Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Ahmad Saputra
Fraga Batara
Nirwanda
Vega Ayu Syaputri
Tingkat : 2-C
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena dengan rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Leukemia Pada Anak,
yang di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Keperawatan Anak.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini, demi
perbaikan dimasa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN .... 1
A. LATARBELAKANG . 1
B. TUJUAN PENYUSUNAN.. 1
C. MANFAAT PENULISAN .. 1
D. SISTEMATIKA PENULISAN ... 2
BAB II PEMBAHASAN LEUKEMIA . 3
A. KONSEP MEDIK .. 3
1. DEFINISI . 3
2. ETOLOGI . 3
3. PATOFISIOLOGI . 7
4. MANIFESTASI KLINIS . 8
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG . 9
6. PENATALAKSANAAN . 10
B. KONSEP KEPERAWATAN 14
1. PENGKAJIAN .... 14
2. ANALISA DATA .............................................. 15
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN .. 15
4. INTERVENSI ................................................... 16
BAB III PENUTUP 26
A. KESIMPULAN .. 26
B. SARAN .. 27
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar belakang
Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari
60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel
induk hematopoietik yang mengalami transformasi dan ganas, menyebabkan supresi dan
penggantian elemen sumsum normal (Baldy, 2006). Leukemia dibagi menjadi 2 tipe umum:
leukemia limfositik dan leukemia mielogenosa (Guyton and Hall, 2007).
Sebagai seorang perawat, sangat penting mengetahui tentang penyakit leukemia ini.
Melihat ruang lingkup pelaksanaan tindakan keperawatan salah satunya adalah anak-anak,
dengan mengetahui lebih jauh tentang apa dan bagaimana leukemia ini membuat seorang
perawat menjadi lebih percaya diri dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dan yang
paling penting dapat menambah atau meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada anak.
2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
masyarakat luas terutama perawat menganai leukemia atau kanker darah. Makalah ini juga
memberikan pemahaman yang lebih dalam proses balajar mengajar di semester III ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Sumsum tulang, Sumsum tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah tulang
vertebrae, sternum (tulang dada), dan costa (tulang iga).
b. Hepar
c. Limpa, Limpa berfungsi sebagai organ limfoid, memfagosit material tertentu dalam
sirkulasi darah, dan menghancurkan sel darah merah yang rusak.
Volume darah pada tubuh sehat sekitar 1/13 dari BB atau 4-5 liter. Keadaan jumlah
tersebut tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Tekanan viskositas atau kekentalan darah mempunyai berat jenis 1,041 1,067 dengan
temperatur 380C dan pH 7,37 7,45.
Fungsi darah secara umum terdiri atas :
a. Mengangkut O2, CO2, dan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun.
c. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Darah terbagi atas :
a. Eritrosit (sel darah merah)
Tidak berinti, ukurannya, banyaknya 5 juta/mm3, berwarna kuning kemerahan
karena mengandung Hb. Warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung O2. Fungsi eritrosit : mengangkut O2 dan CO2. Eritrosit beredar ke
seluruh tubuh selama 14 -15 hari, setelah itu akan mati. Jumlah Hb anak-anak 10-16
gr/dl.
b. Leukosit
Bentuknya berubah-ubah dan bergerak dengan pseudopodia, mempunyai inti,
bening, banyaknya 4000 11000/mm3 darah. Fungsi : membunuh dan memakan bibit
penyakit yang masuk ke tubuh jaringan RES (Retikulo Endotel System), mengangkut
dan membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa ke pembuluh darah.
c. Trombosit (sel plasma)
Warnanya putih dengan jumlah normal 150.000-450.000/mm3. Trombosit
memegang peran penting dalam pembekuan darah.
d. Plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warna bening kekuningan. Hampir
90% plasma darah terdiri dari :
1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.
2) Garam-garam mineral : metabolisme dan juga mengadakan osmotic.
3) Protein darah (albumin dan globulin) : meningkatkan viskositas darah dan tekanan
osmotic untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin)
5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
6) Antibodi atau anti toksin
2. DEFINISI
3. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1. Genetik
4. KLASIFIKASI
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi
proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan infasi organ non hematologis,
seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.
Leukemia sering diklasifikasikan sesuai galur sel yang terkena, seperti limfositik
atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut (sel imatur) atau
kronis (sel terdeferensiasi).
Leukemia mielogenus akut (AML) mengenai sel stem hematopoetik yang kelak
berdiferensiasi kesemua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil,
eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia non limfositik
yang paling sering terjadi.
a. Manifestasi klinis
Kelainan ini terjadi tanpa peringatan, dengan gejala terjadi dalam periode
1-6 bulan. Hitung sel darah menunjukan penurunan baik eritrosit maupun
trombosit. Meskipun jumlah leukosit total bisa rendah, normal atau tinggi,
namun presentase sel yang normal biasanya sangat menurun. Specimen
sumsum tulang merupakan penegak diagnose, menunjukan kelebihan sel blast
imatur. Adanya batang Auer didalam sitoplasma menunjukan adanya leukemia
mielogenus akut (AML).
b. Penatalaksanaan
Apabila dapat diperoleh jaringan yang cocok dari kerabat dekat, maka
dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang untuk memperoleh sumsum
tulang normal, setelah terlebih dahulu dilakukan penghancuran sumsum
lekemik dengan kemotrapi.
Leukemia mielogenus kronis (CML) juga dimasukkan dalam keganasan sel stem
myeloid. Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut,
sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetic yang dinamakan
kromosom Philadelphia ditemukan pada 90% sampai 95% pasien dengan CML.
CML jarang menyerang individu berusia di bawah 20 tahun, namun insidensinya
menignkat sesuai pertambahan usia.
a. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis CML mirip dengan gambaran AML, tetapi tanda dan
gejalanya lebih ringan. Banyak pasien yang menunjukkan tanda gejala selama
bertahun-tahun. Terdapat penignkatan leukosit, kadang sampai jumlah yang
luar biasa. Limpa sering membesar.
b. Penatalaksanaan
Tetapi pilihan leukemia mielogenus kronis adalah buslfan (Myleran),
hydroxyurea, dan chlorambucil (Leukeran) sendiri atau dengan kortikosteroid.
Ketahanan hidup meningkat secara bermakna dengan transplantasi sumsum
tulang pada pasien yang berusia di bawah 50 tahun dengan donor HLA yang
sesuai. Interferon alfa merupakan alternative pilihan penanganan, namun
sangat mahal, mempunyai efek samping yang tidak menyenangkan dan tidak
terbukti memperpanjang ketahanan hidup. Fludarabin (Fludar) efektif bagi
pasien yang penyakitnya tidak berespons terhadap penanganan yang telah
dilakukan atau terus memberat setelah penanganan. Pada kebanyakan pasien,
kelak akan mengalami leukemia mielogenus akut dan biasanya resisten
terhadap terapi apapun. Secara keseluruhan, pasien dapat bertahan selama 3
sampai 4 tahun. Kematian biasanya akibat infeksi atau perdarahan.
5. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih
pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel
darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel
darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak
produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel
tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi
kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat
meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh
kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali),
delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah
bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan
mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan
tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian
normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi
ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat
dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bias
menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal,
dan otak.
6. PATHWAY
7. MANIFESTASI KLINIK
Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia, trombositopenia,
neutropenia, infeksi, kelainan organ yang terkena infiltrasi, hipermetabolisme.
1. Leukemia Limfositik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi,
pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan
anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme.21 Nyeri tulang bisa dijumpai
terutama pada sternum, tibia dan femur.
a. Malaise, demam, letargi, kejang
b. Keringat pada malam hari
c. Hepatosplenomegali
d. Nyeri tulang dan sendi
e. Anemia
f. Macam macam infeksi
g. Penurunan berat badan
h. Muntah
i. Gangguan penglihatan
j. Nyeri kepala
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan
pemeriksaan sumsum tulang.
1. Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-
kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan
trombosit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm 3,
sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
2. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan
keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara
(leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang.
Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih
dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh
peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan
hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis.
Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.
PTT : memanjang
Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan.
10. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
Kemoterapi pada penderita LLA
Tahap 1 (terapi induksi)
Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah untuk membunuh sebagian besar
sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Terapi induksi kemoterapi
biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat
menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia.
Pada tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu daunorubisin,
vincristin, prednison dan asparaginase.
Tahap 2 (terapi konsolidasi/ intensifikasi)
Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang
bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual untuk mencegah relaps dan
juga timbulnya sel yang resisten terhadap obat. Terapi ini dilakukan setelah 6
bulan kemudian.
Tahap 3 ( profilaksis SSP)
Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP. Perawatan
yang digunakan dalam tahap ini sering diberikan pada dosis yang lebih rendah.
Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang
dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia memasuki otak
dan sistem saraf pusat.
Tahap 4 (pemeliharaan jangka panjang)
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini
biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.
Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak
hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh.
Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami
harapan hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi agresif yang
diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia adalah:
1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
4. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas.
7. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek
samping agen kemoterapi
8. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit
9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada
penampilan.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
leukemia.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
l) Berikan analgetik
8 Resiko terhadap klien tidak a) Gunakan semua a) karena perdarahan
cedera/perdaraha menunjukkan bukti- tindakan untuk memperberat kondisi
n yang bukti perdarahan mencegah perdarahan anak dengan adanya
berhubungan khususnya pada daerah anemia
dengan ekimosis
penurunan jumlah b) Cegah ulserasi oral dan
b) karena kulit yang luka
trombosit rektal
cenderung untuk
berdarah
c) Gunakan jarum yang
c) untuk mencegah
kecil pada saat
perdarahan
melakukan injeksi
d) Menggunakan sikat gigi
d) untuk mencegah
yang lunak dan lembut
perdarahan
e) Laporkan setiap tanda-
e) untuk memberikan
tanda perdarahan
intervensi dini dalam
(tekanan darah
mengatasi perdarahan
menurun, denyut nadi
cepat, dan pucat)
f) Hindari obat-obat yang
mengandung aspirin f) karena aspirin
mempengaruhi fungsi
g) Ajarkan orang tua dan trombosit
anak yang lebih besar g) untuk mencegah
ntuk mengontrol perdarahan
perdarahan hidung
9 Gangguan citra pasien atau keluarga a) Dorong anak untuk a) untuk membantu
tubuh menunjukkan memilih wig (anak engembangkan
berhubungan perilaku koping perempuan) yang serupa penyesuaian rambut
dengan alopesia positif gaya dan warna rambut terhadap kerontokan
atau perubahan anak sebelum rambut rambut
cepat pada mulai rontok
penampilan b) Berikan penutup kepala b) arena hilangnya
yang adekuat selama perlindungan rambut
pemajanan pada sinar
matahari, angin atau
dingin
c) Anjurkan untuk menjaga c) untuk menyamarkan
agar rambut yang tipis kebotakan parsial
itu tetap bersih, pendek
dan halus
d) Jelaskan bahwa rambut d) untuk menyiapkan
mulai tumbuh dalam 3 anak dan keluarga
hingga 6 bulan dan terhadap perubahan
mungkin warna atau penampilan rambut
teksturnya agak berbeda baru
e) Dorong hygiene, berdan, e) untuk meningkatkan
dan alat alat yang sesuai penampilan
dengan jenis kelamin ,
misalnya wig, skarf,
topi, tata rias, dan
pakaian yang menarik
10 Perubahan proses pasien atau keluarga a) Jelaskan alasan setiap a) untuk meminimalkan
keluarga menunjukkan prosedur yang akan kekhawatiran yang
berhubungan pengetahuan tentang dilakukan pda anak tidak perlu
dengan prosedur diagnostik b) Jadwalkan waktu agar b) untuk mendorong
mempunyai anak atau terapi keluarga dapat komunikasi dan
yang menderita berkumpul tanpa ekspresi perasaan
leukemia gangguan dari staff
c) Bantu keluarga c) untuk meningkatkan
merencanakan masa perkembangan anak
depan, khususnya dalam yang optimal
membantu anak
menjalani kehidupan
yang normal
d) Dorong keluarga untuk d) memberikan
mengespresikan kesempatan pada
perasaannya mengenai keluarga untuk
kehidupan anak sebelum menghadapi rasa takut
diagnosa dan prospek secara realistis
anak untuk bertahan
hidup
e) Diskusikan bersama e) untuk
keluarga bagaimana mempertahankan
mereka memberitahu komunikasi yang
anak tentang hasil terbuka dan jujur
tindakan dan kebutuhan
terhadap pengobatan dan
kemungkinan terapi
tambahan
f) Hindari untuk f) untuk mencegah
menjelaskan hal-hal bertambahnya rasa
yang tidak sesuai khawatiran keluarga
dengan kenyataan yang
ada
11 .Antisipasi pasien atau keluarga a) Kaji tahapan berduka a) pengetahuan tentang
berduka menerima dan terhadap anak dan proses berduka
berhubungan mengatasi keluarga memperkuat
dengan perasaan kemungkinan normalitas perasaan
potensial kematian anak atau reaksi terhadap
kehilangan anak apa yang dialami dan
dapat membantu
pasien dan keluarga
lebih efektif
menghadapi
kondisinya
b) Berikan kontak yang b) untuk menetapkan
konsisten pada keluarga hubungan saling
percaya yang
mendorong
komunikasi
c) Bantu keluarga c) untuk meyakinkan
merencanakan bahwa harapan mereka
perawatan anak, diimplementasikan
terutama pada tahap
terminal
d) Fasilitasi anak untuk d) memperkuat
mengespresikan normalitas perasaan
perasaannya melalui atau reaksi terhadap
bermain apa yang dialam
D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan
yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap
perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan
dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331).
E. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610) hasil
yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :
4. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
5. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
7. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
11. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak
mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada
tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Leukimia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal
dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari leukemia. Akan tetapi banyak
faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu faktor genetik, radiasi,
obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik, faktor herediter, ataupun kelainan
kromosom, misalnya pada down sindrom. Secara singkat manifestasi klinik yang sering
dijumpai pada penyakit leukemia yaitu pilek tidak sembuh-sembuh, pucat, lesu, mudah
terstimulasi, demam dan anorexia, berat badan menurun, ptechiae, memar tanpa sebab,
nyeri pada tulang, persendian, nyeri abdomen, lumphedenopathy, hepatosplenomegaly
dan abnormal WBC.
3.2 SARAN
Bagi para pembaca kami berharap agar tidak merasa puas dengan makalah yang
kami tulis ini sehingga menambah minat untuk mencari sumber lain. Karena kami pun
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.Dalam
pembuatan makalah ini kami sadar masih banyak sekali kekurangan. Kami mengharap
saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Sehingga nantinya dapat bermanfaat
untuk kami dalam pembuatan makalah kami berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.