You are on page 1of 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BBLR

1. Ketidak efektifan pola napas b.d imaturitas otot-otot pernapasan dan penurunan
ekspansi paru.
2. Diskontuinitas pemberian ASI b.d prematuritas
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal b.d purematuritas, ketidakadekuatan /imatur
aktivitas peristaltic di dalam system gastrointestinal
4. Ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
menerima nutrisi , imaturitas peristaltic gastroinstetinal.
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu
tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan.
6. Ikhterus neonates b.d bilirubintak terkonjugasi dalam sirkulasi.

DIARE
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar-kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan
6. Resiko syok (hipovelemi) b.d kehilangan cairan danelektrolit
7. Anseitas b.d perubahan status kesehatan

BRONCHOPNEUMONIA

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d inflamasi trakeobronkial, pembentukan


edema, peningkatan produksi sputum.
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler, gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah,gangguan pengiriman oksigen.
3. Ketidakseimbangan kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan metabolic
sekunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan
dengan toksin bakteri baud an rasa sputum, distensi abdomen atau gas.
4. Intoleransi aktifitas b.d insufisiensi O2 untuk aktifitas sehari-hari
5. Resiko ketidak seimbangan elektrolit b.d perubahan kadar elektrolit dalam serum
( diare)

TETANUS

1. Ketidakefektifan bersihanjalan napas b.d terkumpulnya liur di dalam rongga


mulut (adanya spame pada otot faring)
2. Ketidak efektifan pola napas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4. Penurunan kapasitas adaptif intracranial
5. Gangguan ventilasi spontan b.d keletihan otot pernafasan karena adanya
obstruksi trachea brachial.
6. Ketidakefektifan termoregulasi b.d efek toksin (bakterimia)
7. Resiko infeksi b.d tindakaninvasif (indikasi trakeostomi)
8. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi (hipoksia berat)
9. Resiko cedera b.d kejang spontan yang terus menerus (kurang supleioksigen
karena adanya oedema laring)
10. Nyeri akut b.d agen injuri fisik, spasme otot, gerakan fragmen tulang
11. Inteloransi aktivitas b.d kelemahan umum, imobilitas.

You might also like