Professional Documents
Culture Documents
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun
demikian dapat saja terjadi respirasiaerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan
tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa
adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi
enzim
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).
enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul
ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38
molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di tahun
1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi
(pernafasan) tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat
bahwa fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi
sel-sel secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan
dekomposisi dari gula tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil
menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut
sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg
tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik
pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi
merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak
dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang
lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya
adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang
dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi
intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen,
makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat
tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali
lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam
waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu
lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam
laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini
tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk
fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi
anaerobik.
Pembuatan tempe dan tape (juga peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di
Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari
makanan sampai obat-obatan. Fermentasi yang sering dilakukan adalah proses tape, tempe,
yoghurt, dan tahu.
Istilah aerobik yang digunakan dalam proses penanganan secara biologis berarti proses di
mana terdapat oksigen terlarut (memerlukan oksigen). Oksidasi bahan organik menggunakan
molekul oksigen sebagai aseptor elektron terakhir adalah proses utama yang menghasilkan
energi kimia untuk mikroorganisme. Mikroba yang menggunakan oksigen sebagai aseptor
elektron terakhir adalah mikroorganisme aerobik, sedangkan sebaliknya disebut anaerobik.
Organisme aerobik atau aerob adalah organisme yang melakukan metabolisme dengan
bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk
mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi.
Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi sel aerobik.
Aerob fakultatif dapat menggunakan oksigen tetapi dapat juga menghasilkan energi
secara anaerobik.
Mikroaerofil adalah organisme yang bisa menggunakan oksigen tetapi dalam
konsentrasi yang sangat kecil (mikromolar).
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi
mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal
electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Contoh yang dapat diberikan adalah oksidasi glukosa (monosakarida) dalam respirasi
aerobik.
C6H12O6 + 6 O2 + 38 ADP + 38 fosfat → 6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP
Energi yang dilepaskan pada reaksi ini sebesar 2880 kJ per mol, yang disimpan dalam
regenerasi 38 ATP dari 38 ADP per glukosa. Angka ini 19 kali lebih besar daripada yang
dihasilkan reaksi anaerobik. Organisme eukariotik (semua kecuali bakteri) hanya memperoleh 36
ATP yang diregenerasi dari ADP dalam proses ini. Hal ini disebabkan terdapat membran yang
harus dilewati oleh transport aktif.
Persamaan ini merupakan rangkuman dari apa yang sesungguhnya terjadi dalam tiga seri
reaksi biokimia: glikolisis, siklus Krebs, dan oxidative phosphorylation.
Hampir semua hewan, sebagian besar jamur (fungi), dan beberapa bakteri adalah aerob
obligat. Sebagian besar organisme anaerobik adalah bakteri. Menjadi aerob obligat, walaupun
menguntungkan dalam memperoleh energi, berarti juga harus menghadapi stress oksidatif.
Ragi sebagai contoh adalah aerob fakultatif. Sel-sel pada manusia juga merupakan aerob
fakultatif: mereka akan melakukan fermentasi asam laktat jika tidak mendapatkan oksigen. Akan
tetapi, hal ini tidak dapat berlangsung terus menerus sehingga manusia termasuk dalam aerob
obligat.
Contoh dari bakteri aerob obligat adalah: Nocardia (Gram positif), Pseudomonas
aeruginosa (Gram negatif), Mycobacterium tuberculosis (Acid Fast), and Bacillus (Gram
positif).
Anaerobik adalah kata teknis yang secara harfiah berarti "tanpa udara" (dimana "udara"
biasanya berarti oksigen). Kata yang berlawanan dengannya adalah aerobik. Dalam pengolahan
limbah, tidak adanya oksigen dinamakan sebagai 'anoxic'; sedangkan anaerobik digunakan untuk
mengindikasikan tidak adanya akseptor elektron (nitrat, sulfat atau oksigen)
Anaerobik juga dapat merujuk pada:
Aktifitas anaerobik, pemecahan bahan-bahan organis oleh bakteri dalam keadaan tanpa
oksigen
Latihan anaerobik, merupakan salah satu bentuk latihan olah raga.
Anaerobik glikolisis, perubahan dari gula menjadi alkohol dengan menggunakan ragi -
lihat Fermentasi
Organisme anaerobik, setiap organisme yang tidak membutuhkan oksigen untuk
tumbuh
Respirasi anaerobik, oksidasi molekul tanpa oksigen.
Oksidasi ammonium anaerobik, anammox, proses mikrobial yang
menggabungkan ammonium dan nitrit.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk tumbuh.
Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.
Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya,
tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai
terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal).
Mikroaerofil adalah organisme yang dapat menggunakan oksigen, tetapi hanya pada
konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah); pertumbuhannya dihambat oleh level
oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar). Nanaerob adalah organisme yang tidak dapat
tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan diuntungkan pada
konsentrasi nanomolar oksigen.
Anaerob obligat dapat menggunakan fermentasi atau respirasi anaerobik. Jika terdapat
oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya
berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya
dapat berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat
juga melakukan respirasi anaerobik.
Terdapat beberapa persamaan kimia untuk reaksi fermentasi anaerobik.
Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 asam laktat + 2 ATP
Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam
regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang
dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik.
Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol)
ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat → 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP
dari ADP per glukosa.
Bakteri anaerobik dan archaea menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya dalam
melakukan fermentasi seperti: fermentasi asam propionat, fermentasi asam butirat, fermentasi
pelarut, fermentasi asam campuran, fermentasi butanediol, fermentasi Stickland, asetogenesis
atau metanogenesis.
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun) seperti toksin tetanus atau
botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk manusia.
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak adanya enzim superoksida
dismutase dan katalase yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya
karena adanya oksigen.
Organisme anaerobik fakultatif adalah organisme, biasanya bakteri, yang menghasilkan
ATP secara respirasi aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan fermentasi.
Beberapa contoh bakteri anaerobik fakultatif adalah Staphylococci (Gram positif),
Corynebacterium (Gram positif), dan Listeria (Gram positif). Organisme dalam Kerajaan Fungi
(jamur) dapat juga tergolong anaerobik fakultatif, contohnya ragi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan metabolisme dalam anaerobik fakultatif
adalah konsentrasi oksigen dan materi fermentasi di lingkungan.
3. Fasa eksponensial adalah akhir fasa pertumbuhan dipercepat. Pada fasa ini laju
pertumbuhan tetap pada laju pertumbuhan maksimum (µmaks). Nilai µ maks ini
ditentukan oleh konstanta jenuh/ saturasi substrat. Nilai µmaks untuk setiap mikroba
juga tertentu pada masing-masing substrat.
4. Fasa pertumbuhan diperlambat mulai pada akhir fasa eksponensial. Pertumbuhan
mikroba yang begitu cepat tidak diimbangi tersedianya nutrisi yang cukup. Jika
fermentasi dilakukan secara batch, dimana umpan nutrisi dimasukkan hanya pada awal
proses fermentasi, pada waktu tertentu saat jumlah mikroba yang mengkonsumsi nutrisi
tersebut melebihi daya dukung nutrisi akan terjadi kekurangan nutrisi. Hal lain yang
memperlambat pertumbuhan mikroba adalah terjadinya inhibisi ataupun represi yang
terjadi karena terakumulasinya produk metabolit sekunder hasil aktifitas fermentasi
mikroorganisme.
5. Fasa kematian terjadi apabila nutrisi sudah benar-benar tidak dapat lagi mencukupi
kebutuhan mikroorganisme. Keadaan ini diperparah oleh akumulasi produk metabolit
primer dan sekunder yang tidak dipanen sehingga terus menginhibisi ataupun merepresi
pertumbuhan sel mikroorganisme. Selain itu umur sel juga sudah tua, sehingga pertahan
sel terhadap lingkungan yang berbeda dari kondisi biasanya juga berkurang.
Medium yang digunakan adalah medium cair yang terdiri dari 2 macam larutan.
Larutan pertama berisi garam-garam nutrisi untuk pertumbuhan ragi, sedangkan larutan kedua
adalah substrat yang umumnya berupa latutan glukosa dalam air. Nutrisi yang diperlukan dalam
medium petumbuhan ragi antara lain unsur N, S, O, H, Mg, K, Ca. Glukosa berfungsi sebagai
sumber karbon dan sumber energi. Kadar senyawa-senyawa yang diperlukan supaya medium
dapat mendukung pertumbuhan ragi secara optimal harus ditentukan berdasarkan komposisi
masing-masing unsur dalam sel ragi yang telah banyak diteliti dan dibukukan.
Adapun komponen dari media yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Substrat utama
Sebagai substrat utama digunakan larutan glukosa. Karena glukosa adalah substrat utama,
maka pertumbuhan biomassa sel Saccharomycess cereviceae merupakan fungsi dari
konsentrasi glukosa. Hasil perombakan glukosa oleh sel adalah berupa CO2 dan H2O.
b. Sumber makronutrien, mikronutrien, dan growth factor.
Sebagai sumber makronutrien, mikronutrien, dan growth faktor umumnya
Laboratorium Mikrobiologi dan teknologi Bioproses Dept. Teknik Kimia ITB
menggunakan zat-zat sebagai berikut:
1. (NH4)2SO4 sebagai sumber nitrogen yang berguna bagi pembentukan asam
nukleat dan asam-asam amino.
2. K2SO4 sebagai sumber K+ yang merupakan kofaktor enzim
3. Na2HPO4.2H2O sebagai sumber Na dan P. Na berfungsi sebagai kofaktor dan P berguna
untuk sintesis asam nukleat, ATP, fosfolipid, dan senyawa yang mengandung fosfor
lainnya.
4. MgSO4 sebagi sumber Mg yang berperan di dalam stabilisasi ribosom,
stabilisasi membran dan dinding sel, serta berfungsi sebagai kofaktor enzim.
5. CaCl2 sebagai sumber Ca untuk stabilisasi dinding sel.
6. ZnSO4 sebagai sumber Zn yang berfungsi sebagai regulator enzim
7. Fe(NH4)(SO4) sebagai sumber Fe, makronutrien pembentuk sitokrom pembawa
elektron dalam jalur transportasi elektron.
8. CuSO4 sebagai sumber Cu yang berperan penting dalam reaksi redoks metabolisme.
9. yeast extract sebagai penyedia asam-asam amino tunggal, growth factor dan
berbagai vitamin yang dibutuhkan sel
10. aqua dm, sebagai media pelarut dan pengaduk dalam transportasi senyawa.
Setelah medium substrat dan medium nutrisi dicampurkan, diusahakan pH tetap 4-5
yang merupakan pH optimal pertumbuhan sel ragi.
Tahap Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat sehingga terbebas dari kontaminasi
mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan karena kontaminasi mikroba lain akan
memberikan dampak yang tidak menguntungkan sebagai berikut:
1. kontaminan meningkatkan persaingan di dalam mengkonsumsi substrat sehingga akan
mengurangi perolehan
2. kontaminan dapat menghambat proses metabolisme sel sehingga akan mengurangi
perolehan
3. kontaminan meningkatkan turbiditas sehingga dapat mengacaukan pengukuran terhadap
jumlah sel setiap saat.
Pada percobaan ini proses sterilisasi dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
autoclave. Autoclave melakukan sterilisasi dengan menggunakan panas lembab. Keuntungan
penggunaan panas lembab dalam proses sterilisasi adalah kelembaban mempermudah proses
denaturasi protein sel kontaminan. Autoclave dioperasikan pada tekanan 15 psia dan temperatur
121 oC selama 15 menit. Pada saat sterilisasi beberapa lubang pada fermentor ditutup dengan
kapas. Tujuannya adalah untuk mengalirkan udara panas dari dalam fermentor sehingga tidak
terjadi tekanan yang terlalu tinggi di dalam fermentor selama sterilisasi. Sedangkan tujuan lain
penggunaan kapas adalah agar kehilangan uap air selama sterilisasi minimal. Hal yang perlu
ditekankan pada sterilisasi medium ini adalah larutan nutrisi tidak boleh disterilisasi bersamaan
dengan larutan glukosa agar tidak terjadi proses karamelisasi. Karamelisasi disebut juga proses
reduksi Maillard. Proses ini terjadi karena gugus karbonil pada glukosa bereaksi dengan gugus
amonium atau protein dari medium sehingga membentuk nitrogen hitam. Senyawa ini tidak
dapat dioksidasi mikroba dan disebut unfermented substrate. Akibat reaksi ini glukosa tidak
dapat diuraikan oleh sel ragi, bahkan menjadi inhibitor terhadap sel ragi tersebut.
Reaksi karamelisasi glukosa ini berlangsung sebagai berikut:
R-COH + NH2-R’ . R-COH-NH2 + produk lain
Karena itu, proses sterilisasi dilakukan terpisah. Larutan nutrisi dimasukkan dalam
fermentor dan disterilisasi sekaligus bersama fermentornya. Larutan glukosa disterilisasi sendiri
dalam erlenmeyer. Setelah fermentor dan medium steril dingin, larutan glukosa steril
dimasukkan secara aseptik ke dalam fermentor. Kemudian pH diatur sampai 4,5 dengan
menambahkan HCH steril 1 N. Nilai 4,5 adalah pH optimum pertumbuhan ragi.
Fermentasi spontan
Ada kalanya proses pembuatan minuman keras ini tidak harus ditambahkan ragi atau
yeast dengan sengaja. Karena mikroorganisme sebenarnya ada di sekeliling kita, termasuk di
udara bebas, maka sebenarnya proses fermentasi bisa berlangsung secara langsung, tanpa harus
menambahkan ragi ke dalamnya. Proses inilah yang dikenal dengan fermentasi spontan.
Hal ini terjadi pada fermentasi perasan buah anggur. Buah anggur yang diperas dan
dibiarkan di udara terbuka, maka dengan sendirinya akan berlangsung proses fermentasi dari
mikroba yang ada di udara. Jika proses tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun, maka
mikroba yang ada di udara secra alamiah akan terseleksi sendiri, sehingga hanya mikroba
tertentu sajalah yang dominan. Itulah yang terjadi pada industri-industri khamer tradisional.
Dalam dunia anggur, kita mengenal jenis-jenis anggur tertentu yang disimpan di dalam peti-peti
kayu. Semakin lama anggur itu disimpan, semakin mahal pula harga anggur tersebut, karena
akan dihasilkan cita rasa spesifik yang sangat khas.
Fermentasi spontan ini bisa terjadi di mana saja, termasuk juga pada minuman jus yang
kita miliki dan kita ketahui sebagai minuman halal. Kalau kita menyimpan jus buah yang tidak
habis, maka dalam beberapa hari jus tersebut akan mengalami fermentasi spontan dan berubah
menjadi minuman beralkohol. Status hukumnya akan sama dengan minuman keras yang
mengandung alkohol. Inilah yang kadang-kadang kurang disadari oleh masyarakat.
Ketidaktahuan akan proses fermentasi spontan ini bisa saja menjerumuskan kita kepada
minuman beralkohol yang memabukkan.
Hal sama juga terjadi pada nira kelapa atau aren. Ketika masih segar, maka nira tersebut
adalah halal. Akan tetapi ketika sudah didiamkan beberapa hari (biasanya lebih dari dua hari)
maka akan berubah menjadi tuak yang beralkohol, memabukkan dan haram. Minuman itu sering
dijajakan di beberapa daerah dan dianggap sebagai minuman halal.
Nah, setelah kita kenal khamir atau yeast yang berperan dalam pembuatan minuman
keras ini, sebaiknya kita lebih berhati-hati. Rasulullah sendiri pernah memperingatkan hal ini
dengan mengharamkan perasan anggur yang diperam lebih dari tiga hari. Karena kalau sudah
lebih dari tiga hari minuman yang tadinya halal itu telah berubah menjadi kharam.
Aktifitas kegiatan pada program pangan antara lain proses pangan (Food Processing)
dengan dasar teknologi fermentasi dan bioteknologi pangan dilakukan kegiatan antara lain
diversifikasi olahan pangan berbasis tempe dan kacang- kacangan lainnya, antara lain pembuatan
inokulum tempe dengan aktifitas protease tinggi, ice cream tempe, susu tempe, yogurt tempe,
pasta tempe dan produk lainnya dengan menggunakan bahan baku kacang-kacangan lainnya.
Produk yang dihasilkan merupakan produk yang bergizi, murah dan baik untuk kesehatan
karena produk tersebut berasal dari pangan nabati (kedele) Yang mengandung senyawa bioaktif
isoflavon dan mengandung asam lemak jenuh nabati lebih rendah dibandingkan asam lemak
jenuh hewani dan bermanfaat bagi golongan vegetarian dan orang yang diet kolesterol.
ANEKA PRODUK
Susu Tempe
Ice Cream Tempe
Pasta Tempe
Yogurth Tempe
Inoulum Kecap
Kaldu Nabati
PELUANG BISNIS
Pengguna:
Untuk Produk -produk pangan di atas diharapkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia
dapat mengkonsumsinya mengingat kandungan nutrisi yang tinggi, mengandung senyawa
aktif yang berfungsi untuk kesehatan, yang aman untuk dikonsumsi dan relatif murah
(dapat terjangkau).
Prosedur Produk/Teknologi yang Sejenis:
Teknologi yang digujakan untuk menghasilkan produk - produk pangan seperti di atas
yaitu dengan proses fermentasi.
c. pH
Pengukuran pH sampel dilakukan dengan pH meter ( Apriantono, 1989)
d. Kadar Air
Kadar air ditentukan dengan cara pengeringan. Kadar air sampel dihitung dengan rumus:
M= a-b x100%
A
(Hadiwiyoto, 1994)
e. Kadar Laktosa
Kadar laktosa ditentukan dengan cara titrasi. Kadar laktosa dalam filtrat dihitung dengan
rumus:
A= (Tb-Ts) x N x 0,171 x 100
5
(Sudarmadji, 1984)
f. Uji Mikrobiologis
Uji mikrobiologis dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 5 gram yang dilarutkan
dalam 45 mL aquades steril. Larutan selanjutnya diencerkan sampai 10-3, kemudian larutan
tersebut dibiakkan secara pour plate pada media PCA dengan diinkubasi pada suhu 450C
(Hadiwiyoto, 1994).
g. Penilaian Organoleptik
Penilaian secara organoleptik yang melibatkan 100 panelis (para konsumen yang sering
makan keju) meliputi warna, tekstur dan rasa dilakukan dengan mengikuti prosedur Hedonic
scale (Idris, 1984).
NATA DE SOYA
Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan
berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair
yang asam dan mengandung gula. Nata dapat dibuat dari bahan baku air kelapa, dan limbah cair
pengolahan tahu (whey tahu). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco, dan
yang dari whey tahu disebut dengan nata de soya. Bentuk, warna, tekstur dan rasa kedua jenis
nata tersebut tidak berbeda.
Pembuatan nata tidak sulit, dan biaya yang dibutuhkan juga tidak banyak. Usaha
pembuatan nata ini merupakan alternatif usaha yang cukup menjanjikan (prospektif).
Fermentasi Nata dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
- Pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum.
- Pembuatan starter.
- Fermentasi.
a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.
Fermentasi nata memerlukan biakan murni Acetobacter xylinum. Biakan murni ini harus
dipelihara sehingga dapat digunakan setiap saat diperlukan. Pemeliharan tersebut meliputi:
- Proses penyimpanan sehingga dalam jangka waktu yang cukup lama viabilitas (kemampuan
hidup) mikroba tetap dapat dipertahankan, dan
- Penyegaran kembali mikroba yang telah disimpan sehingga terjadi pemulihan viabilitas dan
mikroba dapat disiapkan sebagai inokulum fermentasi.
Penyimpanan
A.xylinum biasanya disimpan pada agar miring yang terbuat dari media Hassid dan
Barker yang dimodifikasi dengan komposisi sebagai berikut :
Glukosa (100 gram), ekstrak khamir (2,5 gram), K 2HPO4 (5 gram), (NH4)2SO4 (0,6
gram), MgSO4 (0,2 gram), agar (18 gram) dan air kelapa (1 liter). Pada agar miring dengan suhu
penyimpanan 4-7°C, mikroba ini dapat disimpan selama 3-4 minggu.
Penyegaran
Setiap 3 atau 4 minggu, biakan A. xylinum harus dipindahkan kembali pada
agar miring baru. Setelah 3 kali penyegaran, kemurnian biakan harus diuji dengan melakukan
isolasi biakan pada agar cawan. Adanya koloni asing pada permukaan cawan menunjukkan
bahwa kontaminasi telah terjadi. Biakan pada agar miring yang telah terkontaminasi, harus
diisolasi dan dimurnikan kembali sebelum disegarkan.
b) Pembuatan Starter.
Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap
diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan
fermentasi segera terjadi. Media starter biasanya identik dengan media fermentasi. Media ini
diinokulasi dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari). Starter
baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasi dengan biakan murni. Pada permukaan starter
akan tumbuh mikroba membentuk lapisan tipis berwarna putih. Lapisan ini disebut dengan
nata. Semakin lama lapisan ini akan semakin tebal sehingga ketebalannya mencapai 1,5 cm.
Starter yang telah berumur 9 hari (dihitung setelah diinokulasi dengan biakan murni) tidak
dianjurkan digunakan lagi karena kondisi fisiologis mikroba tidak optimum bagi fermentasi,
dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukup tinggi. Volume starter disesuaikan dengan
volume media fermentasi yang akan disiapkan. Dianjurkan volume starter tidak kurang dari
5% volume media yang akan difermentasi menjadi nata. Pemakaian starter yang terlalu
banyak tidak dianjurkan karena tidak ekonomis.
c) Fermentasi.
Fermentasi dilakukan pada media cair yang telah diinokulasi dengan starter.
Fermentasi berlangsung pada kondisi aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba tumbuh
terutama pada permukaan media. Fermentasi dilangsungkan sampai nata yang terbentuk
cukup tebal (1,0 – 1,5 cm). Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari (semenjak
diinokulasi dengan starter), dan fermentasi diakhiri pada hari ke 15. Jika fermentasi tetap
diteruskan, kemungkinan permukaan nata mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar.
Nata berupa lapisan putih seperti agar. Lapisan ini adalah massa mikroba berkapsul dari
selulosa. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat masam. Rasa dan bau masam
tersebut dapat dihilangkan dengan perendaman dan perebusan dengan air bersih.
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat,
tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir
yang dihasilkan (Hidayat, 2006).
Pembuatan tempe dan tape (juga peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal
di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari
makanan sampai obat-obatan. Fermentasi yang sering dilakukan adalah proses tape, tempe,
yoghurt, dan tahu (Hidayat, 2006).
Yakult adalah minuman susu (fermentasi), yang dibuat dengan memfermentasikan susu
bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup, Lactobacillus casei Shirota strain
(Anonim, 2007).
Pada tahun 1930, almarhum Dr. Minoru Shirota, pendiri perusahaan Yakult, mengisolasi
berbagai jenis bakteri asam laktat dan memilih satu jenis bakteri yang bersifat paling tahan
terhadap cairan pencernaan. Di samping itu, Dr. Minoru Shirota juga memperkuatnya sehingga
menjadi strain baru yang unggul. Karena itu, berbeda dengan bakteri lain, bakteri ini dapat
menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan empedu sehingga
dapat mencapai dan bertahan hidup dalam usus manusia. Dari dalam usus bakteri ini membantu
meningkatkan kesehatan kita dengan cara mengaktifkan sel-sel kekebalan, meningkatkan jumlah
bakteri berguna dan mengurangi jumlah bakteri yang merugikan. Dengan mengkonsumsi Yakult
setiap hari berarti kita memasukkan sekurang-kurangnya 6,5 milyar bakteri Lactobacillus casei
Shirota strain hidup (Anonim, 2007).
Usus kita memainkan peran yang penting dalam kesehatan kita. Bahkan proses penuaan
pun dimulai dari usus. Karena itu yang terpenting dalam menjaga kesehatan adalah menjaga
kesehatan usus. Manfaat Yakult adalah terletak pada bakterinya yang mampu hidup sampai usus
kita karena itu bakteri ini dapat memberikan manfaat seperti:
1. Mencegah gangguan pencernaan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus.
4. Mengurangi racun dalam usus.
5. Membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus (Anonim, 2006).
Yakult adalah probiotik. Probiotik berasal dari kata probios, yang dalam ilmu biologi
berarti untuk kehidupan. Probiotik adalah pangan mengandung mikroorganisme hidup yang
secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika
dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu untuk dapat
disebut probiotik, bakteri harus mempunyai persyaratan sbb:
1. Terbukti aman bagi manusia.
2. Dapat mencapai usus dalam keadaan hidup.
3. Terbukti bermanfaat (Anonim, 2006).
Probiotik adalah suplemen diet yang mengandung bakteri berguna dengan asam laktat
bakteri (lactic acid bacteria – LAB) sebagai mikroba yang paling umum dipakai. Laboratorium
telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka mampu untuk mengubah
gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam laktat. Ini tidak hanya menyediakan
rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi seperti susu fermentasi, tapi juga berperan
sebagai penyedia, dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan
untuk tumbuh lebih sedikit (Anonim, 2006).
Probiotik seringkali direkomendasikan oleh dokter dan lebih sering lagi oleh ahli nutrisi,
setelah pengkonsumsian antibiotik, atau sebagai bagian dari pengobatan candidiasis. Banyak
probiotik disediakan dalam sumber alaminya seperti Lactobacillus pada yoghurt dan sauerkraut.
Beberapa mengklaim probiotik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Anonim, 2006).
Tipe probiotik
Bentuk yang paling umum dari probiotik adalah produk peternakan dan makanan
probiotik. Bagaimanapun juga, tablet dan kapsul berisikan bakteri dalam kondisi dibekukan juga
dapat ditemukan. Beberapa probiotik umum meliputi berbagai spesies dari genera
Bifidobacterium dan Lactobacillus seperti:
- Bifidobacterium bifidum
- Bifidobacterium breve
- Bifidobacterium infantis
- Bifidobacterium longum
- Lactobacillus acidophilus
- Lactobacillus casei
- Lactobacillus plantarum
- Lactobacillus reuteri
- Lactobacillus rhamnosus
- Lactobacillus GG (Anonim, 2006).
Beberapa bakteri yang umum dipakai dalam produk tapi tanpa efek probiotik (bakteri
yoghurt):
- Lactobacillus bulgaricus
- Streptococcus thermophilus (Anonim, 2006).
Referensi :
Anonymous. 2007. Fermentasi. http://www.google.co.id.
Anonymous. 2007. Yogurt. http://www.google.co.id.
Anonymous. 2007. Yakult. http://www.wikipedia.com.