You are on page 1of 62

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

T
KHUSUSNYA NY.D DENGAN HIPERTENSI
PADA TIPE KELUARGA PASANGAN BARU

DISUSUN OLEH :
ADE PUTRI ANJELINA 201401055
ALIFIANA NURRAHMI 201401005
AMALIA MEILASARI 201401069
AMELIA 201401058
BENAZIR JULIANINGSIH 201401041
BONIFASIA YUNINDA 201401017
VALLERI GHITA ALVINA 201401004

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA KELUARGA
BEKASI
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah Keperawatan Keluarga yang berjudul Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.T Dengan Tipe Keluarga Pasangan Baru. Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatannya. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada Ns. Anung Ahadi S.Kep selaku pembimbing selama proses pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, institusi
pendidikan, keluarga ataupun masyarakat.

Bekasi, April 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................ii


DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...............................................................................3
2
1. Tujuan Umum ..............................................................................3
2. Tujuan Khusus .............................................................................3
C. Ruang Lingkup ..................................................................................3
D. Metode Penulisan ..............................................................................3
E. Sistematika Penulisan.........................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Masalah Kesehatan ...............................................................4
1. Definisi ........................................................................................4
2. Klasifikasi Hipertensi ..................................................................4
3. Etiologi ........................................................................................5
4. Patofisiologi .................................................................................5
5. Pemeriksaan Diagnostik ..............................................................8
6. Penatalaksanaan Medis ................................................................9
B. Asuhan Keperawatan Keluarga .........................................................10
1. Konsep Keluarga .........................................................................10
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ........................................18
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan ...................................................................27
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................40
C. Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan, dan
Evaluasi Keperawatan .......................................................................41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ...................................................................62
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................63
C. Perencanaan Keperawatan .................................................................64
D. Implementasi Keperawatan ...............................................................65
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................67
B. Saran ..................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu yang ada di dalamnya, dilihat dari

3
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai
tujuan umum (Ali, 2010).

Keluarga pasangan baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara
psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru (Harmoko, 2012).

Pada pasangan baru masalah kesehatan yang sering kali muncul yaitu pola hidup yang tidak sehat.
Pola hidup yang tidak sehat bisa dimulai dari mengkonsumsi makanan yang salah, olahraga tidak
teratur, stress, merokok. Penyakit yang diderita apabila pola hidup keluaga yang tidak sehat yaitu
diabetes mellitus,obesitas, osteoporosis, maag, dan hipertensi.

Hipertensi atau penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini merupakan faktor
risiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke. Hipertensi merupakan gangguan
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu
melebihi 140/90mmHg. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala,
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, kesadaran menurun.

Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang
tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat
kemungkinan lebih besar. Kecenderungan perubahan tersebut dapat disebabkan meningkatnya ilmu
kesehatan dan pengobatan, serta perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia yang
berdampak pada budaya dan gaya hidup masyarakat. Dalam lingkup penyakit kardiovaskuler,
hipertensi menduduki peringkat pertama dengan penderita terbanyak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta kasus
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari penduduk
dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80%
kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang.

Menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2014 menyebutkan bahwa angka kejadian hipertensi di
Indonesia sebesar 25,89%, sedangkang di Jawa Barat berkisar sekitar 29,4% dan di Bekasi yaitu
sekitar 31,7%. Hipertensi sebagai penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan tuberkulosis,
jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia
(Riskesdas, 2010 dalam Endang Triyanto, 2014)

4
Hipertensi ini pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit untuk dikontrol,
baik dengan tindakan pengobatan maupun dengan tindakan-tindakan medis lainya. Lebih parahnya
jika kondisi hipertensi ini tidak terkontrol, maka dapat mengakibatkan terjadinya infark jantung,
gagal jantung, gagal ginjal, stroke dan kerusakan mata. (Endang Triyanto, 2014)
Karena banyaknya penderita hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi, maka
penulis tertarik untuk membahas Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah kesehatan
Hipertensi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga Tn.T khususnya Ny.D dengan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.D dengan hipertensi.
b. Menentukan masalah keperawatan pada Ny.D dengan hipertensi.
c. Merencanakan asuhan keperawatan pada Ny.D dengan hipertensi.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada Ny.D dengan hipertensi.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.D dengan hipertensi.
f. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dengan praktik asuhan keperawatan keluarga
Tn.T khususnya Ny.D dengan hipertensi.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan makalah adalah membahas tentang pemberian Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.T Khususnya Ny.D Dengan Hipertensi Pada Tipe Keluarga Pasangan
Baru di Mustika Jaya dari tanggal 30 maret 2016 sampai dengan tanggal 02 april 2016.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipakai dalam makalah ini adalah dengan naratif deskriptif.

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI terdiri dari konsep masalah kesehatan, dan konsep asuhan
keperawatan keluarga.
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI

5
A. Konsep Masalah Kesehatan
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian/mortalitas. (Endang Triyanto, 2014)

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti saraf, ginjal, dan pembuluh darah
dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Sylvia A. Price dalam Nurarif, 2015)

2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada
orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan
derajat II.

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Darah
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat II 160 100

3. Etiologi
a. Hipertensi Essensial
Hipertensi essensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan
dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi essensial. Penyebab
multifaktorial meliputi factor genetik dan lingkungan, seperti kepekaan terhadap natrium,
kepekaan terhadap stres, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi
insulin, diet, kebiasaan merokok, stres emosi, obesitas, dan lain-lain (Nafrialdi, 2008).
b. Hipertensi Sekunder
Insidensi hipertensi sekunder mencapai 5-10% dari seluruh kasus hipertensi. Termasuk
dalam kelompok ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal),
hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat-obatan dan lain-lain (Nafrialdi, 2008).

4. Patofisiologi

6
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu mengeluh sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif,
2015)

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri
besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang
pada saat jantung memompa darah dari arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi, yaitu
jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau
hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat
sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak
cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-
faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan
fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga
volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan
hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal
merupakan organ penting dalam pengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan

7
hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan
naiknya tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang untuk sementara waktu
akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap
ancaman dari luar); meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; dan juga
mempersempit sebagaian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu
(misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak); mengurangi
pembungan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam
tubuh,; melepaskan hormon epinrfrin (adrenalin) dan norepirefrin (noadrenalin), yang
merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor stress merupakan satu faktor pencetus
terjadinya peningkatan tekanan darah dengan proses pelepasan hormon epinefrin dan
noreprinefrin. (Endang Triyanto, 2014)

Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian, beberapa penyakit
yang timbul sebagai akibat hipertensi diantaranya sebagai berikut:
a. Stroke
Dapat timbul akibat perdarahan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari
pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik yang apabila memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran
darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma. Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang
bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa
lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat
berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
b. Infark Miokard
Dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup
oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark. (Corwin, 2000 dalam Endang Triyanto, 2014)
c. Gagal Ginjal
Dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal,
glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional
8
ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan
rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik
koloid plasma berkurang, memyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi
kronik.
d. Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa
darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan meregang sehingga daya
pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum.
Tanda-tanda adanya komplikasi yaitu sesak napas, napas putus-putus (pendek), dan terjadi
pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki. (Setiawan, 2008)

5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan menurut Nurarif(2015):
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hemaglobin/hematokrit: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor risiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
BUN/ kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ gungsi ginjal. Glukosa:
hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar
katekolamin. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada.
b. CT-Scan
Mengkaji adanya tumor serebral, enselopati.
c. EKG
Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP
Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Foto Dada
Menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

6. Penatalaksanaan Medis
a. Non farmakologis
Diet yang dianjurkan adalah mengurangi garam, diet rendah kolesterol dan rendah asam
lemak jenuh, penurunan berat badan, penurunan asupan etanol, menghentikan rokok.
Latihan fisik atau olahraga teratur dan terarah yang dianjurkan yaitu: olahraga isotonis dan
dinamis (jogging, bersepeda, berenang), lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit,
frekuensi latihan sebaiknya 3xperminggu dan paling baik 5xperminggu.

9
Edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi: Tehnik biofeedback adalah suatu
teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan. Tehnik relaksasi bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau
kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks. Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaanya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Farmakologis
Bertujuan untuk mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint National Commite On Detection, Evaluation And Treatment Of High
Blood Pressure, USA 1998). Menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta/ beta
blocker, antagonis kalsium/Ca antagonis, atau penghambat ACE/ACE inhibitor dapat
digunakan sebagai obat tunggal pertama dan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita. (Oktavianus dan Febriana Sartika Sari, 2014)

B. Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep Keluarga
a. Definisi
Menurut Duval (1972) dalam Ali (2010) menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dna mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu yang ada di dalamnya, dilihat dari interaksi yang
regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dna hubungan untuk mencapai tujuan
umum.

Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Sudiharto, 2007).

Menurut Friedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung
karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian keluarga. (Sudiharto, 2007).

10
b. Jenis/Tipe Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut (Sudiharto,2007):
1) Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan
yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi.
2) Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang
dilahirkan.
3) Keluarga besar (extend family) adalah keluarga int ditambah keluarga yang lain (karena
hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga
modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis
(guy/lesbian families).
4) Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5) Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan/atau
kematian pasangan yang dicintai.
6) Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan poligami dan
hidup bersama.
7) Keluarga besar (extend family) merupakan keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk
keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga
pasangan sejenis (guy/lesbian families).
8) Keluarga berantai (social family) merupakan keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
9) Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan/atau
kematian pasangan yang dicintai.
10) Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan poligami dan
hidup bersama.
11) Keluarga kohabitasi (cohabitation) merupakan dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim
dan bertentangan dengan budaya timur. Namun lambat laun keluarga kohabitasi ini
mulai diterima
12) Keluarga inses(incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh
informasi yang sangat dahsyat dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya
anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung

11
laki-laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu
ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya.
13) Keluarga tradisional dan nontradisional yang dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan
keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak
diikat oleh perkawinan.

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut Murwani (2008) yaitu:
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga


Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan
denga kesehatan.

d. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.
2) Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

e. Fungsi Keluarga

12
Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai berikut:
1) Fungsi afektif
Fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
2) Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga
berinteraksi social dan belajar peran lingkungan sosial.
3) Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan dan
papan.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.

f. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga


1) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
tahap ini antara lain adalah:
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Menetapkan tujuan bersama.
c) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
d) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
e) Persiapan menjadi orang tua.
f) Memehami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan jadi orang tua).
2) Keluarga dengan mengasuh anak< 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak
bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
a) Suami merasa diabaikan.
b) Peningkatan perselisihan dan argument.
c) Interupsi dalam jadwal kontinu.
d) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan)
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

13
c) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e) Konseling KB post partum 6 minggu.
f) Menata ruang untuk anak.
g) Biaya / dana Child Bearing.
h) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3) Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah
(sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b) Membantu anak bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4) Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
b) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
c) Menyediakan aktivitas untuk anak.
d) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
e) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga
5) Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

14
a) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
b) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
c) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6) Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga
pada saat ini adalah:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman.
c) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
d) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f) Berperan suami istri kakek dan nenek.
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak anaknya
7) Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
b) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
c) Keakrapan dengan pasangan.
d) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
e) Persiapan masa tua/ pension.
8) Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
b) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

15
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan life review masa lalu.

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga


a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2008).
Hal-hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum
Pengkajia terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga
f) Tipe keluarga
g) Tipe bangsa
h) Agama
i) Status sosial ekonomi keluarga, sttatus ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentuka pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
j) Aktivitas rekreasi keluarga, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan

16
serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang
berhubungan dengan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah dididentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/ kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyaraka
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup, fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
b) Struktur kekeuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal. Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan denga kesehatan.
5) Fungsi-fungsi keluarga
a) Fungsi afektif

17
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan,
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
(1) Berapa jumlah anak
(2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
(3) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
(1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
(2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
f) Stress dan koping keluarga
(1) Stresor jangka pendek dan panjang
(a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu 6 bulan.
(b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor Hal yang perlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi / stresor.
(3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi permasalahan.

18
(4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
g) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Penerapan prioritas masalah keperawatan
Menurut Bailon dan Maglaya, 1978 dalam muwarni, 2008 skala untuk menentukan
prioritas asuhan keperawatan keluarga:
No Kriteria BOBOT
1 Sifat masalah 1
Skala: Tidak/ kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat 2


dirubah.
Skala:
2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidak dapat

3 Potensial masalah untuk dicegah 1


Skala:
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala:
masalah berat harus segara 2
ditangani
1
ada masalah tetapi tidak perlu
ditangani 0
masalah tidak ditanganin

Skoring :
19
a) Tentukan skore untuk setiap kriteria
b) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore
x Bobot
Angka
c) Jumlah skore untuk kriteria
2) Prioritas Diagnosa Keperawatan
Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah, bobot yang lebih berat
diberikan pada tidak / kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan segera dan
biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga. Untuk kriteria kedua, yaitu untuk
kemungkinan masalah dapat diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
b) Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c) Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d) Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat, dan
sokongan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan ialah :
a) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
b) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
c) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
d) Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu menilai persepsi
atau bagaimana keluarga melihat masalahkesehatan tersebut. Nilai skore yang tinggi
yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga (Murwani, 2008).

Diagnosa yang dapat diangkat menurut NANDA (2012) diagnose yang mungkin
muncul yaitu pada Domain 1 promosi kesehatan yaitu:
a) Defisiensi pengetahuan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
b) Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
c) Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
d) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

c. Perencanaan Keperawatan
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini (Murwani, 2007) :

20
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah-masalah
kesehatan dengan cara :
a) Memberikan informasi
b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
a) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan Mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga
b) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
a) Mendemonstrasikan cara perawatan
b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
c) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkuan menjadi
sehat, dengan cara :
a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
b) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
a) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi/ pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari intervensi
keperawatan antara lain: mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi,
menemukan perubahan sistem tubuh, dan memantapkan hubungan klien dengan lingkungan

e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji
kemampuan status kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria
hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan percapaian tujuan
keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak / berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi yang dilakukan beberapa kali
dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan
kesediaan keluarga (Murwani, 2008).

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian 30 Maret 2017
1. Data Dasar Keluarga
Pada tanggal 30 maret 2017 dilakukan pengkajian kepada keluarga Tn. T (23 tahun), Tn. T
pendidikan terakhir SMP, alamat rt 02/ 06, pedurenan mustika jaya. Pekerjaan Tn.T adalah
sebagai karyawan swasta.

Keluarga Tn. T belum mempunyai anak, Tn. T tinggal bersama istrinya Ny. D (19 tahun). Tn. T
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Sejak menikah Tn. T hanya tinggal berdua
dengan istrinya. Orangtua dan mertua Tn. T masih hidup. Keluarga Tn. T dan Ny. D adalah
keluarga pasangan baru, dengan lama pernikahan 1 bulan. Keluarga Tn. T tidak memiliki
riwayat penyakit sedangkan pada Ny. D ibunya memiliki riwayat hipertensi.

Keluarga Tn. T berasal dari bekasi. Budaya anggota keluarga Tn. T dan Ny.D adalah adat
betawi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Ny. D memiliki kebaiasaan
mengkonsumi makanan asin dan gorengan dari dulu. Keluarga Tn. T menganut agama islam.
Keluarga menjalankan ibadah solat, puasa dan ibadah lainnya. Tn. T dan Ny. D aktif dalam
mengikuti kegiatan pengajian di kampungnya yang diadakan satu minggu sekali.

Keluarga Tn. T merupakan keluarga dengan status ekonomi cukup. Rumah yang ditempati Tn.
T adalah milik pribadi. Rumah Tn. T dibangun dengan tipe permanen dengan tembok dari batu
bata dan atap dari genteng. Prabotan rumah tangga Tn. T lengkap, terdapat kulkas, Tv, kipas
angin, dan lain-lain. Tn. T memiliki satu buah motor yang dipakai Tn. T dan Ny. D berkerja
sebagai karyawan swasta. Penghasilan Tn. T dan Ny. D jika digabungkan kurang lebih Rp
6.000.000,00. Tn. T dan Ny. D masih membantu keuangan keluarga Tn. T dalam membiayai
pendidikan kedua adik Tn. T. Keuangan keluarga Tn. T diatur oleh Tn. T sebagai kepala
keluarga.

Keluarga Tn. T biasanya berekreasi berenang didekat rumah. Dan satu bulan sekali jalan-jalan
ke mall untuk belanja keperluan sehari-hari. Jika ada libur hanya digunakan untuk bersantai
dirumah atau berkunjung kerumah orangtua.

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga pemula yaitu
pasangan baru menikah. Tahap perkembangan keluarga tidak ada yang belum terpenuhi.
22
Komunikasi dengan baik hubungan dengan keluarga berjalan dengan harmonis. Hubungan
sebagai suami dan istri berjalan dengan baik, peran sebagai suami dan istri sudah dilakukan
dengan baik. Tn. T dan Ny.D belum berencana memiliki anak. Tn T dan Ny. D menggunakan
metode Keluarga dengan cara Koitusinteruptus.

Keluarga Tn. T tidak memiliki riwayat penyakit. Sedangkan keluarga Ny. D memiliki riwayat
Hipertensi yaitu pada Ibu Ny. D. kelurga jarang memeriksakan ke layanan kesehatan. Ibu Ny.
D tidak ada konsumsi obat rutin untuk mengontrol Hipertensinya. Keluarga hanya mengetahui
sedikit tentang hipertensi tanpa mengetahui penyebabnya. Keluarga hanya beristirahat jika
mengeluhkan pusing dan terasa berat pada tengkuk. Keluarga tidak mengetahui akibat dari
hipetensi, keluarga juga tidak memiliki BPJS.

23
Genogram

50th 53th 40th 45th

Tn. T Ny.D 19th

23th HT

24
2. Lingkungan

Dapur WC

Kamar II Kamar IV

Kamar III

Ruang
TV
Ruang
Tamu
Teras
Kamar I
Pintu depan
Rumah keluarga Tn.T merupakan rumah dengan bangunan permanen,
dengan luas bangunan kurang lebih 12x9m dan luas pekarangan 300m 2.
Atap rumah menggunakan genting. Ventilasi rumah ada namun kurang
dari 10% dari luas lantai, cahaya matahari saat siang dapat masuk ke
dalam rumah. Penerangn menggunakan listrik, klantai rumah rumah
menggunakan ubin dan dilapisi karpet. Kondisi kebersihan didalam
rumah secara keseluruhan tergolong bersih, namun kebersihan disekitar
rumah sedikit kotor. Rumah keluarga Tn.T terdapat ditengah-tengah
perkampungan padat penduduk.

Keluarga Tn. T memiliki rumah permanen. Tn.T mengatakan tidak


mengetahui luas bangunan rumah karena rumah tersebut adalah rumah
nenek. rumah tersebut masih terbuat dari batu bata tetapi tidak dilapisi
dengan semen dan lantainya pun masih terbuat dari semen dan beberapa
ada yang terbuat dari keramik. Di dalam rumah Tn. T terdapat ruang
tamu, 3 kamar tidur, ruang tv, kamar mandi, dapur dan teras depan rumah.

25
Jendela depan jarang dibuka, hanya membuka pintu untuk pergantian
udara dan masuknya sinar matahari. Toilet yang digunakan oleh keluarga
Tn.T adalah toilet jongkok. Jarak antara toilet dengan empang hanya 2
meter. Atap rumah Tn.T masih menggunakan genteng dan bambu,
sehingga pada saat hujan deras mudah sekali untuk bocor. Rumah
keluarga Tn.T tampak bersih dibagian dalam, tetapi lingkungan rumah
Tn.T tampak kotor.

Pembuangan sampah yaitu dikumpulkan selama 3 hari dalam seminggu


kemudian sampah tersebut dibakar oleh keluarga Tn.T. Keluarga Tn. T
menggunakan sumber air menggunakan air PAM namun, untuk air minum
yang digunakan adalah air isi ulang. Keluarga Tn. T membuang air
limbah dari kamar mandi dan langsung berhubungan dengan empang
yang ada dibelakang rumahnya.

Keluarga Tn. T mengatakan ada kegiatan social disekitar rumahnya yaitu


pengajian dan arisan. Keluarga Tn. T menggunakan klinik sebagai tempat
untuk berobat atau mengontrol kesehatan keluarganya. Keluarga Tn. T
belum memiliki fasilitas kesehatan untuk berobat sehingga Tn. T
menggunakan dana pribadi untuk berobat. Keluarga Tn. T menggunakan
motor untuk ke klinik terdekat.

Tetangga sekitar keluarga Tn. T rata-rata adalah pekerja dan bangunana


disekitar rumah Tn. T adalah bangunan permanen. Sanitasi di lingkungan
rumah Tn. T kurang baik dikarnakan aliran dari jamban dibuang ke
cubluk (seperti empang). Jarak antara rumah ke rumah sempit.
Lingkungan sekitar kotor dan banyak sampah berserakan. Banyak anak
kecil yang bermain di halaman.

Fasilitas di sekitar lingkungan Tn. T dekat dengan Klinik dan Klinik gigi.
Keluar dari perkampungan terdapat Rumah Sakit. Rumah Tn. T terletak
dibelakang masjid. Dekat dengan sekolah dan juga pasar. Dilingkungan
tidak tersedia angkutan umum. Lingkungn Tn T termasuk aman karena
ada ronda dari warga kampung.

26
Keluarga Tn. T tinggal dirumah tersebut kurang lebih sudah satu bulan,
sejak menikah. Sebelumnya Tn. T ti ggal dengan orang tuanya
dilingkungan yang sama. Sedangkan Ny. D dulunya tinggal bersama
orangtuanya di sekitar Zamrud. Keluarga Tn. T sudah mengetahui
perkumpulan yang ada disekitar lingkungan rumah. Keluarga terlibat aktif
dalam kegiatan pengajian yang diadakan seminggu sekali. Keluarga juga
merasakan manfaat dari adanya perkumpulan tersebut seperti silaturahmi
dengan warga sekitar dapat terjaga dengan baik.

Dukungan kepada anggota keluarga Tn. T secara Informal didapat dari


tetangga yang merupakan teman dari Tn. T dan teman kerja Tn. T dan Ny.
D. Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia di
sekitar lingkungan, hanya kadang-kadang datang ke klinik dekat rumah
jika sakit tidak hilang dengan istirahat atau obat warung. Keluarga tidak
pernah datang ke puskesmas untuk mengecek kesehatan.

3. Struktur Keluarga
Keluarga Tn. T selalu terbuka satu sama lain apabila ada permasalahan
lalu, secara bersama-sama Tn.T dan istri mencari jalan keluar untuk
masalah tersebut, tetapi tetap yang mengambil keputusan dalam keluarga
adalah Tn.T.

Tn.T adalah suami dari Ny.D. Tn.T adalah tulang punggung keluarga,dan
Ny.D adalah sebagai istri dan Ny.D juga bekerja untuk membantu suami
dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Keluarga Tn .T masih
mempercayai obat herbal dalam pengobatannya, yaitu daun jambu, jeruk
nipis, dan daun sereh untuk mengobati panas dalam.

4. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif, yaitu Ny. D mengatakan cara menunjukan perhatian kepada
Tn. T dengan cara menyiapkan sarapan dan baju kerja setiap hari,
membuatkan kopi saat pulang kerja.

27
Fungsi sosialisasi yaitu, Tn. T mengatakan Sosialisasi yang terjalin antara
keluarga dengan lingkungan sekitar baik. Tn. T juga mendukung Ny. D
mengikuti kegiatan social yaitu pengajian dan arisan. Jika ada waktu luang
Ny. D dan Tn. T sering berbincang dengan tetang sekitar ruamah. Terlebih
Ny. D ynag memiliki waktu senggang lebih pada sore hari.

Fungsi Reproduksi, Tn. T dan Ny. D mengatakan saat ini belum berencana
memiliki anak karena merasa masih terlalu muda dan masih pasangan
baru. Metode yang digunakan untuk menunda kehamilan dilakukan
dengan cara koitus interuptus.

Fungsi Ekonomi, Tn. T mengatakan untuk saat ini ekonomi dirasakan


masih cukup, karena Tn. T dan Ny. D belum memiliki anak dan keduanya
bekerja. Sehingga Tn. T dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga
besarnya.

Fungsi perawatan kesehatan, Tn. T dan Ny. D makan tiga kali sehari. Ny.
D sering makan makanan asin dan goreng-gorengan. Nafsu makan Tn. T
dan Ny. D baik. Tidak ada pantangan makan. Tn.T mengatakan minum
setiap kali merasa haus, kurang lebih 8gelas perhari. Tn.T sering
mengkonsumsi Kopi dan memiliki riwayat minum alcohol. Ny. D
mengatakan sehari inum kurang lebih 6 gelas, dan juga sering
mengkonsumsi kopi setiap kerja shif malam. BAB Tn. T dan Ny. D rutin
satu kali perhari dengan konsistensi lembek.

Tn T mandi 2x perhari setiap pagi dan sore, gosok gigi setiap ganti baju 2x
sehari. Sedangkan Ny. D mandi pagi sore dan setiap akan bekerja dan
pulang bekerja, gosok gigi setiap kali mandi dan setelah makan. Tn.T tidur
malam sekitar pukul 23.00 WIB, tidak tidur siang dan tidak ada kebiasaan
khusus sebelum tidur. Sedangkan Ny. D tidur menyesuaikan dengan Shift
kerjanya, karena kerjanya terbagi dalam 3shift.

5. Stress dan Koping Keluarga


Tn.T mengatakan tidak membawa masalah pekerjaan ketika berada
dirumah, tetapi Ny.D mengatakan membawa masalah pekerjaan ketika

28
sedang dirumah, karena Ny.D mudah sekali untuk stress. Biasanya setiap
kali ada masalah salah satu anggota keluarga diselesaikan dengan
membicakan kepda pasangan.

Pemeriksaan fisik :
a. Tn. T
TTV : TD : 100/60mmHg, ND : 63x/menit, RR : 18x/menit, Suhu :
36,8OC. BB : 58Kg, TB : 163 cm. Rambut Hitam Bersih dan tidak
rontok. Konjungtiva annemis, sclera anikterik, telinga tampak bersih,
tidak ada keluar cairan dari dalam telinga, pendengaran baik, hidung
tampak bersih, tidak ada sariawan, mukosa bibir lembab, suara nafas
vesikuler, abdomen supel, kekuatan otot baik, kulit tampak bersih,
kulit elastis.

b. Ny. D
TTV : TD : 130/90mmHg, ND : 72X/menit, RR : 19x/menit Suhu :
36,70C. BB: 75Kg, TB : 165cm. Rambut berwarna Hitam Bersih
konjungtiva ananemis sclera anikterik, telinga bersih dan tidak ada
cairan, hidung tampak bersih, mulut bersih tidak sariawan dan mukosa
bibir lembab, suara nafas vesikuler, tidak ada pembengkakan kelenjar
getah bening, abdomen supel, kekuatan otot baik, kulit tampak bersih,
kulit sawo matang.

6. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga Tn.T berharap dengan adanya praktik mahasiswa ilmu
keperawatan keluarga, keluarga dapat mendapatkan informasi yang lebih
tentang kesehatan, terutama tentang penyakit hipertensi yang diderita oleh
Ny.D dan tentang penggunaan BPJS karena keluarga belum memiliki
BPJS, serta keluarga ingin mendapat informasi Keluarga Berencana
karena keluarga belum ingin memiliki anak

7. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Data Subjektif : Ketidakefektifan pemeliharaan
1. Ny. D mengatakan suka
kesehatan pada keluarga Tn.T
makanan asin dan goreng-

29
gorengan. khususnya Ny.D
2. Ny. D mengatakan ibunya
menderita darah Tinggi
3. Ny. D mengatakan sering
memikirkan tentang
pekerjaanya terlebih
tuntutan dari atasannya
4. Ny. D mengatakan tidak
pernah mengontrol tekanan
darah di layanan kesehatan
5. Ny. D mengatakan Hipertensi
adalah tekanan darah tinggi,
tetapi tidak tau lebih
lengkapnya.
6. Keluarga mengatakan bahwa
masalah darah tinggi
merupakan masalah yang
harus diatasi karena ibu Ny.
D mengalami darah tinggi.
Ny.D juga mengatakan ingin
mengontrol keluhan tekanan
darah tingginya seperti
pusing.
7. Keluarga mengatakan belum
mengetahui cara untuk
menurunkan tekanan
darahnya.
8. Keluarga mengatakan belum
mempunyai asuransi
kesehatan
9. Keluarga mengatakan bingung
untuk mendaftar BPJS
10. Keluarga mengatakan ingin
membuat BPJS tetapi belum

30
tau cara untuk membuatnya.
Data Objektif:
1. TTV : TD : 130/90mmHg,
BB: 75Kg, TB : 165cm,
IMT: 27,5 (overweight)
1. Keluarga tidak bisa
menunjukan kartu asuransi
kesehatan.
Data Subjektif: Defisiensi pengetahuan tentang KB
1. Keluarga mengatakan belum
berencana untuk memiliki
anak
2. Keluarga mengatakan untuk
mencegah kehamilan dengan
cara koitus interuptus
3. Klien mengatakan belum
mengetahui tentang KB
Data Objektif: -

8. Prioritas Masalah
Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
keluarga Tn.T khususnya Ny.D
Kriteria dan skore Bobot Total Pembenaran
Sifat masalah: 3/3x 1 =1 Ny. D mengatakan suka makanan asin,
1. Tidak/ kurang 1 goreng-gorengan, ibunya menderita darah
sehat (3) Tinggi, sering memikirkan tentang
2. Ancaman
pekerjaanya terlebih tuntutan dari atasannya,
kesehatan (2)
tidak pernah mengontrol tekanan darah di
3. Keadaan
layanan kesehatan, TTV : TD : 130/90mmHg,
sejahtera (1)
BB: 75Kg, TB : 165cm, IMT: 27,5
(overweight).
Kemungkinan 2 1 / 2 x 2= Kemungkinan masalah untuk diubah adalah
masalah dapat 1 sebagian karena keluarga mengatakan selama
diubah ini keluhan Ny. D tidak menimbulkan hal

31
1. Mudah (2) yang serius dan masih bisa diatasi.
2. Sebagian (1)
3. Tidak dapat (0)
Potensial masalah 1 2/3x 1= Potensi masalah untuk dicegah adalah cukup
untuk dicegah 0,6 karena klien mengatakan ingin mengetahui
1. Tinggi (3) tentang hipertensi dan penangananya. Ibu Ny.
2. Cukup (2)
D mempunyai riwayat hipertensi dari ibunya.
3. Rendah (1)
Menonjolnya 1 2/3x1=0,6 Menojolnya masalah adalah membutuhkan
masalah perhatian dan segera diatasi karena menurut
1. Membutuhkan keluarga masalah hipertensi sangat dirasakan
perhatian dan keluhannya oleh Ny. D dan menurut keluarga
segera diatasi sangat perlu ditangani.
(2)
2. Tidak
membutuhkan
perhatian dan
tidak segera
diatas (1)
3. Tidak
dirasakan
sebagai
masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 3,2

Diagnose keperawatan defesiensi pengetahuan tentang KB


Kriteria dan skore Bobot Total Pembenaran
Sifat masalah: 1/3x 1 Keluarga Tn.T dan Ny. D mengatakan belum
1. Tidak/ kurang 1 =0,3 memiliki rencana untuk mempunyai anak

32
sehat (3)
2. Ancaman
kesehatan (2)
3. Keadaan
sejahtera (1)

Kemungkinan 2 1 / 2 x 2= Kemungkinan masalah untuk diubah adalah


masalah dapat 1 sebagian karena Ny. D dan Tn.T belum
diubah mengetahui cara mencegah kehamilan hanya
1. Mudah (2) menggunakan metode coitus interuptus
2. Sebagian (1)
3. Tidak dapat (0)
Potensial masalah 1 2/3x 1= Potensi masalah untuk dicegah adalah cukup
untuk dicegah 0,6 karena klien belum mengetahui berbagai
1. Tinggi (3) metode KB sehingga memungkinkan
2. Cukup (2)
terjadinya konsepsi/kehamilan
3. Rendah (1)
Menonjolnya 1 1/3x1=0,3 Menojolnya masalah adalah tidak
masalah membutuhkan perhatian dan tidak segera
1. Membutuhkan diatasi karena menurut keluarga tidak terlalu
perhatian dan penting untuk menggunakan KB, jika
segera diatasi memang terjadi kehamilan keluarga akan
(2) menerimanya.
2. Tidak
membutuhkan
perhatian dan
tidak segera
diatas (1)
3. Tidak dirasakan
sebagai masalah
atau kondisi
yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 2,2

33
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. T khususnya
Ny. D dengan Hipertensi dengan total skor 3,2
2. Kurang pengetahuan tentang KB dengan total skor 2,2

34
C. Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan, dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa keperawatan NOC NIC
No Data
Dx Kep Kode Hasil Kode Intervensi Kode
1 Data Subjektif Ketidakefektifan 00099 TUK 1: Setelah dilakukan 1803 Keluarga mampu mengenal 5602
Ny.D mengatakan suka
pemeliharaan intervensi diharapkan (hal masalah
makanan asin dan goreng-
kesehatan pada keluarga mampu 424)
gorengan.
keluarga Tn.T mengenal masalah dengan Pengajaran: Proses Penyakit
Ny.D mengatakan ibunya
khususnya Ny.D kriteria hasil tentang Hipertensi
menderita darah Tinggi
Tindakan:
Ny. D mengatakan sering
Pengetahuan: proses 1. Kaji tingkat
memikirkan tentang
penyakit tentang pengetahuan terkait
pekerjaanya terlebih tuntutan
hipertensi dengan penyakit
dari atasannya
Pengetahuan dan hipertensi.
Ny. D mengatakan tidak 2. Jelaskan definisi
pemahaman meningkat
pernah mengontrol tekanan hipertensi.
dari 2 (pengetahuan
3. Jelaskan penyebab dan
darah di layanan kesehatan
terbatas) menjadi 3
identifikasi
Ny. D mengatakan Hipertensi
(pengetahuan cukup)
kemungkinan penyebab
adalah tekanan darah tinggi,
tentang:
hipertensi.
tetapi tidak tau lebih
- Keluarga mampu 4. Jelaskan tanda dan

35
lengkapnya. mengetahui definisi gejala dari penyakit
Keluarga mengatakan bahwa hipertensi hipertensi.
- Keluarga mampu 5. Berikan kesempatan
masalah darah tinggi
menyebutkan penyebab keluarga untuk bertanya
merupakan masalah yang
6. Motivasi keluarga untuk
hipertensi
harus diatasi karena ibu Ny. D
- Keluarga mampu mengulangi kembali
mengalami darah tinggi. Ny.D
menyebutkan tanda dan materi tentang definisi,
juga mengatakan ingin
gejala hipertensi. penyebab, serta tanda
mengontrol keluhan tekanan
dan gejala hipertensi.
darah tingginya seperti pusing. 7. Berikan reinforcement
Keluarga mengatakan belum positive.
mengetahui cara untuk
menurunkan tekanan darahnya.
Data Objektif: Dukungan: pengambilan
TTV : TD : 130/90mmHg, BB: keputusan
TUK 2: Setelah dilakukan
75Kg, TB : 165cm, IMT: 27,5 1606 1. Informasikan pada 5250
intervensi, keluarga
(overweight) keluarga mengenai
mampu memutuskan
pandangan-pandangan
tindakan perawatan
atau solusi untuk
dengan kriteria hasil:
mengatasi hipertensi.
Partisipasi dalam

36
keputusan perawatan 2. Bantu pasien
kesehatan mengidentifikasi
Berpartisipasi dalam keuntungan dari
memutuskan perawatan penanganan hipertensi
kesehatan meningkat dari dan kerugian jika tidak
1 (tidak pernah mealakukan penanganan
menunjukkan) menjadi 3 Hipertensi.
3. Berikan informasi sesuai
(kadang-kadang
dengan permintaan
menunjukkan):
pasien,
- Mencari informasi yang
terpercaya 1606
- Menentukan pilihan yang
03
diharapkan terkait
1606
dengan hipertensinya.
05
- Identifikasi hambatan
untuk mencapai hasil
1606
yang ingin dicapai
- Mencari pelayanan 07
perawatan kesehatan
untuk memenuhi hasil 1606

37
yang diinginkan 11

TUK 3: Setelah dilakukan Pengajaran prosedur


intervensi, keluarga perawatan tentang
mampu melakukan hipertensi 5618
tindakan perawatan 1. Kaji pengalaman (hal
dengan kriteria hasil: keluarga sebelumnya dan 299)
Pengetahuan: Prosedur tingkat pengetahuan
penanganan keluarga tentang jus
Keluarga mampu belimbing
2. Jelaskan tujuan tindakan
melakukan tindakan untuk
pembuatan jus
menurunkan tekanan
belimbing.
darah meningkat dari 1
3. Jelaskan prosedur
(tidak ada pengetahuan)
pemubuatan jus
menjadi 3 (pengetahuan
belimbing.
sedang): 4. Ajarkan keluarga jika
-Keluarga mampu keluarga harus

38
memahami tentang berpartisipasi dalam
tujuan jus belimbing 1814 pembuatan jus
untuk penderita 02 belimbing.
5. Berikan kesempatan
hipertensi. (hal
-Keluarga mampu keluarga untuk bertanya
423)
mendemonstrasikan ataupun mendiskusikan
langkah-langkah perasaannya.
membuat jus
1814
belimbing.
03
(hal
423)

Konseling nutrisi tentang


TUK 4: Setelah dilakukan diet hipertensi
intervensi, keluarga 1. Bina hubungan
mampu memodifisikasi terapeutik
5246
2. Kaji asupan makanan

39
lingkungan dengan dan kebiasaan makan
Kriteria hasil: pasien
3. Fasilitasi untuk
mengidentifikasi
Pengetahuan: Diet yang
perilaku makan yang
disarankan untuk
harus diubah
hipertesi. 1802
4. Berikan informasi sesuai
Keluarga mampu (hal
kebutuhan mengenai
melakukan modifikasi 354)
perlunya modifikasi diet
lingkungan dengan diet
hipertensi bagi kesehatan
yang dianjurkan
meningkat dari 1 (tidak
ada pengetahuan) menjadi
3 (pengetahuan sedang)
- Keluarga mampu
memahami manfaat
diet hipertensi 1802
- Keluarga mampu
03
memahami tujuan diet
hipertensi
1802
- Keluarga dapat

40
memahami makanan 04
yang diperbolehkan
dalam diet 1802
- Keluarga dapat
06
memahami makanan
yang tidka
diperbolehkan dalam
1802
diet.
18 Panduan sistem pelayanan
kesehatan
TUK 5: Setelah
1. Bantu keluarga untuk
dilakukan intervensi,
mengkoordinasikan dan
keluarga mampu
mengkomunikasikan
memanfaatkan fasilitas
1806 perawatan kesehatan. 7400
pelayanan kesehatan 2. Bantu keluarga memilih
(hal
dengan Kriteria hasil professional perawatan
425)
Pengetahuan: Sumber- kesehatan yang tepat
3. Anjurkan pasien
sumber kesehatan
mengenai jenis layanan
Keluarga mampu
yang bisa diharapkan
memanfaatkan fasilitas
dari setiap jenis penyedia

41
pelayanan kesehatan layanan kesehatan.
4. Informasikan keluarga
meningkat dari 2
mengenai perbedaan
(pengetahuan terbatas)
berbagai jenis fasilitas
menjadi 4 (pengetahuan
pelayanan kesehatan.
banyak)
5. Berikan informasi
- Tahu kapan untuk
tentang cara
mendapatkan bantuan
mendapatkan asuransi
dari seorang
kesehatan (BPJS)
professional kesehatan. 1806
- Pentingnya perawatan
02
tindak lanjut
- Rencana perawatan tindak
lanjut
- Strategi untuk mengakses 1806
layanan kesehatan 05
1806
06
1806
08

42
PLANNING OF ACTION (POA)

Waktu
No. Kegiatan Tujuan Maret April
30 31 1 2 3
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.D
1. Memberikan pengetahuan tentang Meningkatkan pengetahuan keluarga
hipertensi. tentang hipertensi serta

43
penanganannya.
2. Mendiskusikan terkait pengambilan Memberikan dukungan keluarga
keputusan dalam perawatan kesehatan. untuk membuat keputusan dalam
perawatan kesehatan.
3. Diskusi dan demonstrasi pembuatan jus Meningkatkan pemahaman keluarga
belimbing untuk menurunkan tekanan terkait penanganan hipertensi di
darah. rumah.
4. Diskusikan tentang pengaturan diit Meningkatkan pengetahuan keluarga
pada penderita hipertensi tentang diit yang dianjurkan pada
penderit hipertansi.
5. Diskusikan tentang fasilitas pelayanan Meningkatkan pemahan keluara
kesehatan yang tersedia kepada tentang fasilitas dan pelayanan
keluarga kesehatan yang tersedia.

44
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari
Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
. Waktu
1. Ketidakefektifan Kamis, Implementasi 1 (TUK 1): Mampu Subjektif:
1. Keluarga mampu menyebutkan
pemeliharaan kesehatan 30 Maret mengenal masalah kesehatan
pengertian hipertensi (skala 3 =
pada keluarga Tn.T 2017 tentang hipertensi.
Pukul pengetahuan cukup).
khususnya Ny.D
Menggunakan media power point dan 2. Keluarga mampu menyebutkan
19.00
leaflet. bahwa stress, makanan berlemak
WIB
dan asin penyebab hipertensi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan
pada dirinya (skala 3 =
terkait dengan penyakit hipertensi.
2. Menjelaskan definisi hipertensi. pengetahuan cukup)
3. Menjelaskan penyebab dan 3. Keluarga mampu menyebutkan
identifikasi kemungkinan sakit tengkuk, pusing, mata
penyebab hipertensi. berkunang, telinga berdenging
4. Menjelaskan tanda dan gejala dari
merupakan tanda dan gejala

45
penyakit hipertensi. hipertensi (skala 3 =
5. Memberikan kesempatan keluarga
pengetahuan cukup)
untuk bertanya
6. Memotivasi keluarga untuk Objektif
1. Keluarga antusias ketika
mengulangi kembali materi
dijelaskan tentang hipertensi.
tentang definisi, penyebab, serta
2. Keluarga aktif bertanya.
tanda dan gejala hipertensi. 3. Keluarga dapat menjawab
7. Memberikan reinforcement
pertanyaan evaluasi.
positive. 4. Keluarga dapat menjaga kontak
mata saat dijelaskan tentang
hipertensi.
5. Keluarga mengikuti kegiatan
sampai dengan selessai.

Analisis
1. TUK 1 tercapai dengan indicator
keluarga mampu mengenal
masalah hipertensi pada Ny.D.
2. Pengetahuan terkait hipertensi
pada skala 3 (Pengetahuan
cukup)

46
Perencanaan:
Lanjutkan Intervensi TUK2 :
Keluarga mamapu mengambil
keputusan untuk mengatasi
hipertensi.

Jumat, Implementasi 2 (TUK2) Keluarga Subjektif :


1. Menurut keluarga hipertensi
31 Maret mampu mengambil keputusan
yang dialami Ny. D perlu segera
2017 untuk mengatasi hipertensi
18.00 diatasi.
2. Keluarga mamapu
1. Menginformasikan pada keluarga
menyampaikan cara menagatasi
mengenai pandangan-pandangan
hipertensi yaitu dengan
atau solusi untuk mengatasi
mengurangi makanan asin,
hipertensi.
lemak dan mengurangi stress.
2. Membantu pasien mengidentifikasi
3. Keluarga mengatakan akan
keuntungan dari penanganan
mendukung Ny.D dalam
hipertensi dan kerugian jika tidak
mengatasi hipertensi.
mealakukan penanganan
Objektif :
Hipertensi..
1. Keluarga tampak antusias ketika
3. Memberikan informasi sesuai

47
dengan permintaan pasien. di berikan penjelasan.
2. Keluarga aktif bertanya tentang
bagaimana cara mengontrol
tekanan darah.
3. Keluarga mengikuti kegiatan
hingga selesai.

Analisis :
1. TUK 2 tercapai dengan indicator
keluaga mampu memutuskan
tindakan yang tepat dalam
mengatasi hipertensi.
2. Sikap keluarga dalam mengatasi
hipertensi pada skala
3( pengetahuan cukup).

Perencanaan :
Lanjutkan intervensi TUK 3 :
Keluarga mampu melakukan
tindakan untuk menurunkan

48
tekanan

Sabtu, 1 Implementasi 3 (TUK 3): Keluarga Subjektif :


1. Keluarga mengatakan belum
April mampu melakukan tindakan untuk
pernah mendapatkan informasi
2017 menurunkan tekanan
17.00 1. Mengkaji pengalaman keluarga tentang cara menurunkan
sebelumnya dan tingkat tekanan darah dengan jus
pengetahuan keluarga tentang jus blimbing.
2. Keluarga mampu menjelaskan
belimbing
2. Menjelaskan tujuan tindakan tujuan pembuatan jus belimbing
pembuatan jus belimbing. yaitu untuk mengontrol tekanan
3. Menjelaskan prosedur pemubuatan
darah.
jus belimbing. 3. Keluarga mampu menjelaskan
4. Mengajarkan keluarga jika
prosedur cara pembuatan jus
keluarga harus berpartisipasi dalam
blimbing.
pembuatan jus belimbing. Objektif :
5. Memberikan kesempatan keluarga 1. keluarga ikut berdiskusi tentang
untuk bertanya ataupun pembuatan jus belimbing .
2. keluarga antusias bertanya
mendiskusikan perasaannya.
tentang jus belimbing.

Analisis :

49
1. TUK 3 tercapai dengan indicator
keluaga mampu melakukan
tindakan untuk menurunkan
tekanan dengan membuat jus
belimbing.
2. Sikap keluarga dalam
melakukan tindakan untuk
mengontrol hipertensi dengan
membuat jus belimbing pada
skala 3( pengetahuan cukup).

Perencanaan:
Lanjutkan TUK 4: Keluarga
mampu memodifisikasi lingkungan
Minggu, Implementasi 4 (TUK 4): Subjektif:
Keluarga mampu memodifisikasi 1. Klien mengatakan biasanya
2 April
lingkungan: makan- makanan asin dan
2017
1. Membina hubungan terapeutik
09.00 gorengan dan kadang
2. Mengkaji asupan makanan dan
WIB mengkonsumsi kopi
kebiasaan makan pasien
2. Klien mengatakan mengerti

50
3. Memfasilitasi untuk bahwa harus mengurangi
mengidentifikasi perilaku makan mengkonsumsi makanan asin
yang harus diubah dan berlemak
4. Memberikan informasi sesuai 3. Klien mengatakan baru
kebutuhan mengenai perlunya mengetahui diet rendah garam
modifikasi diet hipertensi bagi yang tepat untuk hipertensi
kesehatan Objektif
1. Klien tampak belum bisa
sepenuhnya mengurangi
mengkonsumsi makanan
asin dan berlemak karena
klien menyukai makanan
tersebut
Analisis
1. TUK 4 tercapai dengan indicator
keluaga mampu memahami
memodifikasi lingkungan
dengan diit hipertensi
2. Sikap keluarga dalam
memodifikasi lingkungan pada

51
skala 3 (pengetahuan cukup).

Perencanaan:
Lanjutkan TUK 5: keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan

Senin, 3 Implementasi 5 (TUK 5) Subjektif :


Keluarga mampu memanfaatkan 1. Klien mengatakan jika ada
April
fasilitas pelayanan kesehatan keluhan tentang
2017
1. Membantu keluarga untuk
hipertensinya akan pergi ke
pukul
mengkoordinasikan dan
pelayanan kesehatan
18.30
mengkomunikasikan perawatan
terdekat
kesehatan. 2. Klien mengatakan mengerti
2. Membantu keluarga memilih
tentang prosedur pembuatan
professional perawatan kesehatan
BPJS
yang tepat
Objektif :
3. Menganjurkan pasien mengenai
1. Klien tampak aktif bertanya
jenis layanan yang bisa diharapkan
2. Klien tampak mengulangi
dari setiap jenis penyedia layanan
kembali penjelasan dari
kesehatan.

52
4. Menginformasikan keluarga perawat
mengenai perbedaan berbagai jenis Analisis
fasilitas pelayanan kesehatan. 1. TUK 5 tercapai dengan indicator
5. Memberikan informasi tentang cara
keluaga mampu memanfaatkan
mendapatkan asuransi kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan
(BPJS) 3. Sikap keluarga dalam
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan skala 3
(pengetahuan cukup).

53
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian kelompok mendapatkan kesenjangan antara teori dan
kasus. Menurut Nafrialdi (2008) penyebab dari hipertensi meliputi
multifactor yaitu genetic, lingkungan, stes, diet, kebiasaan merokok, obesitas,
hipertensi akibat ginjal, hipertensi endokrin, obat-obatan, dan kelainan saraf
pusat.

Penyebab hipertensi yang ditemukan pada Ny. D adalah stes, keturunan,


mengkonsumsi makanan asin dan berlemak, serta obesitas. Penyebab yang
tidak ditemukan oleh Ny. D sesuai teori yaitu merokok dengan data Ny. D
mengatakan tidak pernah merokok. Penyebab lain sesuai teori seperti
penyakit hipertensi akibat ginjal, hipertensi endokrin, dan kelainan saraf pusat
tidak dapat dibuktikan karena kelompok tidak menemukan keluhan terkait hal
tersebut dan juga kelompok tidak mempunyai pemeriksaan penunjang untuk
mendukung data.

Tanda dan gejala yang dapat muncul pada penderita hipertensi menurut
Nurarif (2015) yaitu sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,
gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun. Tanda dan gejala
yang dirasakan Ny. D yaitu sakit kepala, pusing, telinga berdenging,
terkadang pandangan kabur, nyeri tengkuh, dan mudah lelah. Tanda dan
gejala yang tidak ada pada kasus tetapi ada pada teori yaitu sesak nafas,
gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran menurun. Hal ini
dimungkinkan karena menurut The 7th report of the joint national comite on
prevention, detection, evaluation,and treatment of high blood preasure (JNC
VII) hipertensi yang dialami Ny.D saat pengkajian termasuk prehipertensi,
sehingga beberapa tanda dan gejala tidak muncul sebanyak seseorang yang
mempunyai hipertensi derajat II.
Pada komplikasi, kelompok menemukan kesenjangan antara teori menurut
Setiawan (2008) dengan kasus. Komplikasi hipertensi menurut teori adalah
stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan gagal jantung. Pada kasus tidak
ditemukan adanya komplikasi stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan gagal
jantung karena hal ini tidak ditegakkan atau dicurigai karena tidak adanya
data penunjang yang mendukung, serta tidak ada hasil pemeriksaan
diagnostic.

Menurut Nurarif (2015) pemeriksaan diagnostic hipertensi antara lain


pemeriksaan laboratorium, Ct-Scan, EKG, IUP, dan Foto dada. Pada kasus
tidak ada dilakukan pemeriksaan diagnostic karena Ny.D belum mengetahui
kalau dia menderita hipertensi dan Ny.D belum merasakan keluhan yang
berarti.

Factor penghambat saat dilakukan pengkajian yaitu: kurangnya pengetahuan


pasien sehingga perawat sulit untuk menyampaikan informasinya. Jadi
perawat harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Factor
pendukung yang didapat yaitu keluarga sangat kooperatif dan terbuka dengan
perawat.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2012) diagnosa yang mungkin muncul pada hipertensi
yaitu difisiensi pengetahuan, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan,
ketidakefektifan manajemen kesehatan diri, ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga, dan kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan diri.

Diagnose yang tidak diangkat pada Ny.D adalah ketidakefektifan manajemen


kesehatan diri, ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga, dan
kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri hal ini karena tidak ada
data yang menunjang untuk mengangkat masalah tersebut. Diagnosa yang
diangkat pada kasus adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
keluarga Tn. T khususnya Ny. D dan defisiensi pengetahuan tentang KB,
karena ditemukan data bahwa Ny. D belum mengetahui informasi tentang
hipertensinya dan keluarga ingin mengetahui informasi tersebut. Keluarga
juga merupakan pasangan baru dan belum ingin memiliki anak tetapi tidak
terlalu tertarik tentang topic KB.
C. Perencanaan Keperawatan
Pada kasus keluarga Tn. T diagnose yang menjadi prioritas adalah
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. T khususnya Ny.
D. Hal ini didukung dengan data pembenaran pada masalah antara lain Ny. D
suka makanan asin dan goreng-gorengan, ibunya menderita darah tinggi,
sering memikirkan tentang pekerjaanya terlebih tuntutan dari atasannya. Ny.
D tidak pernah mengontrol tekanan darah di layanan kesehatan sehingga
keluarga merasa bahwa masalah darah tinggi merupakan masalah yang harus
diatasi karena ibu Ny. D mengalami darah tinggi. Ny.D juga mengatakan
belum mengetahui cara untuk menurunkan tekanan darahnya.

Kemungkinan masalah untuk diubah adalah sebagian dengan data latar


belakang pendidikan Ny. D adalah SMP dan Ny. D tidak mengetahui
hipertensi. Potensial masalah untuk dicegah adalah cukup dengan data klien
ingin mengetahui tentang hipertensi dan penanganannya karena ibu Ny. D
juga mempunyai hipertensi. Menonjolnya masalah membutuhkan perhatian
dan segera diatasi dengan data Ny. D merasakan keluhan-keluhan terkait
hipertensi dan menurut keluarga sangat perlu ditangani.

Tujuan yang ditetapkan untuk mengatasi diagnose keperawatan yang muncul


pada kasus terdiri dari TUK 1 sampai TUK 5 dengan terkait masalah
kesehatan yang muncul pada klien. Waktu yang ditetapkan untuk mengatasi
masalah yaitu 5 kali dalam seminggu, hal ini didukung dengan data keluarga
Ny. D hanya mengetahui sedikit tentang masalah kesehatannya.

Faktor pendukung dalam perencanaan yaitu klien terbuka dengan perawat,


dan menerima perawat dengan sangat baik. Perawat juga mempunyai sumber
pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dan merencanakan melakukan
penyuluhan tentang hipertensi agar keluarga bisa menurunkan tekanan
darahnya karena klien masih pada tahap awal hipertensi. Adapun factor
penghambat dalam perencanaan yaitu perawat belum terlalu memahami
tentang cara penggunaan NIC dan NOC.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Penulis dapat
melaksanaan TUK 1 sampai dengan TUK 5 selama 5 hari dengan baik, teknik
yang dilakukan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu dengan penyuluhan
kesehatan.Pada saat penyuluhan kesehatan media yang digunakan yaitu
powerpoint dan leaflet untuk pembelajaran lanjutan keluarga di rumah.

Faktor pendukung saat pelaksanaan yaitu keluarga saat antusias dan


kooperatif selama diberikan informasi, keluarga juga aktif bertanya terkait
masalah kesehatan yang dialaminya. Faktor penghambat yang kelompok
dapat yaitu waktu suami dan istri yang tidak bersamaan sehingga terkadang
dilakukan implementasi oleh suami atau istri saja. Faktor penghambat lain
yaitu terkadang keluarga lupa tentang materi yang dijelaskan sehingga harus
dipancing terlebih dahulu baru mengingat materi yang diberikan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi
dengan criteria hasil yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
(Muwarni, 2008)
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 5x dalam seminggu keluarga mmapu
memahami masalah hipertensi. Evaluasi dari implementasi yaitu TUK 1
sampai dengan TUK 5 tercapai selama 5 hari sesuai dengan rencana. Hasil
evaluasi menunjukkan klien dapat memahami masalah hipertensi, mampu
mengambil keputusan bila ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
hipertensi untuk dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat atau klinik, merawat
anggota keluarga dengan hipertensi dengan pembuatan jus belimbing,
memodifikasi lingkungan dengan diet yang dianjutkan serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengontrol tekanan darah dengan
pembuatan BPJS terlebih dahulu karena keinginan klien untuk mempunyai
BPJS.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang diterapkan penulis pada keluarga Tn. T dengan
keluarga pasangan baru melalui lima proses keperawatan. Berdasarkan hasil
pengkajian diangkat 2 masalah kesehatan pada keluarga Tn. T yaitu
Hipertensi khususnya pada Ny. D dan masalah terkait KB. Tetapi yang
diprioritaskan yaitu masalah Hipertensi. Penyebab yang ditemukan kelompok
pada masalah hipertensi yang dialami Ny. D yaitu Ny. D menyukai makanan
asin dan berlemak, karena keturunan dari ibunya, serta karena stress. Tanda
dan gejala yang ditemukan pada kasus yaitu sakit kepala, pusing, sakit pada
tengkuk, telinga berdenging, dan mudah lelah.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yaitu ketidakefektifan


pemeliharaan kesehatan pada keluarga Tn. T khususnya Ny. D dengan
hipertensi dan defisiensi pengetahuan tentang KB. Diagnosa prioritas yang
diangkat pada kasus yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada
keluarga Tn. T khususnya Ny. D dengan hipertensi.

Perencanaan keperawatan dengan masalah hipertensi mengacu pada lima


tugas kesehatan keluarga, yaitu mengenal masalah kesehatan, memutuskan
tindakan yang tepat, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Rencana
keperawatan yang disusun memberikan penyuluhan kesehatan mengenai
hipertensi, menjelaskan tentang diit rendah garam, cara pembuatan jus
belimbing untuk menurunkan tekanan darah, serta merencanakan untuk
mengajarkan cara pembuatan BPJS.

Pelaksanaan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan


keperawatan yang meliputi TUK 1 sampai dengan TUK 5. Pelaksanaan
dilakukan oleh perawat selama lima hari. Selama pelaksanaa keperawatan
keluarga sangat antusias, kooperatif dan banyak bertanya.
Evaluasi keperawatan setelah melakukan asuhan keperawatan selama lima
hari semua rencana telah selesai dilakukan dengan baik. Keluarga sudah
mampu mengenal masalah kesehatan tentang hipertensi, mampu merawat
anggota keluarga dengan hipertensi. Mampu memodifikasi lingkungan untuk
mengatasi hipertensi dengan diet yang dianjurkan untuk hipertensi, dan
mampu memahami tentang BPJS.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. penulis
menyarankan untuk mahasiswa /i diharapkan untuk menambah wawasan dari
sumber-sumber terpercaya dan membina hubungan baik dengan keluarga agar
lebih mudah melakukan implementasi dalama asuhan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Bulechek, G. M. dkk. (2012). Edisi Keenam Nursing Intervensions Classification


(NIC). (Penerjemah: Nurjanah, I. dan Tumanggor,. R.D.). United
Kingdom: Elsevier Global Rights.

Dalmartha, Setiawan, Basuki T. Purnama, dkk. 2008. Care Your Self, Hipertensi.
Jakarta: Penebar Plus.

Doenges, Marilyn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk


Perencanaan Pendokumentasian Perawatan Pasien Jakarta: EGC.

Herdman, T. H. dan Kamitsuru, S. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan


klasifikasi. Jakarta: EGC

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35459Kep%20Kardiovaskuler-
Askep%20Hipertensi.html#popup (Diakses pada tanggal 12 September
2015 pukul 11.00 WIB).

Moorhead, S. Dkk. (2012). Edisi Keenam Nursing Outcomes Classification


(NOC). (Penerjemah: Nurjanah, I. dan Tumanggor,. R.D.). United
Kingdom: Elsevier Global Rights

Muwarni, S. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendik

Oktavianus dan Febriana Sartika Sari. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Sistem
Kardiovaskuler Dewasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Scanlon, Valerie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

You might also like