Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
masyarakat, bangsa dan Negara(Syah Muhibbin, 2009:1). Dalam hal ini , tentu saja
diperlukan adanya kepedulian yang tinggi dari pendidik agar tujuan belajar siswa bisa
membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan
diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
kepentingan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut
adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dipahami oleh anak
didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh
guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan
segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial yang mempunyai latar
belakang yang berlainan. Keluhan-keluhan guru yang sering terlontar hanya karena
masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru dalam mengelola kelas,
tujuan pengajaran akan sukar dicapai. Hal ini tidak perlu terjadi, karena usaha yang
dapat dilakukan masih terbuka lebar. Sehingga dapat memperbaiki pegelolaan kelas.
Pengelolaan kelas yang baik, akan menciptakan interaksi belajar mengajar yang
baik pula dan tujuan pembelajaran dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang
berarti. Pengelolaan yang baik tidak selamanya dapat dipertahankan, hal ini
dikarenakan pada kondisi tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki datang
dengan tiba-tiba dan diluar kemampuan guru, sehingga menjadi kendala spontanitas
terganggu yang ditandai dengan pecahnya konsentrasi anak didik. Peran guru di sini
belajar yang diberikan oleh guru. Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang
tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru dalam pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran matematika
Dalam pembelajaran matematika seorang guru bertugas mendidik dan
diperhatikan oleh seorang guru. Kompetensi guru dalam mengajar juga sangat
penting pengaruhnya bagi siswa dalam memahami suatu ilmu pengetahuan, seorang
guru yang berkompentensi serta profesional dalam bidangnya akan berbeda hasilnya
ketika mengajar dengan seorang guru yang kurang professional dan kompeten,maka
dari itu dalam karakteristik guru profesional dalam kode etik guru butir enam
dijelaskan bahwa seorang guru dituntut baik secara pribadi maupun kelompok untuk
suatu materi atau pokok bahasan tergantung kepada bagaimana guru menyampaikan
serta menyajikan materi kepada siswanya. Jika materi itu disajikan dengan alat bantu
komunikasi atau alat peraga memungkinkan siswa dapat menangkap dan menyerap
materi dengan baik, dan akhirnya siswa mempunyai pemahaman yang baik pula
terhadap materi yang disampaikan tersebut. Penerapan ini juga sangat penting
acuh sikapnya. Mungkin salah satu penyebebnya adalah cara mengajar guru tidak
cocok baginya. Guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak cocok
1984, kurikulum 1994, KBK, KTSP, sampai K13 untuk studi matematika, guru
diminta agar tidak mendominasi kelas dan pengajaran berpusat kepada anak. Siswa
diajar supaya aktif, gembira dan senang belajar matematika. Namun, di lain pihak
guru harus pula memperhatikan apakah metode yang sesuai dengan tuntutan itu
penerapannya sudah efektif dan efisien. Sebab waktu yang disediakan untuk bidang
studi matematika hanya 4 jam pelajaran perminggu, sedang barang yang harus
diselesaikan sudah ditetapkan. Kecuali itu juga harus pula diperhatikan kesiapan
mental siswa dan lain-lain agar siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan
bahwa perlu adanya suatu perubahan pada metode pengajaran tertentu dalam proses
metode yang dianggap penting dan cocok untuk pembelajaran anak didiknya supaya
Agar supaya suatu kurikulum matematika itu dapat tersusun menjadi suatu satuan
perlu dijawab. Dalam hal penjelasan ini diarahkan kepada materi jawab pertanyaan
bila pengorganisasian dan penyampaian materi sesuai dengan kesiapan mental siswa.
Kita dapat memilih suatu metode mengajar yang tepat, apabila kita mengetahui
sesuai untuk proses belajar matematika yaitu metode ekspositori, dimana metode ini
hampir sama dengan metode ceramah informasi terpusatnya adalah kepada guru,
tetapi dalam metode ini peran guru berkurang dan menuntut siswa agar ebih aktif
mengerjakan soal yang diberikan dan membuat pertanyaan dan disampaikan kepada
guru dan kemudian jika perlu soal yang menjadi pertanyaan itu ditulis dipapan tulis
sehingga teman-teman yang lain akan dapat mengetahui jawaban atas soal yang
pemecahan masalah. Pemecahan masalah itu sendiri adalah suatu pemikiran yang
terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu
masalah yang spesifik(Rahardanto dan Kristanto, 2008:434). Maka dari itu suatu
adalah supaya mencapai tujuan yang diharapkan daam pembeajaran tersebut yaitu
tersampainya materi kepada peserta didik dan tentunya setelah itu guru dan peserta
didik mengharapkan prestasi belajarnya pun juga memenuhi kriteria ketuntasan
minimal.
Salah satu materi ajar matematika yang penting untuk dipahami oleh siswa SD
adalah operasi hitung campuran bilangan asli. Semua siswa harus memiliki
banyak rumus supaya siswa dapat memahami konsep-konsep dalam materi tersebut
fleksibel, akurat, efisien, dan tepat. Jika siswa memiliki kemampuan tersebut, maka
mengajarkan materi operasi hitung campuran bilangan asli pada siswa kelas III SD
yang masih termasuk kelas rendah. Dengan metode ini, siswa diajak untuk mencoba
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis
menyelesaikan operasi hitung campuran bilangan asli pada siswa kelas III SD
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah ada pengaruh penerapan metode ekspositori terhadap
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran ekspositori sehingga kelak ketika menjadi guru kelas rendah dapat
pada siswa.
E. Batasan Masalah
Permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang sebelumnya akan dibatasi
dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan agar masalah yang dikaji menjadi lebih
terfokus. Masalah akan dibatasi pada variable terikat yang digunakan pada penelitian
yaitu metode ekspositori yang akan digunakan untuk dalam pembelajaran di kelas III
SD.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
1. Kemampuan siswa menyelesaikan operasi hitung campuran bilangan asli
konvensional.
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan menyelesaikan operasi hitung
campuran antara siswa yang diajar dengan metode ekspositori dengan siswa
diajar dengan metode ekspositori lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan
metode konvensional.
2. Respon siswa terhadap penerapan metode ekspositori dalam pembelajaran
G. Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefenisikan secara
operasional, yaitu:
1. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan.
2. Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang / beda) yang ikut
atau memberikan informasi dengan lisan atau tulisan. Apabila dengan lisan,
sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisi, ke unsur
tujuan abstrak, bertumpu ada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
LANDASAN TEORI
A. Hakekat Matematika
1. Definisi Matematika
artinya mempelajari. Mungkin juga kata tersebut erat hubungannya dengan kata
deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola
keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisi, ke
unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya memiliki objek
tujuan abstrak, bertumpu ada kesepakatan, dan pola pikir yang dediktif.
Hal yang demikian ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana
memiliki tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan,dan pola pikir yang deduktif .
Sedangkan menurut Rusefendi matematika adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang
tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan
struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
Selain menurut para ahli diatas Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya
pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan
padat, lebih berupa symbol ide dari pada mengenai bunyi (Suherman dkk,17).
adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan konsepkonsep dan struktur yang
2. Belajar matematika
dan yang mengajar. Pemaparan tentang definisi belajar sebenarnya sudah banyak
dibahas oleh banyak ahli. Namun, pemaknaan dari belajar itu sendiri tidaklah selalu
sama bagi tiap orang. Sebab masingmasing orang memaknainya dari sudut pandang
beberapa ahli:
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon,
pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya
b. Gagne menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu poin baru
dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.
bahwa belajar dapat dikaitkan sebagai upaya perubahan atau pembaharuan tingkah
laku dan kecakapan dengan serangkaian usaha secara berkala, ada kalanya perubahan
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
3. Mengajar Matematika
diantaranya:
a.) S.Nasution mengartikan mengajar adalah :
(Nasution,1995:4).
b.) Herman Hudojo berpendapat bahwa mengajar adalah suatu kegiatan dimana
Setelah mengetahui maksud dari belajar dan mengajar, selanjutnya penulis akan
berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga untuk mempelajari suatu konsep
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa secara aktif guna
Setelah proses belajar mengajar dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus
disertakan oleh guru adalah evaluasi. Oleh sebab itu, guru hendaknya mempunyai
tujuan pembelajaran yang jelas. Tujuan pembelajaran hendaknya dinyatakan dalam
bentuk klasifikasi tingkah laku siswa yang menggambarkan hasil proses pembelajaran
B. Metode Ekspositori
kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada
metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus menerus
bicara. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan
pada waktu-waktu yanh diperlukan saja. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat
catatan. Tetapi juga membuat soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Guru
dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada siswa
ceramah lebih terpusat pada guru dari pada metode ekspositori. Pada metode
ekspositori siswa belajar lebih aktif daripada metode ceramah. Siswa mengerjakan
latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya bersama
ceramah, metode drill, metode Tanya jawab, metode penemuan, dan metode
mengajar matematika dengan metode ceramah (seperti yang tercantum dalam suatu
merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula keyakinan
sementara ahli teori belajar mengajar. David P. Ausubel berpendapat bahwa metode
ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam
Kalau materi yang disajikan kepada siswa lengkap sampai bentuk akhir yang
berupa rumus atau pola bilangan, maka cara belajar siswa dikatakan belajar
menerima. Pada belajar dengan penemuan, bentuk akhir yang berupa rumus, pola,
atau aturan itu harus ditemukan sendiri oleh siswa. Proses penemuannya dapat
hasilnya hanya nomor dua. Belajar dengan menerima dan belajar melalui penemuan
kedua-duanya bisa menjadi belajar dengan menghafal atau belajar dengan pengertian.
Kalau seorang anak teorema pitagoras lengkap hingga rumusnya dengan cara
menerima, selanjutnya rumus itu selalu dikaitkan dengan hubungan antara ukuran sisi
siku-siku dan sisi miring segitiga siku-siku, maka belajar menerima itu menjadi
belajar dengan pengertian. Juga, bila seorang siswa memperoleh teorema pytagoras
itu melalui penemuan dan kemudian rumus selalu dikaitkannya dengan hubungan
dengan antara ukuran sisi siku-siku dengan sisi miring segitiga siku-siku, maka
belajar dengan penemuan itu menjadi belajar dengan pengertian. Jika dua orang siswa
belajar : = x ; seorang belajar dengan menerima dan yang seorang lagi belajar dengan
penemuan, tetapi selanjutnya mereka hanya menghafal bentuk akhir itu sebagai
aturan untuk melakukan pembagian dengan pecahan, maka belajar mereka akhirnya
b. Mempersiapkan pertanyaan.
kerangka organisasional umum tentang materi yang akan dipelajari) membantu siswa
utama yang akan dibahas dan tunjukkan bagaimana berbagai ide dan konsep itu
saling berkaitan.
keyakinan mereka saat ini akurat. Ingatkan siswa akan sesuatu yaitu mengaktivasi
pengetahuan awal siswa, dan tunjukkan bagaimana suatu ide baru yang berhubungan
dengan pengetahuan awal tersebut. Juga angkatlah setiap kepercayaan siswa yang
membuat saling keterkaitan yang tepat diantara berbagai ide/gagasan. Bantulah siswa
d. Berbagai tanda/isyarat (Signal) yang menjadi bagian penting dari suatu presentasi.
e. Alat bantu visual (visual aids) membantu siswa mengkodekan materi secara visual
dan juga verbal. Ilustrasikan materi baru dengan gambar, foto, diagram, peta metode
f. Tingkat kecepatan (pacing) yang tepat memberi siswa waktu yang cukup untuk
memproses informasi. Sajikan presentasi secara pelan sehingga siswa dapat menarik
materi serta mengidentifikasi ide-ide pokok. Setelah kuliah atau tugas bacaan
a. Persiapan (Preparation)
strategi ekspositori sangatlah tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang
b. Penyajian (Presentation)
dengan persiapan yang telah dilakukan. Yng harus dipikirkan guru dalam penyajian
ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
a) Penggunaan bahasa,
b) Intonasi suara,
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
d. Menyimpulkan (Generalization)
e. Mengaplikasikan (Aplication)
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
siswa. Teknik yang bisa dilakukan pada tahap ini antara lain:
a) Dengan membuat tugas yang relevan pada materi yang telah disajikan.
b) Dengan memberi tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
a. Kelebihan
dan sering digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
b) Dengan strategi pembelajara ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana sisa menguasai bahan
yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu materi yang dimiliki untuk
penuturan (kuliah) tentan suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat
e) Keuntungan lain adalah strategi ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran
b. Kelemahan
dantaranya:
a) Strategi pembelajaran ini mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
b) Strategi ini tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
gaya belajar.
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan prose pembelajaran
(belajar menerima), tetapi siswa memahami rumus itu selalu dikaitkan dengan sisi-
sisi sebuah segitiga siku-siku, jadi ia belajar secara bermakna. Siswa lain memahami
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kaimat yang terdiri dari dua kata yakni
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda, sebelum mengetahui makna dari prestasi belajar peneliti akan membahas
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang
tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan
yang harus dihadap untuk mencapainya. Oleh karena itu maka wajar jika prestasi itu
Meski pencapaian prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang
harus dihadapi oleh seseorang , namun seseorang tidak akan pernah menyerah untuk
bagian dari diri secara pribadi. Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk
mendapatkan prestasi maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai
Belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar
individu seutuhnya.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil dari pengalaman itu
sebenarnya usaha dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (curiosity) dan merupakan
adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik
4. Prestasi belajar sebagai indicator ekstern dan intern dari suatu institusi pendidikan.
Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern
dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indicator tingkat
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap kecerdasan peserta didik
utama yang harus diperhatikan, karena peserta didikah yang diharapkan dapat
Jika dilihat dari fungsi prestasi belajar diatas maka betapa pentingnya kita
mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan
maupun secara kelompok sebab fungsi prestasi beajar bukan hanya sebagai indikator
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan.
adalah evaluasi. Begitu juga daam prosedur pembelajaran, salah satu angkah yang
harus ditempuh guru adalah evaluasi. Dengan demikian, dilihat dari berbagai konteks
karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran itu
sendiri.
evaluasi sangat bergantung pada jenis evauasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada
yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Yang paling sering digunakan
adalah tujuan evaluasi yang bersifat khusus, ada dua cara yang ditempuh guru untuk
mencapai tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama melakukan perincian ruang
lingkup evaluasi, dan kedua adalah melakukan perincian proses mental yang akan
dievaluasi.
efisiensi system pembelajaran, baik yang menyengkut tentang tujuan, materi, metode,
pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang
termasuk pendidikan.
perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek
melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses
dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan.
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik
kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
lebih dari satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan terdiri dari
Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan. Operasi-
operasi tersebut adalah: (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3) perkalian; (4)
setiap pasang bilangan dengan bilangan yang lain. Operasi penjumlahan ini
mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komutatif), sifat identitas, dan sifat
pengelompokan (asosiatif).
operasi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki operasi penjumlahan. Operasi
pengelompokan.
tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja maka 4 x 3 = 3 x 4. Dengan
101).
Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan yang jika
dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan itu sendiri. Bilangan
tersebut, operasi perkalian masih mempunyai satu sifat yang berkaitan dengan operasi
c), maka konsep perkalian yang terkait adalah c x b = a. Operasi pembagian memiliki
sifat sebagaimana operasi pengurangan yaitu tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat
pembagian tidak memenuhi sifat pertukaran. Jika a dan b suatu bilangan, maka a : b
b : a. Sifat pengelompokan juga tidak berlaku pada operasi pembagian. Jika a, b, dan
sifat penyebaran atau distributif. Sifat distributif pembagian dalam kaitannya dengan
Operasi hitung harus dikuasai oleh siswa sampai dengan taraf terampil.
Seseorang yang tidak dapat menghitung dengan benar, berarti dia tidak
hitung tetapi membutuhkan waktu lama, juga tidak dapat dianggap terampil dalam
operasi hitung. Keterampilan operasi hitung memuat dua hal utama yaitu kecepatan
dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menunjang cara berfikir yang cepat, tepat dan
dalam matematika.
Matematika adalah mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan operasi
hitung. Hampir dalam setiap materi matematika selalu menggunakan operasi hitung.
Hal ini berarti bahwa keterampilan operasi hitung menjadi bagian yang sangat
penting dalam matematika dan mutlak diperlukan agar siswa dapat belajar
matematika akan terhambat. Contohnya adalah jika siswa tidak dapat mengalikan
dengan baik, maka materi tentang operasi hitung bilangan bulat juga tidak akan dapat
Ada beberapa judul penelitan yang memiliki judul hampir sama dengan penelitian ini,
yaitu:
Ekspositori Berbantuan Peta Tematik dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Geografi Siswa Kelas V SMA Negeri 1 Bangli. Kesimpulan dari penelitian ini
belajar memberikan pengaruh yang lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar
Surabaya. b.) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara metode inkuiri dan
ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar mata kuliah asuha kebidanan patologi
Hasil belajar matematika ditentukan oleh banyak faktor yang bervarisi artinya
tidak semua faktor itu mendukung keberhasilan tetapi ada juga yang menghambat
diantaranya adalah peran guru dan siswa. Pelaksanaan pendidikan saat ini menuntut
guru untuk berperan sebagai fasilitator, motivator, dan sekaligus evaluator dalam
kegiatan pembelajaran.
mengkaji dalam proses pembelajaran dengan kedua metode yaitu konvensional dan
metode ekspositori akan menghasilkan hasil belajar siswa yang berbeda atau tidak.
Berikut ini bagan tentang kerangka berpikir penelitian ini:
MATERI
Metode Metode
Ekspositori Konvensional
POST TES
Metode Metode
Ekspositori Konvensional
EVALUASI EVALUASI
Terdapat Perbedaan
Prestasi Belajar Siswa
Yang Diajar Dengan
Metode Ekspositori
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman
akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan table, grafik,
mengetahui apakah teori yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti
empiris atau tidak. Proses penelitiannya mengikuti proses berfikir deduktif, yakni
diawali dengan penentuan konsep yang abstrak berupa teori yang masih umum
hajar,1999:34)
Berdasarkan dari jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka
meramalkan hasilnya.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas III SD Inpres Rappokalling II
2. Sampling
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan
sampelnya.
Dalam penelitian ini, diambil adalah semua kelas IIIA dan IIIB dengan
pertimbangan sudah mencapai materi yang sama dan siswa dalam kedua kelas
tersebut mempunyai kemampuan yang homogeny sehingga data yang diperoleh akan
mewakili.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti oleh peneliti. Sesuai
dengan pengertian tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik
a. Data
Data berasal dari bahasa ingris data yang merupakan jamak datum menurut
Data yang diperoleh dari sampel melalui instrument yang dipilih akan digukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Oleh karena itu, data
perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah.
b. Pengukuran
untuk membandingkan kemampuan peserta didik yang diukur dengan tes sebagai alat
ukurnya pada akhir proses belajar mengajar, hasil yang dicapai peserta didik dalam
proses itu diukur menggunakan tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran.
hasil keputusan pengukuran. Dalam hal ini peneliti menggunakan pengukuran ratio.
2.Variabel
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau
sifat yang berdiri sendiri sedangkan menurut Arikunto (2002:118) Variabel adalah
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dikontrol dan dimanipulasi
oleh peneliti. Sedangkan variabel terikat adalah sesuatu yang diobservasi untuk
mengetahui perubahan akibat dari perlakuan (Turmudi dan Sri Harsini, 2000:141).
Dalam penelitian ini variabel bebas diberi simbol X dan variabel terikat diberi tanda
ketersediaan sumber data. Karena dari sumber data inilah kita bisa mendapatkan data
sesuai yang kita harapkan, yang dimaksud sumber data adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh.
Dalam hal ini peneliti berusaha untuk mendapatkan data data yang
bersumber dari:
1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber data pertama
pada lokasi penelitian atau objek penelitian. Sumber ini merupakan diskripsi langsung
Makassar.
2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
kedua dari data yang kita perlukan, data diperoleh dari pihak lain, sumber data ini
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitian. Dalam hal ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah guru kelas, kepala sekolah, staf, dan
dokumentasi.
memperoleh data yang diperlukan. Ada beberapa metode pengumpulan data dalam
Observasi sebagai alat pengumpul data harus sistematis artinya observasi serta
pencatatanya dilakukan menurut prosedur dan aturan aturan tertentu sehingga dapat
diulangi kembali oleh peneliti lain. Selain itu hasil observasi harus memberi
b. Metode Dokumentasi
laporan yang sudah tersedia. Dokumentasi sebagai metode pengumpulan data adalah
setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan
Penggunaan metode ini adalah untuk memperoleh data tentang kegiatan yang
berkaitan dengan keadaan dan operasional dari objek penelitian, misalnya arsip
c. Metode Test
Metode Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
Dengan metode inilah peneliti mendapatkan data atau hasil yang akan
adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Dalam penelitian
a. Pedoman observasi
b. Pedoman dokumentasi
Pedoman soal tes tertulis yaitu alat bantu yang berupa soalsoal tes tertulis
yang digunakan untuk memperoleh nilai sebagai alat ukur dalam penelitian. Tes
memperoleh hasil sesuai aspek yang nantinya akan diteliti, yaitu soal tentang sifat-
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan
analisis data atau pengolahan data. Analisis data merupakan proses pengolahan,
penyajian interpretasi dan data yang diperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data
penelitian kita. Adapun langkah- langkah dalam analisis datanya sebagai berikut:
Uji Pra penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uji kesamaan
dua varians atau uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh
asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen.
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Prosedur yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian dalam kelompok adalah dengan jalan menemukan harga
Fmax. Pada uji homogenitas, harga F yang diharapkan adalah F yang tidak signifikan
maksudnya harga F empirik lebih kecil dari atau sama dengan F tabel. Hal tersebut
menunjukkan tidak adanya perbedaan atau dapat diartikan sama, sejenis, tidak
Var. Tertinggi
Fmax= Var. Terendah
X2 - (X2 / N )
Varian (SD2) =
(N-1)
yang akan dianalisis berdistribusi normal. Maka dari itu sebelum menguji hipotesis
Pada kolom Name (baris pertama) ketikkan eksperimen dan biarkan kolom yang lain
isian defaut.
test.
Jika nilai signifikansi dari kolmogorov smirnov tes > 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal, dan jika < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
3. Uji t-tes
signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.
dan apabila t hitung < t tabel maka tidak ada perbedaan yang signifikan.
Adapun uji t dengan SPSS dapat dilihat langsung dari output perhitungan
anava satu jalur sebelumnya. Kesimpulannya apabila nilai signifikansi < 0,05 artinya
terdapat perbedaan yang signifikan dan apabila nilai signifikansi > 0,05 artinya tidak
G. Prosedur Penelitian
sistem tahapan-tahapan, sehingga penelitian akan lebih terarah dan terfokus. Adapun
1. Persiapan Penelitian
b. Mengajukan surat permohonan ijin pada pihak sekolah yakni pada SD INpres
penelitian.
c. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika sebelum
melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan dengan ini terkait masalah tentang
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam hal ini kegiatan penelitian dipusatkan pada kelas III dengan berbagai
proses yang telah disiapkan oleh peneliti dan melaksanakan prosedur penelitian
angket dan pengumpulan data. Cara pengelolaan data yaitu sebagai berikut:
1. scoring data
2. coding
3. tabulating
4. prosesing/ pengolahan
5. analisis data
6. uji signifikansi
7. kesimpulan
ditulis dan dibukukan untuk dijadikan sebuah laporan. Penulisan laporan ini sangat
penting, artinya karena merupakan pembuktian awal bagi kualitas penelitian untuk
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Drs.H. Erman Suherman Ar, M.Pd dkk. 1995. Strategi Pembelajaran Matematika
Gelora.
Remaja Rosdakarya.
MALANG.
Qodratilah, Meity Taqdir dkk. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk Pelajar.
Kebudayaan.
Turmudi, Sri Harsini. 2000. Metode Stastistika pendekatan teoritif dan aplikatif.
http://Hannypoehs.Blogspot
http://Dayufunmath.blogspot
http://Master-of-learning-metode-ekspositori-dalam-pembelajaran-matematika-by-
dayufunmath.blogspot