Professional Documents
Culture Documents
sederhana dan steril, sedangkan untuk fase tidak hamil lagi (usia >35
2) Keluhan utama
Keluhan utama pada ibu pascasalin menurut Saifuddin (2012:U-9)
adalah:
a) Usia 2035 tahun ingin menjarangkan
kehamilan.
b) Usia >35 tahun tidak ingin hamil lagi.
3) Riwayat kesehatan
a) Penyakit stroke, penyakit jantung koroner/infark, kanker payudara tidak
51). Mni pil cocok diberikan pada wanita yang tidak boleh menggunakan
2012:MK-50)
b) Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara dan
kontrasepsi suntikan.
c) Pada pasien yang memiliki benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
4) Riwayat kebidanan
a) Haid
Pada metode KB MAL, ketika ibu mulai haid lagi, itu pertanda ibu
darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau perdarahan bercak
2004:209).
b) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Pasien yang 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering
(Saifuddin, 2012:MK-77).
Pada klien pascapersalinan yang tidak menyusui, masa
(Saifuddin, 2012:MK-42).
6) Riwayat ketergantungan
Ibu yang menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat untuk
(Saifuddin, 2012:MK-50)
7) Keadaan psikologis
a) Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
(Saifuddin, 2012:MK-19).
b) Sifat khas kontrasepsi hormonal dengan komponen estrogen
2010:599).
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Tanda-tanda vital
Pil dapat menyebabkan sedikit peningkatan tekanan darah pada
berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara <1 kg sampai 5 kg dalam
b) Mata
(1) Kehilangan penglihatan atau pandangan kabur merupakan peringatan
2012:MK-75).
c) Payudara
(1) Kontrasepsi suntikan tidak menambah risiko terjadinya karsinoma
(Hartanto, 2010:164).
(2) Keterbatasan pada penggunaan KB progestin dan implant akan
2012:MK-55).
d) Abdomen
(1) Bila ditemukan pengguna implant disertai nyeri perut bagian bawah
2012:MK-58).
(2) Dapat terjadi kram abdomen sesaat setelah pemasangan AKDR.
2012:MK-77).
f) Ekstremitas
Ibu dengan varises di tungkai dapat menggunakan AKDR
penanaman kapsul implant adalah bagian dalam lengan atas yang tidak
terlihat oleh orang lain, tetapi dapat dilihat dan mudah dijangkau oleh
(Varney, 2006:485).
2. Diagnosa kebidanan
PAPIAH usia 1549 tahun, anak terkecil usia ......, calon peserta KB, belum ada
Kriteria :
keluarganya).
R/ Mengetahui indikasi dan adanya kontraindikasi dalam pemakaian alat
kontrasepsi.
c. Uraikan pada klien mengenai beberapa jenis kontrasepsi, meliputi jenis, cara
1) MAL
Konseling KB MAL menurut Saifuddin (2012:U-51) adalah:
a) Anjurkan klien memberi ASI eksklusif kepada bayi sejak lahir sampai
usia 6 bulan.
b) Anjurkan klien agar tidak mengehentikan ASI untuk mulai suatu metode
kontrasepsi.
c) Jelaskan bahwa metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar
klinik.
(2) Perdarahan/perdarahan bercak (spotting)
Penanganan: Informasikan bahwa perdarahan ringan sering
dijumpai, tapi hal ini bukan masalah serius dan biasanya tidak perlu
hari.
(3) Meningkatnya/menurunnya berat badan
Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat
kontrasepsi lain.
c) Anjurkan klien untuk kembali 12 minggu lagi, berikan tanggal pastinya.
d) Anjurkan klien agar kembali ke klinik sebelum waktu suntik ulang yang
hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien tidak dapat menerima
atau masalah.
4) Implant
Pelayanan kontrasepsi implant adalah:
a) Berikan konseling pra pemasangan implant.
(1) Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping kontrasepsi
implant.
(2) Jelaskan proses pemasangan implant dan apa yang akan klien
dan klien tidak hamil, tidak perlu tindakan apapun. Bila klien
infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain
kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain,
pasang yang baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode
kontrasepsi lain.
(2) Beritahu klien kapan harus datang lagi ke klinik untuk kontrol.
(3) Ingatkan kembali masa pemakaian implant.
(4) Yakinkan pada klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
tersebut.
(5) Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien
pulang.
5) IUD
Pelayanan KB IUD adalah:
a) Berikan konseling pra pemasangan IUD.
(1) Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
(2) Tanyakan tujuan kunjungan
(3) Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
(4) Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjunga
(5) Tanyakan tujuan pemakaina alat kontrasepsi (apakah ingin mengatur
kemamuan reproduktifnya)
(6) Kumpulkan data data pribadi klien (nama, alamat dan sebagainya)
(7) Berikan informasi tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan
efektifitasnya
- Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
panggul.
(9) Jelaskan proses pemasangan IUD dan apa yang akan klien rasakan
diperhatikan.
(b) Kejang
Penanganan: Pastikan dan tegaskan adanya PRP dan
yang lain.
(c) Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur
Penanganan: Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik
(Hb <7 g%), anjurkan untuk melepas IUD dan bantulah memilih
Tanyakan apakah IUD terlepas. Bila tidak hamil dan IUD tidak
memadai. Bila PRP, obati dan lepas IUD sesudah 48 jam. Bila
pulang.
6) Tubektomi
Konseling tubektomi adalah:
a) Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
b) Tanyakan tujuan kunjungan
c) Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
d) Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungan
e) Tanyakan alasan klien mengikuti program KB (apakah ingin mengatur
kemamuan reproduktifnya)
f) Tanyakan apa yang diketahui klien tentang kondidi/situasi yang
impati dan simpatik, bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
bersama
- Apakah keputusan tersebut diambil melalui konseling dan telah
kering
(3) Yakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali setiap saat apabila
diperlukan
(4) Jelaskan kepada klien, bila terjadi nyeri , perdarahan luka operasi /
kunjungan ulang
(6) Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
(7) Berikan kesempatan untuk bertanya, dan berikan penjelasan ulang
oleh klien
(8) Izinkan klien pulang apabila kondisinya stabil dan baik
4. Pelaksanaan
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk
kolaborasi, dan rujukan (Kemenkes RI, 2011:6). Pelaksanaan ini dapat digunakan
berencana.
5. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat dan
dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
Tanda tangan
Nama terang