Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
1. Praktikan mengetahui kadar asam askorbat dari asam askorbat murni, nutrisari dan buah jeruk.
2. Praktikan dan menentukan kapan Br2 selesai bereaksi dengan vitamin C dengan memilih
indikator yang sesuasi. Misalnya, indicator KI bersama larutan kanji.
3. Praktikan dapat mempelajari metode koulometri untuk penentuan kadar asam askorbat.
PENDAHULUAN
Kita mengenal ada banyak jenis vitamin C yang dijual bebas di pasaran. Belakangan juga
banyak bermunculan jenis minuman instant yang katanya mengandung vitamin C 100%. Dari
percobaan ini, akan dicari kandungan asam askorbat dari vitamin C yang terdapat di salah satu jenis
minuman instant, pada jeruk dan pada asam askorbat murni.
Vitamin C yang dijual bebas, biasanya terdiri dari asam askorbat C 6H8O6 (vitamin C), kanji
(sebagai zat perekat), asam sitrat (untuk rasa) dan zat pewarna. Asam askorbat dapat larut dalam air
dengan baik dan dapat dioksidasi menjadi asam dehidro askorbat C6H6O6. Dalam percobaan ini, kita
akan menggunakan Br2 sebagai oksidator. Dengan reaksi:
Kadar vitamin C akan ditentukan dengan mengukur jumlah Br2 yang diperlukan untuk bereaksi
dengan vitamin C dampai habis. Namun karena vitamin C juga teroksidasi dengan O 2 di udara, maka
larutan yang diteliti harus fresh/baru.
Sedangkan jumlah Br2 akan ditentukan secara koulometri. Larutan vitamin C yang akan
ditentukan kadarnya setelah ditambahkan KBr, akan dielektrolisi menggunakan 2 buah elektode Pt.
Saat elektrolisis, Br2 akan terbentuk yang kemudian akan bereaksi langsung denga vitamin C. Jumlah
Br2 yang terbentuk yang terbentuk dapat dihitung dari nilai arus yang diukur sebagai fungsi waktu.
Biasanya nilai arus listrik diatur sehingga tetap (rangkaian seperti itu disebut amperostat).
Pada waktu vitamin C habis, Br2 yang kemudian terbentuk dapat dideteksi dengan beberapa
metode misalnya:
a. Mengunakan indikator larutan KI bersama larutan kanji. Pada saat vitamin C habis,
maka larutan akan menjadi biru.
b. Menggunakan indikator metil merah, dan pada saat vitamin C habis, indikator akan
dioksidasi mengakibatkan larutan menjadi tidak berwarna.
c. Memasukkan eletrode Pt yang ketiga ke dalam larutan sebagai elektroda indikator dan
ukur potensial elektrode terhadap elektrode pembanding (elektrode Ag/AgCl). Pada saat
vitamin C habis, nilai potensial dari potensial elektrode pembanding akan naik
(potensiometri).
Metode koulometri juga dapat dipakai untuk mengukur kadar vitamin C dalam bahan lain,
sepertinpada sayuran atau buah-buahan. Untuk itu harus dilakukan sebagai berikut:
a. Bahan harus dihaluskan dengan baik, sehingga vitamin C dibebaskan.
b. Harus dicari metode penentuan titik akhir yang cocok (biasanya indikator berwarna
kurang cocok karena larutan dari bahan alam sudah memiliki zat pewarna, tetapi
metode potensial potensiometri dapat dipakai untuk hampir semua jenis larutan.
1
Elektrolisis dapat diartikan sebagai proses penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus
elektrik yang melaluinya dan senyawa tersebut dapat berbentuk larutan, lelehan ataupun cairan biasa.
Penjelasan hukum Faraday mengenai elektrolisis antara lain, mengenai hubungan jumlah
energi listrik yang mengalir selam percobaan dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis
dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang
melewati suatu sel elektrolisis.
Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen/sebanding yang sama dari benda
apa saja dalam suatu elektrolisis.
2
HASIL
Massa asam askorbat = 0,09 gr dalam 100 ml air.
Sample tablet : nutrisari
Massa sampel tablet = 6 gr dalam 100 ml air.
Sampel segar : air jeruk
Massa sampel segar = 6,93 gr dalam 100 ml air.
Besar tegangan listrik yang dipakai = 12 volt
Besar arus listrik yang dipakai = 25 mA
Waktu (detik)
Perlakuan Ket.
I II
10 ml as. Askorbat + 0,5 ml KI + 50 ml H2O + 10 ml KBr + 0,5 ml kanji 889 908 Bening Biru
10 ml nutrisari + 0,5 ml KI + 50 ml H2O + 10 ml KBr + 0,5 ml kanji 699 723 Kuning Biru
10 ml air jeruk + 0,5 ml KI + 50 ml H2O + 10 ml KBr + 0,5 ml kanji 79 100 Kuning muda Biru
JAWAB PERTANYAAN
1. Percobaan A
a. Efisiensi dari proses koulometri untuk percobaan pertama:
t = 889 dtk
1
176 25.10 3 889
W= 2 100
96500 10
= 2,03 . 10-1 gr
0,09
Efisiensi = 100% = 44,33 %
2,03 . 10 -1
b. Konsentrasi awal yang dipilah tidak cocok, karena konsentrasi asam askorbat terlalu besar,
sehingga perubahan warna (yang menandakan KBr telah habis bereaksi dengan asam askorbat)
membutuhkan waktu yang lama. Perubahan yang mungkin dilakukan adalah pengenceran larutan
asam askorbat. Sedangkan kerapatan arus yang dipilih sudah cocok. Hal ini juga dipengaruhi oleh
889 908
kesalahan pada perhitungan waktu, yaitu: trata-rata = = 898,5 dtk.
2
908 898,5
% kesalahan t = 100% = 1,06 %
898,5
Karena % kesalahan yang didapat 1, maka dapat dikatakan bahwa percobaan ini kurang teliti dan
perlu dilakukan beberapa perbaikan pada metode yang dilakukan, misalnya penggantian alat-alat
untuk percobaan.
3
2,03 . 10 -1 2,07. 10 -1
d. Wrata-rata = = 2,05 . 10-1 gr
2
0,09
Efisiensi total = 100% = 43,90 %
2,05 . 10 -1
Percobaan 1
F a b
*Ralat mutlak:
F a b
F 0,01 0,01
0,4433 0,09 0,203
F
0,1604 F = 0,071 gr
0,4433
Ralat mutlak efisiensi percobaan A-1 = (F F ) = (0,4433 0,071) gr = (4,433 0,71) . 10-1 gr
*Ralat nisbi:
0,01
= 0,09 =0,1111
0,01
= 0,203 = 0,0493
a
F (1 ( ).100%)
b
0,09
= 0,203 1 (0,1111 0,0493).100%
= 0,4433 (1 (11,11 + 4,93)%)
= 0,4433 (1 16,04 %) = (0,4433 0,07) gr
Ralat nisbi efisiensi percobaan A-1 = (0,4433 0,07) gr
Percobaan 2
F a b
*Ralat mutlak:
F a b
F 0,01 0,01
0,4348 0,09 0,207
F
0,1594 F = 0,069 gr
0,4348
Ralat mutlak efisiensi percobaan A-2 = (F F ) = (0,4348 0,069) gr = (4,348 0,69) . 10-1 gr
*Ralat nisbi:
0,01
= 0,09 =0,1111
0,01
= 0,207 = 0,0483
a
F (1 ( ).100%)
b
0,09
= 0,207 1 (0,1111 0,0483).100%
= 0,4348 (11,11 + 4,83%)
= 0,4348 (1 15,94) % = (0,4348 0,069) gr
Ralat nisbi efisiensi percobaan A-1 = (0,4348 0,069) gr
4
2. Percobaan B
a. Konsentrasi asam askorbat dalam larutan nutrisari (6 gr dalam 100 ml air)
t1 = 699 dtk
1
176 25.10 3 699
m1 = 2 100 43,90 %
96500 10
= 6.9955 . 10-2 gr
6.9955 . 10 -2 1000
M1 = = 3,97 . 10-3 M
176 100
t2 = 723 dtk
1
176 25.10 3 723
m2 = 2 100 43,90 %
96500 10
= 7,2359 . 10-2 gr
7,2359 . 10 -2 1000
M2 = = 4,11 . 10-3 M
176 100
5
0,02 % 0,02 %
Ralat rata-rata M = = 0,02 %
2
*Ralat mutlak = (1,18 0,02) %
* Ralat nisbi:
0,02
m = 1,18 100 % = 1,69 %
ralat nisbi = 1,18 (1 1,69) %
3. Percobaan D
Tidak dilakukan percobaan.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kita mencari kadar asam askorbat dari beberapa larutan yang mengandung
vitamin C, seperti air jeruk, minuman nutrisari dan asam askorbat murni itu sendiri. Perhitungan dari
rumus telah dihitung dan dapat dilihat bahwa kandungan vitamin C sangat rendah, bahkan tidak
mencapai 1 %. Namun karena yang diuji hanya sebagian sampel, maka jika kita mengkonsumsi
seluruh sampel, maka kita akan mendapatkan kandungan vitamin C yang cukup bagi tubuh.
Dalam penentuan ini, digunakan indikator KI bersama kanji karena lebih mudah diamati
perubahan warnanya.
Dari percobaan A, kalibrasi asam askorbat murni digunakan untuk menghitung efisiensi
elektrolisis yang akan digunakan pada penentuan kadar dari sampel yang diuji. Praktikan menemukan
bahwa efisiensi dari percobaan sangat kecil. Jadi dapat dikatakan percobaan ini tidak teliti. Hal ini
dapat dilihat dari waktu yang dibutuhkan elektrolisis yang lebih dari 4 menit (240 dtk). Pada
percobaan A, praktikan membutuhkan waktu elektrolisis hingga 908 dtk. Hal ini disebabkan beberapa
hal, antara lain:
Elektrode Pt yang sudah berkarat, sehingga tidak mampu mengelektrolisis dengan
baik.
Elektrode Au yang sudah pernah larut karena pernah diletakkan pada kutub positif
(seharusnya elektrode Au dilektakkan pada kutub negatif), sehingga tidak dapat
mengelektrolisis dengan baik.
Kesulitan untuk mengatur arus yang mengalir pada saat elektrolisis. Arus sering
kali tidak stabil dan sulit untuk menstabilkannya.
Magnetik stirer yang putarannya tidak konstan.
Penjepit buaya ikut tercelup ke dalam larutan sehingga karat yang terdapat pada
penjepit ikut larut saat elektrolisis dan mempengaruhi kemurnian sampel.
Dari percobaan B, praktikan melakukan 2 percobaan untuk menentukan kadar asam askorbat
pada 2 larutan yaitu pada larutan nutrisari dan air jeruk. Di sini kita mendapatkan bahwa kadar asam
askorbat pada nutrisari adalah 1,16 % dan 1,20 %. Sampel yang dipakai hanya bagian dari jumlah
sampel yang ada dalam sachet. Jadi dapat dikatakan bahwa kadar asam askorbat sangat
rendah.praktikan juga mendapatkan bahwa kadar asam askorbat pada air jeruk adalah 0,11 % dan
0,14%. Sampel yang dipakai hanya 6 gr dari sampel jeruk yang ada.
7
KESIMPULAN
1. Kadar asam askorbat pada nutrisari adalah 1,16 % dan 1,20 %. Sedangkan pada buah jeruk
0,11 % dan 0,14 %. Dan dapat dilihat bahwa kadar asam askorbatnya sangat rendah. Namun
askorbat murni digunakan untuk menghitung efisiensi elektrolisis yang akan digunakan pada
penentuan kadar dari sampel yang diuji.
2. Indikator yang digunakan adalah indikator KI bersama larutan kanji karena perubahan
warnanya lebih mudah dilihat.
3. Metode koulometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat pada beberapa sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci Ralph H, 1993, Kimia Dasar Jilid 3, Suminar, IPB, Jakarta: Erlangga
Pudjatmaka A. H, 2003, Kamus Kimia, Jakarta: Balai Pustaka
Smith Henk, 2000, Petunjuk Praktikum Kimia Fisika 1, Suliyono, UKSW
LAMPIRAN
1. Laporan sementara
2. Tugas Awal