You are on page 1of 10

SEMINAR NASIONAL IV

SDM TEKNOLOGI NUKLIR


YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

EKSTRAKSI KONSENTRAT NEODIMIUM MEMAKAI


ASAM DI- 2 - ETIL HEKSIL FOSFAT

MV PURWANI, SUYANTI, MUHADI AW


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Telp. 0274.488435, Faks 487824

Abstrak

EKSTRAKSI KONSENTRAT NEODIMIUM MEMAKAI ASAM DI- 2 - ETIL HEKSIL FOSFAT. Telah
dilakukan ekstraksi konsentrat Nd hasil olah pasir monasit. Sebagai fasa air adalah konsentrat Nd(OH)3
dalam HNO3 dan sebagai ekstraktan atau fasa organik adalah asam di- 2 - etil heksil fosfat (D2EHPA)
dalam kerosen. Parameter yang diteliti konsentrasi HNO3, konsentrasi umpan, konsentrasi D2EHPA dalam
kerosen, waktu pengadukan dan kecepatan pengadukan .Dari hasil penelitian optimasi proses ekstraksi
neodimium dari konsentrat Nd(OH)3 hasil olah pasir monasit dengan ekstraktan D2EHPA diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: konsentrasi HNO3 yang optimum 5 M, konsentrasi umpan 5 gram/10 mL,
konsentrasi D2EHPA kerosen 6 %, Waktu pengadukan yang optimum 25 menit, kecepatan pengadukan
200 rpm. Pada kondisi ini diperoleh Kd Nd = 0,24; efisiensi ekstraksi Nd = 19,60 %; FP Nd-La =
(mendekati tak terhingga); FP Nd-Ce =0,27 ( FP Ce Nd = 3,71 ) dan FP Nd-Y = 2,56.

Kata kunci : Ekstraksi, Neodimium, D2EHPA

Abstract

THE EXTRACTION OF NEODIMIUM CONCENTRATE USING DI ETHYL HEXYL PHOSPHORIC


ACID. The Extraction of Neodimium concentrate product from monazite sand has been done. The aquous
phase was Nd(OH)3 in Nd(OH)3 and organic phase was or solvent di ethyl hexyl phosphoric acid (D2EHPA)
in kerosene. The concentration of HNO3, concentration of feed, concentration of D2EHPA in kerosene, time
and rate of agitation were observed from the optimation of extraction process neodimium from Nd(OH)3
concentrated with D2EHPA, were obtained: concentration of HNO3 was 5 M, concentration of feed was 5
gram/10 mL, time concentration of D2EHPA in kerosene was 6 %, time of agitation was 25 minutes and rate
of agitation was 200 rpm.. At this condition wee otained Kd Nd = 0,24; extraction afficiency of Nd = 19,60
%. Separation Factor ( SF ) of SF Nd-La = (infinte); SF Nd-Ce =0,27 ( SF Ce Nd = 3,71 ) and SF Nd-
Y = 2,56.

Keywords: Extraction, Neudinium, D2EHPA

kuning keperakan yang berkilauan serta sangat


PENDAHULUAN
reaktif, merupakan salah satu unsur tanah
Neodimium ditemukan oleh Welsbach jarang yang dapat ditemukan pada peralatan-
pada tahun 1885. Unsur tersebut mempunyai peralatan rumah seperti televisi berwarna,
nomor atom 60, massa atom 144,2 g mol-1, lampu pijar, dan lampu hemat energi.
densitas 7,0 g cm-3, titik leleh 1024 oC, dan titik Campuran logam neodimium, besi, dan boron
didih 3047oC[1]. Neodimium termasuk unsur digunakan dalam pembuatan magnet permanen.
logam tanah jarang yang keberadaannya Magnet ini adalah bagian dari komponen
berlimpah setelah serium, dapat ditemukan kendaraan, selain itu digunakan untuk
dalam pasir monasit, termasuk dalam golongan penyimpan data pada komputer dan digunakan
lantanida. Neodimium merupakan logam pada loudspeaker[2, 3]

MV Purwani dkk 439 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Pasir monasit adalah mineral yang Asam di-2-etil heksil fosfat (D2EHPA)
mempunyai bentuk ikatan fosfat yang merupakan donor yang kuat, yang mempunyai
mengandung Th dan logam tanah jarang (LTJ). satu atom H yang dapat digantikan oleh ion-ion
Rumus kimia pasir monasit secara umum logam, sehingga senyawa ini biasa disebut
dituliskan (LTJ-Th)PO4[4]. Di Indonesia pasir dengan senyawa penukar ion. Di samping itu
monasit yang diperoleh dalam pasir dari senyawa D2EHPA mempunyai gugus P=O yang
Bangka yang merupakan hasil samping dapat berkoordinasi dengan ion logam.
pengolahan timah dari penambangan timah oleh Diketahui pelarut D2EHPA biasanya berada
PT. Timah. Hasil samping ini berupa pasir yang dalam dimer (H2X2) yang tersusun sebagai dua
dibuang di laut Bangka dan sekitarnya. molekul D2EHPA. Pada keadaan ini akan saling
Neodimium hidroksida merupakan hasil olah mengadakan ikatan hidrogen intra molekuler
pasir monasit. dengan ion logam yang diekstraksi dengan
Pemisahan Nd dari konsentrat Nd(OH)3 hanya memutus satu atau dua ikatan hidrogen
hasil olah pasir monasit perlu dilakukan yang terjadi di dalam dimmer. Asam di-2-etil
mengingat akan kegunaan dan harga Nd yang heksil fosfat memiliki berat jenis 0,97 dan
mahal. Untuk memisahkan Nd dilakukan massa molekul relatifnya adalah 322,43 g/ mol.
dengan proses ekstraksi pelarut. Ekstraksi Rumus struktur D2EHPA dapat dilihat pada
pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut Gambar 1.
(solut) di antara dua fasa air yang tidak saling
bercampur[3]. Teknik ekstraksi sangat berguna M 3+ + 3 (H 2 X 2 ) [M (X )3 (HX )3 ] + 3H + (1)
untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik
untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara
Reaksi kimia yang terjadi antara logam
ini dapat digunakan untuk analisis makro
tanah jarang dengan D2EHPA adalah sebagai
maupun mikro. Melalui proses ekstraksi, ion
berikut:
logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan
suatu pelarut organik (fasa organik). Secara
umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu
zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh
suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur
dengan air (fasa air). Tujuan ekstraksi ialah
memisahkan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan pelarut.
Menurut Khopkar[6], beberapa cara dapat
mengklasifikasikan sistem ekstraksi. Cara
klasik adalah mengklasifikasikan berdasarkan
sifat zat yang diekstraksi, sebagai khelat atau
sistem ion berasosiasi. Ada sistim ekstraksi Gambar 1. Rumus struktur D2EHPA
yang melibatkan pembentukan pasangan ion. Pada banyak sistem ekstraksi, ekstraktan
Ekstraksi berlangsung melalui pembentukan dilarutkan dengan suatu pengencer yang tidak
spesies netral yang tidak bermuatan diekstraksi saling bereaksi yang disebut diluen. Pemakaian
ke fasa organik. diluen terutama untuk memperbaiki sifat fisika
Pada penelitian sebelumnya telah dari fasa organik.
dilakukan ekstraksi dengan tri butil fosfat Pelarut organik sebagian besar
(TBP). Hasil yang telah dicapai dari ekstraksi mempunyai berat jenis dan kekentalan tinggi,
Nd dengan TBP-kerosen 15% adalah Kd Nd = maka menyebabkan sukarnya proses
0,2; efisiensi ekstraksi Nd = 17,00 %; FP Nd-La pemindahan solut dari fasa air ke fasa organik.
= (mendekati tak terhingga); FP Nd-Ce Untuk mempermudah proses tersebut
=0,20 dan FP Nd-Y = 4,36. dengan pemakaian kekentalan fasa organik harus diturunkan
TBP Kerosen 15%. Untuk meningkatkan hasil dengan cara menambahkan pengencer organik.
ekstraksi, dalam percobaan ini dicoba dipakai Salah satu pengencer organik yang sering
Asam di-2-etil heksil fosfat (D2EHP) sebagai digunakan adalah kerosin.
solven, karena D2EHPA merupakan senyawa
yang lebih kuat untuk mengekstrak Nd.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 440 MV Purwani dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Menurut penelitian Teramoto[7], BAHAN DAN TATA KERJA


neodimium dan lantanum dapat dipisahkan
dengan cara ekstraksi menggunakan ekstraktan Bahan
D2EHPA. Pada penelitian tersebut dapat Konsentrat Nd(OH)3 hasil olah pasir
diketahui bahwa logam yang mempunyi berat monasit, larutan HNO3 teknis, larutan D2EHPA,
atom lebih besar akan terekstrak lebih cepat. larutan kerosen, akuades , bahan LTJ murni
Menurut hukum distribusi Nerst[8], bila untuk standar analisis
ke dalam dua pelarut yang tidak saling
bercampur dimasukkan solut yang dapat larut Alat
dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi Spektrometer pendar sinar X (Ortec
pembagian kelarutan. Dalam praktek solut akan 7010), Pengaduk dan pemanas magnetik (Ika
terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua Werke), Timbangan (Sartorius 2464), Gelas
pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan kimia berbagai ukuran, Labu ukur berbagai
terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di ukuran, Botol semprot, Pipet volume, Propipet,
dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan Botol kecil ukuran 10 mL Vial, Spex film
merupakan suatu tetapan pada suhu tetap.
Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau TATA KERJA
koefisien distribusi. Koefisien distribusi
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Variasi Konsentrasi HNO3
C C Pembuatan larutan HNO3 1, 2, 3, 4, dan 5
Kd = 2 atau Kd = o (2)
C1 Ca M dari larutan HNO3 D2EHPA - kerosen 6 %
Dengan Kd = koefisien distribusi dan C1, C2, Co, sebanyak 100 mL Pembuatan larutan umpan
dan Ca masing-masing adalah konsentrasi solut dilakukan dengan melarutkan masing-masing
pada pelarut 1, 2, organik, dan air. Dari rumus 20 gram konsentrat Nd(OH)3 ke dalam 100 mL
tersebut jika harga Kd besar, solut secara larutan HNO3 1, 2, 3, 4, dan 5 M. Kemudian
kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih dianalisis dengan spektrometer pendar sinar X.
banyak ke dalam pelarut organik, begitu pula Memasukkan masing-masing 10 mL larutan
terjadi sebaliknya[9]. umpan dengan berbagai variasi konsentrasi
Sebagai ukuran keberhasilan untuk suatu asam, ke dalam lima buah gelas kimia 50 mL.
proses ekstraksi sering digunakan besaran Sebanyak 10 mL larutan D2EHPA 6 %-kerosen
berupa faktor pisah (FP) yakni perbandingan ditambahkan ke dalam larutan tersebut,
antara koefisien distribusi suatu unsur dengan kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik
koefisien distribusi unsur yang lainnya. selama 15 menit dengan kecepatan 200 rpm.
Persamaan untuk memperoleh FP adalah: Memisahkan fasa air dengan fasa organik
K d1 hasil ekstraksi untuk tiap konsentrasi, kemudian
FP = (3) dimasukkan ke dalam botol. Mengambil 5 mL
Kd2 fasa air dari botol dan dimasukkan ke dalam
Kd1 adalah koefisien distribusi unsur 1 botol lain untuk selanjutnya dianalisis dengan
dan Kd2 adalah koefisien distribusi unsur 2. spektrometer pendar-sinar X. Konsentrasi
Efektifitas dalam proses ekstraksi dapat HNO3 yang memiliki faktor pisah tertinggi
dinyatakan dengan persen solut yang terekstrak digunakan untuk analisis selanjutnya.
yang dapat diperoleh dengan persamaan sebagai
Variasi Konsentrasi Umpan
berikut:
C Sebanyak 3, 4, 6, dan 7 gram konsentrat
E = 2 100% (4) Nd(OH)3 dilarutkan ke dalam 25 mL larutan
F
dengan E adalah efisiensi ekstraksi (%), HNO3 yang mempunyai faktor pisah tertinggi
C2 adalah konsentrasi solut dalam fasa organik, pada variasi konsentrasi HNO3 untuk masing-
dan F adalah konsentrasi umpan untuk masing ekstraktan. Pelarutan dilakukan sedikit
ekstraksi. demi sedikit dengan pengadukan disertai
pemanasan. Memasukkan masing-masing 10
mL larutan umpan dengan berbagai variasi
konsentrasi umpan ke dalam lima buah gelas

MV Purwani dkk 441 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

kimia 50 mL. Sebanyak 10 mL larutan Dilihat dari reaksi yang terjadi maka
D2EHPA 6 %-kerosen ditambahkan ke dalam dengan bertambahnya konsentrasi HNO3 akan
larutan tersebut, kemudian diaduk dengan semakin menambah terbentuknya ion H+,
pengaduk magnetik selama 15 menit dengan sehingga reaksi akan bergeser kekiri.
kecepatan 200 rpm. Umpan yang memiliki Disamping itu adanya HNO3 berlebih akan
faktor pisah tertinggi digunakan untuk analisis mensolvasi D2EHPA dan menyebabkan
selanjutnya. penurunan jumlah D2EHPA untuk bereaksi
dengan logam.
Variasi Konsentrasi Ekstraktan
Pembuatan larutan D2EHPA 5, 6, 7, 8 Tabel 1. Pengaruh konsentrasi HNO3
dan 10 % dalam kerosen sebanyak 10 Terhadap Kd dan FP
mL.Memasukkan masing-masing 10 mL larutan
umpan yang memiliki faktor pisah tertinggi
hasil ekstraksi variasi konsentrasi umpan ke Koefisien distribusi Faktor pisah
HNO3
dalam lima buah gelas kimia 50 mL. Sebanyak (Kd) (FP)
(M)
10 mL larutan D2EHPA-kerosen dengan Ce Y La Nd Nd-Ce Nd-Y Nd-La
berbagai variasi konsentrasi (5, 6, 7, 8 dan 10 1 0 0,41 0 0,08 0,19
%) ditambahkan ditambahkan secara berturut- 2 0,31 0,20 0 0,33 1,08 1,68
turut ke dalam masing-masing larutan tersebut, 3 0,34 0,13 0 0,31 0,89 2,40
kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik 4 0,34 0,12 0 0,27 0,77 2,20
selama 15 menit dengan kecepatan 200 rpm. 5 0,68 0,09 0 0,23 0,34 2,56
Konsentrasi ekstraktan yang memiliki faktor (Konsentrasi umpan 5 g/10 mL, volume FA = FO
pisah tertinggi digunakan untuk analisis = 10 mL, konsentrasi D2EHPA-kerosen 6 %,
selanjutnya. kecepatan pengadukan 200 rpm, waktu
Variasi Waktu Pengadukan pengadukan 15 menit).

Memasukkan masing-masing 10 mL Reaksi yang terjadi adalah:


larutan umpan dengan kondisi ekstraksi
D2EHPA 6 %-kerosen dengan kondisi ekstraksi H + + NO 3 HNO 3(a ) (5)
optimal ditambahkan ke dalam masing-masing
larutan tersebut, kemudian diaduk dengan
pengaduk magnetik selama 5, 10, 20, dan 25 HNO 3(a ) HNO 3(o ) (6)
Waktu pengadukan yang memiliki faktor pisah
tertinggi digunakan untuk analisis selanjutnya.
Nd (OH )3 + 3HNO 3 Nd (NO 3 )3 + 3H 2 O (7)
Variasi Kecepatan Pengadukan
Memasukkan masing-masing 10 mL [H 2 R 2 ] + 2HNO 3 2(HR.HNO 3 ) (8)
larutan umpan dengan kondisi ekstraksi optimal
ke dalam lima buah gelas kimia 25 mL.
Sebanyak 10 mL larutan D2EHPA 6 % -kerosen Nd3+ + 2 (HR.HNO3 ) Nd(NO3 )3.2(HR ) + 2H+ (9)
dengan kondisi ekstraksi optimal ditambahkan
ke dalam masing-masing larutan tersebut, Dengan demikian akan menurunkan laju
kemudian diaduk dengan pengaduk magnetik perpindahan unsur ke fasa organik dan
dengan waktu pengadukan yang memberikan menyebabkan penurunan harga Kd.
faktor pisah tertinggi dengan kecepatan 100,
150, 250, dan 300 rpm.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Variasi Konsentrasi HNO3


Harga koefisien distribusi (Kd), faktor
pisah (FP), dan efisiensi ekstraksi (%E)
disajikan pada Tabel 1.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 442 MV Purwani dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Tabel 2. Pengaruh Konsentrasi Umpan Terhadap


Kd,dan Faktor Pisah (FP)

Koefisien distribusi Faktor pisah


Umpan
(Kd) (FP)
(g/10mL)
Ce Y La Nd Nd-Ce Nd-Y Nd-La
3 0,32 0 0,02 0 0 0
4 0,36 0,02 0 0 0 0
5 0,68 0,09 0 0,23 0,34 2,56
Gambar 2. Kurva Hubungan Konsentrasi HNO3
6 1,21 0,13 0,09 0,19 0,16 1,45 2,05
Dengan Efisiensi Ekstraksi Menggunakan
Ekstraktan D2EHPA-Kerosen 7 0,94 0,09 0,08 0,17 0,18 1,85 2,06
(Konsentrasi HNO3 5 M, volume FA = FO = 10 mL,
Proses ekstraksi menggunakan ekstraktan konsentrasi D2EHPA kerosen 6 %, kecepatan
D2EHPA menghasilkan koefisien distribusi dan pengadukan 200 rpm, waktu pengadukan 15 menit).
efisiensi ekstraksi seperti yang tersaji pada
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa
Gambar 2 Neodimium akan terekstrak lebih
kondisi ekstraksi akan cenderung naik seiring
cepat daripada lantanum sehingga
kenaikan umpan. Pada konsentrasi umpan 6
menghasilkan nilai koefisien distribusi dan
g/10mL, cenderung memberikan koefisien
efisiensi ekstraksi yang lebih besar daripada La.
distribusi yang paling tinggi, namun pada
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
kondisi tersebut Nd tidak terpisah dengan baik
Teramoto, et al (1986:238) bahwa logam yang
dari pengotor-pengotornya, maka berdasarkan
mempunyai nomor atom lebih besar pada unsur
faktor pisahnya yang paling besar diambil
lantanida akan terekstrak lebih cepat dengan
konsentrasi umpan yang paling baik adalah 5
ekstraktan D2EHPA. Serium (Ce) mempunyai
g/10mL.
harga Kd dan efisiensi yang besar karena
mempunyai valensi empat sehingga terekstrak
lebih banyak dari yang lain, sedangkan Y
terekstrak dengan baik karena Y tidak termasuk
logam tanah jarang.
Besarnya faktor pisah untuk variasi
konsentrasi HNO3 dengan ekstraktan D2EHPA-
kerosen dapat dilihat pada Tabel 1. Kondisi
optimum pemisahan neodimium terjadi pada
konsentrasi HNO3 5 M dengan faktor pisah
sebesar 2,56 untuk Nd-Y, efisiensi ekstraksi Nd
= .40,4%. Gambar 3. Kurva Hubungan Konsentrasi Umpan
Dengan Efisiensi Ekstraksi.
Setelah melewati konsentrasi umpan
Variasi Konsentrasi Umpan
6g/10mL, efisiensi ekstraksi cenderung turun
Harga koefisien distribusi (Kd), faktor disebabkan fasa air mengalami kejenuhan,
pisah (FP), dan efisiensi ekstraksi (%E) sehingga difusi Nd, Y, La, dan Ce ke fasa
disajikan pada Tabel 2. organik menjadi semakin kecil.
Salah satu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kecepatan perpindahan
massa dari fasa air (FA) ke fasa organik (FO)
adalah besarnya konsentrasi solut dalam
umpan. Hal ini dapat dijelaskan dengan hukum
Fick (Welty, 2002:7):
dC A
J A,Z = D AB (10)
dz

MV Purwani dkk 443 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

dengan : kecepatan pengadukan 200 rpm, waktu pengadukan


JA,Z = kecepatan transfer massa 15 menit).
DAB = difusivitas massa Hal ini dapat dijelaskan melalui
c = konsentrasi persamaan Stokes-Einstein sebagai berikut
z = lebar lapisan antar fasa (Welty, 2002:19):
Dari persamaan tersebut dapat diketahui
bahwa variabel konsentrasi berbanding lurus kT
DAB = (11)
dengan kecepatan transfer massa, sehingga 6 r B
semakin besar konsentrasi akan semakin besar
pula kecepatan perpindahan massa. dengan :
Pengambilan kondisi yang baik DAB = difusivitas dari A di dalam larutan
berdasarkan besarnya faktor pisah antara Nd encer dalam B
dengan Y, La, dan Ce. Hasil terbaik diperoleh k = konstanta Boltzmann
pada konsentrasi umpan 5 g/10mL untuk faktor T = suhu
pisah (Nd-Y) sebesar 2,56 R = jari-jari partikel zat terlarut
B = viskositas pelarut
Variasi Konsentrasi Ekstraktan
Dari persamaan tersebut dapat diketahui
Harga koefisien distribusi (Kd), faktor bahwa difusivitas berbanding terbalik dengan
pisah (FP), dan efisiensi ekstraksi (%E) viskositas pelarut, sehingga semakin besar
disajikan pada Tabel 3. dan Gambar 4 yaitu viskositas pelarut maka akan semakin
kurva hubungan (%E) dengan konsentrasi mengalami kesulitan untuk berdifusi dari fasa
ekstraktan. Dari Tabel 3 dan Gambar 4 dapat air ke fasa organik, sehingga menurunkan harga
dilihat bahwa semakin besar konsentrasi Kd.
D2EHPA maka harga Kd akan semakin
meningkat, karena semakin tinggi konsentrasi
D2EHPA maka semakin banyak membentuk
kompleks dengan logam. Serium, lantanum dan
neodimium memiliki harga Kd yang tinggi pada
konsentrasi ekstraktan 10 %, namun tidak
memberikan faktor pemisahan yang baik pada
konsentrasi tersebut.
Faktor pisah yang optimum diperoleh
saat konsentrasi D2EHPA 6 %, untuk
pemisahan (Nd-Y) sebesar 2,56. Pada
konsentrasi tersebut Nd terpisah cukup baik Gambar 4. Kurva Hubungan Konsentrasi D2EHPA
dari pengotor-pengotornya terutama itrium. Dengan Efisiensi Ekstraksi.
Faktor pisah yang optimum diperoleh
Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Ekstraktan Terhadap saat konsentrasi D2EHPA 6 %, untuk
Kd dan FP. pemisahan (Nd-Y) sebesar 2,56. Pada
konsentrasi tersebut Nd terpisah cukup baik
dari pengotor-pengotornya terutama itrium.
Koefisien distribusi Faktor pisah
D2EHPA
(Kd) (FP) Variasi Waktu Pengadukan
(%)
Ce Y La Nd Nd-Ce Nd-Y Nd-La Harga koefisien distribusi (Kd), faktor
2 0,21 0,02 0 0,05 0,23 2,46 pisah (FP), dan efisiensi ekstraksi (%E)
4 0,24 0,02 0 0,05 0,19 2,38 disajikan pada Tabel 4.dan Gambar 5.
6 0,68 0,09 0 0,23 0,34 2,56 Perpindahan massa Y, La, Nd, dan Ce dari fasa
8 3,45 0,36 0 0,41 0,12 1,15 air ke dalam fasa organik ditentukan oleh nilai
10 8,34 0,44 0 0,50 0,06 1,14 konstanta difusinya, sehingga perlu dipelajari
(Konsentrasi HNO3 5 M, volume FA= FO = 10 mL, pengaruh waktu pengadukan.
konsentrasi umpan 5 g/10mL

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 444 MV Purwani dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Tabel 4. Pengaruh Waktu Pengadukan d[A]


= - k.dt (13)
Terhadap Kd Dan FP. [A]

Waktu
Koefisien distribusi Faktor pisah [A ] d[A] t
(Kd) (FP) = - k.dt (14)
(menit) [A ]o [A] 0
Ce Y La Nd Nd-Ce Nd-Y Nd-La
5 0,35 0,05 0 0,12 0,34 2,31
10 0,53 0,10 0 0,24 0,46 2,56 [A] = [A]o . e-kt (15)
15 0,68 0,09 0 0,23 0,34 2,56 dengan :
20 0,85 0,10 0 0,25 0,30 2,47 [A] = konsentrasi A sesudah bereaksi.
25 0,89 0,09 0 0,24 0,27 2,66 [A]o = konsentrasi A mula-mula (sebelum
(Konsentrasi HNO3 5 M, volume FA= FO = 10 mL, bereaksi)
konsentrasi umpan 5 g/10mL, konsentrasi D2EHPA k = konstanta kecepatan reaksi
6 %, kecepatan pengadukan 200 rpm). t = waktu reaksi.
Waktu pengadukan berpengaruh terhadap Bila reaksi yang berlangsung orde satu
kenaikan nilai Kd, waktu kontak antara umpan maka akan diperoleh persamaan [A] = [A]o . e-
kt
dengan ekstraktan D2EHPA dalam kerosen . Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam
akan mempengaruhi distribusi Y, La, Nd, dan reaksi orde pertama konsentrasi reaktan akan
Ce ke dalam fasa organik. Semakin lama waktu berkurang secara eksponensial terhadap waktu
kontak antara fasa air dengan fasa organik sedangkan untuk produk akan bertambah.
selama proses ekstraksi maka semakin banyak
pula jumlah unsur-unsur yang terikat oleh TBP.
Namun pada saat tercapai keadaan setimbang,
jumlah unsur-unsur yang terekstrak tidak lagi
dipengaruhi oleh waktu.
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa harga
efisiensi ekstraksi Ce akan cenderung naik
dengan bertambahnya waktu pengadukan.
Dengan bertambahnya waktu pengadukan,
reaksi akan semakin sempurna sehingga Ce
yang berpindah ke fasa organik semakin Gambar 5. Kurva Hubungan Waktu Pengadukan
banyak. Pada Gambar 5 juga dapat dilihat Dengan Efisiensi Ekstraksi
bahwa untuk unsur Y dan Nd, harga efisiensi
ekstraksi akan optimum pada waktu Pengambilan kondisi yang baik
pengadukan 10 menit. Dari harga Kd yang berdasarkan besarnya faktor pisah antara Nd
diperoleh, dapat dilihat bahwa unsur yang dengan Y, La, dan Ce. Hasil terbaik diperoleh
paling mudah diekstraksi adalah Ce, disusul pada waktu pengadukan 25 menit untuk
Nd, dan Y. Sedangkan La lebih sulit terekstrak pemisahan (Nd-Y) sebesar 2,66.
daripada Nd sehingga La kemungkinan Kondisi waktu pengadukan yang relatif
membutuhkan waktu pengadukan yang lebih baik dipilih pada waktu ekstraksi 15 menit.
lama dari Nd. Pemilihan ini berdasarkan bahwa pada waktu
Waktu pengadukan diperlukan yang tersebut telah memberikan kualitas pemisahan
cukup untuk terjadinya reaksi dan terbentuknya yang cukup baik, hal ini ditunjukkan oleh nilai
hasil reaksi, sehingga reaksi dan hasil reaksi faktor pisah untuk (Nd-Y) sebesar 2,66. Pada
yang diperoleh maksimal. Kecepatan reaksi, Gambar 5, Nd memberikan efisiensi yang tinggi
berkurangnya reaktan, atau bertambahnya hasil pada waktu pengadukan 10 menit, namun
reaksi secara matematis dapat dirumuskan: memberikan faktor pisah yang relatif baik pada
waktu pengadukan 25 menit.
d[A]
- = k [A] (12)
dt

MV Purwani dkk 445 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Variasi Kecepatan Pengadukan pencampuran fasa air dan fasa organik dimana
proses pengadukan akan menebarkan solut ke
Harga koefisien distribusi (Kd) dan faktor
dalam larutan fasa organik sehingga terjadi
pisah (FP disajikan pada Tabel 5. Terjadinya
kontak antar fasa. Peristiwa ini akan
perpindahan massa dari fasa air ke fasa organik
meningkatkan perpindahan massa solut dari
disebabkan, karena reaksi kimia dan difusi.
umpan ke dalam larutan fasa organik.
Antara fasa air dan fasa organik terjadi lapisan
Pada Tabel 5 dan Gambar 6
antar muka dengan ketebalan imajiner tertentu
menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan
yang merupakan hambatan laju perpindahan
harga Kd dan efisiensi seiring kenaikan
massa dari fasa air ke fasa organik atau
kecepatan pengadukan untuk Y. Jadi untuk Y
sebaliknya. Besarnya tebal lapisan tipis antar
semakin besar kecepatan pengadukan, hasil
muka ini tergantung kecepatan pengadukan.
ekstraksi yang diperoleh juga semakin banyak.
Semakin cepat pengadukan, tebal lapisan
Sedangkan untuk Nd kecepatan pengadukan
untuk terjadinya perpindahan massa semakin
yang memberikan harga Kd yang optimum
tipis. Ketebalan lapisan ini dapat diperkecil
terjadi pada kecepatan 200 rpm. Kondisi
dengan bertambahnya intensitas pengadukan.
pemisahan yang relatif baik dipilih pada
Harga Kd akan bertambah besar dengan
kecepatan pengadukan 200 rpm, karena pada
kenaikan kecepatan pengadukan, karena
kondisi tersebut telah memberikan faktor pisah
intensitas terjadinya tumbukan antara reaktan
untuk (Nd-Y) sebesar 2,56.
semakin banyak dan semakin cepat. Dengan
Parameter kecepatan pengadukan penting
pengadukan yang semakin cepat, tebal lapisan
dilakukan untuk mengetahui kecepatan yang
yang menghambat terjadinya perpindahan
optimum. Dilihat dari sisi difusi, laju difusi =
massa karena difusi semakin kecil, tetapi kalau
intensitas pengadukan semakin ditingkatkan, DA 2CA/ z2, dimana z adalah jarak atau lebar
tebal lapisan yang menghambat terjadinya yang ditempuh oleh unsur atau senyawa yang
difusi sudah sangat tipis dan hampir tidak akan mendifusi dari fasa organik atau
punya hambatan lagi karena sudah tidak sebaliknya. Semakin lebar z difusi semakin
mempengaruhi perpindahan massa lagi. Kondisi lambat, untuk memperpendek z dilakukan
optimum yang dipilih berdasarkan harga faktor pengadukan yang semakin cepat.
pisah terbesar yaitu pada kecepatan 200 rpm.

Tabel 5. Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap


Kd, dan FP

Kec. Koefisien distribusi Faktor pisah


(rpm) (Kd) (FP)
Ce Y La Nd Nd-Ce Nd-Y Nd-La
100 0 0,13 0 0,19 1,48
150 0,88 0,13 0 0,18 0,20 1,37 Gambar 6. Kurva Hubungan Kecepatan Pengadukan
200 0,89 0,09 0 0,24 0,27 2,56 Dengan Efisiensi Ekstraksi
250 0,80 0,14 0 0,17 0,22 1,27
[A]
300 0,81 0,22 0 0,31 0,38 1,40 Dilihat dari sisi reaksi kimia, k [A] = - d
,
(Konsentrasi HNO3 5 M, volume FA= FO = 10 mL, dt
konsentrasi umpan 5 g/10mL, konsentrasi D2EHPA dengan k = konstanta kecepatan reaksi, yang
6 %, waktu pengadukan 25 menit). harganya menurut Arhenius,
Proses ekstraksi juga merupakan k = Ae-E/RT.
peristiwa perpindahan massa dari dua cairan
yang tidak saling larut, sehingga jika tidak dengan :
dibantu oleh tenaga dari luar berupa A = luas tumbukan
pengadukan, maka perpidahan massa dari E = energi aktivasi
kedua cairan tersebut akan sangat lambat. T = suhu
Proses pengadukan ini akan membantu R = tetapan gas ideal

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 446 MV Purwani dkk


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Semakin cepat pengadukan reaksi akan 10. CUTHBERT, 1958, F.L.Thorium Production
semakin sempurna karena luas tumbukan juga Technology., Massachusetts, U.S.A:
akan semakin besar. Addison-Wesley Publishing Company.
INC.hal 122.
KESIMPULAN
11. PRESTON, J.S; 1992, Solvent-Extraction
Dari hasil penelitian optimasi proses Processes For Separation of The Rare-Earth
ekstraksi neodimium dari konsentrat Nd(OH)3 Metals, South Africa: Elsevier Science
hasil olah pasir monasit dengan ekstraktan Publishers B.V. Du Prees
D2EHPA, diperoleh kesimpulan sebagai 12. LADDA, G.S;. 1976, Transport Phenomena in
berikut: konsentrasi HNO3 yang optimum 5 M, Liquid Extraction.New York: Mc-Graw Hill
konsentrasi umpan 5 gram/10 mL, konsentrasi Publishing, Co., LTD. Hal 20 (). Degallesan,
D2EHPA dalam kerosen 6 %, waktu T.N
pengadukan yang optimum 25 menit, kecepatan
13. ATKINS, P.W, 1997, Kimia Fisika. Edisi Ke-
pengadukan 200 rpm. Pada kondisi ini
4. Jilid 2. Terjemahan Irma I, Kartohadiprojo.
diperoleh Kd Nd = 0,24; efisiensi ekstraksi Nd Jakarta:Erlangga.
= 19,60 %; FP Nd-La = ; FP Nd-Ce = 0,27
dan FP Nd-Y = 2,66
DAFTAR PUSTAKA
1. DAINTITH JOHN (ed). 1999, Kamus Lengkap
Kimia. Terjemahan SuminarAchmadi,
Erlangga., Jakarta:, hal. 293.
2. http://www.lenntech.com/Periodic-chart-
elements/ Nd-en.htm, 09-03-2007, 10:12.
3. NESBITT, E.A, and WERNICK, J.H, 1973,
Rare Earth Permanent Magnets. NewYork:
Academic Press.
4. PRAKASH SATYA, 1975, Advanced
Chemistry of Rare Elements. 4th edition. Ram
Nagar, New Delhi: S. Chand and Co, PVT.
5. HANSON, C, 1971, Reaction Advances in
Liquid-Liquid Extraction. First
Edition.England: Pergamon Press.
6. KHOPKAR, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia
Analisis. Terjemahan A.Saptorahardjo.
Jakarta: UI-Press.
7. TERAMOTO, et al. 1986, Extraction of
Lanthanoids by Liquid Surfactant
Membranes. Separation Science and
Technologi. Japan: Marcel, Dekker.
Inc.hal:230, 1986
8. WELTY, R. JAMES; WICKS, E. CHARLES,
WILSON, E. ROBERT; RORRER
GREGORY, 2004, Dasar-Dasar Fenomena
Transport. Volume 3. Edisi Ke-4.
Terjemahan Gunawan Prasetio. Jakarta:
Erlangga.
9. SOEBAGIO, ENDANG BUDIASIH,
M.SADIQ IBNU, HAYUNI RETNO
WIDARTI, MUNZIL, 2003, Kimia Analitik
II. Malang: IMSTEP JICA UNM. 2000:34

MV Purwani dkk 447 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN


SEMINAR NASIONAL IV
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN 448 MV Purwani dkk

You might also like