Professional Documents
Culture Documents
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah suatu kecukupan rata-rata
zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Rata-rata
kecukupan energi dan protein bagi penduduk Indonesia sebesar 2.150 kilo kalori dan
57 gram per orang per hari. AKG rata-rata per orang per hari menurut kelompok
umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013.1
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsusmsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energy.2 Asupan makanan adalah semua jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di
hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu. Informasi
ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya untuk menyusun
menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai dari
keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui asupan makanan suatu
kelompok masyarakat atau individu merupakan salah satu cara untuk menduga
keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu bersangkutan.
Anemia
Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran prematur,
kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun
setelahnya. Diperkirakan 41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling
tidak setengahnya disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika
hemoglobin kurang dari 11mg/L.
Asupan Gizi
Berdasarkan SDT 2014 mendapatkan bahwa baik di perkotaan maupun di perdesaan,
lebih dari 50% ibu hamil mendapatkan asupan energi yang kurang dari 70% AKE dan
hanya 14% yang tingkat kecukupan energinya cukup. Demikian pula kecukupan
protein, 49,6% ibu hamil di perkotaan dan 55,6% di perdesaan mendapatkan asupan
protein 80% Angka Kecukupan Protein (AKP)
Untuk mencegah anemia, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi paling sedikit 90 tablet
tambah darah selama kehamilannya.
Asupan Gizi
Berdasarkan SDT 2014 mendapatkan bahwa rerata ngkat kecukupan energi pada
balita adalah sebesar 101% dengan 55,7% balita mendapatkan asupan energi yang
kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) dan 17,1% balita mendapatkan asupan
energi melebihi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, yaitu 130% AKE.
Kebutuhan protein sebagai zat pembangun tubuh juga menentukan pertumbuhan pada
anak. Protein berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh
termasuk pembentukan enzim, hormon dan antibodi. Hasil SDT 2014 mendapatkan
23,6% balita hanya mendapatkan 80% AKP dan 10,6% mendapatkan asupan 80-
<100% AKP, sementara 65,8% Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa
prevalensi gemuk pada balita tertinggi di Lampung (21,4%) dan yang terendah di
Nusa Tenggara Barat (8,5%). Namun ternyata persentase kecukupan energi Lampung
termasuk rendah yaitu sebesar 95,9%, dan meski prevalensi gemuk balita di Nusa
Tenggara Barat terendah di Indonesia, proporsi penduduk dengan kecukupan energi
melebihi angka nasional yaitu sebesar 104,2%. Gambar 15 Persentase Pendek (dan
sangat Pendek) (TB/U) Umur 5 12 Tahun menurut Provinsi Tahun 2013 Sumber :
Riskesdas 2013 mendapatkan asupan protein 100% (54,3% balita mendapatkan
asupan protein 120% AKP dan 11,5% mendapatkan asupan 100-<120% AKP).
Menurut Kebutuhan terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan
mikronutrien.
a. Makronutrien, adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar dalam tubuh
yang menghasilkan energi / KHPL. Merupakan komponen terbesar dari susunan diet,
berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan),
pemeliharaan aktivitas tubuh. Yang termasuk zat makronutrien adalah Karbohodrat
(hidrat arang), lemak, protein.
1. Karbohidrat.
Karbohidrat adalah kelompok nutrient yang penting dalam susunan makanan yang
berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh. Senyawa ini mengandung unsure
karbon, hydrogen, dan oksigen; dihasilkan oleh tanaman melalui proses
fotosintesis yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
6CO2+6H2O C6H12O6 + 6O2
Jenis-jenis karbohidrat
1. Monosakarida. Gula monosakarida umumnya terdapat dalam panganan. Gula
jenis ini mengandung enam atom karbon, dan mempunyai rumus umum
C6H12O6. Ada tiga senyawa monosakarida yang paling penting yaitu,
Glukosa(dekstrosa). Kadar glukosa yang tinggi ditemukan pada buah
anggur, sedangkan kadar yang lebih rendah dijumpai pada sayuran seperti kapri
muda dan wortel.
Fruktosa (laevulosa). Senyawa ini secara kimia mirip dengan glukosa, tetapi
susunan atom dan molekulnya sedikit berbeda. Fruktosa dijumpai bersama
glukosa di banyak buah-buahan dan madu.
Galaktosa. Secara kimia senyawa ini mirip dengan glukosa. Senyawa ini
dihasilkan apabila senyawa disakarida laktosa dipecah dalam pencernaan.
2. Disakarida. Karbohidrat jenis ini mempunyai rumus umum C 12H22O11. Senyawa
tersebut terbentuk jika dua molekul mmonosakarida bergabung dengan
melepaskan satu molekul air.
Pembentukan disakarida:
Glukosa + fruktosa sukrosa + air
Glukosa + galaktosa laktosa + air
Glukosa + glukosa maltosa + air
Golongan disakarida meliputi sukrosa, laktosa dan maltose.
3. Polisakarida. Senyawa ini adalah polimer hasil kondensasi monosakarida.
Polisakarida tersusun atas banyak molekul monosakarida yang berikatan satu
sama lain dengan melepaskan satu molekul air setiap kali ikatan terbentuk.
Golongan polisakarida meliputi;
Pati adalah cadangan makanan utama pada tanaman. Senyawa ini
sebenarnya merupakan campuran dari dua polisakarida yaitu amilosa
dan amilopektin.
Selulosa. Manusia tidak memiliki enzim yang mampu memecah ikatan
ini, karenanya selulosa tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan.
Meski demikian, selulosa sangat penting dalam proses pencernaan yakni
sebagai sumber serat dalam susunan makanan yang berguna untuk
menjamin kelancaran makanan di salliiran pencernaan serta mengatur
pengosongan lambung secara periodic.
Glokogen, berfungsi sebagai bahan cadangan makanan bagi tubuh.
Glikogen disimpan dalam hati dan otot untuk jangka waktu yang pendek
dan akan dipecah manakala dibutuhkan.
Pectin, senyawa ini terdapat dalam buah seperti buah apel dan kulit buah
jeruk serta sayuran akar.
Agar dan alginate, karbohidrat ini tidak mempunyai nilai nutrisi tetapi
dalam membentuk gel, seperti pada pembuatan jeli.
Fungsi karbohidrat
Sebagai sumber energy. Setiap 1 g karbohidrat mengandung 4 kkal.
Sebagai penghasil lemak. Kelebihan karbohidrat dalam tubuh diubah
menjadi lemak. Proses konversi ini berlangsung dalam hati meskipun
lemak tersimpan di seluruh tubuh, yakni di dalam sel lemak jaringan
adiposa.
Sebagai pasangan protein. Karbohidrat diperlukan dalam susunan
makanan sebagai pasangan protein. Jika susunan makanan
mengandung sedikit karbohidrat, presentase protein yang disediakan
sebagai harus sumber energy akan lebih besar dari biasanya. Karena
peran utama dari protein adalah sebagai bahan dasar pertumbuhan dan
perbaikan jaringan yang rusak, maka asupam karbohidrat yang cukup
harus diberikan, agar protein dapat digunakan untuk keperluan
pertumbuhan.
Sumber karbohidrat
Serealia dan makanan yang terbuat dari serealia contohnya gandum, beras, dan
jagung.
Gula murni (sukrosa)
Sayuran (mis, kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau dan sayuran akar
lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam panganan tersebut lebih
rendah.
Buah-buahan. Buah-buahan mengandung 5-10% gula. Makin manis rasa buah
makin tinggi kandungan gulanya.
Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa.
2. Protein
Protein merupakan substansi organic dengan kandungan unsure karbon, hydrogen
dan oksigen yang mirip dengan karbohidrat dan lemak. Di samping itu protein
juga mengandung nitrogen. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber
pangan hewani dan nabati. Sumber pangan hewani dapat didapat dari daging,
ikan, roti, susu, keju, telur, sedangkan sumber pangan nabati dapat diperoleh dari
kacang-kacangan seperti kacang buncis, kedelai, dan miju-miju.
Fungsi protein
Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,
Untuk pembentukan enzim, antibody dan beberapa hormone
Sebagai sumber energy. Kelebihan protein dapat digunakan sebagai
sumber energy. Setiap 1 g protein menyediakan 4 kkal
3. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsure karbon, hydrogen dan
oksigen. Lemak sendiri merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Gliserol
merupakan alcohol trihildat yang mempunyai tiga gugus hidroksil OH.
Sedangkan asam lemak adalah molekul yang memiliki rumus umum R.COOH,
dengan R menunjukkan rantai hidrokarbon. Berdasarkan strukturnya, lemak yang
tersusun atas satu molekul gliserol dan tiga atau lebih molekul asam lemak
disebut sebagai trigliserida. Trigliserida ini mengandung dua atau tiga asam
lemak yang berbeda yang dikenal dengan trigliserida majemuk. Lemak alami
adalah campuran dari beberapa trigliserida majemuk. Dengan demikian lemak
alami juga mengandung sejumlah asam lemak yang berbeda.
Jemis-jenis lemak
Pada dasarnya ada dua tipe asam lemak yaitu :
a. Asam lemak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang jenuh
hydrogen
b. Asam lemak tak jenuh. Asam lemak ini memiliki rantai hidrokarbon yang
tidak jenuh hydrogen, dan karenanya mempunyai satu ikatan rangkap atau
lebih.
Fungsi lemak dalam susunan makanan.
Sebagai sumber energy. Setiap I g lemak mengandung 38 kj (9 kkal)
Pembentukan jaringan adipose. Kelebihan lemak tidak langsung
diguanakan untuk energy, melainkan disimpan dalam jaringan adipose.
Sumber asam lemak esensial. Asam lemak esensial mutlak diperlukan
oleh tubuh . agar dapat berfungsi secara normal. Senyawa ini tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan karenanya harus tersedia dalam bahan makanan
yang dikonsumsi.
Penyerapan vitamin larut-lemak. Jenis lemak tertentu di dalam susunan
makanan membantu tercukupinya asupan vitamin A, D, E, dan K yang
larut dalam lemak.
Sumber lemak dalam diet.
Sumber lemak dalam diet meliputi daging, ikan, mentega, margarine, susu krim,
keju, makanan panggang, minyak dan lemak untuk memasak, telur, serta
makanan lain (mis es krim, coklat, kembang gula, biji-bian, dan kuah salad).
Sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai
(24%) dan alpokat (8%).
b. Mikronutrien, adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi
penting. Golongan mikronutrien terdiri dari :
1. Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organic yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah kecil agar tetap sehat. Vitamin sendiri pertama kali diperkenalkan pada
tahun 1912 oleh Hopskin.
Jenis-jenis vitamin
a. Vitamin larut lemak. Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah
vitamin A, D, E, dan K. Normalnya, tubuh dapat menyimpan vitamin jenis ini
meskipun terdapat batasan untuk vitamin E dan K. Oleh sebab itu, asupan
vitamin larut lemak setiap hari bukan keha\rusan.
Vitamin A (Retinol). Sumber vitamin A adalah hati, wortel, mentega, susu,
dan margarine. Fungsi vitamin A :
- Mendukung pertumbuhan dan metabolisme sel-sel tubuh.
- Membantu pembentukan rodopsin
- Memelihara kesehatan jaringan permukaan, terutama membrane selaput
lender yang berair seperi kornea dan saluran pernapasan.
- Memiliki sifat anti kanker.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada
anak-anak, rabun senja, xeroftalmia, dan menurunnya daya tahan tubuh
terhadap infeksi.
Vitamin D (kolekalsiferol). Vitamin D banyak terdapat pada hati, minyak
hati ikan, mentega, keju, dan telur.
Fungsi vitamin D :
- Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi
- Membantu absorpsi kalsium dan usus dan penyerapan kalsium dan
fosfor oleh tulang dan gigi.
Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, gangguan absorpsi,
kalsium dan pelunakan tulang serta osteomalasia.
Vitamin E. bahan makanan yang mengandung vitamin E antara lain biji
gandum (sayuran hijau, dan minyak sayur. Fungsi vitamin E bagi tubuh
adalah untuk memelihara struktur sel dan membantu pembentukan sel darah
merah.
Vitamin K. Bahan makanan yang mengandung vitamin K antara lain
sayuran hijau, hati, kacang kedelai. Vitamin K sangat penting untuk
membantu pembentukan protrombin dalam hati sehingga berperan dalam
proses pembekuan darah.
b. Vitamin larut air. Jenis vitamin ini meliputi vitamin C dan kelompok vitamin B.
Karena larut dalam air, vitamin ini tidak tersimpan dalam tubuh. Kelebuhannya
akan dikeluarkan melalui urine.
Vitamin B. Senyawa yang termasuk vitamin B antara lain tiamin (vitamin
B1), riboflavin (vitamin B2) dan asam nikotinat.
Vitamin C (asam askorbat). Senyawa ini ditemukan hampir pada semua
bahan pangan nabati seperti sayuran dan buah-buahan segar. Fungsi vitamin
C adalah mendukung pembentukan semua jaringan tubuh terutama jaringan
ikat, dan membantu absorpsi zat besi dalam usus halus. Defisiensi vitamin
C dapat menyebabkan skorbut (scurvy) dengan gejala utama memar, dan
perdarahan spontan di bawah kulit.
2. Mineral
Unsure mineral adalah unsure selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang
diperlukan oleh tubuh. Sekitar 4 % berat tubuh manusia tersusun atas mineral.
Sejumlah mineral seperti kalsium dan fosfor terdapat dalam jumlah yang relative
besar di dalam tubuh. Mineral yang terdapat dalam jumlah yang sangat kecil dalam
tubuh dikenal dengan unsure kelumit (trace element)
Unsure mineral yang dibutuhkan oleh tubuh :
Unsure mineral utama yang terdiri dari Kalsium, Klorin, Besi, magnesium,
Fosfor, Kalium, Natrium, dan Sulfur.
Unsur kelumit yaitu Kromium, Timah, Tembaga, Fluoriniodin, Mangan,
Molibdenum, Selenium dan Zink.
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi. Situasi Gizi di Indonesia
2016. Jakarta. 2016.
2. Purwaningrum,Sari., Wardani, Yuniar. Hubungan Antara Asupan Makanan dan
Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah kerja
Puskesmas Sewon, Bantul. KES MAS Vol. 6, No. 3: 144-211. 2012.
3. Kementerian Kesehatan RI, Bina Gizi dan KIA. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.
2014.
4. World Health Organization (WHO). Nutrion Landscape Information System (NLIS)
Country Profile Indicators : Interpretation Guide. Geneva, WHO, 2010.