You are on page 1of 7

DYSPEPSIA

SPO
No. Dokumen : Ditetapkan OlehNo. Revisi : Kepala Puskesmas Tgl Terbit : Malimongan BaruHalaman :
11
P!"K#"M$"
Dr. "ri Rahma%ani &'(M$R"
Malimonganbaru
Nip. 1)*1111+ 1))1,- +,,+
1.PengertianDyspepsia merupakan kumpulan
k e l u h a n a t a u g e j a l a k l i n i s yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit
diperut di bagian atas

yang hilang timbul/menetap yang dapat disertai mual/ muntah.


2 . T u j u a n S e b a g a i a c u a n d a l a m
p e n a t a l a k s a n a k a n d i s p e p s i a d a n mencegah
terjadin ya komplikasi untuk semua pasien yangmenderita dispepsia yang
d a t a n g d i U n i t P e l a y a n a n U m u m Puskesmas Malimongan
aru! . " e b i j a k a n S " " e p a l a P u s k e s m a s # o . $ .
% e & e r e n s i 1 . u k u p e d o m a n p e n g o b a t a n d a s a r d i
P u s k e s m a s 2 ' ' ( . 2."apita selekta kedokteran jilid 1) ed ***)
p e n e r b i t m e d i a aesculapius +",U*- . l a t
d a n ahan1 . l a t a . T e n s i
m e t e r b.Stetoskopc . T h e r m o m e t e r 2 . a h a n a.uku status
p a s i e n U n i t P e l a y a n a n U m u m b.uku register harian Unit Pelayanan Umum
c . e m b a r a n r e s e p d . + o r m r e s e p u m u m l u a r e.+orm rujukan
internal dan eksternal& . u k u r e g i s t e r r u j u k a n p a s i e n 0 .
a n g k a h , l a
n g k a h a g a n
l i r 1 . P e t u g a s
m e n y i a p k a n & o r m a t laporan penderita baru2 . P e t u g a s
m e n u l i s k a n i d e n t i t a s t e r s a n g k a p a s i e n y a n g
a k a n diperiksa! . a k u k a n p e m e r i k s a a n
a a l berdasarkan gejala klinis $ . P e r a a t M e l a k u k a n
p e n g u k u r a n t e k a n a n d a r a h ) s u h u b a d a n d a n mencatat dalam buku
status pasien.- . D o k t e r M e l a k u k a n a n a m n e s a t e r h a d a p
p a s i e n t e r k a i t " e l u h a n yang dirasakan seperti "embung)nyeri ulu hati) mual)
muntah) tidak na&su makan) Po

m e l a k u k a n p e m e r i k s a a n &isik seperti "eadaan umum pasien) d a


t i d a k n y a n y e r i t e k a n e p y g a s t r i u m ) d a
t i d a k n y a dehidrasi) ( . M e l a k u k a n t e r a p i s e s u a i
d e n g a n a c u a n p e n a t a l a k s a n a a n t e r a p i seperti , P e m b e r i a n
n t a s i d 2 ' 3 1 - ' ml/hari) menetralisir sekresia s a m
l a m b u n g ) s i m p t o m a t i s mengurangi rasa nyeri, n t a g o n i s
r e s e p t o r 4 2 )
Men%iapkan orm pen/eritaMenuliskan i/entitastersangka %g akan /iperiksaMelakukan pemeriksaana0al
ber/asarkan geala
Peraat Melakukan pengukurantekanan darah) suhu badan danmencatat dalam buku status
pasienDokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan &isik
Terapi /engan /iagnosis lainBerikan terapi /engan /iagnosa /%spepsia

\
S.O.P PERAWATAN LUKA BAKAR
Didha Fairus
SOP
Senin, 10 Februari 2014
Belum ada komentar
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar


TUJUAN
1. Mencegah infeksi pada luka
2. Mempercepat penyembuhan pada luka
KEBIJAKAN Pasien yang mengalami luka bakar
PETUGAS Perawat
PERALATAN
1. Bak instrument yang berisi:
2. Pinset anatomis
3. Pinset chirurgis
4. Gunting debridemand
5. Kassa steril
6. Kom: 3 buah
7. Peralatan lain terdiri dari:
8. Spuit 5 cc atau 10 cc
9. Sarung tangan
10. Gunting plester
11. Plester atau perekat
12. Desinfektant
13. NaCl 0,9%
14. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant
15. Verband
16. Obat luka sesuai kebutuhan
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat
jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi
dengan NaCl 0,9%
6. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl
0,9%
7. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan
nekrotik. (Bila ada bula jangan dipecah, tapi dihisap
dengan spuit steril setelah hari ke-3)
8. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
9. Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa
steril
10. Memberikan obat topical sesuai order pada luka
11. Menutup luka dengan kassa steril, kemudian
dipasang verband dan diplester
12. Memasang verband dan plester
13. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
SOP / PROTAP PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI
KETUBAN PECAH DINI

No.Dokumen Revisi 0 Halaman 1 dari 2


.
STANDAR
PELAYANAN Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
MEDIS

Definisi :
Umur kehamilan lebih dari 20 minggu

Keluar cairan jernih dari Vagina

Pada pemeriksaan fisik : suhu normal bila tidak


infeksi

Pada pemeriksaan obstetrik bunyi jantung janin


biasanya normal.

Pemeriksaan inspekulo:

1. Terlihat cairan keluar dari ostium uteri

eksternum.
b. Kertas Nitrazin merah akan jadi biru.

Kriteria :
Diagnosa Fistula vesiko vaginal dengan kehamilan

Stress inkontinensia

Diagnosa :
Banding Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.000/mm
mungkin ada infeksi.

USG : membantu menentukan usia kehamilan,


letak janin, berat janin, letak plasenta, gradasi
plasenta serta jumlah air ketuban.

Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop


Lacnee atau dengan fetal phone atau dengan
CTG. Bila ada infeksi intra uteri atau peningkatan
suhu bunyi jantung janin akan meningkat
Pemeriksaan : Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan
penunjang Kandungan

Standar tenaga : Dokter umum atau dokter spesialis kebidanan dan


kandungan

Perawatan RS : Harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban


berhenti atau setelah perawatan dari tindakan
terminasi kehamilan selesai A. Konservatif :

Rawat di RS

Antibiotika kalau ketuban pecah < 6 jam


(ampisilin atau eritromicin bila tidak tahan
ampisilin).

Umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama


air ketuban masih keluar, atau sampai air
ketuban tidak keluar lagi.

Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka


pada usia kehamilan 35 minggu pertimbangan
untuk terminasi kehamilan sangat tergantung
pada kemampuan perawatan. Pada usia
kehamilan 34 minggu berikan steroid selama 7
hari, untuk memacu kematangan paru janin dan
kalau mungkin diperiksakan kadar lesitin dan
spingomeilin tiap minggu.

B.Aktif:

Kehamilan : 36 minggu, bila 6 jam belum terjadi


persalinan induksi dengan oksitosin,

bila gagal seksio sesarea.

Pada keadaan CPD, letak lintang seksio sesarea

Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika


dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

a. Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan


seksio sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per
vaginam.
Terapi
Infeksi

Kematian janin, karena infeksi atau prematuritas.

Penyulit Untuk tindakan operatif perlu

Informed
Consent

Konsultasi
Konservatif : Sangat tergantung pada usia
kehamilan, lamanya air ketuban keluar, keadaan
umum pasien.

Aktif : partus per vaginam 3- 4 hari,

Seksio sesarca :7/ hari.

Lama Perawatan 3-5 hari

Masa Pemulihan 2 minggu

Output Sembuh total

PA -

Otopsi -

Referensi
1. Standar Pelayanan Medik, PB IDI, 2002

2. Cunninghan, Mac Donald, Cant. William


Obstetrics. Eighteenth Ed. P 750-752 Appleton &
Lange, 1989.

3. Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical Decision


Making. Second Ed. P 170 Manly, Graphig Asian
Edition, 1988.

4. Kebijakan Pelayanan Obstetri & Ginekologi


Lab/UPF Kebidanan & kandungan FK Unair / RSUD
Dr. Soetomo Surabaya, 1982.

You might also like