You are on page 1of 4

F 8.

1 GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR KHAS

PENDAHULUAN

Menurut IDEA (Individuals with Disabilities Education Act), gangguan


perkembangan belajar adalah bukan termasuk atau tidak dapat dihubungkan terutama
dengan tunagrahita (mentally retarded), gangguan emosi dan perilaku (tunalaras),
perbedaan budaya, atau kondisi lingkungan atau ekonomi yang tidak menguntungkan.
Dalam hal ini, gangguan perkembangan belajar berfokus pada ketidaksesuaian antara
prestasi akademik seorang anak dengan kemampuan dia yang terlihat dan
kemampuannya dalam aktivitas belajar. Gangguan belajar ini dapat diiringi dengan
gangguan belajar yang lainnya.

Gejala utama :

- Hendaya yang cukup berarti dalam perkembangan membaca (kata,


komprehensif) yang tidak disebabkan oleh umur kronologis, umur mental, dan
sekolah inadekuat.
- Hasil pekerjaan anak dalam tugas yang membutuhkan kemampuan baca jauh
lebih rendah daripada kapasitas intelektualnya.
- Biasanya diketahui pada umur 7 tahun, pada kasusu berat onset lebih dini sudah
terlihat.

Gangguan perkembangan belajar khas adalah suatu gangguan pada pola normal
kemampuan penguasaan keterampilan, yang terganggu sejak stadium awal dari
perkembangan (spesific developmental disorders of scholastic skills). Gangguan
dalam belajar ini tidak merupakan hasil langsung dari gangguan yang lain (seperti
retardasi mental, deficit neurologis yang besar, masalah visus dan daya dengar yang
tidak terkoreksi atau gangguan emosional), walaupun mungkin terdapat bersamaan
dengan kondisi tersebut.

Gangguan perkembangan belajar khas seringkali terdapat bersama dengan


sindrom klinis lain (seperti gangguan pemusatan perhtian atau gangguan tingkah laku)
atau gangguan perkembangan lain (seperti gangguan perkembangan motoric khas atau
gangguan perkembangan khas berbicara atau berbahasa).
ETIOLOGI

Etiologi dari gangguan perkembangan belajar khas tidak diketahui, tetapi


diduga bahwa manifestasi gangguan ini disebabkan oleh factor biologis yang
berinteraksi dengan factor non biologis (seperti kesempatan belajar dan kualitas
pengajaran).

KRITERIA DIAGNOSTIK

1. Secara klinis terdapat derajat hendaya yang bermakna dalam keterampilan skolastik
tertentu (beratnya hendaya dinilai dari: ukuran skolastik, gangguan perkembangan
yang mendahului, masalah yang terkait, pola, dan respons).
2. Hendaya-nya harus dalam arti bahwa tidak semata-mata dapat dijelaskan dari
retardasi mental atau hendaya ringan dalam intelegensi umum, sebab IQ dan kinerja
skolastik tidak persis berjalan bersamaan/parallel.
3. Hendaya-nya harus dalam arti bahwa tidak semata-mata dapat dijelaskan dari
retardasi mental atau hendaya ringan dalam intelegensi umum, sebab IQ dan kinerja
skolastik tidak persis berjalan bersamaan/parallel.
4. Harus tidak ada factor luar yang dapat menjadi alasan untuk kesulitan skolastik
(misalnya kesempatan belajar, system pengajaran, pindah sekolah, dan sebagainya)
5. Tidak langsung disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran yang tidak
terkoreksi

GANGGUAN PERKEMBANGAN BELAJAR KHAS

1. Gangguan membaca khas


Nama lainnya antara lain adalah alexia, dyslexia, reading backwordness,
development word blindness, dan kesulitan membaca spesifik.
Kemampuan membaca anak harus secara bermakna lebih rendah daripada
kemampuan yang diharapkan berdasarkan pada usianya, inteligensia umum, dan
tingakatan sekolahnya. Gangguan perkembangan khas membaca biasanya
didahului oleh riwayat gangguan perkembangan berbicara atau berbahasa.
Hakikat yang tepat dari masalah membaca tergantung pada taraf yang diharapkan
dari kemampuan membaca, berbahasa, dan tulisan. Namun dalam tahap awal dari
belajar membaca tulisan abjad, menyebut nama yang benar dari tulisan, memberi
irama sederhana dari kata-kata yang diucapkan, dan dalam meng-analisis atau
mengelompokkan bunyi-bunyi. Kemudian dapat terjadi kesalahan dalam
kemampuan membaca lisan, seperti :
- Ada kata-kata atau bagian yang mengalami penghilangan, penggantian,
penyimpangan, atau penambahan.
- Kecepatan membaca yg lambat.
- Salah mengawali, keraguan yang lama, atau kehilangan bagian dari teks dan
tidak tepat menyusun kalimat
- Mempergunakan pengetahuan umum sebagai latar belakang informasi
daripada informasi yang berasal dari materi bacaan tersebut.
- Sulit menyimpulkan suatu bacaan, tidak mampu mengulang isi bacaan
- Memutar-balikkan kata dalam kalimat atau huruf dalam kata.

Gangguan emosional dan/atau perilaku yang menyertai biasanya timbul pada


masa usia sekolah. Masalah emosional biasanya lebih banyak pada masa tahun
pertama sekolah, tetapi gangguan perilaku dan sindrom hiperaktivitas hampir
selalu ada pada akhir masa kanak dan remaja.

2. Gangguan mengeja khas

Gambaran utama dari gangguan ini adalah hendaya yang khas dan bermakna
dalam perkembangan kemampuan mengeja tanpa riwayat gangguan membaca khas,
yangukan disebabkan oleh rendahnya usia mental, pendidikan sekolah yang tidak
adekuat, masalah ketajaman penglihatan, pendengaran, atau fungsi neurologis, dan
juga bukan didapatkan sebagai akibat gangguan neurologis, gangguan jiwa, atau
gangguan lainnya. Kemampuan mengeja anak harus secara bermakna dibawah tingkat
yg seharusnya sesuai usianya, inteligensia umum, dan tingkat sekolahnya.

3. Gangguan berhitung khas

Gangguan perkembangan berhitung atau yang biasa disebut dengan


diskalkulia ini adalah suatu gangguan perkembangan dimana individu mengalami
kesulitan untuk berhitung dan mengkalkulasi. Hal ini biasanya ditandai dengan
munculnya kesulitan belajar dan mengerjakan tugas yang melibatkan angka ataupun
simbol matematis.

Ciri-cirinya adalah

Kesulitan menjumlah ( 1 digit ).

Diketahui pada kelas 1 2 SD


Prestasi matematika sampai kelas 2 atau 3 mungkin baik dengan mengandalkan
daya ingat.

Gangguan perkembangan berhitung ini sering bersamaan dengan gangguan


perkembangan belajar lain seperti membaca, menulis ekspresif, berbahasa.

Gangguan ini meliputi hendaya yang khas dalam kemampuan berhitung yang
tidak disebabkan oleh retardasi mental atau tingkat pendidikan di sekolah yang tidak
adekuat. Kekurangannya ialah pada penguasaan pada kemampuan dasar berhitungan
yaitu tambah, kurang, kali, bagi. Kemampuan berhitung anak harus secara bermakna
lebih rendah dari tingkat yang seharusnya dicapai sesuai dengan usianya, intelegensia
umum, tingkat sekolahnya. Namun kekmampuan membaca dan mengeja dalam batas
normal sesuai dengan umur mental anak

4. Gangguan belajar campuran

Merupakan kategori sisa gangguan yang batasannya tidak jelas. Hendaya pada
kemampuan berhitung , membaca, atau mengeja secara bermakna. Tetapi bukan
sebagai akibat dari retradasi mental, pengajaran yang tidak adekuat, atau efek
langsung dari tajam penglihatan, pendengaran dan fungsi neurologis.

DAFTAR PUSTAKA

Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya

You might also like