You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebiasaan merokok saat ini semakin meluas pada kehidupan

masyarakat dunia. Di Asia Badan Kesehatan Dunia (WHO)

menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah

perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa. Namun sampai saat ini

Indonesia belum mempunyai peraturan perundangan untuk melarang

anak-anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam

penelitian di tiga kota yaitu Bandung, Yokyakarta dan Malang pada

tahun 2004, prevalensi perokok usia 5 9 tahun meningkat drastis dari

0,6 % (tahun 1995) jadi 2,8 % (2004). Berdasarkan survey oleh Global

Tobacco Youth Survey (GTYS) yang dilakukan di Jakarta, Bekasi dan

Medan pada tahun 2006, didapatkan bahwa prevalensi merokok di

Jakarta sebanyak 34% murid disekolah usia SMP yang pernah merokok

dan 16,6% diantaranya masih merokok, di Bekasi didapatkan 33%

murid usia SMP pernah merokok dan 17,1% diantaranya masih

merokok, dan di Medan didapatkan 34,9 % sekolah usia SMP pernah

merokok dan 20,9 % diantaranya masih merokok (Aditama, 2011).

Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang bila digunakan dapat

mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat

(Ellizabet, 2010).
Rokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena rokok

merupakan factor resiko dari beberapa penyakit antara lain penyakit

kardiovaskular, serebrovaskular, impotensi, beberapa jenis kanker yang

disebabkan oleh bahan kimia atau partikel yang ada didalam asap rokok

tersebut (Ekawati N. KM, 2010).

Menurut Departemen Kesehatan RI (1992) dalam Admin (2010)

Negara maju seperti Amerika Serikat kebiasaan merokok ada

kecendrungan menurun, karena sejak beberapa tahun lalu Negara

tersebut telah ada gerakan yang menyatakan bahwa rokok merupakan

prilaku buruk, tidak berpendidikan, lain halnya di Negara berkembang

ada kecenderuangan meningkat untuk merokok. Dewasa ini di Negara

berkembang menjadi sasaran reklame rokok guna memasarkannya,

Negara majupun dikalangan remaja dan dewasa muda cenderung

meningkat dalam kebiasaan merokok.

Perokok di Indonesia semakin meningkat dikelompok usia sangat

muda, menurut Global Youth Tabbaco Survei tahun 2007, jumlah

perokok anak usia 13-18 tahun di Indonesia menduduki peringkat

pertama di Asia. Untuk pemakain rokok di Indonesia namyak di

konsumsi oleh laki-laki. Menurut data survey, Tabbaco Free Initiative

(TFI). WHO regional Asia Tenggara tahun 2008 menunjukan informasi

bahwa jumlah perokok perhari di Indonesia adalah sekitar 63,2% laki-

laki dan 4,5% perokok perempuan diatas 15 tahun (Maruf, 2008).


Hasil penelitian kurniawati (2003) mengenai perilaku merokok

remaja di cimahi, menerangkan bahwa keluarga menjadi salah satu

factor yang berhubungan dengan perilaku merokok sebesar 96,6%.

Remaja dengan orang tua dan saudara kandung perokok memiliki

kemungkinan empat kali lipat untuk menjadi perokok (Muchtar, 2005

dalam yono,2007).
Kepuasan psikologis memberikan sumbangan yang sangat tinggi

terhadap perilaku merokok remaja yaitu sebesar 40,9%. Merokok bagi

remaja mempunyai kaitan erat dengan aspek psikologis terutama efek

yang positif yaitu sejumlah 92,555% (kenikmatan, kepuasan,dan

ketenangan), sedangkan efek negatif hanya sebesar 7,54% (pusing,

ngantuk, dan pahit) (Komalasari & Helmi, 2000).


Salah satu penyebab peningkatan jumlah perokok pada usia remaja

yaitu disebabkan usia seseorang saat pertama kali mencoba rokok

dapat menjadi penyebab munculnya perilaku merokok pada remaja.

Remaja yang merokok sejak dini akan semakin ketergantungan pada

nikotin di usia selanjutnya (Lloyd-Richardson, Papandonatos, Kazura,

Stanton, & Niaura, 2002).


Oleh karena itu, perilaku merokok menjadi penting untuk diteliti

karena memberikan pengaruh langsung bagi sikap remaja terhadap

rokok dan memberikan informasi mengenai perilaku merokok pada

remaja yag dapat dijadikan acuan dalam pengembangan program

pencegahan merokok sejak dini demi mengurangi jumlah perokok aktif

pada remaja Indonesia. Alasan lain yaitu karena masa remaja


merupakan masa transisi yang kritis bagi perkembangan individu

sehingga diperlukan pemusatan perhatian terutama dalam

perkembangan sosial remaja.


Mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari perilaku

merokok, seharusnya konsumsi rokok pada remaja semakin menurun,

tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Dalam kondisi di lapangan

peneliti masih menjumpai banyak mahasiswa D-III Keperawatan PPNI

Kendari merokok bahkan dilingkungan kampus dan pada jam

perkuliahan.
Mengamati fenomena merokok memang sangat menarik dan

fenomenal kerena meskipun masyarakat sadar dampak negatif dari

perilaku merokok, jumlah perokok bukan semakin menurun, tetapi justru

semakin meningkat dan usia merokok pun semakin muda (Tukiran ,dkk

2010).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Analisis Perilaku Merokok Pada

Mahasiswa D-III Keperawatan PPNI Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah factor-faktor apa yang berpengaruh pada perilaku

merokok kepada mahasiswa D-III Keperatwan PPNI Kendari.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan analisis

tentang perilaku merokok pada mahasiswa D-III Keperawatan

PPNI Kendari.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis factor-faktor predisposisi yaitu

pengetahuan, sikap keyakinan dan tindakan tentang perilaku

merokok mahasiswa D-III Keperawatan PPNI Kendari.


b. Untuk menganalisis faktor-faktor pemungkin yaitu lingkungan

social, regulasi kampus dan pengaruh iklan tentang perilaku

merokok mahasiswa D-III Keperawatan PPNI Kendari.


c. Untuk menganalisis faktor-faktor penguat yaitu orang tua,

keluarga, teman sebaya dan pendidik tentang perilaku

merokok mahasiswa D-III Keperawatan PPNI Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek

teoritis dan praktis.


1. Manfaat teoritis
a) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mahasiswa D-III

Keperawatan PPNI Kendari dan khususnya mahasiswa pasca

sarjana konsentrasi promosi kesehatan universitas muslim

Indonesia tentang perilaku merokok mahasiswa D-III

Keperawatan PPNI Kendari dan dapat dijadikan referensi yang

berkeinginan untuk melanjutkan penelitian ini.


b) Bagi institusi prodi D-III Keperawatan PPNI Kendari, sebagai

bahan bacaan dan masukan dalam membuat kebijakan atau

regulasi kampus tentang larangan merokok kepada mahasiswa.


c) Bagi masyarakat pada umumnya, dan orang tua mahasiswa

pada khususnya dapat memberikan informasi tentang perilaku

merokok mahasiswa sehingga dapat melakukan pencegahan

gangguan kesehatan yang disebabkan merokok pada remaja

khususnya remaja yang berstatus mahasiswa D-III Keperawatan.


2. Manfaat praktis
Dijadikan bahan informasi penting bagi peneliti, masyarakat,

remaja, dan institusi pendidikan terkait dalam rangka peningkatan,

pemcegahan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh rokok.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perilaku Kesehatan
1. Batasan Perilaku
Perilaku di tinjau dari aspek biologis adalah suatu kegiatan atau

aktifitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh

sebab itu, dari segi biologis semua mahkluk hidup mulai dari

binatang sampai dengan manusia, mempunyai aktivitas masing-

masing.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai

bentangan kegiatan yang sangat luas sepanjang kegiatan yang

dilakukannya, yaitu berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca,

berpikir dan seterusnya. Secara singkat aktivitas manusia

dikelompokan menjadi dua :


a. Aktivitas yang dapat diamati orang lain misalnya : berjalan,

bernyanyi, tertawa dan sebagainya.


b. Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya :

berpikir, berfantasi, bersikap dan sebagainya.


(notoadmodjo, 2010).
Menurut skinner (dalam notoadmodjo 2010), perilaku

menrupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Oleh karena itu, perilaku manusia menjadi

melalui proses :
stimulus organisme respons, sehingga teori skinner

disebut teori S O R (stimulus-organisme-respons). Teori skinner

juga menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu :


a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang

ditunjukan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu

yang di sebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons

yang relatif tetap misalnya makanan lezat akan menimbulkan

nafsu untuk makan dan sebagainya. Respondent respons

juga mencakup perilaku emosional misalnya sedih apabila

ditimpa berita musibah.


b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons

yang timbul dan berkembang dan kemudian diikuti oleh

stimulus atau reinforce, karena befungsi untuk memperkuat

respons.
Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku

manusia dapat dikelompokan menjadi dua,

2.

B.

You might also like