You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HEMATOMESIS MELENA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KASUS


HEMATOMESIS MELENA DI RUANG INTERNE
PAVILIUM SHOFA RUMAH SAKIT
SITI KHODIJAH SEPANJANG

Disusun oleh :
Qam Aidah Qusmi
Nim : 22053
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada Tn.AM dengan diagnosa medis Hematomesis Melena di ruang
Interne 3 C Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, telah diperiksa dan disahkan sebagai laporan
praktek keperawatan yang dilaksanakan mulai tanggal 19 Juli 2004 sampai 31 Juli 2004.

Mahasiswa praktek,

AFFAN AFANDI
Nim : 23001

Mengetahui,
Kepala ruang Interna 111C Pembimbing ruang Interna 111C
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

___________________ ___________________
Nip. Nip.

Pembimbing pendidikan

( )
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami penjatkan puja dan puji syukur atas terselesainya
penyusunan makalah asuhan keperawatan yang bertemakan ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS HEMATOMESIS MELENA di RUMAH SAKIT SITI
KHODIJAD SEPANJANG RUANG INTERNE PAVILIUM MARWAH.
Dengan diberikannnya tugas diharapkan dapat membuka cakrawala para mahasiswa
tentang memberikan tindakan / asuhan keperawatan pada pasien hematomesis melena dan
melatih mahasiswa untuk bersosialisasi di masyarakat.
Dalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada Direktur Akper
Unmuh Surabaya, Direktur Rumah Sakit Siti Khodijah, Pembimbing baik dari Rumah Sakit
Siti Khodijah atau dari akademik dan rekan-rekanku sekalian yang telah mendukung dalam
penyusuan Askep.

Surabaya, Januari 2003

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB.I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Konsep Dasar .....................................................................................................
1.1.1 Pengertian .............................................................................................
1.1.2 Etiologi
1.1.3 Anatomi
1.1.4 Patofisiologi .............................................................................................
1.1.5 Manifestasi Klinis .............................................................................................
1.1.6 Penatalaksanaan .............................................................................................
1.2 Asuhan keperawatan ..........................................................................................
1.2.1 Pengkajian ...........................................................................................
1.2.2 Diagnosa keperawatan .......................................................................................
1.2.3 Perencanaan ...........................................................................................
1.2.4 Pelaksanaan ...........................................................................................
1.2.5 Evaluasi
BAB.II ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................
2.1 Pengkajian ......................................................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................
2.3 Perencanaan ......................................................................................................
2.4 Pelaksanaan ......................................................................................................
2.5 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Dasar
1.1 Pengertian
Hematomesis adalah muntah darah, berwarna merah atau hitam tergantung lamanya
darah berada dilambung, dapat pula berbentuk seperti kopi (Cofferi ground Appereance) bila
bercampur dengan bekuan darah.
Melena adalah tinjau hitam atau muntah hitam karena darah dalam saluran cerna yang
menjadi hitam dibawah pengaruh asam klorida lambung, lalu dikeluarkan pada hajat besar
atau dimuntahkan (Diktat Askep Pasien dengan Masalah Pencernaan Makanan, 2000).

1.2 Anatomi
Hati (hepar) merupakan organ yang paling besar dalam tubuh dengan berat rata-rata
sekitar 1500 gram atau 25% berat badan orang dewasanormal letaknya dibagian atas kanan
dalam rongga abdomen, mulai dari sela intercostalis ke 5 sampai pada lingkungan iga. Hati
terbagi dua belah utama yaitu : permukaan atas berbentuk cembung dan terletak dibawah
diafragma sedangkan permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lingkungan fisura
transfersus. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dipermukaan bawah,
serta memisahkan belahan kanan dan diri dipermukaan bawah, serta ligomen fosiformis
dipermukaan atas hati. Selanjutnya hati dibagi dalam 4 lobus yaitu : lobus kanan, lobus kiri,
lobus kauda dan lobus kwardata. Setiap lobus terdiri atas lobulus yang sel hati terbentuk
kubus dan cabang-cabang pembuluh darah diikat oleh jaringan hati.
Pembuluh darah pada hati terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Arteri hepatika yang keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darahnya kepada hati, darah ini
mempunyai kejenuhan oksigen 95 sampai 100% kemudian masuk kehati membentuk jaringan
kopiler, setelah bertemu dengan vena kapiler akhirnya keluar sebagai vena hepatika : hepatika
yang mengembalikan darah dari hati karena inferter.
b. Vena porta termasuk dari vena lienalis dan vena mesentrika superior mengantar 4/5 darahnya
ke hati, ini mempunyai kejenuhan oksigen 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh
limfe dan usus. Darah vena porta ini membawa zat makanan ke hati setelah diabsorsi oleh
mukosa usus halus.
Hati mempunyai fungsi yang paling banyak dan komplek untuk mempertahankan
hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolisme tubuh. Fungsi utama hati antara
lain :
Metabolisme karbohidrat dan disimpan dalam hati sebagai glikogen untuk mempertahankan
kadar glukosa darah normal dan sebagai cadangan energi.
Metabolisme protein plasma yang disintesis oleh hati yaitu albumin yang penting untuk
mempetahankan tekanan osinetik koloid dan protombin, fibrinogen dan faktor-faktor
pembekuan lain.
Metabolisme lemak menjadi asam karbonat dan air.
Pembentukan urea, hati menerima asam amoni dan diubah menjadi ureum yang dikeluarkan
dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine dan feses.
Detikfikasi, hati sebagai biotransformasi zat-zat yang berbahaya dan menjadi zat-zat yang
tidak berbahaya, kemudian diekskresi oleh ginjal

1.3 Patofisiologi
1.4 Etiologi
Etiologi dari hematomesis melena yaitu alkoholisme, malnutrisi (Nutrisie tidak
adekuat), virus hepatitis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika,
penyakit wilsons, hemokromatosis, zat toksik dan lain-lain.

1.5 Manifestasi Klinis


Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya
kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :
a. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare.
b. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
c. Ascites, hidratonaks dan edemo.
d. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
e. Hematomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecilkarena fibrosis. Bila secara klinis
didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan oleh sebab-sebab lain,
ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan kemungkinan timbulnya prekoma
dan koma hepatikum.
f. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput medusa, wasir dan
varises esofagus.
g. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu :
- Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan pubis.
- Amenore, hiperpigmentasi areola mamae
- Spider nevi dan eritema
- Hiperpigmentasi
h. Jari tabuh

1.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Laboratorium
Darah : Hb menurun / rendah
SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang mengalami
kerusakan.
Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan sel hati yang
kurang.
Pemeriksaan CHE (kolineterase) penting dalam menilai kemampuan sel hati. Bila terjadi
kerusakan kadar CHE akan turun.
Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam
dalam diet.
Peninggian kadar gula darah.
Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti HBSAg/HBSAB, HBeAg
b. Radiologi
USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan splenomegali, acites
Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus
Angiografi untuk pengukuran vena portal

1.7 Penatalaksanaan
a. Istirahat cukup ditempat tidur
b. Diet rendah protein, rendah garam, diit tinggi kalori
c. Antibiotik
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial berantai
cabang dan glukosa.
e. Robansia vitamin B kompleks
2. Dasar Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian meliputi
a. Identitas : meliputi
- Nama pasien
- Umur,
- Jenis kelamin,
- Suku bangsa,
- Pekerjaan,
- Pendidikan,
- Alamat,
- Tanggal MRS,
- Diagnosa medis
b. Keluhan utama : keluhan yang dirasakan klien hingga menyebabkan klien MRS baik
sebelum klien MRS atau pada saat MRS.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
serangan / gejala itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi dan
memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan apakah pernah menderita
penyakit keturunan atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular.
d. Pola- pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan
peratatan diri.
Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi perubahan karena adanya keluhan pasien berupa mual, muntah, kembung dan nafsu
makan menurun. Dan intake nutrisi harus dalam bentuk makanan yang lunak yang mudah
dicerna.
Pola aktivitas dan latihan
Gangguan aktivitas / kebutuhan istirahat, yang kekurangan protein (hypoprotein) yang dapat
menyebabkan keluhan subyektif pada pasien kelemahan otot dan kelelahan sehingga aktivitas
sehari-hari termasuk pekerjaan harus dibatasi / harus berhenti bekerja.
Pola eliminasi
Perubahan pola eliminasi yang dapat terjadi berupa diare, konstipasi dan perubahan karena
feses menjadi hitam seperti petis (melena)
Pola tidur dan istirahat
Tidak mengalami gangguan
Pola persepsi sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan Hematomesis melena yang berulang.
Pola persepsi dan konsep diri
Akan terjadi perubahan tentang gambaran dirinya seperti : badan menjadi buruk, perut
membesar karena oseitas dan kulit mengering, bersisik agak kehitaman.
Pola hubungan dan peran
Dengan adanya perawatan yang lama maka akan terjadi hambatan dalam menjalankan
perannya seperti semula.
Pola reproduksi dan seksual
Akan terjadi perbahan karena ketidakseimbangan hormon, androgen dan estrogen, bila terjadi
pada lelaki (suami) dapat menyebabkan penurunan libido dan impoten, bila terjadi pada
wanita (istri) menyebabkan gangguan pada siklus haid atau dapat terjadi aminore dan hal ini
tentu saja mempengaruhi pasien sebagai pasangan suami dan istri.
Pola penanggulangan stres
Bagaimana cara klien mengatasi masalahnya.
Pola tata nilai kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Keadaan umum klien Hematomesis melena akan terjadi ketidak seimbangan nutrisi akibat
anoreksia, intoleran terhadap makanan / tak dapat mencerna, mual, muntah, kembung.
Sistem respirasi
Akan terjadi sesak, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan hipoksia, asites.
Sistem kardiovaskuler
Riwayat perikarditis, penyakit jantung reumatik, kanker (malfungsi hati menimbulkan gagal
hati), distritnya, bunyi jantung (S3, S4).
Sistem gastrointestinal.
Nyeri tekan abdomen / nyeri kuadran kanan atas, pruritus, neuritus perifer.
Sistem persyaratan
Penurunan mental, perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat tak jelas.
Sistem geniturianaria / eliminasi
Terjadi flatus, distensi abdomen (hepatomegali, splenomegali. asites), penurunan / tak adanya
bising usus, feses warna tanah liat, melena, urin gelap pekat, diare / konstipasi.

2.2 Diagnosa keperawatan


Diagnosa I
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk
memproses / mencerna makanan ditandai dengan klien mengeluh nyeri diabdomen / kuadran
kanan atas, anoreksia, mual, muntah, tidak mau makan, mudah kenyang, penurunan BB.

Diagnosa II
Resiko tinggi terhadap pola pernafasan tidak efektif sehubungan dengan penurunan ekspansi
paru ditandai dengan klien mengeluh sesak nafas, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas
tambahan, hipoksia.

Diagnosa III
Harga diri rendah sehubungan dengan gangguan penampilan fisik ditandai dengan penyataan
klien yaitu terjadi perubahan pada dirinya badan menjadi kurus, perut membesar (asites),
kulit mengering, bersisik agak kehitaman, bau khas yang tidak enak.

2.3 Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka intervensi keperawatan perlu untuk
mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah pasien.
* Diagnosa I
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk
memproses / mencerna makanan ditandai dengan klien mengeluh nyeri abdomen / kuadran
kanan atas, anoreksia, mual, muntah, tidak mau makan, mudah kenyang, penurunan BB.
Tujuan : Intake dan output nutrisi terpenuhi dalam waktu 1x24 jam
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang
Peningkatan BB
Tidak mual, muntah, anoreksia berkurang
* Rencanan tindakan
a. Timbang sesuai indikasi, bandingkan perubahan statis cairan, riwayat berat badan.
b. Bantu dan dorong pasien untuk makan.
c. Dorong pasien untuk makan semua makanan
d. Berikan makanan sedikit tapi sering
e. Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi.
f. Kolaborasi dengan tim medis dan tim gizi untuk pemberian terapi dan diit.
* Rasional :
a. Mungkin sulit untuk menggunakan BB sebagai indikator langsung, status nutrisi karena ada
gambaran oedema / asites, lipatan kulit trisep berguna dalam mengkaji masa otot dan
umpanan lemak sub kutan.
b. Diet yang tepat penting untuk penyembuhan pasien mungkin makan lebih baik bila keluarga
terlibat dan makanan yang disukai sebanyak mungkin.
c. Pasien mungkin hanya makan sedikit gigitan karena kehilangan nafsu makan, mual,
kelemahan umum, malaise.
d. Buruknya toleransi terhadap makanan banyak mungkin berhubungan dengan peningkatan
tekanan intra andomen.
e. Perdarahan di esofagus dapat terjadi pada HM.
f. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian terapi dan diit.

* Diagnosa keperawatan II
Resiko tinggi terhadap pola pernafasan tidak efektif sehubungan dengan penurunan ekspansi
paru ditandai dengan klien mengeluh sesak nafas, takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas
tambahan.
Tujuan : Sesak berkurang dalam waktu 2x24 jam
Kriteria hasil :
Frekuensi pernafasan normal
Tidak ada bunyi nafas tambahan
Klien tidak hipoksia.
* Rencan tindakan
a. Awasi pernafasan, kedalaman dan irama pernafasan
b. Auskultasi bunyi nafas
c. Pertahankan kepala tempat tidur tinggi, posisi miring.
d. Ubah posisi dengan sering dorong nafas dalam, latihan batuk
e. Awasi suhu catat adanya mengigil, meningkatnya batuk, perubahan warna / karakter sputum.
f. Kolaborasi dengan tim medis
* Rasional
a. Pernafasan dangkal cepat / dispnea, mungkin ada sehubungan dengan hipoksia dan atau
akumulasi cairan dalam abdomen.
b. Menunjukkan terjadinya komplikasi, meningkatkan resiko infeksi.
c. Memudahkan pernafasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan
ukuran aspirasi sekresi.
d. Membantu ekspansi paru dan memobilisasi sekret
e. Menunjukkan timbulnya infeksi contoh pneumonia.
f. Untuk memberikan terapi dan melakukan tindakan selanjutnya.
* Diagnosa keperawatan III
Harga diri rendah sehubungan dengan gangguan penampilan fisik ditandai dengan penyataan
klien yaitu terjadi perubahan pada dirinya badan menjadi kurus, perut membuncit (asites),
kulit mengering, bersisik agak kehitaman, bau khas yang tidak enak.
Tujuan : Klien tidak merasa terganggu dengan penampilan fisik
Kriteria hasil :
BB meningkat
Kulit tidak mengering dan hitam
Perut tidak membesar
* Rencan tindakan
a. Jelaskan hubungan antara gejala dan asal penyakit.
b. Dorong pasien : berikan perawatan dengan positif, perilaku bersahabat.
c. Dorong keluarga / orang terdekat untuk menyatakan perasaan, partisipasi pada perawatan.
d. Bantu pasien untuk mengatasi perubahan pada penampilan.
* Rasional
a. Pasien sangat sensitif terhadap perubahan dan juga mengalami perasaan bersalah.
b. Pemberian perawatan untuk mempengaruhi perawatan pasien dan kebutuhan untuk membuat
upaya untuk membatu pasien merasakan nilai pribadi.
c. Partisipasi pada perawatan membantu mereka merasa berguna dan meningkatkan
kepercayaan.
d. Memberikan dukungan dapat meningkatkan harga diri dan menigkatkan rasa kontrol.

2.4 Penatalaksanaan
Pada tahap ini adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan secara optimal.

2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.

You might also like