You are on page 1of 7

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Penyuluhan Jamban Sehat

Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia

di Puskesmas Rawat Inap Lempake Samarinda

Disusun oleh :
dr. Andi Fahripa Nur Rahma

Program Dokter Internsip Indonesia


Samarinda
Kalimantan Timur
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN F2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

TOPIK : PENYULUHAN JAMBAN SEHAT


Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia
di Puskesmas Lempake Kota Samarinda.

Disusun Oleh:
dr. Andi Fahripa Nur Rahma

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, 02 Januari 2017

Oleh:
Pendamping Dokter Internsip Puskesmas Lempake

dr. Deni Wardani


NIP. 198310062011011001
LATAR BELAKANG Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya
pada jamban keluarga merupakan masalah kesehatan yang
perlumendapatkan prioritas. Fasilitas jamban keluarga
dimasyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah,
karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat
erat kaitannya dengan perilaku,tingkat ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan.
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok
bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data
Susenas 2001).
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai
akibat darisemakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang
berkaitan dengan masalah jamban keluarga yang masih rendah, perumahan
yang tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing
danbahan kimia, penanganan sampah dan limbah yang belum
memenuhi syarat kesehatan, serta perilaku masyarakat yang belum
mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat.
Para ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat
dengan kesimpulan H.L. Bloom yang mengatakan bahwa
kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan
dibandingkan faktor yang lain. Namun energi dan kebijakan
anggaran agaknya masih sangat cenderung kepada program yang
bersifat kuratif
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok
atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
dan air untuk membersihkannya. Terdapat dua jenis jamban yang
dianjurkan oleh departemen kesehatan yaitu jamban cemplung
dan jamban tangki septik/leher angsa.
Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya
berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan
cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran
ke dalam lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada
penutup agar tidak berbau.
Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk
leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap
air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran
manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
Jamban sehat merupakan salah satu kebutuhan yang sangat
penting dalam rumah tangga. Setiap nggota rumah tangga harus
menggunakan jamban untuk buang air besar dan buang air kecil
sehingga menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau,
tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya dan tidak
mengundang lalat atau serangga yang menjadi penular penyakit
diare, kolera, disentri, tifoid, cacingan, penyakit infeksi saluran
pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan
penyuluhan pada siswa/i mengenai sanitasi lingkungan
khususnya masalah jamban sehat.
PERMASALAHAN 1. Kurangnya pengetahuan siswa/i tentang pentingnya
jamban sehat.
2. Masih banyak sekolah yang belum memiliki jamban
sehat.
3. Masih banyak yang menggunakan sungai serta kebun
sebagai tempat BAB.
PERENCANAAN Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan
DAN PEMILIHAN penyuluhan dengan materi Jamban Sehat. Manfaat yang dapat
INTERVENSI
diambil dari pemanfaatan jamban sehat dalam kehidupan sehari-hari
yaitu untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dengan demikian
dapat mewujudkan individu yang sehat. Hal ini dapat memberikan
gambaran kepada siswa/i mengapa harus menggunakan jamban sehat,
apa saja syarat jamban sehat, dan bagaimana cara memelihara jamban
sehat sehingga seluruh warga seko;ah dapat terhindar dari penyakit
diare, kulit, dan penyakit lainnya yang diakibatkan karena membuang
kotoran manusia tidak pada jamban.

PELAKSANAAN Penyuluhan Jamban Sehat dilaksanakan pada Hari Senin, 21


November 2016 di SDN 07 Samarinda Utara. Kegiatan dimulai
sekitar pukul 09.00 dan berakhir pukul 11.00 WITA. Kegiatan
penyuluhan ini dilaksanakan dalam rangkaian Penyuluhan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih Sehat).
Poin-poin penting mengenai Jamban Sehat yang
disampaikan antara lain adalah:
a. Pengertian jamban sehat
b. Jenis-jenis jamban sehat
c. Siapa saja yang diharapkan menggunakan jamban sehat
d. Penjelasan mengenai manfaat penggunaan jamban sehat
e. Syarat-syarat jamban sehat
f. Cara memelihara jamban sehat
g. Cara memiliki dan menggunakan jamban sehat
Acara kemudian ditutup dengan sesi pertanyaan dan diskusi.

MONITORING DAN Penyuluhan dilakukan dengan metode diskusi agar lebih


EVALUASI akrab dan memudahkan siswa/i yang hadir untuk memahami
materi. Respons peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan
memperhatikan, memberi tanggapan, dan mengajukan
pertanyaan. Selain itu, saat penyuluhan, sangat terbantu karena
tersedia sarana prasarana (soundsystem, LCD, proyektor) yang
memudahkan pembicara menyampaikan materi secara efektif.
Untuk perkembangan ke depan, dibutuhkan kerjasama
antara Puskesmas, aparatur pemerintah desa, maupun warga
sekolah untuk secara berkelanjutan mengenai jamban sehat pada
sekolah. Misalnya, bersama pemerintah desa/kelurahan dan
tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan warga
sekolah untuk memiliki jamban.

Komentar/Umpan Balik Pendamping:

Samarinda, 02 Januari 2017

Pendamping, Peserta,

dr. Deni Wardani dr. Andi Fahripa Nur Rahma

Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

You might also like