Professional Documents
Culture Documents
Kelompok Tutorial 7
Tutor :
UNIVERSITAS JAMBI
2016/2017
SKENARIO 1
Anak K, laki-laki usia 2 tahun . BB 11kg, TB 87 cm dibawa ibunya ke poli umum karena hingga
saat ini belum dapat berbicara dengan lancar. Anak K tidak mampu mengucapkan kalimat. Ia hanya dapat
mengucapkan beberapa kata, dan belum dapat menyebutkan secara jelas. Anak K merespon ketika di
panggil /diajak bicara. Perkembangan anak K yang lainya sesuai dengan perkembangan anak
seumuranya. Anak K lahir cukup bulan, melalui persalinan normal, dengan berat badan lahir 3500gram
dan panjang badan 49 cm. Tidak ada kelainan pada ibu selama hamil. Ibu khawatir pada kondisi anak K
saat ini, ia mengira anaknya saat ini menderita Autisme. Dokter yang memeriksa pun melakukan
pemeriksaan tumbuh kembang pada anak K.
Klasifikasi Istilah
Identifikasi Masalah
berusia 24 bulan, dimana itu adalah normal dan tidak mengalami keterlambatan. 1
menggabungkan 2 kata.2
4. Berapa berat badan dan tinggi badan normal untuk usia anak 2 tahun beserta interpretasi
tinggi badan dan berat badan anak K?
Jawab:
2,3 kg/tahun (penambahan BB )
Usia 2 tahun ;13,3kg (BB anak K kurang, TB normal )
BB usia x 2+8 = 4+8 = 12kg
TB usia x 2+77 = 89cm
Laki-laki usia 2 tahun : BB =12kg , TB = 87cm
( Anak K masih normal )12
6. Apa hubungan anak K belum dapat berbicara dengan lancar dari keterangan yang
terdapat diskenario?
Jawab:
Pada anak k diketahui bila perkembangan lainnya normal sehingga kemungkinan anak k
mengalami slow talker, untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu
pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh
dokter anak, dokter tht, dan psikiater anak. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak dengan
gangguan bicara ialah pemeriksaan6 :
lengkap 2.Inteligensi
3.pendengaran dan penglihatan
a y
t a
7. Ba i t
p k
gai i
ma k e
a j
na
l a
car n
a ( g
m
me 3- R
i
me s i
rik s w
a a
sa l
tah y
h a
ap
a t
an l t
pe u r
rk s a
i
em n u
ba a m
s a
ng
i k
an e
an s p
a
ak
a a
? t l
Ja a
u /i
wa s n
b: i f
a
A e
na 7 k
m s
ne t i
sis a s
7 h y
u
n s
) t
1- G
e e
j 2- R m
a i
l w s
a a a
r k b
a a a
f p w
a
p h
u a p
s n e
a e r
t h s
4- R e
n
e 6- K ti
g e l
r k 3
e e 8- E
s r v
i a a
p s l
a a u
d n a
a s
p p i
e a li
r d n
k a g
e k
m a u
b n n
a a g
n k a
g
n
a
n 7- K a
u n
5- O r a
n v k
s a
e
t p
t e
i r
t
b u
a m
- b
t u
i h
b a
n
a
s d
i i
engaran pe
anak. ny
aki
2- Evaluas
t
i bicara
me
dan
1- Ev tab
bahasa
al oli
anak
ua c
3- Pemeri
si ksaan 6- Int
pe fisik eg
ra
ng 4- Pemeri
si
lih ksaan da
ata neurolo ri
n gi ba
da 5- Eval sil
pe
n uasi ne
pe peny m
nd akit- ua
n
n m
g b 8
a. Faktor Internal - Infeksi
8. A a
- Ras/etnik atau bangsa - Kelainan Imunologi
p m n
a - Keluarga - Anoksia Embrio
e g
p a - Umur - Psikologi Ibu
s e n - Jenis Kelamin - Faktor Persalinan.
a n 1- Geneti
j g a k
a a n
r a
f u k
a h ?
k i
t J
o p a
r e w
r a
y k b
a e :
- Kelainan Kromosom Faktor Post-natal
- Gizi
8
b. Faktor Eksternal - Penyakit Kronis/kelainan congenital
Faktor Prenatal - Lingkungan Fisik dan Kimia
- Gizi - Psikologis
- Mekanis - Sosio-ekonomi.
- Toksin/Zat Kimia - Lingkungan pengasuhan.
- Endokrin - Stimulasi
- Radiasi - Obat-obatan
9. Jelaskan mengenai Autisme dan ciri-cirinya!
Jawab:
Autisme adalah gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan
dalam kemampan sosialisasi, komunikasi, danjuga perilaku. Gangguan tersebut dari taraa yang
ringan sampai dengan taraf yang berat. Umumnya gejala sudah tampak sebelum anak
mencapai umur 3 tahun. Dengan Ciri-ciri:9
1. Perkembangan terlambat
2. Memiliki rasa ketertarikan pada benda yang berlebihan
3. Menolak ketika dipeluk
4. Memiliki kelainan sensoris
5. Memiliki kecenderungan melakukan perilaku yang diulang-ulang
Skrining perkembangan :
2.Alat bantu pemeriksaan berupa : bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang wol merah,
kertas, krayon, kismis,kerincingan,lonceng.
10
Tes Denver II
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit).
Fungsi tes Denver II adalah
Pertimbangan merujuk :
Bila setelah tes ulang, hasil tes masih suspek atau tidak dapat diuji, perlu
10
dipikirkan anak dirujuk ke ahli tumbuh kembang.
Frenulum lidah (tongue-tie) yang pendek juga dapat mengakibatkan gangguan bicara. 11
Interpretasi keluhan belum bisa bicara dengan lancar,tidak mampu mengucapkan kalimat, hanya
mengucapkan beberapa kata juga normal karena berdasarkan tabel tahapan perkembangan anak
usia 2 tahun bahwa anak usia 2 tahun baru bisa menggabungkan 2 kata. 2
usia Motorik kasar Motorik halus Personal-sosial bahasa
dan adaptif
2 tahun Naik turun tangga Menyusun 6 Mencuci dan Menggabungkan dua
Melempar balok vertikal mengeringkan kata
melewati kepala Meniru garis tangan Menunjuk gambar
Menggosok gigi Mengenal bagian
Belajar memakai tubuh
baju
Adapun tahapan perkembangan pada anak dibagi menjadi perkembangan motorik kasar,
motorik halus dan adaptif, personal-sosial, bahasa dan kognitif lainnya. Dapat dilihat seperti
tabel di bawah ini.3
4. Berapa berat badan dan tinggi badan normal untuk usia anak 2 tahun beserta interpretasi
tinggi badan dan berat badan anak K?12
Jawab:
1- Berat Badan = 11 kg( BB Anak K kurang) Harusnya berat badan Anak K saat usia 2
tahun 13,3kg
2- Tinggi Badan= 87 cm (TB Anak K normal)
BB usia x 2+8 = 4+8 = 12kg
TB usia x 2+77 = 89cm
Laki-laki usia 2 tahun : BB =12kg , TB = 87cm
( Anak K masih normal )
Makna klinis dari anak K merespon saat dipanggil dan diajak bicara merupakan petunjuk
untuk menyingkirkan dugaan autis seperti yang diguga oleh orang tua An.K , dimana gejala
dari autisme itu sendiri terdiri dari : 3
1. Gangguan komunikasi
1 Terlambat bicara
2 Bahasa planet/ bahasa yang tidak dapat dimengerti
3 Meniru / membeo (ekolalia)
4 Meniru kata-kata / nyanyian tanpa tahu artinya
2. Gangguan interaksi social
1 Menolak / menghindar bertatap mata
2 Tidak menoleh bila dipanggil
3 Sering menolak bila dipeluk
4 Tidak ada usaha melakukan interaksi dgn orang lain, asyik main sendiri
5 Bila didekati malah menjauh
3. Gangguan prilaku
1 Hiperaktifitas motorik tidak bisa diam, lari tak terarah, melompat, berputar,
memukul benda-benda.
6. Apa hubungan anak K belum dapat berbicara dengan lancar dari keterangan yang
terdapat diskenario?6
Jawab:
Ada beberapa penyebab gangguan bicara pada anak yang dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Gangguan bicara kongenital :
1. Retardasi mental
2. Ketulian (akibat rubela, kern icterus, sindrom turner, osteogenesis imperfecta)
3. Cerebral palsy
4. Anomali alat bicara perifer (palatum, bibir, gigi, lidah)
5. Gangguan perkembangan bicara (developmental speech disordes)
2. Gangguan bicara didapat :
1. Afasia akibat penyakit yang disertai kejang, pascaensefalitis, pascatrauma, neoplasma,
gangguan vaskuler otak, penyakit degeneratif.
2. Disartria pada bellss palsy (kelumpuhan N. VII perifer), polio mielitis, tumor batang otak,
miastenia gravis, penyakit degeberatif.
3. Psikogenik
4. Sosiokultural3
Pada anak k diketahui bila perkembangan lainnya normal sehingga kemungkinan anak k
mengalami slow talker, untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu
pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh
dokter anak, dokter tht, dan psikiater anak. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak dengan
gangguan bicara ialah pemeriksaan :
2.Inteligensi
2. Riwayat kejang
3- Riwayat neonatal dan kelahiran bayi : BBLR, PB saat lahir, APGAR score
4- Perkembangan postnatal
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan
evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening
Questionnaire).
Tes pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi,
umur 2 tahun-3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan diatas umur 3 tahun
dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa komea
dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau
menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga
pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui adanya
kelainan bawaan.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara
masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara
menggambarkan kemampuan SSP. endokrin, ada/tidak adanya kelainan bawaan pada
hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi ariak dan sebagainya.
11. Pemeriksaan fisik
Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh
penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik,
apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama, Adanya tanda-
tanda klinis seperti rambut yang pirang ~icurigai adanya PKU (phenylketonuria),
ataksia yang intermiten dicurigai adanya hiperamonemia dan sebagainya. Disamping
itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita.
Faktor Internal8
1- Ras/etnik atau bangsa, Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka dia tidak memiliki
factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2- Keluarga, Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
3- Umur, Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4- Jenis Kelamin, Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-
laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5- Genetik, Faktor genetic (heredo konstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas,
berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini.
6- Kelainan Kromosom, Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom,
seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll.
Faktor Eksternal8
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai nya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-
psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsis sampai akhir
hayatnya.
1. Faktor Prenatal
2- Gizi, Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,
lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan sering
menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan
sebagainya. anak yang lahir dari ibu yang gizi nya kurang dan hidup di lingkungan miskin
maka akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini
merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan
tersebut tidak ditanggulangi.
1- Mekanis, Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligo
hidramnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligo hidramnion dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini
tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intra uterin akhir. Implantasi
ovum yang salah, yang juga dianggap factor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan
berakibat gangguan pertumbuhan.
3- Endokrin, Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan
kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau
Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak
mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang
melahir kan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam
tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga
ikut berperan.
4- Radiasi, Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak kelainan congenital
mata, kelainan jantung.
5- Infeksi, Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegaloviris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital.
6- Kelainan Imunologi, Eritroblasto sisfetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk kedalam peredarahan darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
7- Anoksia Embrio, Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
1- Psikologi Ibu, Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hamil dan lain-
lain.
2- Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan jaringan otak.
2. Faktor Post-natal
3- Gizi, Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
4- Penyakit Kronis/kelainan congenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retradasi pertumbuhan jasmani.
5- Lingkungan Fisik dan Kimia, Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut
hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak.
6- Psikologis, Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tua nya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
7- Endokrin, Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.
11- Obat-obatan, Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambat nya produksi hormone pertumbuhan.
Etiologi:9
Penyebab autism sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menyebutkan
penyebab autism adalah gangguan pada fungsi susunan syaraf pusat yang diakibat karena
kelainan struktur otak yang mungkin terjadi pada saat janin usia dibawah 3 bulan. Ibu mungkin
mengidap virus TORCH , , , , mungkin mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
kimia yang mengangu pertumbuhan sel otak, menghirup udara beracun, menalami perdarahan
hebat. Faktor genetic juga memegang peran terhadap munculnya autism. Diperkirakan karena
kehidupan manusiayang terlalu banyak memakai zat kimia beracun dapat menyebabkan mutasi
kelainan genetik. Pencernaan yang buruk juga memegang peran yang penting, seringkali adanya
jamur yang terlalu banyak di usus sehingga menghambat sekresi enzim. Usus tidak menyerap
sari-sari makanan tetapi merubah menjadi morfin yang mempengaruhi perkembangan anak.
Gejala:9
Usia 0 - 6 bulan
1- Bayi nampak terlalu tenang
2- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
3- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
4- Tidak pernah terjadi kontak mata atau senyum secara social
5- Bila digendong mengepaltangan atau menegangkan kaki secara
berlebihan Usia 6 12 bulan
6- Tidak tertarik pada mainan
7- Kalau digendong kaku atau tegang
8- Dak beraksi terhadap suara atau kata
9- Selalu memandang suatu benda atau tangannya sendiri secara lama
akibat terlambat dalam perkembangan motorik halus dan kasar
Usia 2 3 tahun
1- Tidak berminat atau bersosialisasi terhadap anak-anak lain
2- Tidak ada kontak mata
1- Tidak pernah focus
2- Kaku terhadap orang lain
3- Senang digendong atau malas menggerakkan
tubuhnya Usia 4 5 tahun
4- Suka berteriak-teriak
5- Suka membeo atau meneluarkan suara-suara aneh
6- Gampang marah atau emosi apabila rutinitasnya diganggu dan kemauannya tidak dituruti
7- Agresif dan mudah menyakiti diri sendiri
6. Perkembangan terlambat
Anak dengan gangguan autism memiliki perkembangan motorik kasar dan halus yang tidak
seimbang. Anak autis juga mengalami hambatan dalam memahami instruksi dan meniru.
Anak seolah-olah tidak dapat memberikan atau tidak dapat mendengar apa yang telah
disampaikan oleh guru. Anak autis mengalami keterlambatan dalam hal bicara dan bahasa.
Bahasa yang digunakan anak autis biasanya tidak lazim atau aneh bahkan ada yang
mengatakan bahasa yang digunakan anak autis adalah bahasa planet.
Lingkar kepala :
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih
besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44
cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm.
Kurva lingkar kepala usia 0-2 tahun pada
anak laki-laki menurut WHO
Kurva lingkar lengan atas usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO
Kurva lipatan subskapular usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO
Skrining perkembangan :
IDAI bersama DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat praskrening perkembangan
sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan untuk di bawah2 tahun dan setiap
6 bulan haingga anak usia 6 tahun.Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor
perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.
Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi
(atau dijawab) oleh orangtua dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15
menit (lihat lampiran). Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada
gangguan perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II. Jika
jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak
dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya dilakukan KPSP lagi Media
dan alat bantu :
10
Tes Denver II
1- DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat (15-20 menit). Fungsi tes Denver II adalah
2- menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
3- menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun.
4- menjaring anak tanpa gejala rerhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan.
5- memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan, memang benar
6- mengalami kelainan perkembangan.
7- melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko (misal anak dengan
1- masalah perinatal)
Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DOST dan DDST-R, yang kemudian pada
Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas
perkembangan. Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi:
- Language (bahasa)
Penilaian :
Skor yang dipakai pada Denver II:
1" P ,, =Pass ("lulus"): bila anak melakukan tes dengan baik, atau orangtua/
pengasuh anak memberi laporan ("report" /dapat dipercaya) bahwa anak dapat
melakukannya.
2" F " = Fail ("gagal"): bila anak ridak dapar melakukan tes dengan baik, arau
orangtua/pengasuh memberi laporan ("report") bahwa anak tidak dapat melakukan
dengan baik.
3" NO" = No opportunity (ridak ada kesempatan): bila anak tidak mempunyai
kesemparan untuk melakukan tes karena ada hambaran. Skor ini hanya boleh dipakai
pada res dengan tanda "R".
4" R" = Refusal (menolak): bila anak menolak untuk melakukan tes.
Setelah semua pemeriksaan diselesaikan, dilakukan "tes perilaku" (rerdapat dalam
formulir Denver II di sebelah kanan bawah), untuk menolong pemeriksa secara subjektif
menilai perilaku anak secara menyeluruh pada saat tes berlangsung.
Pertimbangan merujuk :
Bila setelah tes ulang, hasil tes masih suspek atau tidak dapat diuji, perlu
10
dipikirkan anak dirujuk ke ahli tumbuh kembang.
Berat Keterlambatan lebih berat dari akuisisi dan Disfasia reseptif dan tuli
Sangat berat Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa Tuli persepsi dan tuli sentral
DAFTAR PUSTAKA
1. Dadiyanto wastro dwi dr. Sp.A(K), Muryawan Heru M, dr. Sp.A(K), S Anindita, dr. Sp. A(K),
Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Badan Peneribit Universitas Diponegoro.
2011.
2. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB BR. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial.
Singapore: Saunders Elsevier; 2014:18
3. Fadlyana, Eddy. editor. Pertumbuhan dan Perkembangan. Dalam. Marcdante, Karen J. et al. Ilmu
Kesehatan Anak Esensial. edisi ke-6. Jakarta : Elsevier. 2014. Hal 18
4. Dorland,W. A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;2007.
5. Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC;2007
6. Staf Pengajar Bagian Ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2007
9. Rahayu, SM. Deteksi dan Intervensi Dini Pada Anak Autis. Jurnal Pendidikan Anak (serial
online) 2014 Jun (diakses 06 Apr 2017); 3(1):(9 layar). Diunduh dari URL :
http://journal.uny.ac.id/
10. Soetjiningsih. Instrumen Skrining dan Diagnosis Perkembangan Anak dalam Tumbuh Kembang
Anak Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 185-9, 196-7.
11. Ikatan Dokter Anak Indoneia, Buku Ajar 1. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto, 2002; 91.
13. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson. IlmuKesehatanAnak. Edisi
ke-6. Jakarta: IDAI; 2014.
14. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency),2016.
15. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, Clinical descriptions
and diagnostic guidelines. World Health Organization.