You are on page 1of 11

SISTEM REPRODUKSI PADA VERTEBRATA

Mastika Marisahani Ulfah1 (150342607507)


Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pendahuluan
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sedangkan
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu, tetapi diperlukan untuk survival species dan
berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui sistem reproduksi, blueprint genetik kompleks
setiap spesies dapat bertahan di dunia ini. Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada
homeostasis dan tidak penting untuk bertahan hidup seseorang seperti halnya sistem kardiovaskuler, tetapi
system reproduksi berperan penting dalam kehidupan seseorang (taufiq,2013).
Jenis reproduksi yang terjadi pada hewan-hewan vertebrata adalah reproduksi seksual. Pada
setiap hewan jantan dan betina memiliki sistem reproduksi yang berbeda. Sistem reproduksi vertebrata
jantan terdiri atas testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar asesoris dan organ kopulatoris (pada hewan
dengan fertilisasi internal). Sedangkan pada sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium,
namun pada beberapa hewan ada yang hanya memiliki satu ovarium dan saluran betina.
Pertumbuhan dan perkembangan hewan dan manusia dimulai dari terbentuknya zigot setelah
terjadinya fertilisasi ovum oleh sperma. Ada dua tahap dalam pertumbuhan dan perkembangan hewan dan
manusia. Tahap pertama adalah tahap embrionik yang dimulai dari terbentuknya zigot sampai
berkembang menjadi embrio. Tahap kedua adalah tahap pasca embrionik yang merupakan pertumbuhan
dan perkembangan setelah embrio, termasuk di dalamnya regenerasi (penyembuhan luka. Setelah
fertilisasi, zigot yang terbentuk mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan berlangsung seiring dengan bertambahnya jumlah sel akibat pembelahan secara mitosis.
Perkembangan ditandai dengan terjadinya spesialisasi dan diferensiasi sel-sel atau jaringan. Diferensiasi
menghasilkan organ hingga terbentuk individu utuh. Fase embrionik secara garis besar terbagi lagi
menjadi beberapa tahap: morulasi, blastulasi, gastrulasi.
METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis yang meneliti tentang system reproduksi pada
kelima kelas vertebrata. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pembedahan, sedangkan metode penelitian system reproduksi adalah pengamatan langsung dan tidak
langsung, pengamatan langsung menggunakan mata telanjang dalam pengamatan (struktur dan saluran
reproduksi) serta pengamatan tidak langsung menggunakan mikroskop untuk pengamatan (perkembangan
embrio, sperma dan ovum). Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah papan seksi, satu
set alat bedah, pipet tetes, gelas arloji, kaca benda, kaca penutup, mikroskop cahaya, mikrokop stereo,
larutan HBSS, plastic, tisu, lap, ayam jantan dan betina, katak jantan dan betina, mancit jantan dan betina,
ikan gatul.
Pada prakikum system reproduksi prosedur yang digunakan untuk penelitian ini adalah
menggunakan metode pembedahan. Hewan coba yang digunakan adalah ayam (aves), katak (amphibi),
dan mecit (mamalia), dan ikan gatul (pisces). Pada percobaan pertama dengan menyembelih ayam
terlebih dahulu, kemudian membersihkan bulu ayam dan melakukan pembedahan pada bagain ventral
kearah lateral menggunakan scalpel dan pinset dan mengangkat abdomen dengan membuang organ
viseral. Setelah organ viseralnya diangkat mencari alat reproduksi pada aves, pada aves jantan untuk
mengamati spermanya mencari saluran vas different pada organ reproduksi ayam jantan dan memotong
pada bagian testisnya menggunakan pinset dan gunting, menempatkan potongan testis pada gelas arloji
dan memfiksasinya dengan larutan HBSS, testis di korek hingga menjadi bagian terkecil agar sperma
terlihat. Mengambil preparat basah dan menutupnya dengan kaca penutup dan di amati di bawah
mikroskop perbesaran 100 x. Pada ayam betina mengamati saluran ovidaknya dan mengambil folikel dari
ovarium, setelah itu menempatkan folikel pada preparat yang ditetesi larutan HBSS dan menekan folikel
dengan kaca penutup secara horizontal preparat untuk di amati dibawah mikroskop.
Pada percobaan kedua menggunakan katak jantan dan betina tahapan metodenya yaitu yang
pertama dengan mensingle pith katak jantan dan betina menggunakan jarum, memotong bagian abdomen
dari arah posterior menuju anterior menggunakan scalpel dan pinset. Membuang bagian dalam selain
organ reproduksinya. mencari saluran reproduksi katak pada katak jantan dan memotong bagian testis
menggunakan pinset dan gunting. Meletakkan testis pada kaca arloji yang diberi air dan mengoreknya
sampai testis menjadi bagian terkesil agar sperma terlihat. Mengambil preparat basah dan menutupnya
dengan kaca penutup untuk diamati di bawah mikroskop. pada katak betina mengamati saluran ovidaknya
dan mengambil folikel terkecil dari ovarium, setelah itu menempatkan folikel pada preparat yang ditetesi
air dan menekan folikel dengan kaca penutup preparat untuk di amati dibawah mikroskop.
Pada percobaan ketiga, mendislokasi mencit jantan, dan memotong bagian abdomen dari arah
posterior menuju anterior menggunakan scapel dan pinset. Membuang bagian dalam selain organ
reproduksinya dan mencari saluran reproduksi pada mencit jantan. Memotong bagian saluran vasdeferen
menggunakan gunting, lalu meletakkan saluran vasdeferen di gelas arloji yang diberi larutan HBSS dan
mengoreknya sampai menjadi bagian terkecil agar sperma terlihat. Mengambil preparat basah dan
menutupnya dengan kaca penutup untuk diamati dibawah mikroskop. pada mencit betina, mengambil
apusan sel epitel vaginanya dengan memperlakukan mencit betina dengan halus dan dielus bagian dorsal
sampai analnya. Mengangkat sedikit tubbuh mencit menggunakan tangan kiri, ekor mencit terangkat dan
tubuh bagian posterior dua kakinya juga terangkat sehingga posisi lubang vagina terlihat. Mengambil
larutan HBSS dengan pipet tumpul dan memasukannya ke dalam lubang vagina mencit betina secara
hati-hati, kemudian serap kembali sampai larutan berwarna keruh. Teteskan larutan yang berwarna keruh
pada kaca benda, kemudian teteskan 1-2 tetes methylen blue pada apusan tersebut dan diamkan selama 5
menit, kemudian cuci menggunakan air. Di amati apusan di bawah mikroskop
Pada percobaan ke empat, mengamati perkembangan embrio ikan gatul. Mengambil ikan gatul
betina dan memotong kepala, membedah bagian abdomen dari arah posterior menuju anterior.
Mengeluarkan ovarium ikan gatul, tempatkan pada cawan petri yang telah berisis air sungai. mengamati
tahapan perkembangan embrio yang terdapat di dalam kantung embrio ikan gatul betina. Embrio ikan
gatul ini diamati tahap perkembangannya berdasarkan morfologinya.meletakkan embrio pada kaca benda
dan mengamati embrio pada mikrosko. Pengamatan morfologi dilakukan terhadap adanya perubahan-
perubahan bentuk yang terdapat pada kepala, badan, dan ekor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 1.1 gambar perbandingan sistem reproduksi jantan pada amphibi aves dan mamalia
JANTAN
Amphibi Aves Mamalia

Testis (p), vesikula seminalis (n),


kloaka (m), visikula seminalis (i), epididimis (ii),
Testis (y), vas deferens (x), ureter (z), testis (iii)
Sperma katak jantan Sperma ayam jantan Sperma mencit jantan

BETINA
Amphibi Aves Mamalia

ovarium (1), infundibulum (2) vagina


hanya berkembang yang kanan

ovarium (m), vagina (n), visikula


oviduk (i), ovarium (ii) seminalis (i),

Ovum pada amphibi (katak) sebelum di Ovum pada aves( ayam ) sebelum di Ovum pada mamalia (mencit ) sebelum
ppencet di mikroskop pencet di mikroskop di ppencet di mikroskop
Hasil ovum katak setelah dipencet di Hasil ovum ayam setelah dipencet di Hasil apusan epitel mencit
bawah mikroskop bawah mikroskop

Dari penelitian system reproduksi pada kelas aves, amfibi, mamalia, dan pises. didapatkan data
pada aves memiliki saluran reproduksi yang meliputi, pada aves jantan sistem reproduksinya terdapat
sepasang testis yang berwarna putih kekuningan dan terdapat saluran epididimis selanjutnya ke
vasdiferent dan bermuara di kloaka. Sedangkan pada aves betina dari ovarium berlanjut ke oviduct dan
ke infundibulum lalu ke tuba ke uretus dan bermuara di kloaka. pada hewan mamalia jantan mempunyai
sepasang testis, duktus efferens, epididimis , duktus deferens, dan berakhir di uretra. Sedangkan pada
mamalia (gambar 1.1).

y
x 1
z 2
3

(a)
(b)
Gambar 1.1 Gambar saluran reproduksi aves jantan (a) Gambar saluran reproduksi aves betina
(b)Testis (y), vas deferens (x), ureter (z), ovarium (1), infundibulum (2) vagina hanya berkembang
yang kanan (3)
Sistem reproduksi aves jantan terdiri dari dua testis bentuknya elips dan berwarna terang, dan
menghasilkan sperma yang masing-masing mempunyai sebuah saluran sperma yang bernama vas
defferens serta sebuah kloaka yang menjadi muara dari sistem reproduksi tersebut. Alat reproduksi unggas
jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang
langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran yang menuju
kloaka yaitu epididymis, vas defferens, dan papillae Testis pada unggas berbentuk bulat seperti kacang,
terletak ventral dari lobus anterior ginjal. Ukuran testis tidak selalu konstan, karena menjadi besar pada
saat musim kawin. Bagian kiri sering lebih besar dari bagian kanan. Pinggir medial testis sedikit konkaf
dan mempunyai penjuluran kecil pipih yang dianggap sama seperti epididimis pada mammalia. Dari
situlah keluar saluran vas defferens yang secara bergelombang-gelombang lateral terhadap ureter masuk
ke dalam kloaka. Dalam percobaan yang telah di amati tidak di temukan sperma pada saluran vas
deferens karena ayam coba masih terlalu muda.
stem reproduksi pada aves betina
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung,
dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior
adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya dapat magnum yang berfungsi mensekresikan albumin,
selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland
mempunyai fungsi untuk menghasilkan cangkang kapur. (gambar 1.2)

Gambar 1.2 Gambar ovum aves sebelum di pencet

Pada perbandingan system reproduksi aves praktikum kedua mengamati Reproduksi pada katak
(amfibi) Pada gambar sistem reproduksi pada katak, baik katak jantan maupunkatak betina menunjukkan
gambar yang relatif sama dengan yang terdapat padaliterature. Katak jantan memproduksi sperma di
dalam testis, tepatnya di dalamlobus-lobus yang dapat kita temukan dengan mengamati irisan organ
genital katak jantan, yakni testis. Sistem reproduksi katak jantan tersusun atas kelenjar gonad(testis),
saluran reproduksi (ductus wolfii atau mesonephridicus), vesikulaseminalis, serta ditemukan pula badan
lemak (korpus adiposum) dalam sistemreproduksi katak jantan. Testis pada katak jantan terlihat jelas pada
gambar diatas,testis berbentuk silindris kecil berjumlah sepasang berwarna kekuning-kuningandan
terletak pada daerah abdomen katak jantan.Sistem reproduksi pada katak dimulai dari testis, didalam
testisdibentuklah sel-sel spermatozoa didalam lobus-lobus pada tubulus seminiferus,pembentukan testis
ini dibantu oleh hormon testosteron yang disekresikan olehsel-sel leydig diantara lobus-lobus tersebut.
Selanjutnya sperma dikeluarkan daritestis menuju saluran reproduksi katak jantan yakni ductus wolfii
menuju vesikulaseminalis dan selanjutnya dikeluarkan menuju kloaka.Sedangkan sistem reproduksi pada
katak betina dapat dilihat pada gambardisebelahnya, dimana sistem reproduksi katak betina tersusun atas
kelenjar gonad,yakni ovarium serta saluran reproduksi betina yakni oviduk yang kemudianbermuara pada
kloaka katak betina. Pada sistem reproduksi katak betina jugaditemukan adanya korpus adiposum di dekat
ovarium. (gambar 2.1).

p i i
n i
m
(a)
(b)
Gambar 2.1 Gambar saluran reproduksi katak jantan (a) Gambar saluran reproduksi katak betina
(b)
Testis (p), vesikula seminalis (n), kloaka (m), oviduk (i), ovarium (ii)
Ovarium pada katak telihat jelas dan dominan setelah dilakukan pembedahan pada abdomen
katak betina.Ovarium katak betina dibentuk oleh massa ovum katak yang berbentuk bulat dan berwarna
hitam, putih, hitam dan putih bergerombol dengan tekstur lembek. Katak membentuk sel telur (ovum) di
dalam ovarium, sehingga di dalamovarium dapat ditemukan berbagai fase perkembangan sel telur katak
betina.Selanjutnya ovum dikeluarkan katak melalui saluran reproduksi (oviduk) yangberwarna
kekuningan berlekuk-lekuk menuju kloaka untuk selanjutnyadikeluarkan pada lingkungan eksternal untuk
dibuahi oleh spermatozoa. (gambar 2.2).

Gambar 2.2 Gambar ovum pada katak


Sel kelamin betina (sel telur / Ovum) dapat diperoleh dengan mengiris sedikit bagian dari
ovarium katak dan selanjutnya diamati dibawah mikroskop stereo. Ovum katak berbentuk bulat kecil-
kecil dengan berbagai warna yangmenunjukkan ringkat perkembangan ovum tersebut. Pada ovum yang
masih muda diperolah gambaran bulat kecil-kecil berwarna putih, selanjutnya ovum tersebutmangalami
perubahan baik ukuran maupun warna dari ovum seiring berjalannya waktu, hingga pada gambar
diperolah gambar ovum dengan satu sisi berwarnahitam dan sisi yang lainnya berwarna putih.Sisi ovum
yang berwarna hitam atau gelap merupakan kutub animal,sedangkan sisi ovum yang berwarna putih atau
terang merupakan kutub vegetal (Gilbert,2006).Nantinya setelah mengalami pembuahan oleh
spermatozoa, ovum yang telah dibuahi akan mengalami pembelahan holoblastik dari kutub animal ke
kutubvegetal. Sel telur pada katak betina (Rana Sp.) ini termasuk dalam tipe sel telur telolesital, dimana
ovum memiliki banyak yolk yang tersebar tak merata dan banyak tertimbun pada kutub vegetal.
Pengamatan selanjutnya pada mamalia dari mancit Mus musculus dari struktur morfologi dan
fisiologi system reproduksi mancit yang terdiri dari testis, didalam testis terdapat tubulus seminiferus
yang merupakan saluran halus melilit. Testis berjumlah dua buah yang terdapat dalam satu kantong luar
yang disebut skrotum. Fungsinya untuk menghasilkan sel kelamin dan juga mensekresikan hormone
testosterone.Vas deferens yang merupakan lanjutan dari duktus epididimis dan merupakan saluran sperma
yang mempunyai dinding yang terdiri atas otot yang tebal.Epididimis yang terdiri atas saluran yang
berkelok-kelok meliputi setengah bagian dorsal testis. Terdiri atas tiga bagian, yaitu caput, korpus, dan
kauda. Epididimis berungsi sebagai tempat pematangan sperma.Uretra, merupakan bagian akhir dari
saluran reproduksi yang terdiri atas dua bagian, yakni bagian proksimal dan distal.Penis, Organ kopulasi
pada hewan jantan dan merupakan genitalia eksterna.Kelenjar aksesori berupa kelenjar bulbouretra,
prostat, dan vesikula seminalis. Berfungsi untuk membuat cairan semen yang dapat menyebabkan sperma
bergerak aktif.
Dan pada reproduksi mancit betina terdiri atas :Ovarium, menseksresikan hormon estrogen dan terdiri
atas sepasang yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur.Tuba fallopi, letaknya di bawah
ovarium.Uterus, serdiri atas sepasang yang terletak di kiri dan kanan. Berfungsi sebagai alat transportasi
sperma ke dalam tuba, pembentuk plasenta serta tempat perkembangan embrio dan kelahiran
anak.Vagina, merupakan organ hewan betina dan sebagai jalan keluar anak.Vulva yang berupa tonjolan
pada bagian luar vagina yang merupakan organ genitalia eksterna.
(gambar 3.1)

m n i
ii iii
(a) (b)
Gambar 3.1 Gambar saluran reproduksi mancit betina (a) Gambar saluran reproduksi mancit
jantan (b)
ovarium (m), vagina (n), visikula seminalis (i), epididimis (ii), testis (iii)

Menurut Setyaningsih, (2011) Sistem reproduksi pada mencit jantan tersusun atas organ genital
eksternal dan internal. Pada organ genital eksternal terdapat skrotum yang terletak didepan anus mencit.
Pada Mencit jantan terdapat penis yang digunakan sebagai alat kopulasi sebagian besar hewan mamalia.
Penis merupakan organ kopulatori yang befungsi untuk mendepositokan semen ke dalam saluran
reproduksi betina melalui proses kopulasi (Phadmacanty,2013). Pembentukan spermatozoa dibantu oleh
aktivitas enzim testosteron. Pematangan spermatozoa terjadi pada bagian epididimis. Sedangkan sistem
reproduksi pada Mencit Betina tersusun atas sepasang ovarium yang berisi sel-sel telur mencit. Kemudian
setelah ovarium, terdapat saluran yang menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni tuba fallopi yang
menjadi jalan keluar sel telur menuju uterus.Sistem reproduksi jantan terdiri atas testis, sistem duktus,
kelenjar aksesoris, dan penis (setyaningsih, 2011) Mencit jantan terdapat penis yang digunakan sebagai
alat kopulasi sebagian besar hewan mamalia. Sistem reproduksi mencit jantan tersusun atas sepasang
testis yang merupakan tempat pembuatan sel gamet jantan, selanjutnya terdapate pididimis yang
merupakan tempat pemasakan spermatozoa mencit, selanjutnya terdapat saluran panjang yang disebut vas
deferens yangmenghubungkan testis dengan kelenjar aksesori. Di dalam sistem reproduksi Mencit
terdapat beberapa kelanjar aksesori seperti vesikula seminalis dan prostate. Sistem reproduks Mencit
jantan berakhir pada penis. Penis merupakan organ kopulatori yang befungsi untuk mendepositokan
semen ke dalam saluran reproduksi betina melalui proses kopulasi (Phadmacanty,2013). Sedangkan
sistem Reproduksi Mencit BetinaSistem reproduksi pada Mencit Betina tersusun atas sepasang
ovariumyang berisi sel-sel telur mencit. Kemudian setelah ovarium, terdapat saluran yang
menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni oviduct atau tubafallopi yang menjadi jalan keluar sel
telur menuju uterus (gambar 3.2)

Gambar 3.1 Gambar ovum mancit sebelum di pencet


Tabel 2.1

Volikel ikan gatul Volikel ikan gatul besar Volikel ikan gatul sedang
besar
1

Pada pengamatan perkembangan embrio menggunakan bahan ikan gatul berikut tahapan embrio pada
ikan gatul
Table 3.1 gambar perkembangan embrio pada ikan gatol

Tahap 1: bentuk ovum kutub Tahap 2: perkembangan Tahap 3: embrio ikan sudah Tahap 4: jantung embrio sudah
animal mulai proses pembentukan terbentuk dan mulai terbentuk
tahap awal embrio terdapat jantung dan bakal vetebra tunas ekor
bakal mata.

Tahap 7: embio sudah


Tahap 5: embrio pada tunas Tahap 6: ekor pada embrio
membentuk sirip ekor
ekor sudah nampak jelas sudah terlihat Tahap 8: embrio sempurna

Perkembangan embrio di awali dari bagian kutub animal, membagi sel di bagian kutub animal
menjadi banyak, ketika kantong yolkdan yolk berkembang atau disintesis di bagian kutub vegetal. Proses
sintesis yolk ini dinamakan vitellogenesis. Ikan gatul memiliki proses fertilisasi secara internal, pada ikan
jantan memiliki organ kapulatori yang di namakan gonopodium. Memiliki tingkat reproduksi yang cepat
dengan jumlah ovum yang di temukan di dalam ovarium rata rata 15 hingga 20. Embrio ikan gatul
berkembang di dalam ovarium dan akan di keluarkan melalui kloaka (farichah,2010)

DAFTAR PUSTAKA
Farichah & listyorini, dwi. 2010. The development of gatul fish (poecilia sp) embryo from a
spiring in state university of malang area .ICBS Bio-UGM: 1-6
Gilbert, S.F. 2006. Developmental Biology (8th Edition). USA: SinauerAssociates, Inc.
Soenderland, Massacuet.
setyaningsih,vinda.2011.pegaruh pemberian infus simplisia rosella secara oral terhadap kualitas
sperma mencit (mus musulus L.)
Phadmacanty, Ni Luh Putu Rischa, R. Taufiq Purna Nugraha.2013. organ Reproduksi Jantan
Sulawesi Giant Rat( Paruromys dominator ) Reproductive Organ of Male Sulawesi Giant Rat
(Paruromys dominator).jurnal sain veteriner.

You might also like