Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
1. Praktikan dapat mempelajari proses pembuatan eletroda pembanding Ag/AgCl.
2. Praktikan dapat menggunakan elektroda pembanding Ag/AgCl untuk mengukur setengah sel
dari beberapa setengah sel lain.
3. Praktikan dapat mengukur persamaan Nernst.
4. Praktikan dapat menentukan tetapan kesetimbangan pembentukan ion kompleks Kf
5. Praktikan dapat menentukan hasil kali kelarutan Ksp.
PENDAHULUAN
Pada percobaan ini, akan dibahas mengenai sel elektrokimia yang berkaitan dengan
pengukuran listrik dan setengaj sel. Sel elektrokimia sendiri terdiri atas dua buah elektrode. . Elektrode
itu sendiri dapat kita artikan sebagai suatu alat yang dapat mengalirkan arus elektrik ke dalam atau ke
luar sel yang dapat berupa sepotong kawat biasa tetapi dapat pula rumit seperti elektrode kalomel.
Yang dimaksud dengan elektrode kalomel adalah tipe elektrode yang terdiri atas logam Hg dan larutan
KCl yang mengandung endapan Hg2Cl2 yang biasanya digunakan sebagai elektrode pembanding
umum dengan reaksi:
Hg2Cl2 + 2e- 2Hg + 2Cl-
Di dalam sebuah sel elektrokimia, salah satu setengah-reaksi berlangsung disatu kompartemen
elektroda dan setengah-reaksi yang lain berlangsung di kompartemen lain. Dengan cara ini, proses
reduksi dan oksidasi dari seluruh reaksi spontan dipisahkan.
Reaksi redoks adalah reaksi oksidasi-reduksi dimana terjadi transfer elektron dari satu zat ke
zat lain. Zat pereduksi (reduktan) adalah donor elektron sedangkan zat pengoksidasi (oksidan) adalah
akseptor/penerima elektron. Setiap reaksi redoks dapat dinyatakan sebagai jumlah dua setengah-
reaksi yaitu reaksi konsepsi yang memperlihatkan kehilangan dan perolehan elektron.
Setengah reaksi untuk elektrode pembanding Ag/AgCl adalah:
AgCl(s) + e Ag+(aq) + Cl-(aq jenuh) E = + 0,1 mV
Pada percobaan ini elektrode pembanding akan dibuat sendiri karena harganya yang cukup
mahal.
Elektrode pembanding Ag/Agcl akan dibuat dari pipa gelas yang dilebur bagian bawahnya
sapai hampir tertutup (lubang jarum) dengan menggunakan nyala api bunsen. Lubang ini akan
ditutup dengan kapas yang dibasahi KCl jenuh dan kertas saring yang juga telah dibasahi KCl jenuh.
Setelah lubang tertutup, kemudian tabung diisi dengan larutan KCl jenuh sampai bagian yang juga
dilengkapi dengan sepotong kawat perak yang telah dilapisi dengan AgCl. Kemudian tabung ditutup
dengan parafirm agar tidak ada udara yang masuk atau keluar.
Elektrode yang dibuat akan digunakan untuk pengukuran-pengukuran:
1. Potensial setengah sel dari beberapa sel lain yang akan diteliti.
2. Persamaan Nernst berhubungan dengan penyimpangan kelakuan ideal dari larutan elektrolit:
perbedaan potensial E antara elektrode pembanding dengan setengah sel Cu (s)/Cu2+ akan diukur
untuk beberapa konsentrasi.
3. Tetapan kesetimbangan pembentukan ion kompleks Kf.
4. Tetapan hasil kali kelarutan Ksp.
1
BAHAN DAN METODE
Bahan:
1. 5 ml KCl jenuh
2. 50 ml CuSO4 1,0 M
3. 5 ml NH3 6,0 M
4. 25 ml ZnSO4 0,1 M
5. 50 ml FeSO4 0,1 M
6. Na2S 2,0 M
7. 25 ml MgSO4 0,1 M
8. 50 ml FeCl3 0,1 M
Metode:
A. Pembuatan larutan:
1. 5 ml KCl jenuh:
a. mengambil 3 gr KCl kemudian ditambahkan aquades dan dibiarkan larut
b. menambahkan KCl lagi sampai tidak larut lagi
c. menyaring larutan dan mengambil filtratnya yang merupakan KCl jenuh
2.1 50 ml CuSO4 1,0 M
n = m.v = 1,0 . 50 = 0,05 mol
gr = n . Mr = 0,05 . 159,5 = 7,98 gr
a. mengambil 7,98 gr CuSO4 lalu dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut
b. memasukkan larutan ke dalam labu ukur 50 ml dan menambahkan aquades ke
dalamnya hingga garis tera
3. 25 ml ZnSO4.7H2O 0,1 M
n = m.v = 0,1 . 25 = 2,5 mmol = 2,5 10-3 mol
gr = n.Mr = 2,5 10-3 287 = 7,175 gr
a. mengambil 7,175 gr ZnSO4.7H2O lalu dilarutkan dengan sedikit aquades
hingga larut
b. memasukkan larutan ke dalam labu ukur 50 ml dan menambahkan aquades ke dalamnya
hingga garis tera
4. 50 ml FeSO4 0,1 M
n = m.v = 50. 0,1 = 5.10-3 mol
gr = n . Mr = 5.10-3 . 152 = 0,76 gr
a. mengambil 0,76 gr FeSO4 lalu dilarutkan dengan sedikit
aquades hingga larut
b. memasukkan larutan ke dalam labu ukur 50 ml dan menambahkan aquades ke dalamnya
hingga garis tera
5. 25 ml MgSO4 0,1 M
n = m.v = 0,1.25 = 2,5.10-3 mol
gr = n. Mr = 2,5.10-3. 120 = 0,3 gr
a. mengambil 0,3 gr MgSO4 lalu dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut
b. memasukkan larutan ke dalam labu ukur 25 ml dan menambahkan aquades ke dalamnya
hingga garis tera
6. 50 ml FeCl3 0,1M
gr 1000
M = 162,5 50
Gr = 0,81 gr
a. mengambil 0,81 gr FeCl3 lalu dilarutkan dengan sedikit aquades hingga larut
b. memasukkan larutan ke dalam labu ukur 50 ml dan menambahkan aquades ke dalamnya
hingga garis tera
2
B. Pembuatan Elektrode Pembanding Ag/AgCl
Sesuai buku petunjuk praktikum dengan volume untuk masing-masing larutan untuk membuat
lapisan AgCl pada kawat adalah sebesar 10 ml.
C. Pengukuran Potensial Setengah Sel Terhadap elektrode Pembanding
Sesuai buku petunjuk praktikum Kimia Fisika I
D. Penentuan Tetapan Kesetimbangan Pembentukan Ion Kompleks (Kf)
Sesuai buku petunjuk praktikum Kimia Fisika I
E. Penentuan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Sesuai buku petunjuk praktikum Kimia Fisika I
HASIL
Percobaan A.
Kawat Ag dengan panjang 12 cm dicelupkan 3 cm ke dalam campuran 1: 1: 1 dari H 2O :
HNO3 : HCl. Kawat akan berubah menjadi hitam seperti karat karena terbentuknya lapisan AgCl.
Percobaan B.
Tabel potensial setengah sel:
Setengah Sel E(mV)
Zn(s)/ZnSO4(aq) - 452
Fe(s)/FeSO4(aq) - 129
Fe(s)/FeCl3(aq) -135
Pt(s)/FeSO4(aq), FeCl3(aq) -275
Fe(s)/FeSO4(aq), FeCl3(aq) -235
Mg(s)/MgSO4(aq) -1597
Percobaan C.
Tabel potensial setengah sel Cu/CuSO4:
[Cu/CuSO4] (M) E(mV)
1,0 101
1,0 10-1 82
1,0 10-2 64
1,0 10-3 41
1,0 10-4 34
1,0 10-5 15
Percobaan D.
Tabel kesetimbangan pembentukan ion kompleks:
Larutan Elektrolit E(mV) Perubahan pada larutan Perubahan pada elektrode
50 ml CuSO4 + 5 ml NH3 6 M - 148 Biru muda Tidak terjadi apa-apa
Percobaan E.
Tabel Ksp:
Larutan Elektrolit E(mV) Perubahan pada larutan Perubahan pada elektrode
Lar. D + 5 ml Na2S 2 M - 979 hitam Menjadi hitam
3
KCl 3% 52
JAWAB PERTANYAAN
1. Percobaan A
Perbandingan nilai potensial elektrode pembanding yang diketahui dengan nilai yang diukur:
yang diketahui :
AgCl + e- Ag+ + Cl- E = +0,22 V
yang diukur :
AgCl + e- Ag+ + Cl- E = 52 mV = +0,52 V
Perbedaan antara keduanya adalah 0,30 V. Hasil yang didapat antara yang diketahui dengan hasil
percobaan sangat besar. Penyebabnya antara lain:
Pembuatan elektrode pembanding Ag/AgCl dimana bahan pembuatnya tidak sesuai
sehingga dapat menyebabkan potensial elektrode sel akan berubah.
Voltmeter yang digunakan belum dikalibrasi terlebih dahulu.
Larutan KCl di dalam tabung elektrode mengalir keluar dari tabung sehingga
mempengaruhi konsentrasi larutan yang diukur.
2. Percobaan B
a) Nilai teoritis dan perbandingannya dengan hasil percobaan::
a. Zn(s) Zn2+(aq) Cl-(s), AgCl(s) Ag(s)
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- E= -0,76 V
- -
2AgCl(s) + 2e 2Ag(s) + 2Cl (aq) E= +0,22 V
3. Percobaan C
a. Gambar grafik dari potensial elektrode Cu sebagai fungsi log [Cu2+]:
log [Cu2+] E (V) E reaksi elektrode pembanding E (V)
-5 0,101 +0,197 0,182
-4 0,034 +0,197 0,163
-3 0,041 +0,197 0,156
-2 0,064 +0,197 0,133
-1 0,082 +0,197 0,115
0 0,015 +0,197 0,096
5
grafik potensial elektrode
E = p log [Cu2+] + q
0,095= - 0,0172 log [0,1] + 0,096
-0,001 = - 0,0172 log 0,1
-0,01 = - 0,0172 log
-0,01 = - 0,0172 log
- 0,01
log = - 0,0172 = 0,5814
= 3,8
Setelah dihitung, kita mendapatkan nilai E yang perbedaannya jauh dengan nilai literatur ( = 0,150).
5. Percobaan D
a. Perhitungan nilai [Cu2+], = 1
E = p log + p log [Cu2+] + q
0,148 = 0 - 0,0172 log [Cu2+] + 0,096
0,052 = 0 - 0,0172 log[Cu2+]
log [Cu2+] = -3,0232
[Cu2+] = 9,5 . 10-4 M
b. Perhitungan nilai [NH3] dan [Cu(NH3)4]2+ :
mol Cu2+ = 0,01 50 = 0,05 mmol
6. Percobaan E
d.
Cu2+ + 4NH3 Cu(NH3)42+
Cu2+ + S2- CuS
2Cu2+ + S2- + 4NH3 CuS + Cu(NH3)42+
E = p log [Cu2+] + q
E = p log + p log [Cu2+] + q
0,782 = - 0,0172 log 1 + p log [Cu2+] + 0,096
0,782 = 0 0,0172 log [Cu2+] + 0,096
log [Cu2+] = - 39,88
[Cu2+] = 1,3 . 10-40 M
PEMBAHASAN
Pembuatan elektrode pembanding, terdapat kesulitan saat membuat lubang yang
sebesar jarum. Karena lubang pada tabung cukup besar, maka ditemukan juga kesulitan saat
menutup lubang dengan kapas dan kertas saring. Setelah lubang ditutup, larutan KCl tetap ada
yang menetes, maka bagian atas ditutup dengan parafim. Setelah ditutup dengan parafim, KCl
tidak menetes lagi. Setelah beberapa kali pemakaian, larutan KCl jenuh keluar dari tabung dan
8
membuat di dalam elektrode terdapat udara yang membuat larutan yang diukur terkontaminasi
oleh KCl.
Dari percobaan B, kita dapat melihat bahwa elektrode Mg memiliki potensial sel yang
paling besar dibandingkan potensial sel yang lain karena Mg merupakan reduktor yang kuat
dibandingkan elektrode Fe dan Zn. Sedangkan Fe memiliki potensial sel yang paling kecil
karena Fe merupakan oksidator yang kuat. Elektrode Pt menunjukkan nilai yang positif karena
Pt merupakan elektrode lemah sehingga reaksinya berjalan tidak spontan.
Dari percobaan C, pada [CuSO4] = 1 M, potensial selnya paling besar dibandingkan
konsentrasi lain yang telah diencerkan. Jadi dapat dikatakan bahwa nilai potensial sel
dipengaruhi konsentrasi larutan. Sedangkan selisih potensial yang satu terhadap yang lain tidak
teratur karena adanya kesalahan saat pembuatan larutan CuSO4.
Dari percobaan D, penambahan NH3 merubah warna larutan menjadi biru muda namun
pada elektrode tidak terjadi perubahan apapun.
Dari percobaan E, penambahan Na2S merubah warna larutan menjadi hitam dan
membuat elektrode berubah warna menjadi hitam (berkarat). Potensial sel [ada percobaan E
lebih besar daripada percobaan D, karena penambahan Na2S membuat potensial sel semakin
besar.
KESIMPULAN
1. Proses pembuatan elektrode Ag/AgCl cukup rumit dan terdapat
beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi nilai potensial yang diukur, misalnya lubang tabung
yang terlalu besar, bagian atas yang kurang rapat saat ditutup parafim yang memungkinkan adanya
udara yang masuk ke dalam tabung dan dapat menyebabkan larutan terkontaminasi.
2. Penggunaan elektrode Ag/AgCl sebagai elektrode pembanding
cukup mudah dan tidak terlalu sulit, hanya kesulitan pada saat pembacaan voltmeter.
3. Persamaan Nernst digunakan untuk menghitung nilai .
4. Nilai Kf yang dihitung = 28,95 sedangkan nilai dari literatur = 6,7
12
10 . Nilai yang didapat dari perhitungan berbeda cukup besar dengan literatur yang ada. Hal ini
disebabkan pengukuran potensial yang tidak tepat konstan dan saat pembuatan larutan dan
elektrode konsentrasinya kurang tepat (terlalu encer).
5. Nilai Ksp yang dihitung = 1,8135 . 10-41 sedangkan nilai dari literatur = 10-44. Terdapat perbedaan
antara nilai literatur dan nilai perhitungan, namun nilai tersebut tidal terlalu besar. Ketidak telitian
dalam membuat larutan dan saat membuat elektrode dapat menyebabkan perbedaan dengan nilai
literatur yang ada.
6. Reduktor yang kuat mengakibatkan potensial sel semakin besar sedangkan oksidator yang kuat
mengakibatkan potensial sel semakin kecil.
7. Semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka potensial sel juga akan semakin besar, sehingga
konsentrasi mempengaruhi besarnya potensial sel.
8. NH3 dan Na2S adalah katalis yang dapat memperbesar nilai potensial sel. Penambahan katalis juga
mempengaruhi kepingan elektrode yang digunakan. Kepingan elektrode menjadi berkarat karena
penambahan katalis. Selain mempengaruhi katalis, warna larutan juga berubah dengan adanya
penambahan katalis.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjatmaka A. H, 2003, Kamus Kimia, Jakarta: Balai Pustaka
Smith Henk, 2000, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika 1, Suliyono, UKSW
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
9
2. Tugas Awal
10