Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1). Jenis-jenis material bangunan yang
digunakan pada gedung KPwBI Solo ditinjau dari segi arsitekturnya. (2). Apakah material-
material bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo, sudah sesuai standar material
ramah lingkungan atau belum. (3). Kelebihan dan kekurangan material-material bangunan yang
digunakan pada gedung KPwBI Solo. (4). Apa saja dampak penggunaan material-material
bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo. Hasil penelitian ini adalah (1). Ditinjau
dari segi arsitekturnya, jenis-jenis material bangunan yang digunakan pada gedung KPwBI Solo,
meliputi: a). Sebagai penutup lantai, menggunakan: Keramik, Keramik Heavy Duty,
Homogeneous Tile, Marmer, Granit, Parquette, dan Andhesit. b). Untuk dindingnya,
menggunakan: Homogeneous Tile, Kaca, Marmer, Granit, Padding, Batu Candi dan Panel Kayu.
c). Untuk plafondnya, menggunakan: Gypsum Board, Accoustic Tile, dan Gypsum Water
Resistant. (2). Material-material bangunan pada gedung KPwBI Solo, sudah memenuhi standar
material ramah lingkungan. (3). Kelebihan dan kekurangan masing-masing material merupakan
salah satu aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan material-material bangunan
pada gedung KPwBI Solo. (4). Penggunaan material-material bangunan pada gedung KPwBI
Solo, memberikan dampak positif terkait dengan penghematan energi, penghematan sumber daya
alam, penghematan air, kesehatan lingkungan dan pengguna gedung, serta kenyamanan
pengguna gedungnya.
Kata Kunci: green building, material ramah lingkungan, pemilihan material, dampak material
Abstract: The purposes of this study were to know (1). The types of building materials that used
on KPwBI Solo building in terms of architecture aspect. (2). Whether the building materials that
used on KPwBI Solo building, related to the environmental safety standards materials or not. (3).
The advantages and disadvantages of building materials that used on KPwBI Solo building. (4).
What were the impact of the use of building materials on KPwBI Solo building. The results of
An Analysis were (1). Evaluated in terms of architecture aspect, the types of building materials
that used in the KPwBI Solo building, include: a). As floor coverings, used: Ceramics, Ceramic
Heavy Duty, Homogeneous Tile, Marble, Granite, Parquette, and Andhesit. b). For walls, used:
Homogeneous Tile, Glass, Marble, Granite, Temple Stone and Wood Panels. c). For ceiling,
used: Gypsum Board, Acoustic Tile and Water Resistant Gypsum. (2). Building materials of
KPwBI Solo, the standards of environment safety materials. (3). The advantages and
disadvantages of each material were one aspect to be considered in the selection of building
materials in the KPwBI Solo building. (4). The used of building materials in the KPwBI Solo
building, give positive impact related to energy saving, resource saving, water saving,
environmental health and building users, as well as the comfort of the building users.
Keywords: green building, environmental friendly material, material election, material impact
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
2. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
3. Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sebelas Maret
PENDAHULUAN menghasilkan bangunan yang berkualitas
Green building atau bangunan ramah sekaligus ramah lingkungan, khususnya
lingkungan mempunyai kontribusi dalam pemanfaatan material ekologis atau material
menahan laju pemanasan global. Green yang ramah lingkungan.
building adalah salah satu wujud kepedulian Mengenai material ekologis, Wulfram
terhadap kelestarian lingkungan dalam bidang I. Ervianto (2010) menyatakan: Material
konstruksi. Green building dirancang untuk ekologis yaitu material yang bersumber dari
mengurangi dampak keseluruhan dari alam dan tidak mengandung zat-zat yang
pembangunan terhadap lingkungan dan mengganggu kesehatan, misalnya batu alam,
kesehatan manusia. Green building tidak kayu, bambu, tanah liat. Material yang
hanya terkait pada manajemen penghematan digolongkan jenis ini mempunyai ciri-ciri
energi dan pengelolaan limbahnya, tetapi juga sebagai berikut: (a) eksploitasi dan
bagaimana cara agar material bangunannya produksinya menggunakan energi sesedikit
tidak membahayakan lingkungan, baik jangka mungkin; (b) tidak mengalami transformasi
pendek maupun jangka panjang. bahan sehingga dapat dikembalikan ke alam;
Penggunaan material pada suatu (c) eksploitasi, produksi, penggunaan, dan
bangunan memegang peranan penting terkait pemeliharaannya tidak mencemari lingkungan;
dengan tujuan hemat energi dan ramah (d) bersumber dari sumber alam lokal (hlm.
lingkungan. Pemilihan material bangunan 51). Selain itu, Frick & Suskiyatno (2007)
yang tepat untuk green building adalah mengklasifikasikan bahan bangunan ekologis
material hijau atau material ramah lingkungan. seperti yang terlihat pada tabel 1. berikut ini.
Penggunaan material ramah lingkungan dapat
Terkait dengan green building, di kota ini adalah gedung pertama di Surakarta yang
Surakarta terdapat sebuah bangunan gedung mendapat pengakuan desain dengan predikat
yang menerapkan prinsip green building yaitu Platinum dari green building council
Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Indonesia (GBCI).
(KPwBI) Solo. Gedung ini merupakan satu- Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
satunya gedung di Surakarta yang menerapkan menjadi alasan bagi peneliti untuk
prinsip green building. Gedung KPwBI Solo menganalisa apakah material-material
bangunan yang digunakan pada gedung interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada
KPwBI Solo sudah sesuai dengan standar gambar 2 berikut:
material ramah lingkungan atau belum.
Data
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini, Collection
diharapkan untuk kedepannya dapat dijadikan
Data
sebagai acuan dalam pembangunan gedung- Display
gedung lain di Surakarta untuk menerapkan
konsep green building.
Data
Reduction
ASHRAE. (2009). Proposed Standard 189.1P, Standard for the Design of High-Performance
Green Buildings Except Low-Rise Residential Buildings. Diperoleh 28 Desember 2013,
darihttps://osr.ashrae.org/Public%20Review%20Draft%20Standards%20Lib/189.1P_3rd-
PPRDraft.pdf
Ervianto, W.I. (2010). Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau. Yogyakarta: ANDI.
Frick, H. & Suskiyatno, FX. B. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius
& Bandung: ITB.
Green Building Council Indonesia. (2011). GREENSHIP Exiting Building Version 1.0 Ringkasan
Tolok Ukur. Diperopleh 30 Maret 2013, http://www.gbcindonesia.org/2012-08-01-03-25-
31/2012-08-02-03-43-34/summary.
Kompas (9/12/2013). Enam Kelebihan Material Gipsum. Diperopleh 20 April 2013, dari
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/04/23/14551838.
Kompas (29/11/2012). Papan Gipsum Jayaboard Raih Green Label Singapore. Diperopleh 25 Desember
2013, dari
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/11/29/13230380/Papan.Gipsum.Jayaboa
rd.Raih.Green.Label.Singapore.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010. Kriteria dan Sertifikasi
Bangunan Ramah Lingkungan. Diperoleh 30 Maret 2013, dari
http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-7-2010
Permen%20GreenbuildingCombine.pdf.
PT. Wijaya Karya (WIKA). (2011). Approval Material Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor
Bank Indonesia Solo.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.