Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
SHOHIFATUL FIRDAUS
101614453051
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
MINAT MANAJEMEN KESEHATAN
SURABAYA
2016
POSKESTREN: UKBM ATAU KLINIK PRATAMA?
Shohifatul Firdaus1*
1
Mahasiswa Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Airlangga, NIM: 101614453051
ABSTRAK
Pendahuluan:
Poskestren (pos kesehatan pesantren) merupakan suatu upaya kesehatan
bersama masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas. Poskestren dilaksanakan oleh
Pondok Pesantren dan untuk Pondok Pesantren. Keberadaan Poskestren diharapakan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Pondok Pesantren terhadap kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Pondok Pesantren. Dewasa ini
beberapa Poskestren yang memiliki tenaga kesehatan dan dana yang cukup mulai
mengarahkan Poskestren untuk menjadi sebuah Klinik Pratama yang merupakan
salah satu badan usaha yayasan Pondok Pesantren. Dengan dibangunnya Klinik
Pratama yang memiliki tenaga kesehatan minimal satu dokter dan perawat diharapkan
masalah kesehatan santri dapat tertangani dengan baik.
Metode: Jenis penelitian ini dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan literatur review. Literatur review dilakukan dari laporan kesehatan dan
penelitian yang bisa diakses dari internet.
Hasil dan Pembahasan: terdapat beberapa perbedaan dasar antara poskestren dan
klinik pratama : A). Legalitas: poskestren merupakan UKBM puskesmas, klinik
pratama merupakan badan usaha pesantren di bidang kesehatan. B). Kepemilikan:
poskestren merupakan milik Pondok pesantren yang digagas dan dibina oleh
puskesmas, klinik pratama merupakan milik yayasan pondok pesantren. C). SDM:
tenaga poskestren merupakan masyarakat pondok pesantren yang telah dibina oleh
puskesmas, klinik pratama memiliki tenaga kesehatan ahli (dokter, perawat, bidan,
apoteker, analis dll). D). Promotif dan preventif: sasaran poskestren adalah
masyarakat pondok pesantren, sasaran klinik pratama adalah individu yang terkena
atau beresiko terkena penyakit. E) Kuratif: poskestren hanya dapat rujuk ke
puskesmas atau memberi obat untuk penyakit ringan, klinik pratama dapat
melaksanakan praktik kedokteran sesuai kewenangan klinis pada tenaga kesehatan.
Kesimpulan: Peran poskestren dan klinik terhadap kesehatan pondok pesantren pun
berbeda. Poskestren lebih berperan pada promotif dan preventif pada masyarakat
pondok pesantren untuk meningkatkan kesehatan melalui beberapa program
penyuluhan sedangkan klinik pratama pondok pesantren lebih kepada kuratif untuk
warga pondok pesantren yang telah sakit.
1.0 Pendahuluan
2.0 Metode: Jenis penelitian ini dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan literatur review. Literatur review dilakukan dari laporan kesehatan
dan penelitian yang bisa diakses dari media massa. Data yang diperoleh selanjutnya
dijadikan referensi untuk melakukan pengkajian dan pembahasan.
3.2 Pembahasan
Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan islam tertua di
Indonesia. Sistem pondok pesantren mewajibkan para siswa (yang biasa disebut
dengan Santri) untuk tinggal dan menetap di pondok pesantren selama masa
pendidikan.
Data kemenag tahun 2011, Pondok pesantren yang ada di Indonesia berjumlah
27.218 lembaga, terdiri dari 13.446 (49,4 %) pondok pesantren salafi/salafiyah
(tradisional), 3.064 (11,3 %) pondok pesantren salafi/salafiah (modern), dan pondok
pesantren terpadu/kombinasi sebanyak 10.708 (39,3 %), dengan jumlah santri
sebanyak 3.642.738 orang. Dari jumlah santri tersebut, laki-laki terdiri 1.895.580
(52,0 %) dan perempuan 1.747.158 (48,0%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
pondok pesantren yang ada diindonesia sangatlah banyak dengan jumlah santri yang
cukup banyak pula (Permenkes RI nomor 1, 2013)
Pondok pesantren merupakan suatu populasi dimana individu didalamnya
menjalani kehidupan sehari-hari dalam satu tempat. Pondok pesantren merupakan
tempat yang multikultural dimana terdapat individu dari berbagai usia, daerah dan
kebudayaan hidup bersama disana. Dengan kondisi demikian, Pondok pesantren
memiliki beberapa permasalahan kesehatan.
Masalah kesehatan yang sering muncul di pondok pesantren adalah scabies,
dermatitis, batuk pilek, gastritis dll. Di lingkungan pondok pesantren kejadian kasus
penyakit menular cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data pada beberapa pondok
pesantren dimana kejadian yang tertinggi adalah scabies. Jika terdapat penyakit
menular di pondok pesantren biasanya penyakit tersebut akan mudah menjadi wabah
melihat pola kehidupan dipondok pesantren dimana para santri berbagi kamar,
menggunakan kamar mandi bersama dan bahkan menggunakan satu alat mandi untuk
banyak orang.
Masalah kesehatan dipondok pesantren tidak hanya menjadi masalah bagi
pondok pesantren sendiri. puskesmas yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya juga bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat pondok
pesantren.
Puskesmas melalui upaya kesehatan bersama masyarakat membentuk pos
kesehatan pesantren (poskestren). Poskestren merupakan salah satu perpanjangan
tangan puskesmas sebagai penanggung jawab tingkat kesehatan masyarakat di
wilayahnya. Poskestren dijalankan oleh warga pondok pesantren dengan pembekalan
dan pengawasan yang dilakukan langsung oleh puskesmas.
Sebagai bentuk upaya peningkatan kesehatan di pondok pesantren. Poskestren
melakukan pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi promotif, preventif, rehabilitatif
(memelihara kesehatan, mencegah pemulihan kesehatan) dan kuratif (pengobatan).
Khusus untuk pelayanan kuratif dan beberapa pelayanan preventif tertentu, seperti
imunisasi dan pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
Dalam pelaksanaannya poskestren diharapkan mampu untuk meningkatkan kesehatan
warga pondok pesantren (Permenkes RI nomor 1, 2013).
Sebagai bentuk upaya peningkatan kesehatan di pondok pesantren melalui
program poskestren, Pada tahun 2007 kementerian Kesehatan menyerahkan bantuan
dana sosial pos kesehatan pesantren (poskestren), berupa 200 unit pos kesehatan
pesantren ke pondok pesantren di Jawa Timur yang meliputi 36 kota di Jawa Timur
yang masing masing Pondok Pesantren mendapat bantuan dana sebesar 10 juta
rupiah.
Pada penelitian yang dilakukan oleh fauzi di pondok pesantren darul hikmah
jember tentang hubungan peran poskestren terhadap perilaku personal hygiene remaja
putri di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran
poskestren dengan personal hygiene remaja putri di pondok. perilaku personal
hygiene remaja santri bergantung pada peran Poskestren, jika peran Poskestren baik
maka tingkat pelaksanan personal hygiene santri akan baik juga, tidak menderita
penyakit kulit dan penyakit lainnya sebaliknya responden yang tingkat pelaksanaan
personal hygiene buruk akan menderita penyakit kulit dan penyakit lainnya.
Dewasa ini beberapa poskestren yang memiliki tenaga kesehatan yang mulai
mengubah poskestren menjadi klinik pratama baik rawat inap maupun rawat jalan.
salah satunya adalah poskestren al-ishlah yang sekarang berubah nama menjadi klinik
pratama rawat inap al-ishlah. Keberadaan klinik pratama di pondok pesantren
diharapkan dapat memberikan solusi lebih terhadap kesehatan santri pondok
pesantren.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, klinik tentu saja sangat berbeda
dengan poskestren. Terdapat beberapa perbedaan antara poskestren dan klinik
dibawah pondok pesantren.
POSKESTREN KLINIK di bawah Ponpes
Badan usaha pesantren di
legalitas UKBM
bidang kesehatan
Pondok pesantren bersama
kepemilikan Yayasan pondok pesantren
puskesmas
Masyarakat pondok yang Tenaga kesehatan ahli
SDM telah dibina oleh (dokter, perawat, bidan,
puskesmas apoteker, analis dll)
Sasaran promotif preventif Masyarakat Individu
Melaksanakan praktik
Terbatas pada gejala ringan
kedokteran sesuai
Kuratif dan harus di rujuk ke
kewenangan klinis pada
puskesmas
tenaga kesehatan
Tabel 1. Perbedaan poskestren dan klinik pratama
Dilihat dari legalitasnya, poskestren merupakan program puskesmas yang
ditujukan kepada pondok pesantren dan ada didalam pondok pesantren dan
dilaksanakan oleh pondok pesantren dan puskesmas. Sebagai sebuah program,
poskestren tidak mengacu pada keuntungan sama sekali. Sedangkan klinik pratama
pondok pesantren yang dikembangkan dari poskestren merupakan sebuah badan
usaha milik yayasan pondok pesantren. Sebagai sebuah amal usaha, klinik pratama
pondok pesantren masih mendapatkan keuntungan dari pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Poskestren merupakan UKMB dimana Poskestren ada untuk dan oleh pondok
pesantren, tenaga yang ada di poskestren adalah kader poskestren yang merupakan
binaan dari puskesmas. Untuk melaksanakan program kerja yang ditelah ditetapkan
poskestren dibantu oleh puskesmas dalam pelaksanaannya. Tenaga kesehtaan klinik
pondok pesantren merupakan tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang harus
dipenuhi oleh klinik sesuai dengan Permenkes RI nomor 9 tahun 2014.
Pada usaha promotif dan preventif terdapat perbedaan yang mecolok anatara
poskestren dan klinik di pondok pesantren. Pada Permenkes RI nomor 1 tahun 2013
tentang poskestren, tujuan utama poskestren adalah promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative. Tujuan utama poskestren adalah
promotif prefentif melalui beberapa program penyuluhan dan pembinaan yang
dilakuakn oleh kader poskestren. Klinik pratama yang berada di bawah pondok
pesantren mempunyai fungsi promotif dan preventif yang tidak berbeda dengan klinik
pada umumnya. Klinik pratama lebih terfokus pada tindakan kuratif, promotif dan
preventif dilakukan secara individu berkaitan dengan kondisi klinis yang dialami oleh
pasien tersebut, contohnya edukasi kepada pasien dengan diabetes mellitus.
Poskestren melaksanakan upaya kuratif dengan melakukan rujukan ke
puskesmas dan memberikan pengobatan pada sakit ringan dan gawat darurat. Klinik
pratama melaksanakan upaya kuratif dengan pengobatan sesuai dengan kewenangan
yang tertera pada Permenkes RI nomor 9 Tahun 2014 dan buku panduan pelayanan
kesehatan dari BPJS.
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaTentang Pedoman Penyelenggaraan
Dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren, Nomor 1 Tahun 2013
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat Nomor 75 Tahun 2014
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Klinik, Nomor 9 Tahun
2014
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat Nomor 128 Tahun 2004
Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009-2011.
Badri, M. 2007. Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo. Media Litbang Kesehatan 12;2
Wijaya, K. 2007. Peran Pos Kesehatan Pesantren Dalam Meningkatkan Kesehatan
Reproduksi Remaja. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 10;2.
Ikhwanudin, A. 2013. Perilaku kesehatan Santri ( Studi Deskriptif Perilaku
Pemeliharaan kesehatan, Pencarian dan Penggunaan Sistem Kesehatan Dan
Perilaku Kesehatan Lingkungan di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithroh
Surabaya. Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik,
Universitas Airlangga
Wahyudin, U. Arifin, HS. 2015. Sosialisasi Sanitasi Diri Dan Lingkungan di
Pesantren Salafi Melalui Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Dalam
Membentuk Sikap Santri Terhadap Sanitasi. Jurnal Kajian Komunikasi 1;2.
Fauzi, A. 2014. Hubungan Peran Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Dengan
Perilaku Personal Hygiene Remaja Santri Pondok Pesantren Darul Hikmal Al-
Ghazaali Kranjingan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jembar. Jurnal
Artikel