You are on page 1of 242

, r .

. J p < r *

all J: ::
lnf

1; -AV-L

il-.Mi* -:-.-

at*

'^SCTi
c
'::

W;rC:ARl 7LA>M'U\M i>.M N fJ.'M.WAnfJlV


1
. 'ij.rcrp

Etf*T|*uvt Hi

...................... . .....
.

: a
A

S&M'VUt&H,
$ DIREKTUR JENDERAL

0
w
BINAGIZf DAN KIA

Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia sudah lama


dimanfaatkan oleh masyarakat secara turun temurun antara lain dengan
Q nienggunakan tanaman obat dalam hentuk jamu dan bentuk lainnya. Denman
berjalannya waktu model pengobatan tradisional ini terpinggirkan oleh
w pengobatan konvensional, Beherapa taliun belakangan, masyarakat dalam
mencari pengobatan dan merawat kesehatan nmtai kembali kc a lam (back to
tiatur. Banyak dianlara masyarakat menycdiakan pelayanan ramuan, selain
juga meneoba sendiri dalam memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat.
Manfaat tanaman obat ini agar aman dan bermanlaat perlu diatur
penggunaannya. Dapat dikatakan saat ini merupakan era kebangkitan Jamu
Indonesia dengan adanya aman at Presidcn R1 pada tahun 2008 ten tang 1 jamu
,w
Brand oflndonesik
Schubungan dengan kebijakan terse blit dalam mengemhangkan
0 pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan di lasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan integrasi dengan pelayanan konvensional. Orientasi tenaga kesehatan
Q yang merupakan unsur utaina dalam pelayanan kesehatan, selama ini masih
pada pelayanan kovensional. Integrasi pelayanan kesehatan tradisional dan

o pelayanan kesehatan konvensional menuntut adanya berbagai pengetahuan dan


keterampilan termasuk pelayanan ramuan, Sesuai fungsi Puskesmas sebagai
Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pusat Pelayanan Strata Pertama yang
mengutamakan upaya

0 T4tcnittj 12*1MZ cTcJ^cafie 7?nMllrtH dLcu*. PcjHaM^iLiiitLK


l

protSiotif dan pr evened, maka petugas Puskesmas ditingkatkan J
kemampuannya melalui Qrientasi Selfcare Ramuan dan Pemanfaatan
TOGA.
Kementerian Kesebatan lelah menetapkan baliwa umur harapan
hidup ketika anak Indonesia lahir adalah 72 tahun. Selama kurun waktu
terse hut, diharapkan hidup dengan tingkat kesehatan yang optimal dan
tidak sakit-sakitan selarna hidupnya. Modul ini dapat dipergunakan oleh
petugas puskesmas agar rnasyarakat dapat memanfaatkan tana man obat
dari Taman Obat Keluarga (TOGA) sebagai bagian dari pengobatan
mandiri (selfcard). Dengan demikian dibutuhkan petugas yang dapat
melakukan konsding Selfcare Ramuan dan Pemanfaatan TOGA,
Kurikulum dan modul ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
sebagai sum bar informasi hagi para petugas kesehatan dalam
mengelola dan memanfaatkan TOGA untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.

_
Jakarta. Agustus 2012 Direktur
Jenderal
Q
Bina Gizi dan KgM-hatan Ibu dan Anak

Slamet Rijadi Vuwono, DTM&H,



MARS
Q

xsr?/i psn&mj%
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan
karunia-Mya sehingga Modul Pelatihan selfcare Ramuan dan Pemanfaatan
TOGA da pat kami selesaikan. Penyusunan modul ini atas kerjasama
Direktorat Tradisional Altematif dan komplementer dengan Balitro
Kementerian Pertanian, BPPSDM, Subdit Prodis dan Kefarmasian, Pusat
Promosi Kesehatan dan Badan POM.
Kemampuan Sumber Daya Manusia Kesehatan terutama dalam
Kesehatan Tradisional ramuan perlu ditingkatkan pengetahuar untuk
mengidentifikasi tanaman dan bagaimana cara menggunakan tanaman obat
agar memiliki manfaat optimal bagi pemeliharaan kesehatan, Upaya
kesehatan tradisional harus dilaksanakan secara kom prehen sif, mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Modul Pelatihan Selfcare Ramuan dan Pemanfaatan TOGA ini
melengkapi kurikulum yang telah dirancang untuk pelatihan ini,
V Modul Pelatihan selfcare dan pemanfaatan TOGA ini terdiri dari 3
bagian, yaitu :
# Bagian 1 : Mated Dasar yang terdiri dari:
1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian
Kesehatan Ri
2. Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat Kementerian
Pertanian RI
3. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas

Bagian 2 : Mated Inti yang terdiri dari:


1. Pengelolaaan dan Pengembangan TOGA
2. Pengelolaan TOGA untuk Pemeliharaan Kesehatan Mandiri
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan di Puskesmas

Jkcn/ui D^icjciali cJcJJ-tafic IZru#uuut rifnji

4. Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Tradisionai dl


Puskesmas
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
6. Pembtnaan Pengobat Tradisionai di Wilayah Kerjanya
Bagian 3 : Mated Penunjang yang lerdiri dari .
1. Building Learning Commitment
2. Rencana Tindak Lanjut

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


memberikan kontribusi dalam penyusunan modul ini. Kami terbuka
terbadap masukan dan saran yang membangun untok ponyempurnaan
modui pelatihan seifcare ramuan dan pemanfaatan TOGA di masa
mendatang.

Jakarta, Agustus 2012 Direktur Bina Pelayanan


Kesehatan Tradisionai Alternate dan Komplementer
Kementerian Kesehatan R!
f]
tdins^V^iret

dr. Abidii iregar, DHSM,


M Kes
w

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZl DAN K1A ...

KATA PENGANTAR DIREKTUR BINA RELAYANAN KESEHATAN TRAD1SI0NAL


ALTERNATE DAN KOMPLEMENTER ...............................................

DAFTAR rSI ............................................................................. v


BAGfAN 1 MATERI DASAR

1. Kebijakan Petayanan Kesehatan Tradisional Kementerian


Kesehatan Rf ................................................................... 1
2 Kebijakan Pengembangan Tanaman Obal Kementerian
15
Pertaman Rl ..................................................................... 23
3. Revrtalisasj Kebijakan Dasar Puskesmas ...............................

BAGiAN 2 MATERI INTI

Pengelolaaan dan Pengembangan TOGA .................................. 37


Pengelolaan TOGA untuk Pemeliharaan Kesehatan Mandiri 81
$ Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan di Puskesmas .. 95
Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Tradisional di
Puskesmas............................................................................ 127
Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan ............................... 143
Pembinaan PengobaE Tradisional di Wilayah Kerjanya ............. 165
0 BAG I AN 3 MATERI PENUNJANG

Building Learning Commitment 187


Rencana Tindak Lanjut .................. 201

TIMPENYUSUN .............................
Jr,

L .
K
i
b
i
j
a
k
i
d

ModuCi

KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISTONAL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Q
MATERP DASAR 1
KE8UAKAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN RJ

Q
D8SKRIPSI SINGKAT
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragaman suku bangsa,
budaya, sumber daya alam dan merupakan negara kedua terbesar di dunia
setelah Brazil, yang memilrki berbagai macam sumber daya hayati, Potensi
kekayaan alam serta tanaman obat tefah dimanfaatkan oleh para feiuhur
dan Pengobat Tradisional (Battra) untuk mengatasi gangguan kesehatan.
sehingga patut difestarikan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Perkembangan obat tradisional di Indonesia imengaiami pa sang surut


sesuai dengan perubahan zaman. Jamu sudah digunakan sejak abad ke- 7
sebagaimana tertulis pada relief Candi Borobudur yang menggambarkan
jenis tanaman obat yang biasa digunakan masyarakat kala itu. Selain itu
0 pada Lontar Usada di Bali (78 SM) dan naskah pengetahuan "Serat
Centhini" di Jawa Tengah dan Jawa Timur (1814) tertulis juga tentang sistem
pengobatan tradisional warisan turun temurun.

Pada tahun 1947 perhatian terhadap obat asli mulai terlihat dengan
didirikannya ^aboratorium Krmia dan Laboratorium Farmakoterapi di Kiaten
serta Hortus Medicus di Tawangmangu Kabu paten Karanganyar. Kemudian
diikuti oleh Werkgroep Voor Medical Platen di Bogor dan Komisi
Farmakoterapi Departemen Kesehatan pada tahun 1950.

Penggunaan obat tradisional asfi Indonesia juga dilaporkan Komtst Inter


Departemental Farmakoterapi (yang dibentuk Departemen Kesehatan
tahun 1963) dalam Seminar Penggalian Sumber Alam

n Ir j it it ,rl M/ y | ctcli j in Kni C J cJc 1


MJLK
dfilM

T&
w
Indonesia pada tahun 1964 di Fakultas Farnnasi UGM Yogyakarta
yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Penggunaan Obat 0
Asti.
0
Berkaitan dengan fakta-fakta tersebut, kemudian berdiri perusahaan
obat tradisional asii Indonesia seperti ,lJainu Iboe1' yang dirintis oleh
Liem Soen Hoo di Ngaglik, Surabaya; "Jamu Jago" yang dirintis oleh 0
Poa Tjong Kwan di Wonogiri kemudian pindah ke Semarang; \Jamu
Pusaka Ambon" yang diusahakan oleh C. Kaimana di Jakarta.
Demikian pu(a jamu yang diusahakan oleh dr, Abdul Kadir di
Q
Yogyakarta dan jamu dari rumah obat "Karuhun yang dirintis oleh dr.
Saleh di Bandung yang pada saat itu mendapal pasaran yang cukup
memuaskan.

Saat ini pelayanan kesehatan tradisional semakin diminati


0
masyarakat dan menjadi saiah satu pilihan daiam inenyelesaikan
masalah kesehatannya. Berbagai jenis dan cara pengobatan
tradisional tel ah berkembang dengan pesat, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar negeri meskipun beium mempunyai cukup
bukti ifmiah.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, ^


persentase penduduk Indonesia yang pernah mengkonsumsi jamu/obat
tradisional pada semua kelompok umur laki-laki dan perempuan, baik di
pedesaan maupun perkotaan adalah sebanyak '* 59,12%. Persentase
penggunaan tana man obat secara berturut-turut adalah 50,36% Jahe (Zingiber
officinale), 48,77%t Kencur ^ (.Kaempferia galanga), 39,65% Temulawak
(Curcuma xanthorriza). 13,93%i Meniran (Phyllanthus niruri) dan 11,17% Pace
(Morinda citrifolia).

Kebijakan Kementerian Kesehatan daiam pengembangan dan pembinaan


pelayanan kesehatan tradisional mengarahkan bahvua
pelayanan kesehatan tradisional harus aman, bermanfaat, dan dapat d i
pe rta ngg u ng j a wab k an.

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembeiajaran Umum


Q Setelah selesai mengikuti materi ini peserta manrtpu memahami
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional.

QB Tujuan Pembeiajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
A 1. Menjelaskan kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan
kesehatan tradisional.
2. Menjelaskan Konsep integrasi pelayanan kesehatan tradisional
ramuan di Puskesmas.

Ml. POKOKBAHASAN

Dalam modul ini memuat pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:
Pokok Bahasan 1. Kebijakan Kernentenan Kesehatan teniang kesehatan
tradisional.
Sub pokok bahasan:
a. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan. Pasal 48, Pasal 59 ayat 1, Pasal 60 ayat 1, Pasal
b. 61 ayat 1, Pasal 60 ayat 2
Renstra Kemenkes 2011*2014 tentang
c. pelayanan tradisional.
Prioritas program Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komptemenler.

Pokok Bahasan 2. Menjelaskan Konsep integrasi pelayanan kesehatan


tradisional ramuan di Puskesmas.
Sub pokok bahasan:

T&zJsn^aJtmt Pc/ayn 3

JFP
a. Konsep integrasi
Pen gentian integrasi
- P rin si p d asa r ya n ke strad rain u an
- Ruang lingkup yankestrad ramuan
* M eka n ism e i nteg ras i ya n k estra dko m

fV. URAIAN MATERt


Pokok Bahasan 1:
Kebijakan Kementerian Kesehatan Tentang Kesehatan TradisionaL

1.1 Undang-undang No 36 Tahun 2009


Dalam Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasai
48 dikatakan bahwa Upaya Kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan pro motif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyelumh, dan be rkes i na m bu ng
a n. Pe ny eieng g a ra a n upaya kesehatan yang
dimaksud dilaksanakan melalui kegiatan:

3.
Petayanan Kesehatan;
b. Petayanan Kesehatan Tradisiona!;
c. Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit;
d. Penyembuhan Penyakit Dan Pemulihan Kesehatan;
f
Kesehatan Reproduksi;
3-
h. Keluarga Berencana;
\. Kesehatan Sekolah.
j- Kesehatan Olahraga;
k. Petayanan Kesehatan Pada Bencana;
I Pelayanan Darah;
Kesehatan Gigi Dan Muiut;
m. Penanggulangan Gangguan Penglihatan Dan Gangguan
Pendengaran;
Kesehatan Matra;
Pengamanan Dan Penggunaan Sediaan Farmasi Dan Alat
o. Kesehatan;
p- Pengamanan Makanan Dan Minuman;
q- Pengamanan Zal Adiktifr Dan/Atau
Bedah Mayat.

Pada pasal 48 tersebut dikatakan bahwa Peiayanan Kesehatan Tradisional


merupakan upaya kesehatan yang nomor dua diantara 17 upaya peiayanan
kesehatan.

PARADIGM A BARU
UNOANG'UNDANG Rl NO-SG/2003
( HAK INISIATIF DPR Rl)
ItnUnj KESEHATAN, mindoronf Re
form a si dan Reorganise si
KemenktiRI.
PASAL 43 Ay at 1 UPAYA KESEHATAN
TERDIRI DARI 17 JEN IS PEIAYANAN

(2) Relay. KESEHATAN TRADISIONAL

di Puskesmej futarnany* Rrsmotif dan Prove ntif)


dl Rumafi Sakit {utiminya Kuratif dan Pahab)

Pada Bagian ketiga pasal 59-61 Undang-undang Kesehatan Nomor 36


tahun 2009 mengatur tentarrg peiayanan kesehatan tradisional. Pada pasal
59 ayat (1) Berdasarkan cara pengobatannya, peiayanan kesehatan
tradisional terbagi menjadi: peiayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan keterampilan dan peiayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan ramuan. Pasal 59 ayat (2) Peiayanan kesehatan tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibina dan diawasi oleh Pemerintah
agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma agama. Dan Pasal 59 ayat (3) Ketentuan lebih
lanjut mengenai tata cara dan jenis peiayanan kesehatan tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

P<r/lT yrtrixUt ferln/in i T*f ^T(1^I llOTtn./ hc2.CJUtt tliilHL


TiL-.icJfxiioM 5
Dalam melakukan Pelayanan kesehatan Tradisional yang menggunakan
aiat dan teknologi diatur dalam Pasal 60 ayat (1) Setiap orang yang
meiakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan aiat dan
teknologi harus mendapat izin dan lembaga kesehatan yang berwenang.
Dan ayat (2) Penggunaan aiat dan teknologi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya
serta tidak bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan
masyarakat.

Dalam mengembangkan Pelayanan kesehatan Tradisional pemerintah


memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan J
tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan
keamanannya, Dan dalam rangka pengawasannya diatur oleh pemerintah
dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan
0
masyarakat. Hai-hal tersebut diatur pada Pasal 61 Undang-undang No. 36
tahun 2009.

Dalam penyelenggaraannya pelayanan kesehatan tradisional ramuan


terbagi menjadi 2 yaitu : Q
a. Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Perorangan:
Pelaksana pelayanan kesehatan tradisional ramuan perorangan
adalah pengobat tradisional ramuan yang melaksanakan
pelayanan kesehatan yang mandiri, serta memiliki surat terdaftar J
pengobat tradisional (STPT).
b. Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Berketompok Penyelenggara
pelayanan kesehatan tradisional ramuan berkelompok seharusnya _
memiliki:
1) Penanggung jawab pelayanan adalah seseorang yang
bertanggung jawab terhadap terseienggaranya pelayanan 0
kesehatan tradisional berkelompok, serta mempunyai STPT
sesuai dengan keahiian dan kompetensi yang dimilikinya dari %
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

OH 7e_tcAn:ia
j(S

2) Pelaksana adaiah pengobat tradisionat ramuan yang berada


w

didalam sarana pelayanan kesehatan tradisional berkelompok dan


memiliki STPT dari Dinas Kesehatan Kab up aten/Kota.
r\
3) Tenaga penunjang:
Karyawan penunjang bagi Battra yang melakukan pelayanan bisa.
berasal dari berbagai tingkat pendidikan dan disesuaikan dengan
kebutuhan:
a) Sebagai asisten (sesuai kompetensi kewenangan).
A b) Tenaga administrasi.
c) Tenaga penunjang lainnya.
Pelayanan kesehatan tradisional ramuan berkelompok da pat
memberikan pelayanan kesehatan tradisional di tempai pelayanan
kesehatan tradisional seperti Griya Sehat.

Beberapa Definisi Operasional dalam Pelayanan Kesehatan Tradisional:


1. Pelayanan kesehatan tradisional adaiah pengobatan dan/atau
*

perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pad a pengalaman


dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
BSB
2. Pelayanan kesehatan tradisional ramuan adaiah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang berasal dari bahan
tumbuhan/tanaman, hewan, mineral, bahan lainnya dalam bentuk
simplisia atau sediaan sarian (gaienik) mengacu pada pengalaman
turun temurun secara empiris dan/atau pendidikan formal dan non
w formal yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dibag i berdasarkan
pendekatan pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kesehatan
tradisional secara manual, menggunakan alat dan teknologi atau
dengan olah pikiran.
4. Pelayanan kesehatan tradisional ramuan perorangan adaiah
L. pelayanan kesehatan tradisionat ramuan yang dilakukan oleh

KcJrzJ.nJi.nj4. Pft/iiyiimm. itti


7?U
seorang pengobat tradisional ramuan dengan atau tanpa
menggunakan tenaga penunjang.
5 . Pelayanan kesehatan tradisional ramuan bersama/berkeiompok

adalah pelayanan kesehatan tradisional ramuan yang dilakukan


oleh beberapa pengobat tradisional, yang metodenya sejenis
maupun berbeda jenis.
6. Pengobat Tradisional (Battra) adalah seseorang yang melakukan
pelayanan kesehatan tradisional yang ilmunya diperoleh melalui
pengalaman turun-temurun dan atau pendidikan non formal.
7, Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sari an (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat,
e. Petugas/Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiNki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memeriukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

1,2 Renstra Kemenkes 2011-2014 tentang pelayanan tradisional.


Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik % Indonesia pa
da tahun 2011 sebanyak 20% (100) Kabu paten/Kota masing-masing di 3
Puskesmas (300) ditargetkan untuk & menyelerggarakan Program Bina
Petayanan Kesehatan Tradisional, Alternate dan Komplementer. Jumlah
Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tradisionat
yang aman ^ dan bermanfaat sebagai pelayanan altrnatif dan komplementer
sebanyak 36 Rumah Sakit, A

Dari Indikator RENSTRA diharapkan pada tahun 2014 Sebanyak 50% Kabu
paten/Kola dan 70 Rumah Sakit sudah menyelenggarakan ^ Program Bina
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternate dan Komplementer.

Ji-j- J pita JI H 4 igjanJ Jt'tijiAilTiLH


my
1.3 Prioritas program Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternate dan
Komplementer.
Dalam
16
.
rangka memenuhi amanat Lindang-Undang Nomor 36 tahun 2009
dan RENSTRA Kementerian Kesehatan R1 tersebut maka Direktorat Bina
Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternate dan Komplementer
mencanangkan prioritas Program antara lain :

N 1N L> 1K ATOR 20 20] 1 201


20 L 2014
u 1 3
2
i f la I: upjn kb/ JNJ 1 a V rot: rtrdfiijr P'SITH
1 2iy;. .
TTk
k HI i i-am hina V 1
yarike^rrad, alter r*;*i 1' ctin
Lrjmplemcntcr

2. furnish ttumah Siikii y-^iy nieny4r.Lcxi^2S 2 V, 44, 56 70


aralk M t-s rr-jd yanir a man dan 1-H.T 6
mvm I'yii t .r,e!v.iy; at j pL'tuyHti^m
.iltcm-abi d;ir
kcni|jL^menrtr

w 1. Revitalisasi Sentra P3T (Pengembangan dan Penerapan Pengobatan


Tradisional) BKTM (Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat) /LKTM
(Loka Kesehatan Tradisional. Masyarakat) , serta Peningkatan
Q kelembagaan 2-3 Sentra P3T menjadi BKTM, dan mendorong inisiasi
pembentukan 5-10 $P3T
2. Tersusunnya NSPK dan regulasi yang kuat dan akuntabel sebagai
payung dan mekanisme pengaturan pelayanan kesehatan tradisional
alternate dan komplementer maupun bagi battra a sing.
3. Pengembangan pelayanan kesehatan terintegrasi {konvensional dan
tradisional komplementer) pa da puskesmas dan RSU Pemerintah.
4. Kerjasama Kemitraan dengan berbagai pihak untuk peningkatan
kualitas dan ketersediaan bahan pelayanan kesehatan tradisional
alternate dan komplementer.
5. Penguatan peran Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer dalam aspek promotif dan prevents mendukung
pencapaian mdgs dan secara spesifik pemberdayaan masyarakat
di wilayah DTPK (Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan).

Pokok Bahasan 2 :
Konsep Jntegrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Ot
Puskesmas

2.1 Pengertian Integrasi


Integrasi pelayanan adalah penyatuan/ penggabungan sebagian atau
seluruh aspek pelayanan pengobatan komplementer - alternate pada
pelayanan kesehatan disemua tingkatan fasililas pelayanan kesehatan,
termasuk aspek regulasi, pembiayaan, serta kebijakan mengenai
penyelenggaraan pelayanan dan obatyang digunakan.

2.2 Prinsip Dasar Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan


Pelayanan kesehatan tradisional ramuan adalah baglan dari upaya
pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan bahan alam
yang merupakan warisan feluhur yang pengembangannya disesuaikan
dengan budaya, norma, dan lingkungan yang mengacu pada aspek
kesehatan.

Pelayanan kesehatan tradisional ramuan harus dapat dilaksanakan


seGara aman, bermanfaat, bermutu dan dapat dipertanggung-
jawabkan, dan tidak boleh dilakukan apabiia mem ba ha yak an jiwa,
melanggar susila dan bertentangan dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional ramuan dapat
dilaksanakan secara perorangan maupun berkelompok sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki dan memenuhi persyaratan yang beriaku.

Tic^UlAaM TA'.AcA.ataM 9*1 .i ./J Aiij , nhiw


PniixyiiMiU rtxii

OT
Q Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan

Ruang iingkup pelayanan kesehatan tradisional ramuan meliputi :


1. Pelayanan kesehatan tradisional ramuan dafam upaya mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan mengutamakan
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, disamping
penyembuhar dan pemuiihan kesehatan.
2 Peng o bat tradisional ramuan a da la h seseorang yang
memberikan pelayanan dan sudah mengikuti pendidikan/ pelatihan
yang diselenggarakan oleh asosiasi atau lembaga berwenang atau
berdasarkan pengalaman turun temurun.
3. Sarana prasarana pelayanan kesehatan tradisional ramuan adalah
g fasilitas pelayanan yang memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi
untuk memberikan pelayanan kesehatan tradisional ramuan.
4. Produk yang digunakan dalam pelayanan kesehatan tradisional
ramuan adalah berupa ramuan/simplisia serta produk jadi yang
memenuhi persyaratan, keamanan dan mutu, untuk produk jadi
Q hams memiliki nomor izin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM).

2.3 Mekanisme Integrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatf Dan


Komplementer
Mekanisme dalam melakukan pelayanan Kesehatan Tradisional Alternate
dan KompJementer seyogyanya mengikuti pelayanan yang sudah ada di
Puskesmas sebelumnya. Pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas
lebih mengutamakan pad a upaya pro motif, preventif tanpa
mengesampingkan pelayanan yang sifatnya kuratif, dan rehabilitate.
Pasien yang da tang ke Puskesmas tetap dilakukan pemeriksaan secara
konvensional dan diagnosis menggunakan I CD X. Dalam memberikan
pengobatan terdapat tiga pilihan yaitu:
_

ULM lf.C-A.cJtti.itlM. 9"n 1 tii ,-k i cJM-O-l 'IIUM Tfr ii^An/UH

1. Pelayanan kesehatan yang tersedia hanya pelayanan kesehatan


konvensianal yaitu dakter nnemberikan obat kepada pasien dalam
fl bentuk obat yang selama ini sudah diberikan,
2. Konvensianal + Pelayanan Kesehatan Tradisional (komplement).
Disebut kom piemen apabila pelayanan kesehatan tradisional
melengkapi pelayanan kesehatan konvensionai
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional (alternatif). Disebut alternate
apabila pelayanan kesehatan tradisional menjadi pengganti
pelayanan kesehatan konvensionai dengan indikasi tertentu.

A w
^ ^7TI cru n 1 VrwfPH/i>'F tat* JiirJ rJi

HZ
Mekanisme integrasi terse but da pat dilihat pa da bagan berikut

PASiEN DATANG

_______ +----------------------------------------------
PEMERIKSAAN & DIAGNOSA OLEH
DOKTER
( Penegakan Oiagnosa Tetap socara
Konvensionat)
+
INFORM CONCENT, REQUEST CONCENT
DAN TER API
1. Pe ng is i a n s u rat pe rs etuj ua n pas f en aias ti n da ka n a Ite
mat if kom piemen ter (inform concent).
2. Pertgisian surnt pcrmintaan pasien at as pe lay an an kesehatan a Item at if dan
kom pi omen ter (request concent),
3. Pilihan terapi yang diberikan dokter:
Konvensional
* K on v e ns i o n a I + Pe I a ya nan Ke se hata rt T rad is i o rial (kompleme nt)
M u mi Pe la ya na n Ke se hata n Trad is lo nai (altem atif)

' 1
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Terapi dapat diberikan oleh:
* Dokter yang telah rnemiliki sertifikat kompctensi
* Te nag a kese ha tan y an g menda pat pe I ati han kbu s us
dibidang Tradkom [da I am pengawasan dokter)
* Terapi dengan obat tradisionaH Jamil U berdasar pada
pedoman FORM J LARI UIV1 ORAT HERBAL AS LI
INDONESIA.

P(!fnyFT*iqrt Yp.i' nicniein ^!* iJr. .if M^.^7.1 H TtLicAfl/flil


itn
V. REFERENSI
1. Undang-Undang Kesehatan Nonrtar 36 Tahun 2009,
2. RENSTRA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2010-2014.
3. Pedoman Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Tahun
2011
4. Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan
Tradisional Di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2011

Ifcic JtflllUH. AlOTtllJ kc-


it
WCdC-tl in. M
MocCuC 2
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
Kebij
TANAMAN OB AT akan
Ptftt^
emba
ngan
Tana
KEMENTERIAN PERTANIAN man
Ofeal
BCef
tiema
MATER! DASAR 2
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT
KEMENTERIAN PERTANIAN R!

^ I. DESKR1PSISINGKAT

Menyikapi perkembangan kesehatan tradisional saat ini dimana


Kementerian Kesehatan membentuk Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional untuk membual norma, standar, Prosedur dan
kriteria dalam rangka mempersipkan pelayanan kesehatan tradisional di
fasifitas pelayanan kesehatan.

Kementerian Pertanian berperan penting terutama daiam ha I tersedianya


bah an baku tan am an Dbat. Deng an keanekaragaman hayati yang luar
biasa di samping itu ada haf-hal khusus dalam Kebijakan yang
dititikberatkan oleh Kementerian Pertanian. Dalam mated dasar 2 ini
ahan disampaikan bebertapa kebijakan Kementerian Pertanian terhadap
pengembangan tanaman obat. Diharapkan mated ini memberikan
wawasan bagi peserta peiatihan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mengikutr mated ini peserta mampu memahami
Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat.

8, Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti mated ini peserta mampu:
1. Menjelaskan kebijakan Kementerian Pertanian dalam
pengembangan tanaman obat.
2 Menjelaskan Peraturan pemerintah terkait pengembangan Tanaman
Obat
111. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sehagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Kebijakan Kementerian pertanian tentang
pengembangan tanaman obat.

Pokok Bahasan 2. Peraturan Pemerintah terkait pengembangan tanaman


obat.

IV. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1 :
Kebijakan Kementerian Pertanian dalam Pengembangan Tanaman Obat

Sayuran dan tanaman obat merupakan salah satu komoditas hortikultura


yang berkembang pesat di Indonesia. Seiain sebagai komoditas yang
esensiai bags pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam menyediakan
vitamin dan mineral, serta telah niemberikan - kontribusi PDB sebesar
38,07 % pada tahun 2008 terhadap sub sektor hortikultura. 0

Pembangunan pertanian melalui pengembangan komoditas


hortikultura yang potensial di suatu wilayah merupakan salah satu up
ay a untuk meningkatkan perekonomian wilayah, yang pada akhirnya
akan meningkatkan daya saing wilayah tersebut. Untuk menciptakan
kegiatan ekonomi yang efektif, efisien, berdampak bagi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat yang tedibat di dalamnya diperlukan
volume, intensitas dan kualitas kegiatan yang memadai berbasis
pada kesamaan kegiatan dalam ruang yang sama. Untuk itu
diperlukan sinergisme intra dan/atau an tar wilayah (daerah otonorrs)
sejauh wilayah tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh secara
ekonomis, yang dapat dibatasi oleh kemiripan agrokiimat dan

fJfl

kesatuan infrastruktur, sehingga akan dihasilkan dampak ekonom<
Q yang nyata dan terukur, segaia pelayanan dan fasilitasi di daiamnya
dapat berjalan efektif dan efisien, yang dikenal dengan pen gem bang
an Kawasan Agribisnis Hortikultura.
Q
Kawasan sayuran dan tanaman obat merupakan bagian dari
Kawasan Agribisnis Hortikultura Penetapan kawasan sayuran dan
tanaman obat ini diperiukan untuk memudahkan dalam penumbuhan
dan pengembangan kawasan berbasis agribisnis mulai dari
penyediaan sarana produksi, budidaya, pengolahan pasca panen dan

pemasaran serta kegiatan pendukungnya secara terpadu, terintegrasi


dan berkelanjutan. Pengembangan kawasan sayuran dan tanaman
obat terdiri dari pengembangan Kawasan pendampingan intensif dan
kawasan inisiasi, Kawasan sayuran dan tanaman obat dengan
pendampingan intensif merupakan suatu wilayah dengan kesamaan
ekosistem dan disalukan oleh fa si litas infrastruktur ekonomi yang
sama sehingga membentuk kawasan yang berisi berbagai kegiatan
usaha berbasis pasar mulai dari penyediaan sarana produksi,
budidaya secara intensif, penanganan dan pengolahan pasca panen,
pemasaran serta berbagai kegiatan pendukungnya. Untuk itu

m diperiukan dukungan sub sektor terkait secara terintegrasi pada aspek


budidaya hingga pemasaran. Sedangkan kawasan inisiasi adalah
daerah pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat yang
dipersiapkan untuk menjadi kawasan pendampingan intensif yang
akan dilaksanakan pada periode berikutnya.
Mengingat begitu pentingnya kawasan sayuran dan tanaman obat
dalam menyokong pembangunan pertanian, diperiukan suatu
pedoman umum pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat
yang terintegrasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Untuk menghasilkan produk hoiiikultura yang berkualitas dengan


rnutu baik, segar dan aman dikonsumsi perlu upaya penanganan

/ryjTALII.M

17
yang baik dan konsisten mulai dan input produksi, proses produksi sampai
pada pascapanen. Perbaikan sistem pengelolaan produk hortikultura
dalam pengembangan teknofogi pemanenan dan w penanganan
pascapanen merupakan unsurunSur yang sangat dipeflukan untuk
mencapai mutu produk yang baik.

Mefalui penerapan penanganan pascapanen yang baik (Good


Handling Practices/GRP) dapat menekan tingkat kehifangan hasilr
mempertahankan tingkat kesegaran produk, dan meningkatkan
efisiensi usaha agribisnis sayuran dan tanaman obat, sehingga akan
meningkatkan daya saing dan nilai ekonomis serta meningkatkan
pendapatan petani/ keiompok tani. Saat ini penanganan pascapanen
yang diiakukan ofeh petani/pelaku usaha masih bersifat
tradisional/sederhana. karena masih rendahnya penerapan teknoiogi
dan terbatasnya sarana penanganan pascapanen. 01 eh karena itu,
penerapan penanganan pascapanen yang baik harus didukung oleh
sarana dan prasarana untuk menghasilkan produk yang bermutu dan
meningkatkan daya saing. Llpaya yang dapat difakukan untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain : 1) Pengembangan sistem
penanganan pascapanen; 2) Pengembangan insentif usaha (fasilitasi
sarana prasarana pascapanen).

Pada tahun 2011 dalam Rencana Pembangunan Jangka


Menengah (RPJM), Kegiatan Direktorat Bud id ay a dan Pascapanen
Sayuran dan Tanaman Obat adaiah Peningkatan Produksi,
Produktifitas dan Mutu Produk Sayuran dan Tanaman Obat
Berkeianjutan. Adapun sasaran yang periu dicapai adaiah
meningkatnya luas areal dan perbaikan pengelolaan lahan usaha
r
\
tanaman sayuran dan tanaman obat. Tingkat keberhasilan
-
pencapaian kinerja ditunjukkan d eng an adanya enam indikator
sebagai berikut;

1. Pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat;


2. Pengembangan registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman
obat; >*r
*

I
3. Perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha sayuran dan tanaman obat;
4. Perbaikan mulu pengelolaan pascapanen sayuran dan tanaman obat;
5. Pengenibangan registrasi packing house;
6. Peningkatan jumlah kelembagaan usaha sayuran dan tanaman obat.

Ke-6 indikator kinerja diatas dijabarkan dalam komponen-komponen dengan


target output pada tahun 2011 sebagai berikut:
1. Pengembangan Kawasart Sayuran dan Tanaman Obat (785 Hektar);
2. Registrasi Lahan Usaha (1.000 Lahan Usaha)
3. Sekolah Lapang (250 Kelompok);
4. Pengadaan Sarana Prasarana (265 Unit);
5. Registrasi Packing House/Rum ah Kemasan (20 Packing House);
6. Pengembangar/Pemberdayaan Kelembagaan Usaha (525 Lembaga).

Keberhasilan kinerja Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan


Tanaman Obat ditunjukkan dengan tercapainya target output sesuai indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Ke-6 indikator pencapaian kinerja didukung
dengan adanya indikator Peningkatan Mutu Pembinaan untuk Kegiatan
Pengembangan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat mempunyai output
sebagai berikut:
1. PerLenuian/Sosialisasi/ldentifikasi/Pembinaan/Workshop.
2. Peningkatan Kapasitas Petani/Petugas;
3. Pedoman - Pedoman;
4 Pemasyarakatan/Promosi;
5, Pembinaan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat;
6, Kendaraan;
7. Alat Pengolah Data;
8. Sarana Kantor.
Pokok Bahasan 2:
Peraturan Pemerintah terkait pengembangan Tanaman Obat
w
Peraturan-peraturan yang terkait kebijakan pengembangan tan k
am
an
obat:
1. Peraturan Menteri Pertanian No. 44/Permentan/OT.140/
10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen
Pertanian Asal Tanaman yang baik dan Penerapan
Sayuran dan Tanaman Obat.
2. Permentan Nomor 48/Permentan/OT. 140/10/ 2009 dan -0
Permentan Nomor 62/Permentan/ OT. 140/10/2010.

Pemasyarakatan/Promosi Sayuran danTanaman Obat yang tel ah dilakukan oleh


Kementerian Pertanian ;
Partisipasi Pekan Florid dan Flora Nasional (PF2N) di Ball. *# Kegiatan ini
merupakan partisipasi keikutsertaan daerah sebagai peserta stan pada cluster
komoditas sayuran dan | tanaman obat untuk mendukung pelaksanaan PF2N.
Materi yang dipamerkan adalah komoditas sayuran dan tanaman obat yang
merupakan unggulan daerah.
Partisipasi PENAS di Kalimantan Timur
Keikutsertaan daerah dalam PENAS adalah berupa kehadiran ^ sebagai
peserta temu agribisnis.
Partisipasi Festival Jamu di Yogyakarta
Kegiatan ini merupakan partisipasi keikutsertaan daerah mengisi stan
yang ada dengan bahan atau materi pameran berupa keragaman tanaman
obat dari produk segar ^ pananganan pascapanen tanaman obat sampai
pengembanganproduk.
Symposium International Temulawak ke II di Bogor
Keikutsertaan hadir sebagai peserta Symposium Internasionat Temuiawak ke
II
* Gerakan Makan Sayur di Ban ten
Kegiatan ini berupa keikutsertaan hadir dalam acara Gerakan Makan
Sayuran yang akan dilaksanakan di Banten
Partisipasi Festival Jamur di Jakarta
Kegiatan ini berupa keikutsertaan hadir berpartisipasi dalam mengisi
slan bagi daerah yang memiliki potensi jamur dengan menampilkan
jamur mulai dari hulu sampai hilir (teknologi. budidaya sampai
pascapanen) dalam acara Festival Jamur yang akan dilaksanakan di
Jakarta.

Cengan adanya peraturan pemerintah tentang tanaman obat diharapkan sektor


pertanian ikut berperan dalam pengembangan tanaman obat.
MocfuC 3

REVITALISASt KEBLJAKAN
DASAR PUSKESMAS
MATER) DASAR 3
REVITALISAS) KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS

t. DESKRIPSISINGKAT

Q llndang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 23H Ayat 1s menyatakan bahwa


setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggalr dan

e
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoieh pelayanan kesehatan. Selain itu tantangan target pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium (JWDG's) di bidang kesehatan sampai
dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara AKB dari 34/1000 kelahiran
hidup menjadi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup serta penurunan angka
penyakit menular seperti HIV&AIDS.
r-
Permasalahan pembangunan kesehatan masyarakai adaiah akses
masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih
rendah. Bagaimana meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat melalui penyediaan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan
o yang memadai untuk merespon dinamika karakteristik penduduk dan
kondisi geografis, untuk itu perlunya strategi meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadiian. serta
G berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif & prevents.

Q Keberhasilan pencapaian target tersebut sangat dipengaruhi oleh kesiapan


Puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit da lam
pelayanan kesehatan rujukan. Saiah satu terobosan yang dilakukan dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan adaiah dilaksanakannya
revitalisasi Puskesmas, yang diyakini dapat meningkatkan kinerja layanan
Puskesmas terhadap pelayanan

23

_________________________________________
PaJuiti Pii
Q
kesehatan masyarakat dan penyesuaian kebijakan lintas sektor terkait
dengan Puskesmas.
Untuk mencapai hasil yang optimal daiam mengintegrasikan
pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas maka menjadi panting
materi Revitalisasi kebijakan puskesmas ini untuk dapat diberikan
daiam pelatihan ini.

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umunn


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami revitalisasi
kebijakan dasar Puskesmas daiam mendukung penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
1. Menjeiaskan Kebijakan Kementerian Kesehatan
2. Menjeiaskan Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas

III, POKOK BAHASAN

Daiam modui ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
Pokok Bahasan % Kebijakan Kementerian Kesehatan Sub pokok bahasan:
a. Visi dan Misi dan nilai Kementerian Kesehatan
b. RPJM dan Renstra Kementerian Kesehatan

Pokok Bahasan 2. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas Sub pokok


bahasan:
a. Pengertian Puskesmas
b. Fung si Puskesmas
c. Kedudukan Puskesmas
d. Upaya dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas
e. Konsep Pengembangan Upaya Kesehatan
f. Manajemen Puskesmas

IV. URAJAN MATERI

Pokok Bahasan t :
Kebijakan Kementerian Kesehatan

1.1 Vtsi Kementerian Kesehatan


Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Untuk mencapai Visi tersebut, Misi Kementerian Kesehatan :
1. Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
2. Mefindungi kesehatan masyarakat d eng an menjamin te media nya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berkeadilan
Dengan menganut Nilai : Pro Rakyat, Inkiusif, Responsrf, Efektif dan
Bersih

t .2 RPJM dan Renstra Kementerian Kesehatan


Kementerian Kesehatan dalam Rencana Strategis 2t)10 - 2Q14 dengan
L prioritas pad a peningk atari akses dan kualitas pelayanan kesehatan
untuk tercapainya peningkatan mutu peiayanan mempunyai 8 Fokus
9 Prioritas Pembangunan Kesehatan yaitu,
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB.
9 2. Perbaikan status gizi masyarakat.
3. Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyehatan
lingkungan.
9 4. Pemenuhan pengembangan SDM Kesehatan,
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan.
m mutu, penggunaan obatdan pengawasan obat dan makanan,
B. Jamkesmas.
7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

Prioritas Kementerian Kesehatan melalui reformasi kesehatan yaitu,


1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
2 Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK).
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
4. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK).
5. Ketersediaan Obat.
6. Reformasi Birokrasi.
7. World Class Hospital.
8. Saintifikasi Jamu.

Arah prioritas pembangunan kesehatan sebagai berikut:


1. Pelaksanaan program preventif terpadu.
&
2. Revitalisasi program KB.
3. Peningkatan sarana kesehatan.
4. Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan obat terutama
obat esensial generik.
5. Penerapan asuransi nasional untuk masyarakat miskin dan
diperluas bertahap untuk seluruh penduduk.

Kegiatan Unggulan Kementerian Kesehatan yaitu,


1. Revitalisasi pelayanan kesehatan.
2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM,
3. Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan
obat, vaksin dan alat kesehatan,
4. Jaminan kesehatan dan Jampersal.
5. Keberpihakan pada DTPK dan DBK.
6. World class hospital.
Pokok Bahasan 2:
Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas

Pengertian Puskesmas
0 Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabu paten/Kota di
da I am menyelenggarakart upaya kesehatan masyarakat sesuai
ketentuan yang lei ah ditetapkan.
Secara teknis & administrate Puskesmas bertanggung jawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Memiliki tanggung jawab wilayah kerja tertentu.
Teknis pelaksanaan kegiatan mengacu kepada norma, standar,
prosedur dan kriteria dari Kementerian Kesehatan.

Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu be ru pay a menggerakkan dan memantau
penyeienggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan, Di samping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyeienggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah
mengutamakan pemeiiharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tan
pa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan,
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, Kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif daiam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau peiaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
W

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,


khususnya so si a I budaya masyarakat seiempat.
3. Pusat Peiayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan peiayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeiuruh, terpadu dan

berkesinambungan,
Peiayanan Kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab Puskesmas meliputi:
1) Peiayanan Kesehatan Perorangan
Peiayanan kesehatan perorangan a da I ah peiayanan yang
bersifat pribadi (Private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.
Tanpa mengabaikan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Peiayanan perorangan terse but adalah rawat jalan dan untuk
Puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Peiayanan Kesehatan Masyarakat
Peiayanan kesehatan masyarakat adalah peiayanan yang bersifat
publik (public goodsj. Dengan tujuan utama memeiihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan pemulihan
kesehatan. Peiayanan kesehatan masyarakat terse but antara lain
adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat tainnya.

2.3 Kedudukan Puskesmas


Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional. Sistem Kesehatan Kabu paten /Kota dan
Sistem Pemerintah Dae rah ;
1. Sistem Kesehatan Nasional :
Kedudukan Puskesmas dalam sistem kesehatan nasional
adalah sebagai sarana peiayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wiiayah
kerjanya.
igpj/

2. Sistem Kesehatan Kabu pa ten/Kota


A Kedudukan Puskesmas da [am sistem kesehatan kabupaten/kota
_ yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabu paten/Kota yang
bertanggungjawab menyeienggarakan sebagian tugas pern bangu
nan kesehatan Kabupaten/Kota di wiSayah kerjanya.

3. Sistem Pemerintah Dae rah


Kedudukan Puskesmas daiam sistem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Peiaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan unit stmktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

2.4 Upaya dan Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas terdiri
dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan peiayanan
w kesehatan masyarakat primer, upaya terse but dikeiompokkan
menjadi wajib dan pilihan, yaitu :
1. Upaya kesehatan wajib
1) Promosi kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) Kesehatan ibu dan Anak termasuk Kefuarga Berencana
4) Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Penanggulangan Penyakit
6) Pengobatan dan penang a nan kegawatdaruratan

Merupakan kegiatan yang harus a da daiam pelayanan di


Puskesmas. Penetapan upaya kesehatan wajib mengacu pad a
konsep primary health care yaitu basic six, berdasarkan
permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu masih
tingginya AKI dan AKB, serta upaya percepatan pencapaian
MOG's.

Peiayanan kefarmasian dan iaboratorium kesehatan, wajib


dilaksanakan karena merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari peiaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas.
2. Upaya kesehatan pengembangan
1) Relay a nan keperawatan kesehatan
2) Pelayanan kesehatan jiwa
3) Pelayanan kesehatan sekolah 4}
Petayanan kesehatan gigi dan mulut
5) Petayanan kesehatan usia lanjut
6) Pelayanan kesehatan olah rag a
7) Pelayanan kesehatan kerja
8) Pelayanan kesehatan mata
9) Pembinaan pengobatan tradisional

Upaya Kesehatan Pengembangan dapat bervariasi sesuai denganw


kekhususan wilayah kerja dan potensi somber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. Ditetapkan sesuai dengan permasalahan kesehatan
setempat dengan melalui kajian dan evidence based. Penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Puskesmas di atas mengacu pa da Kepmenkes nomor
128/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

Pelayanan kesehatan tradisional, berdasarkan amanah UU Nomor 36


wajib dilaksanakan pada semua program karena merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari peiaksanaan upaya kesehatan di
Puskesmas.
Menurut UU No. 36 tentang kesehatan terdapat 17 upaya kesehatan
yang tidak membeda-bedakan antara upaya wajib dan upaya
pengembangan. Ter) i hat dalam upaya kesehatan yang tercantum da
tarn Kepmenkes no. 128/2004 beium seiring dengan UU no.36 tentang
kesehatan.

3. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan
Puskesmas tersebul dikembangkan dari tigs fungsi Puskesmas
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah :
a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggai di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegratan, antara lain sebagai
berikut:
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan
terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kejanya
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama
(primer) secara rnerata dan terjangkau di wilayah kerjanya
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.
c. Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan. Untuk mengatast keterbatasan s umber day a serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin
sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan
yang perlu dipertahankan yakni keterpaduan Irntas program dan
lintas sektor.
d. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah
rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama.
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas lerbatas. Padahal
Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan nya. Untuk mem bantu
Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan terse #
but dan jug a untuk meningkatkan efisiensi. maka
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib.
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
e. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus pe nya kit atau masalah kesehatan yang
diseienggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dan satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lain nya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai
dengan jenis upaya kesehatan yang diseienggarakan oleh
Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggutangi satu
kasus pen yak it tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
pasca rawat inap yang ha nya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke Puskesmas.
2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan,
padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu Puskesmas
tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan
masyarakat. maka Puskesmas wajib meruiuknya ke Dinas
kesehatan kabupaten/kota.

2.5 Konsep Pengembangan Upaya Kesehatan


* Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan satu Kesatuan dalarri
sistem pelayanan kesehatan di daerah.
* Tidak ada kebijakan Puskesmas ditingkatkan menjadi Rumah Sakit.
* Bila keterbatasan anggaran dan lahan untuk mendirikan RS, maka
Puskesmas dapat difungsikan sebagai Rumah Sakit (sementara).
Deng an syarat harus dibangun Puskesmas baru sebagai pengganti
Puskesmas lama di wilayah kecamatan yang sama.

2.6 Manajemen Puskesmas


1. Manajemen Program :
1) Perencanaan
Perencanaan adaiah proses penyusunan rencana Puskesmas
untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Rencana Puskemas dibedakan atas dua macam
yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RLfK) untuk kegiatan pada
setahun mendatang dan Rencana Peiaksanaan Kegiatan
(RPK) pada tahun berjalan. Proses perencanaan Puskesmas
harus disesuaikan dengan mekanisme perencanaan yang ada
baik perencanaan sektoral maupun lintas sektoral melalut
Musrenbang di setiap tingkatan administrasr. a) Rencana
Usulan Kegiatan (RUK).
Rencana Usulan Kegiatan adaiah perencanaan kegiatan
Puskesmas untuk tahun mendatang, senng disebut dengan
Istilah H+1. Perencanaan disusun dengan mengacu
pencapaian. indikator Kecamatan Sehai dalam mewujudkan
pencapaian indikator SPM. b} Rencana Peiaksanaan Kegiatan
(RPK)/ Plan of Action (POA).
Rencana Peiaksanaan Kegiatan disusun setelah Puskesmas
mendapatkan alokasi anggaran. Penyusunan
RPK berdasarkan RUK tahun yang lalu dengan dilakukan
penyesuaian
(adjustment} RPK disusun dalam bentuk matrik Gant
terhadap dilengkapi dengan pemetaan wilayah
target, sasaran dan
sumberdaya.
Chart dan
{mapping), W
2) Pelaksanaan Pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap ^ kinerja penyelenggaraan
rencana tahun an Puskesmas, baik re n can a tahun an upaya
kesehatan wajib maupun rencana'W- tahunan upaya kesehatan
pilihan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3) Pengawasan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh
kepastlan atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian
tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-
undangan serta berbagal kewajiban ^ yang berlaku, Untuk
terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan
kegiatan : a) Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi internal dan ekstemal.
Pengawasan interna! dilakukan secara melekat oleh _ atas an I
a ng sung, adapun pengawasan ekstemal dilakukan oleh
masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta berbagai
institusi pemerintah terkait. Pengawasan
mencakup aspek administrate, keuangan dan teknis pelayanan.
Apabila ditemukan adanya penylmpangan baik _ terhadap
rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai
kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. b} Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas _ harus
membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang
mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan
l?pnVn/rijir li** Irij ah.au. \ tv rr PUJJ|CA/ M n<l
dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan
dan laporan akuntabilitas (LAKIP). Laporan tersebut
disampalkan kepada Dinas Kesehatan Kabu paten/Kota
V serta pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui
forum masyarakat. Apabila terjadi penggantian Kepala
Puskesmas ataupun penanggungjawab program, maka
Kepala Puskesmas dan penanggungjawab program yang
lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban
masa jabatannya.

2. Manajemen Mutu :
Mekanisme atau metode unluk manajemen mutu Puskesnnas hams
berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya standar pelayanan
maupun prosed ur pelayanan, Berbagai metode manajemen mule
telah berkembang sangat pesal. Unluk penerapan di Puskesmas
digunakan bentuk yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
Puskesmas, Metode manajemen mutu, antara lain:
1} Quality Assurance (QA)
2) Sistem pengembangan manajemen kinerja ktinik (SPMKK)

3, Manajemen Kefarmasian
Manajemen kefarmasian bertujuan untuk menjamin kelangsungan
n ketersedlaan obat dan perbekalan kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Ruang lingkupnya mencakup
'tv perencanaan, pengadaan/penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian persediaan, penggunaan, pencatatan
dan laporan, Penerapan manajemen pengelolaan logislik obat ini
G terintegrasi dalam proses manajemen Puskesmas,

4, Manajemen Sarana, Prasarana Dan Peralatan


Manajemen sarana, prasarana dan peralatan bertujuan untuk
menjamin pelayanan terselenggara secara optimal, Ruang iingkup
manajemen terse but meiiputi pemeliharaan secara periodik
termasuk diiakukannya katibrasi.

5. Sistem Informa si:


Sistem informasi mefiputi pencatatan, petaporan dan anaiisa data
sebagai pendukung perencanaan Puskesmas yang terdif) i
Laporan Buianan
* Laporan Tahunan
Kejadian Luar Biasa
Adapun sistem informasi yang digunakan adalah Sistem informasi
manajemen Puskesmas (S1MPUS), yang terintegrasi dan terpadu
daiam sistem informasi kesehatan daerah dan nasional.

V. REFERENSt
1. Kepmenkes 128^2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Draft Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas.
3. Revisi Renstra Kerne nterian Kesehatan.
4. Roadmap Reform a si Kesehatan tahun 2009.


MocCuC4
PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN TOGA

ba
ng
an
TO
GA
MATER) INTI t
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN TOGA

OESKRIPSI S1NGKAT

Indonesia merupakan negara kaya dengan keanekaragaman hayati (A


Mega Biodiversity Country) dimana terdapat lebih kurang 30.000 jenis
Q tanairian yang tersebar di seluruh tanah air, sekitar 9.600 spesies
berkhasiat obat dan kurang lebih 300 spesies digunakan sebagai bahan
Q pengobatan tradisional oleh industri obat tradisional. Oleh karena itu
keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia merupakan aset dan

C surrtberdaya yang harus dipelihara dan dikelola untuk dapal menjadi


warisan leluhur dan bermanfaat bagi masyarakat untuk pemeliharaan
kesehatan.
c TOGA adaiah singkatan dari Taman Obat Keluarga berfungsi sebagas
penyedia obat sekaligus berupa taman berestelika yang memenuhi
krileha keindahan pekarangan. TOGA dapat memenuhi upaya kesehatan
prevent if {pencegahan penyakit), promotif (peningkatan derajat
kesehatan), kuratif (penyembuhan penyakit) dan rehabilitate (pemulihan
kesehatan). Selain itu TOGA juga berfungsi untuk nneningkatkan
kesejahteraan keluarga antara lain sebagai sarana untuk (1) memperbaiki
status gizi keluarga, (2) menambah penghasllan keluarga, (3)
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukmnan, (4) melestarikan
tanaman obat dan budaya bangsa. TOGA pernah dikembangkan di
berbagai daerah mulai dari pedesaan sampai di perkotaan dengan
budidaya berbagai jenis tanaman obat yang tumbuh sesuai spesrfikasi
daerah masing- masing. Dalam pengembangan TOGA di daerah masih

m mempunyai pernnasalahan dan hambatan, diantaranya pengelolaan dan


pemanfaatan TOGA belum berjalan secara optimal. Oleh karena itu
revitalisasi TOGA periu dilakukan, agar TOGA dapat berkembang

J7
secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat
sebagai bahan ramuan yang berkhasiat dalam upaya menjaga,
meningkatkan dan menanggufangi kesehatan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Seteiah mengikuti mated mi peserta mampu melakukan
pengeloiaan dan pengembangan TOGA.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Seteiah mengikuti materi ini peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang konsep dan pengertian TOGA.
2. Mempraktekan pengeloiaan dan pengembangan TOGA.

ML POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan disampaikan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Konsep TOGA.
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian TOGA. Q
b. FungsiTOGA.
c. ManfaatTOGA. _
d. Sejarah Singkat Perkembangan TOGA.
e. Sasaran dan lokasi TOGA.
Q
Pokok Bahasan 2 Pengeloiaan dan Pengembangan TOGA Sub
Pokok Bahasan: Q.
a. Pengenalan tanaman obat yang ada dalam TOGA
melipuli
Jenis-Jenis Tanaman ObaL
9
* Pertelaan Tanaman Obat.
Q Kandungan Dari Tanaman Obat.
- Lingkungan Tempat Tumbuh .
b. Teknik Budidaya
Q c. Pasca Panen Primer Tanaman Obat.

e IV. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1 :
Konsep TOGA
1.1 Pengertian TOGA
TOGA yaitu sebidang tanah baik di hatamam pekarangan. atau di kebun
0 yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat
dafam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga. TOGA dimaksudkan
agar masyarakat memperoieh peiayanan kesehatan dengan cara yang
9 murah, mudah, anian dan nyaman. TOGA sefain menjaga kesehatan
masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA keindahan lingkungan rumah
tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah
tangga sehari- hari. Karena kebutuhan obat. sayur-sayuran dan bumbu
masak tefah tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu TOGA diharapkan
dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan. keindahan lingkungan.
pefestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga
9 seharbhari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat
tradisional

1.2 Fungsi TOGA


1) Sebagai sarana mendekatkan tanaman obat kepada masyarakat untuk
Q upaya kesehatan mandiri.
2) Sebagai pendayagunaan tanaman obat yang dapat diarahkan untuk upaya

0 peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuralif), dan


pemulihan kesehatan (rehabilitate $
3) Melestarikan budaya pengobatan tradisional sebagai warisan
leluhur dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.

t.3 Manfaat TOGA


1) TOGA mempunyai manfaat sebagai upaya kesehatan preventif
(pencegahan penyakit), pro motif (peningkatan derajat
kesehatan), kuratif {penyembuhan penyakit) dan rehabilitate
(pemufihan kesehatan),
2) TOGA mempunyai manfaat sebagai pendukung daiam
mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga antara lain
sebagai sarana untuk (1) Memperbaiki status g\z\ keluarga, (2)
Menambah penghasilan keluarga, (3) Meningkatkan kesehatan
lingkungan pemukiman, (4) Melestarikan tanaman obat dan
budaya bangsa,

1.4 Sejarah Singkat Perkembangan TOGA


Reorganisasi Departemen Kesehatan pada tahun 1975 melahirkan
terbentuknya Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dibawah #
Direktorat Jenderat Farmasi, yang mempunyai tugas dan fungsi
menggali, mengembangkan, meningkatkan dan memanfaatkan obat
tradisional yang diproduksi dan dredarkan,

Berdasarkan basil survei pada tahun 1976' 1978 yang dilaksanakan 0


bersamaan dengan sosialisasi peraturan di bidang obat tradisional di
daerah-daerah, diketahui bahwa pada umumnya masyarakat tidak

mengenal dan mulai melupakan tanaman obat. Tanaman obat seperti
kunyit, sereh, lengkuas hanya digunakan sebagai bumbu dapur,

m
*

Keadaan ini memotivasi Direktorat Pengawasan Obat Tradisional ontuk


mengenalkan kembaii tanaman obat dan khasiatnya dengan harapan
dap at mewujudkan deraja t kesehatan masyarakat yang optimal,
- Sekaligus melanjutkan gagasan ibu Supardjo Rustam ketua Tim
Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengeh saat itu yang mengembangkan
"Apatik Hidup", yang merupakan kegiatan pemanfaatan pekarangen
dengan men an am tan a man yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam
perkembangannya "Apotik Hidup" tidak sesuai dengan kebijakan
kefarmasian . maka disepakati diganti dengan "Taman Obat Keluarga"
yang dikenal dengan 'TOGA". Direktorat ini juga telah menerbitkan buku
petunjuk untuk penyuluhan dengan judul TOGA * dan Pemanfaatan
Tanaman Obat Jl sdisi I sampai dengan lit,

Program ini juga diiaksanakan oleh Direktorat Bina Reran Serta


Masyarakat - Direktorat Jenderal Bina Kesahatan Masyarakat yang
- merupakan direktorat baru sejak tahun 1985. Berdasarkan SK Menkes
558 tahun 1984 meJalui Subdit Bina Upaya Kesehatan Tradisional yang
bertugas mengembangkan kebijakan upaya kesehatan tradisional di
Indonesia antara lain budidaya TOGA dan pemanfaatannya, dan juga
ftielakukan pembinaan kepada pengobat tradistcnat (Battra).

Penyebarluasan TOGA dilakukan melalui penyuluhan, penataran dan


pelatihan kader hingga dtadakan iomba TOGA tingkat nasionat,
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat pada tahun 1991 teiah
menerbitkan buku ' Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan
Keluarga" edisi pertama yang merupakan pedoman bagi kader, Buku ini

terns diterbitkan sampai edisi ke enam pada tahun 2010 oleh Subdit yang
sama tetapi di bawah Direktorat Bina Upaya Kesehatan Komunitas dan
tentunya tefah mengalami revisi dan diterjemahkan dalam Bahasa inggris
dengan dukungan "WHO. SEARO". Pada edisi 0
W
ke enam tersebul beberapa bahan baku (simpfisiajt tanaman obat
keluarga sudah melalui tahap telaah data pra klinik #

1.5 Sasaran dan Lokasi TOGA
1) Sasaran :
0
J
Perorangam keluarga, dan kelompok masyarakat, contohnya . lingkunyan
sekolah. pramuka, karang taruna, asosiasi pengobat tradisiona!, TP-PKK,
desa siaga.
2) Lokasi Taman Obat:
Sesuai namanya TOGA dapat dimutai dari halaman rumah. kebun, ladang,
selain itu dapat dilakukan di halaman sarana umum seperti: sekalah,
Puskesmas/Rumah Sakit, gedung baiai desa/kantor kelurahan. gedung
pertemuan dan iahan lain yang dapat dimanfaatkan.
Untuk daerah perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan
halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan
menggunakan pot, poii bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk pot.

Pokok Bahasan 2:
Pengelolaan dan Pengembangan TOGA

2.1 Pengenalan Tanaman Obat (TO) yang ada dalam TOGA


1) Jenis-jenis tanaman obat
Menerangkan jenis - jenis tanaman obat yang banyak ditanam didalam
TOGA dan secara umum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat (Tabel
Lampiran). Penyebutan jenis tanaman obat dengan menyertakan nama
ilmiah (latin) selain nama nasional atau nama lokal sehingga keasllan
jenis tanaman dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

2) Pertelaan tanaman obat


Pertelaan tanaman obat mencakup identifikasi dri-dri morfologi
tanaman berdasarkan ciri-cin batang, daun; bunga, biji dam buah.
Contohnya tanannan obai yang mempunyai batang tegak, menjalar.
merambat. contoh tanaman yang berbatang semu, basah; berkayu.
Contoh tanaman obat yang mempunyai bentuk daun bulat, Jonjong;
clip, menjari. bergerigi. berbentuk hati, ujung daun meruncing,
tumpuE; daun tunggal dan daun majemuK. Contoh tanaman obat
yang daunnya bertangkai, berpelepah, dan berdaun duduk.
Tanaman obat dengan dri berbunga terompet, berbunga kupu-kupu,
berbunga tungga!r berbunga karang. Tanaman obat berumah satu
dan berumah dua. Tanaman obal mempunyai biji monokotil dan
dikotil, tanaman obat berakar serabut dan tunggang. Tanaman obal
berbuah buni. balu, tanaman obat yang menghasilkan rumbi,
rimpang. akar (radix). Dengan menampilkan pertelaan tanaman
sehingga antara tanaman obat yang satu dengan yang lain tidak
tertukar.

3) Kandungan dari tanaman obat


Kandungan bahan kimia berkhasiat obat diharapkan dapat sebagai
pedoman pemanfaatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
(Tabel Lampiran). Kandungan bahan kimia di tanaman obat adafah
macarnnya.

4) Lingkungan tempat tumbuh


Produktivitas tanaman obat tidak tertumpu kepada kuantitas hasil
panen saja, akan tetapi juga terhadap mutu bahan baku yang
dihasilkan. Mutu atau kualitas hasif panen Tanaman Obat (TO)
ditentukan oleh kadar bahan aktif (bahan kimia) atau zat yang
berkhasiat obat yang dikandungnya, serta terhindarnya dan zat
ikutan logam berat yang bersifal racun. Hal ini dapat dimengerti,
karena fungsi akhir dart penggunaan bahan baku TO tersobut
adalah sebagai upaya pengobatan

w
Lingkungan tumbuh tanaman sangat berpengaruh terhadap bahan baku yang
dihasilkan baik dilihat dari kuantitas dan kualitas, Setiap jenis tanaman mempunyai
tingkat toleransi yang berbeda terhadap kondisi lingkungan tumbuhnya. Faktor
lingkungan tumbuh yang optimal pada setiap jenis tanaman akan mempunyai dampak
yang optimal terhadap tingkat produktivitas dan mutu yang
dihasilkan, Sehingga TO yang akan ditanam dalam TOGA
disesuaikan dengan lingkungan tumbuhnya (Tabel).
$
G
Faktor lingkungan tumbuh yang banyak berpengaruh dan sating berkaitan
G terhadap produktivitas dan mutu tanaman obat antara lain adalah ketinggian
lempat, curah hujan, tingkat naungan (intensitas cahaya). dan jenis/tingkat
kesuburan tanah.

Ketinggian Tempat
G Penyebaran tanaman obat dimulai dari daerah pantai dengan kondisi tanah kering
berpasir, berbatu, tanah regosol berpasir (Zuhud et a/., 1994). Contoh tanaman

m obat yang tumbuh di daerah ini adalah jenis cemara dan waru laut. Di derah pantai
dan tepian sungai berlumpur terdapat hutan mangrove (payau), TO yang tumbuh di
daerah ini contohnya tanaman nipah. Di samping daerah tersebut juga tedapat
G hutan rawa, di sekitar sungai selamanya atau sering tergenang air, contoh
tanaman obat yang tumbuh di lokasi ini adalah pule. Di daerah rawa gambut
termasuk daerah miskin hara, contoh tanaman obat yang tumbuh di daerah ini
sukun dan suket katelan.

G Indonesia mempunyai variasi kondisi lingkungan tumbuh yang tuas, mulai dari
pantai hingga ketinggian 4.000 m dpi {Tabei Lampiran), kondisi tersebut
menyebabkan melimpahnya kekayaan dan keragaman hayati kita. Banyak
G ditemukan jenis-jenis tanaman obat pada setiap lingkungan tumbuh tersebut.
Ketinggian tempat berkaitan
erat dengan suhu udara & suhu tanah, dan aktivitas fotosintesis. Setiap jenis
tanaman mempunyai toleransi yang berbeda terhadap kondisi lersebut. Kita tidak
dapal memaksakan suatu jenis lanaman ditanam pada bukan fingkungan
G tumbuhnya, kita cukup memilih lanaman obat yang dikehendaki untuk membentuk
TOGA pada iokasi budidaya yang sesuai lingkungan tumbuhnya.
Sebagai contoh tanaman obat kayu angin, adas, purwoceng hanya dapal tumbuh di
ketinggian tempat 1.000-2.000 m dpi, jangan paksakan untuk ditumbuhkan di bawah
ketinggian tempat 500 m dpi Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara,
tanaman jahe tumbuh optimum pada suhu 25-30''C, suhu di atas 35cC daun akan hangus
dan mengering, Sehingga jahe tumbuh baik di ketinggian 300-900 m dpi (Januwati dan
Yusron, 2002), sedengkan kencur dan iidah buaya tumbuh baik di dataran rendah,
Tanaman inerupakan mesin biologis, kemampuan produksinya diatur dan disesuaikan
dengan struktur sei, jaringan dan organnya yang teiah terberrtuk sesuai dengan lingkungan
tumbuhnya, termasuk kesesuaian terhadap suhu lingkungan yang dipengaruhi oleh
ketinggian tempat.

Curah Hujan
Jumfah curah hujan menggambarkan keberadaan air sebagai penopang kehidupan
tanaman. Tanaman tidak dapal tumbuh tanpa air, tedihat bahwa jaringan tanaman sebagian
besar adalah air, febih kurang 95% kandungan airnya. Sehingga tanaman yang kekufangan
air dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan produktivitas tanaman (Mejaya.
2000).

Tanaman obat sebagian besar tumbuh Har baik di hutan, semak- semak. di padang
rumput. di pematang sebagai gulma, adaptasinya terhadap kekurangan air kadang-kadang
iebih besar. Beberapa tanaman obat mati pada musim kering dan tumbuh kembali pada
musim penghujarv Tanaman obat yang dibudidayakan contohnya jahe, kencur, kumis
kucing, tempuyung, katuk, hampir semuanya di lanam pads iahan tegalan, tadah
hujan, kecuali katuk ditanam pada lahan tegalan yang dapat diairi.

Tanaman obat jahe dan temu-temuan Jainnya memerlukan bulan basah 7-9 bulan,
sehingga dapat dikembangkan pada tipe iklim A, B1 dan B2 menurut Oldeman (1975).
Sedangkan untuk tanaman katuk tebih sesuai di budidayakan di tipe iklim A walaupun
dapat juga di tanam hingga tipe iklim B1 dan B2, dengan syarat sewaktu-waktu
apabrla kekurangan airL harus diboyor (dlsiram). Tanaman penghasil herba seperti
kumis kucing, tapak dara, tempuyung tumbuh baik pada tipe iklim B2 dan C, Untuk
tanaman cabe jamu dan kemukus termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah
kering pada tipe iklim.

Berdasarkan hasil peneiitian, bahwa pada tanaman penghasil herba, kalau diberikan
cekaman kekeringan kandungan zat aktif berkhasiat obatnya menmgkat. walaupun terjadi
penurunan produktivitas herbanya, contohnya pada tanaman pegagan (Rahardjo et at.,
1999) dan pada tanaman tempuyung (Rahardjo et at., 2000a dan Rahardjo et at., 2000b),
Untuk itu disarankan upaya peningkatan mulu 0 kandungan zat berkhasiat pada
tanaman obat penghasil herba, budidayanya diarahkan ke daerah tipe iklim C bahkan
sampai ke daerah tipe iklim D sekalipun, Atau dapat juga TO di kembangkan pada tipe iklim
A dan B akan tetapi waktu panennya di lakukan pada musim ketnarau, atau pada saai
tanaman menjelang berbunga,

Tingkat Naungan
Semua tanaman obat memerlukan sinar matahari untuk aktivitas fotosintesisnya,
walaupun setiap jenis tanaman mempunyai toferansi yang berbeda. Berlaku hampir
untuk semua tanaman. apabila jumiah
sinar yang diterima berkurang sampai pada tingkat tertentu, maka produktivitas dan
mutunya menurun. Banyak jenis-jenis TO yang dapat tumbuh di bawah tegakan kayu
atau tanaman keras; biasanya TO ini termasuk tanaman jenis perdu, herba dan
sebagai gutma.

Budrdaya tanaman obat juga serin g diiakukan dengan cara turn pang sari,
Contohnya TO tempuyung ditanam bersamaan dengan jagung. bawartg merah,
bahkan dapat ditanam di bawah tegakan pisang, hingga tingkat naungannya
Q mencapi 50%. Walaupun mutu bahan aktifnya menurun pada tingkat naungan
hingga 50% dibandingkan pada tanaman yang ditanam di tempat terbuka
# 100%, akan tetapi pada tanaman dengan naungan 50% tersebut mutunya
masih memenuhi standar yang teiah ditentukan oieh Materia Medika
Indonesia. Sehingga untuk tanaman tertentu masih layak ditanam di bawah
tegakan hingga ternaungi 50%.

Jahe dan kencur juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman
jagung. cabe dan juga dapat ditanam di bawah tegakan tanaman keras. Jahe
besar masih toleran mendapat naungan sampai 25%, sedang untuk jahe emprit dan
merah mampu ternaungi hingga 40% (Januwati dan Yusron, 2002). Sedangkan
tanaman pegagan masih mampu ternaungi hingga 55% dan mutunya akan
menurun setelah mendapat naungan 75% (Sudiarto et 1908).
Pembenlukan TOGA dapat memadukan antara satu jenis tanaman yang
berbatang tinggi dengan tanaman obat tainnya yang berbatang pendek atau
menjaiar. Sehingga terbentukiah TOGA yang serasi dan berestetika.

Jenis dan Tingkat Kesuburan Tanah


Jenis dan tingkat kesuburan tanah merupakan salah satu faktor penentu
terhadap tingkat produktivitas dan mutu tanaman obat. Tanaman obat penghasil
rimpang dari famili Zingiberaceae (jahe.
kencur. temu putih, dlh) dan penghasil umbi dari famili Umbiiiferae (porwoceng}
memerlukan tanah yang gembur disamping subur Bud (day a tana man obat pada
famili ini memerlukan bahan organik relatif tinggi.

Untuk perribentukan rimpang dan umbi diperlukan tan ah yang gembur, fraksi pasirnya
cenderung lehih tinggi alau seimbang dibandingkan fraksi liatnya, Sehingga tanaman
obat yang termq$uk pada famili tersebut pada umumnya di budidayakan pada tanah
iatosol, andosoi dan regosol. Kebutuhan bahan organik yang relatif tinggi selain untuk
mempertahankan iklim mikro tanah yaitu menjaga kelembaban, suhu, aerasi, juga
diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Perkembangan rimpang dan umbi
pertu keiembaban dan suhu yang stabil dan aerasi tanah yang baik.

Selain pang hast! rtmpang dan umbi, terdapat tanaman obat penghasil
daun (jambu biji & daun ungu), herba (batang, ranting & daun) Q
conlohnya kumis kucing & tempuyung, kulil kayu (kina), biji (adas), buah
(mengkudu). Kebutuhan adaptasi TO jenis tersebut terhadap media
tumbuh (jenis tanah) relatif iebih luas. dari kondisi lanah vang gembur 0
hingga tanah yang reiatif agak berlempung, dapal tumbuh pada jenis
tanah yang kandungan liatnya reialtf lebih tinggi dibandingkan 0
kandungan pasirnya

Kesuburan tanah (kandungan hara tersedia) merupakan faktor penentu terhadap


produktivitas dan mutu bahan baku obat Semua tanaman termasuk tanaman obat,
untuk menopang pertumbuhanya secara optimal sehingga rnampu berpnoduktivitas
tinggi. diperlukan hara yang seimbang Kekurangan sal ah satu hara atau lidak
Spimbangnya kebutuhan hara dapat menyebabkan penurunan hasil dan mutu zat
berkhasiat obat. Sehingga tidak jarang bahan baku tanaman obat yang sarnpai ke
industri mutunya masih di bawah
Q standar. Ha! ini salah satunya disebabkan o!eh perolehan bahan baku obat
tersebut dengan cara menambang di semak-semak, hutan dan atau hasii
budidaya yang seadanya. Sehingga tidak menjamiri telah terpenuhinya
Q kebutuhan hara yang seimbang.

0 Untuk mencapai terpenuhinya kebutuhan hara yang seimbang dan optimal,


periu upaya pemupukan. Pada akhsr-akhir ini muncuf pertanian organrk untuk
memperoleh produk yang hiegenis dan nrtenghindari pencemaran tingkungan.
Q Budidaya tanaman obat pada umumnya minim menggunakan pupuk an-
organik dan penggunaan pestisida sintetik. Psrtanian organik bukan berarti
budidaya yang hanya menggunakan pupuk orgarnk saja, atau tidak boleh
sama sekali menggunakan pupuk an-organik. Pertanian organik tnasih
dibofehkan menggunakan pupuk an-organik dengan jumlah yang secukupnya
w atau diminimalkan.

Sebagai contoh, produksi rimpang jahe sebesar 24 t/ha mengangkut sebanyak


Q 60 kg unsur N, 47,2 kg P-Cf,, dan 76 kg K20, jumlab ini belum termasuk yang
terbawa di dalam batang dan daun. Untuk menghasilkan rimpang temulawak
Q sebanyak 25,46 t/ha diperlukan hara N, P dan K masing-masing sebanyak
193.44 kg; 21,05 kg dan 221.34 kg/ha (Rahardjo dan Pribadi. 2010). Cukup

9 besar hara yang ierangkut oleh tanaman, sehingga hara tersebut harus
disediakan melalui pemupukan. Menurut Sumarmata (2000) kondisi
agroekotogis sangat erat dengan efisiensi pemupukan yang diberikan kepada
9 tanaman. Efisiensi pupuk yang terserep tanaman di daerah tropis refatif
rendah. pupuk Urea hanya sekitar 20-30%, pupuk KCI sekitar 30-50%, dan 5P-

# 36 sekitar 50-70%,

Tanah sebagai media tumbuh, penyedia hara tanaman, kadang- kadang di lain
Q pihak juga penyedia zat-zat yang tidak diinginkan. Beberapa daerah-daerah
tertentu kandungan I ogam beratnya cukup

.
Q tinggi, sebagai contoh pada lokasi penambangan timah dan emas. Tanaman
obat yang ditanam pada lokasi tersebul kandungan logam beratnya akan
tinggi, sehingga sebagai bahan baku obat tidak boleh dipergunakan. Lokasi
penanaman tanaman obat yang mempunyat paten si le roe mar logam beral
juga terjadi pada area yang dekat dengan jalan raya yang padat kendaraan-
Sisa pembakaran dari kendaraan dapat men German tanaman obat
sekitarnya, lerutama yang terkandung di daiam daun. Sehingga hindarilah
budidaya tanaman obat pada lokasi tersebul Lingkungan tumbuh tercantum pada
Tabel Lampiran.

Q Penataan TOGA
Daiam pengembangan TOGA perlu diperhalikan penataan dari berbagai
tanaman yang akan ditanam, sehingga terfihat serasi, indah dan bernilai
estetika sebagai taman, Penataan daiam penanaman tanaman obat dapat
didasarkan pada :
Q 1) Fisik tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi, sedang dan rendah);
2} Warna daun (hijau, ungu, kuning, merah);
3) Bentuk daun (besar, kecil, bulat dan panjang):
4) Khasiatnya (sebagai obat batuk, obat piieh, obat diare dan sebagainya);
5) Kegunaan iainnya (sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan);
Penataan TOGA dapat dipadukan dengan tanaman buah-buahan,
sayuran. tanaman hias bahkan tanaman perkebunan yang mempimyai
fungsi sebagai obat.

2,2Teknik Budidaya
Teknik budidaya berdasarkan urutan kegiatan ;
1) Penyiapan Lahan/tempat untuk budidaya
_ Penyiapan iahan/tempat untuk budidaya adalah rangkaian kegiatan mulai dari
membersihkan iahan/tempat budidaya dari

Q
bebatuan. gulma dan sisa-sisa tanaman lair dengan sampai lahan siap tariam,

Sebelum lahan disiapkan, perlu ditetapkan iokasi dinnana kita akan


melakukan budidaya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan lokasi yang cocok
untuk budidaya tanaman obat yang sesuai dengan karakteristik komoditi
dimana nantinya akan mempengaruhi teknik dan cara budidaya tanaman obat
untuk menghasilkan produksi dan mutu yang optimal.

Luas lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman obat mempengaruhi


cara bertanam/budidaya Pada lahan yang cukup luas, budidaya dapat
dilakukan Jangsung di lahan/tanah tanpa menggunakan pot. Sedangkan pada
lahan yang terbatas/sempit seperti di perkotaan. budidaya menggunakan pot
menjadi pilihan masyarakat. Pot. yang dapat dipergunakan antara lain pot
piastik, kaleng bekas, pot terbuat dari tanah iiat, polibag, pot terbuat dari
bambu dan karung piastik. Ukuran besar keciinya pot dipilih berdasarkan jenis
dan tinggi rendahnya tanaman yang akan diianam.

Berikut adalah kegiatan penyiapan lahan/tempat untuk budidaya tanaman


obat:
a) Menyiapkan media tanam di pot (untuk budidaya di dalam pot). Media
tanam dibuat dari tanah yang gembur yang dicampur dengan kompos
atau pupuk kandang (kotoran sapi atau kotoran kambing). Perbandingan
tanah dan kompos (pupuk kandang) adalah 1 : 1 atau 2 : 1 atau 3 . 1 ,
media diaduk hingga merala. Pada dasar pot dapat dimasukkan batu
kerikil sehingga pada saat hujan (kelebihan air) dapat dicegah karena
kelebihan air dapat menghambat pertumbuhan akar.
w
b} Menyediakan media tanam di lahan/tanah pekarangan atau
halaman.
c) Lahan dibersihkan dart bebatuan, gulma dan sisa-sisa
tana man lain;
Lahan digemburkan (diolah) dengan menggunakan
cangku! atau garpu dengan tujuan untuk memudahkan
akar tanaman tgmbuh dan berkembang, dan dapai 0
menyimpan udara serta air tanah secara maksimal.
- Membuat saiuran pembuangan air di sekitar lahan
sehingga tanaman tidak tergenang air diwaktu musim
hujan
* Membuat lubang tanam dengan ukuran lubang tanam
disesuaikan dengan jenis tanaman.
Untuk tanaman tahunan seperti kelapa, kedaung, pepaya,
kayu putih, delima, jambu biji, mahkota dewa, jati
0
Pelanda. belimbing ukuran lubang tanam 30 cm x 30 cm
x 30 cm atau 40 cm x 40 cm x 40 cm.
* Untuk tanaman semusim/perdu seperti sambiloto, kumis
kucing, daun dewa, tomat, jahe, kencur, kunyit ukuran
lobang tanam 20 cm x 20 cm, x 20 cm.
* Jarak antar lubang tanam disesuaikan dengan jenis
tanaman, tidak terlaiu rapat atau jarang.
* Lubang dibiarkan terbuka setama + 7 bari dan dibiarkan
kena sinar matahari untuk membuang racun di dalam
tanah dan mengaktifkan mikroba tanah sebagai sumber
makanan tanaman.
* Tanah bekas galian dicampur dengan kompos./pupuk
0
kandang dengan perbandingan tanah 3 : 1 atau 2 : 1 ,
disesuaikan dengan kesuburan lahan. Media tanam slap
untuk digunakan.

2) Penyiapan Benih
Q
Q
Mi J\l>l n ^ nii ^ 52
U(/C^
#
Penyiapan benih adalah proses dimana tanaman induk
Q disiapkan untuk mendapatkan benih yang baik dan siap tanam.
Selanjutnya diiakukan pembibitan i persemaian benih untuk.
menumbuhkan bahan tanaman berupa biji. setek, rimpang,
cangkokan. serpihan anakan. dan Limbi sebelum dipindahkan
ke daiam pot atau lahan tempat tanaman ditanam (di lapang). Benih tanaman
dapat diperbanyak dengan cara vegetatif maupun gen era Uf. yaitu :
a) Biji, seperti saga.
b) Stek sepedi kumis kuctng, cabe jawa, sambung nyawa. keji beling, sirih.
beJuntas.
c) Rimpang, seperti jahe, temu-temuan, kencur, kunyit; lengkuas.
d) Cangkok, seperti delima, mengkudu.
e) Anakan; seperti daun dewa, bidara upas.

Benih yang berasal dari biji, hams dibuat persemaian tebih dahuiu.. bisa
menggunakan pot plastik maupun polyhag. ukuran disesuaikan. Benih yang
berkulit keras, misalnya biji saga sebelum disemai, direndam air seiama satu
malam atau dirusak kulit bijinya terlebih dahuiu agar dapat cepat tumbuh

Membuat persemaian dengan poly bag atau pot:


a) Polybag diisi dengan campuran tanah gembur dengan kompos atau
pupuk kandang dengan perbandingan 1 1
atau 2 . 1 .
b j Disiram sampai basah.
c) Biji dibenamkan sedalam 1-3 cm. dituiup dengan tanah kompos tipis-tipis
atau bahan stek sedatam 5 cm, jaga jangan sampai bergoyang.
d) Letakkan di tempat yang teduh dan fembab, tidak terkena srnar matahari
langsung.
e) Disiram pagi dan sore atau sesuai kebutuhan untuk menjaga media tan am
tetap lembab/basah.
f) Benih dapat dipindahkan ke iahan setelah 1- 2 bulan dipersemaian atau
tumbuhnya daun 3-4 lembar

Penanaman
Penanaman adaiah proses meletakkan benih ke dalam lubang tanam atau
alur yang sudah disiapkan sesuai jarak tanam. Tujuannya adaiah agar benih
dapat tumbuh dengan baik dan seragam.

Beberapa hal yang pertu diperhatikan pada saal penanaman lanaman obatdi
iahan luas/hamparan adaiah :
a) Benih yang telah siap tanam, dapal langsung di tanam di lahan yang telah
disiapkan, sebelumnya maka media tanam disiram airterlebih dahulu;
b) MetekUkan penanaman pada awal musim penghujan;
c) Waktu penanaman sebaiknya diiakukan pada sore hari sehingga dapat
terhindar dari sengatan terik sinar matahari dan juga mengurangi
penguapan pada tanaman yang baru saja ditanam;
d) Sebelum penanaman diiakukan, media tanam dilembabkan terlebih
dahulu dengan cara disiram air;
e) Untuk penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian
dapat ditanam langsung di daiam pot yang sudah berisi media tanam;
f) Untuk penanaman di lahan/tanah pekarangan atau haiaman diiakukan
dengan cara mengeluarkan bibit dari polibag ke dalam lobang tanam
yang telah disiapkan dengan jarak tanam yang sudah ditentukan;
g) Untuk penanaman dengan menggunakan rimpang, maka benih
harus dalam posisi rebah dan tunas menghadap ke atas;
h) Memadatkan tanah di sekitar benih agar tanaman kokoh.

4) Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian unsur hara berupa pupuk organik
dan anorgamk ke tanaman dengan tujuan untuk memenuhi
V kebutuhan unsur hara yang dipedukan sehingga tanaman dapat
tumbuh optima] dan berproduksi maksimaJ.

U Pemupukan dapat dilakukan 1 bulan setelah ditanam, dan dapat


diulang setiap 2 bulan sekalt. Waktu pelaksanaan pemupukan,
dikondisikan media tanam datam keadaan lembab, atau segera
disiram setelah perlakuan pemupukan. Pupuk yang diberikan
adalah pupuk organik {pupuk kandang dari kotoran sapi. kerbau,
kambing) atau kompos yang bermutu balk dengan cin iidak berbau
menyengat. remah, tidak membawa gulma dan hama maupun
penyakit, Pemberian pupuk organik pada setiap tanaman atau pot
dengan dosis sekitar 0,5 - 1 kg,

5) Pemeiiharaan
Pemeiiharaan adafah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
kegiatan penyulaman, penyiangan, penyiraman/pengairan,
penggemburan, pembumbunan, dan pengairan dengan tujuan agar
tanaman dapat tumbuh. berproduksi dan memiliki khasial secara
maksimal.

Kegiatan pemeiiharaan tanaman meiiputi: a) Penyulaman pada umur


saUi bulan setefah tanam dengan menggunakan benih/bibit yang
telah disiapkan dengan umur yang sama;


b)

Penyiangan merupakan kegjatan membgang gulma (rumput) yang


Udak ada manfaatnya, karena dapat menjadi saingan dalam
penggunaan pupuk, air dan sinar matahari. Penyiangan dilakukan
sesuai dengan kondisi gulma. Usahakan pada umur 3-6 bulan
tanaman bebas dari gulma, setelah berumur 6 bulan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan. Penyiangan difakukan dengan mekanis/manual.
tidak boleh menggunakan herbisida. Untuk tanaman yang berumur 4
bulan, penyiangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
akar tanaman dan mencegah masuknya penyakil;
c) Penyiraman dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan dan
keadaan iklimnya:
d) Penggemburan tanah merupakan kegialan menggemburkan tanah
agar akar tanaman dapat tumbuh lebfh baik. Pembumbunan
e) dilakukan setiap bulan, mulai umur 2 bulan dan bisa dilakukan
bersamaan dengan penyiangan:
f) Pe ng a i ran/pen yi ram an merupakan penyiraman air biasanya
dilakukan pada musim kemarau, sesuai kebutuhan atau apabila
tanaman teriihat daunnya mulai layu. Saiuran pembuangan air (parit)
disekitar lahan diperbarui secara berkala agar air hujan mudah
mengalirnya ke saiuran pembuangan. Penyiraman dilakukan sore
hah atau sesuai kebutuhan apabila teriihat tanaman layu, Saiuran
pembuangan air disekitar lahan diperbaharui secara berkala agar air
hujan tidak menggenang atau mengalir dengan lancer ke saiuran
pembuangan. Perlu diperhatikan pola saiuran pembuangan pada
media tanam. Apabila menggunakan media tanam dalam pot, perlu
dilakukan penggantian media tanam setiap 6 (enam) bulan sekali
agar kesuburan tanah tetap terjaga.
Pengelolaan Organisms Pengganggu Tanaman (OPT) Pengelolaan
OPT adalah tindakan pengendalian yang dilakukan untuk mencegah
kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT dengan
cara memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang
dipadukan dalam satu kesatuarv Tujuannya adalah untuk mengurangi
o resiko kehilangan hasil dan meningkatkan mutu serta menjaga
0 kelestarian lingkungan.
a) Pemberaritas serangan hama dan penyakit dilakukan dengan
cara penyemprotan menggunakan pestisida hayati berupa
G larutan daun tembakau atau mimba, dan secara mekanik
dengan mencabut bagian atau seluruh tanaman yang terkena
G penyakit kemudian membakar serta memungut dan membunuh
hama yang menyerangnya.
b) Pencegahan serangan hama dan penyakit dapat juga dilakukan
G dengan membersihkan rumput/gulma serta membuang
A tanaman yang kering/mati terserang penyakit agar tidak
menufar ke tanaman lain yang sehat.

G Panen
Pemanenan adaiah kegiatan pengambiian hasil dengan cara
membongkar atau mencabut dengan menggunakan tangan. garpu
dan atau cangkul. Tanaman obat harus dipanen pada saat yang
tepat agar kadar zat berkhasiat daiam tanaman cukup tinggk
7> sehingga obat yang dihasilkan lebih bermanfaat. Pada umumnya
zat berkhasial kadarnya optimal apabila tanaman dipanen

G menjelang atau awal tanaman berbunga, tidak dipanen pada waktu


hujan, dan sebaiknya dipanen di waktu sore hari atau pada saat
yang tepat.
Cara panen yang terbaik adalah:
a) Panen buah7 diambil buah yang sudah mencapai masak,
0 ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi
kekuningan, kecoklatan, atau kemerahan.
G

G
b) Panen daun. dlambif daun yang sudah tumbuh sempurna.
nnaksmnal ukurannya, tidak terlalu muda dan tidak terlaiu tua,
biasanya daun urutan ke 2 - 3 dan seterusnya dad daun pucuk.
Daun diambil dan batang/cabang yang menerima sirtar
matahari langsung. ^
c) Panen pucuk. diambil daun yang terletak pada ujung cab a ngJ
ranting dan warnanya lebih muda dibandingkan dari warn a daun
tua.
d) Panen rimpang, diambil dari tanaman yang sudah mengering batang
dan daunnya karena umurnya sudah cukup, m biasanya dilakukan
pada musim kering/kemarau.
e) Panen kulit batang. diambil pada seat tanaman cukup umur dan
dilakukan pada awal/ permuiaan musim kemarau.
f) Panen byi, diambil dari buah yang tua atau kering atau juga
buah yang pecah. PI
2.3 Pasca Panen Primer Taman Obat Keluarga (TOGA)
Pasca panen adalah tindakan yang dilakukan seteiah panen, mulai dari
seleksi, pencucian. penirisan, pengeringan. perajangan, pengemasan/
penyimpanan dan pelabelan. Tujuanrrya adaiah untuk menghasiikan
produk, berkualitas dengan mempertahanan kandungan bahan aktif yang
memenuhi standar mutu secara konsisten.

Kegiatan pasca panen mencakup pengolahan bahan hasil panen 9


menjadi bahan baku obat atau pengolahan pasca panen primer.
Selain diproses langsung menjadi jamu atau keperluan lain, hasil _
panen dapat diolah menjadi simplism, sehingga dapat disimpan lebih
lama. Tahapan pengolahan pasca panen primer menjadi simpiisia
meliputi :
a) Menyeieksi hasil panen dari campuran benda lain dan jenis
tanaman lain dan rumput.
Q b) Mencuci menggunakan air bersih, membuang kotoran dan
bagian yang rusak (busuk).
Q c) Mentiriskan agar air bekas cucian hilang.
d) Mengedngkan daun. pucuk, kulit batang dan biji di bawah sinar
matahari, sampai cukup kering. Untuk menghasilkan bah an
baku ($implis!a). yang berkuaiitas linggi. pa da waktu
pengeringan bahan yang dikeringkan ditutupi menggunakan
kain hitam. agar tidak terkena sinar matahari secara langsung.
e) Merajang/mengiris rimpang dan buah, tebal irisan antara 2-5
mm.
f) Setetah diiris bahan tersebut dikeringkan di bawah sinar
matahari, sampai kering. Tanda bahwa sudah cukup kering
adalah apabila bahan yang dikeringkan menunjukkan mudah
dipaEahkan. Untuk menghasiikan bahan baku (simplisia) yang
berkualitas tinggi, pada waktu pengeringan bahan yang
dikeringkan menggunakan tutup kain hitam.
g) Pengemasan/penyimpanan simplisia yang sudah kering dapat
% disimpan di dalam botai yang berwarna gelap. dalam jumlah
besar bisa menggunakan kantong plastik kedap udara alau box
piasiik agar simplisia tidak lembab dan diberi fabel.
REFERENSI

0 Januwati. N.M. dan M. Yusron. 2002. Mengenal jahe dan perkembangan


leknologi budidaya- Makalah disampaikan pada Seminar Sehari Peluang
Ekspor Jahe Asal Indonesia Melalui Sistem Agribisnis Bagt Hasil Yang
Aman"Jakarta 20 Juli 2002. 23 h.
Mejaya, iVt. J. 2000. Respon of sorghom genotype for tolerance to drought. Agra
vita. Jour. On Agri, Sci. 21(2):f-4.

Q
Oideman, L.R. 1975. An agro-climatic map of Java. Contributions, Central
Research institute for Agriculture, No.7, 22p.
Rahardjo. M dan E. R. Pribadi. 2010. JURNAL PENELITIAN TAN A MAN
INDUSTRI (INDUSTRIAL CROPS RESEARCH JOURNAL),
a
14(4):125-162-170, Badan Penelian dan
Pen gem bang an Pertanian, PUSLITBANGBUN
Rahardjo, M da n I. Darwati. 2000b, Pengaruh cekaman airterhadap produksi dan
mutu simplisia tempuyung (Sonchus arvensis L). Jurnal Peneltian Tanaman
industri, 6(3):73-79.
Rahardjo. M., Rosita 5MD dan Sudiarto. 2000a. Produkti vitas dan kadar
flavunoid simplisia tempuyung (Sonchus arvensis L) yang diperoieh pada
berbagai tingkat kondisi sires air. Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri. 6 (2): 13-15,
Rahardjo, ML, Rosita SMD, R. Fatahan dan Sudiarto. 1999. Jurnal Peneltian
Tanaman Industri,56(3):92-97.
Simarmata, T. 2002. Rancang bangun teknologi budidaya tanaman jahe
untuk merrsenuhi pasar ekspor. Makalah disampaikan pada Seminar
Sehari "Peiuang Ekspor Jahe Asal Indonesia Melalun Sistem m
Agribisnis Bagi Hasil Yang Am a rfJakarta 20 Juli 2002, 19

J
#
e c e e e c e e c e c e c e c c
Tabel Lamp Iran. Jenis-jcnis tana man obat bordasarkan Jrngkungan tumbuh, kandungan kimia dan khasiat.
' Nama jenis Jenis tanah Kandungan Khasiat
No Ketinggian Corah Bagian
kimia
tempat hujan yang

(m dpi) (mm/th) digunakan


1. 300-900 2500-4000 Rimpang
Zingiber officinale latosol, andosol m. atsih oleoresin obat batuk, reumatik,
Rose. dan regosol sakit perut, obat gosok
Jehe
2. 100-1500 2000-3500 latosol, andosol Rimpang
Zingiber m. atsiri, sineol, karminatit

cassumunar Roxb, pinen, mengeluarkan gas dan

Bangle soquisterpen sal u ran pencernaan,


kosmetika

3. 100-1200 2000-3500 Rimpang m. atsrr* campor


Zingeber zerumbei latosol, andosol, obat saket perut, borok,
(L.) Smith Lempuyang podzofok dan disentrt, cadngan,
gajah regosol lemah usus dll,

4. 100-1200 2000-3500 Rimpang


Zingiber latosol, andosol. m. atsin, campor. obat pegal tfnu, masok
aromalicum Vahl. Lem podzolik dan ct- caryophyllene, angin, influenza, radang

pu yang wangs regosol dan p-lonalool lambung dll.

I
J
0
5 100-1500 1500-4000 Rmnpang
Curcuma latosol, andosol, m. atsiri. obat gangguan
xantbomdrza Roxb. podzolik dan xanthori2 ln pancemaari getah


Temu ireng
Temulawak regosol
regosol borok.''kudis
empedu, jerawat,
1 200-1000 1000-2000 Rimpang hepatoprotektor
Curcuma mangga latosol, alluvial dan saponin, dan bat gangguan
0,
Temu mangga regosol flavonoid pencemaan, sakit
6. 80-300 2100-4000 Rimpang
Kaempferia galanga latosol, andosol da m. atsiri. campor, obat perut,
batuk, kanker
sakit perut,
payudara
L. Kencur regosol sin&ol. borneol obat gosok, sakit kulil
1 400-1000 900-1250 Rim pang
1 Curcuma zedoaria latosol. alluvial dan m. atsiri sineol, a- obat lemah syahwat.
7, 240-1200 2000-4000 Rimpang
Curcuma domestic#
(B.) Rose. latosol, alluvial dan
regosol m. atsiri,
campor, d- reumatik, sakit perut,
pelancar peredaran
Val. Kunyit
Temu putih regosol kurkumin. resin,
bDmool. anti diare,
darahpeluruh
dan pernafasan,
oleoresm
sesquiterpen, empedu
penambah nafsu
sesquiterpen nl: (khoiagoga),
makan, petancar haid,
sesquiterpen karminatif,
sakit perut, penawart
alkohol bepapmtektor
racun.
8 240-1000 1000-2000 Rimpang m. atsiri
Curcuma heyneana latosol, alluvial dan obat penenang, cacing,
Temu giring regosol luka, pelangsing, bau
h
1 1 500-4000 latosol, andosol Rimpang
2. Languas galanga (L.) dataran rend m. atsiri. campor,badan, penyakil&kulit
karminatif anti fungi
Slunt2 Lengkuas ah - 700 sineol, & asam
9. Curcuma 400-1000 1000-2000 Rimpang
latosol, andosol, m. atsiri
metildan lamar
sinamat obat cacing, karminatif,
aeruginosa a Roxb.
1 podznlik dan reumatik
1 20-1000 2500-4000 Blji
Arnomum tanah berkapur dan m. atsiri, m igenoerkan ak.
3.
cardamomum Wild. lempung alfaborneol dan er karmmatit,
da

Kapulaga berpasir P-kamfer


menghangalkan
badan,
menghilangkan rasa
sakit.
1 1600-2400 2500 ialosol Buah
4. Foeniculum vulgare m. atsifi, karminalif, radang,
Mill. flavonaid dan batuk, sakit pernt.

Adas lemak damam dan ambeien

1 1600-3000 255-3000 andosol


5, Pimpinella pivatjan umbii1' akar, alkaioida. bal kuat & peluruh
Purwoceng daun &. polifenol, air seni,
bunga ftavonoida
1 1-800 2500
6. Arcsngelisia flat's latosol, andosal, akar, batang dan obat gangguan
Merr. podzolik batang dan akar : pericernaan, cacing,

Akar kunmg daun kolumbanin, penambah gaerah


jalrnrhizin. seks, reumatik. patah
palmatin. tulang.
shobakunin.
Hmasin, homo-
aromalin dll.

e c a e c e e c e c c c o c c
18. 500
Pterocarpus indicus 1250 - 2500 latosai, andosol, kulit batang. obat sariawan, sakit
Wild. podzolik batang dan perut. kulit, penyubur

Angsana daun rambut, kudis.

19. 1500-4500 Daun glirisidin anti sariawan


Abrus precaiorms L (Jala ran berbagai macam

Saga rendah - tanah


1000
20. 0- hutan mangrove
Bruguiera lanin dan ebat penyakit kulit
saxangula Poirel. astrigent. (herpes}, luka baker,
Bakau penyakit mate.
21. 1-1000 Buah
Tamaiindicus indica 1250 - 2500 berbagai jenis saponin, obat batuk, sariawan.
Linn Asam jawa tanah tlavonoid dan jerawat, bisul. borok..
tanin eksim, menambah
nafsu makan,
melancarkan haid,
sakit perut, dan pens
war racun,

Callophyllum - - selurnh kawasan gelah costatolide A menekan


22.

rnnopbytum hutan kali manta n pohon pertumbuhan HIV


Bintangi.tr

2 1-600 1250 buah dan


3 Piper retrofractum andosol, buah : piperin, Buah : obat demam,
. 2500 akar
Vahl. grumusol, tatosol, dicnamida, mulas, temah syahwat

Cabe jamu podsolik, regosDl. quinensina. akar: Akar: obat sakit gigi
pipernonalina,
pipersrda.
piridina, tanin.
glisenda.

2 tip C tanah Buah anti diare


4 Piper cubeba LF. dat. r&ndah m atsiri, asam
. berlempung
Kemukus - 700 kubebat, damar.
kubebin, piperin.
m Lemak

2 1500-3500 Daun
5 Piper bitie L Sirih dat, rend ah tanah berhumus m.atsiri. hidroksi anti s aria wan, anti
, -700 subur kavikol, batuk, adstnngen,
kavibetot, antiseptik.
ektragol,

i . eugenol,

e

r~ karvaknol, metil
etigenol, ---------------------------- ------
terpinen,
seskuiterpan.
fenil propan.
tanrn
2 1300
6. Quisquali$ ma'ica 1250 - 2500 Julian dataran minyak lemak obat sakit kepala.
Linn rendah dan resin. mengatur kelahiran,

Ceguk obat kulit


2 0-500
7. Aquilaria hutan primer pads kayu dan obat sesak nafas,
malaccenensis tan a h berpasir kulit kayu gosok. perangsang.
Lamk. dan tanah fiat sakit jantung. perul
Galiaru kembung. tonikum
2 50-2000 1100-2000 kayu
8. Sanlalun album padang kering. m. atsiri. harsa diuretik, karminatif

Linn. tanah berasal dari dan zat samak dan anbpasmodik

Cendana vufkanis muda; (psreda kejang}


batnan tertier,
karang kapur

2 1-1200 daun
9. Psidium guajava 1250 - 2500 andosol. m. atsiri, tanin, obat diare, peluruh
Linn. grumusol, latosol, saponin, haid, pencahar.
Jambu biji podsolik. negosol. flavonoid

3 1-300 daerah daun


0. Melaleuca tanah berair pada sineol, obat koreng,
kering
leucadandra Linn. daerah iklim melaleucin, m, menghllangkan

Kayu putih kenng. atsiri tgrpmeok keriput kulit perut,


cineole dam
lignin.
3 >1800 kulit batang
1. Eucalyptus deglupta nutan hujan hutan hujan selulosa, lignin, tonikum & penangkal
Slums Leda dataran dataran rendah, pentosan bisa.
rendah sepanjang sungai.
tanah berlumpur &
berpasir lembab

3 1-300 1250 Biji & daun


2. Jatropha curcas andosol, Alph amirin, Biji : obat borok dan
2500
Linn. grumusol, iatosol, komprestol. penyubur rambut,
Jarak pagar podsolik, regosoi. beta-7 alpha diol, daun ; obat roumalik,
dan eksim
1

e o c c e e c e c e c c c c c c
stigmastaroi,
beta-sitosterol,
iso-viteksin, 7-

> 0 #
betasterol dan
HCN.

<
33. Jati belanda 200-1300 2000-3000 daun asam amino
Sauropus latbsol,danpodsolik,
latosol aluvial perutbisul,
obat nyeri,borok,
perut da

artdfagtnus (L.J regosol, kembung


rah dan sesak
kolor, pelancar
Merr. nafas.
ASf, zal pewarna
37. >800-3000 2000-4000
Usnea
Katuk riidup nempel di semua asam barba petarui temak, obat
34. > 350 daun
misamtnensisi (Vain)
Excoecaria batang
tanah cemara
berwama bagian total, behemat,
asam barbatat TBC,disentri,
obat sakit perut,
Not Kayu angin
cachinctiinensis coklat tua dekat tanaman dan
tri likuin.
terpenoid, bisul, borok, disentri
menghentikan
Laour. Sambang da dengan bebaluan eksokaroi, & dan sariawan,
pendarahan waktu
38. S 1500 herba
Parameria laevigata
rah hulan pa da hutan tanin, kumarin
sitosterol. obat luka, koreng.
melahirkan & haid.
(Juss.) Moldenke primer & primer. dan asam disentri, nyeri rahim
35. Phyllanthus nuriri 2500-3000
sekunder, herba mange rutkanbatu,
rabim
Kayu rapet dat. rendah Tanah subur protokatetik.
lignan, flavonoid, obat kencing
L.
- 1000 hutan jati di mengan dung tri terpen Did setalah melahirkan.
demam, sakit perut.
Meniran
Jawa pasir batuk, sakit gigi,
39. 1-1000
Alstonia scbo/aris hutan kulit kayu, ethitanine, kuJit kayu
kuning, : obat
gonorboe
36. (L.)R.Br. ulmi folia 1-800 1250
primer & andosol, daun
akar, daun & alstonidine, kencing manis,
Gtranrma tanin, lendir, pelangsing tubuh,
Putai 2500
sekunder. grumusol, getah. alslonine, mataria, iimpa
Lamk. damar obat batuk rejan.
akuammictne, membengkak,
akuammidine, disentri, diare, akar,
tubotaiwine, daun getah :
pi ermine. penangkal penyakit
, , dilamine, kulit.
r c c o c c c c c c c c c o c c v
ectiitenine

40. 600-1700 kulit kayu.


4/yx/a reinwardtii hulan pulasariosida, obat demam. rgdang
Biume berpohon alkaloid a, m lambung, sanawar &
Pulasari ja ratty, atsiri. kumararv kepulihan.
semak asam organik
daerah
agak
terbuka
41. 500 akar
Rnuvatfia serpentina tumbuh di neserpin. obat. hipertensi,

Pule pandak lokasi relatif ajmalin, malaria, demam paras,


terbuka & di cbandrin. disertfri & anti racun.
hawah fitosterol. &
tegakaan asam oleai.
pohon.
42. 1250 kulit kayu.
Alstonia spectabilis dilharmin, obal hipertensi. beri-

(Linn) Benth. Ex echitamin, beri, luka memar.

Kurz. Pule echikaotohm, domam, radang


ginjal,
echinetin,
euhiserin, echidn
& echilein.

43. akar
Caniharanlhas dat rendah - alkoloid, ohgt kencing manis,
roseus (L.) G Don 1200 ajmalism, peluruh ha id
Tapak dara vinceirt,
Serpentina,
yohimbin, tetra
hidro alstonin
44. 5 500 2000-4000 latosol
Partia roxburgii Don, biji dan kulit glikosida, damar. bat perut kembung.
Kadawung kayu tanrn dan sistin. kolera, disentri,
kejang.
4S. 600
Sportdfas pinnata akar, kulil pel a near haid.

Kur2. Kedortdong kayu dan menoegab gonorrhoe,


kayu. oba( disontri,

I I 9 O I O | 0 | | | | '| | f
> 0
46. 150-300 buah
Stelechocarpus menghilangkan ban
bur&hol Kepel. kefingat, melancarkan
burahal air sem, mengurgngi
peradangan ginjat,
mencegah kehamilgn

47. herba
Quassia srnara Linn. hutgn hujan glikosida & obat iambung.

Ki congcorang data ram kuassin. demgm, anti gigitan

rendah ular, anti serangga.


48. >. 100
Eurycoma longifolia kawasan tanah mi skin seturuh eurikomatakton, akar: obat kuat,
Jack. hutan hara. berpasfr, pH bagian taunkolakton A penunjn pa naa,.
Pasak bunni data ran rendah lanama dan B, malaria, disemtri.
rendah, dehidroeurikom Dgun ; obat gatal.
primer. afakton. bunga dan buah :
sekunder. eurikomanol, disenlri.
hutgn benzoquinon, kuMt/kayu demam.
pantai. sterol. saponin sanawan, cacing,
tonik, sakit lulang dll.

49. 800-2000 2500-9600 kuk' kayo


Ccinchona latosol. aluvial. alkaloid, quinine, anti malaria, anti-
officinalis Vahi. Kina podzol ik. quinidine, arrhythmic pada
cinchonine, dan gangguan jantung,
cinchonidine. man am bah nafsu
makan, menstimulir
pence rnaan.
50. 100-1200 3000 daun
Orthosiphon latosol, aluvial, m. alslri, obat ginjal, pelancar
abstains Bi. Miq. podzolik sinesidn, urine, encok,

Kumis kucmg glikoeida penqapuran


orlhisiphonin, pembuluh darah dan
dan saponin rad an g kemih
51. 1-1090 tanah berpasir
Vitex tritoiia Linn. tumbuh di batang 8 m. atsin, alkaloid daun :
Legund i hutan jati 8 daun vitrisin, membersihkan rahim
sekundEr glikoflavon, setelah bersaiin. obat
aguniaid & luka. batuk rcjan,
akubin TBC, kudis, amandel.
cacingan &
melancarkan haid.

#
52 1000-1500 hutan Irian kb lit kayu
. Cryptocarva m atsiri, m. da obat asma, batuk a
massoy mar (sinamil rah, demarn,
Masyi afdehida, sinafnil keputihan. kejang
aetat, asam waktu ha mil, mencret,
sinamat. reumatik. Susah tidur,
eugenol), zat lukg luar.
samgk.
53 200- 1500 1500-3000
Moncda citrifatia laid SOI, aluvial, bush dan xeronin, obst hipertenai, sgkrt
..
Linn. andosol, podzolik daun prozeronin, kuning. perut,

Mengkudu dsn regosol proxerongse, influenza, batuk.


serotanin, masuk angin,
damnacanthal menghilangkan sisik
(zat anti pada kaki.
kanker),
scopofetin.
54 1-1400 bijl
. Arecft catechu hutan hujan latosoF. sndosol arekolin. obal eating
Linn. data ran podzol ik, areksidin, (anlelmintik) dan
Pinang nendah groniusoJ. guuasin.guvakol memperkecil pupil

in, isoguvasm mats

resin dan gula.



Of
55 1380-2000 bijl
Euchre sta horsfieldii cistizin, saponin, obat keracunan,
Bonn. Pranajlwa polifensil dan muntah darah,
flavonoid. migraine, mual, kecing
kurang la near,
meningkatkan nafsu
syabwat.

56 2200 daun
. Bkimsa rn. atsiri, sineol, obat reumalik,
baisamifera DC. borneot, campor & ekspektoran, masuk
Sembung tanin. angin, anti dtare,
antipiretik. perut
kembung, demam,
bongkak.
57 50-1650 1500-3000 daun
. Sonchus arvensis latosol, andosol. silika, kalium, litotnptik, diuretik. obat
Linn. tanah berkapur dan flavonoid, bengkak. obat luar
Tempuyung berbatu
58 45-2400 daun
Ficus deltoldes Jack saponin & aprodisiaka untuk
.
Tabat barito glikoslda. wanita.

59 Woodfprdia 30-1000 butan " daun, altar, tanin daun : obat koreng,
.
musim bung & biji
fructicosa (Linn.) ambien, pelanuar air
Kurz. seni. biji obat encok,
Sidowayah nyeri ginjgl, kencing
darah, pengering taii
pusar bayi, akar : obat
disen ri, bunga:
pengkelat, obat rfisentri
koreng kencing kurang
la near.

60. 0-3000 kuNl kayu lanin


Poona surent Merr. hutgn primer tgnah berlempung sebagai astringent,
Suren & sekunder. daiam. gubur. pengkeial, Ionic, anti
iembab dan drainse diare & antr biotik.
bark
61. > 700 biji lemak
Shores stenopfeta kosmetik, sabun,
Burch minyak goreng subtrtusi
Tengkawang coklat & margarine


6 200-2500 1500-2500 herba
Centella asiaticg (L.) latosoi dan andosol asam obat awat muda,
2.
Urban. Pegagan asiaticosid, asiatlc diuretic, asma, luka,
dan madecasic radang, hronkitis,
disentri, lepra, pen am
bah nafsu makan

6 200-700 1500-3000 herba


3. Androgaphis latosoi, aluvial, asam kersik, da bat diuretic (pelancar

paniculata Ness. andosol. mar, log am alkali. air seni), anti piretik

Sambiloto medsteran (demam), radang,


borok, radang tonsil,
kena racun, eksim,
disentri, masuk angin.

6 500-1200 1500-4000 daun kalsium & silikat diuretika


4. Serv'cocaJyx cos us tanah Mat padat-

(L.) Bremek Kejibeling gembur


6 daun
5. Gmptophyllum pictum dal. rendah - tanin, alkaloid. obat wasir, laksatif
{L.) Griff Daun ungu, 1350 sitosterol. lemah, diuretik ringan
handeuleum glikosid

6 100-1000 50-300 daun


6. A toe vera L. Lidah latosal, aluvial, asam amino, anti biotik, maag, tukak
pelepah
busy a andosol, polisakarida, (ambug, reumatiuk,

gromusol. sterol, enzim dan diabetes, anti stress,

vitamin. kecanduan obat, kanker


dan hepatitis.

6 1000-1500 kayu
7. Slrychnos ligustrina dal. rendah - aluvial & organosol akaloid, brusina. tomk, riigfbretik, obat
Bl. 500 striknina, tanin, eksim
Bidara taut steroid,
triterpenoid
6 2000-4-000 umbi Saponin
Talinum dat. rendah - tanah Hat berpasir, tonikum. aprodisiak
8.
paniculatvm Gaerth 500 gem bur (pembangkit gaerah &
Som jawa vita I is)
PeJay
anan
Keiieh
atan
Traidis
iona!
Di
Pusfcc

MocCuC6

PELAYANAN KESEHALAN
TRADISIONAL DT PUSKESMAS
0 tVoQu s
MATERI INTI 2
0 PEMANFAATAN TOGA UNTUK SELFCARE

OESKRIPSI SINGKAT
Upeya pengobatan tradisional dengan obat tradisional merupakan
0 salah satu bentuk perari serta masyarakat dan sekafigus teknologi

w
tepat guna yang potensia! untuk menunjang pembangunan
kesehatan. Hal ini dtsebabkan antara lain karena pengobatan
tradisional telah sejak dahulu kaia dimanfaatkan oleh masyarakat
serta bahan-bahannya terdapai diseluruh pelosok tanah air.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan dalam upaya pelayanan


kesehatan masyarakat yaitu Primary Health Care (PHC). Relay a
nan kesehatan tradisional merupakan saiah satu bentuk PHC dalam
0 mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang diselenggarakan
meialui pendekatari promotif, preventif, kuratrf dan rehabilitatif
w secara terpadu, menyeluruh dan berkestnambungan. Wujud peran
serta masyarakat dibidang kesehatan diantaranya adalah Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) meialui Taman
'Q Obat Keluarga (TOGA).
Keberadaan TOGA pernah dikembangkan diberbagai daerah rriulai dari
pedesaan sampai di perkotaan dengan pembudidayaan berbagai jenis
tanaman obat yang tumbuh sesuai spesifikasi daerah masing-masing. Namun
demikian keberadaari TOGA dt daerah masih mempunyai permasalahan dan
hambatan, diantaranya pengelolaan dan pemanfaatan TOGA belum berjalan
secara optimal. Oleh karena itu revitalisasi TOGA perlu difakukan, agar TOGA
dapat berkembang secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh
masyarakat sebagai bahan ramuan yang berkhasiat dalam upaya menjaga;
meningkatkan dan menanggulangi kesehatan, khususnya di Daerah Terpencil
Perbatasan dan Kepulauan serta di Daerah Bermasalah Kesehatan {DBK).
SI

C
li. TUJUAN PEMBELAJARAN
*
A. Tujuan Pembeiajaran Unnum
mem puny
Setelah setesai mengikuli materi ini peserta
a!
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan
tnasyarakat
dibidang selfcare dengan memanfaatkan TOGA.

B. Tujuan Pembeiajaran Khusus


Setelah selesai mengikuti materi ini peserta mampu :
1, M enje I a ska n ko nsep sef fcare
2. M e n demon strasi ka n p em a nf a ata n tan am a ri
obat yang berasai dari TOGA daiam Self care

I. POKOK BAHASAN

Daiam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Konsep Self care Sub pokok bahasan
a. Pengertian Self care
b. Man fa at Selfcare
c. Ruang Lingkup

Pokok Bahasan 2. Pemanfaatan tana man ob at yang berasai dari TOGA


daiam Selfcare Sub pokok bahasan
a. Teknik Meramu
Pada saat menyiapkan ramuan harus mememperhatikan
beberapa hal yaitu
* Peralatan
* Bahan ramuan
t Ukuran dan Takaran
* Cara fvleramu
* Cara Pembuatan
b. Manfaat Tanaman Obat Bagi Kesehatan
Peningkatan Kualitas Kesehatan (daya iahan
tubuh/stamina)
Pencegahan timbulnya gangguan yang berisiko
* Mengatasi gangguan kesehatan menurut gejala umum
* Pemeliharaan kesehatan lansia

IV. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1 Konsep Self


care

1.1 Pengertian Selfcare:


Self care atau perawatan kesehatan sendiri dirumah ad a I ah satu upaya
memelihara , mencegah, mengatasi gangguan kesehatan ringan
(Common disease) dari dan untuk setiap individu dan anggota keluarga
pada pelayanan kesehatan di tingkat Rumah tangga.

SELFCARE(PERAWATAN SENDIR) DI RUMAH) DENGAN


PEMANFAATAN TOGA
Salah satu upaya untuk meningkatkan hidup sehat masyarakat ada!ah
Q memanfaatkan semua potensi yang ada termasuk tanaman obat melaiui
TOGA.
Dimana masyarat terutama tiap individu tnampu menggunakan berbagai
upaya khusus Toga untuk mengatasi gangguan Kesehatannya sendiri
(selfcare).
*
1.2 Manfaat Self care
Beberapa manfaat dari Selfcare adalah :
1. Meningkatkan kesehatan dan kualitas hid up .
2. Mencegah penyakit berisiko.
Q 3. Mempercepat proses penyembuhan.
4. Mengurangi pengeluaran pembiayaan Kesehatan Keiuarga.

83
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Selfcare (perawatan sendiri) meliputi:
1. Upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan (Promotrf),
2. Upaya pencegahan penyakit gangguan kesehatan dan
menghindari terkena penyakit.
3. Upaya Mengatasi ganguan kesehatan. mengobati gangguan
kesehatan sebagai pertolongan pertama, khusus didaerah
terpencii atau jauh dari akses sarana pelayanan kesehatan.
4. Upaya pemulihan dan perawatan kesehatan pasca tindakan
medis atau persalinan atau sesudah mengalamai sakit yang lama
(kronis).

Bentuk Self care Kesehatan tradisionai:


Berbagai metoda/jenis kesehatan tradisionai yang dapat di terapkan
sebagai TTG (teknologi tepat guna) untuk Self care (perawatan
kesehatan sendiri);
Aman dan bermanfaat untuk kesehatan.
* Praktis, mudah dilakukan, murah.
* Bahanr peralatan mudah didapat
Merupakan tradisi budaya Masyarakat.

Jenis kesehatan tradisionai yang dapat diiakukan untuk Selfcare


antara lain :
1. Pemanfaatan bahan alam berkhasiat seperti tanaman obat
&
melalui TOGA.
2. Penggunaan pijat akupresur.
3. Senam olah pernapasan, meditasi, dll

84
iWliA
Pokok Bahasan2
Pemanfaatan tanaman obat yang berasal dan TOGA dalam Setfcare

1.1 Teknik Meramu


Hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat ramuan obat trdisional: a.
Peralatan Adatah alat / perkakas yang digunakan untuk membuat ramuan
tanaman obat. Jenis peralatan antara Jain ;
Periuk (kuali) dari tanah Hat atau pane; dari bahan gelas/kaca email
atau stainless steel.
Pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat dari bahan kayu
Saringan dari bahan plastik atau niton.

Jangan menggunakan peralatan dari bahan alumunium atau timah. tembaga


karena dapat bereaksi dengan bahan kimra tertentu bahan tanaman yang
dapat meracuni (menjadi toksik) dan mengurangi khasiat tanaman obat
tersebut.

b, Bahan Ramuan :
Yang dimaksud bahan ramuan adalah bahan yang digunakan dalam
bentuk simplisia dan ekstrak. Sebelum menggunakan bahan ramuan
(sediaan herbal) harus dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan
tanaman yang salah, karena dapat memberikan efek yang tidak
diinginkan atau keracunan.

Bahan ramuan yang digunakan adalah bahan yang masih segar dan
dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Memilih bahan ramuan dari
akar, rimpang, umbi, kuiit batang, batang kayur daun, bunga, buah atau
seluruh tanaman (herbal) harus memperhatikan: a. Berwarna cerah.
b. Yang tel ah tua/masak sempurna dan dalam keadaan segar, Bush
tidak keriput. Kulit batang tidak retak.
c. Pilih yang masih utuh dan tidak rusak oteh serangan ulat atau
hanrta dan penyakit tanaman lainnya.
d. Tidak terserang hama dan yang tidak bercendawan atau berjamur
atau akar yang berlumut.
e. Tidak memilih buah, daun bunga, kuJil umbi yang tel ah berubah
warna atau iayu.
Semua bahan tanaman, sebelum digunakan harus dicuci lebih
dulu.
c. Ukuran dan Takaran :
Ukuran dan takaran, menggunakan alat ukur dan takaran yang sudah
dikenal luas dimasyarakat, seperti:
Ukuran dan takaran yang digunakan a dal ah yang bias a dikenal oieh irasyarakat.
seperti :

Gel as Getes bsltmbing, 1 gelas = 200 M

Cangkir -* Cangkir !eh, 1 cangkir - 100 cc


-
Sundok SandDk makan. 1 sendok = 15 cc

Genggam -* 1 genyyam tangar. pendents

i Jari Tangan 1 Jari - ukuran panjang 1 tehjnjuk pendants
#

Ibu JarJ Sebessr ibu jari jennpol penderita
+
P
Heist
Lembar, sate an ukuran daun yang lebar soperti daun pepaya, riadap
senep
* -s
Pelepah 1 peiepah tanaman lirfah busy a yang panjangnya - 10 cm

* Sehesar Telur -*
Biasa di&ebut sebesar tekir itik aiau a yam kampung atau sobesar lelur

-*
burung merpali
Idenlik 150 -200 gram *
tapi biia tidak ada ketersnyan. rnaka yang dimstoud sebesar telur ayarrj

- -
Ukuran secukupitya digunakan pada penggunaan bahan yang nilainya
Socukupnya
sedikit ssperti gara-ti. gula.air dan Iain-lain
Sejimpil dLgunaJon biaaanya uniuk bahan harba yang f>eng^unaaniya dalam jamlah
sedikit k arena fung&inya yang keras seperu sambiyio

Saujung kuku
basanya digunskan pads bahan yang penggunaa.nya sedikit seperti kapur &lr|ti
(enjet)

d. Cara Meramu:
adaiah sebuah pekerjaan yang menggunakan tangan dan alat
ketika mencampurkan bahan-bahan yang berasai dari tanaman
obat. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meramu tanaman
obat1
- Cuci tangan sampai bersih
- Siapkan bahan baku yang telah dipilih dan dicuci bersih
atau yang telah dikeningkan dengan baik
- Ramuan di tempatkan pad a tern pat yang bersih Gunakan
air bersih/air minum

e. Cara pembuatan :
Beberapa teknik membuat ramuan
Q Infusa adaiah proses penyarian terhadap bahan ramuan yang tidak
mengandung lignum (daun, bunga)
* Dekok a da fa h proses penyarian terhadap bahan ramuan yang
mengandung lignum (akar, batang)
Ekstraksi adaiah proses pemisahan suatu zat berdasar perbedaan
kelarutannya terhadap 2 cairan yang tidak saling larut contoh air dan
peiarut organic.
Q
Secara empirik cara pembuatan ramuan dapat dtbedakan
menjadi : diseduh, dire bus
Sedangkan cara pemakaian ramuan secara empms dalam
bentuk dioles. dibobok, dibalur.

Hal-haf yang hams diperhatikan :


- jika merebus sebaiknya menggunakan api keci!.
- Alat-alat yang digunakan harus bersih.
Biasanya dalam merebus simpiisia herba. air disisakan menjadi
setengahnya, misalnya air 2 galas disisakan menjadi 1 gelas.
Jika herba berupa teh atau simpiisia yang harus diseduh, maka
menggunakan air dengan suhu 80 derajat.
Masukan bahan ramuan yang mengandung tninyak atsiri setelah mau
diangkat dan ditutup, untuk ramuan yang bentuk kayu masukan diawal
agar zat obat dapat keluar dengan maksimal.

Catalan Pent in g I

1. PtLjH JEWS TANAMAN VANG TEPAT SESUAI RESEP


2. PAOA SAAT AKAN MERAMU BAHAN, HARUS DICERMAT! KOMPOSISI BAHAN.
3. TAKARAN HARUS SESUAI PETUNJUK, JANGAN DITAH6AH ATAU DlKURANGI
4. PADA SAAT MEREBUS HARAP DIPERHATIKAN APINYA, JANGAN TERLALU BESAR, PERHATIKAN PULA
ALAT REBUS AN, SEBAIKNYA SERB A HAN TAN AH HAT
5. REBUS RAMUAN DENGAN API KECIL
<>. RUJUKAN KE DOKTER DIPERLUKAN JIKA PASIEN TIDAK AOA KEMAJUAN SETELAH MEN GKON
SUMS! RAMUAN DALAM WAKTU YANG TEL AH DITENTUKAN. JANGAN LUPA DCSIS PEMBERiAN
HARUS DIPENUHI SESUAI ANJURAN.
J
/fTW

2.1 MAN FA AT TOGA BAG1 KESEHATAN MANDIRL


Pemanfaat Tanaman Obat Bagi Kesehatan antara laid dapat digunakan
untuk peningkatan kualitas kesehatan, meningkatkan daya tahan #
tubuh/stamina, pencegahan timbulnya gangguan kesehatan, mengatasi
gangguan kesehatan menurut gejala urnurn, dan pemeliharaan kesehatan
lansia.

PcjH(u^nniiU EFOQcrf-
Beberapa Tanaman Obat dari TOGA dapat mengatasi berbagai gangguan
Kesehatan, seperti:
1. Penmgkatan Kualitas Kesehatan (daya tahan tubuh/stamina),

a. Pencegahan Demam Nifas pada tbu Pasca Melahirkan


Ramuan \
Bahan :
Daun pepaya mud a segar 1 helai
Garam sedikit/secukupnya
Gula jawa/aren 2 sendok makaci - Air 2
getas
Cara pembuatan :
Daun papaya dipotong-potong, kemudian direbus dengan air dan
dilambahkan sedikit garam serta guia aren dan dididihkan sampai
menjacH 1 geias.
Cara pemakaian :
Ramuan diminum segera setelah melahirkan, keesokan harinya dibuat
ramuan baru dan minum sekali lagi. (Ramuan diminum 2 hari berturut-
turut)

b. Perawatan Perut Pasca Melahirkan


Ramuan I
Bahan :
Jeruk Nipis 1 biji.
Kapur Sirih secukupnya.
Minyak kayu putih
Cara pemakaian :
Satu iris jeruk nipis diiris kemudian sepotong iris an diolesi dengan
kapur sirih dan ditetesi minyak kayu putih sebanyak 5 tetes. Kemudian
hasil tersebut oieskan ke perut setelah mandi, pakaifah gurita, lakukan
pagi dan sore sampai kurang lebih 40 hari. Hati-hati yang kulitnya peka
bila ada rasa gatal dan panas, bersihkan olesan tersebut.
2. Pencegahan timbulnya gangguan yang berisiko.
a. Kegemukan/Melangsingkan Badan
Ramua
n
Daun Jati Belanda secukupnya.
Bahan:
Air secukupnya.
Cara pembuatan
Daun Jati Belanda segar dicuci kemudian direbus dengan
air.
Cara penggunaan
Air Daun Jati Belanda diminum 3 kali sekati.
b. Penyakit Tekanan Darah Ttnggi/Hipertensi
Ramuan I Bahan:
Pegagan 1 genggam
Meniran % genggam
Kumis kucing H genggam
Air 3 gelas
Cara pembuatan
Semua bahan dalam keadaan segar dicuci kemudian direbus
dengan air, hingga menjadi setengahnya.
Cara penggunaan
Hasil ramuan dibagi untuk 2 kaii minum sehari pagi dan
malam menjelang tidur.

3. Mengatasi gangguan kesehatan menurut gejala umum, a. Sakit


Kepala
Ramuan I Bahan :

Jahe 1 ibu jari.


Guta merah 1 sendok makan.
Air 1 gelas.

#
c Cara pembuatan :
Jahe dibakar sebentar kemudian dtkupas dan dimemarkan,
masukan ke dalam air mendidih 1 galas, dan diberi gula merah
talu diaduk.
Cara pemakaian :
Diminum hangat-hangat.
# Ramuan It
& Bahan:
* Daun Pegagan segenggam.
* Jintan 1/4 sendok.
* Air 1 gelas.

Cara pembuatan :
Daun pegagan dan jintan direbus dengan 1 gelas air sampai
mendidih, hingga menjadi 1/2 gelas,
Cara pemakaian :
Ramuan ini diminum sekaligus dengan madu satu sendok teh,

b. Batuk
Ramuan :
Bahan;
- Kencur 3 jari * Air 3/4 cangkir
Cara pembuatan :
Kencur dikupas diparut (parutannya dialasi daun pisang),
Tambahkan air 3/4 cangkir, laid diperes dan disaring dengan
menggunakan kain bersih/saringan teh.
Cara pemakatan :
Diminum 4-5 x sehari 1 sendok makan, untuk anak-anak (lebih
dari 12 tahun) dan orang dewasa.

#
_________________________________________
ViJCf&sf IWfiA
c.
Q
Sariawan

Ramuan I Bahan :
Daun sirih segar 1 sampai 2 lembar Cara
Pembuatan dan pemakaian :
Daun sirih dibersihkan, dikunyah perl a h an-la ha n. Dibiarkan
sebentar dalam mulut sebelum ditelan. Kemudian minum air
hangat yang sudah dimasak. Sehari dilakukan 3 kali.
_
Ramuan ll Bahan :
Daun jtntan segar 5 lembar.
J
Cara pemakaian :
Daun jintan dikunyah, biarkan sebentar dalam rnulut, kemudian
dibuang, jangan ditelan,

4. Pemelrharaan kesehatan lansia,


a. Sulit Buang Air Kecil (BAK),
T eras a sakit pad a waktu BAK, tidak Ian car, sedikit-sedikit dan
anyang-anyangan.
Ramuan 1 Bahan:
Kumis kucing, 2 genggam
Madu 1 sendok makan
Air 1 gelas
Cara pembuatan :
Daun kumis kucing dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus
dengan air 1 gelas hingga air tsnggal % gelas Saring dan
lambahkan madu Cara pemakaian (Dewasa):
Ramuan diminum 2 x sehari .
b. Sulit Tidur (Insomnia)
Ramuan !
Bahan:
B)jf buah pala 1 buah - Madu 1
sendok makan
Cara pembuatan:
Buah pala dicuci dan ditumbuk halus-halus.Seduh dengan air panes
% cangkir dan madu 1 sendok makan Cara pemakaian (Dewasa) :
Suarmsuam kuku diminum 12 kali sehari.

REFERENSI
v. Pedoman kader Pemanfaaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Ri. Jakarta, 2010.
Pedoman pengetolaan dan pemanfaatan TOGA, Kementerian Kesehatan
RI, 2011,
Pengobatan Sendiri di Rumah Dengan Tanaman Obat dan Akupresur,
Q Departemen Kesehatan RI. 2004.
Pedoman Kader Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan Keluarga.
Departemen Kesehatan RI 2001.
Pedoman untuk Kader Dalam Pemanfaatan Taman Obat Keluarga.

Departemen Kesehatan RI Jakarrta 1937,


Sediaan herbal (BPOM).
Pedoman pelayanan kesehatan Ramuan Tahun 2011.

MocCuC 7
Q

MANAJEMEN PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL DT PUSKESMAS

Manaje
mer
Progra
m
Yrnike
sttad
di
Puskc
smas
AoAv &

MATERI INTI 3
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL R AMU AN Di PUSKESMAS

DESKRtPSI SINGKAT
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu
& pada pengalaman dan Kate ram piJan turun tern u run
secara amp iris yang dimanfaatkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat meliputi
pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan ramuan,
serta dibina dan diawasi oleh pemerintah untuk menjamin
manfaat dan keamanannya. Masyarakat diberi kesempatan
yang seluas- luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan
dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Pembinaan dan pengembangan pelayanan kesehatan
tradisional dapat terinlegrasi dalam sistern pelayanan
kesehatan atau dikembangkan tersendiri.

Potensi kekayaan alam serta tanaman obat telah


dimanfaatkan oleh para ielubur dan Pengobat Tradisional
(Battra) unluk mengatasi gangguan kesehatan, sehingga
patul dileslarikan dan dikembangkan dalam kehidupan
sebari-hari.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun


2010, persentase penduduk Indonesia yang pernah
mengkonsumsi jamu/obat tradisional pada semua kelompok
urriur Isjtl-laid dan perempuan, baik di pedesaan maupun
perkotaan adalah sebanyak 59,12 %. Persentase
penggunaan tanaman obat secara berturut-turut adalah
50,36 % Jahe {Zingiber officinale), 48,77 % Kencur
(Kaempferia galanga), 39,65 % Temulawak (Curcuma

$ xanthorriza), 13,93 % Meniran (Phyllanthus niruri) dan 11,17


% Pace (Morinda citri folia).

Agar masyarakat terlindungi dari dampak negatif dan hal-hal yang


tidak diinginkan terhadap kesehatan akibat penggunaan obat
tradisional yang lidak memenuhi syarat, hams ada upaya yang
komprehensif dan sistimatis sehingga da pat terpantau sejauh mana
keberhasilan pelayanan kesehatan tradisional ramuan ini menjadi
suatu penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional ramuan
yang aman, bermanfaat, bermutu, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan bagi kesehatan masyarakat.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mengikuti materi ini peserta terampil memberikan
pelayanan kesehatan tradisional ramuan di Puskesmas
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mengikuti mated ini peserta mampu :
1. Me nj el ask an tata I a ksana p ei a ya n a n kes e h atan
tradisiona I d i Puskesmas
2. Melakukan pelayanan kesehatan tradisional ramuan

III. POKOK BAHASAN

Dalam modui ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok
bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Tatalaksana Pemberian Pelayanan Kesehatan
Tradisional Ramuan di Puskesmas
Sub pokok bahasan 1. Upaya penyelenggaraan kesehatan tradisional
Upaya penyelenggaraan kesehatan tradisional (promotif, preventif).
a. Sumberdaya (sarana, prasarana dan tenaga).
b. Alur pelayanan kesehatan tradisional ramuan.

Pokok Bahasan 2. Tatacara Pemberian Ramuan


Sub pokok bahasan
a. Diagnosis dan Pengobatan Holistik. Sudut Pandang
b. Keamanan dan Khasiat Jamu dari
Farmakologi.
c. Ramuan atau Obat Tradisional yang dapat diberikan di
Puskesmas.
* Sudah leregristasi di Badan POM.
* Simplisia atau tanaman obal (TO).
d. Penggunaan ramuan di Puskesmas.

(V. URAIAN MATERI


Pokok Bahasan 1 Tatalaksana Pemberian Pefayanan Kesehatan Tradisional
Ramuan di Puskesmas

1.1 Upaya penyelenggaraan kesehatan tradisional


Undang-Undang IMomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memuat
bahwa pelayanan kesehatan tradisional merupakan bagian dari
penyeienggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tradisional
adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
imengacu pa da pengafaman dan keterampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggung-jawabkan dan diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat, yang meliputi pelayanan kesehatan
tradisional ramuan dan ketrampilan, serta dibina dan diawasi oleh
pemerintah untuk menjamin manfaat dan keamanannya. Pembinaan dan
pengembangan pelayanan kesehatan tradisional dapat terintegrasi daiam
sistem pelayanan kesehatan atau dikembangkan tersendiri.

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas, lebih


mengutamakan kepada upaya preventif dan promotif tanpa meninggaikan
upaya kuratif dan rehabilrtatif. Keg lata n di Puskesmas dapat dilaksanakan
di daiam dan luar gedung. Pelayanan yang diberikan berupa:
1) Pelayanan kesehatan daiam rangka meningkatkan daya tahan
tubuh/stamina, mengatasi faktor risiko serta gangguan penyakit ringan
dengan herbal/jamu, akupunktur, pijat akupresur yang terintegrasi
dengan unit pelayanan lain (seperti: poll umum, poli KIA) atau sebagai
poliklin'rk pelayanan tersendiri yaitu poliklinik
peiayanan kesehatan traditional, Jenis metode peiayanan kesehatan j
tradisionai keterampilan dan ramuan yang digunakan adaiah yang
sudah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat drlaksanakan melalui:
a) Penyuiuhan oleh Petugas kesehatan kepada pasien saat
peiayanan,
b) Penyuiuhan kelompok/demo peiayanan kesehatan tradisionai
c) Visualisasi meialui media promosi (leaflet, poster, standing
banner, booklet, tanaman obat berikut nama dan manfaatnya,
display) di lokasi/ruang strategis.
d) Promosi kesehatan berupa penyuiuhan tentang pengelolaan
dan pemanfaatan TOGA untuk pemeliharaan kesehatan secara
mandiri disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat,
3) Pelaksanaan rujukan di Puskesmas dapal dilihat pada SlSTEM
RUJUKAN DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT .

1,2 Sumber Daya


Pada penyelenggaraan peiayanan kesehatan tradisionai di puskesmas
aspek sumber daya meiiputi tenaga kesehatan dan sarana-prasarana,
obat tradisionai dan pembiayaan. Peiayanan kesehatan tradisionai di
puskesmas dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
lain yang tetah mendapat pendidikan terstruktur di bidang alternatif dan
komptementer. Tenaga kesehatan di fasilitas peiayanan kesehatan yang
akan menjaiankan pekerjaan sebagai tenaga peiayanan kesehatan
tradisionai alternatif komplementer harus mengacu pada kompetensi dan
standar peiayanan yang berlaku.

Puskesmas dapat menyediakan ruangan khusus untuk peiayanan


kesehatan tradisionai atau meng optima Ik an ruangan peiayanan yang
tersedia. Peralatan dan bahan yang sebaiknya disiapkan oleh
Puskesmas meliputi obat traditional yang dapat dimanfaatkan untuk pelayanan
kesehatan Iradisional yaitu obat tradisional yang telah terdaftar di Badan Pengawas
Obat dan Makanan, seperti obat fitofarmaka, obat herbal terstandar dan jamu. Selain
itu juga dapat digunakan jamu saintrfik dan simplisia tanaman obat.

Pembiayaan petayanan kesehatan tradisional di kabupaten/kota lebih diutamakan


berasaJ dari APBD II. sedangkan dana yang berasal dari provinsi dan pusat sebagai
pendukung.
1.3 Aiur Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan

PASIEN DATANG

1
PEMERJKSAAN & DIAGNOSA OLEH DOKTER
Q

Q
Q

99
r- iti y it
^T'i mil\tcrnMiI ill PIJ A .t wi n A
( Penegakan Diagnosa Tetap secara Konvensional)

I
INFORM CONCENT, REQUEST CONCENT
DAN TERAPI
1. Pengisian surat persetujuan pasien atas tindakan alternatif komplementer (inform
concent).
2. Pengisian surat permintaan pasien atas pelayanan kesehatan alternatif dan
komplementer (request concent).
3. Pilihan terapi yang diberikan dokter:
* Konvensiona! saja
* Konvensiona) +Yankes Tradisional (kompiement)
* Murni Yankes Tradisional (alternatif)

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN Terapi


dapat diberikan oleh:
* Dokter yg telah memiliki sertifikat kompetensi
Tenaga kesehatan yg mendapat pelatihan khusus dibidang Tradkom (dafam
pengawasan dokter)
* Terapi dengan Obattradisional/Herbal berdasar
pada pedoman FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI
INDONESIA

^cJ.cAni(iM ^CUHUIIH rile! PitlAcimnJ


Pokok Bahasan 2 Tatacara Pemberian
Ramuan

2.1 Diagnosis dan Pengobatan Polish k


Pengobatan hoHslik adalah suatu tatacara perawatan kesehatan yang
mengadopsi hubungan kerjasama secara optimal untuk mendapatkan tingkat
kesehatan yang paripurna dengan melibatkan beberapa aspek; yaitu fisik, mental
emosional, sosial dan spiritual. Pendekatan ini menekankan pada melihat individu
secara menyeluruh, term as uk anafisa fisik mencakup status gtzi, status energi,
tingkat biomolekular sort a modalitas pola hid up yang mencakup tingkat
emosional. keadaan sosial dan kondisi lingkungannya. Pada dasarnya prinsip dan
tujuan dari pendekatan ini adaiah untuk mendapatkan tingkat keseimbangan dan
kesejahteraan yang sempurna pada status tubuhnya baik secara sistem maupun
sampai tingkat selular.

Seat ini istilah kedokteran alternate digunakan oleh beberapa praktisi kesehatan
untuk merujuk suatu metade kedokteran yang tidak dikenaf oleh kedokteran
konvensional dan tidak menenmanya. Dari beberapa rujukan istilah alternate ini

w juga dipergunakan untuk merujuk kepada sualu pendekatan yang tidak


menggunakan obat- obatan (non pharmaceutical techniques).

Kedokteran komplementer sering digunakan oleh praktisi konvensional yang


menganggap bahwa pendekatan yang dilakukan merupakan pendekatan
sekunder setelah pemberian obat-obatan atau pembedahan. Praktisi konvensional
masih menganggap bahwa obat sebagai primary tool daiam menangani penyakrt
dan hanya menggunakan saran pengobatan hoiistik sebagai suatu su piemen tasi.

Apapun istiiah yang dipergunakan, seiring dengan kemajuan teknologi dan


penerimaan dart para ahii medis maka pengobatan
holistik ini mengambil payung dibawah terminologi kedokteran naturopathi.

Kedokteran Naturopath!
Kedokteran naturopath i bukan berarti menggunakan bah an a la mi (natural)
Q tetapi definisi secara kedokteran naturopathi berarti suatu ilmu

m
kedokteran yang penataiaksanaannya memfokuskan pada perbaikan
fungsi-fungsi aiami tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan
modalitasnya untuk meiakukan proses perbaikan. Terminologi
naturopathi berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti ,:kelainan
alami' (nature and path daiam bahasa Inggrisnya, yang berarti jalan J
alami).
Q
Perbedaan antara kedokteran konvensionai dan naturopathi dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.
2.2 Keamanan-Khasiat Jamu dari Sudut Pandang farmakologi J
Jamu adalah obat tradisional Indonesia, dapat kedokteran
digolongkan sebagai obat biia digunakan untuk tujuan
promotlh preventif, kuratif, rehabilitate atau paliatif dan
MODEL KONVENSIONAL MODEL HOLISTIK

Berdasarkan konsep Newtonian Konsep dasar Einstein Quantum


Physic _______________ __________
Memandang tubuh sebagai mesin Tubuh adaiah suatu sistem energi
yang dinamis
Melihat otak sebagai biokomputer Mind and Spirit merupakan sum be
dimana by-productnya adalah im r utama kerja tubuh
puls aktifitas listrik Emosi hanya sebagai operator
mampu Emosi dan spirit dapat
mempengaruhi kondisi fisik saja mempengaruhi pen yak it meialui
jalur energi dan neurotuimoral
(PNtE) __________ ____________
Pengobatan dertgan obat atau Pengobatan daiam berbagai
bedah bertujuan hanya untuk
memperbaiki {"fix') biomekanisme
bentuk, bertujuan untuk
meningkatkan resiliensi tubuh
m
yang abnormal daiam tubuh dengan menyeimbangkan
(rebalance) body - mind - spirit

J
Q

bila digunakan untuk manusia maka berlaku ketentuan umum yaitu adanya
pembuktian mengenai khasiat dan keamanannya.

Sehat adalah merupakan suatu keadaan yang menggambarkan kondisi


indivrdu secara utuh terhadap berbagai aspek bukan hanya sekedar terbebasnya
dari suatu penyakit. Sehat yang holistik akan menggambarkan sejauh mana kadar
fungsional dan efisiensi metabolisme suatu organisme.

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh suatu zat atau senyawa
terhadap sel hidup atau terhadap makhluk hidup. Senyawa atau zat tersebut
dalam ilmu kedokteran disebut obat. Dengan mempelajari ilmu farmakologi
seorang dokter dapat menimbang manfaatdan risiko dari penggunaan obat.

Dalam ilmu farmakologi dikenal 2 subdisiplin yang perting yaitu Farmakodinamik


dan Farmakokinetik. Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek yang
ditimbulkan oieh obat, balk efek yang terjadi pada tingkal makhluk hidup, pada
organ atau pada sel, berkaitan pengaruhnya terhadap fungsr faal, biokimia
maupun keadaan patologinya serta mempelajari bagaimana mekanisme kerjanya
sehingga terjadi efek tersebut.

Farmakokinetik adalah peristiwa yang dialami oieh obat ketika berada didalam
tubuh makhluk hidup. Peristiwa ini meliputi proses absorpsi, distribusi,
metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi.

Absorpsi adalah proses masuknya obat kedalam tubuh, yaitu dari tempat
pemberian masuk kedalam sirkulasi darah. Cara pemberian oral merupakan cara
pemberian yang banyak dilakukan dan proses
#
absorpsinya dap at dipengamhi oleh beberapa faktor seperti ad a tidaknya
makanan didalam saluran perna. bentuk sediaan, sifat fisiko kimianya dan
kelarutannya dalam lemak.

Distribusi adafah proses sebaran obat keseluruh cairan tubuh. Ketika obat
berada didalam sirkulasi darah maka sebagian obat itu akan terikat dengan
protein ptasma dan sebagian lagi bebas sesuar dengan proporsinya. Obat yang
terikat akan berada menetap didalam sirkulasi darah, sedangkan obat bebas
akan diedarkan masuk kecairan interseluter dan ke intra sel Bilamana kadar obat
terialu tinggi, maka efek yang ditimbulkan akan hebat yang kita sebut adverse
effect atau bahkan efek toksik. Sebaliknya biia kadarnya terialu rendah, maka
efek farmakologi yang kita harapkan tidak terjadi.

Biot ran sformasi obat terjadi terutama di hati. tetapi dapat pula terjadi di w
organ-organ lain seperti di usus, ginjaf, paru dan darah. Proses
biotransforma si pad a akhirnya menghasilkan senyawa yang tidak aktif
(yang kehilangan efek farmakologinya), ionik, sang at la rut dalam air, $
sehingga mudah diekskresikan dari tubuh.

Ekskresi obat terutama dilakukan oleh organ ginjal melalui urin. Organ tain yang
melakukan proses ekskresi antara lain hati meialul empedu, kelenjar keringat
melalui keringat, kelenjar payudara melalui air susu ibu, kelenjar lakrimalis
melalui air mata, kelenjar saliva melalui air ludah. Ekskresi ini bisa terjadi dalam
bentuk metabolit dan sebagian lagi dalam bentuk obat utuh.

Perbedaan Obat Konvensional, Herbal Terstandar dan Jamu


Obat konvensional adalah obat yang umumnya merupakan obat dengan
senyawa aktif tunggal, yang data farmakokinetik dan farmakodinamiknya cukup
lengkap karena sudah melalui tahap-tahap penelitian dan pengembangan obat,
seperti ujjt khasiat dan uji toksisitas pada berbagai spesies he wan coba, dan uji
klinik dalam

104
jumlah sampel yang cukup besar, sehingga khasiat dan keamanannya lebih dapat
G diprediksi.

Obal herbal terstandar adalah campuran ekstrak dari berbagar tanaman obat,
yang ekstraknya sudah mengalami standarisasi dan sudah dilakukan uji khasiat
dan toksisitas pada hewan coba. tap! beium diiakukan penefitian uji klinik. Data
farmakokinetiknya trdak lengkap, bahkan tidak ada karena ekstrak tersebut
mengandung berbagai senyawa yang secara bersama-sama menimbulkan suatu
efek pada hewan coba. Karena penelitiannya pada hewan dan spesies hewan
yang digunakan juga terbatas, maka khasiat dan keamanannya pada manusra
[ebih sulit diprediksi.

Jamu merupakan obat tradisional yang telah digunakan secara turun temurun,
dan digunakan daiam bentuk seduhan, infusa atau dekok dari suatu simplisia.
maka obat ini relative lebih aman dari bentuk ekstrak.

2.3 Ramuan atau Obat Tradisional yang dapat drberikan di Puskesmas


Obat tradisional yang dapat digunakan untuk peiayanan kesehatan Iradisionai di
Q Puskesmas, yaitu:
1) Obat tradisional yang telah Lerdaftar di Badan Pengawas Obat
dan Makanan, antara lain:
* ObatfitQfarrnaka (lihat daiam Eampiran).
- Obat herbal terstandar (lihat daiam iampiran).

Jamu
2) Simplisia atau tanaman obat.
3) Jamu Saintifik.

Penyediaan obat tradisional di Puskesmas dapat berasal dari Dinas Kesehatan


Kabu pa ten/Kota meialut instaiasi Farmasi
Kabu pa ten/Kota.
Beberapa ha I yang perlu diperhatikan :
* Pengelolaan obat tradisional dilaksanakan sebagaimana obat
konvensional
* Penyimpanan dilakukan sesuai dengan kaidah penyimpanan
slandar{suhu, wadah dan kondisi lingkungan).
* Mutu obat tradisional hendaknya selalu memenuhi standar yang
berlaku.
* Pelayanan informasi obat tradisional dilakukan dengan memberikap
informasi mengenai cara penggunaan obat dan tata cara
penyimpanan obat.
* Pengadaan obat tradisional di fasifitas pelayanan kesehatan
disediakan oleh Pusat
Memperhatikan ketersediaan bahan baku.
Q
2.4 Penggunaan Ra muan di Puskes mas
Berdasarkan data 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan menu rut Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2009 yaitu; ISPA. Demam, Penyakit -
Kulit. Gastroenteritis. Kelainan mate refraksi , Dispepsia, Hiperlensi.
Penyakit pulpa dan periapikal. Penyakit teiinga, Konjungtivitis. Dan
berdasarkan data 10 Penyakit terbanyak Rawat inap: Gastroenteritis.
DSD. Thyphoid, Dispepsia, Hiperlensi, iSPA. Pneumonia. Apendiks.
Gastritis. Duodenitis (Profil Kesehatan Indonesia thn 2009),
Beberapa bahan ramuan yang dapat digunakan untuk melekukan
pelayanan kesehatan di Puskesmas :

Penggunaan ramuan di Puskesmas lyrbatas untuk


menghilangkan gejaia dan mengatasi gangguan
kesehatan yang bcrsifat promotif dan prevent! f.

___________________________
P.Wnynmm:
# Jaimni 7?4tJiuut PulAc.iM4 1(M
)

1.
Common Cold (Batuk Pilek)
Batuk merupakan gejafa dari penyakit saluran pernapasan, seperti influenza,

0 penyakit kerongkongan, asma, amandel dan TBC dimana terjadi akibat


adanya penyumbatan saluran napas bagian bawah oieh penumpukan lendsr
0
'
akibat penyakit tersebut.
Ramuan untuk niengencerkan dahak :
Ra muan I :
Bahan:
Q - Kencur 3 jari
- Air 3/4 cangkir
Cara pe mbuatan :
Kencur dikupas diparut (parutannya dialasi daun pisang). Tambahkan air 3/4 cangkir.
lalu diperas dan disaring dengan menggunakan kain bersih/saringan teh
Cara pe makaian :
Olrfiinum 4-5 x sehari 1 sendok makan, untuk anak-anak {lebih dari 12 tahun)
dan orang dewasa.

Ra muan II a Bahan :
- Daun warn muda atau 11 helai.
- Daun saga (pilih salah satu ) 2 genggam.
- Gula batu sebesar telur 1 biji.
- Air 2 gelas.
Cara pe mbuatan :
Daun waru atau daun saga dicuci bersih, dipotong-potong kasar. kemudian
ditambahkan gula dan air. Kemudian ramuan tersebut dididihkan hingga
0 menjadi 1 gelas ramuan.
o Cara pe ma kaian :
Diminum ramuan tersebut 2 x sehari, pagi hari sebeium makan dan malam hari
sebelunrr tidur.

0
Ra muan batuk karena ma sufc angin :
Ra muan l u Bahan :
- Air Jeruk nipis 1 sendok makan
- Air matang 4 sendok makan
- Kecap atau madu secukupnya
Cara pe mbuatan:
Jeruk diperas, airnya ditambah dengan kecap atau madu sama
banyak selanjutnya semua bahan diaduk sampai rata, u Cara *
pe makaian :
Dewasa : 4 x sehari 1 sendok makan,
Anak-anak : 4 x sehari 1 sendok teh.

Batuk pa da anak-anak :
Ra muan I
Bahan:
- Bawang merah 1 buah.
- Pulosari 1 ibu jari.
- Adas 5 butir (1/4 sendok teh).
- Gula batu atau madu secukupnya.
- Air secukupnya.
Cara pe mbuatan : $
Bawang merah dikupas, kemudian bersama bahan lainnya
(kecuali gula batu) dicuci hingga bersih. lalu ditumbuk
hingga seperti bubur, selanjutnya dibungkus dalam daun
pisang dan dikukus selama 15 menlt.
Campuran diperas dengan memakai kain bersih ke da lam
gelas dan ditambahkan gula serta diaduk sampai la rut.
a Cara pe ma kaian:
Diminum ramuan tersePut 2 x sehari, pagi hari sebelum
makan dan malam hari sebelum tidur.
Perhalian Adas, jahe, kencur untuk bayi (lerutama belum
makan makanan padat) sebaiknya E<dak diberikan
Ra muan II
Bahan :
- Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam.
- Bawang Mcrah 1 buah.
- Biji Buah Pala 1/4 kelereng.
- Gula Batu 1 sendok makan.
- Air Cara pe mbuatan : 1/2 gelas.
Bawang merah diiris menjadi 4
bagian, biji buah pala ditumbuk sehingga menjadi seperti batu kerikil.
Kemudian semua bahan dicampur kedalem mangkok kecil dan ditutup. lalu
dikukus selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan.
Cara pe ma kaian :
Hasil saringan diminum pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur.

. Dispepsia (Perut ke mbung)


Sakit ma ag adalah nyeri pada ulu hati disertai mual sebelum dan sesudah
makan. Ramuan ini bernianfaat untuk mengurangi ganguan perut kembung.
Ra muan : u Bahan :
- Kunyit (yang tua) 2 jari tangan.
- Airmatang 1/2 oangkir.
u Cara Pe mbuatan :
Kunyit dtkupas dan dibersihkan. Kemudian dikukur (diparut) dan ditambah
air matang tersebut. Setelah itu peras melalui kain bersih. Diamkan, hanya
beningnya yang diambil.
Cara Pe makaian :
Dewasa 2 x sehari 1/2 cangkir, pagi hari sebelum makan dan malam hari
sebelum tidur. Sebaiknya ramuan tersebut ditambah dengan madu sebanyak
1 sendok makan sekali minum.
Sakit Perut Pada Anak/Bayi :
Ramuan I
Bahan:
- Kunyit 1 jari.
- Kuiit balang puiasari 1 jari,
- Seluruh tanaman patikan cina segar 1 genggam,
- Air 2 cangkir
Cara pembuatan :
Kunyit diiris-iris, tambahkan pulosari, dicampur dengan patikan cina yang telah
ditumbuk sebelumnya. Kemudian W tambahkan air, didihkan sampai diperoieh
1 cangkir. saring dengan kain bersih.
Cara pemakaian :
- Anak 1 tahun j 3 kali sehari 1 sendok makan.
- Anak 2 tahun : 3 kali sehari 4 sendok makan
- Anak lebih dari 2 tahun: 3 kali sehari V2 cangkir

Ra muan II
Untuk perut ke mbung pada anak/ba yi.
Bahan : 0
Oaun mengkudu (pace) alau daun jarak pagar beberapa
lembar.
J Cara pe mbuatan :

Daun dilayukan di atas nyala api, beri minyak kelapa, remas-


remas. Boleh juga sebelum daun dipanasi diolesi dulu dengan w

minyak kelapa.
_i Cara pe ma kaian : 0
Daun yang sudah dirernas-remas, ditempelkan kepada perut
bayi, dibungkus iagi dengan gurita/sehelai kain.
0
Q
3. Anoreksia (Meningkatkan nafsu ma kan)
Ramuan ini dapat diberikan pada anak untuk meningkatkan nafsu makan.
Ra muan : a Bahan :
- Temu hitam 1/2 - 1 jari tangan
- Garam sedikit secukupnya
- Gufa aren/guia jawa secukupnya
- Air matang/hangat 1 cangkir

JCara pe mbuatan:
Temu hitam diparut. kemudian diaduk diremas-remas dengan air hangat
kemudian disaring dan diendapkan beberapa saat. Cairan beningnya diambil,
ditambahkan garam, gula dan diaduk. a Cara pe makaian (Dewasa) :
Dimsnum 1 x sehari ramuan. Diulang tiap hari selema 3 hari Aturan pakai
(Anak-anak) :
Anak umur 1 - 2 th 1 x sehari 1 sendok makan Anak umur 3 - 5 th 1 x sehari
2 sendok makan Anak umur 6 - 8 th 1 x sehari 1/4 gelas Anak umur 9 - 11 th
1 x sehari 1/2 gelas

. Mialgia
Pegal linu merupakan gangguan yang umum terjadi, terutama pada orang tua
atau setelah beraktivitas cukup berat. Rasa pegal finu sering menyerang daerah
leher, pundak dan fengan . Pegal linu timbut ketika otot meregang. Pegal ling
dapat disebabkan oleh aktrvitas yang dilakukan secara tidak benar, seperti duduk
dengan posisi yang tidak ergonomik lama dalarn waktu yang larna,
e mengangkat beban terlalu berat, atau kurang berofah raga Ketegangan
emosi dan stress juga dapat memacu timbulnya pegai linu.

Hi

&
&
Q
Ra muan l: J Bahan i
* Daun Landep segar 1/2 genggam.
- Kapur strih 1/2 sendok teh,
- Air nnasak 2 sendok makan.
Cara pe mbuatan :
Daun Landep dari jenis yang berbunga kuning ditumbuk halus bersama-sama

& dengan kapur sirih. Kemudian campurkan air, aduk sampai menyerupai
pasta encer.
Cara pe ma kaian :
Campuran dilumurkan pada bagian yang sakit 2 x sehari Bags yang
kulitnya peka sebaiknya hati-hati, kalau merasa panas atau gatal
sebaiknya segera bersihkarv

Ra muan tl ;> Bahan :


- Daun gandarusa 25 lembar.
segar 1/2 sendok teh rata.
- Kapur sirih
Q - Air
2 sendok makan.

j Cara pe mbuatan :
m Daun Gandarusa, ditumbuk halus bersama dengan kapur sirih dan
sedikit air Kalau sakitnya keras, dapat ditambah sedikit lad a. Sebanyak
3 biji.
Q Cara pe makaian :
Campuran dilumurkan pada bagian badan yang j
sakit. 2 x sehari. Atau tempelkan pada tempat yang
sakit lalu dibalut.
Ra muan 111 u Bahan :
- Jahe 1 jempol.
- Sereh 2 batang.
- Air 2 gelas,
- Gula merah 1 sendok makan.
- Garam seujung sendok.
Cara pe mbuatan :
Jahe dibakar dan memarkan . rebus jahe dengarr sereh dengan sedikit air
Setelah menyusut tambah sedikit guSa merah . aduk-aduk dan dinginkan.
Cara pe makaian:
Minum hangat-hangat pagi dan sore.

Diare
Mencret (diare) adalah berak encer atau bahkan berupa air saja (mencret) yang terjadi lebih
sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam 1 hairi. Kadang-kadang disertai dengan muntah,
panes dan Iain-lain.
Ramuan untuk penderita mencret (diare)
Ra muan I
Bahan:
- Daun jambu biji (pucuknya) 1 genggam
- Adas 5 butir (1/3 sendok leh)
- Pulosari 2 jari tangan
- Air 2 cangkir
u Cara me mbuat :
Semua bahan setelah dicuci, dipotong kecil-kecil kemudian dididihkan sampai diperoleh 1
cangkir.
Cara pe makaian :
Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir.

Ra muan II j Bahan;
- Daun jambu biji (pucuknya)3 pucuk .
- Garam sedikit/ secukupnya.
a Cara pe ma kaian :
- Daun dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, sehari lakukan 2
kali.
- Daun ditumbuk, beri air (yang telah dimasak) 1/2 cangkir
- kemudian peras, diminum sekaligus, sehari 2 kali.
Ra muan III j Bahan:
- Kunyit
- Kayu angin
- Bung a kayu putih (Merica bolong} 1 jari tangan.
- Ketumbar Daun sembung genggam. 7
- Air butir
Cara pe mbuatan : 7 butir.
Bahan setelah dicuci, dipotong helai.
kecil-kecil dididihkan sampai 2 cangkir.
diperoleh 1 cangkir ramuan, u Cara
pe makaian :
Diminum sekaligus sewaktu suam-suam kuku,
kemudian o
Wasir/Ambeien

o
Oisebabkan oleh adanya pembengkakan pembuluh
darah balik pada bagran bawah dari poros usus,
baik di sebelah dalam maupun di sebelah luar
lubang duburyang tampak seperti bisul warnanya merah
kebiru-biruan.
Gejalanya : BAB sulit dan terasa sakit. jika mengedan timbul
benjolan dari lubang dubur, kadang-kadang keluar darah
yang menetes dari liang dubur.
Ra muan I Bahan

- Daun ungu 1 genggam


- Temulawak 7 iris
- As am jawa '1 Send ok teh
- Air
4 gelas
j Cara pe mbuatan :
Semua bahan dicampurdan di rebus dengan air, hingga
menjadi 2 gelas.
j Cara pe makaian : 0
Ramuan diminum 3 kali sehari 'A gelas sampai sembuh.
Ramuan II J Sahan:
- Lempuyang wangi
- Air
- Garam jari
Vi

2 sendok makan
Cara pembuatan : secukupnya
- Lempuyang wangi
dicuci bersih lalu diparut,
- Tambahkan air bersih dan garam.
- Ramuan diperas dan disaring.
Cara pemakaian {Dewasa) :
Ramuan diminum 2 x sehari 1 sendok makan .

Ramuan III
Bahan:
- Lidah buaya di kupas 1 tangan,
- Madu 1 sendok teh
J Cara pembuatan :
Lidah buaya diambil dagingnya, potong -potong dan rebus sebentar, kemudian
blender dengan air matang. Tambahkan madu 1 sendok teh. a Cara pemakaian :
Ramuan diminum sehari 1 kali sehari, sampai BAB normal.

7. Oismenorhea (Gangguan nyeri haid)


Ramuan I
Bahan :
- Etnpu kunyit 3 jari
- Asam kawak (asam yang lelah dimasak) 2 Sendok teh
- Gula merah 2 sendok makan
- Air panas 3gelas
a Cara pembuatan :
Kunyit setelah dikupas diiris tipis-tipis, rebus hingga air menyusut menjadi
setengahnya, tambahkan asam kawat, gula
merah kemudian diaduk-aduk. Diamkan sampai hangat- hangat
kuku.
a Cara pemakaian
Mirium ramuan kunyit asam diatas 7 hari sebelum haid sampai 3
hari setama haid. Ramuan ini juga dapat ditambahkan kayu
manis 1 jari sebagai penyedap/pengharum, asam dan guia
merah dapat ditambahkan sesuai aelera.

Post partum care {Perawatan setelah melahirkan)


Perawatan ibu seteiah melahirkan
1) Pencegahan Demam Nifas Ramuan \
Bahan :
- Daun pepaya mud a segar
- Garam
- Gu!a jawa/aren
- Air
J Cara pembuatan :

Daun pepaya dipotong-potong, air dan ditambahkan sedikit


garam serta gula aren dan dididihkan sampai menjadi 1 galas.
J Cara pemakaian :

Ramuan diminum segera setelah melahirkan, keesokan


harinya dibuat ramuan barn dan minum sekali lagi. (Ramuan
diminum 2 hari berturut-turut)

Ramuan II
Bahan i
- Daun Her (miana) segar 7 lembar
- Daun Jung Rabap 1 sendok makan
- Air1 sendok makan
j Cara pembuatan :
Daun Jung Rabap dibakar sampai menjadi abu kemudian
dihaluskan dengan daun Her serta ditambahkan sedikit air.
_

Q
1 16

j
Q
a.
Q

1 helat
se d i kitfs ecuku pnya
2 sendok makan 2 gelas

kemudian direbus dengan


0 J Cara pemakaian :
Dilumurkan./dioleskan pada bagian perut secara merata.

2) Perawatan perut Ramuan I Q Bahan:


- Jeruk Nipis 1 biji
- Kapur Sirih secukupnya.
- Minyak kayu putih
n Cara pemakaian:
Satu iris jeruk nipis diiris kemudian sepotong irisan diolesi
dengan kapur sirih dan ditetesi minyak kayu putih
sebanyak 5 tetes. Kemudian hasil tersebut oleskan ke perut
setelah mandi, pakaiiah gurita, iakukan pagi dan sore sampai
kurang lobih 40 hari. Hati-hati yang kulitnya peka bila ada rasa
gatal dan panas, bersihkan olesan tersebut. u Cara pemakaian :
Satu iris jeruk nipis diiris kemudian sepotong irisan diolesi
dengan kapur sirih dan ditetesi minyak kayu putih
sebanyak 5 tetes. Kemudian hasil tersebut oleskan ke perut
C setelah mandi, pakaiiah gurita. Iakukan pagi dan sore sampai
kurang lebih 40 hari, Hati-hati yang kulitnya peka bila ada rasa
gatal dan panas, bersihkan olesan tersebut. Temulawak, kunyit,
tapak liman tidak boleh diberikan pada ibu hamil

3) Meiancarkan Air Susu Ibu (ASI)


Untuk melancarkan air susu ibu gunakan ramuan sebagai berikut ;
Ramuan I Bahan:
Daun katuk segar 2-3 genggam u Cara pembuatan:
Daun katuk segar dibuat sayur
0
] 17

0
0
? 7 ^ j f J t a i a M . ^7fi dilicrHo/ dl PiniAiLlMUii
u Cara pemakaian:
Sayur daun katuk dimakan 3 kali setiap hari, setrap
kalinya 1 mangkok.

Ramuan II
a Bahan: sebesar telur bebek , difris
- Temulawak Vi gang gam
- Meniran % genggam
- Pegagan 3 gelas
- Air
J Cara pembuatan :
Direbus hingga air menyusut menjadi setengahnya.
D Cara Pemakatan:
Minum 1 gelas pagi dan 1 gelas diminum menjelang
tidur malam.
Konstipasi (Sembelit)
Penyebab Sulit Buang Air Besar (Sembelit)
karena pola makan yang buruk, kurang mengandung serat,
minum kurang, kurang lidur, kebiasaan BAB tidak teratur dan
sering disertai rasa cemas atau khawatir. Ramuan sembelit ini
tidak diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui.
Ramuan \
o Bahan :
- Daun Udah buaya ukuran sedang Vs pelepah
- Madu 1 sendok makan
- Air 14 gelas
J Cara Pembuatan :
Daun lidah buaya dicuct dan dikupas. Isinya dipotong kecil-
kecil, seduh dengan !4 gelas air Berikan 1 sendok makan
madu. Ramuan dapatjuga diblender
L> Cara pemakaian :
Ramuan diminum 1 kali sehari. sampai BAB normal

__________________________________________________________________________
if*yiTJtflJ* STtfiii/Iiurxai FUJHJULK til 7*t4JLikr 1
U8
WITA

Ramuan II Bahan ;
Q
J

- Daun Handeleum (daun Wungu) 7 lembar


- Air2 gelas
a Cara Pembuatan :
Daun handeufeum direbus dengan 2 gelas air sampai airnya
tinggal setengah. Cara Pemakaian :
J

Minum sekaligus pada pagi hari.


0
10. Insomnia {Susah tidur)
Ramuan I
Bahan;
- Biji bush pala 1 buah
- Madu 1 sendok makan
J Cara pembuatan :
Buah pala dicuci dan ditumbuk halus-halus.Seduh dengan air
panas % cangkif dan madu 1 sendok makan
Cara pemakaian (Dewasa):
Suam-suam kuku diminum 1-2 kali sehari.

Ramuan II
Bahan:
- Buah adas % sendok leh
- Madu 1 sendok makan
Q a Cara pembuatan :
Buah adas dicuci dan ditumbuk halus-halus. Seduh dengan air

0 panas 3/i. cangkir dan madu 1 sendok rnakan.


Cara pemakaian (Dewasa):
Suam-suam kuku diminum 1-2 kali sehari.

11. Pemulihan stamina sehabis sakit


Pemulihan stamina sehabis sakit dapat digunakan ramuan untuk
meningkatkan Kebugaran Jasmani. Kebugaran jasmani adaiah

*
kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehan-
hari tan pa menimbulkan keielahan yang berlebihan. Kebugaran
jasmani meliputi daya tahan jantung-paru, daya tahan otot,
kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
Ramuan :
Bahan:
- Jahe 1-2 Jart
- Sereh 1 jart
- Cengkeh 4 bijf
1
- Pala /a biji
- Daun jerukpurut 1 lembar
- Kemukus 5 biji
- Kayu in an is secukupnya
- Gula aren secukupnya
- Air 5 gelas
J Cara pembuatan
Jahe. sereh, kayu manis, gula aren dipotong kecil-kecil (bila
perlu jahenya dibakar teriebih dahulu). Semua bahan
dicarrtpur kemudian direbus sampai mendidih selama 10-15
menit
a Cara pemakaian
Ramuan diminum hangat-hangat 1 gelas 2 kali sehark

V, REFERENS1
0
Pedoman Pengembangan dan pemanfaatan TOGA
Pedoman Pelayanan Kesebatan Tradisional
Ramuan Buku WHO
Bahan pelatihan Saintifikasi Jamu 0
0
______________0
Lam pi ran
DAFTAR OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA
YANG SUDAH TERDAFTAR Dl BADAN POM S/D MARET 2012
A. Fitofarmaka

N
Nama Sediaan Kandungan
o
1

Livitens Olive leaf extract 500 mg

2
.
Attapulgite, Psidii Folium ekstrak, Curcumae
Nodiar
domesticate Rhizoma ekstrak 300 mg

3
. Curcumae domesticate Rhizoma, Zirtgiberis
Rhizoma ekstrak, Curcumae Rhizoma ekstrak,
Rheumaneer
Panduratae Rhizoma ekstrak, Retrofracti
Fmctus ekstrak
4
.
Stimuno Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg

5
.
Tensigard Ag Apii Herba ekstrak , Orthosiphortis Folium
formed ekstrak 92 mg

6 Ganoderma lucidum, Eurycomae Radix,


. X-Gra Panacis Ginseng Radix, Retrofracti Fructus,
Royal Jelty 150 mg
B, Obat Herbal
*
Terstandar
OB*T i*rniMi miiiMfiM

No. Nama Kandungan



1.

,J
Diabmeneer
Pterocarpi Folium ekstrak 100 mg. Momordicae
1
Fructus ekstrak 50 mg. Phaseoti Fructus ekstrak 200
(kapsul)
mg. Andnographidis Folium ekstrak 150 mg

2.
0Diakur 0
Andrographidis Herb a: Coix Semen; Curcumae

(kapsul)
domesticae Rhizoma; Da lam bentuk ekstrak; Psidii
folium

3.
Diapet
fkapsul}
Psidii folium 144 mg, Curcumae domesticate Rhizoma 0
120 mg. Coix lacryma jobi semen 245 mg, Terminiiiae

4.
chebulae Fructus 48 mg, Granati Peri carpi urn 42 mg
0
Disolf
Ekstrak DLBS1033 Lumbricus rubelltts
(kapsul)

6.
Fitogaster
Curcumae domesticate Rhizomae ekstrak 400 mg
(kaplet)

6.
Fitolac
Sauropi Folium ekstrak 3,672 g
(granul)

7.
Glucogard Morindae Folium ekstrak 19 mg, Momordicae Fructus
(kapsul) ekstrak 306 mg

8.
Helmigs Curcumin
As am sitrat a rth id rat, Curcumae Rhizoma ekstrak,
(Sugar Free)
Manito); Na. bicarbobas, Orange powder. Stevia
(serbuk)

1 2fme.
JI 2 Tfnfi/i'j/jrwjii /Zo-rtttijzj* fit PHJACUL1

0
Q

Q
0
Q

0
Q 9.

Hi-Stimuno Kaempferiae rotunda Rhizoma ekstrak 99,75 mg,


(kapsul) Morindae Fructus ekstrak 99,75 mg

10.
1 niacin (kapsul) Cinnamomum burmannii. Lagerstroemia specrosa

11.
Eufycoma Radix ekstrak 50 mg, Retrofracti Fructus
Irex Max (kapsul) ekstrak 5 mg, PausinysLalia Yohimbe bark 125 mg,
Panacis Radix ekstrak 50 mg

Madu 4.5 g, Kaempferiae Rhizome 0,75 g, Cinrramomi


Cortex 0.45 g. Paullinia cupana semen 0.23 g,
Kiranli Regal Linu Myristicae Fios 0,15 g, Caryophylfi Flos 0,09 g.
12.
(COD) Zingibens Rhizoma 10 g, Curcumae domesticae
Rhizoma 6 g, Tamarindi pulpa crudum 1,2 g. Gula
merah 9 g, aqua ad 150 mL
13. Curcumae domesticate Rhizoma 30 g, Tamarind pulpa
Kiranti Sehst Crudum 6 g, Kaempferiae Rhizomae 3 g. Zingiberis
Datang Bulan (COD) Rhizomae 0.8 g, Gula merah 3 g, Cmnamomi cortex
0,1 g. aqua ad 150 mL
14. Arenga pinnala: Cinnamomi Cortex; Curcumae
domesticae Rhizoma; Garcmia Cambogia; Guazumae
Kiranti Sehat Wanita
Folium; Piperis Folium; Saccharum album; Soluble
+ Fiber (COD)
Dietary Fiber; Sucralose; Tamarindi Pulpa. Zingibens
Rhizoma
15. Kuat Segar {Chang Ligustri Fructus Herba ekstrak Si mg, Psudo ginseng
Sheuw Tian Ran Radix ekstrak 12.37 mg. Atractylodes macrocephaia
Ling Yao) Rhizoma ekstrak 6,5 mg. L.iqustnnae Rhizoma ekstrak
(kapsul) 24,63 mg
16.
Laxal Amylum Maydls; Ekstrak Aloe Vera; Ekstrak Senna;
(kapsul) Nipagin 0,1%; Nipasol 0,01%
17. Valeriana Radix ekstrak 153,6 mg, Myristicae Semen
Lelap ekstrak 113,6 mg, Schizandrae Fructus ekstrak 63,2
(kaplet) mg, Eleuthroginseng Radix ekstrak 134,8 mg,
Polygalae Radix ekstrak 134,8 mg
0
18.
Curcumae domesticae Rhizoma; Equlseti Herba;
Neo Sendi (kapsul) Piperis nigri Fnidus: Retrofracti Fructus; Zingiberis
Rhizoma
19. 0
IMeurat Apium graveolens Herba, Nigellae damascenae
(kapsul) semen. Syzigium polyanthi Folium

20.
Niran
Phyllanthi Herba Extract
(kapsul)

21.
Phalecarp
Ekstrak OLBS1425 Phaleria macrocarp a
(kapsul)

22.
Psidii
Psidii Folium ekstrak 499,0 mg
(kapsul, simp)

23.
Rheumakur Curcumae domesticate Rhizoma ekstrak 75 mg.
(kapsul) Curcumae xanthorrhizae Rhizoma ekstrak 25 mg

24.
Sehat Segar (Wild Atractylodes macrocephata Radix: Form Japoicus Fr
Ling Xian Cao) Herba; Ligustium waliichii Radix: Pseudo ginseng
(kapsul) Radix
25 Arthradylodis macrocephaiae Rhizoma 6.25 mg,
Sehat Tubuh (Tian Ganoderma lucidum 18,75 mg. Ophiopogonis Radix
Ran Ling Yao) 57.5 mg, Panacis Pseudoginseng Radix 10,00 mg,
(tablet) Panacis Ginseng Radix 13,7 mg, Ligutici rhizome
18.75 mg
26.
Slimming tea }amu
Curcumae Rhizoma; Foeniculi Fructus; Green Tea:
ceiup pelangsing
Guazamae Folium; Parameriae Cortex
(serbuk)
27
So ngg clang it Tridax proc urn bens Herba 10 g
(serbuk)

124
^clcAniait 5^uz/ilinmaJ iJi PtLlAciMHj
0
0
0
0
0

0
_
0
2B
. Curcumas domesticate Rhizoma 144 mg. Psidii
Slop Dfar Plus
Folium 270 mg, Jasmini multiflora Folium 180 mg,
(tablet)
Brugmansiae Folium 6 mg
29. Caryophylli Folium: Foeniculi Fructus; Isorae Fructus:
Madu: Menthae arvensis Fldrba; Oryza Sativae.
Tolak Angin (COD)
Phyllanthi Herba Ekstrak; Zingiberis Rhizoma

30.
Virugon (tablet,
Drymaria cordata Herba ekstrak 144 mg
krim)

31. Psidii Psidii Folium ekstrak 250 mg

32. Tulak Curcumae Rhizoma ekstrak

Attapulgite, Norit/karbon aktif. Psidii Folium Ekstrak,


Curcumae Domeslicae Rhizoma Ekstrak, Coids
33. Diapet NR
Semen Ekstrak. Chebulae Fructus Ekstrak, Granati
Pericarpium Ekstrak
34. T-Boost Red Yeast Ekstrak. Psidii Foliium Ekstrak
Zingiberis Rhizome, Panax Ginseng, Royal Jelly.
Antangin JRG + Blumeae folium, Menthae folia, Curcuma domestics
35.
Madu rhizome, Myristioae semen Glycyrrhizae radix, Me!
depuratum
Kapsul/ Dus, 10 strip @ 5. 10 kapsul @ 550 rng Botol
@ 60 dan 100 kapsul @ 550 mg Dus, 1 Blister @ 12
36 Bifon
kapsul

OB Herbal Cairan Obat Dalam/ Dus, 10 sachet @ 15 mL Cairan


37 Obal Dalam.' Botol @ 60 dan 100 ml

38 Keni Blister @ 12 kapsul Botol @ 60, 80 kapsul

Dus. 1 Blister @ 12 kapsul/ Pus, 10 Strip @ 5 & 10


kapsul/ Botol @ 60 Si 100 kapsul/ POM
39 Mastin

9>i.arffl trma/ /?riMiuui il PulA^Jwni


MocCuC 7
Manaj
emer
Progra
m
Yrnik
esttad
MANAJEMEN PROGRAM di
Puskc
PELAYANAN KESEHATAN smas

TRADISIONAL DT PUSKESMAS
/)/(
'U f
t
MATERI INTI 4
MANAJEMEN PROGRAM PEL AY AN AN KESEHATAN TRADISIONAL
Dl PUSKESMAS

Q I. DESKRfPSI SINGKAT

m Upaya Pelayanan Kesehatan Tradisionai merupakan salah satu upaya yang


tengah dikembangkan dalam pembangunan kesehatan dan 17 upaya
pelayanan kesehatan yang diamanatkan pada UU nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan. Dalam mengembangkan program Pelayanan Kesehatan
Tradisionai tersebut diperlukan pengelotaan program pelayanan kesehatan
tradisionai yang terintegrasi dengan upaya lain yang diselenggarakan di
puskesmas, mulai dari perencanaanr penggerakkan pelaksanaan hingga
pengawasan. pemantauan dan penitaian.

II. TLIJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Llmum


Setelah seiesai mengikuti materi ini peserta mampu mengelola program
pelayanan kesehatan tradisionai di Puskesmas

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Seteiah mengikuti mated ini peserta mampu:
# 1. Menyusun perencanaan program pelayanan kesehatan tradisionai
ramuan.

Q 2. Melakukan penggerakkan dan pelaksartaan program pelayanan


kesehatan tradisionai ramuan.
3. Melakukan pengawasan, pemantauan, dan penilaian.

127
III. POKOK BAHASAN

Daiam modul ini memuat pokok bahasan sebagai berikut:


A. Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan
a. Inventarisasi Data Wilayah.
b. inventarisasi Jenis dan Jumlah Pengobat Tradisional.
c. Jenis dan Junniah Obat Tradisional Yang Dibutuhkan/Kebutuhan Obat
Tradisional.
d. inventarisasi Penyakit Yang Memerlukan Pelayanan Kesehatan
Tradisional.
e. Membuat POA. *
B. Penggerakan Pe I aksanaan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional
Ramuan
a. Pelayanan Kesehatan Tradisional Sesuai Kebutuhan Masyarakat/
Persiapan Pelayanan
b. Promosi Pelayanan Kesehatan Tradisional.

C. Pengawasan, Pemantauan dan Penilaian


m
a. Pengawasan, Pamantauan dan Penilaian.
b. Pencatatan dan Pelaporan.

IV. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1. Perencanaan Program Pelayanan


Kesehatan Tradisional Ramuan
Gaya Hidup kembali ke aiam semakin diminati masyarakat, yang mana
Indonesia merupakan mega senter tanaman obat dunia, dan sejalan dengan
amanat Presiden untuk mewujudkan Jarrru Brand Indonesia yang
dicanangkan pada Mei 2008, perlu menjadl perhatian kita semua untuk
mengembangkannya. Upaya Kesehatan Tradisional adalah salah satu pilihan
selain pelayanan kesehatan konvensional. Melalui kesehatan tradisional
diharapkan dapat

J f l t o u w p T i j y ruuK

PliAcJLmnJ.

memelihara kesehatan atau meningkatkan kebugaran dan dapat mencegah
timbulnya penyakit dengan memanfaatkan antara lain tanaman obat yang ada
disekitar krta. Pada tahun 1980an muJai dikembangkan Taman Obat Keluarga
(TOGA) yang saat ini perlu digalakkan kembali baik penanamannya dan juga
pemanfaatannya,

Selain dengan memelihara kesehatan mandiri dengan memanfaatkan TOGA,


banyak Pengobat Tradisional (Battra) yang menawarkan pelayanan kesehatan
tradisional yang menggunakan ramuan dan secara kasat mata juga
peminatnya tidak sedikit. Namun keberadaannya agar tidak merugikan
masyarakat periu dibina dan diawasi untuk dapat memberikan pelayanan

kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat.

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tentunya


diharapkan juga dapat mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional
ramuan sebagai salah satu pilihan dari pelayanan yang ada saat ini.
Pelayanan kesehatan tradisional ramuan dapat di Integra si kan dengan
berbagai program yang sudah sejak lama dikembangkan yaitu kesehatan
anak/tumbuh kembang anak, program kesehatan ibus iansia, UKS, promosi
kesehatan, penyakit menular dan penyakit tidak menular.

Q Integrasi pelayanan yang dimaksud adalah dalam memberikan pelayanan


kesehatan tradisional yaitu diawali dengan pemeriksaan dan diagnosa
dilakukan secara konvensiona!. Sefanjutnya pasien dapat memilih jenis
pelayanan konvensional. atau tradisional sebagai alternate dan atau
komplementer.

Daiam mergintegrasikan peiayanan kesehatan tradisional di puskesmas


memerlukan berbagai sarana, prasarana dan tenaga pemberi peiayanan yang
kompeten, Untuk mewujudkannya pertu dikelola secara terpadu dengan upaya
kesehatan lainnya. Menurut G.R. Terry dalam bukunya Principles of
Management, mendefinisikan
Jr<- Mia~r M
PulAfJjMd .!

manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan.


pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan pengendalian yang
7\o|^fuuK Atiflya /m H9
dilakukan untuk menentukan serta mencapat sasaran yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya manusta dan sumberdaya
iainnya.

Perencanaan adalah proses mutai dad pengumpulan data untuk


mengidentifikasi potensi dan masalah sampai dengan penyusunan w rencana
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Guna mendapatkan hasii yang tepat sasaran, fungsi perencanaan sang at
menentukan hasii akhir suatu kegiatan, oleh karena itu perlu analisis/telaah
potensi dan masalah kesehatan tradisional di wilayah setempat.

1,1.Inventarisasi data Wilayah


#
Dalam meiakukan Inventarisasi data wilayah dibutuhkan analisis.
Analisis dilakukan pada 2 hal : 0
1. Analisislndikatorfungsipuskesmas :
a. Sebagai Pusat pembangunan berwawasan kesehatan .
dalam hal ini harus mendata berapa person institusi
pemerintah atau sekolah yang mempunyai percontohan
TOGA,
b. Sebagai Pusat pemberdayaan masyarakat misalnya berapa
jumlah desa yang mengembangkan dan memanfaatkan
j,
TOGA dan pada klasifikast mana (pratama. madya atau
mandiri), Apakah UKSM yang ada, anlara lain berapa %
posyandu atau posyandu lansia yang telah menggerakan
sasarannya memanfaatkan tanaman obat untuk
meningkatkan kebugaran atau mencegah penyakit
degeneratif, Potensi wilayah yang dimaksud dapat berupa

iahan atau ruang yang dapat ditanami tanaman obat (TOGA)
atau budidaya tanaman obat yang dibutuhkan oleh Q
masyarakat.
c. Sebagai Pusat peiayanan kesehatan strata pertama, kegiatan
yang dapat dilakukan adalah inventarisasi data wilayah dan

pelayanan kesehatan tradisional yang dapat disediakan di
puskesmas.
Dalam menyusun perencanaan iangkah awal agar tepat sasaran,
efisien dan efektif sebaiknya berdasarkan keadaan/potensi dan
Q permasalahan setempat sehingga diperiukan data yang akurat.
Data yang perlu dikumpulkan dan dianalisis pada umumnya sudah
dilakukan secara rutin setiap tahun.

Data terse but meliputt:


Jumlah penduduk berdasarkan kelonnpok umur:
Usia 0- 5 tahun.
* Usia 5 - 1 2 tahun
Usia 12 - 45 tahun
* Usia 45- 60 tahun
* Usia > 60 tahun.
d. Berdasarkan hasii Riskesdas bahwa masyarakat Indonesia yang
sakit 3% dan 97% adalah masyarakat sehat atau yang berpotensi
sakit, sehingga dalam pelayanan kesehatan tradisional fokus pada
97% masyarakat yang sehat dengan upaya promolif dan preventif.
Dalam hal ini bagaimana jajaran kesehatan mengupayakan
masyarakat dapat meningkatkan kesehatan secara mandiri,
masyarakat dapat mengetahui gejala penyakit, mengidentifikasi
penyakit dan mengetahui jenis tanaman obat yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
timbufnya penyakit.

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan puskesmas yang ada dan


dapat pula dikumpulkan kembali data; sehingga diketahui be rap a
% keluarga yang sakit atau sehat, % masyarakat yang
menggunakan pelayanan kesehatan tradisional ramuan atau
ketrampiian, baik di puskesmas atau pada pen go bat tradisional
(battra). Semua data tersebut dibuat perdesa ,
/1
.lwr

"Mi.nj-tAj.Ji-- m i->: Ptir^fuLm IfcicimfjiH T}f

PII A Ac AJWflJ
sehingga akan mempermudah dalam menyusun rencana kegiatannya.

e, Jumlah penduduk yang memanfaatkan pelayanan tradisional, Jumlah


penduduk yang memanfaatkan pelayanan tradisional baik dari Puskesmas
dan RS atau Battra menggambarkan minat masyarakat menggunakan
pelayanan kesehatan khususnya rarriuan. Dalam hal ini periu diketahui
pula pendapat masyarakat tentang kebiasaan terkait dengan pengobatan
tradisional , dalam hal ini periu dipertimbangkan kearifan lokal.

2, Analisis sumber daya puskesmas:


a. Ketenagaan : berapa dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang telah
mengikuti kursus/diklat tentang kesehatan tradisional ramuan atau
ketrampilan.
b. Analisis peralatan : jumlah dan jenis peralatan yang
diperlukan dalam memberikan pelayanan ramuan, Peralatan rapid tes
kesehatan untuk menegakkan diagnosa, lemari display herba
l/simp I isia, peralatan untuk demon strasi
O
penggunaan simplisia atau tanaman obat atau bentuk lainnya,
c. Analisis sumber pembiayaan/dana : kebutuhan biaya dan penggunaannya
untuk pelayanan kesehatan tradisional. Sumber biaya yang dapat
dimobilisast untuk kegiatan pengembangan pelayanan
kesehatan tradisional .
O
Pada analisis tersebut juga sekaligus periu diketahui faktor
penghambat dan pendukung.

3. Berdasarkan data di atas periu dilakukan 3 macam aimusan:


a. Besarnya masalah kesehatan tradisional yang harus diatasi.
b. Tujuan yang akan dicapai pada tahun yang akan datang, yang merupakan
upaya penanggulangan masalah,
c. Rumusan bentuk intervene! yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan, Dalam hal ini
intervensinya dengan peiayanan kesehatan tradisional baik dalam
gedung maupun luargedung.

Rencana Puskesmas dibedakan menjadi Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


untuk kegiatan pada setahun mendatang dan Rencana Peiaksanaan Kegiatan
(RPK) pada tahun berjalan.
N RUMUSAN RUMUSAN RUMUSAN
O MASALA H TUJUAN INTERVENSI

1.2 Inventarisasi Jenis dan Jumlah Pengobat Tradiosional


Pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan yaitu battra ramuan,
shinshe, gurah, dan dilapangan sering ditemui pengobat tradisional yang
menggabungkan antara ketrampilan seperti accupresure. accupunture dengan
ramuan.

1.3 Jenis dan Jumlah Obat Tradisionai Yang Dibutuhkan/Kehutuhan Obat


Tradisional.
Kebutuhan data inventarisasi jenis dan jumlah obat tradisional yang dibuiuhkan
dalam berbagai bentuk, yaitu tanaman obat segar, simplisia, OHT dan fito
farmaka.

Q 1.4 Inventarisasi Penyakit Yang Memerlukan Pelayanan Kesehatan Tradisional.

& Pota penyakit : data 10 penyakit terbanyak dapat memberikan gambaran pola
penyakit yang ada di wilayah setempat. Data ini perlu dianalisis penyebab
banyaknya kasus penyakit yang diderita masyarakat, iebih jauh pusketnas perlu
0 menganalisis adakah yang dapat ditanggulangi dengan pelayanan kesehatan
ramuan.
Q
Dalam mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional di
puskesmas, dari data penduduk menurut kelompok umur dan pola
penyakit yang ada di wilayah setempat bisa dihitung kebutuhan obat
tradisional. Pada modut Mated Inti 2 tentang Pemanfaatan TOGA untuk
Pemeliharaan Kesehatan Mandiri agar Juga diperhatikan dan pada
Mated Inti 3 tentang Relay a nan Kesehatan tradisional Ramuan di
Puskesmas telah dtjelaskan tentang jenis obat herbal yaitu jamu, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka dan penggunaannya.

1,5 Membuat POA


Semua data yang dikumpulkan seianjutnya pedu diolah dan di analisis
potensi dan besarnya masalah kesehatan dan dalam hal ini fokus
pada kegiatan pelayanan kesehatan tradisional yang da pat
dikembangkan di dalam gedung dan di masyarakat.
Pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas dap at berupa
penyuluhan, konseling, pelayanan obat herbal.
Pelayanan di masyarakat kegiatannya berupa pengembangan dan
pemanfaatan TOGA dan pembinaan Battna , kegiatan ini
direncanakan dan akan dilakukan berdasarkan hasil anafisis data
setempat.
Kecermatan daiam analisis data dalam menentukan prioritas kegiatan
dan merupakan bahan utama dalam menyusun Rencana Usulan
Kegiatan termasuk pembiayaan.
Pembiayaan bisa dsupayakan dari berbagai sumber, dari pemerintah
atau swasta, dari Puskesmas/Dinas Kesehatan, sektor lain di tingkat
Kecamatan, Pertanian dll,
FORMAT POA Puskesmas.........Tahun.......
PENANGGUNG
NO KEGtATAN SASARAN VOLUME WAKTU KET
JAWAB

IfenHnj"rw' ^CAC.A<3f a M. rfi.l

ipwj/

PtijAc rtJ
Pokok Bahasan 2. Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan
Tradisional

e
Penggerakan pelaksanaan di Puskesmas dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang disusun berdasarkan ska la prioritas yang men oak
up pemberian pelayanan pro mot if dan preventif, pembina an dan
pengembangan Program Kesehatan Tradisional.
2.1 Pelayanan Kesehatan Tradisional ramuan sesuai kebutuhan
masyarakat
Q Puskesmas bertanggungjawab menyediakan pelayanan kesehatan
tradisional ramuan yang sesuai dengan hasil inventarisasi data di
Q wilayah kerjanya. Selain itu Puskesmas perlu membuat Plan oMcfron
(POA), tim pelaksana pelayanan kesehatan tradisional, perlu
mengadakan sarana prasarana yang dibutuhkan, membuat uraian
tugas dan standar operasional prosedur yang dibutuhkan guna
kelancaran pelayanan.
Q
Pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas lebih
mengutamakan kepada aspek promotif dan preventif. disamping aspek
kuratif dan rehab ilitatif. Keg Satan pelayanan kesehatan tradrsionaf
ramuan dapat diselenggarakan di dalam dan di luar gedung, yaitu
pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan daya tahan
tubuh/stamina, mengatasi faktor restko serta gangguan penyakit ringan
dengan herbal/jamu yang terintegrasi dengan unit pelayanan lain
Q (seperti: poll umum, poll KIA) atau sebagai poliklinik pelayanan
tersendiri yaitu poliklinik pelayanan kesehatan tradisionai.

2.2 Promosi Pelayanan Kesehatan Tradisional


Promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan. sikap dan
Q perilaku masyarakat . Promosi dilaksanakar melalui:
1) Penyuluhan oleh petugas kesehatan kepada pasien saat
pelayanan.
2) Penyuluhan kelompok/mendemonstrasikan pemanfaatan tan a
man obat.
Q **,. Pciayn mn ffiifirfj Ai JWJI/ PI
Q
Visual]sasi melaui media promosi seperti leaflet,
poster, standing banner, booklet, tanaman obat
J
berikut nama dan manfaatnya, display tanaman
obat. Media tersebut seaiknya ditempatkan pada
4) suatu tempat/ruang yang strategis. dimana
kemungkinan dibaca atau dilihat oleh pengunjung
puskesmas. Materi promosi kesehatan antara lain
$
tentang pengeloiaan dan pemanfaatan TOGA
untuk pemeliharaan kesehatan seca rs mandiri. J
peningkatan mutu peiayanan battra. penyoluhan
tentang peraturan yang terkait peiayanan battra
(pendaftaran dan izin peiayanan) untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perllaku masyarakat dlsesuaikan
dengan budaya masyarakat setempat.

Pokok Bahasan 3 : Pengawasan, Pemantauan dan Penilaian

3.1 Pengawasan, Pemantauan Dan Penilaian


Pengelolaan kegiatan program peiayanan kesehatan tradisional harus
diikuti dengan kegiatan pengawasan, pemantauan dan penilaian yang
dilakukan secara berkaia, fungsi, ini diiakukan daiam rangka w
meningkatkan mutu peiayanan dl puskesmas. Kegiatan tersebut
mencakup hal-ha! sebagai berikut,
1. Evaluasi pencapaian penyelenggaraan program kesehatan
tradisional pada forum lokakarya mini Puskesmas,
2. Membuat saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan program
kesehatan tradisional di wiiayah kerja Puskesmas dengan
mempertimbangkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi
masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaah bulanan
dan triwulan.
3. Melaporkan hasil kegiatan kepada Dinas Kesehatan Kab up
aten/Kota pada akhir tahun berjaian.
4. Melakukan pemantauan penyelenggaraan TOGA secara berkaia
sesuai dengan stratifikasi/klasifikasi TOGA.

nwnj'f IMCJi Ptl(ry.fLa/H Pn/nyiUUUl ltc.lcAn.il3 ertJi 1 in-if tv t


PulAc4M44i
m
Meiakukan penilaian pada akhir tahun anggaran dengan cara
Q Penilaian Ktnerja Puskesmas yang diukur menggunakan indikator
kinerja Puskesmas.

3.2 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan oleh petugas puskesmas terkait:
a. Profil Battra, meliputi jumlah dan jenis batlra
b. Jumfah fasilitas pelayanan kesehatan tradisional
c. Jumlah petugas kesehatan yang teJah dilatih
d. Jumfahkader
e. Jumlah TOGA yang dibina

Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan tradisional ramuan oleh Battra
dilakukan setiap 3 bulan sekali ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupalen/Kota dengan tembusan Kepafa Puskesmas
setempat, sesuai format pada lampiran.

Pencatatan dilakukan setiap saat, tetapi pelaporan dilakukan setiap 3


bulan sekali. (Masukan indikator keberhasilan dari perencanaan sampai
eualuasi}.

Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan peiayanan kesehatan


tradisional apakah dapat dilaksanakan di puskesmas dapat dikaji dari
g indikator keberhasilan, sebagai berikut:
* Adanya analisis situasi yang meliputi potensi dan rumusan
masalah, tujuan dan intervensi dalam menangguiangi masalah
kesehatan tradisional.
* Adanya rancangan usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan
pelayanan kesehatan tradisional baik kegiatan dalanrr gedung
maupun luar gedung,
* Terselenggaranya pelayanan promotif dan preventif Program
Kesehatan Tradisional

P f/ nynw nit TfolcAidiui n tiT.lternnf Dt 137


Dilaksanakannya pembinaan Battra * Ad any a TOGA
percontohan di Puskesmas dan Sekolah Adanya
pengembangan dan pemanfaatan TOGA.

V. REFERENSi

Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA Pedoman


Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Pedoman
Manajemen Puskesmas. ARRIMES Manajemen Puskesmas
Berbasis Paradigma SehatoJeh DR Trihono.

0
0
0
0
@
#\gyfrnin. PcJit|{t4t>4 rt*4 tttsJkj- ft n in **. ^FhnciiAivmwil

|3S
Provinsi
Tahun
KETERAMPILAN RAH U AN Total Keterangan

N
O
Noma Desa/Kel
I j
i
a

i /
1 i
i 1 l i
i
P

1 1i
i

l i i
5 J I

!i
i 1
5 i i

i i ! I 1\
. i
i i
Z 1 i ! J i

s 1 !
d i
i
l 1 i i 1 1 ] 1 l s t i i i ! 1 5 3 3 \ 3 i
J
! 2 3 4 : 6 y r u ? i 1 c 2 ? . 2 ? 3 3 1 ' :
i . > i . ' $ 2 4 5 3 P 0 ' 2 W
'!
2
t

-1
;
B
T
=
1*

!U
1

d T otal Battra
Battra rtlhlna

Mengetahui Kepala Paskesmai;


.... ;c.
Penqelolfl Pfopfam

f.......................... > ......................... )


(
DATAFASILIIAS P E LAY AM AN KESEHATAN TRADISIONAL MENURLJT JENlSNYA

J
J E
iJ E
cr
z
| E
5
1
J
E
a
a
i
_
a
_
l
* : - j V

5
: CL
\*;

i 1
E *0

I \ e E1-
Hift
i 3iEn
i 7 ~ > X
J C. ^

li s

-
5
4F

J -3 1 2 . ill
Z
< t <7. ISM
n c f E*
ii j I a a
fill
- !-
?? ill
i
2- 0
E
IsS? ! g
? Js; S
*5
I ^ eif g -g
** 5 a * ?H;^
"r :7.:"
i 5 E|*31

ui 1 II If If 6

21
; | E^l;
>- t- n B 5 . t E E
5 1
,, -i * *1 i 5

i S * n
3:11 *
h i
^ : e5 IiI
I S5 |
Is l |
S
B
^ n. a

1
T
|N i s t p
JC a si
> | -
g fJ t jaa&!
a J,-t
|ni
5-
safIS
e ^ V ~-s' -
i : U H fLi, U !- $ X .
1

M
E


1 I-
jf
5 FI X |L u .
, 3 3 * *
?
i

s
a 1
^ 5 n>:
X ? s ~w ? s

1 I
CL
a
1
I
f 13
I
[
N
! a

I :
c
Si
"t w x
EEE
II
SC
* ^ 0 0 0
3
>
v : o o 5 >3
l

Q - - f t l Q
z 1 l d f -
c
*

;S
:
I
:L
>8
t:l

i(
1

3
3
: I
t
c- ? <
s
1 5
Jl
S5 : e t j. >15, ; 5
i l l *52
c

U: :
[
:
{ ( u
I 5E
CC-3J n J
j ir
: : : : C
e | 5 I] C] E] c:E$
3 c * J j:J ni i
J E
i
*
;;cC5 r i t z r
' l i e :
1 ; : : 3 3 ! '" ^

i l 111

If t HCC ^D?-
r r r p r*
K .: : : : c c C E
3 _ V 3 5 0 C 5
i *c3 c <::s
ao315
1 n i ^ i n

f

t L
Uuttra |i7int| add L-MIIUJI m^iniln b'Ji-'r, riii|ininkjr. ^EheiH^AW BATTRA K-.ri'-rHiii' paaivn mliih ?yiiUwfl4in
w Ua ELflf Tnl Jumlnh
J*m. faarnii RJUKTP Pa*un dii*?t# Fa ulilai Pr-lupia Kawhalar dllnUh ttadtr dlliHh arrk CLIB Ic-tanpok SiStlA
nn' ll>ii tr.i al
ratal Kmijury^j
Kelmmpilu" R-j.-p-ir dfl 1
!IJ by RS.*PKM iVmta rrl program ka*taJ oro ntaienai TI Ub>nn
Kpluriny n lliiri i-
j i ti t " IL< 'i 1 H1 " ,T

REKAPITUt.ASI. PROGRAM PEME3INAAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIQNAL


| r.: n ' C I
PMfawfliTia&
K >:-1:111 r i L. 11
JJIMNII L'KUHII Provinm T-
ahi.in

Marflerlahu

TOT*L
SE-.

P&IQ&ldlB PTiqraTi,
I........................................................................................................................................................................................................................................................................................................ - -.............I

Pc-tunjuk PninBwp^i:
;:i u I J . LkJtjjp Ju^ul
.u ii" !M hHIMOPHOMm T1^nr-.ni
' 0. fci..D->"
i.i 11rr. 1 P-'nqrA:n' ^nJiaci'ni AhiiH) f-n if) ?u'fl d tv- Ini [wtiiAnn MHIUIHT iNluc-ti
sCm:rn T I'*nqi.*. ' J p<Kfi "..r.i! Ir n ^ira-im iraduara Itif'Ti t U i i K f i l V ^ r / - '
KiidimJ* Piitijf.,- Z<*i[-Till fc'irf] r^rtnl llinl krlif.i: hu-fMnl TiMiiiWall iSTFTl dKl Kpiv<m*
KukJiTi j PtTrpo:-'*; ~!5iif-nrji ..i-ai taSin rntncu-tui Sf^T iTJu dTPT irf. 'i> fWi'.-inm kiraiJp JLJ- Inrjrj. w kifiJiiJ nMl/E***.
i[' Cl.*-1ci JU.
Krlrm 11 Juirlta <ir Mta*~ fUiifei
KcfcmlJ iiflii .milif htflifiiBl1 Kinh .lirai Puatawaa
Kota11 111 -MHHi kljUlH- :<!Tc!T-wi tinpF-fliWi "llluaiJ -n\i| HU
Kotan io in Cifcu: jrijw

~lir- A I ITM-QJ l?L PlliAciliWili


7^*1 lYl
142
MocCuC8
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pcmb
crday

DAN KEMTTRAAN DALAM PEN- aan


Mmya

YELENGGARAAN YANKESTRAD rakat


Dan

DIPUSKESMAS Kcmit
raan
Daiam
(h g

MATER! INTI 5

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN DAL AM


PEYELENGGARAAN YANKESTRAD Df PUSKESMAS

I DESKRJPSI SINGKAT

Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan harus digalang dengan baik


guna mem bang tin kerjasama daiam mewujudkan desa dan kelurahan
siaga aktif. yang beriandaskan prinsip dasar, yaitu {a} Kesetaraan, (b)
Keterbukaan, dan (c) Saling menguntungkan.

Wadah kemitraan dapat berupa Forum Desa dan Kelurahan di berbagai


tingkat administrasr, dan wadah ini dapat dioptimalkan agar terlaksana
koordinasi, Jntegrasi, sinkronisasi dan sinergisme antar mitra kerja
sehingga dapat mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat dart
Taman Obat Keluarga (TOGA) sebagai salah satu upaya pemefiharaan
kesehatan secara mandiri (selfcare) diwilayah kerja puskesmas.

H. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai mengikuti mated ini peserta mampu meiaksanakan
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas.

B, Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mengikuti mated ini peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar pemberdayaan masyarakat.
2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan
yankestrad di Puskesmas.
3. Menjelaskan konsep dasar kemitraan.

H,(|<LH n A t+i nPi PojAc-lwjJ.t


4. Membangunkem it raa n d a I am p enye I e n gg a raa n pe I
ayanan kesehatan tradisional di Puskesmas,

m. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok Bahasan 1 : Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat


Sub Pokok Bahasan
1.1, Pengertian
1.2, Prinsip Dasar
1.3, Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat

Pokok Bahasan 2: Langkah-Langkah Pemberdayaan Masyarakat


Dalain Penyeienggaraan Yankestrad di
Puskesmas

Pokok Bahasan 3 : Konsep Dasar Kemitraan

Pokok Bahasan 4 : Teknik Menggalang Kemitraan

IV. URAiAN MATER1

POKOK BAHASAN 1 : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1.1 Pengertian
Istilah "pemberdayaan masyarakat" sebagai terjemahan dan kata
"empowermenf nnutai ramai digunakan daiam bahasa sehari-hari di 0
Indonesia bersama-sama dengan istilah ':pengentasan kemiskinan"
(poverty alleviation] sejak diguiirkannya Program Ingres Dos a
Tertinggal (IDT). Sejak itu istilah pemberdayaan dan pengentasan
kemiskinan merupakan bagaikan saudara kern bar" yang selaiu
.j
menjadi topik dan kata kunci dari upaya pembangunan,
Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya
peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal,
terpinggirkan)
uiiLiMuut 7ftn. i^K^ niliii DOJH POLUH I44
~L?i Pu_lAc.iru( J
untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-
pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola
keiembagaan masyarakatnya secara bertanggungjawab (accountable)
demi perbaikan kehidupannya.

Daiam pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan


mutu htdup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat dalam
arti:
1. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan.
2. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan).
3. Kemerdekaan dan segala bentuk penindasan.
4. Terjamtnnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan
kekhawatiran, dan Iain-lain

Q Dalam promosi kesehatan, pemberdayaan {empowerment) merupakan


proses dimana masyarakat "dtposisikan" mempunyai peran yang besar
dalam pengambilan keputusan dan menetapan kegiatan/tindakan yang
mempengaruhi kesehatan mereka. (Health Promotion Glossary. WHO,
1998)
Q Pemberdayaan didefinisikan pula sebagai :
a) To give power or a uthority (mem beri ka n ke k u a sa an, meng a I
ih kan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pi hak lain);
b) To give ability to or enable (upaya untuk mem ben kan kemampuan
atau keberdayaan).
0 Pemberdayaan (empowerment) adalah proses pemberian informasi
secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
Q perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar
sasaran terse but berubah dari trdak. tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau {aspek attitude), dan dari
imau menjadi rrsampu meiaksanakan perilaku yang diperkenalkart
(aspek practice).

Dengan demikian pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan


pelayananan kesehatan tradisional adalah suatu proses pemberian

li t it A yrittinJtoA Po/ajM.

Pny.cJcu< ygn n kr-Ai t in r i Pn 4 f i f -1 w JI t


a
informal secara terus-menerus dan berkesinambungan mem bantu
sasaran, agar berubah dari tidak lahu menjadi tahu tentang berbagai
Q
tanaman obat untuk meningkakan kesehatan dan mencegah
timbulnya penyakit (aspek know/ledge), man (aspek attitude)
mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat dari TOGA, dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan pelayanan kesehatan
tradisionai di puskesmas dan masyarakat.

1.2 Prinsip Dasar Pemberdayaan Masyarakat


Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
tradisionai yang periu dipahami yaitu : pengorganisasian masyarakat
(community organization) dan pengembangan masyarakat (community
development). Keduanya berorientasi pad a aroses pemberdayaan
masyarakat menuju tercapainya kemandirian melalul keterlibatan dan
peran serta aktif dari keseluruhan anggota masyarakat.
Q
Lima prinsip dasar pemberdayaan masyarakat tersebut yaitu :
1, Menumbuh kembangkan kemampuan, peran serta masyarakat dan
semangat gotong royong daiam pelayanan kesehatan tradisionair
2. Meiibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun
pelaksanaan berbasis masyarakat (community based}, memberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapat, menrtilih dan
menetapkan keputusan bagi dirinya (voice and choice). keterbukaan
{openness), kemitraan (partnership), dan diiakukan secara
mandiri/kemandirian (selffiance).
3. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihek untuk
memanfaatkan sumber daya secara optimal, khususnya daiam
dana, baik yang be rasa I dari pemerintah, swasta maupun sumber
iainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan tradisionai
4, Petugas harus lebih memfungsikan diri sebagai katalis yang
menghubungkan antara kepentingan pelayanan kesehatan
tradisionai dan masyarakat.
Pi2j#iinz.LbiyncL Drm JicWAifuiitK.
PuiAcJiMO-1

146

9
5. Untuk mempertahankan ekstensinya, pemberdayaan masyarakat
memerlukan break even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya
tidak sebagai organisasi bisnis/pro/ft.

1.3 Unsur-Unsur Pemberdayaan Masyarakat tingkat kecamatan


1) Penggerak Pemberdayaan: Pemerintah Kecamatan, Puskesmas,
Desa dan Kelurahan, masyarakat, dan PKK, Paramuka, swasta,
Ormas dan tintas sector lainya menjadi inisiator, motivator, dan
fasilitator yang mempunyai kompetensi memadar dan dapat
membangun komitmen dengan dukungan para pemimpin, baik
forma) maupun non forma),
2) Sasaran pemberdayaan : perorangan (tokoh masyarakat, tokoh
agama, poiitisi, figur masyarakat, dan sebagainya), kefompok
Q (organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi. kelompok
masyarakat), dan masyarakat luas serta pemerintah yang berperan
daiam pelayanan kesehatan tradisional.
3) Kegiatan hidup sehat dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan
tradisional yang difakukan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga
membentuk kebiasaan dan pola hidup, tumbuh dan berkembang,
serta mefembaga dan membudaya daiam k eh id up an
bermasyarakat.

POKOK BAHASAN 2: LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

Dalam melakukan upaya pemberdayaan masyarakat untuk


meningkatkan Yankestrad di Puskesmas, tidak terlepas dan kegiatan
pemberdayaan yang sudah ada di Desa dan kelurahan Siaga Aktif.
Hanya saja lebih menekankan terhadap pengeiolaan dan
pengembangan peiayanan kesehatan tradisional.
Ada beberapa langkah kegiatan:
1. Analisis situasi,
2. Pertemuan forum,

PtiminLY tfflyfln w J ^afLoAjii DOK AiiWiVtiaaM. J47

iJaiLrwt
Pryr/rMffyauian tmAcJi-h art Pi Pi?iAcimol
3. Musyawarah desa.
4. Perencanaan partisipatif,
5. Pelaksanaan kegiatan,
6. Pembinaan kelestanan pelayanan kesehatan tradisional.

1. Analisis Situasi
Kegiatan ini merupakan upaya agar provider/slakeholder terutama di
tingkat kecamatan seperti : Camat dan jajarannya, penyuluh pertanian,
penyeienggara pendidikan, PKK, Pramuka, Lerrbaga Swadaya
Masyarakat, dan lintas sektor lainya, dapat mengenal sosiai budaya
dan permasalahan setempat, dan sumberdaya dalam pa Say a nan
kesehatan tradisional di masyarakat.
Hasii pengamatan ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
a. Pengaruh psikoiogis yakni provider/stakeholder mulai menjalin
keakraban d eng an masyarakat melalui pengenalan situasi
setempat dan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Informa
si yang diperoleh merupakan data awai terkait pe lay a nan
kesehatan tradisonai yang nan tiny a dapat digunakan sebagai
pembanding daiam menilai keberhasilan kegiatan, serta sebagai
titifc tolak pembahasan dengan masyarakat, berdasarfcan
kenyataan yang ada.
b. Terjadinya proses belajar. Petugas menyadari pentingnya
pengenalan situasi dan masalah terkait pelayanan kesehatan
tradisional yang nantinya digunakan sebagai bah an
merencanakan kegiatan. Petugas mengenal dan mempunyai
wawasan yang konkrit tentang masalah pelayanan kesehatan
tradisional ada di masyarakat. Petugas mempunyai keterampiian
dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara
sederhana. Adapun data yang dikumpulkan meliputi:
1) Data Umum, yaitu data tentang keadaan daerah, iuas
pekarangan, penduduk, pemuka masyarakat setempat.
saluran komunikasi dan geografi.

im fiiia.ynnji I? cut

Pi T?L PuiAcJLmn.1

Data Khusus, yaitu data yang terkait dengan

Q kepentingan pelayanan kesehatan tradisonal,


misalnya: jumlah ruinah tangga yang memiliki
TOGA, jurnfah jenis tanaman obat di TOGA,
jumlah keluarga yang memanfaatkan untuk
kesehatan, jumlah kader yang mengelola TOGA.
bentuk dukungan dalam penyelenggaraan dan
3) pengembangan pelayanan kesehatan tradisional.
Data perilaku, meliputi pengetahuan, sikap dan
peritaku masyarakat tentang TOGA
pemanfaatannya, pengatahuan, dukungan para
tokoh masyarakat, kepeduNan LSM. PKK,
Pramuka, dan swasta/dunia usaha, dukungan
4) pemerintah Kecamatan dan Desa/kelurahan.
Data tersebut dikumpulkan kemudian diolah dan
disajikan pads pertemuan masing-masing
kelompok kerja disetiap jenjang administrasi,
sehingga setiap sektor mempunyai wawasan
yang luas tentang pelayanan kesehatan tardisional yang febih
lengkap.

Q 2. Pertemuan Forum

m Dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Akttfr telah


dibentuk forum di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, untuk itu
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan

0 tradisional juga dapat memanfaatkan forum yang sudah ada.


Pertemuan forum dlpedukan sebagai bentuk pendekatan terhadap
para pelaksana dari sektor-sektor di tingkat kecamatan, desa dan
0 kelurahan. Pendekatan ini diharapkan agar sektor-sektor terse but
memahami dan memberikan dukungannya untuk merumuskan
kebijakan dan pola pelaksanaan upaya pemberdayaan masyarakat
Q dalam pelayanan kesehatan tradisional Pertemuan forum kecamatan

Q
dan desa/kelurahan membahas rencana tindak lanjut pelayanan kesehatan
tradisional berdasarkan hasil analisis situasi. Peran petugas puskesmas
memfasiltasi, dalam penyelenggaraan

I Piut 7cj*nlfuuaj4.

ifuiiT.w Pt
dan pengembangan pelayanan. kesehatan tardisional di
0 masyarakat.

Musyawarah Desa/Keluratian.
Bila periu musyawarah desa/kelurahan dalam mengembangkan
pelayanan kesehatan tradisional dapat dilaksanakan secara
J berjenjang dengan terlebih dahulu dilaksanakan pada tingkat
_.
RW/Dusun.
Musyawarah desa/kelurahan bertujuan :
0 a) Mensosialisasikan tentang ad any a masalah-masalah
penyelenggaraart dan pengembangan pelayanan kesehatan
Q tradisional,
b} Mencapai kesepakatari tentang urutan prioritas masalah dalam
pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Q tradisional.
c) Mencapai kesepakatan tentang pembentukan TOGA di setiap
rum ah tangga. Ml
d| Mencapai kesepakatan tentang pemanfaatan TOGA untuk
peningkatan kesehatan
e) Meneta pka n ka de r seb aga I pe ng elola T 0 GA.
f) Menetapkan dukungan sumber daya dalam pembuatan TOGA.
g) Menggalang semangat gotong royong dalam penyelenggaraan
dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional.
Penyelengggaraan musyawarah desa/kelurahan dihadiri oleh
kepala desa/lurah, perangkat desa/kelurahan. LPM, PKK dan tokoh
masyarakat dan komponen masyarakat lainnya.

4. Perencanaan Partisipatif
Setelah diperoleh kesepakatan dari warga desa/kelurahan, kader
pemberdayaan masyarakat (KPM) dan LPM mengadakan
pertemuan, guna menyusun rencana kerja dalam penyelenggaraan
dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional. Rencana
penyelenggaraan dan pengembangan kesehatan tradisional
mencakup:
Pembuatan TOGA.
Pergangkatan kader pengelola TOGA.
0
Menetapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan
kesehatan tardisional.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan membutuhkan
dana oprasional penyelenggaraan, berikut jadwal.
Menentukan sumber pendanaan kegiatan: masyarakat,
dunia usaha dan swasta, kemudian dibuat dalam dekumen
tersendiri, sedangkan kegiatan yang memerlukan
dukungan dana dan ADD dan APBD, dimasukan dalam
dokumen musrenbang desa atau kelurahan untuk
ditetapkan dalam RJPM desa atau kelurahan.

5. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemecahan masaiah kesehatan oleh
masyarakat, merupakan rangkaian penerapan kegiatan sebagai
penjabaran dari rencana yang telah disusun dan disepakati untuk
dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di desa atau
kelurahan.

Rangkaian kegiatan didampingi oleh kader kesehatan, dan


fasilitator, dengan jangka waktu pendek, sedang dan lama. Namun
minimal 1 tahun berjalan harus diadakan penilaian. Jenis kegiatan
bervariasi mulai dari yang sangat sederhana sampai yang rum it,
semua tergantung pada kesepakatan yang ditetapkan dalam
musyawarah masyarakat desa dan perencanaan partisipatif.

Komponen yang ada dalam program kerja dalam mengatasi


masalah meliputi :
a) Jenis kegiatan yang akan dikerjakan dalam mengatasi
perrmasalahan yang ada.
b) Tujuan yang diharapkan

7Vy Pt Pif iAr .1


c) Sa s era n keg i atari, d a pat beru pa orang, tem pattwi layah, dll
d) Siapa yang terlibat dalam kegiatan tersebul, dan apa peran serta
tanggung jawabnya.
e) Waktu atau jadwal petaksanaan kegiatan.
f) Sumber dana atau jumlah dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan
g) Pencatatan dan pelaporan kegiatan diiaksanakan sesuat dengan
pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas

6.Pembinaan Kelestarian Pelayanan Kesehatan Tradisional


Langkah terakhir serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan tradisional di masyarakat adaiah
pembinaan dan pelestariannya.

Setiap peiaksanaan program harus dibina a gar berkesinambungan


dan terus dikembangkan sehingga tingkat pencpaian program
semakin baik. Pemantapan dan pembinaan meiiputi aspek
pengetahuan, sikap. keterampilan, motivasi dan kemandirian para
tenaga pembangunan desa dan masyarakat daiam mewujudkan
desa yang sehat. Pembinaan diiaksanakan mengacu pada J
indikator stratifikasi TOGA:

Jumlah KK ada TOGA < 30 % 30 - 60 % *60 %

Jenis Tanaman Obat per < 50 jenis 50 -100 >100 jenis


Desa jenis J
Jumlah < 10 % 10-50 % >50 %

KK
memanfaatkan
Jumlah TOGA
Kader penggerak <5 5-10 >10
J

J
Keteranqan :
0 Jenis tanaman obat adalah macam-macam tanaman obat yang
memiliki khasiat obat dan kandungan kimia berbeda. E Contoh jenis
tanaman: temu hitam, temu putih, temu mangga, temulawak, jahe,
kunyil, kencur.
0 Terdapat 4 variabel yang hams dipenuhi pada setiap tingkat
pengembangan TOGA.

Jumlah KK yang mempunyai TOGA dapat diketahui bahwa setiap


keluarga di halaman atau sekitar pekarangannya menanam
tanaman obat minimal 5 jenis tanaman obat,
Daiam melakukan pembinaan perlu diketahui, fndikator yang masih
mempunyai masalah:
1. Jumlah kepala keluarga ada TOGA
2. Jenis tanaman obat per Desafkelurahan
3. Jumlah kepala keluarga yang memanfaatkan TOGA
4. Jumlah Kader penggerak TOGA
Jumlah KK yang mempunyai TOGA masih sedikit , begitu pula
dengan jenis tanaman obat yang ditanam dan pemanfaatannya
dan tidak berkesinambungan .

Pembinaan dapat dilakukan dengan berbagai


cara antara lain: a* Supervisi
Banyak hasil penilaian mengungkapkan bahwa supervise
petugas sang at menentukan tingkat keberhasilan program,
Oleh karena itu, supervisi secara berkala perlu dilakukan. Bila
memungkinkan, pada saat melakukan supervisi. petugas
sebarknya melakukan si stem pemantauan dan penilaian yang
utuh.
b. Forum komunikasi
Forum komunikasi antara petugas lintas program dan sektor di
'IP tingkat kecamatan merupakan wahana pemantauan yang
baik. Pada forum ini dapat dibahas rencana supervisi terpadu,
hasil supervisi dari petugas yang turun ke lapangan, sekaligus

TzJ UJJ f ffitZM. PoilZJH


m
%uiife4^Lt( Pi puJ fer nA
dapat membahas upaya untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang dilemui di lapangan, Di iapangan atau desa,
forum komunikasi ini juga periu dibentuk sebagai wadah
berkumpulnya pelaksana pembangunan desa dengan tokoh
masyarakat baik formal maupun non formal. Dalam forum ini
pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan rencana
kegiatan yang telah disusun, hambatan-hambatan serta
keberhasiian yang telah dicapai. Forum ini sekaligus sebagai
wadah untuk pemecahan masalah, menyempurnakan
rencana yang disusun dan Iain-lain sehingga dapat berfungsi
untuk pemantauan dan penilaian oleh masyarakat sendiri.
c. Menunjukkan film-film tentang
pemberdayaan masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan traditional
Film tersebut bisa diangkat dart dokumentasi kegiatan
masyarakat desa yang telah nnelakukan upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang pelayanan
kesehatan tradisional di wilayahnya.
Dengan menunjukkan film tersebut diharapkan dapat
meningkatkan motivasi dan semangat pelaksana
pembangunan desa dan masyarakat dalam meiakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
d. Kunjungan tamu dari luar
Kegiatan ini dapat merangsang masyarakat untuk membenahi
desanya karena akan kedatangan tamu, namun harus dijaga
jangan sampai terlaiu sering, bisa membosankan dan
mengganggu kegiatan masyarakat.
e. Wisata karya
Berwisata ke tempat lain yang lebih maju sambil
berkarya/belajar a da la h salah satu bentuk kegiatan untuk
memotivasi masyarakat sehingga lebih maju selain
memperluas wawasan.

PffWmrr ri n ynnw i _1 a
*1 aJia. PdJt DaflUii

Pc yi'T /oA AtiitUuJ Pi


PUJACL1#.A
f. Lomba TOGA tingkat Puskesmas, Kecamatan
Bentuk perhatian lain dalam pemberdayaan masyarakat adalah
dengan mengadakan lomba, lomba pada umunya memotivasi
masyarakat untuk lebih maju.
g. Penerbitan majalah binding buatan
sendiri yang memuat antara lain:
Kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang
pelayanan kesehatan tradisional yang telah ditakukan di
puskesmas, desa bersangkutan, termasuk pembangunan desa,
pimpinan/ tokoh masyarakat dalam mewujudkan Desa Siaga
atau Desa Sehat.
indikator keberhasitan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan tradisional:
Kecamatan :
1. Terkoordinasinya dan terintegrasinya pelaksanaan
pelayanan kesehatan tradisional dengan kegiatan
pemberdayaan masyarakat lainya.

2. Terkoordinasinya penerapan kebijakan pelayanan


kesehatan tradisional dengan pengembangan desa dan
kelurahan siaga.
3. Terintegrasinya pelayanan kesehatan tradisional dalam
program kerja forum kecamatan.
4. Adanya pembinaan pelayanan kesehatan tradisional di
tingkat desa dan kelurahan secara berjenjang.
Desa dan kelurahan
1 Adanya kader pengelola TOGA,
2. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan tradisional.
3. Adanya pendanaan untuk pengembangan TOGA.
4. Peratoran di desa atau kelurahan tentang
pengembangan TOGA.
5. Adanya pembinaan TOGA di rumah tangga .
POKOK BAHASAN 3. KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

1. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama
Pa/t yang sinergis
Pni( antar dua (atau lebih)

pihak untuk melaksanekan sesuatu kegiatan (in action with)


berlandaskan prinsip dasar, yaitu (a) Kesetaraan, (b) Keterbukaan, dan (c)
Sating menguntungkan.

2. Alasan terbangunnya Kemitraan


Terbangunnya kemitraan, seringkali diiatarbelakangi oteh alasan-
alasan ;
a. Adanya kesamaan tujuan
b Adanya kesamaan peluang yang harus dilaksanakan bersanna
c. Adanya masalaWtantangan yang harus dihadapi/dipecahkan
bersama

3. Prinsip-prinsip Kemitraan
a. Saling membutuhkan
b. Saling ketergantungan c Saling percaya
d. Saling menguntungkan
e. Saling mendukung
f. Saling membangun
g. Saling melindungi

4. Syarat Kemitraan
a. Kesetaraan (simetris)
b. Saling menyadari kebutuhan pihak lain.
c. Saiing memiliki keunggulan untuk dapat membantu (memenuhi
kebutuhan) pihak tain.
d. Niat yang sama untuk bekerjasama dan bukan saling
memanfaatkan (ekspioitatif).
e. Kejujuran.

JfinAtya.hjnJk.'aJ. PflK
yp/rHpprtfttlilii "IfBKAP Pi

Pa/t Pni(
5. Pemangku kepentingan [Stakeholders) Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik daiam rangka pengembangan
pemanfaatan tanaman obal (TOGA) daiam pemefiharaan kesehatan
Q secara mandiri {selfcare). Jenis mitra atau pemangku kepentingan
lerkait (stakeholders) di kecamatan dan di desa/kelurahan yaitu :
& a) Pemerintah kecamatan
b) Puskesmas
c) Penyuluh pertanian
d) Unsur pendidikan
e) Kepala Desa/Kefurahan
f) Lembaga Kemasyarakatan
g) Kader masyarakat
h) Bidan di Desa
O i) Ketuarga, Masyarakat

o Reran Mitra
Pemangku kepentingan terkail atau mitra daiam pengembangan TOGA
6. daiam pemeliharaan kesehatan secara mandiri (setfcare) mempunyai
peran sebagai berikut :
1) Peran Pemangku kepentingan di Kecamatan dan
0 Desa/Kelurahan
- Integrasi pelaksanaan pengembangan dan kebijakan lerkait
tanaman obat (TOGA) daiam pemeliharaan kesehatan secara
mandiri (seffcare) dengan pemberdayaan masyarakat.
- Membenluk Forum Desa/kelurahan tingkat Kecamatan bila
belum ada atau memberdayakan forum kesehatan dengan
memasukkan pengembangan program kestrad sebagai salah

0 satu program kerja .


- Menyelenggarakan Sistim Infornnasi terintegrasi daiam Sistim
informasi pengembangan pemanfaatan tanaman obat (TOGA).
0 Menginput dan mengupdate data pengembangan

0 j/n yii M 7#itlyjxtiaAjj Dun jkcjKif'uuui

Q____ FaycJcJiyyiTfiJiaR Pt PiiAAc.lJirJ


(pembinaan battra
program kesehatan tradisionat ramuan
dan TOGA).

2) Reran Puskesmas
- Menginvetarisasi dan identifikasi tanaman obat yang ada di
wilayah kerja ny a.
9
- Mengembangkan komitmen dan kerja sama ditingkat
kecamatan dan desa dafam rangka pengembangan dan
pemanfaatan TOGA.
- Mel aksan aka n p eta ti h a n p em a nf a atan TOG A ti ng kat
de sa.
- Bersama Penyuluh Pertanian membina keluarga dan
masyarakat daiam pengembangan TOGA.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi.

3) Penyuluh Pertanian
9
Meiakukan pembinaan teknis budidaya TOGA
* Membantu melestarikan tanaman obat yang hampir punah.
- Mendampingi pengelola TOGA dalam proses pasca panen.

4) Unsur Pendidikan
- Mengembangkan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan
TOGA di sekoiah.
- Meiakukan koordinasi dalam penggembangan TOGA di
sekoiah (UKS) bersama instansi terkait.
- Meiakukan koordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala
Sekoiah dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dengan
memasukkan materi pengembangan dan pemanfaatan TOGA
sebagai salah satu pokok bahasan dalam Mata Pelajaran
Kesehatan dan Oiah Raga (OR).
- Meiakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah untuk
merencanakan kegiatan pengembangan binaan terpadu TOGA.
- Lomba TOGA antar kelas dan sekoiah.

Pcj+t/rn F r yo ITJ < Da* DoiiuH 15


Fl rtl.TM 7/artAti.^rt^ Pt PulA K
e
- Menyediakan minuman ramuan di kantin sekolah atau secara
gratis.

5) Peran Kepala Desa/Kelurahan


- - Mengintegrasikan rencana pengembangan dan pemanfaatan

o
TOGA dalam pemelibaraan kesehatan secara mandiri
(selfcare) ke dalam Rencana Kerja Pembangunan (RKP)
Desa/Kelurahan.
- Mengupayakan bantuan dana dan sumber daya lain.
- Memanfaatkan Forum Desa/Kelurahan yang sudah ada,
dengan memasukkan pada agenda kerja tentang program Ya
nke st rad/TOG A.
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang
pengembangan dan pemanfaatan TOGA dalam pemeliharaan
kesehatan secara mandiri (selfcare).

Q 6} Lembaga Kemasyarakatan
- Mengintegrasikan pengembangan dan pemanfaatan TOGA
dalam pembangunan desa.
Q - Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong
royong dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan
dan memanfaatkan TOGA dalam pemeliharaan kesehatan
secara mandiri (selfcare)

7) Reran Tim PKK


- Meningkatkan kerja sama dengan sektor terkait dalam
0 pengembangan dan pemanfaatan TOGA.
0 - Menggerakkan masyarakat untuk mengeloia.
mengembangkan dan memanfaatkan TOGA melalui dasa
-
wisma.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampifan masyarakat
dalam mengembangkan dan memanfaatkan TOGA.
- Berperan aktif dalam penyelenggaraan lomba TOGA.

___________________________________
Pejuimfrtitiyaaa * x n A . n . # . Pa*
1
TV yr ^a*AcLlf?uuJ ~Di iwai 5
9
8) LSM dan Organisasi Masyarakat
- Menggerakkan dan memfasilitasi masyarakat dalam
pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.
- Melakukan pemantauan pelaksanaan pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA,
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.

9) Asosiasi/Organisasi Profesi terkait


- Melakukan pembinaan pada pengobat tradisional ramuan
tentang TOGA.
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kompetensi anggotanya.
- Melakukan upaya promosi dan pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.
- Memanfaatkan TOGA untuk upaya pemeliharaan kesehatan.

10) Dunia Usaha


- Bekerjasama dengan sektor terkait dalam pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA
- Berperan serta memberikan bimbingan dalam pengelolalan
tanaman obat mular penanaman, perawatan. panen, dan
pengolahan pasca panen.
- Memberikan dukungan sarana prasarana untuk
mengembangkan TOGA,
- Memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pemasaran
Tanaman Obat,

11) Peran Tokoh Masyarakat


- Menggali somber daya, membina menggerakkan untuk
berperan akif dalam kegiatan pengembangan tanaman obat
(TOGA) dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri
{selfcare)

c Aym r jt* oit ZW


P Ml

fr jTp |f.-V M J J 7i.CLm.iJ.fLii.su*.


C
<T I
PuiAaiwuil
12) Kader Pemberdayaan Masyarakat
- Menyusun rencana, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara,
menggerakan melaksanakan promosi peningkaian kegiatan pengembangan
tanaman obat (TOGA) dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri
(selfcare) bersama Forum Desa/Kelurahan

13) KWT (Ketompok Wanita Tani) /Gapoktan (Gabungan Kelompok TanS)


- Membuat budidaya TOGA
- Memanfaatkan tanaman TOGA untuk selfcare

POKOK BAHASAN 4 :
PERENCANAAN KEMITRAAN BERSAMA

Menyusun rencana kemitraan bersama merupakan bagian kegiatan penting


pada langkah kemitraan daiam pengembangan dan tanaman obat (TOGA)
dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri (selfcare). Langkah
kemitraan tersebui adaiah:
1. Penjajagan yang mencakup identrfikasi jenis dan potensifperan nnitra;
2. Penyamaan persepsi, tujuannya diperoleh pandangan yang sama dalam
penanganan pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat (TOGA)
dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri (selfcare). Untuk itu para
mitra perlu bertemu agar saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi
serta peran masing- masing secara terbuka dan kekeluargaan. Wadah
kemitraan dalam pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat
(TOGA) dalam pemeliharaan kesehatan secara mandiri (selfcare)\
3. Pengaturan peran, tujuannya agar masing-masing mitra mengetahui
& perannya;
4. Komunikasi intensif, untuk menjalrn dan mengetahui perkembangan
kemitraan, maka perlu dilakukan komunikasi antar mitra secara teratur
dan terjadwal;
LI
FtWJ WJLtfny rut TffJ4,^ittuiAiii Pa/dMt
M PuiAeJj#taJ.
5. Melakukan kegiatan, diharapkan sesuai dengan rencana kerja tertutis
yang disepakati bersama. Pelaksanaan kegiatan bias any a
dilaksanakan bersama-sama atau sendiri-sendiri;
6. Peinantauan dan penilaian, kegiatan ini juga harus disepakati sejak awal
dalam pelaksanaan kegiatan kemitraan. Hasil dari ^ pemantauan dan
penilaian dapat digunakan untuk menyempurnakan kesepakatan yang
tel ah dibuat.
w
Rencana kemitraan bersama dalam pengembangan dan
j
pemanfaatan tanaman obat (TOGA) dalam pemeliharaan kesehatan
secara mandiri (selfcare) mencakup aspek tujuan, jenis kegiatan
kemitraan yang akan dilakukan, peran mitra dalam kegiatan tersebul,
jadwal waktu dan juga disepakati indikator keberbasiian kegiatan
kemitraan yang akan dilaksanakan terse but.

PELAKSANAAN KEMITRAAN {TEKNIK MENGGALANG


KEMITRAAN) J
Pelaksanaan kegiatan kemitraan hendaknya sesuai dengan yang
tertuiis dalam dokumen perencanaan. Kegiatan dapat dilaksanakan
bersama-sama atau sendiri'sendiri. Masalah-masalah yang timbul
dalam pelaksanaan kegiatan dapat dibahas dan disepakati
pemecahannya dalam pertemuan koordinasi/pertemuan kemitraan 9
yang telah dijadwalkan.

Jenis Kegiatan kemitraan dalam pengembangan dan pemanfaatan


tanaman obat (TOGA) dalam pemeliharaan kesehatan secara
mandiri (selfcare)
1. KoordinasL
2. Penentuan tugas dan peran masing-masing mitra.
3. Pemantauan dan evaluasi bersama.

Pemantauan dan evaluasi


Pemantauan terhadap pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat
dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, melalui berbagai
.1 y tT^mAai an HL

Pc^c/fl M l/iut/t c JifliLd! Pt PuiAeiNtoi.


162

9
cara, yaitu: ( 1 ) Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh
masyarakat. (2) Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah, (3)
Pemantauan dan pengawasan oleh Fasilitator, (4) Pemantauan dan
pengawasan independen oleh berbagai pihak, serta (5).Kajian dan
audit keuangan.
Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap kemajuan pengembangan
dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktrf akan dilakukan
secara: (1) Tahunan; (2) Pada tengah periode, yaitu tahun 2012. dan
(3) Pada akhir periode, yaitu pada tahun 2014.

Jadi kegiatan kemitraan dapat disepakati berdasarkan kegiatan pada


tahapan persiapan, penyelenggaraan dan saat pemantauan dan
evaluasi. Namun pemantauan dan evaluasi kegiatan kemitraan dapat
memperhatikan indikator keberhasilan kemitraan secara kuantilatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran
atau tujuan kemitraan yang telah ditetapkan.

Indikator Keberhasilan Kemitraan


1 Indikator masukan (input) : jumlah mitra yang menjadi anggota
kemitraan (Pokjanai Desa dan Kelurahan Siaga Aktrf), adanya
pedoman kemitraan.
2. indikator proses (process) : kontribusi mitra, frekuensi
pertemuan, jumlah kegiatan dan keberlangsungan.
Indikator luaran (owfpuf) : jumlah produk percepatan upaya,
efektifitas dan efisiensi.

PCJHJSTC.U[
yiI.I
JPC. rtfrj-i L.rJ PUR cMituiiLK PoiilJM (63
IL
T

Pc|rciiiw y yiiTuLiut Pi
REFEREMSI
Departemen Kesehatan Rlt Sekretariat Jenderal, Kemitraan Menuju
Indonesia Sehat, Jakarta, 2003
Soekidjo Notoatmodjo, e t a l . Promo si kesehatan,Teori dan Aplikasi,
Rineka Cipta, Jakarta.2005
Kementerian Kesehatan RJ, Second Decentralized Health Services
Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas
Puskesmas, Jakarta, 2010
+ Kementerian Kesehatan R!, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif, Tahun 2010
Surat Mendagri No 140/1508/SJ, Tangga! 27 April 2011. Hal: Pedoman
Peiaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

PumirttLf/ttytaftJf Ma .1 yirTuAai Dim Tfcjrtit fillii** Dn Df yr Ir


*IfaJ tfwivti ~l?M. PltiAclmai
ModuC 9

PEMBINAAN PENGOBAT
TRADISIONAL RAMUAN

Pembi
naan
Pengo
bat
Trfldl
sion
aL
MATERI INTr 6

PEMBINAAN PENGOSAT TRADISIONAL RAMUAN

0 J. DISKRIPSI SINGKAT

Upaya kesehatan diselenggarakan daiam bentuk kegiatan dengan


pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
Ofb. dilaksanakan secara terpadu, menyeiuruh dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu dari kegitan
w penyeienggaraan upaya kesehatan di Indonesia,

v Daiam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


pada pasal 59 dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan
ketrampilan dan yang menggunakan ramuan. Pelayanan kesehatan
tradisional dibina dan diawasi oieh Pemerintah agar dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya, serta tidak
bertentangan dengan norma agama, Di sisi lain pada pasal 61

# dinyatakan bahwa masyarakat diben kesempatan yang seluas-


luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamananannya.

Puskesmas yang tnerupakan ujung tombak pelayanan kesehatan


menyelenggarakan upaya kesehatan tingkat pertama, termasuk upaya
pembinaan pengobatan tradisional. Tenaga kesehatan di Puskesmas
harus memiliki kemampuan daiam melaksakan kegiatan upaya

tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, modul ini akan membahas


tentang pembinaan pengobat tradisional bagi tenaga kesehatan di
Puskesmas.
0

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


U
A. Tujuan Pembelajaran Unnuin
Setelah. mempelajari materi, peserta mampu mefaksanakan #
pembinaan dan pengawasan pengobat tradisional ramuan di
wilayah kerjanya
Q

B. Tujuan Pembelajaran Khusus Seteiah mempelajari peserta


mampu: _
1. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan pelayanan
kesehatan tradisional
2. Melakukan koordinasi dengan Mas sektor, asosiasi pengobat J
tradisional ramuan dan perguruan tinggi.
O
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

Pokok Bahasan 1: Pembinaan dan pengawasan pengobat


tradisional
+ Pola dan tahapan pembinaan pengobat tradisional * Q
Aspek dan langkah pembinaan pengobat tradisional

Pokok Bahasan 2: Pengawasan pengobat tradisional


- Pemantauan dan Evaluasi

Pokok Bahasan 3: Peran Lintas Sektor, Asosiasi Pengobat


Tradisional Ramuan dan Perguruan Tinggi

IV. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1: Pembinaan Dan Pengawasan Pengobat Tradisional


Dalam pembinaan dan pengawasan Pelayanan Kesehatan
Tradisional bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan,

iw /rtMiTfljt it tt
Ak

keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan dan dilakukan secara berjenjang dari
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kola, Dinas Kesehalan Provinsi, dan
Kementerian Kesehatan.
Pembinaan dilakukan secara administrate meliputi pendaftaran pengobat tradisional
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, selain itu juga pengobal tradisional di
dorong untuk melakukan pencatatan atau registrasr pasien yang ditangani. Selain
pembinaan secara administratif, dilakukan juga pembinaan terkait dengan
> hygiene dan sanitasi daiam penyelenggaraan peiayanan kesehahatan tradisional.

Pota dan tahapan pembinaan


Pembinaan dan pengawasan diarahkan daiam rangka meningkatkan mutu,
manfaat dan faktor keamanan daiam pe fay a nan kesehatan tradisional.

Daiam pelaksanaan tugas pembinaan, Kepala Dinas Kesehatan Kabu pa


ten/Kota menggunakan pendekatan dengan pola pembinaan sebagai berikut:
a. Pola toleransi. yaitu pembinaan terhadap semua jenis peiayanan kesehatan
tradisional yang diakui keberadaannya di masyarakat, pembinaan diarahkan
pada pengurangan dampak negatif.
b. Pola integrasi, yaitu pembinaan terhadap peiayanan kesehatan tradisional
9 yang secara rasional terbukti aman, berm an fa at dan mempunyai
9 kesesuaian dengan hakekat ilmu kedokteran, dapat merupakan bagian
integral dari peiayanan kesehatan.
c. Pola tersendiri, yaitu pembinaan terhadap peiayanan kesehatan tradisional
yang secara rasionai terbukti aman, bermanfaat dan dapat dipertanggung
jawabkan, memiliki kaidah sendiri, dan dapat berkembang secara tersendiri.

Untuk dapat mengarahkan peiayanan kesehatan tradisional kedalam tiga pola


pembinaan tersebut. dilakukan tahapan pembinaan sebagai berikut:
a. Tahap irrformatif.
Menjaring semua jenis pelayanan kesehatan tradisional yang
keberadaannya diakui oleh masyarakat, termasuk yang belum secara
rasional terbukti bermanfaat.
b. Tahap formatif.
Pelayanan kesehatan tradisional da pat dibuktikan secara rasional
Pi'jriinjfjijji 7?<UM.4 ULH 167
mekanisme pengobatannya. Pada tahap ini dapat dilakukan ujr coba dalam
jaringan pelayanan kesehatan.
c. Tahap normatif.
Pelayanan kesehatan tradisional lelah secara rasional terbukti aman,
bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas sebagai Ltjung tombak
mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:
1) Menginventarisasi pengobat tradisional di wilayah kerjanya;
2) Membina pengobatan tradisional di wilayah kerja melalui antara lain
forum sarasehan, KIG Kultural, pelatihan, pertemuan;
3) Pemantauan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional; dan
4) Pencatatan pelaporan.

1.2 Aspek dan langkah pembinaan pengobat tradisional


Langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan upaya
pengobat tradisionaf adalah sebagai berikut;
a. Menciptakan iklim yang kondusif tradisional. Bagi
perkembangan dan pembinaan upaya pengobatan
b. Diseminasi (sosialisasi) kebijakan pengobatan tradisional secara vertikal
maupun horisontai, serta inventarisasi tenaga dan cara pengobatan serta
obat tradisional
c. Menyusun sistem pengobatan tradisional di Indonesia serta menyusun
pola pengembangan dan pembinaan upaya pengobatan tradisional.

Pi'jriinjfjijji 7?<UM.4 ULH 180


d. Meningkatkan peran dan fungsi organisasi pengobat tradisionai sebagai
wadah pembinaan dan pengembangan pengobatan tradisional.
e. Memperkuat peran jajaran kesehatan disetiap jenjang administrasi temtama
tingkal kabupaten/kota dan pengembangan dan pembinaan upaya
pengobatan tradisional, serta menggalang mekanisme kerjasama pelayanan
kesehatan formal dan pelayanan kesehatan tradisional.
f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampiian petugas kesehatan, kaden
tokoh mastarakal dalarr pengembangan dan pembinaan upaya pengobatan
tradisional.
g. Membentuk dan memfungsikan forum komunikasi secara lintas program
dan lintas sektor terkait, termasuk organisasi profesi kesehatan, organisasi
profesi tradisional di setiap jenjang administrasi.
h. Meningkatkan pelaksnaan KIE-Kultural dalam rangka melaksanakan
pelayanan pengobatan sesuai persyaratan dan peran sertanya di dalam
pembangunan kesehatan.
i. Secara bertahap mengintegrasi upaya pengobatan tradisionai yang terbuktj
aman dan bermanfaat kedafam sistem pelayanan kesehatan paripuma mulai
dari pelayanan dasar sampai dukungan rujukannya.
j. Meningkatkan penelitian pengkajian mutu pengujian keamanan dan
manfaat pengobatan tradisional meliputi balk, cara, obal, alat-alat dan
tenaga pengobat dan serta mencari modus keterpaduannya dengan upaya
pengobatan modern.
k. Meningkatkan kegiatan penggalian, penelitian dan pengujian dari berbagai
cara pengobatan tradisional warisen pusaka nusantera dari berbagai daerah.
l. Membentuk dan memfungsikan Sentra P3T dan tim penguji pengobat
tradisional tingkat national yang terdiri dari instansi yang ditunjuk.
pemerintah bersama dengan pakar pengobat tradisionai.

Pi'jriinjfjijji 7?<UM.4 ULH 181


m. Membentuk j a ring an. in formas! dan dokumentasi atau
memanfaatkan jaringan informasi dan dokumentasi yang telah
ada.
n. Membentuk jaringan kerjasama Ifntas sektor terkait, organisasi
profesi, perguruan tinggi, LSM, swasta dan dunia usaha.
Kegtatan yang dilakukan dalam pembinaan
1, Inventarisasi sasaran pembinaan pelayanan kesehatan tradisional %
dengan menggunakart instrumen pengumpulan data kesehatan
tradisional dan dilaksanakan setiap awal tahun, terdiri dari: Q
a. Jumiah pengobat tradisional lokal dan pengobat tradisional
asing menurut cara pelayanan kesehatan tradisional yang
diberikan
b. Prinsip pengobatan battra terkait pendidikan battra, cara
o
pengobatan, cara pemeriksaan, pemeriksaan penunjang,
cara pemberian terapi, jenls penyakit yang diobati dan jumiah
pasien.
c. Jumiah dan jenis fa si litas peiayanan kesehatan tradisional
yang ada di masyarakat
d. Jumiah petugas kesehatan yang dilatih tentang pelayanan 9
kesehatan tradisional di Puskesmas
e. Jumiah kader yang dllatih dalam pemanfaatan TOGA dan
W
kesehatan tradisional lainnya
f. Jumiah kelompok keluarga yang memanfaatkan TOGA dan
pengobatan mandiri secara tradisional )
g. Jumiah kunjungan masyarakat yang memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan tradisional menu rut jenis kelamin dan
kelompok usia
J
h. Jumiah rujukan pasien pengobat tradisional ke Puskesmas
i. Jenis AsosiasiPengobatTradisionatyangada 6

2. Pembinaan terhadap pengobat tradisional dan kader


dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, yaitu :
a. Pembinaan terhadap pengobat tradisional

17
0
* F asi I ita s i se rf ifik a s i p engo ba t trad isiona I
* Pendaftaran dan perizinan pengobat tradisional.
* Penyelenggaraan forum komunikasi dengan asosiasi pen
gob at tradisional
Q * Penyelenggaraan sarasehan KiE/ bimbingan/ penyuluhan
kepada pengobat tradisional.
* Fasifitasi peningkatan kualitas pengobat tradisional meialui
& pelatihan pelayanan kesehatan tradisional yang am an dan
bermanfaat oleh iembaga benwenang
G * Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait
lainnya yang meliputi hak, kewa]ibanr Jarangan dan sanksl.
* Kunjungan langsung
Pembinaan terhadap UKBM :
* Pembinaan kader kesehatan tradisional diberbagai UKBM
yang ada termasuk TOGA
* Kunjungan langsung

Pembinaan terhadap fasilitas, alat dan teknologi yang


digunakan dalam pelayanan kesehatan tradisional :
m 3 a. Perizinan fasilitas pelayanan kesehatan tradisional, baik yang
dilaksanakan secara perorangan maupun berkelompok
b. Pembinaan terhadap fasilitas, alat dan teknologi yang boteh
dan aman digunakan dalam pelayanan kesehatan tradisional
flk sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Pembinaan terhadap kebersihan fasilitas dan alat yang
dsgunakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip hygiene dan
sanitasi.
d. Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait
lainnya yang meliputi hak, kewajiban, larangan dan sanksi.
Pembinaan terhadap pengeioiaan obat tradisional bekerja
4
sama dengan Badan POM
Q___

^OHiriMdOM AV J. u {*,* f ^fn #/ mi n / >71


Pengobat Tradisional Asing
Pengobat Tradisional Asing adalah mereka yang datang dari luar
Indonesia dan memiliki keahlian di bidang pengobatan tradisional serta
bekerja di Sarana Kesehatan Tradisionai. berpendidikan formal minimal
setingkat: S-1 dengan pengaiaman bekerja di bidangnya minimal 5
tahun, diakui di negara asalnya serta telah memiliki visa kunjungan atau
izin ting gal terbatas dan izin bekerja da lam rang k a alih teknologi di
wilayah Republlk Indonesia.

Pengobat Tradisional Asing yang akan bekerja di Indonesia, hanya


dapat bekerja sebagai konsultan dalam rangka alih teknologi ke
pengobat tradisional Pengobat
Pendaftaran indonesia dengan metode yang sejenis dan tidak
Tradisional
diperkenankan
Tata carauntuk praktik langsung
permohonan STPT/StPTke adalah
pasien.sebagai berikut:
1) Battra ramuan mengajukan permohonan dengan disertai
Prosedur yangkeSengkapan
harus ditempuh dalam rangka
pendaftaran kepadapermohonan
Kepala Dinas Kesehatan
rekomendasi. Kabupaten/Kota
yaiiu sponsor dari sarana pengobat tradisional
dimana Battra meSakukan tern pat
pekerjaannya
pengobat tradisional asing akan bekerja mengajukan surat
sebagaimana contoh Formulir A dan D {terlampir). permohonan
ke Dinas Kesehatan
2) Keiengkapan permohonan, sebagaimanaKabu paten/Kota
dimaksud untuk
point 1
mendapatkanmeliputi
surat pengantar
: ke Dinas Kesehatan Provinst. Dari Dinas
Kesehatan Provinsi dengan
a) Biodata berkastradisional
pengobat administrasi lain yang diperlukan
sebagaimana contoh Formulir 8
(teftampir) mengajukan surat
(tedampir), permohonan rekomendasi kepada
Kementerian Kesehatan
b) Fotokopicq. Sesditjen Bina Gizi dan K1A untuk
KTP.
dilakukan pemeriksaan secara administratif.
c) Surat keterangan Kepala Desa Selanjutnya dilakukan
/ Lurah tempat meiakukan
penilaian terhadap battra asing terkait leknis pelayanan
pekegaan sebagai pengobat tradisionai. kesehatan
tradisionai d) Peta lokasi usaha dan denah ruangan.
e) Rekomendasi dari asosiasi pengobat tradisional pengobatan
Pengobat tradisional yang bekerja
tradisional di Indonesia diajukan dari sarana
yang bersangkutan.
pengobat tradisional sebagai sponsor, dan hanya dapat bekerja di
f) Fotokopi sertifikat / ijazah pengobatan tradisional.
Indonesia setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan,
g) Surat keterangan kesehatan dokter.
yang selanjutnya sebagai dasar dikeluarkannya Rencana Penggunaan
h) Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2( dua) lembar.
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari Kementerian Tenaga Kerja dan IMTA
3) STPT/SIPT bagi seorang Battra diberikan paling banyak untuk 3
dari Kementerian Hukum dan HAM.
(tiga) tempat pelayanan dalam satu provinsi. Izin pelayanan
tersebut dapat diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang berbeda.
Perpanjangan STPT/SIPT diatur dengan ketentuan :
STPT/StPT.berlaku untuk masa waktu 3 tahun. 17
a) STPT/SIPT 2 m

w 4) Untuk
b) Pelayanan
Persyaratan Kesehatan
perpanjangan Tradisional
STPT/SIPT.Ramuan
sama Berkelompok,
dengan
perlu diperhatikan antara lain :baru.
pengajuan STPT/SIPT a) Penanggung jawab pelayanan

adalah seseorang yang
c) Pemohonan bertanggung
perpanjangan jawab terhadap
STPT/SIPT diajukan selambat-
rtf
3
jW ,
' PcuH^uiaait \n
ww terselenggaranya pelayanan
lambatnya 3 {tiga) buian sebelum habis masa berlaku
iJHiif 7?i
18
5
kesehatan tradisional berkelompok. serta mempunyai
STPT/SIPT sesuai dengan keahfian dan kompetensi yang r
W
dimilikinya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b) Pelaksana adalah pengobat tradisianat ramuan yang berada
didalann sarana pelayanan kesehatan tradisional
berkelompok dan memiliki STPT/SiPT dari Dinas
Kesehatan Kabu paten/Kota. -

c) Tenaga penunjang: Karyawan penunjang bagi Battra yang


melakdkan pelayanan bisa berasal dari berbagai tingkat
pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan:
Sebagai asisten (sesuai kompetensi kewenangan).
Tenaga administrasi. \
Tenaga penunjang lainnya.

Peiayanan kesehatan tradisional ramuan berkelompok dapat memberikan pelayanan


kesehatan tradisional di tempat pelayanan kesehatan tradisional seperti Griya Sehat.
Persyaratan izm sarana pelayanan kesehatan tradisional ramuan berkelompok/Griya
Sehat:
1) Surat, reko me nd as i d a ri Din as Kes eh atan sete m p at.
2) Salinan/Fotokopi pendirian badan usaha.
3) identitas iengkap pemohon.
4) Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah
setempat.
5) Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan
bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat
kontrak minimal 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan.
6) Dokumen Upaya Pengeiolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
7} Profil sarana pelayanan kesehatan tradisional/Griya Sehat
yang akan didirikan meltputi struktur organisasi
174
kepengurusan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta
pefayanan yang diberikan.
S) Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturar perundang-
undangan.

Perpanjangan izin sarana pelayanan kesehatan tradisional ramuan


# berkelompok/Griya Sehat, diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1) izin penyelenggaraan hams diperbaharui tiap 5 tahun.
V 2) Persyaratan perpanjangan izin sama seperti saat pengajuan pertama.
3) Permohonan izin harus diajukan selambat-lambatnya 6 bulan sebelum
habis masa berlaku izinnya.
0 4) Memberikan [aporan kegiatan pelayanan. sehingga dapat diketahui
apakah penyelenggaraan masih sesuai pada waktu mengajukan,
5) Bila ada penggantian penanggung jawab pelayanan agar dilampirkan.
0
Dalam rangka pengawasan, Dinas Kesehatan K a bu paten/Kola dapat
melakukan trndakan administratif terhadap pen gob at tradisional ramuan yang
melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan ketentuan berlaku, yang diatur dengan
&&
cara :
1. Memberikan teguran lisan.
2. Mengirim teguran terlulis.
3. Melaksanakan pencabutan STPT atau SIPT,
w
4. Memerintahkan pengobat tradisional ramuan untuk melakukan
penghentian sementara kegiatan.
w 5. Lamngan melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional ramuan.

Q
2,1
Pokok Bahasan 2 : Pengawasan Pengobat Tradisional
Pemantauan Dan Evaluasi

a. Pemantauan dilakukan secara berjenjang dan berkala minimal
3 bulan sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas setempat
b. Evaluasi dilakukan secara berkala 3 bulan sekali oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas setempat.

c. Pengobat tradisional wajib meiaporkan kegiatannya tiap 3
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota J
dengan tembusannya kepada Kepala Puskesmas setempat.
d Laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 3 meliputi; jumlah _

dan jenis kelamin pasien berdasarkan kelompok umur (pasien


9
baru dan lama), jenis keiuhan/gangguan kesehatan, cara
pelayanan.
9 e Hasil laporan pelayanan kesehatan tradisional ramuan
disampaikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setiap 3 bulan
sekali, selanjutnya oleh Dinas Kesehatan Provinsi dilaporkan
Q
ke Kementerian Kesehatan cq. Direktorat Bin a Pelayanan
Kesehatan Tradisional, Alternate dan Kompiementer setiap 6 J
bulan sekali.
9

Pokok Bahasan 3 : Peran Lintas Sektor, Asosiasi Pengobat


v Tradisional Ramuan Dan Perguruan Tinggi
1. Sektor Pendidikan.
a, Merumuskan kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan
lembaga kursus dan pelatihan yang menghasilkan pengobat A
tradisional ramuan.
fc* b, Membentuk konsorsium dan Lembaga Sertiflkasi Kompetensi
(LSK) pengobat tradisional ramuan.
c, Memfasilitasi penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
9
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Pedoman Uji
Kompetensi pengobat tradisional ramuan ,
9 d, Bersama dengan asosiasi pengobat tradisional ramuan
mengadakan uji kompetensi.
9
2, Sektor Pertanian.
Merumuskan kebijakan sistem dan pola pembinaan,
pengembangan budidaya tanaman obat sampai dengan
9 pengolahan pasca panen.
3. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
a. Merumuskan kebijakan pembinaan, pengembangan dan
pengawasan obat tradisional dan industri obat tradisional,
b. Merumuskan kebijakan pengembangan obat asli Indonesia.
c. Monitoring efek s am ping obat tradisional.

4. Asosiasi pengobat tradisional ramuan.


a. Membma pengobat tradisional ramuan yang menjadi
anggotanya,
b. Memberikan sanksi kepada anggota bila meiakukan
pelanggaran.
o. Menjaga citra profesi dan mutu pelayanan.
d. Memberikan surat rekomendasi kepada anggotanya dafam
rangka registrasi/perizinan ke Dinas Kesehatan Kab up
aten/Kota.
e. Meningkatkan kompetensi anggotanya.
f. Ikut berperan dalam penilaian pengobat tradisional ramuan
asing sejenis yang akan bekerja di Indonesia sebagai
konsultar.

5. Perguruan Tinggi,
Memberikan inform a si dan alih teknologi terkait dengan
pengembangan iimu kesehatan tradisional ramuan.

6. Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional


(SP3T).
Meiakukan pengkajian/penelitian, pengujian, pendidikan dan
pelatihan. serta pelayanan kesehatan tradisional ramuan.

177
Daftar Tilik Pembinaan Pengobat Tradisional Ramuan
Daftar tilik pembinaan pengobat tradisional ramuan digunakan
sebagai aiat bantu untuk monitoring dan evaluasi pada saat
melakukan kunjungan ke pengobat tradisional ramuan.
Daftar tilik ini secara umum berisi 3 (tiga) aspek penilaian yaitu aspek
non teknis, manajemen dan aspek teknis. Untuk pembinaan dalam
aspek teknis, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melibatkan
organisasi protesi kesehatan atau asosiasi pengobat tradisional terkait
yang ada di wilayah kerjanya.
Penilaian terhadap setiap uraian daiam daftar tilik dilakukan dengan
memberikan tanda rumput (v) pada kolom "ya" atau tidak" sesuai
dengan penilaian kondisi yang ada. Pemberian nilai ,Lya' diberikan
jika seluruh kondisi yang disyaratkan terpenuhi, kekurangan dalam
komponen penilaian berarti jawaban tidak. Setelah dilakukan
penilaian seliap uraian, kemudian diikuti dengan penjumlahan
penilaian ya,: sebagai basil nilai aktual. Nilai aktual dibagi dengan
nilai harapan, dikali 100% merupakan hasil dari penilaian kepatuhan
pengobat tradisional terhadap pedoman penyeienggaraan pelayanan
kesehatan tradisional keterampiian dan pedoman teknis pelayanan
ramuan.
Pengolahan data hasil penilaian dan daftar tilik berupa rekapitulasi
hasil penilaian daftar tilik. Hasil rekapitulasi penilaian ini dapat
dlgunakan sebagai dasar untuk merencanakan tindakan koreksi
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan ramuan oleh pengobat
tradisional melalui pembinaan secara berkelanjutan.

Referensi

1. Pedoman Pembinaan Upaya Pengobat Tradisional


2. Pedoman Pelayanan Ramuan Tahun 2011
3. Kepmenkes No,1076 Tahun 2004
DAFTAR TILfK PEMBINAAN PENGOBAT TRADiSIONAL
RAM U AN
Tangga!
Nama Pengobat
Tradisional
Atamat

Keoamatan j
Puskesmas
Petugas Pembina
1= ______________________________________________

Berikan penilaian terhadap komponen di bawah ini dengan


memberikan lands rumput (v) pada kolom ya (Y) atau tidak (T).
Kemudian isi kolom niiai aktual dengan menjumlah jawaban ya (Y)

- 1.0 Sarana dan Prasarana Aktual


Y T

* 1.1 Luas ruang pelayanan min 2 x 2,5 M


1 1.2 Tersedia ruang tunggu kfien
1.3 Tersedia ruang administrasi/tempat penyimpanan data
i______kiien
W 1.4 Pencatiayaan baikr jeias urstuk mennbaca
t 1.5 Ventilasi udara baik
1.6 Tersedia lempat sampab tertutup dan piastik di
dalamnya
j 1.7 Tersedia tempat cuci tang an dengan air mengalir
g 1.8 Tersedia Toilet/WC ierpisah dari ruang pelayanan
1.9 Ruangan bersih dan tidak berdebu
1.10 Terdapat pa pan nama pengubat tradisional
Pa pan nama nama pen go bat
1.11 tradisional
mencantumkan dan No
Penilaian
STPT Niiai Aktual
Niiai Harapan 11
O ______
k
2.0 Periengkapan dalam ruangan Aktual
Y T

2.1 Meja dan kursi untuk pengobat tradisional ramuan


2.2 Kursi untuk klien
2.3 Meja atau rak tempal meletakkan bahan tamuan dan elat yang '
digunakan
2.4 Tempat gantungart baju kiien
2.5 Meja untuk meletakkan barang klien (tas, arloji. dll) i
2.6 Tetri pat ticfur untuk klien
27 Sprei dan sanjng bantal bersih
2.B Sekat ruang: gordin, dinding. kayu yang memberikan privasi
klion (batas bawah sekat minimal 30 cm dan lantai)
2.9 Handuk kecil unluk lap tangan
2.10 Kain penutup tubuh klien
Penilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 10

#
#

3.0 Persia tan dan bahan Ramuan Aktual


V T
31 Alat bantu ramuan terbuat email
3.3 Simpfisia tidak berjamur
3.3 Jamu daiam kemasan tidak kadaknvarsa
3.4 OUT tidak kadaluwarsa
3.5 Sabun untuk mencuci tangan
3.S Tern pal perry rmpanan OHT alau simplisia
3.7 Peralatan rial am keadaan bersih tidak oerkarat
3.B Buku referensi yang rtiperlukan
Penilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan &

4.0 Pengobat traditional ramuan Aktual


V T
4.1 Memiliki STPT
4.2 Pakaian sopan. bersih dan noda dan tidak berbau
4.3 Tangan bersih, kuku pendek
4.4 Mencuci tangan dengan benar sebelum memberikan
pcrlayanari
Penilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 4

5.0 Manaj&men, Pencatatan dan Pelaporan Aktuai


Y T
5.1 Ada bnku pendaftaran ktien yang diisi dengan I eng kg p dan
benar
52 Ada buku register klien
5.3 Ada kartu data yang diisi lengkap untuk setiap klien
5.4 Tersedia formal laporan Jbulanan klien ke Puskesmas
5.5 Ada are ip lapuran bulanan
Penilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 5
^ L
V
6.0 Pro sedu r tekn is pel a yan an Akt ual
V T

6.1 Prosedm Pendaffaran kiien


6.1.1 Me mi I is identitas kiien secara lengkap di buku pendaftarsn j
6.1.2 Seleksi kiien yang baled diberikan ramuan '
6.2 Pemeriksaan kiien \
Battra pembenkan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
6.2.1 1
Monggali informasi keluhan dari kiien dan hasil pemeriksaan dicatat di i
6.2.2

6.2.3
form data kiien
Menentukan gangguan keseftatan
I
6.2.4 Kesimpufan has IF pemeriksaan, Kfcluhan ulama. jenis gangguan dan
penyebab penyakit ditulis di form data kiien <
6.6 Menyiapkan dan moracik bahan ramuan ____
6.3.1 Memberikan bahan obat tradisional sesuai KeltJhan/ gangguan kiien (to
6.3.2 J
Memben'kan anjuran kepada kiien yang berhubungan dengan
1
keluhannya
6.3.3 Merapihkan dan menyimpan data kiien.
__
6.6.4 Merujuk kiien apabila keluhan menetap __1 V
6,3.5 Pemberian anjuran pel a hid up so hat sesuai kebutuhan kiien

'
t
Pertilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 11

w:

J
Pr#HJruuiiui fitii \ f'crw n / /?a. 182
REKAPITULASI DAFTAR TILIK
PEMBINAAN PENGOBAT TRADISiONAL RAMUAN

Tanggal
Nam a Pengobat
Tradisional
Alamat Griya
Kecam atari
Wilayah Puskesmas
Petugas Pembina -j

2........................
N Nilai A kina
As pelt Pendamn Nilai Harapan %
o I

1 Sarana dan Prasarana 1t

Pedengkapan Da lam
2 40
Ruangan
Peralatan dan Bahan
3 B
Penunjang

4 Pengobat Tradisional 4

Manajemen, Pencatatan
& 5
dan Pelaporan
Prosedur Teknis
6 11
Pelayanan

Total NNai 49

Persentaso Kepaluhan

KOP
DINAS KESEHATAN KABU PATENT KOTA

50RAT TERDAFTAR PENGOSAT TRADISIONAL fSTPTt Nomor:


Bardasaffcan Kepirtusan Monteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1076
Menkfla/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Traditional, banwa kepada:
Nama .........................................................................
Jen?t Kelamm :............. .............................................................
Tempai/Tanggal Lahir :.........................................................................
Agama '.........................................................................
Kewarganegaraan .....................................................................
Pekerjaan :........................................................................
Klasifikasi / Jen it Pengobat iradlsjonaf :..........................................................................
Ala mat :.........................................................................
Tempat usaha .........................................................................

Diryatanan telah terdaftar sabagai pengobat Iradisional pada Dinas Kesehatan KabijpatentKoia

........... .................20.....

? Kepala Dinas
adotn Kesehatan Kabu
paten/Kota

&

Temuusan ;
1. Kepala Drnat Kesehatan Pnovinsi.
2. Kepala Puskesmas tetenipaL
3. Atosiasil organisati profasi di bidang pengobaian traditiona! yang bersangkutan.
DAFTAR KELENGKAPAN DQKUMEN
PERMOHONAN
PENDAYAGUNAAM PEN GOB AT TRADISIONAL
W DAFTAR DOKLWEN
ASING _______(masirg-masmg rangkap 3)____________
o

A. Ookumen Sarana Kesehatan Traditional (Sponsor)


1 Surat Permubonan Pandayagunaan Pengubal Iradisional Asmg
2 Fotokopi Akte Noiabs Pandirian Sarana Ke&ehatan Tradisional
3 Fotokop1 Izin Sarana Kcsohalan Traditional dan Dinas Kesohatau Kab.'Kota
4 Profil Sarana Kesehatan Tradisionat
5 Persetujuan Penanggung^a'.vab Sarana Kesehatan Tradisional ( sebutkan Narpa
dan Norn or SIPT/STPT)
u Rencana ai h leknomgi Pcngobat Tradisional Asing
7 Surat Pengantardokumen permohonan dari Dinas Kesehatan Provinsi setenpat
S. Dokumen Pengobal Tradisional Asing
8
A. Biodata
B. Fotokopf KTP fidfintitas) di nogaranya
C. Fotokopi Paspor
D. Pasfoto ukuran 4x6 . berwarna 3 lembar
E. Fotokopi Sedifikat /Ijazah koahlian yang telab dilegaiisrr oloh lembega yang
borwanang di negara asal,
minimal setingkat S1
Surat Ketcrangan dan Organises! Protest d nogara asal
G. Sura; Keierangan pong ala man bekerja di bKJang pengobatan tradisicnai yang
ditarfrtkan Depkos/ Injiansi Pemeriniah di tidang Kesebatan minimal tingkaf
kab/kota di nagara asal
H Surat keterangan bertcelakuan baik dari nstgnsi berwenang di negara asal 1
Pomyataan belum pemah di deportasi dari Indonesia . Doskripsi keatilian J

Pengobai Tradisional Asing *. Surat Pnmyalaan kesediaan rnemberikan Ahh


tehnologi Surat dukungan Keilmuar dari Organises! Profesi yang sama/ ham pi r
L

Q sama di Indonesia

C. Dokumen Pengobai Tradisional Pandamping ; *


9

A. Nama ; .........................................................................
1) SIPT/STPT
2) Fotokopi sertlflkat di oidang pengobatan tradisional
3) Foiokopi ijazah pendidikan formal tertsnggi
4) Surat pernyataan kesediaan menerima alih teknologi

B. Nama :..........................................................................
1} SIPT.'STPT

E3
5
o ModuCio
m
Q BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
0 i tobbUtJ
b
m
o

MODUL PENUNJANG
BUILDING LEARNING COMMITMENT

DESKRIPSI SINGKAT

Pada orientasi yang disetenggarakan unit utama, antara

satu peserta latih dengan peserta latihnya dan anlara


peserta latih dengan panitia biasanya belum saling
mengenal, karena mereka berasal dari tempat yang
berbeda, dengan latar belakang sosial budaya,

m pendidikan, pengetahuan, pengalaman, serta sikap dan


perilaku yang berbeda. Buil
ding
Lear
Pertama kali berada dalairi kelas, terlihat suasana ning
kebekuan (freezing) menyelimuti fikiran peserta. tcjm
Adakalanya perhatian peserta belum fokus pada miimc
LitlHl.

Q '-"-V
CM
pelatihan, atensi mereka masih terpecah mengingat
keluarga yang ditinggal dan tuntutan pekerjaan ditempat
tugas. Demikian pula dengan pandangan terhadap
panitia, adakalanya peserta latih segan berkomunikasi
dengan panitia, kecuali terkait dengan masalah
administrasi serta hal-haf yang bersifat resmi, Kondist
seperti itu akan menguras sebahagian enersi, yang jelas
konsenterasi terhadap kesiapan menerima materi
pelatihan belum fokus. Pada keadaan ektrim, dapat
terjadi apa yang disebut dengan prustration gestures
yaitu sikap dan gerak gerik peserta latih yang
konfrontasi. yang ditandai dengan menggaruk- garuk
belakang leher, napas tersengal, mengetok-ngetok meja,
bercanda dengan teman dan sering tidak masuk kelas
serta pulang sebelum pelatihan berakhir.

Oleh karena itu, panitia penyelenggara perlu merancang


suasana rileks, saling percaya, terbuka dikalangan
peserta latih, tetapi saling menghargai, kemudian
dibutuhkan suasana santai, tetapi tetap konsenterasi
menerima peiajaran serta menjaga nilai dan etika dalam
berkomunikasi serta senantiasa menyenangi kegiatan
pelatihan.

1S7
Salah satu upaya pembelajaran menjadi kondusif, adalah pemberian materi
building learning commitment {BLC} diawal pelatihan. yaitu metode be!ajar
mengajar dengan pencairan kelas (unfreezing), kemudian disusul dengan
permainan yang menggiring peserta nnengenal dirinya, dan mengenal teman
temannya, menyadari dan mengingat kembali hakekat nilai yang baik, untuk
kemudian menyepakai norma kelas serta memilih pengurus kelas sehingga
tercipta komitmen kelas dalam mewujutkan proses belajar yang efektif.

TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan pembelajaran umum


Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu menampilkan (A-2) norma
kelas yang disepakati bersama.
B. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu :
1. Menampilkan suasana kelas yang yang rilek dan cair.
2. Mengenal dirinya dan dan orang lain
3. Menyadari dan memilih nilai yang baik dalam pembelajaran yang
efektif
4. Berpegang teguh pada norma kelas dalam proses pern be I aj a
ran .
5. Menyatakan setuju dengan kontrol kolektif
6. Menyepakati pengurus kelas.

II! POKOK BAHASAN

1. Pengertian BLC.
2. Pencairan (unfreezing / ice breaker).
3. Mengenal diri sendiri dan orang lain
4. Nilai-nilai dan norma harapan
5. Komitmet norma kelas
6. Kontro! efeklif.
7. Pemilrhan pengurus kelas

BAHAN BELAJAR
1. Departemen Kesehatan Rl. ; Kumpulan instrumen diklat {pegangan
fasilitator), Pusdiklat, BPP-SDM, Kes, Jakarta, 2002
2, Lembaga Administrasi Negara Rl ; Peraturan Kepaia LAN Rl No. 09
tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Kewidyaiswaraan berjenjang, pengertian BLC ; Lan Ri ; Jakarta ;
2005
3. ; Dinamika kelompok untuk Prajab Golongan III ; Lan Rl ;
Jakarta ,2005
4, Robinson, dkk ; Desain Pembelajaran ; Universitas Terbuka Jakarta,
Jakarta, 2004
5, Bahan belajar daiam bentuk power point
6. Instrumen panduan pencairan kelas, pengenalan diri dan orang lain
dan penciptaan norma kelas

V, URAIAN MATERf

Building learning commitment (BLC) senantiasa merupakan materi I


bahan ajar pertama yang diberikan dalam suatu pelatihan,
Penyampaian materi seharusnya menempatr posisi sebelum memasuki
materi dasar, akan tetapi karena pertimbangan efisiensi waktu
kenyataannya disampaikan setelah pemberian materi dasar, yang jelas
BLC selalu diberikan sebelum dimulainya pembelajaran materi inti.
Posisi waktu penyampaian materi BLC seperti itu, syarat kaitannya
dengan tujuan pembelajaran, yakni menyiapkan dan membangkitkan
segala sesuatu pada diri peserta latih untuk mengikuti pelatihan secara
efektif.
iqgP'

1. Pengertian BLC.
Building Learning Commitment disingkat dengan BLC, berasal (etimologi) dari
bahasa inggiris yang secara harfiah artinya kesepakatan membangun I
menyiapkan cara belajar yang baik. ' Pada beberapa pelatihan, materi
pembeiajaran Sain yang hampir sama dengan tujuan BLC adalah dinamika
kelompok, yakni suatu materi yang bertujuan untuk mendinamisasi kelompok atau
kelas sehinggga peserta latih dapat mengikuti peiatihan dengan baik.
Beberapa definisi dan pengertian BLC, dikemukakan sebagai berikut
a. Pusdiklat. Badan PP-SDM Kesehatan, 2004, memberikan pengertian BLC,
sebagai berikut : "Suatu proses mempersiapkan peserta diklat untuk
mengikuti proses belajar, baik secara individual, keiompok maupun
menyeluruh dan mengubah dirinya kearah yang positif. Setiap individu harus
senantiasa melibatkan ^ dirinya untuk secara terus menerus meningkatkan
kemampuan belajarnya.
b, Keputusan LAN Rl No, dinyatakan bahwa BLC dimaksudkan agar peserta latih
menciptakan komitmen tentang tentang kebiasaan . dan berperilaku yang
positif dan menghindari kebiasaan dan 'w perilaku yang negatif agar tercipta
suasana pembeiajaran yang kondusif dan serriua peserta diktat akan
memperoleh mamfaat w yang maksimal dari proses pembeiajaran yang
diikutinya
Bardasarkan 2 (dua) pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa BLC
adaiah bahan ajar yang menguraikan cara-cara "1 mempersiapkan peserta latih
untuk mengikuti proses belajar yang efektif sehingga tercipta suasana
pembeiajaran yang kondusif. Pembeiajaran BLC dilaksanakan dimulai dengan
pencairan kelas {unfreezing), kemudian disusul dengan permainan yang
menggiring peserta saling mengenai dirinya, dan mengenal teman temannya,
menyadari dan mengingat kembali hakekat nilai yang baik, untuk kemudian
menyepakai norma keias serta memilih pengurus kelas V sehingga tercipta
komitmen keias dafam mewujutkan proses belajar yang efektif. |

77ilJj.dIjn.jjf f* 190
0
2, Pencairan kelas (fee Breakers)
Q Menurut Havelock ! pakar pembelajaran orang dewasa, dikemukakan 3
(tiga komponen) yang harus ada dalam proses pembelajaran, yaitu,
a. Litbangbar (penelitian, pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan
& teknologi).
b. Proses pemecahan masalah
c. Interaksi sosial

Dalam hubungannnya dengan pelatihan sebagai suatu proses pembelajaran.,


maka suasana kelas sebagai media interaksi antara peserta latih dengan
lingkungannya periu diciptakan sedemikian rupa sehingga kendisi peserta
latih menghadapi situasi baru dapat berjalan dengan baik. Fasiiitator
hendaknya menata dan mengembangkan interaksinya dengan peserta latih
dan hubungan sesama peserta latih menjadi hubungan yang intensif dan
rileks dalam kedudukan yang setara.

Kegiatan pencairan kelas merupakan langkah awal menciptakan hubungan


yang intensif dan rileks tersebut, yakni kegiatan memecah kebekuan suasana
baru yang dalam bahasa inggirisnya disebut unfreezing atau ice breaking.
Singkatnya tujuan permainan a dal ah mengolah raga atau denyut jantung
yang memunculkan aliran darah/oksigen ke otak sehingga masing-masing
individu lebih segar lalu kemudian mereka lebih bebas dan lebih terbuka
dilingkungannya.

Banyak sekaii permaian untuk pencairan kelas, seperti ; keranjang buah. seni
menerka gado-gado dan menyusun barisan. Berikut dikemukakan permainan
menyusun barisan.

Prosedur Kerja
a. Peserta latih dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masrng terdiri
dari 10 orang.
*
b. Masing-masing kelompok menyusun satu barisan I unis dari depan
ke belakang menjadi barisan yang sejajar, siap mengikuti aba-aba
fasilitator dan mengikuti aturan permainan sebagai berikut.
c. Fasilitator memerintahkan semua sub kelompok menyusun barisan
berdasarkan kriteria tertentu misalnya;
-Berdasarkan tinggi badan: yang paling tinggi di depan, yang paling
rendah di belakang atau sebatiknya.
-Berdasarkan berat badan, yang paling berat di belakang dan yang
paling ringan di depan atau sebatiknya.
-Berdasarkan nomor sepatu: yang paling besar di depan, dan ukuran
yang paling kecil di belakang atau sebaliknya.
-Berdasarkan tanggal lahir, tanggal lahir yang paling awal di depan.
yang paling akhirdi belakang,
d. Barisan yang merasa telah memenuhi kriteria berdasarkan aba- aba
fasilitator diharuskan jongkok, maka barisan yang keseluruhan
anggotanya jongkok teriebih dahuiu adalah calon pemenang. namun
harus di cek tagi apakah sudah betul urutannya,
Barisan yang jongkok lebih dulu dan betul diberi nilai 100.
e.
f. Barisan yang jongkok selanjutnya (kedua) dan betul, di beri nilai 50.
Barisan yang jongkok berikutnya (ketiga) dan betul di beri nilai 25. A
Barisan yang salah menyusun urutannya, diberi niiai nol. w
Q-
Kriteria barisan digelar berg anti-g anti, sehingga setiap k.ati
h.
berganti kriteria akan terjadi gerakan-gerakan peserta tatih dari
selumh barisan untuk menyesuaikan barisan dengan kriteria terbaru

yang diberikan fasilitator.
Fasilitator menoatat perolehan nilai setiap barisan dari setiap
kriteria, kemudian dijumlah untuk memilih barisan pemenangnya.
Kepada barisan yang kalah diberikan hukuman berupa nyayi
k. bersama samblt berjoget atau hukuman tainnya.

!#f|| CuwoitLimcjf i
Q

RefJeks?
a. Bagaimana perasaan anda setelah menyelesaikan permainan ini ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, ketika proses
Q menyusun barisan berlangsung ?
c. Perilaku apa yang sempat diamati oleh setiap peserta latih yang ditampilkan
oleh sesama peserta latih selama proses berlangsung?
0
3. Mengenal diri sendiri dan dirl orang lain
Pengenalan diri sendiri terhadap diri sendiri biasanya dikaitkan dengan status yang
disandang (jabatan / strata soaiai), jenjang pendidikan yang diraih, keadaan
ekonomi. dan Iain-lain kepemilikan sebagainya. Pa da ha I status-status terse but
harus drtanggaikan beg it u memasuki pernbelajaran di kelas dan masing-masrng
peserta latih berbaur, dalam suatu kedudukan yang setara, saling kerjasama, saling
isi mengisi, saiing terbuka dan saling percaya.

Biasanya cara mengenal diri (kepribadian /personality adalah dengan mengetahui


ha si I /jawaban atas pertanyaan /test yang telah disiapkan psikolog. kemudian
jawaban tersebut disesuaikan dengan kategori kepribadian yang telah distandar
(Potensi kepemimpinan, tingkat kejujuran, tingkat kebertanggungjawaban,
kecendrungan bersahabat dan lain-iain sebagainya).

Pada BLC pengenalan diri dilakukan dengan permainan. Fasilitator memberi togas
kepada peserta latih untuk metaksanakan kegiatan atau untuk menjawab kuis /
petanyaan. dengan maksud untuk melihat sikap dan peritaku peserta latih sewaktu
melaksanakan tugas tersebut dan juga untuk mengetahui jawaban test /kuis yang
benar yang telah mereka kerjakan. Kemudian peserta latih yang menilai dirinya
(kecerdasan. ketekunan. keterbukaan, kebersamaan, dan lain lain), melakukan
evaluasi terhadap proses dan hasil /jawaban benar atas test /kuis selanjutnya
membandingkannya dengan peserta latih
lainnya. Proses pelaksanaan mengerjakan test/kuis (apakah mandiri,
bekerjasama, patuh aturan, tekun dan beberapa sifat dan sikap lain) akan
menampak, sedangkan jawaban test /kuis yang benar akan memperlihatkan
tingkat kecerdasan, daya ingat, wawasan dan lain- Jain sebagainya.

P rosed ur Kerja
a. Fasiiltator membagikan lembaran "seal test berhitung" kepada setiap
peserta !atih; kemudian fasilitator meminta seluruh peserta latih untuk :
- Menaaih perhatian yang seksama terhadap cara teman- temannya
mengerjakan soal test berhitung tersebut {Jadi disa raping mengerjakan
soal tapi juga memperhatikan cara lemannya mengerjakan soal),
- Mengerjakan soaJ /kuis secara jujur.
- Mengerjakan soal setelah semua peserta mendapatkan Jembaran
soal /kuis {ada aba-aba dari fasilitator).
- Waktu mengerjakan soal 10 menit.
b. . Fasilitator meminta seluruh peserta latih berhenti mengerjakan
soal / kuis.
c. Fasilitator meminta 5 orang peserta latih maju kedepan untuk mengerjakan
soal.
d. Fasilitator menunjukkan jawaban soa! / kuis yang benar.

Refleksi
a. Bagaimana perasaan anda setelah menyeiesaikan soal
hitungan/ kuis ini ini ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi,
ketika proses mengerjakan soal sedang berlangsung ?
c. Sikap dan perilaku apa yang sempat diamati oleh setiap peserta
latih yang ditampilkari oleh sesama peserta latih selama proses
berlangsung ? &
d. Seteiah anda mengetahui hasil perhitungan yang benar, bagatmana
anda menilai diri anda lentang kecerdasan, ketelitran, wawasan dan
Iain-lain.
e. Apakah anda dapat menilai orang lain tentang keimandirian,
kerjasama, kepatuhan pada aturan, ketekunan tekun dan beberapa
sifat dan sikap fain ?
f. Apakah penilaian tersebut benguna untuk anda ?

4. Komitmen tentang norma kelas


Komitmen norma kelas adaiah kumpulan nilai nilai baik yang disepakati
peserta lalih. Kumpulan nifai-nilai baik tersebut muncul atas kesadaran
dan dari kreasi seturuh peserta latih dari suatu diskusi yang a lot. Dengan
demikian norma ketas diharapkan menjadi pegangan dan acuan dafam
berinteraksi (berucap, bersikap dart berperilaku) antara sesama peserta
id latih dan antara peserta latih dengan lingkungannya.

Prosedur Kerja
& a. Fasilitator membagikan keranjang nilai kepada setiap peserta
latih, kemudian fasilitator meminta seluruh peserta latih
untuk :
Q
- Membentuk kelompok ( 5 - 6 orang),
- Masing-masing kelompok mennilih, ketua, sekretaris.
Q - Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk memilih nilai-
nilai (7 buah nilai) yang paling baik menurut anggapan kelompok.
- Masing-masing kelompok (diwakili ketua dan sekretaris)
0
menuiiskar nilai kedalam flipchart didepan kelas.

a b, Fasifitator meminta ketua dan sekretaris dari masing-masing kelompok


untuk tetap be rad a did a pan mempersentasikan nilai- rtitai

m
kelompoknya dengan mengemukakan aiasan alasan yang paling
cocok untuk pernbelajaran yang efektif.

77/f</iwy fr * M . g 195
c. Setelah seteiah seluruh kelompok presentasi, Fasilitator meminta
agar ketua mewakili kelompok berembuk memilih 10 nilai yang
akan menjadi norma kelas
d. Pad a akhir kegiatan ini, fasilitator berpesan kepada ketua kelas
terpilih menyerahkan nilai-nilai baik yang menjadi norma kelas
kepada panitia pelatihan untuk diketik rapih dan menjadi komitmen
norma kelas.

Norma kelas yang disepakati

1................
2...............
3................
seterusnya
10 .............

Refleksi
a. Bagaimana pe rasa an and a setelah berhasil membuat kesepatan
tentang norma kelas ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, ketika
proses penentuan norma kelas sedang berlangsung ?

Apa pen da pat anda dengan komitmen norma keias yang


ditemukan

5, Kontrol kolektif
Kontrol kolektif merupakan sanksi atas pelanggaran komitment norma
kelas. Kontrol kolektif dimaksudkan untuk memelihara dan menjaga agar
butir-butir kesepakatan norma kelas senantiasa ditaati, baik oieh peserta
Satih, fasilitator dan panitia penyelenggara, Penentuan butir-| butir
kesepakatan norma keias diperoleh melalui diskusi kelompok
sebagaimana proses diskusi yang ditempuh pada saat pembentukan
77M /
komilmen kelas. Bentuk sanksi / kontrol kolektif bukan bersifat hukuman,
tetapi bersifat mengingatkan, seperti menyanyi, membawakan puisi dan
Iain-lain yang sifatnya menghibur peserta latih di kelas.

Prosedur kerja
a. Fasilitator memandu brainstorming tentang sanksi apa yang harus
diberiakukan bagi orang yang tidak mematuhi atau melanggar norma
yang telah disepakati.
b. Fasilitator menuliskan hasil brainstorming di papan flipchart agar bisa
dibaca oleh semua peserta.
c. Fasilitator memandu membahas hasil brainstorming, sehingga dapat
dirumuskan sanksi yang disepakati kelas.
d. Fasilitator tneminta salah seorang peserta untuk menuliskan
dengan jelas rumusan sanksi yang telah disepakati terse but
pad a kertas flipchart.
e. Fasilitator meminta rumusan sanksi yang telah disepakati
diserahkan kepada panitia.

RefJeksr
Apa artinya kontrof kolektif dalam hubungan proses pembeiajaran ?

6. Pembentukan pengurus kelas


Pengurus kelas adalah peserta latih yang ditunjuk oleh peserta
lainnya dan mendapat persetujuan fasilitator BLC cfan panitia
penyelenggara petatihan. Biasanya pengurus kelas berjumlah 4
(empat) orang, yaitu ketua kelas, wakit ketua, sekretaris dan
bendaharawan Pemilihan Pengurus kelas dipandu oleh fasilitator
BLC dengan cara bermusyawarah antara sesama peserta latih.
Peserta latih mengusulkan calon pengurus kelas sebanyak 4 (empat)
orang untuk kemudian secara musyawaran menetapkan ketua kelas.
Ketua kelas terpiiih menentukan wakit ketua, sekretaris dan
bendaharawan terhadap peserta iatlh lainnya (biasanya memilih
diantara 3 peserta toinnya yang diusulkan keias) Pengurus kelas
bertugas sebagai ;
a. Media penghubungan antara peserta latih dengan fasilitator dalam pern
be laj a ran dikelas dan praktek kerja lapangan,
b. Media penghubungan antara peserta latih dengan panitia penyelenggara
pelatihan tentang kelengkapan administrasi pelatihan,
c. Malakukan penyetenggaraan presensi! kehadiran peserta latih,
d. Me! akuka n ko ntroi ko I ektif.

P rosed ur kerja
a. Fasilitator melalui usulan peserta latih meminta 4 orang peserta latih
nriaju kedepan sebagai calon pengurus kelas,
b. Fasilitator meminta ke-4 calon pengurus kelas berkampanye
mengajukan program pengendalian keias,
c. Fasilitator mempersilahkan ke-4 calon pengurus keias menghadap ke
depan membelakangi sefuruh peserta latih
d. Fasilitator meminta peserta latih maju kedepan dan berdiri dibelakang
calon ketua kelas yang dipilihnya
e. Fasilitator menetapkan ketua kelas kepada calon pengurus kelas yang
terpanjang barisannya
f. Fasilitator meminta ketua kelas terpiiih untuk memilih wakil ketua.
sekretaris dan bendaharawan diantara calon pengurus kelas lainnya

Refleksi
Bagaimana perasaan anda menanggapi proses pembentukan kelas ?

REFERENSI

Departemen Kesehatan Rl. : Kumpulan instrumen diktat (pegangan fasititator),


Pusdiklat, BPP-SDM, Kes. Jakarta, 2002 Departemen Kesehatan Rl : Pedoman
Penyusunan Kurikuium Modul Pelatihan Berorientasi Pembelajaran:
Q 1-
Pusdikfatkes-
BPP-SDM ; Jakarta ; 2004
Q2- Lembaga Administrasi Negara Rl ; Peraturan Kepala LAN Rl No, 09
tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan
berjenjang, Pengertian BLC ; Lan Ri : Jakarta ;20G5
Q 3.
Lembaga Administrasi Negara Rl ; Dinamika kelompok untuk Prajab
Golongan III; Lan Rl ; Jakarta ;2Q05 Robibson, dkk ; Desain Pembelajaran ;
A Universitas Terbuka Jakarta, Jakarta, 2004

4.

5.

#
Rencaina
Tmda
k
Lanju
t
(RTL)

MocCuCn

RENCANATINDAK LANJUT
(RTL)

MODUL PENUNJANG
RENCANA TINDAK LANJUT

I. DESKRJPSI SINGKAT

Secara makro bahwa proses pembelajaran dikeias adafah fangkah


awaf dalam memperoleh kompetensi pengetahuan. sikap & perilaku
dan psikomotor terkait dengan substansi riiateri diktat, kemudian
iangkah berikutnya upaya tnenerapkan kompetensi terse but di temp
at kerja peserta iatih. Seluruh kompetensi yang diperoleh daiam dalam
kelas, akan mubazir jika lidak diimptementasikan di tempat kerja.
Segera setelah peserta Iatih tiba di instansi asal, mereka dibebani
tugas dan tanggungjawab yang terlunda selama meninggalkan
pelatihan, laiu kemudian, mereka sibuk mengerjakan tugas terse but.
Sementara berkas - berkas pelatihan mungkin saja terabaikan dan
bisa jadi terlupakan.

Urtuk mengantisipasi kemunginan terjadinya masalah tersebut,


rencana tindak lanjut (RTL) perlu disiapkan sebagai salah satu materi
pelatihan penunjang sehingga mempunyai dampak positif bag!
peningkatan metode kerja dan ethos kerja mantan peserta Iatih untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Seianjutrya dampak ini
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ditanah air kita.

RTL berupa rumusan (item - item) rencana kegiatan terkait pelatihan


harus dirancang diakhir pembelajaran, sehingga peserta Iatih masih
menyadari masih ada tugas lambahan yang hams dikerjakan setelah
bertugas kembali ditempat kerjanya.

Rencana kegiatan paska pelatihan hams dtrumuskan secara seksana,


dengan mempertimbangkan kesiapan sarana prasarana,
sdm dan biaya d item pat tug as serta metode pendekatan yang pertu
ditempuh agar rumusan RTL dapat direalisir sebagamana mestinya.
Masing-masing jents kegitan dalam RTL drjabarkan kedalam variable
tujuan, sasaran, cara melaksanakan, tempat dan waktu, pelaksana,
sumber biaya dan indokator keberhasilan sehingga terlihat suatu
perencanaan yang selektif, perioritas dan realises

II, TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan pembeiajaran umum merumuskan W


mampu
Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih
rencana kegiatan pelatihan paska 0
pelatihan.

2. Tujuan pembeiajaran khusus


Setelah mengikuti sesi Ini peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian RTL,
b. Menjelaskan clrt-ciri RTL
c. Menjelaskan tujuan penyusunan RTL
d. Menjelaskan ruang lingkup RTL
e. Menyusun RTL paska pelatihan.

III. POKOK BAHASAN

1. Pengertian RTL
2. Ctri-ciri RTL
3. Tujuan penyusunan RTL
4. Ruang lingkup RTL
5 Cara penyusunan RTL
BAHAN BELAJAR

1. BPP-SDM Kesehatan ; Rencana TindaK Lanjut ; Modul TOT


NAPZA, Pusdiklat $DM Kesehatan ; Jakarta ; 2009
2. Ditjen PP & PL, Oepkes Rl f Rencana Tindak Lanjut, Kurmod
Surveilance ; Subdit Surveilans ; Jakarta ; 2008
3 ----------------- Modul - 1, Perencanaan
Pengendalian Penyakit Kanker; Direktorat PTM ; Jakarta ; 2007
4. Indonesian-Australian Spesialist Project ( IA-STP) ; Metode
.Q Pelatihan Bagi Tenaga Pelatih, Rencana Aksi ; Jakarta ; 2010
5. Instrumen tentang perumusan RTL pada saat Pelatihan
6. Instrumen tentang penyusunan RTL res mi paska pelatihan

V. URAIAN MATERI

Rencana tindak lanjut (RTL) tnenjadi materi penunjang datam suatu


pelatihan, dan disampaikan diakhir sesi pembeiajaran. Materi ini sang
at parting, untuk merefleksikan kemballi kompetensi diklat yang
diperoleh dikelas ditempat kerja, Pada saat dikelas (sesi terakhir), RTL
dipersiapkan dalam bentuk rumusan format standar, lalu setelah tiba
ditempat tugas. RTL disusun sendiri oleh mantan peserta latih sebagai
dokumen resmi yang akan dilaporkan kepada atasan mantan peserta
latih.

Pokok Sahasan 1:
Pengertian RTL

Pada Diklat Indonesian Australian - Specialist Training Project, 2010


( IA-STP) istiiah rencana tindak lanjut disebut rencana aksi, yakni
suatu rencana mantan peserta latih ditempat tugas tentang kegiatan apa
saja yang akan dilakukan dalam hubungannya penerapan kompetensi
yang diperoleh dari pelatihan, Kompetensi pelatihan
o
berupa kemampuan bidang pengetahuan. sikap dan perilaku serta
psikomotor sangat diharapkan dapat diimplementasikan ditempat kerja
sehingga memberi manfaat bagi instansi peserta latih. Rencana kegiatan
RTL dapat mencakup antara lain :
a. Sosialisasi terhadap teman sekerjar atasan dan atau instansi mantan
peserta latih untuk menjadi pennahaman dan pertimbangan dalam
merencanakan penerapan kompetensi materi peiatihan ditempat
kerjanya.
b. Penerapan kompetensi materi peiatihan berupa pengetahuan, sikap
dan perilaku serta psiko motor pad a metode atau prosedur kerja
terkait tug as pokok dan fungsi mantan peserta latih.
c. Perencanaan pengadaan sarana penunjang yang dibutuhkan dalam
merealisasikan penerapan kompetensi peiatihan baik berupa ruangan
kerja, perangkat keras seperti komputer dan laptop maupun
perangkat lunak pendukungnya serta instrumen lain yang
diperlukan.
d. Perencanaan peiatihan sejenis untuk menambah tenaga dengan
kompetensi sejenis sehingga jumlah penyandang kompetensi lebih
banyak dalam meiaksanakan tugas pokok dan fungsi di instansi
mantan peserta latih.

Perumusan RTL pada saat Peiatihan.


Perumusan RTL pada saat peiatihan ( sesi terakhir, di kelas ) adalah
perumusan RTL menurut format standar yang dilakukan dengan cara
diskusi kelompok diantara peserta iatih (kelompok dtbagi menurut A
instansi sejenis atau perpropinsi). Melalui diskusi kelompok, rumusan
rencana keg ia tan yang di ha si Ik an akan iebih banyak, akan tela pi
periu diketahui bahwa seluruh rencana kegiatan terse but cocok atau
dapat diterapkan secara individual, karena kreasi kegiatan yang muncull
dalam diskusi dilatar belakangi kondisi dan situasi yang berbeda, seperti
komitmen pimpinan instansi serta kesiapan daya dukung tenaga dan
sarana & prasarana yang tersedia.
Q Rumusan RTL pada saat peiatihan hendaknya dituangkan datam label
yang memuat variabel; Jenis kegiatan, lujuar kegiatan, sasaran kegiatan.
metode/cara pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana, tempat dan waktu
Q0 pelaksanaan serta rincian alokasi biaya

I^ 0 Perumusan RTL resmi paska peiatihan


Perumusan RTL resmi paska peiatihan dikerjakan secara individual oleh
setiap mantan peserta latih. Rumusan rencana kegiatan diperoleh dengan
60 cara menseleksi hasil rumusan RTL perkelompok pada saat masih
dikelas. Seleksi atas hasil rumusan RTL perkefompok tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi yang ada pada instansi
mantan peserta latih, sebagai berikut:
- Penerapan kompetensi dapat menangguiangi / meminimalisir
masaiah-masalah prioritas organisasi tempat tugas mantan peserta
latih sehingga menimbulkan komitmen yang tinggi dart pimpinan.
- Pelaksanaan peiatihan sejenis untuk rnenambah tenaga dengan
kompetensi sejenis di instansi mantan peserta latih, memiliki daya
ungkit yang tinggi untuk mempercepai menanggufanyi masalah
prioritas,
- Tersedianya sumberdaya kesehatan pada instansi mantan peserta latih
Q
seperti kesiapan tenaga pelaksana kegiatan serta sarana dan prasarana
penunjang.

0 Rumusan RTL resmi paska peiatihan disusun dengan mengacu pada


dokumen resmi sesuai dengan outline, yang terdiri dari ; Latar belakang,

Q tujuan kegiatan, sasaran, metodotogi / cara pelaksanaan kegiatan, tim


pelaksana, waktu dan tempat serta biaya. Selanjutnya " rumusan RTL
pada saat peiatihan * disertakan sebagai lampiran. Hal penting lain
tentang tentang latarbelakeng tersebut adalah dikemukakannya peraturan
per undang undangan sebagai iandasan dcuta SrnAilk
pelaksanaan kegiatan khususnya dal am peningkatan kompetensi
tenaga kesehatan untuk melaksanakan tupoksi serta uraian tentang
kontribusi peran kompetensi yang diperoleh dari pelatlhan
menanggulangi/meminimalisir masaiah-masalah prioritas organisasi
tempat tug as marten peserta.

Dengan demlkian rumusan RTL resmi paska pelatihan ini dianggap


sebagai laporan resmi dalam mengikuti pelatihan, diajukan sebagai
pertanggungjawaban kepada atasan serta sebagai suatu dokumen
resmi tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan setelah diklat d -
item pat asal instansi peserta latih, atau rumusan RTL ini da pat
dimanfaatkan sebagai bagian dari bahan pertimbangan dalam
penyusunan rencana umum asal instansi peserta latih yang dibuat tiap #
awai tahun anggaran

Pokok Bahasan 2 :
CiH-dri RTL

Dalam merumuskan rencana kegiatan dalam suatu RTL, hendaknya


m
kegiatan-kegiatan terse but dirancang sedemikian rupa sehingga me
9
menu hi keritaria sebagai berikut:
1. Sederhana dan spesifik :
Sederhana artinya setiap rencana kegiatan yang dicantumkan
dalam RTL hendaknya mudah dilaksanakan, yakni metodenya
sederhana, dibuat mudah dilakukan dan tidak mewah (biaya
pengadaan atau pelaksanaan kegitannya tidak mahal) sehingga
$
penerapannya tidak menimbulkan kesulitan bagi pelaksana atau
tidak menimbulkan kecemburuan dari lingkungan sendiri atau Q
masyarakat
Spesifik artinya rencana kegiatannya tidak mengambang, tapi #
bersifat khusus, Kegiatan spesifik merupakan bagian dari rangkaian
kegiatan pokok, misainya pada diagnosis penyakit sebagai kegiatan
pokoknyaT maka kegiatan spesifiknya kegiatan
|
Q
se perti; anamnese, pemeriksaan kfinis, konfirmasi la borate ri urn
dan Iain-lain.

2. Measurable
Measurable artinya re n can a kegiatan dapat diukur dan mempunyai
satuan ukuran seperti satuan jumfah, satuan waktu serla memiliki
indikator proses seperti trend yang menurun / meningkal yang
dinyatakan dalam bentuk %, rate & ratio.
Misalnya sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan
TOGA diterrrpat kerja dilakukan terhadap seluruh atau 5 orang
perawat puskesmas.

3. Achievable.
Keg ia tan memiliki ciri achievable, jika kegiatan terse but
dilaksanakan. maka tujuan kegiatan akan dapat dicapai. Misalnya
sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja bertujuan agar setiap perawat juga memiliki
kompetensi yang sejenis yaitu terampil melaksanakan pelayanan
ramuan terhadap pasien apabila mantan peserta latih tidak berada
ditempat. Dengan demikian tujuan menggantikan peran mantan
peserta latih dapat dicapai sekalipun yang bersangkutan
berhaiangan.

4. Relevant
Relevant artinya rencana kegiatan berhubungan langsung dengan
kompetensi pelatihan serta tug as pokok dan fungsi mantan peserta
latih ditempat kerja.
Sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja a da la h kompetensi diklat mantan peserta latih yang
diharapkan diterapkan ditempat kerja dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tug as pokok dan fungsi.

5. Timely
Timely artinya setiap rencana kegiatan yang dicantumkan dalam RTL
tepat waktunya dilakukan dan dapat dilaksanakan daiam kurun
waktu tertentu.
Penerapan kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja merupakan program Yankestrad sebagaimana yang
tertera dalam Renstra Kementerian Kesehatan Rt 2010 - 2014.

Pokok Bahasan 3 :
Tujuan Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Tujuan akhir dari RTL adalah peningkatan kinerja khususnya


peningkatan kualitas tenaga kesehatan dalam melakukan tugas pokok
dan fungsinya Peningkatan kinerja dapat dicapai dengan penerapan
kompetensi sebagai suatu stand a r proses. Selanjutnya pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi berdasarkan standar proses yang meningkatkan
mutu dan cakupan peiayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat. Selaras dengan tujuan akhir terse but, secara spesifik
tujuan RTL adalah sebagai berikut:
a. Teridentifikasinya rencana kegiatan ten tang penerapan
kompetensi diklat yang diperoleh dari pelatihan di instansi asal
peserta latih
b, Diketahuinya metode / cara pelaksanaan rencana kegiatan tentang
penerapan kompetensi diklat yang diperoleh dari pelatihan di instansi
asal peserta latih
Kemudian dapat ditambahkan bahwa rencana kegiatan yang tercantum
RTL merupakan indikator penilaian pa da waktu melakukan evaluasi
paska pelatihan (EPP).
Pokok Bahasan 4 : Ruang lingkup RTL

Ruang lingkup Rencana Tindak ianjul (RTL) sebaiknya minimal


mencakup :
1) Menetapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
2) Menetapkan tujuan setiap kegiatan yang ingin dicapai
3) Menetapkan sasaran dari setiap kegiatan.
4) Menetapkan metode yang akan digunakan pada setiap kegiatan.
5) Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan.
6) Menetapkan siapa pelaksana alau penanggung jawab dari setiap
kegiatan.
7) Menetapkan besa r b i ay a dan s urn bern ya.

Pokok Bahasan 5:
Cara penyusunan RTL

Sebagaimana telah dikemukakan daiam pokok bahasan 1 pengertian RTL


yakni terdapat 2 jenis RTL, pertama RTL pada saat Pelatihan dan yang
kedua RTL resmr paska pefatihan.

Perumusan RTL pada saat Pelatihan.


Perumtisan RTL pada saat pelatihan dilakukan pada sesi terakhir didalam
kelas dipandu ofeh fasilitator. RTL dirumuskan dengan cara berdiskusi
(kelompok dibagi menurut instansi sejenis atau perpropinsi). RTL
dirumuskan menurut format standar sebagai berikut:
Cara penentuan jenis rencana kegiatan,
Dalam menentukan rencana kegiatan, dilakukan langkah-Sangkah sebagai berikut :
1) Identifikasi mas ala h ditemeat kantor and a, yang dengan melihat kesenjangan
antara capaian dengan target / tujuan yang telah ditetapkan, yaitu dengan melihat
laporan tahunan atau profil kesehatan.
2) Tetapkan masalah prioritas. Jika masalah prioritas dalam tidak
dicantumkan laporan atau profil terse but, maka tetapkan
masaiah prioritas (masalah urgen, serins, dan perkembangannya memburuk),
dengan cara memberi nilai I bobot pa da setiap masalah yang di identifikasi,
kemudian tentukan pada score paling tinggi (inilah masalah prioritas)
3) Tentukan penvebab masalah prioritas yang dikarenakan keatpaan kompetensi
SDM dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi mantan peserta latih
4) Pilih rencana kegiatan yang dapat ditanggulangi atau diminimalistr dengan
penerapan kompetensi diklat mantan peserta latih
5) Rancang tahapan rencana kegiatan penerapan kompetensi yang dibutuhkan untuk
mencapal tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh untuk penerapan
kompertensi baru disuatu instansi baru, tahapan kegiatannya antara lain :
- Sosialisasi kompetensi / keterampilan baru kepada atasan, teman sekerja dan
pirn pin an intansi.
- Pengadaan sarana dan prasarana fisik penunjang rencana kegiatan seperti
ruangan khusus, perangkat keras (komputer dan asesorisnya) serta perangkat
lunak yang diperlukan.
- Pefaksanaan peiatihan sejenis atau pelatihan teknis terkait transfer of competency,
Q

- Evaluasi penerapan kompetersi mantan peserta latih .


6) Usulkan rencana kegiatan lerpilih dalam diskusi kelompok Rumusan rencana
Q kegiatan yang dihasilkan akar banyak dalam suatu diskusi kelompok, karena
kreasi kegiatan yang muncui dalam diskusi dilatar belakangi kondisi dan
situasi yang berbeda, seperti komitmen pimpinan instansi serta kesiapan
daya dukung tenaga dan sarana & prasarana yang tersedia
b. Cara penetapan tujuan kegiatan,
Tujuan yang baik adaiah tujuan yang dapat dicapai dan dalam waktu tertentu. Kondisi
atau keadaan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan yang direncanakan dikaitkan
dengan harapan setelah kegiatan tersebut dilaksanakan. Biasanya keinginan yang ingin
dicapai dalam suatu kegiatan cukup dinyatakan dalam capaian indikator proses.
Misalnya tujuan peiaksanaan pelatihan se jenis (kompetensi mantan peserta latih),
bertujuan seluruh agar petuqas puskesmas terampil memberikan ramuan dan
memanfaatklan TOGA.
* o. Cara penetapan sasaran kegiatan,
Sasaran kegiatan adaiah seseorang atau ketompok tertentu yang menjadi objek
kegiatan yang direncanakan dan dinyatakan daiam satuanjumlah orang.
Q d, Cara penetapan metode/cara peiaksanaan kegiatan,
Metode/cara peiaksanaan kegiatan adaiah bagaimana kegiatan tersebut
dilaksanakan. Misalnya; Jika jenis kegiatan sosialisasi, make cara pelaksanaannya
dengan pertemuan/tatap muka. Pada kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, maka
w
cara pelaksanaannya dengan penunjukan langsung atau pelelangan barang/jasa oleh
panita dan seterusnya.
e, Cara penetapan tim peiaksana,
At
Penetapan tim peiaksana dengan dilakukan menginventarisir kalangan
sensitif karena berhubungan dengan kesejahteraan dan keadilan,
Dengan demikian pemilihan tim pelaksana sebaiknya dikonsultasikan
dengan atasan dan pimpinan institusi. Hal penting yang perlu
diperhatikan mengajukan tim pelaksana ini adalah kemampuan,
dedikasi dan kerjasama
f. Cara penetapan temp at,
direncanakan, Keikutsertaan dalam tim peiaksana ini sang
'If inii** A _/7rii n I 1 at
211
Prinsif efektifitas dalam arti tempal yang dipilih memiliki daya dukung yang
optimal dalam penyelenggaraan kegiatan, serta efisien dan hem at sesuai
dengan alokasi biaya agar tidak menimbulkan keresahan.

Cara penetapan waktu pelaksanaan,


Tetapkan waktu yang memastikan bahwa seluruh pejabat dan staf yang teriibat,
hadir dan berkontribusi maksimal dalam penyelenggaraan kegiatan. Untuk itu
periu penjajakan dan konfimnasi sebelumnya. Penetapan waktu yang baik
adalah dengan dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan yang fit, dan
diinformasikan selumnya, sehingga memastikan tim pelaksana dapat bertugas
sebagaimana mestinya.

hr Cara perkiraan alokasi biayar


Rancangan biaya harus log is dan reafitis, sesuai item-item kegiatan yang
dibutuhkan. pos-pos pengeluaran mengacu pada daftar harga yang ditetapkan
fihak yang berwenang

Rumusan kegiatan ad.a sampai dengan ad.h diusulkan dalam diskusi kelompok, untuk
dimasukkan dalam format standar. RTL berttuk format standar ini dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam menyusun RTL resmi pasoa pelatihan secara individual.

Perumusan RTL resmi paska pelatihan


Sebagai kelanjutan perumusan RTL kelompok, maka disusun RTL resmi paska
pelatihan dikerjakan secara individual oleh setiap mantan Cara perumusan RTL ini
sama dengan perumusan RTL kelompok, akan tetapi cara penyusunan dalam bentuk
narasi (variabelnya diurut
tt i"J iti j I
dari atas ke bawah /tidak lagi berbentuk tabel). Selanjutnya dibutuhkan
pe rtim bang an-pertimbangan lain sesuai dengan kondisi dan siiuasi
instansi tempat kerja sebagai berikut:
a. Konf'rrmasikan hasil identifikasi masalah, penetapan masalah
prioritas, penyebab masalah sampai dengan penetapan usulan
Q rencana telah anda Jakukan dengan atasan anda (lihal perumusan
RTLdikelas),
Q b. Gatat saran atasan dan leman-teman sekerja serta masukan RTL
resmi paska peiatihan
c. Susun RTL Resmi Paska Peiatihan, dengan sistematika sebagai
c berikut
I 1) Cover, Daftar Isi.
2) Latar belakang, (Kemukakan peraiuran per undang-undangan
yang melandasi pelaksanaan rencana kegiatan yang anda
usutkan, kemudian urarkan masalah prioritas terkait dengan
pelaksanaan tupoksi anda, serta peran kompetensi anda untuk
menanggulangi dan memintmalisir masalah prioritas tersebut).
3) Tujuan kegiatan.
4) Sasaran, Q
-
5) Metodoiogi/cara pelaksanaan kegiatan,
"QQ
6) Tim pelaksana. I
7} Waktu >-
8) Tempat
9) Braya/ sumber dana CL

10) Penanggungjawab
11) Lampiran
(lampirkan instrumen pendukung mated)
d. Laporkan kepada atasan sebagai pertanggungan jawab
pelaksanaan tugas mengikuti pelatihan

*Th*d*A /u.jyju t
REFERENSI

BPP-SDM Kesehatan ; Rencana Tindak Lanjut ; Modul TOT


NAPZA, Pusdiklat SDM Kesehatan ; Jakarta ; 2009
Ditjen PP & PL, Depkes Rl ; Rencana Tindak Lanjut, Kurmod
Surveilance ; Subdit Surveilans ; Jakarta ; 2008
3 -------------------------------------------- Modul - 1, Perencanaan Pengendalian
Penyakit Kanker , Direktorat PTM ; Jakarta ; 2007 4, Departemen Kesehatan
Rl ; Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan Berorientasi Pembefajaran ;
Pusdiklatkes- BPP-SDM ; Jakarta ; 2004
5 Indonesian-Australian Spesialist Project ( 1A-STP) ; Metode Pelatihan Bagi Tenaga
Pelatih, Rencana Aksi; Jakarta ; 2010
PENANGGUNG JAWAB :
1
_ dr Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes
(Direktur Bina Petayanan Kesehatan Tradisional, Alternate dan
Kompfe mentor)

KONTRIBUTOR
tr. Mono Rahardjo
Arnold Sianipar, Apt
dr. Agnes M. Loupatty, M.Kes
Drs, I Gede Bagus Sardjana, M.Kes
Masnapita. SKM MKM
Anang Subur. SKM,
Marsuli S. sos. MKes
dr Tetra Fajarwati
dr Nanda
Fuji Hartanto
C- Yusli Ariani
Hj Utik Sutriati
dr. Marti

PENYUSUN
drg. Hermanto Seiia Hadi, MS
dr. Gita Swisarh MKM
Sri Andewi, SKM. M.Kes
dr Ruth Ester Djari Bawole
9
dr. Maryono
tsnaeni Oiniarti. S Farm. Apt
dr. Nor Indah

EDITOR DAN BAHASA


dr. Rinni Yudhi Pratiwi
Budiman Sitepu, SKM,
dr. Feby Anggraini
W Drs. Ari Sanistioro

You might also like