You are on page 1of 5

JERUK LEMON ( Citrus limon )

Lemon ( Citrus limon ) merupakan tanaman asli Asia Tenggara (Manner

et al , 2006). Lemon pertama kali tumbuh di India, Burma utara dan Cina. Pada

tahun 1493, Christopher Colombus membawa biji Citrus limon ke Hispaniola.

Budidaya Citrus limon pertama kali di Genoa pada pertengahan abad ke 15. Pada

abad ke 18 dan abad 19, Citrus limon ditanam di Florida dan California. Bagian

dari tanaman Citrus limon yang sering dimanfaatkan adalah kulit buah, bunga,

daun, air perasan (Sauls , 1998). Jeruk lemon ( Citrus limon (L.) Burm. f.)

termasuk salah satu jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan

ranting dengan tinggi maksimal mencapai 10 sampai 15 kaki (3-6 m). Citrus

limon memiliki batang berduri, daun hijau dan lonjong, bunga berbentuk oval dan

berwarna putih dengan garis-garis ungu didalamnya. Buah Citrus limon

berukuran 7-12 cm dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing pada

salah satu ujungnya. Kulit Citrus limon berwarna kuning terang, kadang terdapat

garis berwarna hijau atau putih dan mempunyai tebal sekitar 6-10 mm. Daging

buah Citrus limon berbulir, berwarna kuning pucat, terdapat sekitar 8-10 segmen,

bersifat juicy dan mempunyai rasa asam (Morton, 1987, p.160).

Klasifikasi botani tanaman Citrus limon menurut Manner et al , (2006, p.2)

: Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionta Super Divisi :

Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida-Dicotyledons

Sub Kelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Citrus

Spesies : Citrus limon burm f.

Syarat Tumbuh

Iklim
1) Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.

Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan

angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.

2) Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah

(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah

agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air

yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.

3) Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat

tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20

derajat C.

4) Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.

5) Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

Media Tanam

1) Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-

27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

2) Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.

3) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah

5,56,5 dengan pH optimum 6.

4) Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150200 cm di bawah

permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm.

Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.

5) Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan

sekitar 300.
Cara- cara Perbanyakan Tanaman Jeruk Lemon

a) Cara generatif

Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji

dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya

hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4-

cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke

selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1

kg/m2. Biji ditanam dal

am alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam,

persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah

tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah

campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk

kandang, sekam, pasir (1:1:1).

b) Cara Vegetatif

Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan

mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah

(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan

luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap

penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa

digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra,

Troyer Citrange dan Carizzo citrange.

Teknik penyambungan Okulasi.

Pangkal bawah pohon yang akan ditempel terlebih dahulu dibersihkan,

kulit pohon pangkal bawah dipotong melintang atau diiris seperti bentuk huruf
U terbalik. Bagian kulit yang telah dipotong dan ditoreh, diangkat dan dikelupas

ke bawah sepanjang 3 cm. Kulit dahan yang bermata tunas (entris) diiris tipis

beserta kayunya sepanjang 3 cm, kemudian dipotong. Irisan kulit

bermata/bertunas dicongkel dan dengan ujung pisau. Kulit tempelan segera

diletakkan pada celah batang bawah yang telah disiapkan hingga benar-benar pas

dan dijepit dengan bagian kulit yang disisakan. Setelah kulit calon batang atas

menempel, tempelan diikat dengan tali plastik transparan. Setelah penyambungan

berumur 3 minggu tali ikatan dibuka dan diperiksa. Apabila keadaannya tetap

hijau berarti tempelan berhasil dan bila warnanya coklat atau kuning berarti

penempelan gagal. Jika tempelan berhasil, batang bawah dilengkungkan atau

dipatahkan pada ketinggian 2-3 cm di atas tempelan.

Pemilihan batang atas pada okulasi ditunjukan pada pemilihan mata

tempel yang akan dipasang pada batang bawah. Penentuan cabang sebagai entres

merupakan syarat pengambilan mata tempel pada tanaman yang memiliki sifat

yang unggul. Mata tempel yang terletak di ketiak daun yang mempunyai daun

besar lebih baik dari pada yang berasal dari ketiak daun yang yang daunnya

berukuran lebih kecil. Mata tempel yang berasal dari ranting yang terlalu muda

akan memerlukan waktu yang relatif lama untuk tumbuh. Mata tempel yang baik

digunakan sebagai okulasi adalah yang terletak di bagian tengah dan sedikit ke

pangkal, sedangkan bagian yang terletak di ujung tidak dapat dipakai karena

masih berbentuk sudut sehingga kulit sukar dikupas (Supriyanto dan Tono, 1994).

Bila batang bawah berasal dari setek, maka akan kita peroleh tanaman

yang sesuai dengan induknya, tidaknya akan berubah. Hal ini akan berbeda bila

batang bawah berasal dari tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji (kecuali
biji poliembrional). Bila kita memperoleh suatu tanaman yang cocok untuk batang

bawah, padahal bijinya bersifat monoembrional, maka sebaiknya tanaman tersebut

dikembangbiakkan secara setek, kemudian baru disambung atau diokulasi

(ditempel). Batang bawah akan mempengaruhi batang atas. Pengaruh ini bisa baik

atau tidak baik, malahan ada yang tidak dapat menyesuaikan dengan batang atas

setelah disambung atau ditempel (incompatible unions). Pengaruh batang bawah

terhadap batang atas kemungkinan tampak pada besarnya buah, warna, ketebalan

kulit, kandungan cairan, rasa dan aroma buah, mempercepat pembungaan atau

pembuahan, menambah ketahanan terhadap hama penyakit, dan lainlain (Pracaya,

1995)

You might also like