You are on page 1of 5

Nama : Fatma Cahyani

NIM : 061540411554
Kelas : 4 Eg.A

1. FlowSheet dan penjelasan mengenai PLTU Batubara


PLTU adalah mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU merupakan jenis pembangkit listrik
tenaga thermal yang banyak digunakan, karena efisiensinya yang baik dan
bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang
ekonomis.

Gambar 1. Proses Flow Diagram PLTU - Supercritical


Sumber: Itecnet
Gambar 2. Proses Flow Diagram PLTU - Superheated
Sumber: PLTU Tanjung Jati B #1&2

Proses Flow PLTU Batubara

Pertama muatan kapal batubara di Coal Jetty dibongkar dengan Ship


Unloader & disimpan di Coal Yard. Secara kontinue batubara diambil oleh
Stacker Reclaimer dialirkan melalui Conveyor menuju Crusher House untuk
diturunkan ukuran batubara & dialirkan ke Coal Silo.
Proses selanjutnya, penurunan ukuran batubara menjadi bubuk di
Pulverizer. Batubara yang telah berbentuk bubuk di Pulverizer dipanaskan &
dihembuskan dengan udara dari Primary Air Fan menuju Furnace melalui
Burner. Sedangkan untuk kebutuhan udara pembakaran disediakan oleh Force
Draft Fan. Pembakaran tersebut digunakan untuk memanaskan Boiler sehingga
akan merubah air umpan menjadi uap hingga Superheated. Proses di Boiler
merupakan perubahan energi kimia dari batubara menjadi energi kalor/panas.
Uap Superheated digunakan untuk memutar High Pressure (HP)
Turbine. Uap keluar HP Turbine dipanaskan kembali oleh Reheater untuk
memutar Intermediete Pressure (IP) dan Low Pressure (LP) Turbine. HP, IP,
dan LP Turbine tersebut dikopel bersamaan dengan Generator sehingga
menghasilkan listrik. Uap yang keluar dari LP Turbine lalu masuk ke
Condensor untuk dikondensasi menjadi air umpan kembali. Air tersebut
selanjutnya dipompa kembali ke Boiler untuk dipanaskan dan diubah menjadi
uap air yang digunakan untuk memutar Turbine lagi (Close Cycle). Proses di
Turbine dan Generator merupakan perubahan energi kalor/panas menjadi
energi gerak selanjutnya menjadi energi listrik.

2. PLTU Panas Bumi

Geothermal atau Energi panas bumi adalah energi panas tersimpan yang
berasal dari dalam bumi. Energi ini berasal dari aktivitas tektonik dari dalam
bumi. Selain itu panas ini berasal dari panas matahari yang diserap oleh
permukaan bumi.

Teknologi ini sudah digunakan sejak jaman romawi, namun hanya untuk
pemanas air atau penghangat ruangan. Namun saat ini dikembangkan lagi
untuk menghasilkan listrik. Energi ini menyumbang sebesar 0,3% kebutuhan
listrik dunia.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat dibangun di sekitar


lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas bumi tersedia di
dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi
pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan
pembangkit listrik tenaga panas bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi
termal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi cenderung rendah karena
fluida panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan
dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika, rendahnya
temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam mengambil energi
selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang, kecuali jika bisa
dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya untuk pemanas ruangan.
(wikipedia.com)

Pembangkit Listrik yang menggunakan tenaga panas bumi sebagai


sumber listrik disebut dengan PLTP atau Pembangkit Listrik Tenaga
Panasbumi. Proses dari energi panas bumi menjadi listrik pada prinsipnya
hampir sama dengan PLTU yang uapnya dibuat dengan menggunakan boiler,
sedangkan PLTP dari reservoir panasbumi. Apabila fluida yang mengalir dari
wellhead berupa uap maka uap tadi langsung dialirkan kewat turbin, kemudian
turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang kemudian
akan memutar generator.

Namun, fluida panas bumi keluar dari wellhead sebagai campuran


fluida dua fasa (uap dan cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida, yaitu dengan mengalirkan lewat separator, kemudian
fase uapnya dialirkan langsung ke turbin.
Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida
panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan
menggunakan pembangkit listrik siklus binari (binary plant). Dalam siklus
pembangkit ini, fluida sekunder ((isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi
oleh fluida panasbumi melalui heat exchanger.

Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur


titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan
setelah dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida
panas bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya,
tetapi hanya panasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua, sementara fluida
panas bumi diinjeksikan kembali kedalam reservoir.

You might also like