You are on page 1of 16

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAKSO KANSA (IKAN TUNA SAUS SALSA)


PKM-K

Diusulkan oleh:
Rachmania Mirza 135100101111071
Devitasari Dian Pratiwi 135100101111073
Fadhilla Setya 135100107111001
Husnul Latifah 135100107111003
Dila Rahmawati 135100107111005
Rizky Fauziyah 135100107111009
Firdanita Salsabella 13510010711100
Adhelia Christina 135100107111003
Ayu Irhoni Rosadi 135100107111013
Anis Lucky Sistiyani 135100107121011

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. i
RINGKASAN............................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
I.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
I.3 Tujuan...................................................................................................... 2
I.4 Luaran yang Diharapkan.......................................................................... 2
I.5 Kegunaan Program................................................................................... 2
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .............................. 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan.................................................................... 3
2.2 Gambaran Potensi.................................................................................... 4
2.2.1 Sumber Daya.................................................................................... 4
2.2.2 Lokasi Usaha.................................................................................... 4
2.2.3 Peluang Pasar................................................................................... 4
2.2.4 Promotion (Promosi) ....................................................................... 4
2.2.5 People (Orang)................................................................................. 5
2.2.6 Analisa Ekonomi Usaha................................................................... 5
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................. 7
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................... 10
4.1 Anggaran Biaya....................................................................................... 10
4.1.1 Peralatan Penunjang Biaya Tetap..................................................... 10
4.1.2 Bahan Habis Pakai........................................................................... 11
4.1.3 Biaya Transportasi............................................................................ 11
4.1.4 Lain-lain........................................................................................... 12
4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
RINGKASAN

Dewasa ini kekurangan konsumsi protein banyak dialami oleh masyarakat


sehingga dapat memicu kekurangan energi protein (KEP) yang merupakan
kedaaan kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari (Depkes RI, 1999).
Kejadian kurang protein ini bisa dialami oleh semua umur namun kasus ini
banyak dijumpai pada anak prasekolah sehingga dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan badan anak. Pada tahun 1995 diperkirakan sekitar 35,4% balita di
Indonesia mengalami kekurangan energi dan protein. Pada tahun 1997 tingkat
kekurangan energi dan protein turun menjadi 23,1%, namun pada tahun 1998
meningkat menjadi 39,8% (Suprajaja, 1992)
Karya tulis ini bertujuan merumuskan suatu produk yang mampu
menurunkan tingkat kekurangan protein pada masyarakat. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengontrol komposisi asupan makanan yang akan
dikonsumsi. Diperlukan makanan dengan komposisi dan nutrisi yang seimbang
agar makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi
buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian
sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
hewani, terutama daging, masih tergolong mahal (Adawyah, 2007).
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani utama dalam menu
konsumsi sehari-hari. Protein mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh
diantaranya sebagai komponen pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh,
sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, dan sumber energi terakhir
jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Apabila
seseorang kekurangan protein akan mengakibatkan proses metabolisme tidak
normal (Nontji, 2013).
Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan ikan yang banyak diminati karena
rasanya yang lezat dan kandungan gizinya yang tinggi. Menurut Wahyuni (2011),
ikan tuna mengandung protein yang tinggi yaitu 25 gram/100 gram dan rendah
lemak yaitu 2,3 gram/100 gram. Selain itu, kelebihan lain dari ikan tuna yaitu
mengandung asam lemak omega 3 yang dapat membantu menjaga kesehatan
jantung, mencegah stroke dan meningkatkan fungsi kognitif otak (Nabil, 2005).
Saat ini, harga daging sapi yang umumnya digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan bakso semakin mahal, seperti yang dinyatakan oleh Sekjen
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) (Trisniangsih, 2014). Oleh
karena itu, ikan tuna merupakan salah satu bahan baku pengganti yang dari segi
harga tergolong ekonomis dibandingkan dengan daging sapi yang biasa digunakan
dalam pembuatan bakso. Hal ini dikarenakan pentingnya penganekaragaman
bahan dasar pembuatan bakso perlu diupayakan agar bakso tetap berkualitas dari
segi gizi dan juga rasa, namun harga bakso tersebut masih dapat terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
Fusion food merupakan gabungan dari beberapa elemen teknik memasak
dari tradisi yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan cita rasa bakso dengan bahan
dasar ikan tuna yang khas dari Indonesia, maka ditambahkan saus salsa yang
berasal dari Amerika Selatan. Hal ini bertujuan untuk menambah daya tarik dan
keunikan produk sehingga lebih dinikmati oleh masyarakat.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan di atas dapat
dirumuskan beberarapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengawali kegiatan wirausaha baru barbasis produk inovatif
Bakso Kansa (Ikan Tuna Saus Salsa) sebagai makanan fungsional untuk
masyarakat?
2. Bagaimana memasarkan produk Bakso Kansa (Ikan Tuna Saus Salsa) agar
digemari oleh masyarakat dan menjadi makanan yang memenuhi kebutuhan
protein konsumen?
3. Bagaimana analisa dari bisnis pembuatan bakso pack/kemasan?

1.3. Tujuan
Tujuan dari PKM-Kewirausahaan Bakso Kansa (Ikan Tuna Saus Salsa) adalah:
1. Membuka lapangan kerja baru yang melibatkan mahasiswa untuk berwirausaha
2. Dapat memanfaatkan ikan tuna sebagai pengganti bahan baku daging pada
pembuatan bakso.
3. Dapat memproduksi dan memasarkan Bakso Kansa (Ikan Tuna Saus Salsa)
sebagai makanan yang tinggi protein namun rendah lemak.

1.4. Luaran yang Diharapkan


Target luaran yang diharapkan dari PKM-Kewirausahaan ini, yaitu dapat
menghasilkan produk makanan yang berkualitas yaitu Bakso Kansa (Ikan Tuna
Saus Salsa). Pengembangan inovasi produk pangan berupa Bakso Kansa ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat namun juga memiliki
efek kesehatan lain yaitu menjaga kesehatan jantung, mencegah stroke dan
meningkatkan fungsi kognitif otak. Bakso Ikan sendiri merupakan suatu produk
olahan dari daging ikan yang banyak diminati oleh masyarakat luas mulai dari
anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

1.5 Kegunaan Program


Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari kegiatan PKM-K ini adalah:
1. Dapat membuka peluang usaha bagi mahasiswa tentang pembuatan Bakso
Kansa (Ikan Tuna Saus Salsa)

2. Memberi alternatif makanan yang ekonomis dan memiliki kandungan gizi


yang diperlukan oleh tubuh. Hal ini ditujukan bagi masyarakat yang
cenderung kurang tercukupi kebutuhan proteinnya.

3. Masyarakat diharapkan dapat mengenal produk Bakso Kansa (Ikan Tuna


Saus Salsa) yang dapat meningkatkan konsumsi protein dalam tubuh.
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sumberdaya
perikanan yang sangat besar. Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan,
komoditas perikanan tangkap seperti tuna mengalami peningkatan sebesar 1,68%
(310 ribu ton) dibandingkan tahun 2013, cakalang meningkat sebesar 0,75% (484
ribu ton), tongkol meningkat sebesar 0,69% (454 ribu ton), dan udang meningkat
sebesar 1,62% (255 ribu ton). Komoditas perikanan budidaya seperti ikan mas
hingga semester 3 tahun 2014 mencapai 300 ribu ton, bandeng mencapai 425 ribu
ton dan rumput laut mencapai 6,7 juta ton.
Tingginya tingkat produksi ikan di Indonesia tidak diimbangi dengan tingkat
konsumsinya. Tingkat konsumsi ikan di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,89
kg/kapita. Tingkat konsumsi ikan di Indonesia sangat rendah jika dibandingkan
dengan negara lain, padahal ikan merupakan salah satu sumber protein hewani.
Selain itu, rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia harus segera diatasi agar
produksi ikan yang ada tidak sia-sia. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan
menjadi sangat penting karena ikan merupakan sumber protein hewani yang
potensial karena mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh.
Selain itu, ikan memiliki daya cerna yang tinggi karena mengadung sedikit
jaringan pengikat, mengandung asam-asam lemak tidak jenuh, mengandung
vitamin A, D, serta mineral seperti Mg, Ca, Fe, Zn, F, Ar, Cu, K, P, S (Nugraheni,
2013).
Disamping memiliki banyak kelebihan, ikan juga memiliki kelemahan. Ikan
merupakan bahan pangan yang memiliki kadar air yang tinggi (mencapai 80%),
derajat keasaman (pH) mendekati netral, daging ikan sangat mudah dicerna oleh
enzim autolisis sehingga daging ikan mudah mengalami kerusakan oleh bakteri
pembusuk. Selain itu, ikan juga mengandung asam lemak tidak jenuh yang dapat
mempermudah terjadinya proses oksidasi yang menyebabkan bau tengik
(Nugraheni, 2013). Kelemahan ini harus diatasi dengan suatu proses pengolahan
agar daya simpan ikan dapat diperpanjang. Salah satu cara mengatasi masalah
tersebut adalah dengan menjadikan ikan sebagai produk olahan berupa bakso ikan.
Pada umumnya bakso ikan yang ada di pasaran hanya menyediakan rasa
original dan disajikan dalam bentuk rebusan. Dengan melihat kendala yang
dihadapi diatas diharapkan produk bakso ikan dengan adanya inovasi penambahan
rempah dari amerika selatan dan disajikan dengan hasil pemanggangan dapat
meningkatkan nilai jual dari bakso ikan yang dibuat.

2.2 Gambaran Potensi


2.2.1 Sumber Daya
Bahan utama pembuatan bakso ikan adalah ikan. Bahan tambahan dan
peralatan yang digunakan mudah didapat dan juga sederhana. Namun, dibalik
kesederhanaan alat dan cara pembuatan, bakso ikan memiliki peluang usaha yang
cukup potensial di kalangan masyarakat. Jika dikembangkan dalam skala besar,
usaha ini dapat meraup untung yang besar.

2.2.2 Lokasi Usaha


Untuk proses pembuatan produk ini kami membuat di rumah. Untuk lokasi
usaha kami akan membuka stand di dalam wilayah kampus, di luar wilayah
kampus, dan menyewa tempat di luar dengan tempat yang strategis, dekat dengan
jalanan yang ramai, dan mudah diketahui oleh banyak orang.

2.2.3 Peluang Pasar


Bakso memang bukan makanan pokok, namun ketergantungan beberapa
orang terhadap jenis peluang bisnis kuliner makanan ini bisa dibilang lumayan
besar. Walaupun bukan makanan pokok, namun bakso telah turut membantu
dalam menopang perekonomian masyarakat. Rasanya yang enak dan gurih
membuat para pecinta makanan ini selalu ingin menikmatinya. Maka tidak heran
jika di banyak tempat, bakso dapat mudah ditemukan.
Bakso ikan, merupakan salah satu varian bakso yang saat ini banyak dicari
karena rasanya yang nikmat serta kandungan nutrisinya yang berlimpah. Bakso
ikan terbuat dari ikan segar yang kemudian diolah menjadi bakso bercitarasa gurih
dan nikmat. Membuka usaha bakso ikan, merupakan salah satu ide usaha
gemilang yang sangat perlu untuk dicoba, karena masih belum banyak yang
membuka usaha ini.

2.2.4 Promotion (Promosi)


Dalam memasarkan produk yang baru, maka sektor promosi merupakan
hal yang sangat penting untuk kami perhatikan. Hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mempromosikan produk kami yaitu:
a. Penyebaran Informasi secara langsung
Penyebaran informasi secara langsung dilakukan oleh kelompok
Bakso Ikan dengan cara promosi dari mulut ke mulut. Cara promosi
demikian dimulai pada teman-teman kami. Dengan begitu, diharapkan
dapat memberi kejelasan produk yang lebih efektif dan setelah itu,
diharapkan konsumen akan dapat menyebarkan keunggulan produk kami
kepada lebih banyak orang.
b. Pemberian Informasi secara tidak langsung
Pemberian informasi secara tidak langsung dilakukan dalam
beberapa bentuk kegiatan, diantaranya penyebaran brosur dan leaflet,
penempelan poster, pemasangan spanduk, dan pemasangan banner produk
Bakso Ikan akan menggambarkan keunggulan produk kami dalam media
promosi tersebut yang secara otomatis juga akan menyertakan nomor
telepon untuk memudahkan konsumen yang akan meminta pesanan.
c. Melalui Sarana Teknologi dan Informasi
Semakin berkembangnya teknologi, fasilitas internet semakin
mudah didapatkan. Jadi sudah hal yang lumrah jika memanfaatkan
internet sebagia media promosi. Promosi dapat dilakukan melalui jejaring
sosial seperti instagram, facebook dan twitter. Selain itu promosi juga
dapat dilakukan melalui blog.

2.2.5 People (Orang)

Bakso Ikan menggunakan sumber daya manusia untuk membuat dan


memasarkan produknya. Tanpa adanya manusia, Produk Bakso Ikan tidak akan
bisa dibuat dan dipasarkan. Pada kegiatan ini, Bakso Ikan dibuat dan dipasarkan
oleh sekelompok mahasiswa yang beranggotakan 10 orang dimana semuanya
merupakan mahasiswa jurusan teknologi hasil pertanian yang mengikuti mata
kuliah praktikum bisnis pangan. Konsumen sebagai pembeli akan berinteraksi
dengan pembuat dan pemasar bakso ikan sehingga menciptakan kondisi jual beli.

2.2.6 Analisis Ekonomi Usaha

a. Biaya Tetap
No. Faktor Biaya
1. Etalase 1.000.000
2. Alat masak 500.000
3. Alat makan 200.000
4. Peralatan lain 500.000
5. Biaya penyusutan 10% 220.000
Total 2.420.000

b. Biaya variabel
No. Faktor Biaya
1. Bahan baku 20.000.000
2. Biaya Produksi 5.000.000
Total 29.000.000

Pendapatan per bulan = 150 porsi x 10.000 x 30 hari


= 45.000.000
Laba = total pendapatan - total biaya operasional
= 45.000.000 (9.900.000+29.000.000)
= 6.100.000

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode merupakan landasan utama yang digunakan untuk mencapai tujuan
dari suatu program. Untuk mencapai tujuan program, metode yang digunakan
adalah dengan melakukan proses produksi secara langsung.

Adapun pelaksanaan program terdiri dari :


1. Penentuan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan program PKM-K ini untuk sementara dilakukan di rumah salah
satu anggota kelompok yang bertempat di Jalan Piranha, Tunjungsekar,
Lowokwaru, Malang Jawa Timur Diharapkan untuk kedepannya, pelaksanaan
program usaha PKM-K ini memiliki tempat produksi sendiri yang akan
menambah efektivitas produktivitas usaha.
2. Riset Market yang dapat dilakukan dengan cara survei pasar di kota Malang
dan sekitarnya. Hasil yang diharapkan dari kegiatan riset yang telah dilakukan
ini adalah adanya peningkatan penjualan, promosi produk serta perluasan
pasar di luar wilayah Malang.
3. Analisa kebutuhan
Beberapa hal yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. Alat yang dibutuhkan
Pisau
Baskom
Blender
Panci besar
Wajan
Kompor

b. Bahan yang dibutuhkan


Daging ikan tuna giling
Minyak zaitun
Tepung tapioka
Bawang putih
Merica
Garam
Gula
Air jeruk nipis
Penyedap rasa
Es batu
Virgin olive oil
Lada hitam, digiling halus
Bawang Bombay ukuran sedang
Tomat merah
Jeruk lemon
Cabai Jalapenos
Daun ketumbar
Jintan

4. Melakukan proses produksi. Proses produksi meliputi beberapa tahap yaitu :


a. Proses pembuatan adonan bakso
Kupas bawang putih terlebih dahulu kemudian bawang putih
dihaluskan dengan menggunakan blender.
Bawang putih yang telah halus dicampurkan dengan adonan daging
ikan tuna giling, tepung tapioka, garam, merica serta penyedap rasa
Tambahkan es batu sekitar 15-20% yang berfungsi untuk
mempertahankan suhu rendah dan untuk menambah air ke dalam
adonan
Campurkan adonan hingga merata sempurna dengan waktu kurang
lebih 10 menit

b. Proses Pembuatan Saus Bubuk Salsa


Tuang olive oil ke mangkuk, masukkan 1 sdm lada hitam, gerusan
jintan, garam & gula. Tambahkan 1 sdm air lemon, lalu aduk rata. Ini
akan jadi semacam dressing-nya.
Sesuai urutan, masukkan: cincangan bawang Bombay, bawang putih,
tomat, dan cabe (khusus buat maniak-cabe, cabe-nya boleh ditambah),
aduk sampai tercampur dengan dressing.
Siram sisa air lemon & nipis, tambahkan parutan kulit jeruk lemon,
aduk rata.
Masukkan cincangan halus daun ketumbar, aduk sampai semua
tercampur rata.

c. Proses pembuatan bakso ikan Kans


Ambil adonan bakso yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dan
letakkan di permukaan tangan
Letakkan saus salsa diatas adonan bakso
Bentuk bakso
Masukkan bakso ke dalamair mendidih
Tunggu hingga adonan bakso matang sekitar 10-15 menit
Adonan bakso dapat dikatakan matang jika adonan bakso sudah
mengapung pada permukaan air mendidih
Tiriskan bakso yang sudah matang tersebut dalam suhu ruangan

d. Proses Pengemasan
Masukkan bakso yang telah diisi saus salsa ke dalam kemasan plastik
LDPE
Seal/tutup kemasan
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
4.1.1 Peralatan Penunjang Biaya Tetap

No Alat Produksi Quantity Harga Total


Satuan
1 Blender 1 - -
2 Gas LPG 3kg 3 Rp 16.500 Rp 49.500
3 Pisau 5 Rp 3.500 Rp 17.500
4 Plastik LDPE 200 (2 pak) Rp 94.000 Rp 188.000
5 Penggiling daging 2 Rp 51.000 Rp 102.000
6 Sendok 5 - -
7 Panci kapasitas 5kg 2 Rp 40.000 Rp 80.000
8 Talenan plastik 2 - -
Rp
Jumlah Total
1.126.000

4.1.2 No Keterangan Quantity Harga Total Bah


Satuan an
1 Ikan Tuna 20 kg Rp 40.000 Rp 800.000
2 Bumbu Merica 5 kg Rp 6.000 Rp 30.000
3 Bawang Putih 5 kg Rp 6.000 Rp 30.000
4 Bawang Merah 5 kg Rp 5.000 Rp 25.000
5 Tepung tapioka 10 kg Rp 17.000 Rp 170.000
6 Telur ayam 20 kg Rp 17.000 Rp 340.000
7 Natrium Benzoat 2 kg Rp 21.000 Rp 42.000
8 Garam 15 Rp 2.500 Rp 37.500
bungkus
9 Extra Virgin 25 botol Rp 48.500 Rp 970.000
Olive oil @250 ml
10 Lime 20 kg Rp 25.000 Rp 500.000
11 Peanut butter 15 botol Rp 17.350 Rp 260.250
@300 g
12 Cayenne pepper 30 kg Rp 40.000 Rp 120.000
13 Es Batu 15 balok Rp 7.000 Rp 105.000
Jumlah Total Rp
3.429.750
Habis Pakai
4.1.3 Biaya Transportasi

No Keterangan Quantity Harga Total


Satuan
1 Uang bensin untuk 2 Rp Rp 300.000
membeli bahan dan 150.000/bln
peralatan
2 Komunikasi 2 orang Rp Rp 300.000
150.000/bln
Jumlah Total Rp 600.000

No Keterangan Quantity Harga Satuan Total


1 Pembuatan proposal 7 Rp 10.000 Rp 70.000
2 Pembuatan laporan akhir 2 Rp 10.000 Rp 20.000
3 Standing banner 2 Rp 80.000 Rp 160.000
4 Brosur 100 Rp 1.500 Rp 150.000
5 Cetak label produk 200 Rp 1.000 Rp 200.000
Jumlah Total Rp 600.000
4.1.4 Lain-Lain
4.2 Jadwal Kegiatan

NO. KEGIATAN BULA BULAN BULAN BULAN


NI II III IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
2 Persiapan alat, bahan, dan tempat
produksi
3 Pelaksanaan program:
a. Produksi
b. Promosi
c. Pemasaran
4 Evaluasi usaha dan penulisan laporan
akhir
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara


Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar ILmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.
Jakarta
Nontji, A. 2013. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan,
Nabil, M. 2005. Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thumnus SP) Sebagai
Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein. Institut Pertanian Bogor
Trisniangsih, W. 2014. Kadar Protein dan Betakaroten Bakso Ikan Tenggiri yang
Diperkaya Jamur Merang (Volvariella volvaceae). Skripsi. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

You might also like