You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu


kehamilan disertai dengan proteinuria, penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ketiga dalam kehamilan, atau segera setelah persalinan.
( Prawirohardjo, 2008).
AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan
perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil
survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke
waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millennium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus
menerus (WHO, 2011).
Konsep pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) itu
sudah berakhir pada tahun 2015. Jadi kerangka pembangunan yang berkaitan
dengan perubahan situasi dunia yang semula menggunakan konsep MDGs
sekarang diganti menjadi Sustainable Development Goals (SDGs).
Tujuan SDGs 2030 untuk mengurangi angka kematian ibu hingga
dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian
neonatal hingga 12 per 1000 kelahiran hidup dan kematian balita 25 per 1000
kelahiran hidup. (Kepmenkes RI, 2015).
Indonesia menempati peringkat ketiga AKI dan AKB tertinggi di
antara Negara-negara ASEAN, pada tahun 2010 dengan AKI 220 kematian per
100.000 kelahiran, dan tahun 2011 dengan AKB 25 kematian per 1000.
(United Nations Childrens Fund, 2013).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup dan pada Survei
yang sama SDKI tahun 2012 menunjukan 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Survei dilaksanakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

1
2

(BKKBN). Selain AKI, AKB masih jauhdari target MDGs. SDKI 2012
menyebutkan AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit dibandingkan
2007 yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012).

Pre-eklamsia merupakan penyebab kematian ibu yang penting


disamping sepsis dan perdarahan. Pre-eklamsia dapat diklasifikasikan sebagai
hipertensi yang diinduksi kehamilan. Keadaan ini ditandai oleh hipertensi
oedema dan proteinuria pada pre-eklamsia diikuti dengan kejang atau koma
pada eklamsia.

Sampai saat ini penyebab dari pre-eklamsia berat belum dapat


diketahui secara pasti, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dari
penyakit ini adalah ibu hamil pada primigravida muda maupun tua dengan usia
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.

Kejadian Pre-eklamsia sangat dipengaruhi oleh paritas, disamping itu


juga dipengaruhi oleh predisposisi genetik dan juga faktor lingkungan.

Faktor lain yang menjadi predisposisi terjadinya Pre-eklamsia meliputi


hipertensi kronk, diabetes, penyakit ginjal, penyakit autoimun seperti lupus,
usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua dan riwayat pre-eklamsia (http
:/Unhas diakses 13 Mei 2009)

Apabila Preklamsi tidak ditangani secara cepat dan tepat akan


menyebabkan komplikasi, untuk komplikasi awal terjadi kejang yang
meningkat pada maternal 10 kali lipat dan pada fetal meningkat 40 kali lipat,
kebutaan, perdarahan postpartum, luka pada kejang berupa laserasi bibir,
aspirasi pneumonia, sedangkan komplikasi jangka panjang 40% sampai 50%
kemungkinan akan terjadi pada kehamilan berikutnya, hipertensi permanen
(Taufan, 2012).

Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah dengan
melakukan pelayanan antenatal yaitu dengan program Antenatal Care (ANC)
dengan periode 4 kali kunjungan untuk ibu hamil resiko tinggi, jika upaya
penerapan Antenala Care (ANC) ini dilakukan secara teratur, secara otomatis
3

penurunan AKI dapat diturunkan, penyuluhan kepada ibu hamil perlu


dilakukan karena banyak ibu hamil yang tidak mengerti arti pentingnya
pemeriksaan kehamilan, terutama penyuluhan tentang komplikasi sebagai
akibat langsung kehamilan yang merupakan hal yang patologis, salah satunya
Preeklamsia

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka penulis tertarik untuk


melakukan Studi Kasus Laporan Tugas Akhir yang berjudul Asuhan
Kebidanan pada Ny. S dengan Preeklamsi Berat di Puskesmas Pasir Nangka
Kecamatan Tigaraksa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah


Bagaimana Asuhan Kebidanan pada persalinan Ny. S dengan Preeklamsi
Berat di Puskesmas Pasir Nangka Kecamatan Tigaraksa?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada Persalinan


dengan baik dan benar sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang didapat
dalam Studi Kasus pada Ny. S pada proses persalinan Puskesmas Pasir
Nangka Kecamatan Tigaraksa.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat Melakukan pengkajian pada ibu bersalin.
b. Dapat menganalisa masalah dan diagnosa kebidanan.
c. Dapat menarik diagnosa kebidanan potensial.
d. Dapat merencanakan tindakan khusus yang diperlukan.
e. Dapat melaksanakan evaluasi.
f. Dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.
4

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian dan menambah wawasan terhadap materi
Asuhan Kebidanan pada persalinan serta referensi bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan
Preeklamsi Berat (PEB).

2. Manfaat Praktik
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan
pelaksanaan program Puskesmas Pasir Nangka dalam menyusun
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap kasus PEB.

Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan Puskesmas Pasir


Nangka untuk lebih meningkatkan mutu pelayanannya dengan cara
memberikan penanganan secara tepat terutama pada kasus ibu bersalin
dengan PEB sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

You might also like