Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh vektor nyamuk masih merupakan masalah kesehatan yang penting. Misalnya
nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles sundaicus yang merupakan vektor utama
terdapat 90.245 penderita demam berdarah dengan angka kematian mencapai 816
Timur pada tahun 2013 dilihat dengan menggunakan indicator API (Annual
malaria dengan pemberian obat anti malaria, menurunkan populasi larva dengan
larvasida serta pemberantasan sarang nyamuk. Cara lain yang digunakan untuk
mengontrol malaria secara mudah, murah dan ramah lingkungan adalah dengan
melakukan upaya proteksi diri dan keluarga terhadap gigitan nyamuk penular
malaria dan demam berdarah yaitu dengan cara pengembangan dan penggunaan
tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai penolak atau repellent bagi vektor.
1
2
Salah satu usaha untuk mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk antara lain
langsung dengan atau tanpa bahan kimia atau menghindarkan diri dari gigitannya
dibawa oleh nyamuk ke manusia. Tetapi kebanyakan formula produk anti nyamuk
penggunaan yang berulang dan dalam jangka waktu lama, absorbsi melalui kulit
dapat menyebabkan keracunan sistemik. Hal ini terutama terjadi pada anak-anak
Berbagai dedaunan dan aneka herbal lainnya juga telah dikembangkan untuk
penolak gigitan nyamuk atau repellent. Salah satu repellent yang perlu
dikembangkan adalah bunga kamboja. Bunga kamboja merupakan salah satu jenis
bunga yang banyak di tanam di Indonesia, khususnya pulau Jawa dan Bali. Bunga
kamboja merupakan bunga yang berbau sangat harum dan cukup awet (Kumari
et.al., 2012). Bunga ini sering digunakan pada acara-acara adat dan keagamaan
karena mengeluarkan aroma yang khas dan warnanya yang indah. Bunga kamboja
ada yang berkelopak besar atau juga berkelopak kecil dan ada yang berwarna
putih, kuning, dan merah. Bunga kamboja mempunyai beberapa senyawa atsiri
yang menjadi penyebab utama bunga tersebut berbau harum (Zaheer et.al., 2010).
3
antara lain dapat memberi efek relaksaksi, mengurangi stress, dan mengusir
dan geraniol dalam minyak atsiri inilah yang beraktivitas sebagai repellent. Dari
hasil analisis komponen minyak atsiri bunga kamboja putih menggunakan GC-
karena sifat minyak atsiri yang mudah menguap, maka perlu dibuat dalam bentuk
sediaan yang sesuai agar mudah dipakai dan lebih tahan lama. Dalam penelitian
ini minyak atsiri bunga kamboja diformulasikan dalam sediaan lotion. Lotion
merupakan sediaan atau preparat cair yang dimaksudkan segera kering pada kulit
setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada
sediaan lotion karena lebih mudah digunakan pada kulit dan penyebaran lotion
lebih merata. Serta bertujuan agar minyak atsiri dapat lebih lama menempel pada
kulit sehingga memberikan daya tolak nyamuk yang lebih lama jika dibandingkan
dengan penggunaan minyak atsiri secara langsung karena minyak atsiri bersifat
bunga kamboja memiliki efek repellent terhadap nyamuk Anopheles sp. maupun
Culex sp., oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
Sebagai Repellent.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat umum, sebagai bahan informasi bahwa formulasi lotion
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kamboja Cendana (Plumeria alba)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
6
Bunga kamboja merupakan salah satu jenis bunga yang banyak di tanam di
Indonesia, khususnya pulau Jawa dan Bali. Bunga kamboja merupakan bunga
yang berbau sangat harum dan cukup awet (Kumari et.al., 2012). Bunga ini sering
6
yang khas dan warnanya yang indah. Bunga kamboja ada yang berkelopak besar
atau juga berkelopak kecil dan ada yang berwarna putih, kuning, dan merah.
antara lain dapat memberi efek relaksaksi, mengurangi stress, dan mengusir
dan geraniol dalam minyak atsiri inilah yang beraktivitas sebagai repellent. Dari
hasil analisis komponen minyak atsiri bunga kamboja cendana menggunakan GC-
plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat. Plumierid merupakan suatu
minyak atsiri antara lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool
3. Daya Repellent
dan tumbuhan dari serangga dengan cara membuat penolakan terhadap serangga
pengganggu karena adanya pengaruh aroma yang kuat dari suatu senyawa.
Repellent yang mempunyai zat aktif tunggal atau lebih pada umumnya berada
dalam bentuk cairan, lotion, pasta, krim, stik, atau berbentuk semprotan.
30 menit - 2 jam (Perdana et.al., 2013). Mekanisme daya repellent nyamuk terjadi
saat bau dalam repellent yang mampu meresap kedalam pori-pori kulit, dengan
8
adanya panas pada tubuh dan lingkungan, minyak atsiri akan menguap ke udara,
sehingga bau tersebut akan terdeteksi oleh reseptor kimia nyamuk yang terdapat
pada antena, selanjutnya diteruskan ke impuls saraf, lalu direspon pada otak. Hal
Analisis uji repellent menggunakan rumus daya proteksi atau daya tolak.
K-R
DP = ---------- x 100%
K
Keterangan :
DP = Daya Proteksi
K = Kontrol (tangan tidak diolesi repellent).
R = Perlakuan (tangan diolesi repellent).
60 % Efektif
4. Mutu Fisik
Mutu fisik adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang
lain migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tektur
Mutu fisik dipengaruhi oleh banyak faktor seperti suhu, kelembaban, cahaya,
udara, dan lain sebagainya. Mutu fisik terkait dengan kadaluarsa, baik secara
kimia (kadar/kandungan zat aktif yang masih tersisa) dan secara fisik (bentuk,
9
warna, bau dan lain-lain) (Sulaiman 2008). Pengujian mutu fisik lotion bunga
a. Pengamatan Organoleptik
Pemeriksaan dan deskripsi dari tampilan sediaan merupakan tes yang
paling mudah dipraktekkan dan yang paling utama. Pemeriksaan ini biasa
Pengendapan dalam suatu larutan atau pemisahan fase dalam suatu emulsi
menghindari iritasi. Banyak reaksi dan proses yang bergantung pada nilai
pH, antara lain keefektifan pengawet, stabilitas dan degradasi dari bahan,
10
pada daerah aplikasi yaitu kulit dan untuk melapisi permukaan kulit secara
kedap, tidak menyumbat pori-pori dan fungsi fisiologis kulit (Putri, 2010).
untuk dapat dioleskan dengan mudah pada kulit. Parameter yang diukur
pada uji ini adalah diameter penyebaran lotion. Semakin besar diameter
yang dihasilkan oleh suatu sediaan lotion, maka semakin mudah pula
untuk melindungi kulit dari pengaruh zat-zat lain dari luar yang
larutan reagen phenol ptalein dan kalium hidroksida yang diteteskan pada
lotion yang telah dioleskan pada suatu bidang kertas saring (Nugraha,
2012).
5. Uji Aktivitas
Hewan uji dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok kontrol dan
kelompok bahan uji. Tangan panelis dibersihkan dengan air kemudian diolesi
sangkar yang telah berisi nyamuk. Kontrol negatif diberi perlakuan dengan
menghindari tangan yang telah diolesi lotion antinyamuk. Waktu dimulai pada
saat tangan yang telah dioleskan lotion antinyamuk dimasukkan ke dalam sangkar,
dan waktu dihentikan pada saat terdapat nyamuk yang hinggap dan menggigit
primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak atsiri yang
mempunyai kadar tinggi dan untuk minyak atsiri yang tidak tahan
pemanasan.
b. Cara penyulingan (destilasi)
yaitu:
pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui
dengan uap air ditampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk
jumlah bahan bakal (bahan yang terkandung dalam simplisia, dalam hal
12
ini adalah minyak atsiri) yang sedikit, karena jumlah air yang akan
ditambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari
bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal yang
mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah. Dari kedua cara di atas,
pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air dan
pengering, contoh: Na2SO4 eksikatus. Jika lapisan air dan minyak sukar
yang lebih dulu dilapisi dengan lemak atau gemuk kemudian dibiarkan
beberapa lama, tergantung pada jenis daun yang diolah. Kemudian daun
bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai
lemak itu benar-benar jenuh denga minyak atsiri. Kemudian lapisan lemak
dengan minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling
secara vakum (dengan alat evaporator vakum). Cara ini digunakan untuk
bahan bakal dengan kandungan minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan
pemanasan.
13
7. Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eterik, minyak esensial,
minyak terbang adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma
yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
alba) yaitu dengan penyulingan uap (steam destilation). Uap yang digunakan
memiliki tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfir dan dihasilkan dari
penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air (Astuti, 2006).
B. Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase, salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (O/W) atau
minyak dalam air (M/A), dan water in oil (W/O) atau air dalam minyak (A/M).
penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase
C. Kulit
Kulit adalah suatu pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat
tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5-6 mm tergantung dari letak, umur dan
14
Secara anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan tetapi pada
umumnya kulit terbagi dalam tiga lapisan jaringan, yaitu epidermis, dermis, dan
lapisan lemak di bawah kulit. Kandungan dan penopang dermis adalah sejumlah
kulit seperti kantung rambut, kelenjar sebaseus, dan kelenjar keringat. Lapisan
dermis merupakan lapisan kulit kedua setelah lapisan epidermis yang memegang
mengatur temperatur kulit. Lapisan terluar adalah stratum corneum atau lapisan
tanduk yang terdiri dari sel-sel padat, mati, dan sel-sel keratin yang berlapis-lapis.
zat-zat kimia (Adhi, 2011). Bagian atas stratum corneum terdapat mantel asam
yang merupakan lapisan permukaan film pelindung. Mantel asam terdiri dari asam
laktat dan asam amino yang merupakan hasil dari sekresi kelenjar keringat serta
asam lemak bebas yang merupakan hasil sekresi dari kelenjar sebaseus. Hasil
Bawab dan Friberg (2004) mengemukakan bahwa lapisan mantel terdiri dari
zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan dalam melawan kuman dan bakteri,
salah satunya adalah garam yang berasal dari kelenjar keringat. Garam yang
permukaan kulit dipengaruhi oleh substansi yang mengenai kulit dan kemampuan
kulit dalam mempertahankan keasaman. Ketika suatu produk asam atau basa
mengenai kulit, maka perubahan pH kulit akan terjadi sementara tetapi pH kulit
secara cepat dapat diperbaiki dengan adanya mantel asam. Mantel asam memiliki
menjadi kering, pecah-pecah, sensitif, mudah terinfeksi bakteri dan penyakit kulit.
D. Lotion
dimaksudkan untuk digunakan pada kulit sebagai pelindung atau pelembab atau
untuk obat karena sifat bahan-bahannya. Lotion dimaksudkan segera kering pada
kulit setelah pemakaian dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada
kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta
meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et.al., 1994). Selain
itu lotion lebih mudah digunakan pada kulit, lebih ekonomis dan penyebarannya
lebih merata dari pada krim. Namun penyimpanan untuk lotion tidak dapat
Lotion atau obat gosok adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi bahan padat dalam bentuk
halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau tipe emulsi minyak dalam air
pemisahan. Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet, dan zat pewangi yang
Lotion umumnya berupa suatu emulsi, namun selain itu juga bisa berupa suatu
suspensi atau larutan, dengan atau tanpa obat untuk penggunaan topical. Sebagai
medium dispers biasanya digunakan air. Apabila lotion mengandung bahan yang
alkohol untuk memperoleh efek dingin setelah lotion diaplikasikan di kulit dan
gliserin untuk menjaga kulit tetap lembab. Selain itu juga ditambahkan pengawet
dan bagian atasnya konkaf dan diletakkan satu per satu di atas permukaan air serta
memiliki sepasang pelampung yang terletak di bagian lateral. Pada nyamuk jantan
palpi pada bagian apikal berbentuk gada yang disebut club form sedangkan pada
nyamuk betina ruas itu mengecil. Bagian posterior abdomen agak sedikit lancip.
Kosta dan vena 1 atau sayap pada bagian pinggir ditumbuhi sisik-sisik yang
kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari. Oleh sebab itu,
masa larva dan pupa. Nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur
satu persatu di dalam air atau bergerombol tetapi saling lepas. Lama stadium pupa
pada nyamuk jantan antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa nyamuk betina,
karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal daripada
18
nyamuk betina yang berasal dari satu kelompok telur. Stadium pupa ini memakan
Kepala Culex umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata,
sepasang antena, sepasang palpi yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis
antena yang terdiri atas 15 segmen. Panjang palpus maxillaries nyamuk jantan
sama dengan proboscis. Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaitu
sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi halter. Abdomen terdiri atas
8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. Ciri lain dari nyamuk Culex
adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapi saat
istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang sedikit terangkat
(Setiawati, 2000).
G. Monografi Bahan
1. Asam strearat
Adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian
besar terdiri dari asam oktadekanoat, C18H36O2 dan asam heksadekanoat, C18H32O2.
Nama lain asam strearat adalah Acidum Stearicum. Pemerian, zat padat keras
mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak
lilin. Kelarutan,Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%)
19
2. Setil alkohol
alkohol bila dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut air dapat
tetesan yang mampu mencegah koalensensi. Pada sediaan semisolid setil alkohol
dikombinasikan dengan emulsifying agent yang larut air untuk membentuk fase
3. Gliserin
Gliserin merupakan nama lain dari gliserol dengan pemerian cairan seperti
sirop; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat, bersifat
higroskopik. Jika disimpan pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa
hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai 20 o. Kelarutan
dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak. Gliserin dapat berkhasiat
4. Trietanolamin
Trietanolamin adalah campuran dari trietanolamina, dietanolamina dan
monoetanolamina. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik. Kelarutan, mudah larut
dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P. Khasiat sebagai
jamur dan merupakan pengawet yang sering digunakan dalam makanan dan
kosmetik (Kim, 2005). Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C8H8O3. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
6. PEG 400
PEG 400 dengan nama lain polietilenglikol-400 adalah polietilenglikol yang
bersifat cairan kental jernih, tidak berwarna, bau khas lemah, dan agak
higroskopik. Dapat larut dalam air dan dalam etanol (95%)P, praktis tidak larut
dalam eter P. dan berkhasiat sebagai basis air pada sediaan semisolid (Depkes,
1979).
7. Aquadest
Adalah air yang terdapat di alam mengandung garam, mikroorganisme, gas
lanjut (Voigt, 1984). Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
Nama latin, Aqua Destillata. Nama resmi, Air Suling. Pemerian, cairan jernih;
tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Penyimpanan, dalam wadah
H. Kerangka Teori
1. Kelembapan
2. Suhu
3. Bahan tambahan
22
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
J. Definisi Operasional
Instrumen
Variabel Definisi Hasil ukur Skala
Penelitian &
Data
cara ukur
23
Plumeria alba.
Uji mutu Adalah mutu fisik Instrumen :
Sebar
24
Lekat
berubah
Uji Efek Adalah uji untuk Instrumen :
1. Efektif
Repellent mengetahui daya uji 2. Tidak Nominal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yang
bertujuan mengetahui pengaruh variabel bebas (lotion bunga kamboja) terhadap
variabel terikat (jumlah nyamuk yang berkontak). Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Postes dengan kelompok kontrol (Postest only Control Grup
Design.
Amati :
Keterangan :
X = Perlakuan
K = Kontrol
O1 = Observasi hasil pengamatan
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2016. Penelitian ini akan
dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura.
C. Subyek Penelitian
1) Populasi penelitian adalah bunga kamboja cendana (Plumeria alba) yang
diambil dari perumahan Rumah Sakit Dok 2, Jl. Kesehatan.
2) Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi yaitu minyak atsiri
bunga kamboja cendana (Plumeria alba) dengan konsentrasi 10%.
D. Alat Penelitian
1) Alat
a. Anak timbang 100 g
b. Batang pengaduk
c. Beaker gelas 250 ml, 300 ml, dan 400 ml
d. Cawan porselen
e. Cover glass
f. Gelas ukur 25 ml, 500 ml 27
g. Jangka sorong
h. Kaca berdiameter 15 cm
i. Mortir dan stamper
j. Object glass
k. pH meter Nesco
l. Stopwatch
m. Timbangan digital (gram)
2) Bahan
a. Minyak atsiri bunga kamboja (Plumeria alba)
b. Setil alkohol
c. Asam stearat
d. PEG 400
e. Gliserin
f. Metil paraben
g. Trietanolamin
h. Aquadest
E. Langkah Kerja
1. Persiapan Bahan
Tanaman bunga kamboja segar yang diperoleh dipekarangan rumah
dari kotoran yang ikut terbawa seperti tanah, ranting, rumput dan
air pendingin di alirkan dengan laju alir antara 0.08-0.5 liter/detik. Uap
katup uap yang dimasuk ke dalam ketel suling, katup pembuangan yang
terletak dibawah ketel dibuka untuk membuang kondesat yang masih ada
pada pipa penyalur dari ketel uap. Tekanan diamati dengan peraga yang
terdapat pada ketel dan ditentukan dengan mengatur katup antara ketel
a. Uji organoleptik
Pemeriksaan organoleptik dilakukan terhadap tampilan fisik dari
tipis pada kaca objek yang kering dan bersih lalu tutup dengan cover
pada 0,5 gram sediaan, diukur daya sebarnya pada permukaan kaca
pada tiap penambahan beban, yaitu sebesar 50 gram, 100 gram, 150
gram dan 200 gram. Pengukuran luas lingkaran dilakukan setelah satu
kaca objek yang lain di atas sediaan tersebut. Kaca objek tersebut
diletakan pada alat uji. Alat uji berupa beban yang digantungkan pada
salah satu kaca objek. Waktu dicatat setelah kedua kaca objek terlepas.
Daya lekat dari sediaan semipadat adalah lebih dari 1 detik (Nugraha,
(Nugraha, 2012).
g. Uji repellent
Pengujian aktivitas repellent untuk mengetahui daya tolak nyamuk
2015).
G. Sumber Cara Pengambilan Data
menempel pada tangan, baik terhadap tangan yang mendapat perlakuan maupun
terhadap tangan yang menjadi kontrol setiap 10 menit/jam dalam waktu 6 jam.
dalam rumus daya proteksi atau daya tolak. Pengumpulan data sekunder adalah
30
tentang bunga kamboja (Plumeria alba), pengujian mutu fisik lotion dan
H. Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan formula sediaan lotion minyak
atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba) dengan basis PEG 400. Sediaan
lotion di uji sifat fisik meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya
lekat, uji daya sebar, uji proteksi. Dan menguji efek repellent pada probandus.
Analisis uji repellent menggunakan rumus daya proteksi atau daya tolak,
K-R
DP = ---------- x 100%
K
Keterangan :
DP = Daya Proteksi
K = Kontrol (tangan tidak diolesi repellent).
R = Perlakuan (tangan diolesi repellent).
60 % Efektif
selama 6 jam dimulai pada pukul 18.00 dan diakhiri pada pukul 01.00 WIT.