Secara umum kegiatan pertambangan seperti tambang batubara dapat
memberikan keuntungan ekonomis namun juga dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem tanah. Kegiatan pertambangan yang dilakukan dengan pertambangan terbuka, akan menimbulkan tumpukan bahan non-batubara. Umumnya areal bekas timbunan batubara ini dalam beberapa tahun pertama sulit ditumbuhi vegetasi karena berbagai macam kendala. Beberapa kendala fisik yang dihadapi dalam upaya reklamasi tanah bekas penambangan batubara yakni: tanah terlalu padat, struktur tanah tidak mantap, aerasi dan drainase tanah jelek, serta lambat meresapkan air. Selain itu kendala kimia seperti pH sangat masam, tingginya kadar garam, dan rendahnya tingkat kesuburan tanah merupakan pembatas utama dalam mereklamasi area tanah timbunan. Konsekuensinya diperlukan input yang relatif besar untuk memperbaiki kualitas atau menyehatkan ekosistem tanah agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat mengakibatkan peningkatan jumlah sampah yang makin besar. Oleh karena itu, pengolahan sampah menjadi topik yang menarik untuk diteliti dan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan standar lingkungannya. Sampah domestic sebagian besar didominasi bahan organic. Telah banyak penelitian tentang kandungan kimia sampah organic. Pengolahan sampah organic menjadi kompos merupakan proses biokonversi yang menghasilkan pupuk organic yang menganduk berbagai unsur hara yang dibutuhkan untuk metabolism pada tanaman. Kompos merupakan hasil dekomposisi biologis bahan organic oleh mikroba. Kompos sebagai pupuk organic memiliki beberapa fungsi yang berkaitan penigkatan kualitas tanah. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki kompos sebagai bahan organic. Mikroorganisme tanah merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesuburan tanah. Sebagian besar pertumbuhan tanaman tidak lepas dari mikroorganisme tanah. Mikroorganisme dapat hidup jika didalam tanah terdapat asam amino. Asam amino ini berasal dari protein yang diuraikan oleh bakteri dalam tanah. Tanaman bisa tumbuh dengan baik jika mempunyai hubungan simbiosis mutualisme dengan mikroorganisme. Fungsi lain mikroorganisme tanah adalah menguraikan bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Mikroorganisme ternyata mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air dari akar ke daun. Zat yang dikeluarkan mikroorganisme ini dapat membantu penyebaran air dan nutrisi di seluruh permukaan daun. Keadaan ini akan meningkatkan produktivitas tanaman, karena penyaluran air dan nutrisi dapat berjalan lancar. Pemanfaatan teknologi mikroba di bidang pertanian dapat meningkatkan fungsi mikroba indigenous dalam berbagai sistem produksi tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mikroba berguna (effective microorganism) sebagai komponen habitat alam mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Dalam aliran pertanian input organik., mikroba diposisikan sebagai produsen hara, tanah dianggap sebagai media biosintesis, dan hasil kerja mikroba dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman. Di Amerika Serikat, mikroba tanah dipandang sangat penting, sehingga menjadi salah satu indikator dalam menentukan indeks kualitas tanah. Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah. Dalam pengembalian kesuburan lahan, fitoremediasi merupakan salah satu upaya dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai agen kesuburan lahan. Akar wangi (Vetiveria zizanioides L.) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman fitoremediasi. Karakteristik yang menakjubkan akar wangi adalah toleransi yang tinggi terhadap tingkat salinitas, keasaman, alkalinitas, sodisitas, dan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia pertanian, juga kemampuan yang luar biasa untuk menyerap dan mentolerir kadar peningkatan nutrisi untuk mengkonsumsi sejumlah besar air dalam proses pertumbuhan yang pesat dalam kondisi basah. selain hal tersebut, akar wangi dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri yang berfungsi sebagai aroma terapi dan obat. Enkapsulasi adalah suatu proses pembungkusan suatu bahan atau campuran beberapa bahan dengan bahan lain. Dengan berbagai keuntungan dari kompos dan mikroba tanah, pemanfaatan enkapsulasi kompos dengan mikroba tanah pada budidaya akar wangi merupakan salah satu upaya yang dapat diaplikasikan dalam upaya meningkatkan kualitas lahan sub optimal contohnya lahan pasca tambang.