You are on page 1of 51

Laporan Tutorial Skenario I

Kelompok Tutorial 7

Tutor :

dr. Rina Nofrienis, M.Sc

Shanna Alysia Aziz G1A114011

Yosi Pramelisa G1A114012

Sundary Florenza G1A114033

Kurnia Handayani G1A114035

Novriani Warap Sari G1A114059

Khalil Khusairi G1A114060

Rachilla Aradita S G1A114080

Mutia Ramadhani SL G1A114081

Laura Gladiola G1A114104

Sutisna Nisa G1A114106

Muhammad Fahmi Ibnu G1A114114

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
2016/2017
SKENARIO 1

Anak K, laki-laki usia 2 tahun . BB 11kg, TB 87 cm dibawa ibunya ke poli umum karena hingga
saat ini belum dapat berbicara dengan lancar. Anak K tidak mampu mengucapkan kalimat. Ia hanya dapat
mengucapkan beberapa kata, dan belum dapat menyebutkan secara jelas. Anak K merespon ketika di
panggil /diajak bicara. Perkembangan anak K yang lainya sesuai dengan perkembangan anak
seumuranya. Anak K lahir cukup bulan, melalui persalinan normal, dengan berat badan lahir 3500gram
dan panjang badan 49 cm. Tidak ada kelainan pada ibu selama hamil. Ibu khawatir pada kondisi anak K
saat ini, ia mengira anaknya saat ini menderita Autisme. Dokter yang memeriksa pun melakukan
pemeriksaan tumbuh kembang pada anak K.
Klasifikasi Istilah

1 Perkembangan : Bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam pola yang teratur4
2 Autisme : Suatu gangguan perkembangan secara menyeluruh, di tandai dengan kesulitan
interaksi sosisl,komunikasi, dan perilaku yang terbatas 5
3 Tumbuh : Suatu proses perubahan fisik yang ditandai pembesaran berbagai organ tubuh
( Berat badan, Tinggi badan, Lingkar kepala, Lingkar lengan atas) 5

Identifikasi Masalah

1. Mengapa anak K belum dapat berbicara dengan lancar?


2. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan anak K?
3. Bagaimana tahapan perkembangan anak?
4. Berapa berat badan dan tinggi badan normal untuk usia anak 2 tahun beserta interpretasi tinggi
badan dan berat badan anak K?
5. Apa makna klinis anak K merespon ketika dipanggil/diajak bicara?
6. Apa hubungan anak K belum dapat berbicara dengan lancar dari keterangan yang terdapat
diskenario?
7. Bagaimana cara memeriksa tahapan perkembangan anak?
8. Apa saja faktor yang mepengaruhi perkembangan anak?
9. Jelaskan mengenai Autisme dan ciri-cirinya!
10. Apa saja pemeriksaan tumbuh kembang pada anak?
11. Jelaskan mengenai gangguan perkembangan bahasa!
12. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan perkembangan?
Brain stroming

1. Mengapa anak K belum dapat berbicara dengan


lancar? Jawab:
Perkembangan berbahasa pada anak berumur 24 bulan normalnya adalah dapat mengucapkan
dua kata dan belumdapat mengucapkan kalimat. Di usia 2 tahun, anak belajar menyambung 2
kata, seperti "Dedenangis" atau "Papa besar. Disini kita perlu menanyakan kepada Ibu Anak K,
bagaimanakah kata yang diucapkan oleh anaknya, apakah jelas dapat dimengerti atau tidak.Jika
jelas, maka alas an anak K belum dapat mengucapkan kalimat adalah karena anak K masih

berusia 24 bulan, dimana itu adalah normal dan tidak mengalami keterlambatan. 1

2. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan anak


K? Jawab:
Berdasarkan skenario
An. K (laki-laki) usia : 2 tahun
28 : 11 kg
TB : 87 cm
Keluhan: belum bisa bicara dengan lancar, tidak mampu mengucapkan kalimat, hanya dapat
mengucapkan beberapa kata dan belum menyebutkannya secara jelas. Interpretasi berdasarkan
skenario dan tabel growth charts WHO An.K dengan usia 2 tahun, BB : 11 kg, TB : 87 cm
mengalami pertumbuhan yang normal. Interpretasi keluhan belum bisa bicara dengan lancar,tidak
mampu mengucapkan kalimat, hanya mengucapkan beberapa kata juga normal karena
berdasarkan tabel tahapan perkembangan anak usia 2 tahun bahwa anak usia 2 tahun baru bisa

menggabungkan 2 kata.2

3. Bagaimana tahapan perkembangan


anak? Jawab:
Adapun tahapan perkembangan pada anak dibagi menjadi perkembangan motorik kasar, motorik
halus dan adaptif, personal-sosial, bahasa dan kognitif lainnya. Dapat dilihat seperti tabel di
bawah ini.
2-3 bulan =mengangkat kepala, mengikuti gerakan objek, mengenali ibunya
3-6 bulan = meraih objek,terungkup
6-9 bulan = duduk, merangkak
9-12 bulan = berdiri sendiri, meniru suara
12-18 bulan = menyusun kata
2-3 tahun = meloncat, memanjat
>4 tahun = bias memakai pakaian sendiri
3
>4-5 tahun = menari, mengenali aroma

4. Berapa berat badan dan tinggi badan normal untuk usia anak 2 tahun beserta interpretasi
tinggi badan dan berat badan anak K?
Jawab:
2,3 kg/tahun (penambahan BB )
Usia 2 tahun ;13,3kg (BB anak K kurang, TB normal )
BB usia x 2+8 = 4+8 = 12kg
TB usia x 2+77 = 89cm
Laki-laki usia 2 tahun : BB =12kg , TB = 87cm
( Anak K masih normal )12

5. Apa makna klinis anak K merespon ketika dipanggil/diajak


bicara? Jawab:
Makna klinis dari anak K merespon saat dipanggil dan diajak bicara merupakan petunjuk untuk
menyingkirkan dugaan autis seperti yang diguga oleh orang tua An.K Dilihat dari gejala autisme
diatas tidak ditemukan pada An.K yang mengarah pada autisme, untuk keterlambatan bicara
masih dianggap normal karena pada dasarnya anak usia 2 tahun memang hanya dapat
mengucapkan beberapakata saja.3
.

6. Apa hubungan anak K belum dapat berbicara dengan lancar dari keterangan yang
terdapat diskenario?
Jawab:
Pada anak k diketahui bila perkembangan lainnya normal sehingga kemungkinan anak k
mengalami slow talker, untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu
pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh
dokter anak, dokter tht, dan psikiater anak. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak dengan
gangguan bicara ialah pemeriksaan6 :

1.pediatrik dan neurologis

lengkap 2.Inteligensi
3.pendengaran dan penglihatan
a y
t a
7. Ba i t
p k
gai i
ma k e
a j
na
l a
car n
a ( g
m
me 3- R
i
me s i
rik s w
a a
sa l
tah y
h a
ap
a t
an l t
pe u r
rk s a
i
em n u
ba a m
s a
ng
i k
an e
an s p
a
ak
a a
? t l
Ja a
u /i
wa s n
b: i f
a
A e
na 7 k
m s
ne t i
sis a s
7 h y
u
n s
) t
1- G
e e
j 2- R m
a i
l w s
a a a
r k b
a a a
f p w
a
p h
u a p
s n e
a e r
t h s
4- R e
n
e 6- K ti
g e l
r k 3
e e 8- E
s r v
i a a
p s l
a a u
d n a
a s
p p i
e a li
r d n
k a g
e k
m a u
b n n
a a g
n k a
g
n
a
n 7- K a
u n
5- O r a
n v k
s a
e
t p
t e
i r
t
b u
a m
- b
t u
i h
b a
n
a
s d
i i
engaran pe
anak. ny
aki
2- Evaluas
t
i bicara
me
dan
1- Ev tab
bahasa
al oli
anak
ua c
3- Pemeri
si ksaan 6- Int
pe fisik eg
ra
ng 4- Pemeri
si
lih ksaan da
ata neurolo ri
n gi ba
da 5- Eval sil
pe
n uasi ne
pe peny m
nd akit- ua
n
n m
g b 8
a. Faktor Internal - Infeksi
8. A a
- Ras/etnik atau bangsa - Kelainan Imunologi
p m n
a - Keluarga - Anoksia Embrio
e g
p a - Umur - Psikologi Ibu
s e n - Jenis Kelamin - Faktor Persalinan.
a n 1- Geneti
j g a k
a a n
r a
f u k
a h ?
k i
t J
o p a
r e w
r a
y k b
a e :
- Kelainan Kromosom Faktor Post-natal
- Gizi
8
b. Faktor Eksternal - Penyakit Kronis/kelainan congenital
Faktor Prenatal - Lingkungan Fisik dan Kimia
- Gizi - Psikologis
- Mekanis - Sosio-ekonomi.
- Toksin/Zat Kimia - Lingkungan pengasuhan.
- Endokrin - Stimulasi
- Radiasi - Obat-obatan
9. Jelaskan mengenai Autisme dan ciri-cirinya!
Jawab:
Autisme adalah gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan
dalam kemampan sosialisasi, komunikasi, danjuga perilaku. Gangguan tersebut dari taraa yang
ringan sampai dengan taraf yang berat. Umumnya gejala sudah tampak sebelum anak
mencapai umur 3 tahun. Dengan Ciri-ciri:9
1. Perkembangan terlambat
2. Memiliki rasa ketertarikan pada benda yang berlebihan
3. Menolak ketika dipeluk
4. Memiliki kelainan sensoris
5. Memiliki kecenderungan melakukan perilaku yang diulang-ulang

10. Apa saja pemeriksaan tumbuh kembang pada


anak? Jawab:
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Depkes) 14
Lingkar kepala
Kurva lingkar kepala usia 0-2 tahun pada anak laki-laki menurut WHO
Kurva lingkar lengan atas usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO
Kurva lipatan subskapular usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO

Skrining perkembangan :

KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN10

1.Formulir KPSP menurut usia 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72 bulan. Formulir


ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak.

2.Alat bantu pemeriksaan berupa : bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang wol merah,
kertas, krayon, kismis,kerincingan,lonceng.

10
Tes Denver II

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak,
tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit).
Fungsi tes Denver II adalah

1- menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.


2- menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun.
3- menjaring anak tanpa gejala rerhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan.
4- memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan, memang benar
5- mengalami kelainan perkembangan.
6- melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko (misal anak dengan
7- masalah perinatal)

Pertimbangan merujuk :

Bila setelah tes ulang, hasil tes masih suspek atau tidak dapat diuji, perlu
10
dipikirkan anak dirujuk ke ahli tumbuh kembang.

11. Jelaskan mengenai gangguan perkembangan


bahasa! Jawab:
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor yaitu adanya
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan
lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga, kembar, psikosis, gangguan laterasalisasi,
masalah-masalah yang berhubungan dengan disleksia dan afasia. Sedangkan gagap, dapat
disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak dapat bicara dengan jelas, faktor
keluarga/termasuk anak yan meniru cara bicara keluarganya yang gagap, gangguan lateralisasi,
rasa tidak aman, faktor konstitusi dan kepribadian anak. Selain itu gangguan bicara dapat juga
disebabkan oleh bibir sumbing atau sumbing palatum, maloklusi, adenoid, dan serebral palsi.

Frenulum lidah (tongue-tie) yang pendek juga dapat mengakibatkan gangguan bicara. 11

12. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan


perkembangan? Jawab:
1. Speech delay
Keterlambatan berbicara eringdialami oleh seorang anak dalam tahap perkembangannya.
2. Retardasi mental
fungsi intelektual yang subnormal untuk tahap perkembangan anak, timbul bersamaan dengan
defisitdalam perilaku adaptif (merawat diri sendiri, urusan rumah tangga sehari-hari,
komunikasi dan interaksisosial).
3. Autisme
adalah gangguan pada komunikasi, gangguan interaksisosial timbalbalik sertaminat dan
polaperilaku, dan kegiatan yang terbatas danberulang (stereotipik).
4. Down Syndrome
Sindrom down merupakan abnormalitas jumlah kromosom yang terseringdijumpai. Pada
sindrom down terjadi trisomikromosom 21. Umumnya. Bayi memiliki tangan pendek yang
lebar, sering kali disertai dengan guratan palmar melintang, dan jarak yang lebar antara jari
kaki pertama dan kedua.
5. Kelainanfisik; Pendek
disebabkan oleh karena asupan gizi yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan anak.
6. Kelainan kongenital
7. Cerebral palsy
CP adalah kelainan anggota gerak yang disebabkan oleh gangguan otak/ cidera otak
yang sifatnya tidak progresif, sehingga berdampak pada system motori kanak.
8. ADHD ( attention deficit hyperactive disorder)
Adalah suatu kondisi yang di gunakan untuk menggambarkan anak anak dengan intelegensi
rata-rata atau dibawah rata-rata yang mempunyai tingkat perkembangan yang tidaksesuaipada
area atensi dengan adanya implusive dan hiperaktif.
9. Sindrom Asperger
Adalah gangguan perkembangan yang luas (bagian dar gangguan perilaku, termasuk
autism)12.
Analisis Masalah
1.
1Mengapaanak K belum dapat berbicara dengan lancar?
Jawab:
Perkembangan berbahasa pada anak berumur 24 bulan normalnya adalah dapat mengucapkan
dua kata dan belumdapa tmengucapkan kalimat. Di usia 2 tahun, anak belajar menyambung 2
kata, seperti "Dedenangis" atau "Papa besar." . Pada usia ini anak juga sudah mampu mengikuti
dua petunjuk/perintah (seperti "Tolong ambil mainannya dan beri mama gelasmu ).Usia 2 - 3
tahun Pada usia ini terjadi ledakan pada kemampuan bicara anak. Kosa kata anak bertambah
tak terhitung jumlahnya dan anak sudah mampu menggabungkan 3 atau lebih kata ke dalam
kalimat. Istilah yang dipahami anak juga bertambah pada usia 3 tahun, sudah mulai mengerti
apa artinya "simpan itu di atas meja" atau "simpan di dalam lemari". Pada fase ini anak akan
senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang
lain. Disini kita perlu menanyakan kepadaIbuAnak K, bagaimanakah kata yang diucapkan oleh
anaknya, apakah jelas dapat dimengerti atau tidak.Jika jelas, maka alas an anak K belum dapat
mengucapkan kalimat adalah karena anak K masih berusia 24 bulan, dimana itu adalah normal
dan tidak mengalami keterlambatan.
1

2. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan anak K?


2
Jawab:
Berdasarkan skenario
An. K (laki-laki) usia : 2 tahun
BB : 11 kg
TB : 87 cm
Keluhan: belum bisa bicara dengan lancar, tidak mampu mengucapkan kalimat, hanya dapat
mengucapkan beberapa kata dan belum menyebutkannya secara jelas. Interpretasi
berdasarkan skenario dan tabel growth charts WHO An.K dengan usia 2 tahun, BB : 11 kg,
TB : 87 cm
.mengalami pertumbuhan yang normal

Interpretasi keluhan belum bisa bicara dengan lancar,tidak mampu mengucapkan kalimat, hanya
mengucapkan beberapa kata juga normal karena berdasarkan tabel tahapan perkembangan anak
usia 2 tahun bahwa anak usia 2 tahun baru bisa menggabungkan 2 kata. 2
usia Motorik kasar Motorik halus Personal-sosial bahasa
dan adaptif
2 tahun Naik turun tangga Menyusun 6 Mencuci dan Menggabungkan dua
Melempar balok vertikal mengeringkan kata
melewati kepala Meniru garis tangan Menunjuk gambar
Menggosok gigi Mengenal bagian
Belajar memakai tubuh
baju

3. Bagaimana tahapan perkembangan anak?


3
Jawab:

Adapun tahapan perkembangan pada anak dibagi menjadi perkembangan motorik kasar,
motorik halus dan adaptif, personal-sosial, bahasa dan kognitif lainnya. Dapat dilihat seperti
tabel di bawah ini.3

Usia Motorik Motorik halus Personal- Bahasa Kognitif


kasar dan adaptif sosial lainnya
2 minggu Kepala Mengenal Waspada
bergeser ke wajah terhadap
kanan dan bunyi bel
kiri
2 bulan Mengangkat Mengikuti Tersenyum Cooing
bahu saat benda sebagai Mencari
tengkurap melewati garis bentuk respon sumber suara
tengah menggunakan
mata
4 bulan Mengangkat Mencari obyek Melihat Tertawa dan
tangan Raking grasp tangan menangis
Tengkurap
Tidak Mulai
dijumpai bermain
headlag jika dengan
ditarik dari mainan
posisi tidur
terlentang
6 bulan Duduk Memindahkan Bisa memberi Mengoceh
sendiri obyek dari makan diri
tangan ke sendiri
tangan Memegang
botol
9 bulan Mulai belajar Mulai pincer Bisa Bilang Dada
sendiri grasp melambai and Mama,
Dapat duduk Mempertemuk bye-bye tapi tidak
sendiri an 2 balok Memainkan spesifik
pat-a-cake Mengucapkan
dua suku kata
12 bulan Berjalan Memasukkan Minum dari Bilang mama
Bangkit dan balok dalam gelas dan papa,
berdiri cangkir Meniru spesifik
gerakan orang Mengucapkan
lain dua suku kata
15 bulan Berjalan Mulai Menggunakan Mengucapkan
mundur mencorat-coret sendok dan 3-6 kata
Menyusun dua garpu Mengikuti
balok secara Membantu perintah
vertikal pekerjaan
rumah
18 bulan Lari Menyusun 4 Melepas baju Mengucapkan
balok vertikal memberi paling tidak 6
Menendang makan kata
bola boneka
2 tahun Naik dan Menyusun 6 Mencuci dan Menggabung Mengerti
turun tangga balok vertikal mengeringkan kan dua kata konsep
Melempar Meniru garis tangan Menunjuk hari ini
melewati Menggosok gambar

kepala gigi Mengenal


Belajar bagian tubuh
memakai baju
3 tahun Berjalan Menyusun 8 Menggunakan Mengenal Mengerti
secara balok vertikal sendok gambar konsep
bergantian dengan baik, 75% besok
Lompat hanya sedikit bicaranya dan
yang tumpah telah kemarin
Memakai dimengerti
kaos oleh orang
lain
Mengucapkan
kalimat yang
terdiri dari 3
kata
4 tahun Mampu Meniru bentuk Menggosok Menyebut
menjaga O, mungkin gigi tanpa warna
keseimbanga bentuk + bantuan Mengerti
n satu sama Menggambar Memakai baju katta sifat
lain orang yang tanpa bantuan
Berdiri pada terdiri dari 3
satu kaki bagian

5 tahun Skipping Meniru bentuk Menghitung


Berjalan persegi Mengerti
jinjit dan kebalikan
berjalan
dengan tumit
6 tahun Berdiri satu Meniru bentuk Memahami Mulai
kaki selama segitiga kata mengerti
6 detik Menggambar konsep
orang yang kanan
terdiri dari 6 dan kiri
bagian

4. Berapa berat badan dan tinggi badan normal untuk usia anak 2 tahun beserta interpretasi
tinggi badan dan berat badan anak K?12
Jawab:

Anak K Berat badan lahir 3500gram dan panjang badan 49

cm Usia 2 tahun ; 2,3 kg/tahun (penambahan BB )

1- Berat Badan = 11 kg( BB Anak K kurang) Harusnya berat badan Anak K saat usia 2
tahun 13,3kg
2- Tinggi Badan= 87 cm (TB Anak K normal)
BB usia x 2+8 = 4+8 = 12kg
TB usia x 2+77 = 89cm
Laki-laki usia 2 tahun : BB =12kg , TB = 87cm
( Anak K masih normal )

5. Apa makna klinis anak K merespon ketika dipanggil/diajak bicara?


3
Jawab:

Makna klinis dari anak K merespon saat dipanggil dan diajak bicara merupakan petunjuk
untuk menyingkirkan dugaan autis seperti yang diguga oleh orang tua An.K , dimana gejala
dari autisme itu sendiri terdiri dari : 3
1. Gangguan komunikasi
1 Terlambat bicara
2 Bahasa planet/ bahasa yang tidak dapat dimengerti
3 Meniru / membeo (ekolalia)
4 Meniru kata-kata / nyanyian tanpa tahu artinya
2. Gangguan interaksi social
1 Menolak / menghindar bertatap mata
2 Tidak menoleh bila dipanggil
3 Sering menolak bila dipeluk
4 Tidak ada usaha melakukan interaksi dgn orang lain, asyik main sendiri
5 Bila didekati malah menjauh
3. Gangguan prilaku
1 Hiperaktifitas motorik tidak bisa diam, lari tak terarah, melompat, berputar,
memukul benda-benda.

2 Hipoaktifitas motorik duduk diam bengong, bermain monoton, kurang variatif,


diulang-ulang, terpaku oleh sesuatu hal.
4. Gangguan emosional
1 Tidak ada / kurang empati
2 Tertawa sendiri, menangis / marah tanpa sebab yang nyata
3 Tempertantrum, agresif, destruktif
5. Gangguan Persepsi sensoris
1 Mendengar suara keras langsung menutup telinga
2 Tidak suka rabaan / pelukan
3 Tidak nyaman memakai pakaian dari bahan kasar
Dilihat dari gejala autisme diatas tidak ditemukan pada An.K yang mengarah pada
autisme, untuk keterlambatan bicara masih dianggap normal karena pada dasarnya anak
usia 2 tahun memang hanya dapat mengucapkan beberapakata saja.

6. Apa hubungan anak K belum dapat berbicara dengan lancar dari keterangan yang
terdapat diskenario?6
Jawab:
Ada beberapa penyebab gangguan bicara pada anak yang dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Gangguan bicara kongenital :
1. Retardasi mental
2. Ketulian (akibat rubela, kern icterus, sindrom turner, osteogenesis imperfecta)
3. Cerebral palsy
4. Anomali alat bicara perifer (palatum, bibir, gigi, lidah)
5. Gangguan perkembangan bicara (developmental speech disordes)
2. Gangguan bicara didapat :
1. Afasia akibat penyakit yang disertai kejang, pascaensefalitis, pascatrauma, neoplasma,
gangguan vaskuler otak, penyakit degeneratif.

2. Disartria pada bellss palsy (kelumpuhan N. VII perifer), polio mielitis, tumor batang otak,
miastenia gravis, penyakit degeberatif.
3. Psikogenik
4. Sosiokultural3
Pada anak k diketahui bila perkembangan lainnya normal sehingga kemungkinan anak k
mengalami slow talker, untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu
pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh
dokter anak, dokter tht, dan psikiater anak. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak dengan
gangguan bicara ialah pemeriksaan :

1.pediatrik dan neurologis lengkap

2.Inteligensi

3.pendengaran dan penglihatan.

7. Bagaimana cara memeriksa tahapan perkembangan anak?


7
Jawab:
Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan
perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti
maka salah satu penyebabnya dapat diketahui. Riwayat penyakit dahulu anak K dan
keluarga. Bendera merah yang dibutuhkan pemeriksaan fisik lebih lanjut jika ditemukan :

1. Gejala atipikal (missal halusinasi saat usia 7 tahun)

2. Riwayat kejang

3. Riwayat trauma kepala/infeksi system saraf pusat

4. Regresi pada perkembangan

5. Onset tiba-tiba sikap aneh

6. Kekerasan pada anak

7. Kurva pertumbuhan dibawah persentil 3

Perkembangan prenatal dan perinatal :

1- Tanyakan mengenai kehamilan ibunya : konsumsi alcohol, merokok, penggunaan

2- obat-obatan; riwayat ruam dan demam selama hamil


1- Riwayat kematian neonatal sebelumnya atau memiliki anak dengan kehidupan
yang mengancam

2- Riwayat aborsi spontan

3- Riwayat neonatal dan kelahiran bayi : BBLR, PB saat lahir, APGAR score

4- Perkembangan postnatal

5- Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna


mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST
(Denver Developmental Secreening Test), tes IQ, atau tes psikologik lainnya.

8. Evaluasi lingkungan anak

Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus melakukan
evaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening
Questionnaire).

9. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak.

Tes pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi,
umur 2 tahun-3 tahun dengan kartu gambar dari Allen dan diatas umur 3 tahun
dengan huruf E. Juga diperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa komea
dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau
menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga
pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui adanya
kelainan bawaan.

10. Evaluasi bicara dan bahasa anak

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicara
masih dalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara
menggambarkan kemampuan SSP. endokrin, ada/tidak adanya kelainan bawaan pada
hidung, mulut dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi ariak dan sebagainya.
11. Pemeriksaan fisik

Untuk melengkapi anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, agar diketahui


apabila.terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Misalnya berbagai sindrom. penyakit jantung bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi
dan lain-lain.

12. Pemeriksaan neurologi

Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga


dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama,
asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang
teliti, maka dapat membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi
intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit degeneratif, dan
sebagainya. Untuk mengetahui secara dini adanya palsi serebralis dianjurkan
menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Comparetti, yang merupakan
cara untuk evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.

13. Evaluasi penyakit-penyakit metabolic

Salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh
penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik,
apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyakit yang sama, Adanya tanda-
tanda klinis seperti rambut yang pirang ~icurigai adanya PKU (phenylketonuria),
ataksia yang intermiten dicurigai adanya hiperamonemia dan sebagainya. Disamping
itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita.

14. Integrasi dari basil penemuan

Berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu


kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan
7
penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.
8. Apa saja faktor yang mepengaruhi perkembangan anak?
8
Jawab:

Faktor Internal8
1- Ras/etnik atau bangsa, Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka dia tidak memiliki
factor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2- Keluarga, Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.

3- Umur, Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.

4- Jenis Kelamin, Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat dari pada laki-
laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

5- Genetik, Faktor genetic (heredo konstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi cirri khasnya. Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas,
berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi
dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan
pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetic ini.

6- Kelainan Kromosom, Banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom,
seperti; sindrom Down, sindrom Turner, dll.

Faktor Eksternal8

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai nya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-
psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsis sampai akhir
hayatnya.
1. Faktor Prenatal
2- Gizi, Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil,
lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan sering
menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan
otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan
sebagainya. anak yang lahir dari ibu yang gizi nya kurang dan hidup di lingkungan miskin
maka akan mengalami kurang gizi dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini
merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan
tersebut tidak ditanggulangi.

1- Mekanis, Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligo
hidramnion). Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligo hidramnion dapat
menyebabkan kelainan congenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini
tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intra uterin akhir. Implantasi
ovum yang salah, yang juga dianggap factor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan
berakibat gangguan pertumbuhan.

2- Toksin/Zat Kimia, Beberapa obat-obatan Thalidomide, phenitoin, methadone, obat-obat anti


kanker dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. demikian pula dengan ibu
hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah,
lahir mati, cacat, atau retradasi mental.

3- Endokrin, Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan
kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau
Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak
mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang
melahir kan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam
tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga
ikut berperan.

4- Radiasi, Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retradasi mental, dan deformitas anggota gerak kelainan congenital
mata, kelainan jantung.

5- Infeksi, Infeksi pada Trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Sitomegaloviris, Herpes Simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin, misalnya katarak,
bisu tuli, mikrosefali, retradasi mental dan kelainan jantung congenital.

6- Kelainan Imunologi, Eritroblasto sisfetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk kedalam peredarahan darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.

7- Anoksia Embrio, Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio
dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
1- Psikologi Ibu, Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan kekerasan pada ibu hamil dan lain-
lain.

2- Faktor Persalinan, Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan jaringan otak.

2. Faktor Post-natal
3- Gizi, Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
4- Penyakit Kronis/kelainan congenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan
mengakibatkan retradasi pertumbuhan jasmani.

5- Lingkungan Fisik dan Kimia, Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut
hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan anak.

6- Psikologis, Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki
oleh orang tua nya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.

7- Endokrin, Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak
mengalami hambatan pertumbuhan.

8- Sosio-ekonomi,Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan


lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.

9- Lingkungan pengasuhan, Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat


mempengaruhi tumbuh kembang anak.

10- Stimulasi, Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,


misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadapkegiatananak. Anakyngmendapatstimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang. tidak mendapat stimulasi.

11- Obat-obatan, Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian
halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambat nya produksi hormone pertumbuhan.

9. Jelaskan mengenai Autisme dan ciri-cirinya!


Jawab:
Definisi: 9
Autisme adalah gangguan perkembangan secara menyeluruh yang mengakibatkan hambatan
dalam kemampan sosialisasi, komunikasi, danjuga perilaku. Gangguan tersebut dari taraa yang
ringan sampai dengan taraf yang berat. Umumnya gejala sudah tampak sebelum anak
mencapai umur 3 tahun.

Etiologi:9
Penyebab autism sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menyebutkan
penyebab autism adalah gangguan pada fungsi susunan syaraf pusat yang diakibat karena
kelainan struktur otak yang mungkin terjadi pada saat janin usia dibawah 3 bulan. Ibu mungkin
mengidap virus TORCH , , , , mungkin mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
kimia yang mengangu pertumbuhan sel otak, menghirup udara beracun, menalami perdarahan
hebat. Faktor genetic juga memegang peran terhadap munculnya autism. Diperkirakan karena
kehidupan manusiayang terlalu banyak memakai zat kimia beracun dapat menyebabkan mutasi
kelainan genetik. Pencernaan yang buruk juga memegang peran yang penting, seringkali adanya
jamur yang terlalu banyak di usus sehingga menghambat sekresi enzim. Usus tidak menyerap
sari-sari makanan tetapi merubah menjadi morfin yang mempengaruhi perkembangan anak.

Gejala:9
Usia 0 - 6 bulan
1- Bayi nampak terlalu tenang
2- Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik
3- Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi
4- Tidak pernah terjadi kontak mata atau senyum secara social
5- Bila digendong mengepaltangan atau menegangkan kaki secara
berlebihan Usia 6 12 bulan
6- Tidak tertarik pada mainan
7- Kalau digendong kaku atau tegang
8- Dak beraksi terhadap suara atau kata
9- Selalu memandang suatu benda atau tangannya sendiri secara lama
akibat terlambat dalam perkembangan motorik halus dan kasar

Usia 2 3 tahun
1- Tidak berminat atau bersosialisasi terhadap anak-anak lain
2- Tidak ada kontak mata
1- Tidak pernah focus
2- Kaku terhadap orang lain
3- Senang digendong atau malas menggerakkan
tubuhnya Usia 4 5 tahun
4- Suka berteriak-teriak
5- Suka membeo atau meneluarkan suara-suara aneh
6- Gampang marah atau emosi apabila rutinitasnya diganggu dan kemauannya tidak dituruti
7- Agresif dan mudah menyakiti diri sendiri

Gangguan Anak Autis9


A. Gangguan dalam interaksi sosial
1Tidak adanya kontak mata dengan lawan bicara
2Ekspresi wajah tidak sesuai dengan perasaan
3Gerakan atau sikap tubuh tidak sesuai dengan pembicaraan yang sedang berlangsung
4Mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan dengan teman sebaya yang sesuai
dengan usianya
5Menolak untuk dipeluk, disentuh dan digendong
B. Gangguan dalam komunikasi (verbal-non verbal)
1Mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara, atau kemampuan bicara
2Meracau dengan bahasa aneh
3Bicara tetapi tidak digunakan untuk komunikasi
4Echolalia/membeo/meniru
5Menarik tangan orang dewasa untuk minta tolong
C. Gangguan dalam perilaku
Mengalami gangguan perilaku berlebihan, hiperaktivitas motorik
Duduk diam, bengong, tatapan mata kosong, terpaku pada benda yang berputar da tidak
beranjak
D. Gangguan dalam perasaan/emosi
1Tidak ada atau kurang empati
2Tertawa-tawasendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang jelas
3Sering mengamuk atau tantrum apabila tidak mendapat yang diinginkan, bisa menjadi
agresif dan destruktif atau merusak
E. Gangguan dalam persepsi sensori
1 Mencium-cium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja
2 Bila mendengar suara keras langsung tutup telinga
3 Tidak suka disentuh/sangat sensitif

Karakteristik Anak Autis9

6. Perkembangan terlambat
Anak dengan gangguan autism memiliki perkembangan motorik kasar dan halus yang tidak
seimbang. Anak autis juga mengalami hambatan dalam memahami instruksi dan meniru.
Anak seolah-olah tidak dapat memberikan atau tidak dapat mendengar apa yang telah
disampaikan oleh guru. Anak autis mengalami keterlambatan dalam hal bicara dan bahasa.
Bahasa yang digunakan anak autis biasanya tidak lazim atau aneh bahkan ada yang
mengatakan bahasa yang digunakan anak autis adalah bahasa planet.

7. Memiliki rasa ketertarikan pada benda yang berlebihan


Anak autis mampu mengamati benda dalam waktu yang relatif lama yaitu seanjang
waktu, bisa bermaindengan benda yang dipegang atau diamatinya sambil tertawa bahkan
dapat memiliki rasa marah terhadap benda.

8. Menolak ketika dipeluk


Ketika anak dipeluk mereka akan menunjukkan reaksi penolakan misalnya menangis
atau berteriak-teriak.

9. Memiliki kelainan sensoris


Beberapa anak autis memaknai pelukan atau belaian atau sentuhan sebagai sesuatu
yang menyakitkan, suara yang berasal dari banyak orang di sekitarnya memberikan
efek menyakitkan sehingga anak autis menangis atau berteriak-teriak.

10. Memiliki kecenderungan melakukan perilaku yang diulang-ulang


Anak autis memiliki kecenderungan melakukan gerakan yang berulang-ulang, seperti
bertepuk tangan, memutar angan. Apabila anak melakukan kegiatan tersebut maka anak akan
mengulangi perbuatan tersebut. Anak- anak autis memiliki kecenderungan untuk melakukan
kegiatan yang sifatnya rutin, mereka sulit untuk menerima perubahan tingkah laku. Anak
autis akan marah apabila sebuah kebiasaan dirubah.
10. Apa saja pemeriksaan tumbuh kembang pada
anak? Jawab:
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Depkes) 14

Lingkar kepala :

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala ini lebih
besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala rata-rata adalah 44
cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54 cm.
Kurva lingkar kepala usia 0-2 tahun pada
anak laki-laki menurut WHO
Kurva lingkar lengan atas usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO

Kurva lipatan subskapular usia 3 bulan-5 tahun pada anak laki-laki menurut WHO
Skrining perkembangan :

KUESIONER PRASKRINING PERKEMBANGAN10

IDAI bersama DEPKES menyusun penggunaaan KPSP sebagai alat praskrening perkembangan
sampai anak usia 6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan untuk di bawah2 tahun dan setiap
6 bulan haingga anak usia 6 tahun.Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Pemeriksaan KPSP adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor
perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian.
Setiap umur tertentu ada 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus diisi
(atau dijawab) oleh orangtua dengan ya atau tidak, sehingga hanya membutuhkan waktu 10-15
menit (lihat lampiran). Jika jawaban ya sebanyak 6 atau kurang maka anak dicurigai ada
gangguan perkembangan dan perlu dirujuk, atau dilakukan skrining dengan Denver II. Jika
jawaban ya sebanyak 7-8, perlu diperiksa ulang 1 minggu kemudian. Jika jawaban ya 9-10, anak
dianggap tidak ada gangguan, tetapi pada umur berikutnya sebaiknya dilakukan KPSP lagi Media
dan alat bantu :

1.Formulir KPSP menurut usia 3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66,72 bulan. Formulir


ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak.
2.Alat bantu pemeriksaan berupa : bola, boneka, kubus sisi 2,5 cm, benang wol merah, kertas,
krayon, kismis,kerincingan,lonceng.

10
Tes Denver II

1- DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua
persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat (15-20 menit). Fungsi tes Denver II adalah
2- menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
3- menilai perkembangan anak sejak baru lahir sampai umur 6 tahun.
4- menjaring anak tanpa gejala rerhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan.
5- memastikan apakah anak dengan kecurigaan terdapat kelainan, memang benar
6- mengalami kelainan perkembangan.
7- melakukan pemantauan perkembangan anak yang berisiko (misal anak dengan
1- masalah perinatal)

Aspek perkembangan yang dinilai :

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DOST dan DDST-R, yang kemudian pada
Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas
perkembangan. Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi:

- Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan


berinteraksi dengan lingkungannya.

- Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,


melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

- Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah


dan berbicara spontan.

- Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Alat yang digunakan :


1- Alat peraga: benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna
merahkuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas dan
pena
2- Lembar formulir DDST.
3- Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1. Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:
1- 3-6 bulan
2- 9-12 bulan
3- 18-24 bulan
4- 3 tahun
5- 4 tahun
6- 5 tahun
2. Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.

Gambar 1. Lembar tes Denver II


ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih
dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST
untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun. Bila
dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih
dari 15 hari dibulatkan keatas.

Perhitungan umur adalah sebagai berikut:


Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei I 992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes
dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:
1994 - 10 - 5 (saat tes dilakukan)
1992 - 5 - 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 - 4 - 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil dari 15 hari,
maka dibulatkan ke bawah, sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertikal pada formulir DDST yang memotong kotak-kotak tugas
perkembangan pada ke-4 sektor. Tugas-tugas yang terletak disebelah kiri garis itu, pada
umumnya telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan).
Apabila Budi gagal mengerjakan beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu
keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak
yang terpotong oleh garis vertikal umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada
kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak-kotak
disebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R maka
tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode
nomor maka tugas perkembangan dites sesuai petunjuk dibaliknya formulir.

Penilaian :
Skor yang dipakai pada Denver II:

1" P ,, =Pass ("lulus"): bila anak melakukan tes dengan baik, atau orangtua/
pengasuh anak memberi laporan ("report" /dapat dipercaya) bahwa anak dapat
melakukannya.

2" F " = Fail ("gagal"): bila anak ridak dapar melakukan tes dengan baik, arau
orangtua/pengasuh memberi laporan ("report") bahwa anak tidak dapat melakukan
dengan baik.

3" NO" = No opportunity (ridak ada kesempatan): bila anak tidak mempunyai
kesemparan untuk melakukan tes karena ada hambaran. Skor ini hanya boleh dipakai
pada res dengan tanda "R".
4" R" = Refusal (menolak): bila anak menolak untuk melakukan tes.
Setelah semua pemeriksaan diselesaikan, dilakukan "tes perilaku" (rerdapat dalam
formulir Denver II di sebelah kanan bawah), untuk menolong pemeriksa secara subjektif
menilai perilaku anak secara menyeluruh pada saat tes berlangsung.
Pertimbangan merujuk :
Bila setelah tes ulang, hasil tes masih suspek atau tidak dapat diuji, perlu
10
dipikirkan anak dirujuk ke ahli tumbuh kembang.

11. Jelaskan mengenai gangguan perkembangan bahasa! 11


Jawab:
Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor yaitu adanya
faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensi rendah, kurangnya interaksi anak dengan
lingkungan, maturasi yang terlambat, faktor keluarga, kembar, psikosis, gangguan laterasalisasi,
masalah-masalah yang berhubungan dengan disleksia dan afasia. Sedangkan gagap, dapat
disebabkan oleh tekanan dari orang tua agar anak dapat bicara dengan jelas, faktor
keluarga/termasuk anak yan meniru cara bicara keluarganya yang gagap, gangguan lateralisasi,
rasa tidak aman, faktor konstitusi dan kepribadian anak. Selain itu gangguan bicara dapat juga
disebabkan oleh bibir sumbing atau sumbing palatum, maloklusi, adenoid, dan serebral palsi.
Frenulum lidah (tongue-tie) yang pendek juga dapat mengakibatkan gangguan bicara. 11
Tabel 1: Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak
Tabel 2: Klasifikasi Kelainan Bahasa Menurut Rutter.

Ringan Keterlambatan akuisisi dari bunyi kata-kata, Dislalia bahasa normal

Sedang Keterlambatan lebih berat dari akuisisi bunyi Disfasia ekspresif

kata-kata dan perkembangan bahasa terlambat

Berat Keterlambatan lebih berat dari akuisisi dan Disfasia reseptif dan tuli

bahasa, gangguan pemahaman bahasa persepsi

Sangat berat Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa Tuli persepsi dan tuli sentral

12. Penyakit apa saja yang ditandai dengan gangguan perkembangan?


12
Jawab:
Klasifikasi gangguan perkembangan psikologik menurut ICD-10 15 :
1. Specific developmental disorders of speech and language
1 Specific speech articulation disorder
2 Expressive language disorder
3 Receptive language disorder
4 Acquired aphasia with epilepsy [Landau-Kleffner syndrome]
5 Other developmental disorders of speech and language
6 Developmental disorder of speech and language, unspecified
2. Specific developmental disorders of scholastic skills
1 Specific reading disorder
2 Specific spelling disorder
3 Specific disorder of arithmetical skills
4 Mixed disorder of scholastic skills
5 Other developmental disorders of scholastic skills
6 Developmental disorder of scholastic skills, unspecified
3. Pervasive developmental disorders
1 Childhood autism
2 Atypical autism
3 Rett's syndrome
4 Other childhood disintegrative disorder
5 Overactive disorder associated with mental retardation and
6 stereotyped movements
7 Asperger's syndrome
8 Other pervasive developmental disorders
9 Pervasive developmental disorder, unspecified
1. Speech delay
Keterlambatan berbicara seringdialami oleh seorang anak dalam tahap perkembangannya.
Keterlambatan berbibacara disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari stimulasi yang
diberikan kurang memadai untuk merangsang berbicara, gangguan pada system
pendengaran, gangguan pada system saraf pusat yang menjadi pusat pengolahan kata
sehingga dapatdiucapkan, maupun gangguan pada bagian bibir, lidah, palatum, dan organ
lainnya yang berfungsi menunjang proses berbicara. Keterlambatan wicara paling sering
disebabkan oleh retardasi mental, gangguan pendengaran, deprivasisosial, autisme,
danabnormalitas oral-motor. Gangguan bicara meliputi artikulasi kefasihan, dankelainan
resonansi. Ganggu anartikulasi merupakan kesuliatan dalam mengucapkan kata dengan
tidaktepatsehingga tidakdimengerti oleh orang lain. Gangguan kefasihanya itu seperti
masalah-masalahgagap, dimana terganggunya aliranbicara oleh penghentian yang abnormal,
repetisi atau pemanjangan suara dan suku kata. Gangguan pada resonansi adalah gangguan
yang terjadi pada masalah nada, volume, atau kualitas suara anak yang mengganggu
pendengar untuk mendengarkan apa yang diucapkan.
2. Retardasi mental
Klasifikasi Retardasi Mental menurut ICD-10 15 :
1 Mild mental retardation
2 Moderate mental retardation
3 Severe mental retardation
4 Profound mental retardation
5 Other mental retardation
6 Unspecified mental retardation
Retardasi mental didefenisikan sebagai fungsi intelektual yang subnormal untuk tahap
perkembangan anak, timbul bersamaan dengan defisitdalam perilaku adaptif (merawat diri
sendiri, urusan rumah tangga sehari-hari, komunikasi dan interaksisosial). Pada retardasi
mental, performa kognitif berada 2 trandardeviasi dibawah rata-rata (biasanya dibawah
persentil 3) diukur dengan pemeriksaan intelektual standar. Etiologiretardasi mental yaitu
adanya cedera system saraf pusat akibat penyakit genetik, pengaruh teratogenik, cedera
perinatal, penyakit didapat saat masa anak-anak, dan juga factor lingkungan dan sosial.
3. Autisme
Autisme, dikenal juga dengan autism spectrum disorder (ASD) yang terdiridari lima
gangguan perkembangan yaitu autisme, gangguan Aspergers, gangguan desintegrasi masa
kanak, gangguanRett, dan gangguan perkembangan pervasif yang tidak diklasifikasikan
ditempa tlain. Tanda paling umum dari ganggua ninia dalah gangguan pada komunikasi,
gangguan interaksisosial timbalbalik sertaminat dan polaperilaku, dan kegiatan yang terbatas
danberulang (stereotipik). Umumnya, retardasi mental dapat juga ditemukan. Autisme
ditandai dengan gangguan interaksisosial timbalbalik, komunikasi, sertaminar dan aktivitas
yang terbatas dan terjadi seumur hidup. Manifestasi klinis biasanya akan munculsebelum
anakberusia 3 tahun. Diluaritu, gangguan Rett atau gangguan desintegratif masa anak harus di
pertimbangkan. Pasien autis mesering tidak mampu melakukan komunikasinon verbal
(kontakmata) dan tidak dapat berinteraksi dengan orang, dan membedakan orang dengan
obyek benda. Karakteristik aktivitas mereka adalah intens, bersifat ritual (berulang-ulang),
sertakompulsif, adanya gangguan pada aktivitas mereka memicu tantrum atau reaksi marah.
Anak yang terkena biasnaya mengalami keterlambatan bicara, bila pun ada, seringdi dominasi
oleh ekolalia, perseverasi, pembalikan kata ganti, irama suara yang tidak mengandung
artisama sekali, serta kelainan lainnya.
4. Down Syndrome
Sindrom down merupakan abnormalitas jumlah kromosom yang terseringdijumpai. Pada
sindrom down terjadi trisomikromosom 21. Diagnosis sindrom down sering kali dapat
ditegakkan pada masa neonatus. Umumnya, bayi akan memiliki berat dan panjang lahir
normal, dan hipotoni. Saat lahir didapatkan penampilan wajah yang karakteristik, dengan
brakisefali, oksiput datar, hipoplasia midface, flattened nasal bridge, fisurapalpebra yang
mengarah keatas, lipatan epikantus, dan lidah besar yang menonjol. Bayi juga memiliki
tangan pendek yang lebar, sering kali disertai dengan guratan palmar melintang, dan jarak
yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua.
5. Kelainanfisik; Pendek
Anak dengan tubuh pendek dapat disebabkan oleh banyak hal. Sebagian adalah
disebabkan oleh karena asupan gizi yang tidak mencukupi untuk pertumbuhan anak.
Selain itu juga dikarenakan oleh factor genetik, kelainan sel atau kromosom, dan akibat
keterlambatan pertumbuhan yang bersifat sementara
6. Kelainankongenital
Berbagai kelainan kongenital yang dialami anak dapat menjadi salah satu penyebab
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti Hischprung disease. Kelainan
kongenital yang terjadi, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dengan
menjadikannya terlambat dari usia yang seharusnya, hal ini dapat dikarenakan kelainan
congenital secara genetik, maupun akibat dari malnutrisi sebagai dampak kelainan kongenital
yang diderita oleh anak tersebut.
7. Cerebral palsy
CP adalah kelainan anggota gerak yang disebabkan oleh gangguan otak/ cidera otak
yang sifatnya tidak progresif, sehingga berdampak pada system motori kanak.
Penyebabnya :
1. Prenatal (saatkehamilan)
1 Infeksiseperti : Rubella, Toksoplasma, Cipillis
2 Anoxia (kekuranganoksigen)
3 Trauma kehamilan
2. Natal (saatkelahiran)
1 Premature
2 Lahirdengan di vakum
3 Anoxia
3. Post natal (saatpertumbuhan 0 3 th)
1 Trauma kepala
2 Anoxia
Cerebral Palsy adabeberapamacam, yaitu :

1CP spastic : kerusakanterjadi di otakbesar


2CP atetoik : lokasigangguanada di otakbesar
3CP ataksia : terjadigangguanpadaotakkecil
4CP flaccid : gangguanpadaotot
8. ADHD ( attention deficit hyperactive disorder)
Adalah suatu kondisiyang di gunakan untuk menggambarkan anak anak dengan intelegensi
rata-rata atau dibawah rata-rata yang mempunyai tingkat perkembangan yang tidaksesuaipada
area atensi dengan adanya implusive dan hiperaktif. Penyebab gangguan ini tidak di ketahui
secara, pasti factor penyebabnya mungkin berhubungan dengan kerusakan system saraf pusat
selama atau sebelum kehamilan, factor genetic , hiperaktif disebabkan oleh kurangnya
penyaringan stimulasi eksternal.
9. Sindrom Asperger
Adalah gangguan perkembangan yang luas (bagian dar gangguan perilaku, termasuk autism).
Sindrom asperger merupakan variasi ringan dari autistic disorder. Sindrom asperger dan
autistic disorder masuk dalam satu bagian (sub grup) dari satu kategori diagnosis yang lebih
besar yang disebut autistic spectrum disorder. Penyebab asperger sindrom belum diketahui,
tetapi itu dikeluarga menunjukkan hubungan yang mungkin dengan autistic disorder.
Kesamaan ini memungkinkan adanya hubungan sindrom asperger dengan factor genetic,
metabolic, infeksi dan keadaan perinatal. Gangguan ini juga tampaknya dapat dihubungkan

dengan kelainan structural padabagianbeberapa di otak. 12

DAFTAR PUSTAKA

1. Dadiyanto wastro dwi dr. Sp.A(K), Muryawan Heru M, dr. Sp.A(K), S Anindita, dr. Sp. A(K),
Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang: Badan Peneribit Universitas Diponegoro.
2011.

2. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB BR. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial.
Singapore: Saunders Elsevier; 2014:18
3. Fadlyana, Eddy. editor. Pertumbuhan dan Perkembangan. Dalam. Marcdante, Karen J. et al. Ilmu
Kesehatan Anak Esensial. edisi ke-6. Jakarta : Elsevier. 2014. Hal 18
4. Dorland,W. A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;2007.
5. Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC;2007
6. Staf Pengajar Bagian Ilmu kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak edisi 4. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2007

7. Soetjiningsih. Penilaian Perkembangan Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Hal. 64
8. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Depkes.
2005

9. Rahayu, SM. Deteksi dan Intervensi Dini Pada Anak Autis. Jurnal Pendidikan Anak (serial
online) 2014 Jun (diakses 06 Apr 2017); 3(1):(9 layar). Diunduh dari URL :
http://journal.uny.ac.id/
10. Soetjiningsih. Instrumen Skrining dan Diagnosis Perkembangan Anak dalam Tumbuh Kembang
Anak Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 185-9, 196-7.

11. Ikatan Dokter Anak Indoneia, Buku Ajar 1. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto, 2002; 91.

12. dr. Soetjinimgsih, SpAK,Cetakan Pertama.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta,Penerbit Buku


Kedokteran ECG:1995; 241-243.

13. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson. IlmuKesehatanAnak. Edisi
ke-6. Jakarta: IDAI; 2014.

14. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency),2016.
15. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders, Clinical descriptions
and diagnostic guidelines. World Health Organization.

You might also like