You are on page 1of 8

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F4. Upaya Peningkatan Kualitas Gizi

Topik : Gizi Pada Lansia

Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia

di Puskesmas Rawat Inap Lempake Samarinda

Disusun oleh :
dr. Andi Fahripa Nur Rahma

Program Dokter Internsip Indonesia


Samarinda
Kalimantan Timur
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN F4. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GIZI

TOPIK : GIZI PADA LANSIA


Diajukan dalam rangka praktek klinis Dokter Internsip sekaligus sebagai bagian dari
persyaratan menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia
di Puskesmas Lempake Kota Samarinda.

Disusun Oleh:
dr. Andi Fahripa Nur Rahma

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, 21 Januari 2017

Oleh:
Pendamping Dokter Internsip Puskesmas Lempake

dr. Deni Wardani


NIP. 198310062011011001
LATAR BELAKANG Proses penuaan berlangsung sejak pembuahan sampai
kematian, tanda-tanda munculnya penuaan bisa terlihat sejak
usia 30 tahun, terutama akan terlihat pada orang-orang yang
hidup dengan kemiskinan, kurangnya akses terhadap kesehatan
sehingga penampilan akan terlihat lebih tua dibandingkan
dengan usia pada orang-orang yang menjaga kesehatanannya. Di
Indonesia, lanjut usia dimulai sejak usia 60 tahun sesuai dengan
yang tertera pada Undang-Undang no: 13/1998 tentang
Kesejahteraan Lansia. Di Amerika, usia 65 tahun digunakan
sebagai benchmarck dalam mengelompokkan penduduk berusia
lanjut. WHO membagi umur tua sebagai berikut: usia 60 74
tahun disebut umur lanjut (elderly), usia 75 90 tahun disebut
umur tua (old) dan usia di atas 90 tahun disebut umur sangat tua
(very-old). Sedangkan Neugarten (1975) mengelompokkan umur
: Young old : 55 75 tahun, Old old : > 75 tahun dan Oldest
old : > 85 tahun.
Status Gizi pada lanjut usia dipengaruhi oleh berbagai hal.
Perubahan fisiologis, komposisi tubuh, asupan nutrisi dan
keadaan ekonomi merupakan hal-hal yang dapat memicu
terjadinya berbagai masalah gizi pada lanjut usia (Potter&Pierry,
2005). Penurunan fungsional dari organ-organ tersebut akan
menyebabkan lebih mudah timbulnya masalah kesehatan pada
lanjut usia. Masalah gizi yang seringkali terjadi pada lanjut usia
juga dipengaruhi oleh sejumlah perubahan fisiologis
(Darmojo,2010).
Masalah yang timbul pada Lansia diantaranya :
berkurangnya cairan dalam jaringan-jaringan tubuh,
meningkatnya kadar lemak tubuh, meningkatnya kadar zat kapur
dalam jaringan otak dan pembuluh darah, penurunan zat kapur
dalam tulang, perubahan pada jaringan ikat, menurunnya laju
metabolisme basal per satuan berat badan, menurunnya aktivitas
hormon, menurunnya aktivitas enzim terutama enzim
pencernaan, terbentuknya pigmen ketuaan pada otot jantung, sel-
sel saraf, kulit serta berkurangnya frekuensi denyut jantung
sehingga menyebabkan berkurangnya peredaran darah dan zat
gizi (Astawan & Wahyuni, 1988). Faktor-faktor penyebab
masalah : Gizi, ketika masa pertumbuhan maupun masa tua,
lingkungan; fisik, keluarga, pekerjaan, pergaulan yang dapat
menekan pikiran yang mengakibatkan stress, gen yang ada
dalam tubuh seseorang (Takasihaeng, 2000).
Penyebab Masalah Gizi pada Lansia (Wirahkusuma, 2000)
yaitu : Perubahan kebiasaan makan, penurunan selera makan,
penurunan sensifitas indera perasa & penciuman, gangguan
pencernaan & pengunyahan dan penyakit degenerative. Makanan
yg dikonsumsi kurang baik kuantitas dan kualitas (Hurlock,
1999). Dengan demikian adanya perubahan dan penurunan selera
makan apalagi yang dikonsumsinya kurang berkualitas maka
akan memperburuk keadaan lansia, karena akan menjadi lemah
dan mudah sakit.
Makanan yang aman dan sehat merupakan hal yang
sangat penting. Banyak penyakit yang dapat ditimbulkan dari
makanan, antara lain keracunan, diare, muntah, hepatitis, bahkan
kegemukan atau obesitas sering disebabkan karena pola
makan yang tidak sehat. Makanan yang sehat dan aman tidak
harus mahal, banyak sekali bahan makanan yang sehat dan aman
dapat ditemukan di sekitar kita dengan harga yang terjangkau.

Saat ini banyak sekali makanan instant yang mengandung


zat-zat kimia yang tidak baik bagi kesehatan tubuh jika
dikonsumsi setiap hari. Terutama jajanan-jajanan yang sering
ditemukan mengandung pengawet dan pewarna tekstil yang
sangat berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, kita wajib berhati-
hati dan senantiasa menjaga makanan yang kita makan sehari-
hari, baik dalam hal menyimpan dan mengolahnya.
PERMASALAHAN I. Masyarakat
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai
informasi pemberian makanan dalam pemenuhan gizi
lansia. Pengetahuan tersebut meliputi tentang pentingnya
pemenuhan makronutrisi dan mikronutrisi pada lansia.
Selain itu, adanya penyakit degeneratif merupakan
pengetahuan yang penting dalam pemenuhan gizi lansia.
II. Kader Kesehatan
Kader kesehatan selama ini memiliki kekurangan sarana
dan prasarana dalam memberikan pengetahuan dan
pemahaman terkait gizi lansia. Hal tersebut dikarenakan
cakupan pelayanan dan masalah geografis menjadi
persoalan mendasar petugas kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan. Media promosi terkait dengan gizi
lansia juga masih kurang apabila dilihat perbandingannya
dengan penduduk usia lanjut yang ada. Jumlah kader
yang kurang juga menjadi permasalahan. Banyak kader
posyandu balita yang juga merangkap menjadi kader
posyandu lansia. Hal ini menjadi permasalahan
dikarenakan partisipasi masyarakat dalam menjadi kader
masih sangat lemah.

PERENCANAAN Pemberian informasi dilakukan dengan metode


DAN PEMILIHAN penyuluhan. Penyuluhan kali ini difokuskan terhadap pemberian
INTERVENSI
informasi kepada ibu/bapak posyandu lansia. Akan dijelaskan
mengenai jenis-jenis makanan yang dapat dikonsumsi pada
lansia. Penyuluhan dilakukan di Posyandu Lansia Andhika.
Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct
communication/ face to face communication).
PELAKSANAAN I. SASARAN
Sasaran pada penyuluhan ini adalah para peserta dan
kader Posyandu Lansia Andhika
II. PELAKSANAAN
1. Tanggal : 29 Desember 2016
2. Waktu : 09.00 selesai
3. Tempat : Posyandu Lansia Andhika
4. Peserta : 25 orang peserta dan kader posyandu
lansia
5. Kegiatan : Penyuluhan mengenai gizi lansia
III. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Langkah I
Dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
tekanan darah pada lansia. Hasilnya kemudian dicatat di
KMS lansia.
2. Langkah II
Dilakukan konsultasi dan pemeriksaan kesehatan umum.
3. Langkah III
Dilakukan penyuluhan mengenai gizi lansia.
4. Langkah IV
Langkah terakhir adalah diskusi dan tanya jawab.

MONITORING DAN I. MONITORING


Monitoring yang dilakukan dengan menggunakan kartu
EVALUASI
monitoring berupa Kartu Menuju Sehat (KMS) khusus
Lansia. Kartu ini wajib dibawa ketika dilakukan kegiatan
posyandu lansia sehingga para petugas kesehatan bisa
mengkontrol dari kartu monitoring ini.
Monitoring dilakukan dengan memantau perkembangan
berat badan, tinggi badan, tekanan darah, serta dilakukan
wawancara terkait dengan keluhan kejiwaan serta diet rutin
yang dilakukan. Pendekatan kepada lansia dilakukan melalui
penyuluhan dan diskusi, terlihat bahwa peserta tampak
antusias dan lebih leluasa bertanya kepada narasumber.
Setelah diadakan penyuluhan ini, peserta tampak lebih
paham mengenai gizi lansia dan diharapkan kedepannya
dapat merubah sikap dan tingkah laku dalam mengkonsumsi
makanan untuk lansia.
Monitoring dilaksanakan tidak hanya untuk lansia dengan
kecurigaan gizi kurang namun juga sangat penting
dilaksanakan pada lansia dengan kecurigaan gizi
lebih/overweight.

II. EVALUASI
Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat prevalensi kurang
gizi maupun gizi berlebih di Posyandu Andhika pada tahun
berikutnya. Dengan cara tersebut, dapat dilihat apakah lansia
melakukan dietnya dengan baik atau tidak. Diharapkan
dengan adanya penyuluhan ini, lansia dapat melakukan diet
gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.

Komentar/Umpan Balik Pendamping:

Samarinda, 21 Januari 2017

Pendamping, Peserta,

dr. Deni Wardani dr. Andi Fahripa Nur Rahma


Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

You might also like