You are on page 1of 9

BAB V ANODISASI ALUMINIUM

BAB V
ANODISASI ALUMINIUM

5.1. TUJUAN PERCOBAAN


1) Mengetahui prinsip dasar Anodisasi Aluminium.
2) Mengetahui perubahan dan reaksi yang terjadi selama Anodisasi.
5.2. TEORI DASAR
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya
berwarna abu-abu dan melebur pada suhu 659 oC. Bila terkena udara, objek-objek
aluminium teroksidasai pada permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi
objek dari oksida lebih lanjut. Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-
senyawanya.
Proses Anodisasi merupakan proses pembentukan oksida logam, utamanya
dilakukan pada logam aluminium yang dilakukan dengan bantuan arus listrik dimana
benda kerja diletakkan pada kutub positif (anoda). Proses Anodisasi umumnya
bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi, sebagai persiapan dasar pengecatan
dan pewarnaan, meningkatkan ketahanan gesek.
Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi antara logam
aluminium dan oksigenmenghasilkan oksidanya yang merupakan lapisan non-pori
dan membungkus permukaan logam tersebut sehingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Lapisan dengan ketebalan 10-4 - 10-6 mm sudah cukup mencegah tejadinya kontak
lanjut permukaan logam dengan oksigen. Aluminium yang dianodisasi mempunyai
ketebalan 0,01 mm dan lapisan oksida setebal ini mampu menyerap zat pewarna
sehingga permukaan logam dapat diwarnai.
Proses Anodisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti rapat arus, jenis
larutan elektrolit, konsentrasi larutan, pH larutan. Persiapan awal permukaan juga
sangat berpangaruh pada proses Anodisasi karena jika permukaan awal logam

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 45


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

aluminium tidak maksimal maka proses pembentukan oksidanya akan berlangsung


lama dan membuang-buang waktu.
Tahapan proses Anodisasi untuk pembuatan oksida adalah sebagai berikut :
Tahap reaksi oksidasi elektrolitik yang mengubah logam aluminium
menjadi ion Al3+.
Tahap reksi ion dengan oksigen yang dibawa dalam bentuk ion (OH -
atau O2) pada antar muka sehingga membentuk aluminium oksida
yang menempel pada permukaan anoda.
Tahapan terakhir merupakan peristiwa pelarutan kembali sebagai
oksida tersebut oleh asam sehingga membentuk lapisan akhir yang
terlapisi.
Larutan elektrolit untuk proses Anodisasi dapat menggunakan larutan berikut
ini :
Larutan Kromat (banyak dipakai untuk menganodisasi alat pesawat
terbang dan lapisan oksidanya lebih tahan korosi dibandingkan dengan
proses asam sulfat)
Larutan Kromat Sulfat : CrO3, NaCl, asam sulfat (H2SO4)
Larutan Asam Kromat : CrO3 (100 gpl)
Larutan Asam Sulfat : Asam Sulfat (15 % 18 %)
Asam Fosfat : Asam Orthopospat (108,7 gpl)
Lapisan oksida yang terbentuk di permukaan logam aluminium dapat
dilakukan pengerasan dengan metoda berikut ini :
Pengerasan lapisan oksida pada aluminium yang telah mengalami
proses Anodisasi dilakukan dengan air panas. Aluminium oksida akan
bereaksi dengan air membentuk bochmat.
Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan uap air panas.
Dengan ini terbentuk selaput bochmat pada lapisan oksidanya. Cara
pengerasan lapisan oksida dengan menggunakan uap air panas dapat
menghindari terlarutnya sebagai zat pewarna.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 46


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

Pengerasan lapisan oksida dapat juga dilakukan dengan larutan


elektrolit seperti natrium asetat, bikromat, silikat dan sebagainya.
Pengerasan hasil proses Anodisasi bertujuan untuk dekoratif, sehingga
permukaan logam menjadi lebih indah dan menarik.

5.3. METODOLOGI PRAKTIKUM


5.3.1. SKEMA PROSES
Lakukan persiapan awal permukaan plat logam

Hubungkan plat Aluminium (anoda) ke kutub positif dari rectifier

Hubungkan plat Timbal (katoda) ke kutub negatif dari rectifier

Celupkan anoda dan katoda kedalam larutan elektrolit H2SO4 1 M

Putuskan arus listrik, bilas dengan aquades

Keringkan dan timbang

Analisa

Kesimpulan
Gambar 5.1. Skema Proses Anodisasi Aluminium

5.3.2. PENJELASAN SKEMA PROSES


1. Lakukan persiapan awal permukaan pada plat Aluminium.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 47


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

2. Masukkan larutan elektrolit H2SO4 1 M sebanyak 1 Liter ke dalam


gelas kimia 2 Liter.
3. Hubungkan plat Aluminium ke kutub positif (anoda) dari rectifier.
4. Hubungkan plat Timbal (Pb) ke kutub negatif (katoda) dari rectifier.
5. Celupkan kedua plat (anoda dan katoda) ke dalam larutan elektrolit
H2SO4.
6. Alirkan arus listrik sebesar 2 A selama 5 menit, 7 menit dan 10 menit.
7. Putuskan arus listrik, matikan rectifier.
8. Angkat plat Aluminium dan bilas dengan aquades.
9. Keringkan, ukur dan timbang plat Aluminium setelah mengalami
proses Anodisasi.
10. Analisa apa saja yang terjadi selama percobaan dan tuliskan
kesimpulan dari percobaan tersebut.
5.3.3. GAMBAR PROSES

Al Pb

Plat setelah dilakukan


Persiapan awal permukaan
H2SO4 1 M

Gelas Kimia 2 L
Rectifier
Pb Al

Hubungkan plat Pb ke kutub negatif dan plat Al ke kutub positif rectifier


H2SO4 Pb 1 MAl
2A Rectifier

Masukkan kedua plat kedalam larutan elektrolit H2SO4 1 M selama 5 menit, 7 menit
dan 10 menit dengan arus 2A

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 48


Pb Al
BAB V ANODISASI ALUMINIUM

Rectifier

Angkat kedua plat dan putuskan arus listrik lalu matikan rectifier

Al
Al
Aquades

Bilas plat Al dengan aquades Keringkan plat Al

Al

Ukur plat Aluminium setelah proses anodisasi


menggunakan jangka sorong

Timbang plat Al setelah proses


Anodisasi di neraca digital

Gambar 5.2. Proses Praktikum Anodisasi Aluminium


5.4. ALAT DAN BAHAN
5.4.1. ALAT
Rectifier : 1 buah
Jangka Sorong : 1 buah
Neraca digital : 1 buah
Gelas Kimia 2 Liter : 1 buah

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 49


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

5.4.2. BAHAN
Larutan H2SO4 1 M : 1 Liter
Plat Aluminium
Plat Timbal (Pb)
Aquades

5.5. DATA PENGAMATAN

Tabel 5.1. Sebelum Anodisasi


N Spesimen Berat Panjang Lebar Tebal
O
1 Plat Aluminium 3.78 gram 4,95 cm 3,05 cm 0,09 cm

Tabel 5.2. Sesudah Anodisasi


N Rapat
Spesimen Berat Panjang Lebar T(oC) Tebal
O Arus
1 Plat 3,78 gram 5,09 cm 3,15 23oC 2A 0,17
Aluminiu cm cm
m

5.5.1. PERHITUNGAN
Luas sebelum Anodisasi
A sebelum = 2(p x l) + 2(p x t) + 2(l x t)
= 2(4,95 x 3,05) + 2(4,95 x 0,09) + 2(3,05 x 0,09)
= 2(15,097) + 2(0,445) + 2(0,274)
= 30,194 + 0,89 + 0,549
= 31,633 cm2

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 50


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

= 3163,3 mm2

Luas sesudah Anodisasi


A sesudah = 2(p x l) + 2(p x t) + 2(l x t)
= 2(5,09 x 3,15) + 2(5,09 x 0,17) + 2(3,15 x 0,17)
= 2(16,033) + 2(0,865) + 2(0,535)
= 32,066 + 1,73 + 1,07
= 34,866 cm2
= 3486,6 mm2
e. I .t Ar Cu w

w= 36500 , e = elektron ( n ) , Ketebalan . A

Ar Cu
e= elektron ( n )
27
= 3

=9

e. I .t
w = 36500
9 x 2 A x 420 detik
= 96500
7560
= 96500

= 0.078 gram
w

Ketebalan . A
0,078
= 2,7 x 34,866

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 51


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

0,078
= 94,1382 cm

= 0,00082 cm

5.5.2. PERSAMAAN REAKSI


H2SO4 2 H+ + SO42-
+ -
Katoda : 2 H + 2e H2
2-
Anoda : SO4 SO4 + 2e- +
+ 2-
2 H + SO4 H2 + SO4

Pada plat Al : SO4 SO3 + On


On + 2 Al Al2O3

5.6. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada Anodisasi Aluminium plat Aluminium yang digunakan adalah plat yang
telah mengalami proses Persiapan Awal Permukaan. Pada saat proses Anodisasi
terjadi pengikisan plat Aluminium oleh larutan H2SO4 yang ditandai dengan adanya
gelembung gelembung udara pada permukaan plat Aluminium. Setelah proses
selesai dilakukan pengukuran kembali dimensi dan berat pada plat Aluminium , dan
ternyata dimensi plat Aluminium mengalami penambahan ukuran tetapi beratnya
tidak. Hal ini terjadi karena oksida yang melapisi memiliki massa yang sangat kecil
hingga hanya mempengaruhi ukuran dimensi dari plat Aluminium.
Tapi saat praktikum Anodisasi, plat Aluminium mengalami perubahan warna
kebiru-biruan hal ini disebabkan karena larutan H2SO4 berubah menjadi larutan
CuSO4 yang larutannya berwarna biru sehingga plat Aluminium berwarna biru setelah

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 52


BAB V ANODISASI ALUMINIUM

proses Anodisasi. Perubahan larutan H2SO4 menjadi larutan CuSO4 disebabkan karena
pada saat mencelupkan plat Aluminium kawat yang menggantungkan plat Aluminium
ikut tercelup, karena kawat tersebut terbuat dari tembaga (Cu) maka bereaksilah
larutan H2SO4 dengan Cu menghasilkan CuSO4 . Lalu plat Aluminium juga
mengalami penurunan berat pada variasi waktu 5 menit tapi pada variasi waktu 10
menit plat Aluminium mengalami penambahan berat. Dari data tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa waktu sangat berpengaruh terhadap hasil proses Anodisasi.

5.7. KESIMPULAN
1. Prinsip dasar dari Anodisasi adalah pembentukan oksida pada plat
Aluminium dengan cara elektrolisis.
2. Terjadi perubahan ukuran pada plat Aluminium setelah proses
Anodisasi tetapi perubahan berat hanya terjadi pada variasi waktu 5
menit dan 10 menit.
3. Kesalahan dalam melakukan pencelupan plat kedalam larutan bisa
membuat hasil akhir berubah dari yang diinginkan.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR 53

You might also like