manusia tersusun atas mineral.
Sejumlah mineral seperti kalsium dan fosfor terdapat dalam jumlah yang relative
besar di dalam tubuh. Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam
tubuh dikenal dengan unsure kelumit (trace element)
Unsure mineral yang dibutuhkan oleh tubuh :
Unsure mineral utama yang terdiri dari Kalsium, Klorin, Besi, magnesium,
Fosfor, Kalium, Natrium, dan Sulfur.
Unsur kelumit yaitu Kromium, Timah, Tembaga, Fluoriniodin, Mangan,
Molibdenum, Selenium dan Zink.

Jenis Mineral Sumber Fungsi


Kalsium Susu, sereal, roti, dan keju Pengaturan kandungan
cairan dalam sel,
pembentukan gigi dan
tulang
Zat Besi Hati, pudding hitam, Komponen hemoglobin,
cokelat, kerang dan bumbu membantu oksidasi dalam
kari. sel
Yodium Garam beryodium dan Memperlancar pertumbuhan
makanan laut
Fosfor Telur, daging, susu dan hati Penyusunan tulang dan gigi
serta pelepasan energy
Magnesium Biji-bijian, susu, dan daging Membantu kegiatan
neuromuskular, pengaktifan
enzim dan pembentukan
gigi dan tulang
Zinc Makanan laut, hati Sebagai bahan pembentuk
enzim dan insulin
Iodin Ikan laut, rumput laut, Pembentukan tiroksin oleh
serealia, sayuran dan susu. kelnjar tiroid

Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi. Situasi Gizi di Indonesia
2016. Jakarta. 2016.
2. Purwaningrum,Sari., Wardani, Yuniar. Hubungan Antara Asupan Makanan dan
Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah kerja
Puskesmas Sewon, Bantul. KES MAS Vol. 6, No. 3: 144-211. 2012.
3. Kementerian Kesehatan RI, Bina Gizi dan KIA. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.
2014.
4. World Health Organization (WHO). Nutrion Landscape Information System (NLIS)
Country Profile Indicators : Interpretation Guide. Geneva, WHO, 2010.

You might also like