Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
satu obyek, yang menjadi pusat perhatian. Satu mata bisa terfokus satu obyek,
pada satu obyek sedangkan mata yang lain dapat bergulir kearah dalam, luar,
atas, atau bawah.seseorang dengan mata juling tidak dapat melihat suatu
Dalam beberapa kasus, otot mata sering menjadi salah satu penyebab
otot mata. Bila otot itu tidak bekerja normal, maka kedua mata itu tidak
berfungsi secara seimbang. Sehingga jika diantara otot atau saraf yang tidak
normal, keadaan itu bisa menyebabkan seorang menjadi juling. Ada pula
kasus juling akibat infeksi toksoplasma yang ditularkan melalui kucing atau
1.3 Tujuan
1
1.3.1 Mengetahui Definisi Dari Strabismus
1.3.2 Mengetahui Etiologi Strabismus
1.3.3 Mengetahui Klasifikasi Dari Strabismus
1.3.4 Mengetahui Patofisiologi Dari Strabismus
1.3.5 Mengetahui Manifestasi Klinik Dari Strabismus
1.3.6 Mengetahui Pemeriksaan Diagnosis Dari Strabismus
1.3.7 Mengetahui Komplikasi Pada Strabismus
1.3.8 Mengetahui Penatalaksanaan Pada Strabismus
1.3.9 Mengetahui Pathway Dari Strabismus
1.3.10 Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Strabismus
2
BAB II
PEMBAHASAN
tidak terlihat lurus/posisi yang tidak sama pada kedua sumbu (WWW.
penglihatan kedua mata atau terjadi gangguan saraf yang menggerakkan otot-
satu titik kesemua arah pandang (David Ovedaff, 2002. hal 895)
Strabismus atau juling berarti suatu kelainan posisi bola mata dan bisa
terjadi pada arah atau jarak penglihatan tertentu saja, misalnya kelainan posisi
untuk penglihatan jarak jauh saja atau ke arah atas saja, atau terjadi pada
yang disebabkan oleh tidak adanya satu atau lebih persaratan tersebut tersebut
di atas. Nama lain yang lebih tepat untuk strabismus adalah VISUAL
SENSORIMOTOR ANOMALIES.
2.2 Etiologi
Etiologinya adalah sebagai berikut:
1. Akibat kelainan nuclei okulomotor, saraf/otot-otot ekstra okuler sendiri.
2. Penyebab antara lain trauma dan kelainan congenital, infeksi neoplasma
atau kelainan vaskuler, SSP, tiroid, kelainan otot (Kapita Selekta, 859)
3
3. Gangguan penglihatan yang akan mengakibatkan mataglihatan yang akan
pergerakan mata.
2.3 Klasifikasi
Ada beberapa jenis-jenis dari strabismus yaitu:
1. Esotropia
Esotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
dimna salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan sumbu
Bentuk-bentuk esotropia:
arah lateral.
Penyebab-penyebab eksotropia:
a. Herediter, unsur herediter sangat besar, yaitu trait autosomal dominant
b. Optis, tak ada hubungan dengan kelainan terhadap kehilangn
penglihatan binokuler
4
c. Inervasi, tetapi tidak terdapat abnormalitas yang berarti dalam bidang
sensorimotor
d. Anatomi, kelainan untuk rongga orbita misalnya pada penyakit
Crouzon.
3. Hipotropia
Hipotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
inferior (bawah).
4. Hipertropia
Hipertropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang
nyata dimana salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan
superior (atas).
2.4 Patofisiologi
Kedua bola mata manusia digerakan oleh otot-otot mata luar,
sedemikian sehingga bayangan benda yang menjadi perhatian akan jatuh tepat
pusat untuk diolah menjadi suatu sensasi berupa bayangan tunggal sehingga
pergerakan bola mata yang tidak mengimbangi gerak otot-otot lainnya. Maka
5
mata tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh rusaknya system pusak
sensorik dan motorik oleh karena sebab terinfeks virus, bakreri ataupun oleh
sebab mengidap suatu penyakit. Kelainan otot seperti tumor otot paralis otot-
seksama. Semua anak seharusnya diperiksa oleh dokter spesialis mata anak
atau ambliopia.
Tanda utama adalah mata tidak lurus artinya bila satu mata terfokus
pada satu obyek, mata yang lain tertuju pada obyek lain. Juga bila anak
melirik, bergiliran bola matanya tidak sampai ke ujung, itu bias terjadi karena
terjadinya hambatan pada pergerakan bola mata sehingga mata tidak bisa
secara bersama-sama.
6
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya juling dapat dilakukan dengan:
1. Pengkajian ketajaman penglihatan
Pengkajian ini dapat dilaksanakan dalam tahap-tahap ketergantungan
pengkajian.
a. Tahap I: Lakukan pengkajian sekilas dengan meminta klien membaca
dibaca dari matanya. Pastikan klien mengerti bahasa dan tidak buta
dengan kedua mata terbuka dan kemudian dengan satu mata ditutup
bila klien tidak bisa membaca, gunakan kartu E dan tentukan arah
cm) dari wajah klien, bila klien gagal dalam kedua tes tersebut sinari
7
mata klien dengan senter kecil dan kemudian padamkan cahayanya
dapat sama / tidak sama. Bia letaknya tidak sama dan pantuan sinar pada
mata bila letaknya tidak sama dan pantulan sinar pada mata yang juling
terletak:
a. Di tepi pupil berarti juling 150
b. Di daerah limbus berarti juling 450
Bila letak sebelah dalam pada mata yang juling berarti mata juling
keluar / ekstropia sedang bila pantulan sinar pada mata karena terletak
disebelah luar mata yang juling berarti mata juling kedalam / ekstropia.
4. Pemeriksaan mata tutup buka (cover un cover) / tutup mata bergantian
8
Bila pada mata yang berfiskasi diletakkan filter merah dan kedua mata
berfiksasi dan satu lagi putih yaitu dengan mata tanpa filter. Pada
Keadaan ini normal, pada keadaan kedua mata normal, keadaan ini
dapat juga terjadi pada mata juling. Hal ini terjadi akibat pada mata
yang lurus bayangan terletak pada macula sedang pada mata yang
2.7 Komplikasi
1. Supresi: Usaha yang tidak disadari dari penderita untuk menghindari
yang baik (yang tidak berdeviasi) menjadi sefaal dengan daerah favea dari
mata.
9
5. Adaptasi posisi kepala: Keadaan ini dapat timbul untuk mengindari
2.8 Penatalaksanaan
1. Non Operatif
a. Sangat penting deteksi dini (keturunan tipe mata)
b. Lakukan beberapa foto pada beberapa posisi dan perhatikan letak
2.9 Pathway
10
2.10 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata: Nama, Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, Alamat, Pendidikan
b. Keluhan utama: Merasa mata tidak lurus, sakit kepala, mata seperti
melihat ganda.
c. Riwayat penyakit sekarang: Penyimpangan pengihatan, Penggunaan
kacamata dengan kelainan ruang yang jauh antara mata kanan dan
Mata hipermetropi.
d. Riwayat penyakit dahulu: Adanya penyakit DM, stroke, hipertensi,
strabismus.
f. Pemeriksaan fisik
1) TTV ( tensi, suhu, nadi, respiratorik)
2) Mata terlihat tidak lurus
3) Bola mata bergulir tidak sampai ke ujung saat melirik
11
4) Aktifitas: Perubahan aktifitas sehari-hari karena berkurangnya
luka operasi.
5) Rasa aman: Pasien gelisah karena mata merasa lelah, Nyeri kepala
6) Persepsi sensori
7) Penglihatan: Kedua bola matanya tidak focus pada satu tempat
strabismus / juling.
3) Resiko cidera b/dorientasi terhadap lingkungan yang menurun akibat
dari strabismus
3. Intervensi
a. DX 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x24 jam gangguan
perubahan.
3) Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam
lingkungan
Intervensi:
1) Tentukan ketajaman dan kerusakan otot penggerak mata.
R: Apakah bilateral atau hanya satu mata sehingga memudahkan
lanjutan.
2) Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya
R: Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan
3) Observasi tanda-tanda disorientasi, pertahankan pagar tempat tidur
tempat tidur
4) Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi dan sering menyentuh,
12
R: Memberikan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan
menurunkan bingung
b. DX 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam gangguan
konsep dirinya.
2) Penjelasan berbagai kesalahan konsep individu terhadap
cedera
2) Menunjukkan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktr resiko
13
R: Mengurangi rasiko injuri dan memudahkan pasien melakukan
aktifitas
3) Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu aktifitas pasien
R: Kebutuhan pasien terpenuhi berkurangnya resiko injuri
4) Jelaskan pada pasien tentang orientasi ruangan dan factor yang
membahayakan dirnya.
14
BAB III
PENUTUP
sehingga kedua bola mata terarah kejurusan yang berbeda. Mata juling dapat
disebabkan oleh kelainan fungsi otot luar bola mata oleh tajam penglihatan yang
kurang, dapt juga disebabkan oleh kelainan otot. Gejala utama mata juling adalah
kedalam) dan eksatropia (salah satu menjuling ke luar). Test diagnostic [ada
pemeriksaan mata tutu buka. Juling dapat terjadi sejak lahir dan adapula yang
secara garus besar pengobatan juling dapat dilakukan dengan kaca mata, latihan
terjadinya strabismus.
15