You are on page 1of 9

LAPORAN PRESENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

DISUSUN OLEH :
Kelompok II

TRI DIAN MAISYARAH K1A2 14 006


POPY ASMAYANTI K1A2 14 019
ESRA LASGANDA SITORUS K1A2 14 023
MUH. IKHSAN FADLI NANLOHY K1A2 14 027

KONSENTRASI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALO ULEO
2016
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU

1. Pengkajian

A. Anamnesa
a. Biodata
Nama, sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan/Rumah Sakit/Klinik
atau catat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
Umur, Digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi
dantindakan, juga sebagai acuan pada umur berapa
penyakit/kelainantersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada
usia produktif 25 - 45 tahun.
Alamat, sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien
apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya
dalam pemeriksaan kehamilan.
Pendidikan, Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan
memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang
gejala / keluhan selama di rumah atau Rumah Sakit.
Status pernikahan, Dengan status perkawinan mengetahui berapa kali
klien mengalamikehamilan (KET) atau hanya sakit karena penyakit lain
yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
Pekerjaan, Untuk mengetahui keadaan aktivitas sehari-hari dari klien,
sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya KET.
b. Keluhan Utama
Klien biasanya dating dengan keluhan nyeri hebat pada perut bagian
bawah dan disertai dengan perdarahan selain itu klien juga mengeluh
ammenorrhoe.
c. Riwayat penyakit sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian
disusul dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya
nyeri hanya satu sisi ke sisi berikutnya disertai adanya
perdarahan pervagina :
1. Kadang disertai muntah
2. Keadaan umum klien lemah dan adanya syok
3. Terkumpulnya darah di rongga perut :
a. Menegangnya dinding perut disertai nyeri
b. Nyeri yang timbul biasanya merupakan nyeri hebat hingga
membuat klien pingsan
4. Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi syok hipovolemik
d. Riwayat penyakit masa lalu
Mencari faktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis, addresitis
menyebabkan perlengkapan endosalping, Tuba menyempit / membantu.
e. Status obstetri ginekologi
Usia perkawinan, sering terjadi pada usia produktif 25 45 tahun,
berdampak bagi psikososial, terutama keluarga yang masih
mengharapkan anak.
Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien melakukan proses persalinan di
petugas kesehatan atau di dukun
Grade multi
Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.
Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yangmenyengat.
Kemungkinan adanya infeksi.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Hal yang perlu dikaji pada pasangan yang baru menikah bukan cuman istri
tetapi juga status kesehatan suami apakah suami mengalami infeksi
system urogenetalia, dapat menular padaistri dan dapat mengakibatkan
infeksi pada cerviks.
g. Riwayat Psikososial
Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguan
konsep diri, selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan
h. Pola aktivitas sehari hari
a. Pola nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri
adalah Nausea dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul
dirongga abdomen.
b. Eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi itu
diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat nyeri,
adanya intake makanan dan cairan yang kurang. Sehingga tidak ada
rangsangan dalam pengeluaran feses. Pada BAK klien mengalami output
urine yang menurun < 1500ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang
kurang.
c. Personal hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut
untuk melakukan aktivitas karena adanya kemungkinan timbul
nyeri,sehingga dalam personal hygiene tergantung pada orang lain.
d. Pola aktivitas (istirahat tidur)
Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibat
hematocele retropertonial menumpuk pada cavum Douglasi.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tergantung banyaknya darah yang keluar dan tuba, keadaan umum ialah
kurang lebih normal sampai gawat dengan shock berat dan anemi
2. Pemeriksaan kepala dan wajah
Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis
3. Pemeriksaan leher dan thorak
Tanda-tanda kehamilan ektopik terganggu tidak dapat di identifikasikan
melalui leher dan thorax, Payudara pada KET biasanya mengalami
perubahan.
4. Pemeriksaan abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisi
uterus, dan pada pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan
tumor yang tidak begitu padat, nyeri tekan dan batas-batas yang tidak
rata disamping uterus. Hematocele retrouterina dapat ditemukan. Pada
repture tuba perut menegang dan nyeri tekan, dan dapat ditemukan
cairan bebas dalam rongga peritoneum. Kavum Douglas menonjol karena
darah yang berkumpul ditempat tersebut baik pada abortus tuba maupun
pada rupture tuba gerakan pada serviks nyeri sekali.
5. Pemeriksaan genetalia
a. Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia
eksterna dapat ditemukan adanya perdarahan pervagina. Perdarahan
dari uterus biasanya sedikit- sedikit, berwarna merah kehitaman.
b. Setelah dilakukan tindakan operasi pada pemeriksaan genetalia dapat
ditemukan adanya darah yang keluar lebih sedikit di bandingkan
sebelum oprasi.
6. Pemeriksaan ekstremitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akral dingin
akibat syok serta tanda-tanda cyanosis perifer pada tangandan kaki.
C. Pemeriksaan diagnostic
Bila diduga ada kehamilan ektopik yang belum terganggu, maka penderita
segera dirawat di rumah sakit. Alat bantu diagnostic yang dapat digunakan ialah
ultrasonografi, laparoskopi atau kuldoskopi.
Untuk mempertajam diagnosis, maka pada tiap wanita dalam masa
reproduksi dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah atau kelainan haid,
kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan. Pada umumnya dengan
anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapat ditegakkan,
walaupun biasanya alat bantu diagnostic seperti kuldosentesis, ultrasonografi
dan laparoskopi masih diperlukan anamnesis. Haid biasanya terlambat untuk
beberapa waktu dan kadang-kadang terdapat gejala subyektif kehamilan muda.
Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan
per vaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
Pemeriksaan umun : penderita tampak kesakitan dan pucat, pada
perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada
jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan
nyeri tekan.
Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda mungkin
ditemukan. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat
diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba
tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditemukan. Kavum
Douglas yang menonjol dan nyeri-raba menunjukkan adanya hematocele
retrouterina. Suhu kadang-kadang naik, sehingga menyukarkan perbedaan
denga infeksi pelvik.
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobin dan jumlah sel
darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilan ektopik
terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga
perut. Pada kasus jenis yang tidak mendadak biasanya ditemukan anemia,
tetapi harus diingat bahwa penurunan hemoglobin baru terlihat setelah 24
jam.
Penghitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan
bila leukositosis meningkat. Untuk membedakan kehamilan ektopik dari
infeksi pelvik, dapat diperhatikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang
melebihi 20.000 biasanya menunjuk pada keadaan infeksi pelvik. Tes
kehamilan berguna untuk mendiagnosa kehamilan ektopik apabila positif.
Akan tetapi jika tes kehamilan negative tidak menyingkirkan kemungkinan
kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi dan
degenerasi trofoblas menyebabkan produksi human chorionic
gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negative.
Kuldosentris : adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
kavum Douglas ada darah. Cara ini amat berguna dalam membantu
membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Tekniknya :
1. Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
2. Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptic
3. Speculum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan cunam
servik ; dengan traksi ke depan sehingga forniks posterior tampak
4. Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam kavum Douglas dan dengan
semprit 10 ml dilakukan penghisapan
5. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan
pada kain kasa dan perhatikan apakah darah yang dikeluarkan
merupakan :
Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan
membeku; darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk.
Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku,
atau yang berupa bekuan kecil-kecil; darah ini menunjukkan
adanya hematocele retrouterina.
Ultrasonografi : berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis
pasti ialah apabila ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di
dalamnya tampak denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada 5
% kasus kehamilan ektopik. Walaupun demikian, hasil ini masih harus
diyakini lagi bahwa ini bukan berasal dari kehamilan intrauterine pada
kasus uternus bikornis.
Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir
untuk kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang
lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian
dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium,
tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga
pelvis mungkin mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini
menjadi indikasi untuk melakukan laparotomi.

2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan menggabungkan data dan mengkaitkan
data tersebut dengan konsep yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Dalam analisa data ini pengelompokan data dilakukan berdasarkan reaksi
baik subyektif maupun obyektif yang digunakan untuk menentukan masalah dan
kemungkinan penyebab.

3. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih
banyak pada uterus.
2. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan
intraperitonial.
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman
atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

4. Intervensi Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih
banyak pada uterus.

Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Hasil
Perubahan perfusi Setelah diberikan 1. Awasi tanda vital,
jaringan berhubungan asuhan keperawatan kaji pengisisn kapiler,
dengan perdarahan selama..x jam warna kulit atau
yang lebih banyak diharapkan pasien membran mukosa dan
pada uterus. mampu dasar kuku.
mendemonstrasikan 2. Kaji respon verbal
perfusi yang adekuat melambat, mudah
secara individual terangsang, agitasi,
dengan KH: gangguan memori,
-Kulit hangat dan bingung.
kering 3. Catan keluhan
-Ada nadi perifer kuat rasa dingin.
-Tanda vital dalam Pertahankan suhu
batas normal lingkungan dan tubuh
-Pasien hangat sesuai indikasi
sadar/berorientasi Kolaborasi :
-Keseimbangan 4. Berikan SDM yang
pemasukan/pengeluara lengkap/packed,
n produk darah sesuai
-Tak ada edema indikasi. Awasi ketat
untuk komplikasi
tranfusi.
5. Berikan oksigen
tambahan sesuai
indikasi

Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan


intraperitonial.

Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Hasil
Nyeri yang Setelah dibserika askep 1. Tentukan sifat,
berhubungan dengan selama.x jam pasien lokasi, dan dirasi nyeri.
rupture tuba fallopii, dapat Kaji kontraksi uterus,
perdarahan mendemonstrasikan perdarahan, atau nyeri
intraperitonial teknik relaksasi, tanda- tekan abdomen
tanda vital dalam batas 2. Kaji stress
normal, tidak meringis psikologi ibu atau
pasangan dan respon
emosional terhadap
kejadian.
3. Berikan lingkungan
yang tenang dan
aktifitas untuk
menurunkan rasa
nyeri. Instruksikan
klien untuk
menggunakan metode
relaksasi misalnya
nafas dalam,
visualisasi distraksi dan
jelaskan prosedur.
Kolaborasi :
4. Berikan narkotik
atau sedative berikut
obat-obat praoperatif
bila prosedur
pembedahan
diindikasikan
5. Siapkan untuk
prosedur bedah bila
terdapat indikasi

Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman


atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Hasil
Kurangnya Seteleh diberikan 1. Menjelaskan
pengetahuan yang askep selama ..x jam tindakan dan rasional
berhubungan dengan pasien berpartisipasi yang ditentukan untuk
kurang pemahaman dalam proses belajar, kondisi hemoragi
atau tidak mengenal mengungkapkan dalam 2. Berikan
sumber-sumber istilah sederhana kesempatan bagi ibu
informasi. mengenai patofisiologi untuk mengajukan
dan implikasi klinis. pertanyaan dan
mengungkapkan
kesalahan konsep.
3. Diskusikan
kemungkinan
komplikasi jangka
pendek pada ibu/janin
dari keadaan
perdarahan
4. Tinjau ulang
komplikasi jangka
panjang terhadap
situasi yang
memerlukan evaluasi
dan tindakan
5. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa 1: menunjukan perfusi jaringan yang adekuat, misalnya: Tanda-tanda
vital stabil, membrane mukosa warna merah muda, pengisian kapilerbaik,
haluaran urine adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti biasa.
Diagnosa 2: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital
dalam batas normal, dan ibu tidak meringis atau menunjukan raut muka yang
kesakitan.
Diagnosa 3 : ibu dapat berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan
dalam istilah sederhana, mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.
Daftar Pustaka

Buku Diagnosa Keperawatan NANDA NIC NOC Tahun 2014


Rencana Perawatan Maternal Marilynn E. Doengoes
Buku Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi dalam Ilmu Kebidanan edisi II
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media
Aesculapius FKUI
http://www.google.com/Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005
http://www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar
kandungan/page:1-4
Bagian obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung :
FK UNPAD
Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP
www.google.com

You might also like