Professional Documents
Culture Documents
. J p < r *
all J: ::
lnf
1; -AV-L
il-.Mi* -:-.-
at*
'^SCTi
c
'::
Etf*T|*uvt Hi
...................... . .....
.
: a
A
S&M'VUt&H,
$ DIREKTUR JENDERAL
0
w
BINAGIZf DAN KIA
_
Jakarta. Agustus 2012 Direktur
Jenderal
Q
Bina Gizi dan KgM-hatan Ibu dan Anak
xsr?/i psn&mj%
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan
karunia-Mya sehingga Modul Pelatihan selfcare Ramuan dan Pemanfaatan
TOGA da pat kami selesaikan. Penyusunan modul ini atas kerjasama
Direktorat Tradisional Altematif dan komplementer dengan Balitro
Kementerian Pertanian, BPPSDM, Subdit Prodis dan Kefarmasian, Pusat
Promosi Kesehatan dan Badan POM.
Kemampuan Sumber Daya Manusia Kesehatan terutama dalam
Kesehatan Tradisional ramuan perlu ditingkatkan pengetahuar untuk
mengidentifikasi tanaman dan bagaimana cara menggunakan tanaman obat
agar memiliki manfaat optimal bagi pemeliharaan kesehatan, Upaya
kesehatan tradisional harus dilaksanakan secara kom prehen sif, mencakup
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Modul Pelatihan Selfcare Ramuan dan Pemanfaatan TOGA ini
melengkapi kurikulum yang telah dirancang untuk pelatihan ini,
V Modul Pelatihan selfcare dan pemanfaatan TOGA ini terdiri dari 3
bagian, yaitu :
# Bagian 1 : Mated Dasar yang terdiri dari:
1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian
Kesehatan Ri
2. Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat Kementerian
Pertanian RI
3. Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas
TIMPENYUSUN .............................
Jr,
L .
K
i
b
i
j
a
k
i
d
ModuCi
KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN TRADISTONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Q
MATERP DASAR 1
KE8UAKAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
KEMENTERIAN KESEHATAN RJ
Q
D8SKRIPSI SINGKAT
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragaman suku bangsa,
budaya, sumber daya alam dan merupakan negara kedua terbesar di dunia
setelah Brazil, yang memilrki berbagai macam sumber daya hayati, Potensi
kekayaan alam serta tanaman obat tefah dimanfaatkan oleh para feiuhur
dan Pengobat Tradisional (Battra) untuk mengatasi gangguan kesehatan.
sehingga patut difestarikan dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada tahun 1947 perhatian terhadap obat asli mulai terlihat dengan
didirikannya ^aboratorium Krmia dan Laboratorium Farmakoterapi di Kiaten
serta Hortus Medicus di Tawangmangu Kabu paten Karanganyar. Kemudian
diikuti oleh Werkgroep Voor Medical Platen di Bogor dan Komisi
Farmakoterapi Departemen Kesehatan pada tahun 1950.
T&
w
Indonesia pada tahun 1964 di Fakultas Farnnasi UGM Yogyakarta
yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Penggunaan Obat 0
Asti.
0
Berkaitan dengan fakta-fakta tersebut, kemudian berdiri perusahaan
obat tradisional asii Indonesia seperti ,lJainu Iboe1' yang dirintis oleh
Liem Soen Hoo di Ngaglik, Surabaya; "Jamu Jago" yang dirintis oleh 0
Poa Tjong Kwan di Wonogiri kemudian pindah ke Semarang; \Jamu
Pusaka Ambon" yang diusahakan oleh C. Kaimana di Jakarta.
Demikian pu(a jamu yang diusahakan oleh dr, Abdul Kadir di
Q
Yogyakarta dan jamu dari rumah obat "Karuhun yang dirintis oleh dr.
Saleh di Bandung yang pada saat itu mendapal pasaran yang cukup
memuaskan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Ml. POKOKBAHASAN
Dalam modul ini memuat pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai
berikut:
Pokok Bahasan 1. Kebijakan Kernentenan Kesehatan teniang kesehatan
tradisional.
Sub pokok bahasan:
a. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
kesehatan. Pasal 48, Pasal 59 ayat 1, Pasal 60 ayat 1, Pasal
b. 61 ayat 1, Pasal 60 ayat 2
Renstra Kemenkes 2011*2014 tentang
c. pelayanan tradisional.
Prioritas program Direktorat Bina Pelayanan
Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komptemenler.
T&zJsn^aJtmt Pc/ayn 3
JFP
a. Konsep integrasi
Pen gentian integrasi
- P rin si p d asa r ya n ke strad rain u an
- Ruang lingkup yankestrad ramuan
* M eka n ism e i nteg ras i ya n k estra dko m
3.
Petayanan Kesehatan;
b. Petayanan Kesehatan Tradisiona!;
c. Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit;
d. Penyembuhan Penyakit Dan Pemulihan Kesehatan;
f
Kesehatan Reproduksi;
3-
h. Keluarga Berencana;
\. Kesehatan Sekolah.
j- Kesehatan Olahraga;
k. Petayanan Kesehatan Pada Bencana;
I Pelayanan Darah;
Kesehatan Gigi Dan Muiut;
m. Penanggulangan Gangguan Penglihatan Dan Gangguan
Pendengaran;
Kesehatan Matra;
Pengamanan Dan Penggunaan Sediaan Farmasi Dan Alat
o. Kesehatan;
p- Pengamanan Makanan Dan Minuman;
q- Pengamanan Zal Adiktifr Dan/Atau
Bedah Mayat.
PARADIGM A BARU
UNOANG'UNDANG Rl NO-SG/2003
( HAK INISIATIF DPR Rl)
ItnUnj KESEHATAN, mindoronf Re
form a si dan Reorganise si
KemenktiRI.
PASAL 43 Ay at 1 UPAYA KESEHATAN
TERDIRI DARI 17 JEN IS PEIAYANAN
OH 7e_tcAn:ia
j(S
Dari Indikator RENSTRA diharapkan pada tahun 2014 Sebanyak 50% Kabu
paten/Kola dan 70 Rumah Sakit sudah menyelenggarakan ^ Program Bina
Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternate dan Komplementer.
Pokok Bahasan 2 :
Konsep Jntegrasi Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan Ot
Puskesmas
OT
Q Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Tradisional Ramuan
A w
^ ^7TI cru n 1 VrwfPH/i>'F tat* JiirJ rJi
HZ
Mekanisme integrasi terse but da pat dilihat pa da bagan berikut
PASiEN DATANG
_______ +----------------------------------------------
PEMERIKSAAN & DIAGNOSA OLEH
DOKTER
( Penegakan Oiagnosa Tetap socara
Konvensionat)
+
INFORM CONCENT, REQUEST CONCENT
DAN TER API
1. Pe ng is i a n s u rat pe rs etuj ua n pas f en aias ti n da ka n a Ite
mat if kom piemen ter (inform concent).
2. Pertgisian surnt pcrmintaan pasien at as pe lay an an kesehatan a Item at if dan
kom pi omen ter (request concent),
3. Pilihan terapi yang diberikan dokter:
Konvensional
* K on v e ns i o n a I + Pe I a ya nan Ke se hata rt T rad is i o rial (kompleme nt)
M u mi Pe la ya na n Ke se hata n Trad is lo nai (altem atif)
' 1
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Terapi dapat diberikan oleh:
* Dokter yang telah rnemiliki sertifikat kompctensi
* Te nag a kese ha tan y an g menda pat pe I ati han kbu s us
dibidang Tradkom [da I am pengawasan dokter)
* Terapi dengan obat tradisionaH Jamil U berdasar pada
pedoman FORM J LARI UIV1 ORAT HERBAL AS LI
INDONESIA.
^ I. DESKR1PSISINGKAT
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sehagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Kebijakan Kementerian pertanian tentang
pengembangan tanaman obat.
Pokok Bahasan 1 :
Kebijakan Kementerian Pertanian dalam Pengembangan Tanaman Obat
fJfl
kesatuan infrastruktur, sehingga akan dihasilkan dampak ekonom<
Q yang nyata dan terukur, segaia pelayanan dan fasilitasi di daiamnya
dapat berjalan efektif dan efisien, yang dikenal dengan pen gem bang
an Kawasan Agribisnis Hortikultura.
Q
Kawasan sayuran dan tanaman obat merupakan bagian dari
Kawasan Agribisnis Hortikultura Penetapan kawasan sayuran dan
tanaman obat ini diperiukan untuk memudahkan dalam penumbuhan
dan pengembangan kawasan berbasis agribisnis mulai dari
penyediaan sarana produksi, budidaya, pengolahan pasca panen dan
/ryjTALII.M
17
yang baik dan konsisten mulai dan input produksi, proses produksi sampai
pada pascapanen. Perbaikan sistem pengelolaan produk hortikultura
dalam pengembangan teknofogi pemanenan dan w penanganan
pascapanen merupakan unsurunSur yang sangat dipeflukan untuk
mencapai mutu produk yang baik.
I
3. Perbaikan mutu pengelolaan lahan usaha sayuran dan tanaman obat;
4. Perbaikan mulu pengelolaan pascapanen sayuran dan tanaman obat;
5. Pengenibangan registrasi packing house;
6. Peningkatan jumlah kelembagaan usaha sayuran dan tanaman obat.
REVITALISASt KEBLJAKAN
DASAR PUSKESMAS
MATER) DASAR 3
REVITALISAS) KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS
t. DESKRIPSISINGKAT
e
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoieh pelayanan kesehatan. Selain itu tantangan target pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium (JWDG's) di bidang kesehatan sampai
dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara AKB dari 34/1000 kelahiran
hidup menjadi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup serta penurunan angka
penyakit menular seperti HIV&AIDS.
r-
Permasalahan pembangunan kesehatan masyarakai adaiah akses
masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih
rendah. Bagaimana meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat melalui penyediaan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan
o yang memadai untuk merespon dinamika karakteristik penduduk dan
kondisi geografis, untuk itu perlunya strategi meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadiian. serta
G berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif & prevents.
23
_________________________________________
PaJuiti Pii
Q
kesehatan masyarakat dan penyesuaian kebijakan lintas sektor terkait
dengan Puskesmas.
Untuk mencapai hasil yang optimal daiam mengintegrasikan
pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas maka menjadi panting
materi Revitalisasi kebijakan puskesmas ini untuk dapat diberikan
daiam pelatihan ini.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Daiam modui ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
Pokok Bahasan % Kebijakan Kementerian Kesehatan Sub pokok bahasan:
a. Visi dan Misi dan nilai Kementerian Kesehatan
b. RPJM dan Renstra Kementerian Kesehatan
Pokok Bahasan t :
Kebijakan Kementerian Kesehatan
Pengertian Puskesmas
0 Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabu paten/Kota di
da I am menyelenggarakart upaya kesehatan masyarakat sesuai
ketentuan yang lei ah ditetapkan.
Secara teknis & administrate Puskesmas bertanggung jawab kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Memiliki tanggung jawab wilayah kerja tertentu.
Teknis pelaksanaan kegiatan mengacu kepada norma, standar,
prosedur dan kriteria dari Kementerian Kesehatan.
Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
Puskesmas selalu be ru pay a menggerakkan dan memantau
penyeienggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan, Di samping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyeienggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah
mengutamakan pemeiiharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tan
pa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan,
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, Kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif daiam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau peiaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
W
3. Azas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan
Puskesmas tersebul dikembangkan dari tigs fungsi Puskesmas
dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas
penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah :
a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti Puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggai di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas
harus melaksanakan berbagai kegratan, antara lain sebagai
berikut:
1) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan
2) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan
terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
3) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kejanya
4) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama
(primer) secara rnerata dan terjangkau di wilayah kerjanya
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib
memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.
c. Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan. Untuk mengatast keterbatasan s umber day a serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin
sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan
yang perlu dipertahankan yakni keterpaduan Irntas program dan
lintas sektor.
d. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah
rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama.
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas lerbatas. Padahal
Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan nya. Untuk mem bantu
Puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan terse #
but dan jug a untuk meningkatkan efisiensi. maka
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib.
pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan.
e. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
atas kasus pe nya kit atau masalah kesehatan yang
diseienggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dan satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lain nya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai
dengan jenis upaya kesehatan yang diseienggarakan oleh
Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni:
1) Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggutangi satu
kasus pen yak it tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib
merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
pasca rawat inap yang ha nya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke Puskesmas.
2) Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan,
padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu Puskesmas
tidak mampu menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan
masyarakat. maka Puskesmas wajib meruiuknya ke Dinas
kesehatan kabupaten/kota.
2. Manajemen Mutu :
Mekanisme atau metode unluk manajemen mutu Puskesnnas hams
berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya standar pelayanan
maupun prosed ur pelayanan, Berbagai metode manajemen mule
telah berkembang sangat pesal. Unluk penerapan di Puskesmas
digunakan bentuk yang sederhana dan mudah dilaksanakan oleh
Puskesmas, Metode manajemen mutu, antara lain:
1} Quality Assurance (QA)
2) Sistem pengembangan manajemen kinerja ktinik (SPMKK)
3, Manajemen Kefarmasian
Manajemen kefarmasian bertujuan untuk menjamin kelangsungan
n ketersedlaan obat dan perbekalan kesehatan dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Ruang lingkupnya mencakup
'tv perencanaan, pengadaan/penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian persediaan, penggunaan, pencatatan
dan laporan, Penerapan manajemen pengelolaan logislik obat ini
G terintegrasi dalam proses manajemen Puskesmas,
V. REFERENSt
1. Kepmenkes 128^2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Draft Revitalisasi Kebijakan Dasar Puskesmas.
3. Revisi Renstra Kerne nterian Kesehatan.
4. Roadmap Reform a si Kesehatan tahun 2009.
MocCuC4
PENGELOLAAN DAN
PENGEMBANGAN TOGA
ba
ng
an
TO
GA
MATER) INTI t
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN TOGA
OESKRIPSI S1NGKAT
J7
secara optimal dan dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat
sebagai bahan ramuan yang berkhasiat dalam upaya menjaga,
meningkatkan dan menanggufangi kesehatan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
ML POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan disampaikan pokok bahasan dan sub pokok
bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Konsep TOGA.
Sub Pokok Bahasan:
a. Pengertian TOGA. Q
b. FungsiTOGA.
c. ManfaatTOGA. _
d. Sejarah Singkat Perkembangan TOGA.
e. Sasaran dan lokasi TOGA.
Q
Pokok Bahasan 2 Pengeloiaan dan Pengembangan TOGA Sub
Pokok Bahasan: Q.
a. Pengenalan tanaman obat yang ada dalam TOGA
melipuli
Jenis-Jenis Tanaman ObaL
9
* Pertelaan Tanaman Obat.
Q Kandungan Dari Tanaman Obat.
- Lingkungan Tempat Tumbuh .
b. Teknik Budidaya
Q c. Pasca Panen Primer Tanaman Obat.
Pokok Bahasan 1 :
Konsep TOGA
1.1 Pengertian TOGA
TOGA yaitu sebidang tanah baik di hatamam pekarangan. atau di kebun
0 yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tanaman yang berkhasiat obat
dafam upaya memenuhi kebutuhan obat keluarga. TOGA dimaksudkan
agar masyarakat memperoieh peiayanan kesehatan dengan cara yang
9 murah, mudah, anian dan nyaman. TOGA sefain menjaga kesehatan
masyarakat, juga diharapkan dengan TOGA keindahan lingkungan rumah
tangga dapat tercipta, termasuk mengurangi pengeluaran kebutuhan rumah
tangga sehari- hari. Karena kebutuhan obat. sayur-sayuran dan bumbu
masak tefah tersedia di dalam TOGA. Oleh karena itu TOGA diharapkan
dapat menunjang kesehatan, kesejahteraan. keindahan lingkungan.
pefestarian tanaman dan budaya, mengurangi kebutuhan rumah tangga
9 seharbhari, dan dapat juga sebagai sumber penyedia bahan baku obat
tradisional
m
*
terns diterbitkan sampai edisi ke enam pada tahun 2010 oleh Subdit yang
sama tetapi di bawah Direktorat Bina Upaya Kesehatan Komunitas dan
tentunya tefah mengalami revisi dan diterjemahkan dalam Bahasa inggris
dengan dukungan "WHO. SEARO". Pada edisi 0
W
ke enam tersebul beberapa bahan baku (simpfisiajt tanaman obat
keluarga sudah melalui tahap telaah data pra klinik #
1.5 Sasaran dan Lokasi TOGA
1) Sasaran :
0
J
Perorangam keluarga, dan kelompok masyarakat, contohnya . lingkunyan
sekolah. pramuka, karang taruna, asosiasi pengobat tradisiona!, TP-PKK,
desa siaga.
2) Lokasi Taman Obat:
Sesuai namanya TOGA dapat dimutai dari halaman rumah. kebun, ladang,
selain itu dapat dilakukan di halaman sarana umum seperti: sekalah,
Puskesmas/Rumah Sakit, gedung baiai desa/kantor kelurahan. gedung
pertemuan dan iahan lain yang dapat dimanfaatkan.
Untuk daerah perkotaan, dimana sulit untuk memiliki rumah dengan
halaman atau pekarangan yang memadai, TOGA dapat dibuat dengan
menggunakan pot, poii bag, ember dan bahan lain yang cocok untuk pot.
Pokok Bahasan 2:
Pengelolaan dan Pengembangan TOGA
w
Lingkungan tumbuh tanaman sangat berpengaruh terhadap bahan baku yang
dihasilkan baik dilihat dari kuantitas dan kualitas, Setiap jenis tanaman mempunyai
tingkat toleransi yang berbeda terhadap kondisi lingkungan tumbuhnya. Faktor
lingkungan tumbuh yang optimal pada setiap jenis tanaman akan mempunyai dampak
yang optimal terhadap tingkat produktivitas dan mutu yang
dihasilkan, Sehingga TO yang akan ditanam dalam TOGA
disesuaikan dengan lingkungan tumbuhnya (Tabel).
$
G
Faktor lingkungan tumbuh yang banyak berpengaruh dan sating berkaitan
G terhadap produktivitas dan mutu tanaman obat antara lain adalah ketinggian
lempat, curah hujan, tingkat naungan (intensitas cahaya). dan jenis/tingkat
kesuburan tanah.
Ketinggian Tempat
G Penyebaran tanaman obat dimulai dari daerah pantai dengan kondisi tanah kering
berpasir, berbatu, tanah regosol berpasir (Zuhud et a/., 1994). Contoh tanaman
m obat yang tumbuh di daerah ini adalah jenis cemara dan waru laut. Di derah pantai
dan tepian sungai berlumpur terdapat hutan mangrove (payau), TO yang tumbuh di
daerah ini contohnya tanaman nipah. Di samping daerah tersebut juga tedapat
G hutan rawa, di sekitar sungai selamanya atau sering tergenang air, contoh
tanaman obat yang tumbuh di lokasi ini adalah pule. Di daerah rawa gambut
termasuk daerah miskin hara, contoh tanaman obat yang tumbuh di daerah ini
sukun dan suket katelan.
G Indonesia mempunyai variasi kondisi lingkungan tumbuh yang tuas, mulai dari
pantai hingga ketinggian 4.000 m dpi {Tabei Lampiran), kondisi tersebut
menyebabkan melimpahnya kekayaan dan keragaman hayati kita. Banyak
G ditemukan jenis-jenis tanaman obat pada setiap lingkungan tumbuh tersebut.
Ketinggian tempat berkaitan
erat dengan suhu udara & suhu tanah, dan aktivitas fotosintesis. Setiap jenis
tanaman mempunyai toleransi yang berbeda terhadap kondisi lersebut. Kita tidak
dapal memaksakan suatu jenis lanaman ditanam pada bukan fingkungan
G tumbuhnya, kita cukup memilih lanaman obat yang dikehendaki untuk membentuk
TOGA pada iokasi budidaya yang sesuai lingkungan tumbuhnya.
Sebagai contoh tanaman obat kayu angin, adas, purwoceng hanya dapal tumbuh di
ketinggian tempat 1.000-2.000 m dpi, jangan paksakan untuk ditumbuhkan di bawah
ketinggian tempat 500 m dpi Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara,
tanaman jahe tumbuh optimum pada suhu 25-30''C, suhu di atas 35cC daun akan hangus
dan mengering, Sehingga jahe tumbuh baik di ketinggian 300-900 m dpi (Januwati dan
Yusron, 2002), sedengkan kencur dan iidah buaya tumbuh baik di dataran rendah,
Tanaman inerupakan mesin biologis, kemampuan produksinya diatur dan disesuaikan
dengan struktur sei, jaringan dan organnya yang teiah terberrtuk sesuai dengan lingkungan
tumbuhnya, termasuk kesesuaian terhadap suhu lingkungan yang dipengaruhi oleh
ketinggian tempat.
Curah Hujan
Jumfah curah hujan menggambarkan keberadaan air sebagai penopang kehidupan
tanaman. Tanaman tidak dapal tumbuh tanpa air, tedihat bahwa jaringan tanaman sebagian
besar adalah air, febih kurang 95% kandungan airnya. Sehingga tanaman yang kekufangan
air dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan produktivitas tanaman (Mejaya.
2000).
Tanaman obat sebagian besar tumbuh Har baik di hutan, semak- semak. di padang
rumput. di pematang sebagai gulma, adaptasinya terhadap kekurangan air kadang-kadang
iebih besar. Beberapa tanaman obat mati pada musim kering dan tumbuh kembali pada
musim penghujarv Tanaman obat yang dibudidayakan contohnya jahe, kencur, kumis
kucing, tempuyung, katuk, hampir semuanya di lanam pads iahan tegalan, tadah
hujan, kecuali katuk ditanam pada lahan tegalan yang dapat diairi.
Tanaman obat jahe dan temu-temuan Jainnya memerlukan bulan basah 7-9 bulan,
sehingga dapat dikembangkan pada tipe iklim A, B1 dan B2 menurut Oldeman (1975).
Sedangkan untuk tanaman katuk tebih sesuai di budidayakan di tipe iklim A walaupun
dapat juga di tanam hingga tipe iklim B1 dan B2, dengan syarat sewaktu-waktu
apabrla kekurangan airL harus diboyor (dlsiram). Tanaman penghasil herba seperti
kumis kucing, tapak dara, tempuyung tumbuh baik pada tipe iklim B2 dan C, Untuk
tanaman cabe jamu dan kemukus termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah
kering pada tipe iklim.
Berdasarkan hasil peneiitian, bahwa pada tanaman penghasil herba, kalau diberikan
cekaman kekeringan kandungan zat aktif berkhasiat obatnya menmgkat. walaupun terjadi
penurunan produktivitas herbanya, contohnya pada tanaman pegagan (Rahardjo et at.,
1999) dan pada tanaman tempuyung (Rahardjo et at., 2000a dan Rahardjo et at., 2000b),
Untuk itu disarankan upaya peningkatan mulu 0 kandungan zat berkhasiat pada
tanaman obat penghasil herba, budidayanya diarahkan ke daerah tipe iklim C bahkan
sampai ke daerah tipe iklim D sekalipun, Atau dapat juga TO di kembangkan pada tipe iklim
A dan B akan tetapi waktu panennya di lakukan pada musim ketnarau, atau pada saai
tanaman menjelang berbunga,
Tingkat Naungan
Semua tanaman obat memerlukan sinar matahari untuk aktivitas fotosintesisnya,
walaupun setiap jenis tanaman mempunyai toferansi yang berbeda. Berlaku hampir
untuk semua tanaman. apabila jumiah
sinar yang diterima berkurang sampai pada tingkat tertentu, maka produktivitas dan
mutunya menurun. Banyak jenis-jenis TO yang dapat tumbuh di bawah tegakan kayu
atau tanaman keras; biasanya TO ini termasuk tanaman jenis perdu, herba dan
sebagai gutma.
Budrdaya tanaman obat juga serin g diiakukan dengan cara turn pang sari,
Contohnya TO tempuyung ditanam bersamaan dengan jagung. bawartg merah,
bahkan dapat ditanam di bawah tegakan pisang, hingga tingkat naungannya
Q mencapi 50%. Walaupun mutu bahan aktifnya menurun pada tingkat naungan
hingga 50% dibandingkan pada tanaman yang ditanam di tempat terbuka
# 100%, akan tetapi pada tanaman dengan naungan 50% tersebut mutunya
masih memenuhi standar yang teiah ditentukan oieh Materia Medika
Indonesia. Sehingga untuk tanaman tertentu masih layak ditanam di bawah
tegakan hingga ternaungi 50%.
Jahe dan kencur juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan tanaman
jagung. cabe dan juga dapat ditanam di bawah tegakan tanaman keras. Jahe
besar masih toleran mendapat naungan sampai 25%, sedang untuk jahe emprit dan
merah mampu ternaungi hingga 40% (Januwati dan Yusron, 2002). Sedangkan
tanaman pegagan masih mampu ternaungi hingga 55% dan mutunya akan
menurun setelah mendapat naungan 75% (Sudiarto et 1908).
Pembenlukan TOGA dapat memadukan antara satu jenis tanaman yang
berbatang tinggi dengan tanaman obat tainnya yang berbatang pendek atau
menjaiar. Sehingga terbentukiah TOGA yang serasi dan berestetika.
Untuk perribentukan rimpang dan umbi diperlukan tan ah yang gembur, fraksi pasirnya
cenderung lehih tinggi alau seimbang dibandingkan fraksi liatnya, Sehingga tanaman
obat yang termq$uk pada famili tersebut pada umumnya di budidayakan pada tanah
iatosol, andosoi dan regosol. Kebutuhan bahan organik yang relatif tinggi selain untuk
mempertahankan iklim mikro tanah yaitu menjaga kelembaban, suhu, aerasi, juga
diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Perkembangan rimpang dan umbi
pertu keiembaban dan suhu yang stabil dan aerasi tanah yang baik.
Selain pang hast! rtmpang dan umbi, terdapat tanaman obat penghasil
daun (jambu biji & daun ungu), herba (batang, ranting & daun) Q
conlohnya kumis kucing & tempuyung, kulil kayu (kina), biji (adas), buah
(mengkudu). Kebutuhan adaptasi TO jenis tersebut terhadap media
tumbuh (jenis tanah) relatif iebih luas. dari kondisi lanah vang gembur 0
hingga tanah yang reiatif agak berlempung, dapal tumbuh pada jenis
tanah yang kandungan liatnya reialtf lebih tinggi dibandingkan 0
kandungan pasirnya
9 besar hara yang ierangkut oleh tanaman, sehingga hara tersebut harus
disediakan melalui pemupukan. Menurut Sumarmata (2000) kondisi
agroekotogis sangat erat dengan efisiensi pemupukan yang diberikan kepada
9 tanaman. Efisiensi pupuk yang terserep tanaman di daerah tropis refatif
rendah. pupuk Urea hanya sekitar 20-30%, pupuk KCI sekitar 30-50%, dan 5P-
# 36 sekitar 50-70%,
Tanah sebagai media tumbuh, penyedia hara tanaman, kadang- kadang di lain
Q pihak juga penyedia zat-zat yang tidak diinginkan. Beberapa daerah-daerah
tertentu kandungan I ogam beratnya cukup
.
Q tinggi, sebagai contoh pada lokasi penambangan timah dan emas. Tanaman
obat yang ditanam pada lokasi tersebul kandungan logam beratnya akan
tinggi, sehingga sebagai bahan baku obat tidak boleh dipergunakan. Lokasi
penanaman tanaman obat yang mempunyat paten si le roe mar logam beral
juga terjadi pada area yang dekat dengan jalan raya yang padat kendaraan-
Sisa pembakaran dari kendaraan dapat men German tanaman obat
sekitarnya, lerutama yang terkandung di daiam daun. Sehingga hindarilah
budidaya tanaman obat pada lokasi tersebul Lingkungan tumbuh tercantum pada
Tabel Lampiran.
Q Penataan TOGA
Daiam pengembangan TOGA perlu diperhalikan penataan dari berbagai
tanaman yang akan ditanam, sehingga terfihat serasi, indah dan bernilai
estetika sebagai taman, Penataan daiam penanaman tanaman obat dapat
didasarkan pada :
Q 1) Fisik tanaman (tanaman yang tumbuh tinggi, sedang dan rendah);
2} Warna daun (hijau, ungu, kuning, merah);
3) Bentuk daun (besar, kecil, bulat dan panjang):
4) Khasiatnya (sebagai obat batuk, obat piieh, obat diare dan sebagainya);
5) Kegunaan iainnya (sebagai bumbu masak, sayuran dan lalapan);
Penataan TOGA dapat dipadukan dengan tanaman buah-buahan,
sayuran. tanaman hias bahkan tanaman perkebunan yang mempimyai
fungsi sebagai obat.
2,2Teknik Budidaya
Teknik budidaya berdasarkan urutan kegiatan ;
1) Penyiapan Lahan/tempat untuk budidaya
_ Penyiapan iahan/tempat untuk budidaya adalah rangkaian kegiatan mulai dari
membersihkan iahan/tempat budidaya dari
Q
bebatuan. gulma dan sisa-sisa tanaman lair dengan sampai lahan siap tariam,
2) Penyiapan Benih
Q
Q
Mi J\l>l n ^ nii ^ 52
U(/C^
#
Penyiapan benih adalah proses dimana tanaman induk
Q disiapkan untuk mendapatkan benih yang baik dan siap tanam.
Selanjutnya diiakukan pembibitan i persemaian benih untuk.
menumbuhkan bahan tanaman berupa biji. setek, rimpang,
cangkokan. serpihan anakan. dan Limbi sebelum dipindahkan
ke daiam pot atau lahan tempat tanaman ditanam (di lapang). Benih tanaman
dapat diperbanyak dengan cara vegetatif maupun gen era Uf. yaitu :
a) Biji, seperti saga.
b) Stek sepedi kumis kuctng, cabe jawa, sambung nyawa. keji beling, sirih.
beJuntas.
c) Rimpang, seperti jahe, temu-temuan, kencur, kunyit; lengkuas.
d) Cangkok, seperti delima, mengkudu.
e) Anakan; seperti daun dewa, bidara upas.
Benih yang berasal dari biji, hams dibuat persemaian tebih dahuiu.. bisa
menggunakan pot plastik maupun polyhag. ukuran disesuaikan. Benih yang
berkulit keras, misalnya biji saga sebelum disemai, direndam air seiama satu
malam atau dirusak kulit bijinya terlebih dahuiu agar dapat cepat tumbuh
Penanaman
Penanaman adaiah proses meletakkan benih ke dalam lubang tanam atau
alur yang sudah disiapkan sesuai jarak tanam. Tujuannya adaiah agar benih
dapat tumbuh dengan baik dan seragam.
Beberapa hal yang pertu diperhatikan pada saal penanaman lanaman obatdi
iahan luas/hamparan adaiah :
a) Benih yang telah siap tanam, dapal langsung di tanam di lahan yang telah
disiapkan, sebelumnya maka media tanam disiram airterlebih dahulu;
b) MetekUkan penanaman pada awal musim penghujan;
c) Waktu penanaman sebaiknya diiakukan pada sore hari sehingga dapat
terhindar dari sengatan terik sinar matahari dan juga mengurangi
penguapan pada tanaman yang baru saja ditanam;
d) Sebelum penanaman diiakukan, media tanam dilembabkan terlebih
dahulu dengan cara disiram air;
e) Untuk penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian
dapat ditanam langsung di daiam pot yang sudah berisi media tanam;
f) Untuk penanaman di lahan/tanah pekarangan atau haiaman diiakukan
dengan cara mengeluarkan bibit dari polibag ke dalam lobang tanam
yang telah disiapkan dengan jarak tanam yang sudah ditentukan;
g) Untuk penanaman dengan menggunakan rimpang, maka benih
harus dalam posisi rebah dan tunas menghadap ke atas;
h) Memadatkan tanah di sekitar benih agar tanaman kokoh.
4) Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian unsur hara berupa pupuk organik
dan anorgamk ke tanaman dengan tujuan untuk memenuhi
V kebutuhan unsur hara yang dipedukan sehingga tanaman dapat
tumbuh optima] dan berproduksi maksimaJ.
5) Pemeiiharaan
Pemeiiharaan adafah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
kegiatan penyulaman, penyiangan, penyiraman/pengairan,
penggemburan, pembumbunan, dan pengairan dengan tujuan agar
tanaman dapat tumbuh. berproduksi dan memiliki khasial secara
maksimal.
b)
G Panen
Pemanenan adaiah kegiatan pengambiian hasil dengan cara
membongkar atau mencabut dengan menggunakan tangan. garpu
dan atau cangkul. Tanaman obat harus dipanen pada saat yang
tepat agar kadar zat berkhasiat daiam tanaman cukup tinggk
7> sehingga obat yang dihasilkan lebih bermanfaat. Pada umumnya
zat berkhasial kadarnya optimal apabila tanaman dipanen
G
b) Panen daun. dlambif daun yang sudah tumbuh sempurna.
nnaksmnal ukurannya, tidak terlalu muda dan tidak terlaiu tua,
biasanya daun urutan ke 2 - 3 dan seterusnya dad daun pucuk.
Daun diambil dan batang/cabang yang menerima sirtar
matahari langsung. ^
c) Panen pucuk. diambil daun yang terletak pada ujung cab a ngJ
ranting dan warnanya lebih muda dibandingkan dari warn a daun
tua.
d) Panen rimpang, diambil dari tanaman yang sudah mengering batang
dan daunnya karena umurnya sudah cukup, m biasanya dilakukan
pada musim kering/kemarau.
e) Panen kulit batang. diambil pada seat tanaman cukup umur dan
dilakukan pada awal/ permuiaan musim kemarau.
f) Panen byi, diambil dari buah yang tua atau kering atau juga
buah yang pecah. PI
2.3 Pasca Panen Primer Taman Obat Keluarga (TOGA)
Pasca panen adalah tindakan yang dilakukan seteiah panen, mulai dari
seleksi, pencucian. penirisan, pengeringan. perajangan, pengemasan/
penyimpanan dan pelabelan. Tujuanrrya adaiah untuk menghasiikan
produk, berkualitas dengan mempertahanan kandungan bahan aktif yang
memenuhi standar mutu secara konsisten.
Q
Oideman, L.R. 1975. An agro-climatic map of Java. Contributions, Central
Research institute for Agriculture, No.7, 22p.
Rahardjo. M dan E. R. Pribadi. 2010. JURNAL PENELITIAN TAN A MAN
INDUSTRI (INDUSTRIAL CROPS RESEARCH JOURNAL),
a
14(4):125-162-170, Badan Penelian dan
Pen gem bang an Pertanian, PUSLITBANGBUN
Rahardjo, M da n I. Darwati. 2000b, Pengaruh cekaman airterhadap produksi dan
mutu simplisia tempuyung (Sonchus arvensis L). Jurnal Peneltian Tanaman
industri, 6(3):73-79.
Rahardjo. M., Rosita 5MD dan Sudiarto. 2000a. Produkti vitas dan kadar
flavunoid simplisia tempuyung (Sonchus arvensis L) yang diperoieh pada
berbagai tingkat kondisi sires air. Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri. 6 (2): 13-15,
Rahardjo, ML, Rosita SMD, R. Fatahan dan Sudiarto. 1999. Jurnal Peneltian
Tanaman Industri,56(3):92-97.
Simarmata, T. 2002. Rancang bangun teknologi budidaya tanaman jahe
untuk merrsenuhi pasar ekspor. Makalah disampaikan pada Seminar
Sehari "Peiuang Ekspor Jahe Asal Indonesia Melalun Sistem m
Agribisnis Bagi Hasil Yang Am a rfJakarta 20 Juli 2002, 19
J
#
e c e e e c e e c e c e c e c c
Tabel Lamp Iran. Jenis-jcnis tana man obat bordasarkan Jrngkungan tumbuh, kandungan kimia dan khasiat.
' Nama jenis Jenis tanah Kandungan Khasiat
No Ketinggian Corah Bagian
kimia
tempat hujan yang
I
J
0
5 100-1500 1500-4000 Rmnpang
Curcuma latosol, andosol, m. atsiri. obat gangguan
xantbomdrza Roxb. podzolik dan xanthori2 ln pancemaari getah
Temu ireng
Temulawak regosol
regosol borok.''kudis
empedu, jerawat,
1 200-1000 1000-2000 Rimpang hepatoprotektor
Curcuma mangga latosol, alluvial dan saponin, dan bat gangguan
0,
Temu mangga regosol flavonoid pencemaan, sakit
6. 80-300 2100-4000 Rimpang
Kaempferia galanga latosol, andosol da m. atsiri. campor, obat perut,
batuk, kanker
sakit perut,
payudara
L. Kencur regosol sin&ol. borneol obat gosok, sakit kulil
1 400-1000 900-1250 Rim pang
1 Curcuma zedoaria latosol. alluvial dan m. atsiri sineol, a- obat lemah syahwat.
7, 240-1200 2000-4000 Rimpang
Curcuma domestic#
(B.) Rose. latosol, alluvial dan
regosol m. atsiri,
campor, d- reumatik, sakit perut,
pelancar peredaran
Val. Kunyit
Temu putih regosol kurkumin. resin,
bDmool. anti diare,
darahpeluruh
dan pernafasan,
oleoresm
sesquiterpen, empedu
penambah nafsu
sesquiterpen nl: (khoiagoga),
makan, petancar haid,
sesquiterpen karminatif,
sakit perut, penawart
alkohol bepapmtektor
racun.
8 240-1000 1000-2000 Rimpang m. atsiri
Curcuma heyneana latosol, alluvial dan obat penenang, cacing,
Temu giring regosol luka, pelangsing, bau
h
1 1 500-4000 latosol, andosol Rimpang
2. Languas galanga (L.) dataran rend m. atsiri. campor,badan, penyakil&kulit
karminatif anti fungi
Slunt2 Lengkuas ah - 700 sineol, & asam
9. Curcuma 400-1000 1000-2000 Rimpang
latosol, andosol, m. atsiri
metildan lamar
sinamat obat cacing, karminatif,
aeruginosa a Roxb.
1 podznlik dan reumatik
1 20-1000 2500-4000 Blji
Arnomum tanah berkapur dan m. atsiri, m igenoerkan ak.
3.
cardamomum Wild. lempung alfaborneol dan er karmmatit,
da
e c a e c e e c e c c c o c c
18. 500
Pterocarpus indicus 1250 - 2500 latosai, andosol, kulit batang. obat sariawan, sakit
Wild. podzolik batang dan perut. kulit, penyubur
Cabe jamu podsolik, regosDl. quinensina. akar: Akar: obat sakit gigi
pipernonalina,
pipersrda.
piridina, tanin.
glisenda.
2 1500-3500 Daun
5 Piper bitie L Sirih dat, rend ah tanah berhumus m.atsiri. hidroksi anti s aria wan, anti
, -700 subur kavikol, batuk, adstnngen,
kavibetot, antiseptik.
ektragol,
i . eugenol,
e
r~ karvaknol, metil
etigenol, ---------------------------- ------
terpinen,
seskuiterpan.
fenil propan.
tanrn
2 1300
6. Quisquali$ ma'ica 1250 - 2500 Julian dataran minyak lemak obat sakit kepala.
Linn rendah dan resin. mengatur kelahiran,
e o c c e e c e c e c c c c c c
stigmastaroi,
beta-sitosterol,
iso-viteksin, 7-
> 0 #
betasterol dan
HCN.
<
33. Jati belanda 200-1300 2000-3000 daun asam amino
Sauropus latbsol,danpodsolik,
latosol aluvial perutbisul,
obat nyeri,borok,
perut da
ginjal,
echinetin,
euhiserin, echidn
& echilein.
43. akar
Caniharanlhas dat rendah - alkoloid, ohgt kencing manis,
roseus (L.) G Don 1200 ajmalism, peluruh ha id
Tapak dara vinceirt,
Serpentina,
yohimbin, tetra
hidro alstonin
44. 5 500 2000-4000 latosol
Partia roxburgii Don, biji dan kulit glikosida, damar. bat perut kembung.
Kadawung kayu tanrn dan sistin. kolera, disentri,
kejang.
4S. 600
Sportdfas pinnata akar, kulil pel a near haid.
I I 9 O I O | 0 | | | | '| | f
> 0
46. 150-300 buah
Stelechocarpus menghilangkan ban
bur&hol Kepel. kefingat, melancarkan
burahal air sem, mengurgngi
peradangan ginjat,
mencegah kehamilgn
47. herba
Quassia srnara Linn. hutgn hujan glikosida & obat iambung.
56 2200 daun
. Bkimsa rn. atsiri, sineol, obat reumalik,
baisamifera DC. borneot, campor & ekspektoran, masuk
Sembung tanin. angin, anti dtare,
antipiretik. perut
kembung, demam,
bongkak.
57 50-1650 1500-3000 daun
. Sonchus arvensis latosol, andosol. silika, kalium, litotnptik, diuretik. obat
Linn. tanah berkapur dan flavonoid, bengkak. obat luar
Tempuyung berbatu
58 45-2400 daun
Ficus deltoldes Jack saponin & aprodisiaka untuk
.
Tabat barito glikoslda. wanita.
59 Woodfprdia 30-1000 butan " daun, altar, tanin daun : obat koreng,
.
musim bung & biji
fructicosa (Linn.) ambien, pelanuar air
Kurz. seni. biji obat encok,
Sidowayah nyeri ginjgl, kencing
darah, pengering taii
pusar bayi, akar : obat
disen ri, bunga:
pengkelat, obat rfisentri
koreng kencing kurang
la near.
6 200-2500 1500-2500 herba
Centella asiaticg (L.) latosoi dan andosol asam obat awat muda,
2.
Urban. Pegagan asiaticosid, asiatlc diuretic, asma, luka,
dan madecasic radang, hronkitis,
disentri, lepra, pen am
bah nafsu makan
paniculata Ness. andosol. mar, log am alkali. air seni), anti piretik
6 1000-1500 kayu
7. Slrychnos ligustrina dal. rendah - aluvial & organosol akaloid, brusina. tomk, riigfbretik, obat
Bl. 500 striknina, tanin, eksim
Bidara taut steroid,
triterpenoid
6 2000-4-000 umbi Saponin
Talinum dat. rendah - tanah Hat berpasir, tonikum. aprodisiak
8.
paniculatvm Gaerth 500 gem bur (pembangkit gaerah &
Som jawa vita I is)
PeJay
anan
Keiieh
atan
Traidis
iona!
Di
Pusfcc
MocCuC6
PELAYANAN KESEHALAN
TRADISIONAL DT PUSKESMAS
0 tVoQu s
MATERI INTI 2
0 PEMANFAATAN TOGA UNTUK SELFCARE
OESKRIPSI SINGKAT
Upeya pengobatan tradisional dengan obat tradisional merupakan
0 salah satu bentuk perari serta masyarakat dan sekafigus teknologi
w
tepat guna yang potensia! untuk menunjang pembangunan
kesehatan. Hal ini dtsebabkan antara lain karena pengobatan
tradisional telah sejak dahulu kaia dimanfaatkan oleh masyarakat
serta bahan-bahannya terdapai diseluruh pelosok tanah air.
C
li. TUJUAN PEMBELAJARAN
*
A. Tujuan Pembeiajaran Unnum
mem puny
Setelah setesai mengikuli materi ini peserta
a!
keterampilan dalam meningkatkan kemampuan
tnasyarakat
dibidang selfcare dengan memanfaatkan TOGA.
I. POKOK BAHASAN
Daiam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Konsep Self care Sub pokok bahasan
a. Pengertian Self care
b. Man fa at Selfcare
c. Ruang Lingkup
83
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Selfcare (perawatan sendiri) meliputi:
1. Upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan (Promotrf),
2. Upaya pencegahan penyakit gangguan kesehatan dan
menghindari terkena penyakit.
3. Upaya Mengatasi ganguan kesehatan. mengobati gangguan
kesehatan sebagai pertolongan pertama, khusus didaerah
terpencii atau jauh dari akses sarana pelayanan kesehatan.
4. Upaya pemulihan dan perawatan kesehatan pasca tindakan
medis atau persalinan atau sesudah mengalamai sakit yang lama
(kronis).
84
iWliA
Pokok Bahasan2
Pemanfaatan tanaman obat yang berasal dan TOGA dalam Setfcare
b, Bahan Ramuan :
Yang dimaksud bahan ramuan adalah bahan yang digunakan dalam
bentuk simplisia dan ekstrak. Sebelum menggunakan bahan ramuan
(sediaan herbal) harus dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan
tanaman yang salah, karena dapat memberikan efek yang tidak
diinginkan atau keracunan.
Bahan ramuan yang digunakan adalah bahan yang masih segar dan
dicuci lebih dahulu sebelum digunakan. Memilih bahan ramuan dari
akar, rimpang, umbi, kuiit batang, batang kayur daun, bunga, buah atau
seluruh tanaman (herbal) harus memperhatikan: a. Berwarna cerah.
b. Yang tel ah tua/masak sempurna dan dalam keadaan segar, Bush
tidak keriput. Kulit batang tidak retak.
c. Pilih yang masih utuh dan tidak rusak oteh serangan ulat atau
hanrta dan penyakit tanaman lainnya.
d. Tidak terserang hama dan yang tidak bercendawan atau berjamur
atau akar yang berlumut.
e. Tidak memilih buah, daun bunga, kuJil umbi yang tel ah berubah
warna atau iayu.
Semua bahan tanaman, sebelum digunakan harus dicuci lebih
dulu.
c. Ukuran dan Takaran :
Ukuran dan takaran, menggunakan alat ukur dan takaran yang sudah
dikenal luas dimasyarakat, seperti:
Ukuran dan takaran yang digunakan a dal ah yang bias a dikenal oieh irasyarakat.
seperti :
* Sehesar Telur -*
Biasa di&ebut sebesar tekir itik aiau a yam kampung atau sobesar lelur
-*
burung merpali
Idenlik 150 -200 gram *
tapi biia tidak ada ketersnyan. rnaka yang dimstoud sebesar telur ayarrj
- -
Ukuran secukupitya digunakan pada penggunaan bahan yang nilainya
Socukupnya
sedikit ssperti gara-ti. gula.air dan Iain-lain
Sejimpil dLgunaJon biaaanya uniuk bahan harba yang f>eng^unaaniya dalam jamlah
sedikit k arena fung&inya yang keras seperu sambiyio
Saujung kuku
basanya digunskan pads bahan yang penggunaa.nya sedikit seperti kapur &lr|ti
(enjet)
d. Cara Meramu:
adaiah sebuah pekerjaan yang menggunakan tangan dan alat
ketika mencampurkan bahan-bahan yang berasai dari tanaman
obat. Hal yang perlu diperhatikan sebelum meramu tanaman
obat1
- Cuci tangan sampai bersih
- Siapkan bahan baku yang telah dipilih dan dicuci bersih
atau yang telah dikeningkan dengan baik
- Ramuan di tempatkan pad a tern pat yang bersih Gunakan
air bersih/air minum
e. Cara pembuatan :
Beberapa teknik membuat ramuan
Q Infusa adaiah proses penyarian terhadap bahan ramuan yang tidak
mengandung lignum (daun, bunga)
* Dekok a da fa h proses penyarian terhadap bahan ramuan yang
mengandung lignum (akar, batang)
Ekstraksi adaiah proses pemisahan suatu zat berdasar perbedaan
kelarutannya terhadap 2 cairan yang tidak saling larut contoh air dan
peiarut organic.
Q
Secara empirik cara pembuatan ramuan dapat dtbedakan
menjadi : diseduh, dire bus
Sedangkan cara pemakaian ramuan secara empms dalam
bentuk dioles. dibobok, dibalur.
Catalan Pent in g I
PcjH(u^nniiU EFOQcrf-
Beberapa Tanaman Obat dari TOGA dapat mengatasi berbagai gangguan
Kesehatan, seperti:
1. Penmgkatan Kualitas Kesehatan (daya tahan tubuh/stamina),
#
c Cara pembuatan :
Jahe dibakar sebentar kemudian dtkupas dan dimemarkan,
masukan ke dalam air mendidih 1 galas, dan diberi gula merah
talu diaduk.
Cara pemakaian :
Diminum hangat-hangat.
# Ramuan It
& Bahan:
* Daun Pegagan segenggam.
* Jintan 1/4 sendok.
* Air 1 gelas.
Cara pembuatan :
Daun pegagan dan jintan direbus dengan 1 gelas air sampai
mendidih, hingga menjadi 1/2 gelas,
Cara pemakaian :
Ramuan ini diminum sekaligus dengan madu satu sendok teh,
b. Batuk
Ramuan :
Bahan;
- Kencur 3 jari * Air 3/4 cangkir
Cara pembuatan :
Kencur dikupas diparut (parutannya dialasi daun pisang),
Tambahkan air 3/4 cangkir, laid diperes dan disaring dengan
menggunakan kain bersih/saringan teh.
Cara pemakatan :
Diminum 4-5 x sehari 1 sendok makan, untuk anak-anak (lebih
dari 12 tahun) dan orang dewasa.
#
_________________________________________
ViJCf&sf IWfiA
c.
Q
Sariawan
Ramuan I Bahan :
Daun sirih segar 1 sampai 2 lembar Cara
Pembuatan dan pemakaian :
Daun sirih dibersihkan, dikunyah perl a h an-la ha n. Dibiarkan
sebentar dalam mulut sebelum ditelan. Kemudian minum air
hangat yang sudah dimasak. Sehari dilakukan 3 kali.
_
Ramuan ll Bahan :
Daun jtntan segar 5 lembar.
J
Cara pemakaian :
Daun jintan dikunyah, biarkan sebentar dalam rnulut, kemudian
dibuang, jangan ditelan,
REFERENSI
v. Pedoman kader Pemanfaaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan,
Kementerian Kesehatan Ri. Jakarta, 2010.
Pedoman pengetolaan dan pemanfaatan TOGA, Kementerian Kesehatan
RI, 2011,
Pengobatan Sendiri di Rumah Dengan Tanaman Obat dan Akupresur,
Q Departemen Kesehatan RI. 2004.
Pedoman Kader Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Kesehatan Keluarga.
Departemen Kesehatan RI 2001.
Pedoman untuk Kader Dalam Pemanfaatan Taman Obat Keluarga.
MocCuC 7
Q
MANAJEMEN PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN
TRADISIONAL DT PUSKESMAS
Manaje
mer
Progra
m
Yrnike
sttad
di
Puskc
smas
AoAv &
MATERI INTI 3
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL R AMU AN Di PUSKESMAS
DESKRtPSI SINGKAT
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu
& pada pengalaman dan Kate ram piJan turun tern u run
secara amp iris yang dimanfaatkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat meliputi
pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dan ramuan,
serta dibina dan diawasi oleh pemerintah untuk menjamin
manfaat dan keamanannya. Masyarakat diberi kesempatan
yang seluas- luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan
dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang
dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Pembinaan dan pengembangan pelayanan kesehatan
tradisional dapat terinlegrasi dalam sistern pelayanan
kesehatan atau dikembangkan tersendiri.
Dalam modui ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok
bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Tatalaksana Pemberian Pelayanan Kesehatan
Tradisional Ramuan di Puskesmas
Sub pokok bahasan 1. Upaya penyelenggaraan kesehatan tradisional
Upaya penyelenggaraan kesehatan tradisional (promotif, preventif).
a. Sumberdaya (sarana, prasarana dan tenaga).
b. Alur pelayanan kesehatan tradisional ramuan.
PASIEN DATANG
1
PEMERJKSAAN & DIAGNOSA OLEH DOKTER
Q
Q
Q
99
r- iti y it
^T'i mil\tcrnMiI ill PIJ A .t wi n A
( Penegakan Diagnosa Tetap secara Konvensional)
I
INFORM CONCENT, REQUEST CONCENT
DAN TERAPI
1. Pengisian surat persetujuan pasien atas tindakan alternatif komplementer (inform
concent).
2. Pengisian surat permintaan pasien atas pelayanan kesehatan alternatif dan
komplementer (request concent).
3. Pilihan terapi yang diberikan dokter:
* Konvensiona! saja
* Konvensiona) +Yankes Tradisional (kompiement)
* Murni Yankes Tradisional (alternatif)
Seat ini istilah kedokteran alternate digunakan oleh beberapa praktisi kesehatan
untuk merujuk suatu metade kedokteran yang tidak dikenaf oleh kedokteran
konvensional dan tidak menenmanya. Dari beberapa rujukan istilah alternate ini
Kedokteran Naturopath!
Kedokteran naturopath i bukan berarti menggunakan bah an a la mi (natural)
Q tetapi definisi secara kedokteran naturopathi berarti suatu ilmu
m
kedokteran yang penataiaksanaannya memfokuskan pada perbaikan
fungsi-fungsi aiami tubuh dengan cara meningkatkan kemampuan
modalitasnya untuk meiakukan proses perbaikan. Terminologi
naturopathi berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti ,:kelainan
alami' (nature and path daiam bahasa Inggrisnya, yang berarti jalan J
alami).
Q
Perbedaan antara kedokteran konvensionai dan naturopathi dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.
2.2 Keamanan-Khasiat Jamu dari Sudut Pandang farmakologi J
Jamu adalah obat tradisional Indonesia, dapat kedokteran
digolongkan sebagai obat biia digunakan untuk tujuan
promotlh preventif, kuratif, rehabilitate atau paliatif dan
MODEL KONVENSIONAL MODEL HOLISTIK
J
Q
bila digunakan untuk manusia maka berlaku ketentuan umum yaitu adanya
pembuktian mengenai khasiat dan keamanannya.
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh suatu zat atau senyawa
terhadap sel hidup atau terhadap makhluk hidup. Senyawa atau zat tersebut
dalam ilmu kedokteran disebut obat. Dengan mempelajari ilmu farmakologi
seorang dokter dapat menimbang manfaatdan risiko dari penggunaan obat.
Farmakokinetik adalah peristiwa yang dialami oieh obat ketika berada didalam
tubuh makhluk hidup. Peristiwa ini meliputi proses absorpsi, distribusi,
metabolisme atau biotransformasi dan ekskresi.
Absorpsi adalah proses masuknya obat kedalam tubuh, yaitu dari tempat
pemberian masuk kedalam sirkulasi darah. Cara pemberian oral merupakan cara
pemberian yang banyak dilakukan dan proses
#
absorpsinya dap at dipengamhi oleh beberapa faktor seperti ad a tidaknya
makanan didalam saluran perna. bentuk sediaan, sifat fisiko kimianya dan
kelarutannya dalam lemak.
Distribusi adafah proses sebaran obat keseluruh cairan tubuh. Ketika obat
berada didalam sirkulasi darah maka sebagian obat itu akan terikat dengan
protein ptasma dan sebagian lagi bebas sesuar dengan proporsinya. Obat yang
terikat akan berada menetap didalam sirkulasi darah, sedangkan obat bebas
akan diedarkan masuk kecairan interseluter dan ke intra sel Bilamana kadar obat
terialu tinggi, maka efek yang ditimbulkan akan hebat yang kita sebut adverse
effect atau bahkan efek toksik. Sebaliknya biia kadarnya terialu rendah, maka
efek farmakologi yang kita harapkan tidak terjadi.
Biot ran sformasi obat terjadi terutama di hati. tetapi dapat pula terjadi di w
organ-organ lain seperti di usus, ginjaf, paru dan darah. Proses
biotransforma si pad a akhirnya menghasilkan senyawa yang tidak aktif
(yang kehilangan efek farmakologinya), ionik, sang at la rut dalam air, $
sehingga mudah diekskresikan dari tubuh.
Ekskresi obat terutama dilakukan oleh organ ginjal melalui urin. Organ tain yang
melakukan proses ekskresi antara lain hati meialul empedu, kelenjar keringat
melalui keringat, kelenjar payudara melalui air susu ibu, kelenjar lakrimalis
melalui air mata, kelenjar saliva melalui air ludah. Ekskresi ini bisa terjadi dalam
bentuk metabolit dan sebagian lagi dalam bentuk obat utuh.
104
jumlah sampel yang cukup besar, sehingga khasiat dan keamanannya lebih dapat
G diprediksi.
Obal herbal terstandar adalah campuran ekstrak dari berbagar tanaman obat,
yang ekstraknya sudah mengalami standarisasi dan sudah dilakukan uji khasiat
dan toksisitas pada hewan coba. tap! beium diiakukan penefitian uji klinik. Data
farmakokinetiknya trdak lengkap, bahkan tidak ada karena ekstrak tersebut
mengandung berbagai senyawa yang secara bersama-sama menimbulkan suatu
efek pada hewan coba. Karena penelitiannya pada hewan dan spesies hewan
yang digunakan juga terbatas, maka khasiat dan keamanannya pada manusra
[ebih sulit diprediksi.
Jamu merupakan obat tradisional yang telah digunakan secara turun temurun,
dan digunakan daiam bentuk seduhan, infusa atau dekok dari suatu simplisia.
maka obat ini relative lebih aman dari bentuk ekstrak.
Jamu
2) Simplisia atau tanaman obat.
3) Jamu Saintifik.
___________________________
P.Wnynmm:
# Jaimni 7?4tJiuut PulAc.iM4 1(M
)
1.
Common Cold (Batuk Pilek)
Batuk merupakan gejafa dari penyakit saluran pernapasan, seperti influenza,
Ra muan II a Bahan :
- Daun warn muda atau 11 helai.
- Daun saga (pilih salah satu ) 2 genggam.
- Gula batu sebesar telur 1 biji.
- Air 2 gelas.
Cara pe mbuatan :
Daun waru atau daun saga dicuci bersih, dipotong-potong kasar. kemudian
ditambahkan gula dan air. Kemudian ramuan tersebut dididihkan hingga
0 menjadi 1 gelas ramuan.
o Cara pe ma kaian :
Diminum ramuan tersebut 2 x sehari, pagi hari sebeium makan dan malam hari
sebelunrr tidur.
0
Ra muan batuk karena ma sufc angin :
Ra muan l u Bahan :
- Air Jeruk nipis 1 sendok makan
- Air matang 4 sendok makan
- Kecap atau madu secukupnya
Cara pe mbuatan:
Jeruk diperas, airnya ditambah dengan kecap atau madu sama
banyak selanjutnya semua bahan diaduk sampai rata, u Cara *
pe makaian :
Dewasa : 4 x sehari 1 sendok makan,
Anak-anak : 4 x sehari 1 sendok teh.
Batuk pa da anak-anak :
Ra muan I
Bahan:
- Bawang merah 1 buah.
- Pulosari 1 ibu jari.
- Adas 5 butir (1/4 sendok teh).
- Gula batu atau madu secukupnya.
- Air secukupnya.
Cara pe mbuatan : $
Bawang merah dikupas, kemudian bersama bahan lainnya
(kecuali gula batu) dicuci hingga bersih. lalu ditumbuk
hingga seperti bubur, selanjutnya dibungkus dalam daun
pisang dan dikukus selama 15 menlt.
Campuran diperas dengan memakai kain bersih ke da lam
gelas dan ditambahkan gula serta diaduk sampai la rut.
a Cara pe ma kaian:
Diminum ramuan tersePut 2 x sehari, pagi hari sebelum
makan dan malam hari sebelum tidur.
Perhalian Adas, jahe, kencur untuk bayi (lerutama belum
makan makanan padat) sebaiknya E<dak diberikan
Ra muan II
Bahan :
- Bunga belimbing wuluh segar 1 genggam.
- Bawang Mcrah 1 buah.
- Biji Buah Pala 1/4 kelereng.
- Gula Batu 1 sendok makan.
- Air Cara pe mbuatan : 1/2 gelas.
Bawang merah diiris menjadi 4
bagian, biji buah pala ditumbuk sehingga menjadi seperti batu kerikil.
Kemudian semua bahan dicampur kedalem mangkok kecil dan ditutup. lalu
dikukus selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan.
Cara pe ma kaian :
Hasil saringan diminum pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur.
Ra muan II
Untuk perut ke mbung pada anak/ba yi.
Bahan : 0
Oaun mengkudu (pace) alau daun jarak pagar beberapa
lembar.
J Cara pe mbuatan :
minyak kelapa.
_i Cara pe ma kaian : 0
Daun yang sudah dirernas-remas, ditempelkan kepada perut
bayi, dibungkus iagi dengan gurita/sehelai kain.
0
Q
3. Anoreksia (Meningkatkan nafsu ma kan)
Ramuan ini dapat diberikan pada anak untuk meningkatkan nafsu makan.
Ra muan : a Bahan :
- Temu hitam 1/2 - 1 jari tangan
- Garam sedikit secukupnya
- Gufa aren/guia jawa secukupnya
- Air matang/hangat 1 cangkir
JCara pe mbuatan:
Temu hitam diparut. kemudian diaduk diremas-remas dengan air hangat
kemudian disaring dan diendapkan beberapa saat. Cairan beningnya diambil,
ditambahkan garam, gula dan diaduk. a Cara pe makaian (Dewasa) :
Dimsnum 1 x sehari ramuan. Diulang tiap hari selema 3 hari Aturan pakai
(Anak-anak) :
Anak umur 1 - 2 th 1 x sehari 1 sendok makan Anak umur 3 - 5 th 1 x sehari
2 sendok makan Anak umur 6 - 8 th 1 x sehari 1/4 gelas Anak umur 9 - 11 th
1 x sehari 1/2 gelas
. Mialgia
Pegal linu merupakan gangguan yang umum terjadi, terutama pada orang tua
atau setelah beraktivitas cukup berat. Rasa pegal finu sering menyerang daerah
leher, pundak dan fengan . Pegal linu timbut ketika otot meregang. Pegal ling
dapat disebabkan oleh aktrvitas yang dilakukan secara tidak benar, seperti duduk
dengan posisi yang tidak ergonomik lama dalarn waktu yang larna,
e mengangkat beban terlalu berat, atau kurang berofah raga Ketegangan
emosi dan stress juga dapat memacu timbulnya pegai linu.
Hi
&
&
Q
Ra muan l: J Bahan i
* Daun Landep segar 1/2 genggam.
- Kapur strih 1/2 sendok teh,
- Air nnasak 2 sendok makan.
Cara pe mbuatan :
Daun Landep dari jenis yang berbunga kuning ditumbuk halus bersama-sama
& dengan kapur sirih. Kemudian campurkan air, aduk sampai menyerupai
pasta encer.
Cara pe ma kaian :
Campuran dilumurkan pada bagian yang sakit 2 x sehari Bags yang
kulitnya peka sebaiknya hati-hati, kalau merasa panas atau gatal
sebaiknya segera bersihkarv
j Cara pe mbuatan :
m Daun Gandarusa, ditumbuk halus bersama dengan kapur sirih dan
sedikit air Kalau sakitnya keras, dapat ditambah sedikit lad a. Sebanyak
3 biji.
Q Cara pe makaian :
Campuran dilumurkan pada bagian badan yang j
sakit. 2 x sehari. Atau tempelkan pada tempat yang
sakit lalu dibalut.
Ra muan 111 u Bahan :
- Jahe 1 jempol.
- Sereh 2 batang.
- Air 2 gelas,
- Gula merah 1 sendok makan.
- Garam seujung sendok.
Cara pe mbuatan :
Jahe dibakar dan memarkan . rebus jahe dengarr sereh dengan sedikit air
Setelah menyusut tambah sedikit guSa merah . aduk-aduk dan dinginkan.
Cara pe makaian:
Minum hangat-hangat pagi dan sore.
Diare
Mencret (diare) adalah berak encer atau bahkan berupa air saja (mencret) yang terjadi lebih
sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam 1 hairi. Kadang-kadang disertai dengan muntah,
panes dan Iain-lain.
Ramuan untuk penderita mencret (diare)
Ra muan I
Bahan:
- Daun jambu biji (pucuknya) 1 genggam
- Adas 5 butir (1/3 sendok leh)
- Pulosari 2 jari tangan
- Air 2 cangkir
u Cara me mbuat :
Semua bahan setelah dicuci, dipotong kecil-kecil kemudian dididihkan sampai diperoleh 1
cangkir.
Cara pe makaian :
Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir.
Ra muan II j Bahan;
- Daun jambu biji (pucuknya)3 pucuk .
- Garam sedikit/ secukupnya.
a Cara pe ma kaian :
- Daun dikunyah dengan sedikit garam kemudian ditelan, sehari lakukan 2
kali.
- Daun ditumbuk, beri air (yang telah dimasak) 1/2 cangkir
- kemudian peras, diminum sekaligus, sehari 2 kali.
Ra muan III j Bahan:
- Kunyit
- Kayu angin
- Bung a kayu putih (Merica bolong} 1 jari tangan.
- Ketumbar Daun sembung genggam. 7
- Air butir
Cara pe mbuatan : 7 butir.
Bahan setelah dicuci, dipotong helai.
kecil-kecil dididihkan sampai 2 cangkir.
diperoleh 1 cangkir ramuan, u Cara
pe makaian :
Diminum sekaligus sewaktu suam-suam kuku,
kemudian o
Wasir/Ambeien
o
Oisebabkan oleh adanya pembengkakan pembuluh
darah balik pada bagran bawah dari poros usus,
baik di sebelah dalam maupun di sebelah luar
lubang duburyang tampak seperti bisul warnanya merah
kebiru-biruan.
Gejalanya : BAB sulit dan terasa sakit. jika mengedan timbul
benjolan dari lubang dubur, kadang-kadang keluar darah
yang menetes dari liang dubur.
Ra muan I Bahan
2 sendok makan
Cara pembuatan : secukupnya
- Lempuyang wangi
dicuci bersih lalu diparut,
- Tambahkan air bersih dan garam.
- Ramuan diperas dan disaring.
Cara pemakaian {Dewasa) :
Ramuan diminum 2 x sehari 1 sendok makan .
Ramuan III
Bahan:
- Lidah buaya di kupas 1 tangan,
- Madu 1 sendok teh
J Cara pembuatan :
Lidah buaya diambil dagingnya, potong -potong dan rebus sebentar, kemudian
blender dengan air matang. Tambahkan madu 1 sendok teh. a Cara pemakaian :
Ramuan diminum sehari 1 kali sehari, sampai BAB normal.
Ramuan II
Bahan i
- Daun Her (miana) segar 7 lembar
- Daun Jung Rabap 1 sendok makan
- Air1 sendok makan
j Cara pembuatan :
Daun Jung Rabap dibakar sampai menjadi abu kemudian
dihaluskan dengan daun Her serta ditambahkan sedikit air.
_
Q
1 16
j
Q
a.
Q
1 helat
se d i kitfs ecuku pnya
2 sendok makan 2 gelas
0
0
? 7 ^ j f J t a i a M . ^7fi dilicrHo/ dl PiniAiLlMUii
u Cara pemakaian:
Sayur daun katuk dimakan 3 kali setiap hari, setrap
kalinya 1 mangkok.
Ramuan II
a Bahan: sebesar telur bebek , difris
- Temulawak Vi gang gam
- Meniran % genggam
- Pegagan 3 gelas
- Air
J Cara pembuatan :
Direbus hingga air menyusut menjadi setengahnya.
D Cara Pemakatan:
Minum 1 gelas pagi dan 1 gelas diminum menjelang
tidur malam.
Konstipasi (Sembelit)
Penyebab Sulit Buang Air Besar (Sembelit)
karena pola makan yang buruk, kurang mengandung serat,
minum kurang, kurang lidur, kebiasaan BAB tidak teratur dan
sering disertai rasa cemas atau khawatir. Ramuan sembelit ini
tidak diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui.
Ramuan \
o Bahan :
- Daun Udah buaya ukuran sedang Vs pelepah
- Madu 1 sendok makan
- Air 14 gelas
J Cara Pembuatan :
Daun lidah buaya dicuct dan dikupas. Isinya dipotong kecil-
kecil, seduh dengan !4 gelas air Berikan 1 sendok makan
madu. Ramuan dapatjuga diblender
L> Cara pemakaian :
Ramuan diminum 1 kali sehari. sampai BAB normal
__________________________________________________________________________
if*yiTJtflJ* STtfiii/Iiurxai FUJHJULK til 7*t4JLikr 1
U8
WITA
Ramuan II Bahan ;
Q
J
Ramuan II
Bahan:
- Buah adas % sendok leh
- Madu 1 sendok makan
Q a Cara pembuatan :
Buah adas dicuci dan ditumbuk halus-halus. Seduh dengan air
*
kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehan-
hari tan pa menimbulkan keielahan yang berlebihan. Kebugaran
jasmani meliputi daya tahan jantung-paru, daya tahan otot,
kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
Ramuan :
Bahan:
- Jahe 1-2 Jart
- Sereh 1 jart
- Cengkeh 4 bijf
1
- Pala /a biji
- Daun jerukpurut 1 lembar
- Kemukus 5 biji
- Kayu in an is secukupnya
- Gula aren secukupnya
- Air 5 gelas
J Cara pembuatan
Jahe. sereh, kayu manis, gula aren dipotong kecil-kecil (bila
perlu jahenya dibakar teriebih dahulu). Semua bahan
dicarrtpur kemudian direbus sampai mendidih selama 10-15
menit
a Cara pemakaian
Ramuan diminum hangat-hangat 1 gelas 2 kali sehark
V, REFERENS1
0
Pedoman Pengembangan dan pemanfaatan TOGA
Pedoman Pelayanan Kesebatan Tradisional
Ramuan Buku WHO
Bahan pelatihan Saintifikasi Jamu 0
0
______________0
Lam pi ran
DAFTAR OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA
YANG SUDAH TERDAFTAR Dl BADAN POM S/D MARET 2012
A. Fitofarmaka
N
Nama Sediaan Kandungan
o
1
2
.
Attapulgite, Psidii Folium ekstrak, Curcumae
Nodiar
domesticate Rhizoma ekstrak 300 mg
3
. Curcumae domesticate Rhizoma, Zirtgiberis
Rhizoma ekstrak, Curcumae Rhizoma ekstrak,
Rheumaneer
Panduratae Rhizoma ekstrak, Retrofracti
Fmctus ekstrak
4
.
Stimuno Phyllanthi Herba ekstrak 50 mg
5
.
Tensigard Ag Apii Herba ekstrak , Orthosiphortis Folium
formed ekstrak 92 mg
,J
Diabmeneer
Pterocarpi Folium ekstrak 100 mg. Momordicae
1
Fructus ekstrak 50 mg. Phaseoti Fructus ekstrak 200
(kapsul)
mg. Andnographidis Folium ekstrak 150 mg
2.
0Diakur 0
Andrographidis Herb a: Coix Semen; Curcumae
(kapsul)
domesticae Rhizoma; Da lam bentuk ekstrak; Psidii
folium
3.
Diapet
fkapsul}
Psidii folium 144 mg, Curcumae domesticate Rhizoma 0
120 mg. Coix lacryma jobi semen 245 mg, Terminiiiae
4.
chebulae Fructus 48 mg, Granati Peri carpi urn 42 mg
0
Disolf
Ekstrak DLBS1033 Lumbricus rubelltts
(kapsul)
6.
Fitogaster
Curcumae domesticate Rhizomae ekstrak 400 mg
(kaplet)
6.
Fitolac
Sauropi Folium ekstrak 3,672 g
(granul)
7.
Glucogard Morindae Folium ekstrak 19 mg, Momordicae Fructus
(kapsul) ekstrak 306 mg
8.
Helmigs Curcumin
As am sitrat a rth id rat, Curcumae Rhizoma ekstrak,
(Sugar Free)
Manito); Na. bicarbobas, Orange powder. Stevia
(serbuk)
1 2fme.
JI 2 Tfnfi/i'j/jrwjii /Zo-rtttijzj* fit PHJACUL1
0
Q
Q
0
Q
0
Q 9.
10.
1 niacin (kapsul) Cinnamomum burmannii. Lagerstroemia specrosa
11.
Eufycoma Radix ekstrak 50 mg, Retrofracti Fructus
Irex Max (kapsul) ekstrak 5 mg, PausinysLalia Yohimbe bark 125 mg,
Panacis Radix ekstrak 50 mg
20.
Niran
Phyllanthi Herba Extract
(kapsul)
21.
Phalecarp
Ekstrak OLBS1425 Phaleria macrocarp a
(kapsul)
22.
Psidii
Psidii Folium ekstrak 499,0 mg
(kapsul, simp)
23.
Rheumakur Curcumae domesticate Rhizoma ekstrak 75 mg.
(kapsul) Curcumae xanthorrhizae Rhizoma ekstrak 25 mg
24.
Sehat Segar (Wild Atractylodes macrocephata Radix: Form Japoicus Fr
Ling Xian Cao) Herba; Ligustium waliichii Radix: Pseudo ginseng
(kapsul) Radix
25 Arthradylodis macrocephaiae Rhizoma 6.25 mg,
Sehat Tubuh (Tian Ganoderma lucidum 18,75 mg. Ophiopogonis Radix
Ran Ling Yao) 57.5 mg, Panacis Pseudoginseng Radix 10,00 mg,
(tablet) Panacis Ginseng Radix 13,7 mg, Ligutici rhizome
18.75 mg
26.
Slimming tea }amu
Curcumae Rhizoma; Foeniculi Fructus; Green Tea:
ceiup pelangsing
Guazamae Folium; Parameriae Cortex
(serbuk)
27
So ngg clang it Tridax proc urn bens Herba 10 g
(serbuk)
124
^clcAniait 5^uz/ilinmaJ iJi PtLlAciMHj
0
0
0
0
0
0
_
0
2B
. Curcumas domesticate Rhizoma 144 mg. Psidii
Slop Dfar Plus
Folium 270 mg, Jasmini multiflora Folium 180 mg,
(tablet)
Brugmansiae Folium 6 mg
29. Caryophylli Folium: Foeniculi Fructus; Isorae Fructus:
Madu: Menthae arvensis Fldrba; Oryza Sativae.
Tolak Angin (COD)
Phyllanthi Herba Ekstrak; Zingiberis Rhizoma
30.
Virugon (tablet,
Drymaria cordata Herba ekstrak 144 mg
krim)
TRADISIONAL DT PUSKESMAS
/)/(
'U f
t
MATERI INTI 4
MANAJEMEN PROGRAM PEL AY AN AN KESEHATAN TRADISIONAL
Dl PUSKESMAS
Q I. DESKRfPSI SINGKAT
127
III. POKOK BAHASAN
J f l t o u w p T i j y ruuK
PliAcJLmnJ.
memelihara kesehatan atau meningkatkan kebugaran dan dapat mencegah
timbulnya penyakit dengan memanfaatkan antara lain tanaman obat yang ada
disekitar krta. Pada tahun 1980an muJai dikembangkan Taman Obat Keluarga
(TOGA) yang saat ini perlu digalakkan kembali baik penanamannya dan juga
pemanfaatannya,
PII A Ac AJWflJ
sehingga akan mempermudah dalam menyusun rencana kegiatannya.
& Pota penyakit : data 10 penyakit terbanyak dapat memberikan gambaran pola
penyakit yang ada di wilayah setempat. Data ini perlu dianalisis penyebab
banyaknya kasus penyakit yang diderita masyarakat, iebih jauh pusketnas perlu
0 menganalisis adakah yang dapat ditanggulangi dengan pelayanan kesehatan
ramuan.
Q
Dalam mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional di
puskesmas, dari data penduduk menurut kelompok umur dan pola
penyakit yang ada di wilayah setempat bisa dihitung kebutuhan obat
tradisional. Pada modut Mated Inti 2 tentang Pemanfaatan TOGA untuk
Pemeliharaan Kesehatan Mandiri agar Juga diperhatikan dan pada
Mated Inti 3 tentang Relay a nan Kesehatan tradisional Ramuan di
Puskesmas telah dtjelaskan tentang jenis obat herbal yaitu jamu, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka dan penggunaannya.
ipwj/
PtijAc rtJ
Pokok Bahasan 2. Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan
Tradisional
e
Penggerakan pelaksanaan di Puskesmas dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang disusun berdasarkan ska la prioritas yang men oak
up pemberian pelayanan pro mot if dan preventif, pembina an dan
pengembangan Program Kesehatan Tradisional.
2.1 Pelayanan Kesehatan Tradisional ramuan sesuai kebutuhan
masyarakat
Q Puskesmas bertanggungjawab menyediakan pelayanan kesehatan
tradisional ramuan yang sesuai dengan hasil inventarisasi data di
Q wilayah kerjanya. Selain itu Puskesmas perlu membuat Plan oMcfron
(POA), tim pelaksana pelayanan kesehatan tradisional, perlu
mengadakan sarana prasarana yang dibutuhkan, membuat uraian
tugas dan standar operasional prosedur yang dibutuhkan guna
kelancaran pelayanan.
Q
Pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas lebih
mengutamakan kepada aspek promotif dan preventif. disamping aspek
kuratif dan rehab ilitatif. Keg Satan pelayanan kesehatan tradrsionaf
ramuan dapat diselenggarakan di dalam dan di luar gedung, yaitu
pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan daya tahan
tubuh/stamina, mengatasi faktor restko serta gangguan penyakit ringan
dengan herbal/jamu yang terintegrasi dengan unit pelayanan lain
Q (seperti: poll umum, poll KIA) atau sebagai poliklinik pelayanan
tersendiri yaitu poliklinik pelayanan kesehatan tradisionai.
Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan tradisional ramuan oleh Battra
dilakukan setiap 3 bulan sekali ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupalen/Kota dengan tembusan Kepafa Puskesmas
setempat, sesuai format pada lampiran.
V. REFERENSi
0
0
0
0
@
#\gyfrnin. PcJit|{t4t>4 rt*4 tttsJkj- ft n in **. ^FhnciiAivmwil
|3S
Provinsi
Tahun
KETERAMPILAN RAH U AN Total Keterangan
N
O
Noma Desa/Kel
I j
i
a
i /
1 i
i 1 l i
i
P
1 1i
i
l i i
5 J I
!i
i 1
5 i i
i i ! I 1\
. i
i i
Z 1 i ! J i
s 1 !
d i
i
l 1 i i 1 1 ] 1 l s t i i i ! 1 5 3 3 \ 3 i
J
! 2 3 4 : 6 y r u ? i 1 c 2 ? . 2 ? 3 3 1 ' :
i . > i . ' $ 2 4 5 3 P 0 ' 2 W
'!
2
t
-1
;
B
T
=
1*
!U
1
d T otal Battra
Battra rtlhlna
J
J E
iJ E
cr
z
| E
5
1
J
E
a
a
i
_
a
_
l
* : - j V
5
: CL
\*;
i 1
E *0
I \ e E1-
Hift
i 3iEn
i 7 ~ > X
J C. ^
li s
-
5
4F
J -3 1 2 . ill
Z
< t <7. ISM
n c f E*
ii j I a a
fill
- !-
?? ill
i
2- 0
E
IsS? ! g
? Js; S
*5
I ^ eif g -g
** 5 a * ?H;^
"r :7.:"
i 5 E|*31
ui 1 II If If 6
21
; | E^l;
>- t- n B 5 . t E E
5 1
,, -i * *1 i 5
i S * n
3:11 *
h i
^ : e5 IiI
I S5 |
Is l |
S
B
^ n. a
1
T
|N i s t p
JC a si
> | -
g fJ t jaa&!
a J,-t
|ni
5-
safIS
e ^ V ~-s' -
i : U H fLi, U !- $ X .
1
M
E
1 I-
jf
5 FI X |L u .
, 3 3 * *
?
i
s
a 1
^ 5 n>:
X ? s ~w ? s
1 I
CL
a
1
I
f 13
I
[
N
! a
I :
c
Si
"t w x
EEE
II
SC
* ^ 0 0 0
3
>
v : o o 5 >3
l
Q - - f t l Q
z 1 l d f -
c
*
;S
:
I
:L
>8
t:l
i(
1
3
3
: I
t
c- ? <
s
1 5
Jl
S5 : e t j. >15, ; 5
i l l *52
c
U: :
[
:
{ ( u
I 5E
CC-3J n J
j ir
: : : : C
e | 5 I] C] E] c:E$
3 c * J j:J ni i
J E
i
*
;;cC5 r i t z r
' l i e :
1 ; : : 3 3 ! '" ^
i l 111
If t HCC ^D?-
r r r p r*
K .: : : : c c C E
3 _ V 3 5 0 C 5
i *c3 c <::s
ao315
1 n i ^ i n
f
t L
Uuttra |i7int| add L-MIIUJI m^iniln b'Ji-'r, riii|ininkjr. ^EheiH^AW BATTRA K-.ri'-rHiii' paaivn mliih ?yiiUwfl4in
w Ua ELflf Tnl Jumlnh
J*m. faarnii RJUKTP Pa*un dii*?t# Fa ulilai Pr-lupia Kawhalar dllnUh ttadtr dlliHh arrk CLIB Ic-tanpok SiStlA
nn' ll>ii tr.i al
ratal Kmijury^j
Kelmmpilu" R-j.-p-ir dfl 1
!IJ by RS.*PKM iVmta rrl program ka*taJ oro ntaienai TI Ub>nn
Kpluriny n lliiri i-
j i ti t " IL< 'i 1 H1 " ,T
Marflerlahu
TOT*L
SE-.
P&IQ&ldlB PTiqraTi,
I........................................................................................................................................................................................................................................................................................................ - -.............I
Pc-tunjuk PninBwp^i:
;:i u I J . LkJtjjp Ju^ul
.u ii" !M hHIMOPHOMm T1^nr-.ni
' 0. fci..D->"
i.i 11rr. 1 P-'nqrA:n' ^nJiaci'ni AhiiH) f-n if) ?u'fl d tv- Ini [wtiiAnn MHIUIHT iNluc-ti
sCm:rn T I'*nqi.*. ' J p<Kfi "..r.i! Ir n ^ira-im iraduara Itif'Ti t U i i K f i l V ^ r / - '
KiidimJ* Piitijf.,- Z<*i[-Till fc'irf] r^rtnl llinl krlif.i: hu-fMnl TiMiiiWall iSTFTl dKl Kpiv<m*
KukJiTi j PtTrpo:-'*; ~!5iif-nrji ..i-ai taSin rntncu-tui Sf^T iTJu dTPT irf. 'i> fWi'.-inm kiraiJp JLJ- Inrjrj. w kifiJiiJ nMl/E***.
i[' Cl.*-1ci JU.
Krlrm 11 Juirlta <ir Mta*~ fUiifei
KcfcmlJ iiflii .milif htflifiiBl1 Kinh .lirai Puatawaa
Kota11 111 -MHHi kljUlH- :<!Tc!T-wi tinpF-fliWi "llluaiJ -n\i| HU
Kotan io in Cifcu: jrijw
DIPUSKESMAS Kcmit
raan
Daiam
(h g
MATER! INTI 5
I DESKRJPSI SINGKAT
H. Tujuan Pembelajaran
1.1 Pengertian
Istilah "pemberdayaan masyarakat" sebagai terjemahan dan kata
"empowermenf nnutai ramai digunakan daiam bahasa sehari-hari di 0
Indonesia bersama-sama dengan istilah ':pengentasan kemiskinan"
(poverty alleviation] sejak diguiirkannya Program Ingres Dos a
Tertinggal (IDT). Sejak itu istilah pemberdayaan dan pengentasan
kemiskinan merupakan bagaikan saudara kern bar" yang selaiu
.j
menjadi topik dan kata kunci dari upaya pembangunan,
Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya
peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal,
terpinggirkan)
uiiLiMuut 7ftn. i^K^ niliii DOJH POLUH I44
~L?i Pu_lAc.iru( J
untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-
pilihannya, berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengelola
keiembagaan masyarakatnya secara bertanggungjawab (accountable)
demi perbaikan kehidupannya.
li t it A yrittinJtoA Po/ajM.
146
9
5. Untuk mempertahankan ekstensinya, pemberdayaan masyarakat
memerlukan break even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya
tidak sebagai organisasi bisnis/pro/ft.
iJaiLrwt
Pryr/rMffyauian tmAcJi-h art Pi Pi?iAcimol
3. Musyawarah desa.
4. Perencanaan partisipatif,
5. Pelaksanaan kegiatan,
6. Pembinaan kelestanan pelayanan kesehatan tradisional.
1. Analisis Situasi
Kegiatan ini merupakan upaya agar provider/slakeholder terutama di
tingkat kecamatan seperti : Camat dan jajarannya, penyuluh pertanian,
penyeienggara pendidikan, PKK, Pramuka, Lerrbaga Swadaya
Masyarakat, dan lintas sektor lainya, dapat mengenal sosiai budaya
dan permasalahan setempat, dan sumberdaya dalam pa Say a nan
kesehatan tradisional di masyarakat.
Hasii pengamatan ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
a. Pengaruh psikoiogis yakni provider/stakeholder mulai menjalin
keakraban d eng an masyarakat melalui pengenalan situasi
setempat dan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Informa
si yang diperoleh merupakan data awai terkait pe lay a nan
kesehatan tradisonai yang nan tiny a dapat digunakan sebagai
pembanding daiam menilai keberhasilan kegiatan, serta sebagai
titifc tolak pembahasan dengan masyarakat, berdasarfcan
kenyataan yang ada.
b. Terjadinya proses belajar. Petugas menyadari pentingnya
pengenalan situasi dan masalah terkait pelayanan kesehatan
tradisional yang nantinya digunakan sebagai bah an
merencanakan kegiatan. Petugas mengenal dan mempunyai
wawasan yang konkrit tentang masalah pelayanan kesehatan
tradisional ada di masyarakat. Petugas mempunyai keterampiian
dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara
sederhana. Adapun data yang dikumpulkan meliputi:
1) Data Umum, yaitu data tentang keadaan daerah, iuas
pekarangan, penduduk, pemuka masyarakat setempat.
saluran komunikasi dan geografi.
im fiiia.ynnji I? cut
Pi T?L PuiAcJLmn.1
Data Khusus, yaitu data yang terkait dengan
Q 2. Pertemuan Forum
Q
dan desa/kelurahan membahas rencana tindak lanjut pelayanan kesehatan
tradisional berdasarkan hasil analisis situasi. Peran petugas puskesmas
memfasiltasi, dalam penyelenggaraan
I Piut 7cj*nlfuuaj4.
ifuiiT.w Pt
dan pengembangan pelayanan. kesehatan tardisional di
0 masyarakat.
Musyawarah Desa/Keluratian.
Bila periu musyawarah desa/kelurahan dalam mengembangkan
pelayanan kesehatan tradisional dapat dilaksanakan secara
J berjenjang dengan terlebih dahulu dilaksanakan pada tingkat
_.
RW/Dusun.
Musyawarah desa/kelurahan bertujuan :
0 a) Mensosialisasikan tentang ad any a masalah-masalah
penyelenggaraart dan pengembangan pelayanan kesehatan
Q tradisional,
b} Mencapai kesepakatari tentang urutan prioritas masalah dalam
pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Q tradisional.
c) Mencapai kesepakatan tentang pembentukan TOGA di setiap
rum ah tangga. Ml
d| Mencapai kesepakatan tentang pemanfaatan TOGA untuk
peningkatan kesehatan
e) Meneta pka n ka de r seb aga I pe ng elola T 0 GA.
f) Menetapkan dukungan sumber daya dalam pembuatan TOGA.
g) Menggalang semangat gotong royong dalam penyelenggaraan
dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional.
Penyelengggaraan musyawarah desa/kelurahan dihadiri oleh
kepala desa/lurah, perangkat desa/kelurahan. LPM, PKK dan tokoh
masyarakat dan komponen masyarakat lainnya.
4. Perencanaan Partisipatif
Setelah diperoleh kesepakatan dari warga desa/kelurahan, kader
pemberdayaan masyarakat (KPM) dan LPM mengadakan
pertemuan, guna menyusun rencana kerja dalam penyelenggaraan
dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional. Rencana
penyelenggaraan dan pengembangan kesehatan tradisional
mencakup:
Pembuatan TOGA.
Pergangkatan kader pengelola TOGA.
0
Menetapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan
kesehatan tardisional.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan membutuhkan
dana oprasional penyelenggaraan, berikut jadwal.
Menentukan sumber pendanaan kegiatan: masyarakat,
dunia usaha dan swasta, kemudian dibuat dalam dekumen
tersendiri, sedangkan kegiatan yang memerlukan
dukungan dana dan ADD dan APBD, dimasukan dalam
dokumen musrenbang desa atau kelurahan untuk
ditetapkan dalam RJPM desa atau kelurahan.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemecahan masaiah kesehatan oleh
masyarakat, merupakan rangkaian penerapan kegiatan sebagai
penjabaran dari rencana yang telah disusun dan disepakati untuk
dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di desa atau
kelurahan.
KK
memanfaatkan
Jumlah TOGA
Kader penggerak <5 5-10 >10
J
J
Keteranqan :
0 Jenis tanaman obat adalah macam-macam tanaman obat yang
memiliki khasiat obat dan kandungan kimia berbeda. E Contoh jenis
tanaman: temu hitam, temu putih, temu mangga, temulawak, jahe,
kunyil, kencur.
0 Terdapat 4 variabel yang hams dipenuhi pada setiap tingkat
pengembangan TOGA.
PffWmrr ri n ynnw i _1 a
*1 aJia. PdJt DaflUii
1. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama
Pa/t yang sinergis
Pni( antar dua (atau lebih)
3. Prinsip-prinsip Kemitraan
a. Saling membutuhkan
b. Saling ketergantungan c Saling percaya
d. Saling menguntungkan
e. Saling mendukung
f. Saling membangun
g. Saling melindungi
4. Syarat Kemitraan
a. Kesetaraan (simetris)
b. Saling menyadari kebutuhan pihak lain.
c. Saiing memiliki keunggulan untuk dapat membantu (memenuhi
kebutuhan) pihak tain.
d. Niat yang sama untuk bekerjasama dan bukan saling
memanfaatkan (ekspioitatif).
e. Kejujuran.
JfinAtya.hjnJk.'aJ. PflK
yp/rHpprtfttlilii "IfBKAP Pi
Pa/t Pni(
5. Pemangku kepentingan [Stakeholders) Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik daiam rangka pengembangan
pemanfaatan tanaman obal (TOGA) daiam pemefiharaan kesehatan
Q secara mandiri {selfcare). Jenis mitra atau pemangku kepentingan
lerkait (stakeholders) di kecamatan dan di desa/kelurahan yaitu :
& a) Pemerintah kecamatan
b) Puskesmas
c) Penyuluh pertanian
d) Unsur pendidikan
e) Kepala Desa/Kefurahan
f) Lembaga Kemasyarakatan
g) Kader masyarakat
h) Bidan di Desa
O i) Ketuarga, Masyarakat
o Reran Mitra
Pemangku kepentingan terkail atau mitra daiam pengembangan TOGA
6. daiam pemeliharaan kesehatan secara mandiri (setfcare) mempunyai
peran sebagai berikut :
1) Peran Pemangku kepentingan di Kecamatan dan
0 Desa/Kelurahan
- Integrasi pelaksanaan pengembangan dan kebijakan lerkait
tanaman obat (TOGA) daiam pemeliharaan kesehatan secara
mandiri (seffcare) dengan pemberdayaan masyarakat.
- Membenluk Forum Desa/kelurahan tingkat Kecamatan bila
belum ada atau memberdayakan forum kesehatan dengan
memasukkan pengembangan program kestrad sebagai salah
2) Reran Puskesmas
- Menginvetarisasi dan identifikasi tanaman obat yang ada di
wilayah kerja ny a.
9
- Mengembangkan komitmen dan kerja sama ditingkat
kecamatan dan desa dafam rangka pengembangan dan
pemanfaatan TOGA.
- Mel aksan aka n p eta ti h a n p em a nf a atan TOG A ti ng kat
de sa.
- Bersama Penyuluh Pertanian membina keluarga dan
masyarakat daiam pengembangan TOGA.
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
3) Penyuluh Pertanian
9
Meiakukan pembinaan teknis budidaya TOGA
* Membantu melestarikan tanaman obat yang hampir punah.
- Mendampingi pengelola TOGA dalam proses pasca panen.
4) Unsur Pendidikan
- Mengembangkan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan
TOGA di sekoiah.
- Meiakukan koordinasi dalam penggembangan TOGA di
sekoiah (UKS) bersama instansi terkait.
- Meiakukan koordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala
Sekoiah dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dengan
memasukkan materi pengembangan dan pemanfaatan TOGA
sebagai salah satu pokok bahasan dalam Mata Pelajaran
Kesehatan dan Oiah Raga (OR).
- Meiakukan koordinasi dengan sekolah-sekolah untuk
merencanakan kegiatan pengembangan binaan terpadu TOGA.
- Lomba TOGA antar kelas dan sekoiah.
o
TOGA dalam pemelibaraan kesehatan secara mandiri
(selfcare) ke dalam Rencana Kerja Pembangunan (RKP)
Desa/Kelurahan.
- Mengupayakan bantuan dana dan sumber daya lain.
- Memanfaatkan Forum Desa/Kelurahan yang sudah ada,
dengan memasukkan pada agenda kerja tentang program Ya
nke st rad/TOG A.
- Melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang
pengembangan dan pemanfaatan TOGA dalam pemeliharaan
kesehatan secara mandiri (selfcare).
Q 6} Lembaga Kemasyarakatan
- Mengintegrasikan pengembangan dan pemanfaatan TOGA
dalam pembangunan desa.
Q - Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong
royong dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan
dan memanfaatkan TOGA dalam pemeliharaan kesehatan
secara mandiri (selfcare)
___________________________________
Pejuimfrtitiyaaa * x n A . n . # . Pa*
1
TV yr ^a*AcLlf?uuJ ~Di iwai 5
9
8) LSM dan Organisasi Masyarakat
- Menggerakkan dan memfasilitasi masyarakat dalam
pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.
- Melakukan pemantauan pelaksanaan pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA,
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.
POKOK BAHASAN 4 :
PERENCANAAN KEMITRAAN BERSAMA
9
cara, yaitu: ( 1 ) Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh
masyarakat. (2) Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah, (3)
Pemantauan dan pengawasan oleh Fasilitator, (4) Pemantauan dan
pengawasan independen oleh berbagai pihak, serta (5).Kajian dan
audit keuangan.
Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap kemajuan pengembangan
dan pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktrf akan dilakukan
secara: (1) Tahunan; (2) Pada tengah periode, yaitu tahun 2012. dan
(3) Pada akhir periode, yaitu pada tahun 2014.
PCJHJSTC.U[
yiI.I
JPC. rtfrj-i L.rJ PUR cMituiiLK PoiilJM (63
IL
T
Pc|rciiiw y yiiTuLiut Pi
REFEREMSI
Departemen Kesehatan Rlt Sekretariat Jenderal, Kemitraan Menuju
Indonesia Sehat, Jakarta, 2003
Soekidjo Notoatmodjo, e t a l . Promo si kesehatan,Teori dan Aplikasi,
Rineka Cipta, Jakarta.2005
Kementerian Kesehatan RJ, Second Decentralized Health Services
Project, Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bagi Petugas
Puskesmas, Jakarta, 2010
+ Kementerian Kesehatan R!, Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif, Tahun 2010
Surat Mendagri No 140/1508/SJ, Tangga! 27 April 2011. Hal: Pedoman
Peiaksanaan Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
PEMBINAAN PENGOBAT
TRADISIONAL RAMUAN
Pembi
naan
Pengo
bat
Trfldl
sion
aL
MATERI INTr 6
0 J. DISKRIPSI SINGKAT
iw /rtMiTfljt it tt
Ak
keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan dan dilakukan secara berjenjang dari
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kola, Dinas Kesehalan Provinsi, dan
Kementerian Kesehatan.
Pembinaan dilakukan secara administrate meliputi pendaftaran pengobat tradisional
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota, selain itu juga pengobal tradisional di
dorong untuk melakukan pencatatan atau registrasr pasien yang ditangani. Selain
pembinaan secara administratif, dilakukan juga pembinaan terkait dengan
> hygiene dan sanitasi daiam penyelenggaraan peiayanan kesehahatan tradisional.
17
0
* F asi I ita s i se rf ifik a s i p engo ba t trad isiona I
* Pendaftaran dan perizinan pengobat tradisional.
* Penyelenggaraan forum komunikasi dengan asosiasi pen
gob at tradisional
Q * Penyelenggaraan sarasehan KiE/ bimbingan/ penyuluhan
kepada pengobat tradisional.
* Fasifitasi peningkatan kualitas pengobat tradisional meialui
& pelatihan pelayanan kesehatan tradisional yang am an dan
bermanfaat oleh iembaga benwenang
G * Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait
lainnya yang meliputi hak, kewa]ibanr Jarangan dan sanksl.
* Kunjungan langsung
Pembinaan terhadap UKBM :
* Pembinaan kader kesehatan tradisional diberbagai UKBM
yang ada termasuk TOGA
* Kunjungan langsung
w 4) Untuk
b) Pelayanan
Persyaratan Kesehatan
perpanjangan Tradisional
STPT/SIPT.Ramuan
sama Berkelompok,
dengan
perlu diperhatikan antara lain :baru.
pengajuan STPT/SIPT a) Penanggung jawab pelayanan
adalah seseorang yang
c) Pemohonan bertanggung
perpanjangan jawab terhadap
STPT/SIPT diajukan selambat-
rtf
3
jW ,
' PcuH^uiaait \n
ww terselenggaranya pelayanan
lambatnya 3 {tiga) buian sebelum habis masa berlaku
iJHiif 7?i
18
5
kesehatan tradisional berkelompok. serta mempunyai
STPT/SIPT sesuai dengan keahfian dan kompetensi yang r
W
dimilikinya dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b) Pelaksana adalah pengobat tradisianat ramuan yang berada
didalann sarana pelayanan kesehatan tradisional
berkelompok dan memiliki STPT/SiPT dari Dinas
Kesehatan Kabu paten/Kota. -
Q
2,1
Pokok Bahasan 2 : Pengawasan Pengobat Tradisional
Pemantauan Dan Evaluasi
a. Pemantauan dilakukan secara berjenjang dan berkala minimal
3 bulan sekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas setempat
b. Evaluasi dilakukan secara berkala 3 bulan sekali oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas setempat.
c. Pengobat tradisional wajib meiaporkan kegiatannya tiap 3
bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota J
dengan tembusannya kepada Kepala Puskesmas setempat.
d Laporan sebagaimana dimaksud pada nomor 3 meliputi; jumlah _
5. Perguruan Tinggi,
Memberikan inform a si dan alih teknologi terkait dengan
pengembangan iimu kesehatan tradisional ramuan.
177
Daftar Tilik Pembinaan Pengobat Tradisional Ramuan
Daftar tilik pembinaan pengobat tradisional ramuan digunakan
sebagai aiat bantu untuk monitoring dan evaluasi pada saat
melakukan kunjungan ke pengobat tradisional ramuan.
Daftar tilik ini secara umum berisi 3 (tiga) aspek penilaian yaitu aspek
non teknis, manajemen dan aspek teknis. Untuk pembinaan dalam
aspek teknis, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melibatkan
organisasi protesi kesehatan atau asosiasi pengobat tradisional terkait
yang ada di wilayah kerjanya.
Penilaian terhadap setiap uraian daiam daftar tilik dilakukan dengan
memberikan tanda rumput (v) pada kolom "ya" atau tidak" sesuai
dengan penilaian kondisi yang ada. Pemberian nilai ,Lya' diberikan
jika seluruh kondisi yang disyaratkan terpenuhi, kekurangan dalam
komponen penilaian berarti jawaban tidak. Setelah dilakukan
penilaian seliap uraian, kemudian diikuti dengan penjumlahan
penilaian ya,: sebagai basil nilai aktual. Nilai aktual dibagi dengan
nilai harapan, dikali 100% merupakan hasil dari penilaian kepatuhan
pengobat tradisional terhadap pedoman penyeienggaraan pelayanan
kesehatan tradisional keterampiian dan pedoman teknis pelayanan
ramuan.
Pengolahan data hasil penilaian dan daftar tilik berupa rekapitulasi
hasil penilaian daftar tilik. Hasil rekapitulasi penilaian ini dapat
dlgunakan sebagai dasar untuk merencanakan tindakan koreksi
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan ramuan oleh pengobat
tradisional melalui pembinaan secara berkelanjutan.
Referensi
Keoamatan j
Puskesmas
Petugas Pembina
1= ______________________________________________
#
#
6.2.3
form data kiien
Menentukan gangguan keseftatan
I
6.2.4 Kesimpufan has IF pemeriksaan, Kfcluhan ulama. jenis gangguan dan
penyebab penyakit ditulis di form data kiien <
6.6 Menyiapkan dan moracik bahan ramuan ____
6.3.1 Memberikan bahan obat tradisional sesuai KeltJhan/ gangguan kiien (to
6.3.2 J
Memben'kan anjuran kepada kiien yang berhubungan dengan
1
keluhannya
6.3.3 Merapihkan dan menyimpan data kiien.
__
6.6.4 Merujuk kiien apabila keluhan menetap __1 V
6,3.5 Pemberian anjuran pel a hid up so hat sesuai kebutuhan kiien
'
t
Pertilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 11
w:
J
Pr#HJruuiiui fitii \ f'crw n / /?a. 182
REKAPITULASI DAFTAR TILIK
PEMBINAAN PENGOBAT TRADISiONAL RAMUAN
Tanggal
Nam a Pengobat
Tradisional
Alamat Griya
Kecam atari
Wilayah Puskesmas
Petugas Pembina -j
2........................
N Nilai A kina
As pelt Pendamn Nilai Harapan %
o I
Pedengkapan Da lam
2 40
Ruangan
Peralatan dan Bahan
3 B
Penunjang
4 Pengobat Tradisional 4
Manajemen, Pencatatan
& 5
dan Pelaporan
Prosedur Teknis
6 11
Pelayanan
Total NNai 49
Persentaso Kepaluhan
KOP
DINAS KESEHATAN KABU PATENT KOTA
Diryatanan telah terdaftar sabagai pengobat Iradisional pada Dinas Kesehatan KabijpatentKoia
........... .................20.....
? Kepala Dinas
adotn Kesehatan Kabu
paten/Kota
&
Temuusan ;
1. Kepala Drnat Kesehatan Pnovinsi.
2. Kepala Puskesmas tetenipaL
3. Atosiasil organisati profasi di bidang pengobaian traditiona! yang bersangkutan.
DAFTAR KELENGKAPAN DQKUMEN
PERMOHONAN
PENDAYAGUNAAM PEN GOB AT TRADISIONAL
W DAFTAR DOKLWEN
ASING _______(masirg-masmg rangkap 3)____________
o
Q sama di Indonesia
A. Nama ; .........................................................................
1) SIPT/STPT
2) Fotokopi sertlflkat di oidang pengobatan tradisional
3) Foiokopi ijazah pendidikan formal tertsnggi
4) Surat pernyataan kesediaan menerima alih teknologi
B. Nama :..........................................................................
1} SIPT.'STPT
E3
5
o ModuCio
m
Q BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
0 i tobbUtJ
b
m
o
MODUL PENUNJANG
BUILDING LEARNING COMMITMENT
DESKRIPSI SINGKAT
Q '-"-V
CM
pelatihan, atensi mereka masih terpecah mengingat
keluarga yang ditinggal dan tuntutan pekerjaan ditempat
tugas. Demikian pula dengan pandangan terhadap
panitia, adakalanya peserta latih segan berkomunikasi
dengan panitia, kecuali terkait dengan masalah
administrasi serta hal-haf yang bersifat resmi, Kondist
seperti itu akan menguras sebahagian enersi, yang jelas
konsenterasi terhadap kesiapan menerima materi
pelatihan belum fokus. Pada keadaan ektrim, dapat
terjadi apa yang disebut dengan prustration gestures
yaitu sikap dan gerak gerik peserta latih yang
konfrontasi. yang ditandai dengan menggaruk- garuk
belakang leher, napas tersengal, mengetok-ngetok meja,
bercanda dengan teman dan sering tidak masuk kelas
serta pulang sebelum pelatihan berakhir.
1S7
Salah satu upaya pembelajaran menjadi kondusif, adalah pemberian materi
building learning commitment {BLC} diawal pelatihan. yaitu metode be!ajar
mengajar dengan pencairan kelas (unfreezing), kemudian disusul dengan
permainan yang menggiring peserta nnengenal dirinya, dan mengenal teman
temannya, menyadari dan mengingat kembali hakekat nilai yang baik, untuk
kemudian menyepakai norma kelas serta memilih pengurus kelas sehingga
tercipta komitmen kelas dalam mewujutkan proses belajar yang efektif.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian BLC.
2. Pencairan (unfreezing / ice breaker).
3. Mengenal diri sendiri dan orang lain
4. Nilai-nilai dan norma harapan
5. Komitmet norma kelas
6. Kontro! efeklif.
7. Pemilrhan pengurus kelas
BAHAN BELAJAR
1. Departemen Kesehatan Rl. ; Kumpulan instrumen diklat {pegangan
fasilitator), Pusdiklat, BPP-SDM, Kes, Jakarta, 2002
2, Lembaga Administrasi Negara Rl ; Peraturan Kepaia LAN Rl No. 09
tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat
Kewidyaiswaraan berjenjang, pengertian BLC ; Lan Ri ; Jakarta ;
2005
3. ; Dinamika kelompok untuk Prajab Golongan III ; Lan Rl ;
Jakarta ,2005
4, Robinson, dkk ; Desain Pembelajaran ; Universitas Terbuka Jakarta,
Jakarta, 2004
5, Bahan belajar daiam bentuk power point
6. Instrumen panduan pencairan kelas, pengenalan diri dan orang lain
dan penciptaan norma kelas
V, URAIAN MATERf
1. Pengertian BLC.
Building Learning Commitment disingkat dengan BLC, berasal (etimologi) dari
bahasa inggiris yang secara harfiah artinya kesepakatan membangun I
menyiapkan cara belajar yang baik. ' Pada beberapa pelatihan, materi
pembeiajaran Sain yang hampir sama dengan tujuan BLC adalah dinamika
kelompok, yakni suatu materi yang bertujuan untuk mendinamisasi kelompok atau
kelas sehinggga peserta latih dapat mengikuti peiatihan dengan baik.
Beberapa definisi dan pengertian BLC, dikemukakan sebagai berikut
a. Pusdiklat. Badan PP-SDM Kesehatan, 2004, memberikan pengertian BLC,
sebagai berikut : "Suatu proses mempersiapkan peserta diklat untuk
mengikuti proses belajar, baik secara individual, keiompok maupun
menyeluruh dan mengubah dirinya kearah yang positif. Setiap individu harus
senantiasa melibatkan ^ dirinya untuk secara terus menerus meningkatkan
kemampuan belajarnya.
b, Keputusan LAN Rl No, dinyatakan bahwa BLC dimaksudkan agar peserta latih
menciptakan komitmen tentang tentang kebiasaan . dan berperilaku yang
positif dan menghindari kebiasaan dan 'w perilaku yang negatif agar tercipta
suasana pembeiajaran yang kondusif dan serriua peserta diktat akan
memperoleh mamfaat w yang maksimal dari proses pembeiajaran yang
diikutinya
Bardasarkan 2 (dua) pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa BLC
adaiah bahan ajar yang menguraikan cara-cara "1 mempersiapkan peserta latih
untuk mengikuti proses belajar yang efektif sehingga tercipta suasana
pembeiajaran yang kondusif. Pembeiajaran BLC dilaksanakan dimulai dengan
pencairan kelas {unfreezing), kemudian disusul dengan permainan yang
menggiring peserta saling mengenai dirinya, dan mengenal teman temannya,
menyadari dan mengingat kembali hakekat nilai yang baik, untuk kemudian
menyepakai norma keias serta memilih pengurus kelas V sehingga tercipta
komitmen keias dafam mewujutkan proses belajar yang efektif. |
77ilJj.dIjn.jjf f* 190
0
2, Pencairan kelas (fee Breakers)
Q Menurut Havelock ! pakar pembelajaran orang dewasa, dikemukakan 3
(tiga komponen) yang harus ada dalam proses pembelajaran, yaitu,
a. Litbangbar (penelitian, pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan
& teknologi).
b. Proses pemecahan masalah
c. Interaksi sosial
Banyak sekaii permaian untuk pencairan kelas, seperti ; keranjang buah. seni
menerka gado-gado dan menyusun barisan. Berikut dikemukakan permainan
menyusun barisan.
Prosedur Kerja
a. Peserta latih dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masrng terdiri
dari 10 orang.
*
b. Masing-masing kelompok menyusun satu barisan I unis dari depan
ke belakang menjadi barisan yang sejajar, siap mengikuti aba-aba
fasilitator dan mengikuti aturan permainan sebagai berikut.
c. Fasilitator memerintahkan semua sub kelompok menyusun barisan
berdasarkan kriteria tertentu misalnya;
-Berdasarkan tinggi badan: yang paling tinggi di depan, yang paling
rendah di belakang atau sebatiknya.
-Berdasarkan berat badan, yang paling berat di belakang dan yang
paling ringan di depan atau sebatiknya.
-Berdasarkan nomor sepatu: yang paling besar di depan, dan ukuran
yang paling kecil di belakang atau sebaliknya.
-Berdasarkan tanggal lahir, tanggal lahir yang paling awal di depan.
yang paling akhirdi belakang,
d. Barisan yang merasa telah memenuhi kriteria berdasarkan aba- aba
fasilitator diharuskan jongkok, maka barisan yang keseluruhan
anggotanya jongkok teriebih dahuiu adalah calon pemenang. namun
harus di cek tagi apakah sudah betul urutannya,
Barisan yang jongkok lebih dulu dan betul diberi nilai 100.
e.
f. Barisan yang jongkok selanjutnya (kedua) dan betul, di beri nilai 50.
Barisan yang jongkok berikutnya (ketiga) dan betul di beri nilai 25. A
Barisan yang salah menyusun urutannya, diberi niiai nol. w
Q-
Kriteria barisan digelar berg anti-g anti, sehingga setiap k.ati
h.
berganti kriteria akan terjadi gerakan-gerakan peserta tatih dari
selumh barisan untuk menyesuaikan barisan dengan kriteria terbaru
yang diberikan fasilitator.
Fasilitator menoatat perolehan nilai setiap barisan dari setiap
kriteria, kemudian dijumlah untuk memilih barisan pemenangnya.
Kepada barisan yang kalah diberikan hukuman berupa nyayi
k. bersama samblt berjoget atau hukuman tainnya.
!#f|| CuwoitLimcjf i
Q
RefJeks?
a. Bagaimana perasaan anda setelah menyelesaikan permainan ini ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, ketika proses
Q menyusun barisan berlangsung ?
c. Perilaku apa yang sempat diamati oleh setiap peserta latih yang ditampilkan
oleh sesama peserta latih selama proses berlangsung?
0
3. Mengenal diri sendiri dan dirl orang lain
Pengenalan diri sendiri terhadap diri sendiri biasanya dikaitkan dengan status yang
disandang (jabatan / strata soaiai), jenjang pendidikan yang diraih, keadaan
ekonomi. dan Iain-lain kepemilikan sebagainya. Pa da ha I status-status terse but
harus drtanggaikan beg it u memasuki pernbelajaran di kelas dan masing-masrng
peserta latih berbaur, dalam suatu kedudukan yang setara, saling kerjasama, saling
isi mengisi, saiing terbuka dan saling percaya.
Pada BLC pengenalan diri dilakukan dengan permainan. Fasilitator memberi togas
kepada peserta latih untuk metaksanakan kegiatan atau untuk menjawab kuis /
petanyaan. dengan maksud untuk melihat sikap dan peritaku peserta latih sewaktu
melaksanakan tugas tersebut dan juga untuk mengetahui jawaban test /kuis yang
benar yang telah mereka kerjakan. Kemudian peserta latih yang menilai dirinya
(kecerdasan. ketekunan. keterbukaan, kebersamaan, dan lain lain), melakukan
evaluasi terhadap proses dan hasil /jawaban benar atas test /kuis selanjutnya
membandingkannya dengan peserta latih
lainnya. Proses pelaksanaan mengerjakan test/kuis (apakah mandiri,
bekerjasama, patuh aturan, tekun dan beberapa sifat dan sikap lain) akan
menampak, sedangkan jawaban test /kuis yang benar akan memperlihatkan
tingkat kecerdasan, daya ingat, wawasan dan lain- Jain sebagainya.
P rosed ur Kerja
a. Fasiiltator membagikan lembaran "seal test berhitung" kepada setiap
peserta !atih; kemudian fasilitator meminta seluruh peserta latih untuk :
- Menaaih perhatian yang seksama terhadap cara teman- temannya
mengerjakan soal test berhitung tersebut {Jadi disa raping mengerjakan
soal tapi juga memperhatikan cara lemannya mengerjakan soal),
- Mengerjakan soaJ /kuis secara jujur.
- Mengerjakan soal setelah semua peserta mendapatkan Jembaran
soal /kuis {ada aba-aba dari fasilitator).
- Waktu mengerjakan soal 10 menit.
b. . Fasilitator meminta seluruh peserta latih berhenti mengerjakan
soal / kuis.
c. Fasilitator meminta 5 orang peserta latih maju kedepan untuk mengerjakan
soal.
d. Fasilitator menunjukkan jawaban soa! / kuis yang benar.
Refleksi
a. Bagaimana perasaan anda setelah menyeiesaikan soal
hitungan/ kuis ini ini ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi,
ketika proses mengerjakan soal sedang berlangsung ?
c. Sikap dan perilaku apa yang sempat diamati oleh setiap peserta
latih yang ditampilkari oleh sesama peserta latih selama proses
berlangsung ? &
d. Seteiah anda mengetahui hasil perhitungan yang benar, bagatmana
anda menilai diri anda lentang kecerdasan, ketelitran, wawasan dan
Iain-lain.
e. Apakah anda dapat menilai orang lain tentang keimandirian,
kerjasama, kepatuhan pada aturan, ketekunan tekun dan beberapa
sifat dan sikap fain ?
f. Apakah penilaian tersebut benguna untuk anda ?
Prosedur Kerja
& a. Fasilitator membagikan keranjang nilai kepada setiap peserta
latih, kemudian fasilitator meminta seluruh peserta latih
untuk :
Q
- Membentuk kelompok ( 5 - 6 orang),
- Masing-masing kelompok mennilih, ketua, sekretaris.
Q - Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk memilih nilai-
nilai (7 buah nilai) yang paling baik menurut anggapan kelompok.
- Masing-masing kelompok (diwakili ketua dan sekretaris)
0
menuiiskar nilai kedalam flipchart didepan kelas.
m
kelompoknya dengan mengemukakan aiasan alasan yang paling
cocok untuk pernbelajaran yang efektif.
77/f</iwy fr * M . g 195
c. Setelah seteiah seluruh kelompok presentasi, Fasilitator meminta
agar ketua mewakili kelompok berembuk memilih 10 nilai yang
akan menjadi norma kelas
d. Pad a akhir kegiatan ini, fasilitator berpesan kepada ketua kelas
terpilih menyerahkan nilai-nilai baik yang menjadi norma kelas
kepada panitia pelatihan untuk diketik rapih dan menjadi komitmen
norma kelas.
1................
2...............
3................
seterusnya
10 .............
Refleksi
a. Bagaimana pe rasa an and a setelah berhasil membuat kesepatan
tentang norma kelas ?
b. Apa yang bisa dipelajari dari peristiwa-peristiwa yang terjadi, ketika
proses penentuan norma kelas sedang berlangsung ?
5, Kontrol kolektif
Kontrol kolektif merupakan sanksi atas pelanggaran komitment norma
kelas. Kontrol kolektif dimaksudkan untuk memelihara dan menjaga agar
butir-butir kesepakatan norma kelas senantiasa ditaati, baik oieh peserta
Satih, fasilitator dan panitia penyelenggara, Penentuan butir-| butir
kesepakatan norma keias diperoleh melalui diskusi kelompok
sebagaimana proses diskusi yang ditempuh pada saat pembentukan
77M /
komilmen kelas. Bentuk sanksi / kontrol kolektif bukan bersifat hukuman,
tetapi bersifat mengingatkan, seperti menyanyi, membawakan puisi dan
Iain-lain yang sifatnya menghibur peserta latih di kelas.
Prosedur kerja
a. Fasilitator memandu brainstorming tentang sanksi apa yang harus
diberiakukan bagi orang yang tidak mematuhi atau melanggar norma
yang telah disepakati.
b. Fasilitator menuliskan hasil brainstorming di papan flipchart agar bisa
dibaca oleh semua peserta.
c. Fasilitator memandu membahas hasil brainstorming, sehingga dapat
dirumuskan sanksi yang disepakati kelas.
d. Fasilitator tneminta salah seorang peserta untuk menuliskan
dengan jelas rumusan sanksi yang telah disepakati terse but
pad a kertas flipchart.
e. Fasilitator meminta rumusan sanksi yang telah disepakati
diserahkan kepada panitia.
RefJeksr
Apa artinya kontrof kolektif dalam hubungan proses pembeiajaran ?
P rosed ur kerja
a. Fasilitator melalui usulan peserta latih meminta 4 orang peserta latih
nriaju kedepan sebagai calon pengurus kelas,
b. Fasilitator meminta ke-4 calon pengurus kelas berkampanye
mengajukan program pengendalian keias,
c. Fasilitator mempersilahkan ke-4 calon pengurus keias menghadap ke
depan membelakangi sefuruh peserta latih
d. Fasilitator meminta peserta latih maju kedepan dan berdiri dibelakang
calon ketua kelas yang dipilihnya
e. Fasilitator menetapkan ketua kelas kepada calon pengurus kelas yang
terpanjang barisannya
f. Fasilitator meminta ketua kelas terpiiih untuk memilih wakil ketua.
sekretaris dan bendaharawan diantara calon pengurus kelas lainnya
Refleksi
Bagaimana perasaan anda menanggapi proses pembentukan kelas ?
REFERENSI
4.
5.
#
Rencaina
Tmda
k
Lanju
t
(RTL)
MocCuCn
RENCANATINDAK LANJUT
(RTL)
MODUL PENUNJANG
RENCANA TINDAK LANJUT
I. DESKRJPSI SINGKAT
1. Pengertian RTL
2. Ctri-ciri RTL
3. Tujuan penyusunan RTL
4. Ruang lingkup RTL
5 Cara penyusunan RTL
BAHAN BELAJAR
V. URAIAN MATERI
Pokok Sahasan 1:
Pengertian RTL
Pokok Bahasan 2 :
CiH-dri RTL
2. Measurable
Measurable artinya re n can a kegiatan dapat diukur dan mempunyai
satuan ukuran seperti satuan jumfah, satuan waktu serla memiliki
indikator proses seperti trend yang menurun / meningkal yang
dinyatakan dalam bentuk %, rate & ratio.
Misalnya sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan
TOGA diterrrpat kerja dilakukan terhadap seluruh atau 5 orang
perawat puskesmas.
3. Achievable.
Keg ia tan memiliki ciri achievable, jika kegiatan terse but
dilaksanakan. maka tujuan kegiatan akan dapat dicapai. Misalnya
sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja bertujuan agar setiap perawat juga memiliki
kompetensi yang sejenis yaitu terampil melaksanakan pelayanan
ramuan terhadap pasien apabila mantan peserta latih tidak berada
ditempat. Dengan demikian tujuan menggantikan peran mantan
peserta latih dapat dicapai sekalipun yang bersangkutan
berhaiangan.
4. Relevant
Relevant artinya rencana kegiatan berhubungan langsung dengan
kompetensi pelatihan serta tug as pokok dan fungsi mantan peserta
latih ditempat kerja.
Sosialisasi kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja a da la h kompetensi diklat mantan peserta latih yang
diharapkan diterapkan ditempat kerja dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tug as pokok dan fungsi.
5. Timely
Timely artinya setiap rencana kegiatan yang dicantumkan dalam RTL
tepat waktunya dilakukan dan dapat dilaksanakan daiam kurun
waktu tertentu.
Penerapan kegiatan selfcare ramuan dan pemanfaatan TOGA
ditempat kerja merupakan program Yankestrad sebagaimana yang
tertera dalam Renstra Kementerian Kesehatan Rt 2010 - 2014.
Pokok Bahasan 3 :
Tujuan Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pokok Bahasan 5:
Cara penyusunan RTL
Rumusan kegiatan ad.a sampai dengan ad.h diusulkan dalam diskusi kelompok, untuk
dimasukkan dalam format standar. RTL berttuk format standar ini dapat digunakan
sebagai pertimbangan dalam menyusun RTL resmi pasoa pelatihan secara individual.
10) Penanggungjawab
11) Lampiran
(lampirkan instrumen pendukung mated)
d. Laporkan kepada atasan sebagai pertanggungan jawab
pelaksanaan tugas mengikuti pelatihan
*Th*d*A /u.jyju t
REFERENSI
KONTRIBUTOR
tr. Mono Rahardjo
Arnold Sianipar, Apt
dr. Agnes M. Loupatty, M.Kes
Drs, I Gede Bagus Sardjana, M.Kes
Masnapita. SKM MKM
Anang Subur. SKM,
Marsuli S. sos. MKes
dr Tetra Fajarwati
dr Nanda
Fuji Hartanto
C- Yusli Ariani
Hj Utik Sutriati
dr. Marti
PENYUSUN
drg. Hermanto Seiia Hadi, MS
dr. Gita Swisarh MKM
Sri Andewi, SKM. M.Kes
dr Ruth Ester Djari Bawole
9
dr. Maryono
tsnaeni Oiniarti. S Farm. Apt
dr. Nor Indah