You are on page 1of 5

Isolasi dan Identifikasi Actynomycetes dari Tanah Rhizosfer Bawang Merah (Alium cepa)

sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus


aureus

Tugas makalah ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu :
Dwi Suheriyanto, S.Si., Mp.
Disusun oleh:
Ainiy Izzah (14620084)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Muculnya berbagai macam penyakit yang menyebabkan adanya resistensi pathogen


terhadap antibiotik, sehingga memicu adanya peanggulangan pathogen dengan atibiotik yang
baru. Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat perkembangan bakteri dan organisme lain. Banyak bakteri yang mengalami
resistensi terhadap antibiotik. Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia yang terus berkembang. Salah satu penyebab resistensi
bakteri dalam tubuh manusia adalah karena penyalahgunaan antibiotik. Banyaknya kejadian
resistensi mendorong dilakukannya eksplorasi antibiotik baru sebagai upaya mengatasi masalah
resistensi ini. Salah satu sumber utama penghasil antibiotik adalah Actinomycetes (Sulistyani,
2012)
Actinomycetes adalah bakteri gram positif, filamentus, membentuk spora dan mempunyai
kandungan G+C tinggi (57-75%). Actinomycetes sering dianggap kelompok peralihan antara
bakteri dan jamur tetapi sekarang dikenal sebagai organisme prokariotik. Sebagian besar anggota
Actinomycetes hidup bebas, bakteri saprofit dan tersebar luas di tanah, air, dan berasosiasi
dengan tanaman tingkat tinggi. Populasi Actinomycetes telah diidentifikasi sebagai salah satu
kelompok utama populasi tanah (Kanti, A. 2005). Yokota (1997) menemukan bahwa sekitar 100
genus Actinomycetes hidup di dalam tanah, mikroorganisme yang hidup di wilayah rizosfer lebih
banyak dari pada di tanah, tanah yang subur mencapai 700.000 populasi actinomycetes
(Ambarwati et al. 2012).
Actinomycetes menjadi kelompok terbesar sebagai sumber daya mikroba yang
menghasilkan antibiotika dan juga memproduksi berbagai metabolit bioaktif non antibiotika,
seperti enzim, inhibitor enzim, regulator imunologi, antioksidasi reagen (Ratnakomala et al.,
2011). Metabolit sekunder bioaktif yang dihasilkan oleh Actinomycetes termasuk antibiotika,
agen antitumor. Metabolit ini diketahui memiliki antibakteri, antijamur, antioksidan,
neuritogenik, anti kanker, anti malaria dan anti inflamasi, hasil dari isolate Actinomycetes dari
tanah sawah di daerah Klaten yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25923. Tetapi tidak ada isolat yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Eschericia coli ATCC35218 Ambarwati & Trisnawati (2009).
Beberapa penelitian yang dilakukan untuk memperoleh isolat aktif Actinomyces yang
berasal dari laut diantaranya dilakukan oleh Rante yang telah menemukan isolat aktif
Actinomycetes dari spons laut. Isolat Actinomycetes yang termasuk Streptomyces sp. yang
menghasilkan metabolit sekunder dan aktif terhadap bakteri S.aureus resisten antibiotik. Hong et
al. telah menemukan isolat aktif Actinomycetes yang diisolasi dari mangrove dan bersifat
menghambat berbagai macam bakteri, baik bakteri Gram positif maupun Gram negative
(Sulistyani.2012)
Bahan anti mikrobia adalah komponen alam semi sintetis atau sintetis yang mengganggu
metabolisme dan menghambat pertumbuhan atau membunuh mikrobia. Bahan anti bakteri dapat
berupa senyawa kimia sintesis atau senyawa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, ataupun
bahan-bahan kimiawi seperti phenol dan persenyawaan fenolat, alkohol, halogen, logam berat
dan persenyawaannya, detergent, aldehid, kemosterilisator gas dan sebagainya (Fatih, 2005)
Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada manusia.
Senyawa ini dihasilkan oleh mikroorganisme khususnya fungi atau dihasilkan secara sintetik
maupun semi. sintetik mengikuti pola struktur senyawa antibioik yang ada. Sayangnya
penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat memicu terjadinya resistensi bakteri.6 Resistensi
bakteri telah menjadi masalah terhadap internasional yang serius. Munculnya patogen yang kebal
terhadap satu atau beberapa jenis antibiotika tertentu sangat menyulitkan dalam proses terapi
penyakit infeksi (Clara et al.2015)
Al Quran telah mennyebutkan tentang tumbuh-tumbuhan dari surat An-Nahl ayat 11
yang artinya :
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun,Kurma, Anggur,
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan tumbuhan seperti padi, sayur-
sayuran, umbi-umbian yang dibutuhkan oeh manusia, hewan dan mikroorganisme lainya.
Bawang merah merupakan sayuran umbi-umbian, yang digunakan sebagai bahan dapur dalam
kehidupan sehari-hari, selain itu bawang merah juga memiliki kandungan senyawa bioaktif yang
dapat menangkal radikal bebas, bawang merah yang mentah juga digunakan sebagai obat
tradisional yang dapat mencegah penyakit kolera, disentri, dan diare karena bawang merah
diduga memiliki kandungan allisin senyawa antimikroba. Hal ini dengan latarbelakang diatas
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui isolat Actinomycetes mampu menghambat
petumbuhan Escherica coli dan Staphylococcus aureus dari rhizosfer bawang merah.

C. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana caranya mengetahui keanekaragaman Actynomycetes dari perakaran Bawang
Merah (alium cepa) ?
2. Bagaimana daya hambat antibiotik yang dihasilkan oleh isolat Actinomycetes dari tanah
rhizosfer Bawang Merah (Alium cepa) terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli dan
Staphylococcus aureus ?
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati & Trisnawati, A. G., 2009, Isolasi Actinomycetes dari Tanah Sawah Sebagai
Penghasil Antibiotik, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi,
10(2), 101-111
Ambarwati et al. 2012. Uji aktivitas antifungi isolat actinomycetes yang berasosiasi dengan
rizosfer padi (oriza sativa) Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621,
vol. 5, no. 2,hal - 139 148
Clara et al. 2015. Uji daya hambat jamur endofit akar bakau achantus terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichiae coli. Jurnal e-biomedik
(ebm), volume 3, nomor 1, januari-april 2015 7
Fatih, Muslikh. 2005. Aktivitas anti-mikrobia kokon Attacus atlas, L. Jurusan Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1, 2005: 35 - 48
Kanti, A., 2005, Actinomycetes Selulolitik dari Tanah Hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas
Jambi, Biodiversitas, 6(2), 85-89.
Sulistyani, Nanik & Ahmad Nuryadin. 2012. Aktivitas Isolat Actinomycetes dari Rumput Laut
(Eucheuma cottonii) sebagai Penghasil Antibiotik terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

You might also like