Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
1 | Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga modul Auditing 1 ini yang berjudul Materialitas, Risiko, Dan
Strategi Audit Pendahuluan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
2 | Page
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAGIAN 2 PENDAHULUAN
8
BAGIAN 4 RANGKUMAN
24
TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
3 | Page
BAGIAN I
4 | Page
C. SASARAN BELAJAR
Perkuliahan dilakukan selama 16 kali pertemuan, 2 pertemuan
akan digunakan untuk evaluasi (Mid dan Final) dan 14 pertemuan
didistribusikan sasaran-sasaran pembelajaran yang ingin dicapai
sebagai berikut :
5 | Page
Mampu memahami tahap-tahap audit
7
laporan keuangan
Mampu memahami penerimaan penugasan
Mampu memahami perencanaan audit
Mid Semester
8
Mampu memahami materialitas
9 Mampu memahami risiko audit
Mampu memahami startegi audit awal
Mampu memahami definisi pengendalian
10.
intern
Mampu memahami komponen SPT
Mampu memahami tujuan SPT
Mampu memahami risiko pengendalian
11 Mampu memahami uji pengendalian dan
kepatuhan
Mampu memahami pertimbangan lainnya
Mampu memahami risiko deteksi
12 Mampu memahami rancangan uji substansif
Mampu memahami dan mengembangkan
program audit untuk uji substansif
Mampu memahami pertimbangan khusus
dalam rancangan uji substansif
Mampu memahami konsep dasar
13
pengambilan sampel audit
Mampu memahami dan merancang sampel
atribut statistik untuk uji pengendalian
Mampu memahami penyelesaian sampel
atribut statistic dan pengevaluasian hasil
Mampu memahami konsep dasar
14
pengambilan sampel audit
Mampu memahami probabilitas dan
proporsional untuk ukuran pengambilan
sampel
Mampu memahami pengambilan sampel non
statistik dalam uji substansif
Mampu memahami sistem EDP
15 Mampu memahami dampak sistem EDP
terhadap struktur pengendalian intern
Mampu memahami metodologi untuk
6 | Page
menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan
Final Test
16
BAGIAN II - PENDAHULUAN
MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT
PENDAHULUAN
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu
untuk :
1. Mampu memahami materialitas
2. Mampu memahami risiko audit
3. Mampu memahami startegi audit awal
7 | Page
Dibagian awal modul ini akan dijelaskan mengenai apa yang
dimaksud dengan materialitas, menjelaskan risiko audit, dan
mampu menjelaskan tentang strategi-strategi audit awal.
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Materialitas
2. Rosoko audit
3. Strategi audit awal
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
A. MATERIALITAS
8 | Page
1. Konsep Materialitas
10 | P a g e
dengan istilah saldo akun material. Saldo akun material adalah
besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep materialitas
berkaitan dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi
keputusan pemakai informasi keuangan.
11 | P a g e
6. Mengalokasikan Materialitas Laporan Keuangan Pada
Akun-Akun
B. RISIKO AUDIT
12 | P a g e
Risiko audit (risk audit) adalah risiko bahwa auditor mungkin
tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara
tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.
AR = IR CR DR
Di mana :
13 | P a g e
AR = 5%, IR = 90%, dan CR = 20%
DR = (AR)/(IR CR)
= 0,05/(0,9 0,2)
= 0,28
Risiko Bawaan
14 | P a g e
Statements on Auditing Standards (AU 312.27)
mendefinisikan risiko bawaan sebagai berikut:
15 | P a g e
Sensitivitas dari penilaian faktor-faktor ekonomi
Risiko Pengendalian
Risiko Deteksi
16 | P a g e
Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa
auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada
dalam suatu asersi.
17 | P a g e
dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar,
padahal kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji
material.
18 | P a g e
risiko pengendalian sangat rendah sehingga tidak perlu untuk
melaksanakan pengujia substantif atas semua asersi yang
berhubungan dengan akun. Beberapa bukti harus selalu diperoleh
melalui pengujian substantif untuk setiap saldo akun yang
signifikan, walaupun tidak perlu untuk setiap asersi yang berkaitan
dengan akun.
19 | P a g e
C. STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
20 | P a g e
2. Suatu Pendekatan Substantif Utama dengan Penekanan
terhadap Pengujian Terinci
21 | P a g e
Rencakan pengujian substantif atas transaksi atau saldo yang
terbatas berdasarkan tingkat risiko deteksi yang direncanakan
untuk diterima pada tingkat sedang atau tinggi.
22 | P a g e
Memperoleh pengetahuan yang luas mengenai proses bisnis
klien yang releven dengan asersi.
Auditor mengantisipasi bahwa dia dapat memperoleh bukti
kompeten dari prosedur analitis untuk mendukung suatu
penilaian risiko sedang atau rendah dari bukti tersebut.
Gunakan suatu tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
untuk dinilai pada tingkat yang tinggi (atau pada tingkat
maksimum)
Rencanakan untuk memperoleh suatu pemahaman minimum
mengenai bagian relevan dari pengendalian intern.
Rencanakan untuk memperoleh suatu pemahaman minimum
mengenai bagian relevan dari pengendalian intern.
Rencanakan sedikit, jika ada, pengujian pengendalian.
23 | P a g e
Rencanakan pengujian substantive atas transaksi dan saldo
yang lebih sempit sebagai akibat dari pengurangan risiko
yang diberikan dari pengurangan risiko bawaan dan
prosedur analitis yang lebih rendah.
24 | P a g e
BAGIAN IV
RANGKUMAN
Dalam hal ini risiko audit terdiri dari tiga unsur (1) risiko bawaan,
yakni kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatusalah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan
dan prosedurstruktur pengendalian intern yang terkait, (2) risiko
pengendalian, yakni risikoterjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah ataudideteksi secara tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern entitas dan (3)risiko deteksiadalah risiko sebagai
akibat auditor tidak dapat mandeteksi salah sajimaterial yang terdapat
dalam suatu asersi.Adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko
audit dan buktiaudit, auditor dapat memilih strategi audit awal dalam
perencanaan audit atasasersi individual atau kelompok asersi.
25 | P a g e
TES FORMATIF
26 | P a g e
1. Materialitas adalah Besarnya suatu pengabdian atau salah saji
informasi akuntansi yang di luar keadaan di sekitarnya, memungkinkan
bahwa pertimbangan seseorang yang bergantung pada informasi
tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah
saji tersebut.
2. Karena hal itu berhubungan dengan tanggung jawab pekerjaan auditor.
Tanggung jawab auditor adalah menentukan apakah laporan keuangan
mengandung kesalahan penyajian yang material. Jika auditor
memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji yang material, maka ia
akan menunjukkannya kepada sang klien sehingga suatu koreksi atas
kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, maka suatu
pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar harus
diterbitkan.
3. Laba bersih sebelum pajak umumnya merupakan dasar pertimbangan
utama yang dipergunakan untuk menentukan tingkat materialitas
karena item ini dianggap sebagai item penting dalam penyediaan
informasi kepada para pengguna laporan. Sebagai tambahan dalam
membangun suatu dasar pertimbangan, merupakan hal yang penting
pula untuk memutuskan apakah kesalah saji yang ada secara material
dan dapat mempengaruhi kewajaran dari berbagai dasar pertimbangan
lainnya yang mungkin dipilih seperti aktiva lancar, total aktiva,
kewajiban lancar dan modal pemegang saham.
4. Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas
pada dua tingkat berikut:
Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai
kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara
keseluruhan.
Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam
memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan
keuangan
5. Materialitas adalah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi
pertimbangan auditor mengenai kecukupan (kuantitas yang
diperlukan) bahan bukti. Dalam membuat generalisasi mengenai
hubungan tersebut, perbedaan antara istilah materialitas dan saldo
akun materialitas yang telah disinggung sebelumnya harus tetap
27 | P a g e
diingat. Sebagai contoh, secara umum adalah benar untuk mengatakan
bahwa semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah
bukti yang diperlukan (hubungan terbalik). Secara umum juga benar
untuk mengatakan bahwa semakin besar atau semakin signifikan suatu
saldo akun, maka semakin besar jumlah bukti yang diperlukan
(hubungan langsung).
6. Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan
risiko audit digambarkan sebagai berikut :
a. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
meterialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
b. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit
menjadi meningkat.
c. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari tiga cara berikut ini :
Menambah tingkat meterialiras, sementara itu
mempertahankan jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan.
Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan
dan tingkat materialitas secara bersama-sama.
7. Hubungan Antara Strategi Dan Siklus Transaksi : Seringkali suatu
strategi yang serupa diterapkan pada sekelompok asersi yang
dipengaruhi oleh golongan transaksi dalam suatu siklus
transaksi. Logikanya adalah bahwa banyak pengendalian intern
berfokus pada pemrosesan satu jenis transaksi dalam satu siklus.
Meskipun, kantor akuntan menggunakan nama yang berbeda
untuk golongan transaksi, dan dalam beberapa kasus bahkan
berbeda dalam menspesifikasikan golongan transaksi mana yang
masuk dalam siklus tertentu.
28 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
http://rudiirawantofeuh.blogspot.com/2014/04/materialitas-risiko-audit-
strategi.html
29 | P a g e