Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK
NAMA NIM
1. ANUGERAH AKBAR A.P 15043069
2. M. NUR CANIAGO 15043059
3. RIFANDRA ADWITIYA 15043099
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Keuangan Negara.
Adapun makalah tentang Keuangan Negara ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini, untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberikan saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Keuangan Negara
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dengan demikian, UUD 1945 menjadi landasan filosofis dan landasan konstitusional
pembentukan UU tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah yang menjadi acuan bagi pemerintah untuk mengatur dan
menyelenggarakan program keuangan agar bisa dilaksanakan tepat sasaran yakni
menyentuh kebutuhan rakyat.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dari keuangan negara?
b. Bagaimana kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara?
c. Apa sajakah asas-asas umum pengelolaan keuangan negara?
d. Bagaimana penyusunan dan penetapan APBN dan APBD?
e. Bagaimana pelaksanaan APBN dan APBD?
f. Bagaimana pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara?
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini yaitu agar setiap orang dapat memahami hakikat
dari keuangan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan
Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud
dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang,
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek
yang memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat,
pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.
Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek
sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
1. Presiden
7
Presiden selaku Kepala pemerintahan, memegang kekuasaanpengelolaan keuangan
negara, sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan
negara meliputi :
Kewenangan yang bersifat umum, meliputi : Penetapan Arah, Kebijakan umum,
Strategi, Prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman
pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan
rencana kerja K/L, penetapan gaji dan tunjangan, pedoman pengelolaan
penerimaan negara.;
Presiden
8 selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan
negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. (Pasal 6 UUNo. 17/2003). Pada
dasarnya Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan atas pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
2. Menteri Keuangan
Dalam penyelenggaraan kekuasaan pengelolaan keuangan negara oleh Presiden
tersebut, sebagian dikuasakan kepada : Menteri Keuangan, sebagai pengelola fiskal dan
wakil pemerintah pusat dalam hal kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan bertindak selaku
Chief Financial Officer (CFO) , mempunyai tugas :
Masalah lain yang tidak kalah pentingnya dalam upaya memperbaiki proses
penganggaran di sektor publik adalah penerapan anggaran berbasis prestasi kerja.
Mengingat bahwa sistem anggaran berbasis prestasi kerja/hasil memerlukan kriteria
pengendalian kinerja dan evaluasi serta untuk menghindari duplikasi dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat
daerah, perlu dilakukan penyatuan sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem
penganggaran dengan memperkenalkan sistem penyusunan rencana kerja dan
anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah. Dengan penyusunan
rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga/perangkat daerah tersebut dapat
terpenuhi sekaligus kebutuhan akan anggaran berbasis prestasi kerja dan pengukuran
akuntabilitas kinerja kementerian/lembaga/perangkat daerah yang bersangkutan.
Sejalan dengan upaya untuk menerapkan secara penuh anggaran berbasis kinerja
di sektor publik, perlu pula dilakukan perubahan klasifikasi anggaran agar sesuai
dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional. Perubahan dalam
pengelompokan transaksi pemerintah tersebut dimaksudkan untuk memudahkan
pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, memberikan gambaran yang objektif dan
proporsional mengenai kegiatan pemerintah, menjaga konsistensi dengan standar
akuntansi
12 sektor publik, serta memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitas
statistik keuangan pemerintah.
Selama ini anggaran belanja pemerintah dikelompokkan atas anggaran belanja
rutin dan anggaran belanja pembangunan. Pengelompokan dalam anggaran belanja
rutin dan anggaran belanja pembangunan yang semula bertujuan untuk memberikan
penekanan pada arti pentingnya pembangunan dalam pelaksanaannya telah
menimbulkan peluang terjadinya duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan
anggaran. Sementara itu, penuangan rencana pembangunan dalam suatu dokumen
perencanaan nasional lima tahunan yang ditetapkan dengan undang-undang dirasakan
tidak realistis dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dalam era globalisasi.
Selain itu perlu ditegaskan prinsip yang berlaku universal bahwa barang siapa
yang diberi wewenang untuk menerima, menyimpan dan membayar atau
menyerahkan uang, surat berharga atau barang milik negara bertanggungjawab secara
pribadi atas semua kekurangan yang terjadi dalam pengurusannya. Kewajiban untuk
mengganti kerugian keuangan negara oleh para pengelola keuangan negara dimaksud
merupakan unsur pengendalian intern yang andal.
BAB III
15 PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
2. Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka,
dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
3. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman; kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
B. Saran
Keuangan negara merupakan hal yang paling mendasar dalam sebuah
pengelolaan negara. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan negara harus dilakukan
secara hati-hati agar tidak merugikan bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
16