You are on page 1of 4

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individu, manusia juga mahluk sosial.
Dengan demikian, keragaman terjadi tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat
sosial atau kelompok. Keragaman tetaplah menyimpan makna perlunya kesetaraan atau
kesederajatan antar manusia atau kelompok yang beragama tersebut. Demikian pula adanya
kewajiban dan tuntutan-tuntutan yang sama untuk mengikuti norma dan tertib sosial maupun
hukum yang berlaku.

A. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN MANUSIA


1. Makna Keragaman Manusia
Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan. Perbedaan
itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, tempramen,
dan hasrat.
2. Makna Kesetaraan Manusia
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat
atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama itu bersumber dari
pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan
yang sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan dengan
mahluk lainnya. Di hadapan Tuhan, semua manusia memilliki derajat, kedudukan dan
tingkatan yang sama. Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaan manusia
tersebut terhadap Tuhan. Persamaan kedudukan atau tingkatan manusia ini berimplikasi
pada adanya pengakuan akan kesetaraan atau kesederajatan manusia. Jadi, kesederajatan
adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan
kewajiban sebagai sesama manusia.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA


Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat
majemuk. Usman Pelly (1989) mengkategorikan masyarakat majemuk di suatu kota
berdasarkan dua hal yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal:
Secara horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan:
1. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan
2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atu perilaku
4. Agama
5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya
Secara vertikal, masyarakat majemuk dikelmpokkan berdasarkan:
1. Penghasilan atau ekonmi
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kkedudukan sosial politik
Pada bagian ini akan diulas kembali mengenai kemajemukan masarakat Indonesia karena
unsure-unsur ras dan etnik.
1. Ras
Ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis. Ciri
utama pembeda antar ras antara lain; warna alami rambut, kulit, iris mata, bentuk lipatan
penutup mata, bentuk hidung, bentuk bibir, bentuk kepala, dan ukuran tinggi badan. Di
dunia ini dihuni berbagai macam ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat
klasifikasi ras dengan tiga kelompok, yaitu Kaukasoid, Negroid dan Mongooloid.
Sedangkan Koentjaraningrat (1990) membagi ras di dunia menjadi 10 kelmpok yaitu
Kaukasoid, Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia, Melanesia, Micronesia, Ainu,
Dravid, dan Bushmen.
2. Etnik atau Suku Bangsa
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelmpk sosial atau
kesatuan hidup manusia ang memiliki sistem interaksi, yang ada karena kontinuitas dan
rasa identitas ang mempersatukan semua anggootanya serta memiliki sistem
kepemimpinan sendiri. Sementara itu, F Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu
kelompok masyarakat yang sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan
bertahan, mempunyai nilai budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu
bentuk budaya, membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan
sendiri ciri kelompok yang diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok
populasi lain.

C. KEMAJEMUKAN DAN KESETARAAN SEBAGAI KEKAYAAN SOSIAL BUDAYA


BANGSA
1. Kemajuan sebagai Kekayaan Bangsa Indonesia
Kemajuan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut juga suku
bangsa atau suku. Di samping itu, kemajemukan dalam hal ras, agama, golongan, tingkat
ekonomi, dan gender. Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan banyak ragam
budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya karena setiap etnis pada
dasarnya menghasilkan kebudayaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
multikultur artinya memiliki banyak budaya. Menurut para ahli, jumlah etnik atau suku
bangsa di Indonesia mencapai sekitar 400 suku. Hampir setiap pulau-pulau besar di
Indonesia memiliki etnik yang lebih dari satu. Bahkan, di Papua ditemukan kurang lebih
30 suku (Sugeng H.R., 2006)
Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah tercermin
dengan baik melalui semboyan bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Bhineka artinya
aneka, berbeda-beda, banyak ragam, atau beragam. Bhineka menunjukkan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, heterogen, baik dari sisi suku, ras, agama, dan
budayanya. Sedangkan Tunggal Ika menunjukkan semangat/cita-cita akan perlunya
persatuan dari keanekaragaman tersebut. Jadi, meskipun berbeda-beda, tetapi kita sebagai
bangsa Indonesia tetap bersatu atau mementingkan persatuan. Bhineka adalah kenyataan
(das sein) sedang Ika adalah keinginan (das sollen). Kemajemukkan adalah karakteristik
sosial budaya Indonesia. Selain kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain adalah
sebagai berikut (Sutarno, 2007)
a. Jumlah penduduk yang besar
Negara Indonesia termasuk negara yang tenaga kerjanya sangat
dibutuhkan di negara lain dan lebih disukai di negara lain. Karena tenaga kerja
Indonesia memiliki budaya yang santun dan sabar dibandingkan dengan tenaga
kerja dari negara lain.
b. Wilayah yang luas
Indonesia memiliki wilayah seluas 1.922.570 km2 yang menduduki urutan
15 terbesar dunia.
c. Posisi silang
Indonesia terletak di antara dua Samudra (Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia).
d. Kekayaan alam dan daerah tropis
Indonesia memiliki kekayaan yang melipah, namun kekayaan ini masih
merupakan kekayaan yang potensial, belum bersifat efektif.
e. Jumlah pulau yang banyak
Jumlah yang banyak ini tentunya membutuhkan perjuangan pelayanan
yang ekstra keras dari pemerintah untuk dapat melayani seluruh masyarakat
Indonesia.
f. Persebaran pulau
Kendala geografis ini membuat masyarakat di berbagai tempat di
Indonesia ini kurang bisa mengatasi ketertinggalan dari daerah lain yang lebih
maju.
2. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia maka manusia Indonesia adalah setara atau
sederajat dalam arti setiap warga negara memiliki persamaan kedudukan, hak, dan
kewajiban sebagai warga bangsa dan warga negara Indonesia. Warga negara tanpa diliat
perbedaan ras, suku, agama, dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan
yang sama dalam hukum dan pemerintahan negara Indonesia mengakui adanya prinsip
persamaan kedudukan warga negara. Di negara demokrasi, kedudukan dan perlakuan
yang sama dari warga negara merupak ciri utama sebab demokrasi menganut prinsip
persamaan dan kebebasan.
Prinsip di bidang politik ini mencakup pula persamaan di bidang hukum dan
pemerintahan. Prinsip persamaan warga negara di depan hukum atau equality before of
law adalah jaminan atas harkat dan martabatnya sebagai manusia. Hukum bertujuan
untuk menegakkan keadilan dan ketertiban, karena itu hukum tidak membeda-bedakan
orang dalam mendapatkan hak dan kewajibannya di bidang hukum. Persamaan di bidang
ekonomi adalah setiap warga negara mendapat kesempatan yang sama untuk
mendapatkan kesejahteraan ekonomi. Persamaan di bidang sosisal budaya amat luas,
meliput bidang agama, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, seni, dan iptek. Persamaan
warga negara di bidang sosial budaya berarti warga negara memiliki kesempatan, hak,
serta pelayanan yang sama dari pemerintah dalam bidang-bidang tersebut.
Negara tidak boleh membeda-bedakan kedudukan warga negara tersebut terutama
dalam hal kesempatan. Kesmpatan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial hendaknya
di beri peluang yang sama. Kesempatan yang sama bagi semua warga negara tersebut
dalam berbagai bidang kehidupan berlaku tanpa membedakan unsur-unsur primordial
dari warga negara iu sendiri. Primordial artinya hal-hal yang berkaitan dengan asal atau
awal seseorang. Semua warga negara memiliki kesempatan yang sama dengan tidak
boleh dibedakan berdasarkan asal usul primordialnya. Adalah sesuatu yang ganjil dan
menyimpang dari prinsip kesetaraan jika ada suatu perusahaan menolak menerima calon
karyawan hanya karena si calon tersebut beraal dari suku terasing.

You might also like