ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DX.

MEDIS PNEUMONIA

DIRAWAT JALAN

I. PENGKAJIAN
1. Data umum :
Ibu dengan usia 75 tahun

2. Riwayat keperawatan

Keluhan utama :
klien mengeluh batuk berat dan nyeri dada dada kiri sisi yang semakin
buruk selama beberapa hari terakir . klien tampak cemas dan wajah
memerah. TTV : TD: 120/80 mmhg, 118x/m, RR 30x/m dangkal

Riwayat kesehatan :

Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan

secara teratur, belum menerima vaksinasi dan ada riwayat merokok.

II. ANALISA DATA

N Data subyektif dan Etiologi Problem

o data obyektif
1 DS : Hiperventilasi Ketidakefektifa
klien mengeluh batuk n pola nafas
berat
DO :
TTV TD: 120/80
mmhg,
2 118x/m, RR 30x/m
dangkal Agens cidera Nyeri akut
( biologis/
DS ; proses
Klien mengeluh nyeri inflamasi )
dada dada kiri sisi
yang semakin buruk
selama beberapa hari
terakir ini
DO :
Klien tampak cemas
3 dan wajah memerah.
TTV TTV TD: 120/80 Hipertermi
mmhg, Penyakit
118x/m, RR 30x/m
dangkal
 DS : -
4 DO :
Perubahan warna kulit Ansietas
( wajah memerah ) Perubahan
TD: 120/80 mmhg, status
118x/m, RR 30x/m, T : kesehatan
39 C

DS :
klien mengeluh batuk
berat dan nyeri dada
dada kiri sisi yang
semakin buruk
5 selama beberapa
hari terakir
DO : Defisiensi
Klien tampak cemas pengetahuan
dan wajah memerah. Keterbatasan
TTV TTV TD: 120/80 kognitif
mmhg,
118x/m, RR 30x/m
dangkal

DS :
Klien mengatakan
tidak pernah
melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
teratur, belum
menerima vaksinasi
dan ada riwayat
merokok

DO : - klien tampak
cemas

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
 3. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

Dari kelima diagnose keperawatan diatas yang diprioritaskhan adalah

:
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
3. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

IV. INTERVENSI