You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan.
Terdapat dua macam motor induksi berdasarkan jumlah fasa yang digunakan, yaitu: motor induksi satu
fasa dan motor induksi tiga fasa.
Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam
berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase yang
banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari
es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang
rendah.
Bila dilihat dari kegunaanya, motor induksi sangat penting dalam industri dan rumah tangga.
Oleh sebab itu penulis akan menjelaskan motor induksi, dalam hal ini yaitu pengertian, konstruksi dan
prinsip kerja dari motor induksi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Jelaskan Pengertian motor induksi!


2. Jelaskan konstruksi utama motor induksi!
3. Bagaimana prinsip kerja motor induksi!
4. Jelaskan pengertian dari slip!
5. Bagaimana rugi rugi daya dan efisiensi dari motor induksi?
6. Jelaskan karkateristik dari motor induksi!

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
mengetahui dan memahami konstruksi, prinsip kerja, efisiensi, slip, dan karakteristik dari motor
induksi sebagai salah satu materi dalam mata kuliah Mesin Listrik.

D. Manfaat

Manfaatnya adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan mengenai pengaruh besar tahanan
rotor motor induksi terhadap torsi dan efisiensinya dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa
lain untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana prinsip kerjanya dan kelebihan juga kekurangan
dari motor induksi tersebut dalam mata kuliah Mesin Listrik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motor Induksi

Seperti namanya, motor induksi adalah motor yang bergerak dengan prinsip induksi elektro
magnetik. Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik,
jadi motor ini termasuk mesin konversi energi. Besarnya torsi dari motor jenis ini bergantung pada
gaya magnet yang ditimbulkan oleh komponen-komponen elektromagnetiknya. Semakin besar gaya
magnetnya maka semakin besar pula torsinya.

2.2 Komponen Utama Pada Motor Induksi

Gambar 2.14
Komponen utama dari motor induksi terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor.

a. Stator, yaitu bagian motor induksi yang tidak bergerak.


Pada prinsipnya stator dari motor induksi sama seperti stator pada generator sinkron.
Stator dibuat sedemikin rupa yang mempunyai alur-alur sebagai tempat kawat-kawat
kumparan. Konstruksi dari gulungan-gulungan ini akan menentukan jumlah kutub pada stator.2
Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase.
Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri
sebesar 120 derajat. 5
b. Rotor, yaitu bagian dari motor induksi yang bergerak atau berputar.
Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-
petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek. 5 Pada rotor terdapat kawat rotor yang terbuat dari
tembaga atau aluminium. Berdasarkan cara merangkai kawat rotor, ada 2 tipe dasar yaitu:
- Rotor sangkar (sguirrel cage rotor); kawat rotor terdiri dari batang-batang tembaga yang besar,
aluminium atau alloy yang dimasukkan ke dalam inti (alur) rotor. Masing-masing ujung kawat
dihubungkan singkat dengan end-ring.
- Rotor lilit (wound rotor); Motor yang memakai tipe ini disebut motor induksi rotor lilit atau
induksi cincin geser (slip ring). Rotornya mempunyai lilitan yang dihubungkan ke slip ring dan
umumnya disambung dengan tahanan luar.

2
Gambar 2.2. Konstruksi Motor Induksi

2.3 Prinsip kerja

Gambar 3.1. Percobaan Motor

Lihatlah pada gambar 3.1. Pada gambar tersebut ditunjukkan suatu percobaan dari motor, arus
dialirkan melalui penghantar yang terletak didalam medan magnet sehingga pada penghantar
tersebut akan timbul gaya yang kemudian diukur dengan suatu neraca yang peka. Gejala-gejala
yang terjadi yaitu gaya yang ditimbulkannya sebanding dengan arusnya, arah gaya yang
ditimbulkan tegak lurus dengan arah fluksi magnet, jika rapat fluksinya bertambah atau dengan
mendekatkan kutub-kutub magnetnya maka gaya yang timbul akan semakin besar, gaya yang
ditimbulkan sebanding dengan banyaknya lilitan penghantar, dan jika arus yang mengalirdibalik
arahnya maka gaya yang ditimbulkan juga berbalik arahnya.1

Hal ini dapat dikaitkan dengan prinsip tangan kanan yang dilakukan untuk menentukan arah
medan magnet yang berbunyi:Bila suatu penghantar digenggam dengan tangan kanan dengan ibu
jari menunjuk searah dengan arus listrik maka arah medan magnet di sekitar penghantar itu
ditunjukkan oleh jari-jarinya. Ketika arah medan magnet ini bertemu dengan medan magnet lain
yang arahnya tegak lurus maka pada satu sisi akan mendapatkan pengurangan fluksi dan di sisi
lainnya akan mendapatkan tambahan fluksi. Akibatnya sumber medan magnetic akan cenderung
mendekati daerah yang rapat fluksinya lebih kecil atau akan menjauhi daerah dengan rapat fluksi
yang lebih besar. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 3.2 berikut.1

3
Gambar 3.2. Medan Magnet dan Arah Gerakannya5

Prinsip-prinsip yang telah diuraikan sebelumnya merupakan prinsip dasar dari kerja motor
induksi. Pada dasarnya, untuk membuat sebuah gerakan dengan cara menciptakan dua medan
magnet yang arahnya tegak lurus lalu memotongkan salah satu medan magnet dengan medan
magnet lainnya. 1

a. Cara Kerja Motor DC

Berikut adalah simulasi cara kerja motor dc sederhana.

Gambar 3.3. Dasar Motor DC dan Gerakannya5

Jika konduktor tersebut dialiri arus listrik, maka pada tiap-tiap ujung dari kumparan tersebut
yang tidak memotong medan magnet tidak akan timbul gaya. Apabila arus mengalir ke seluruh
konduktor, arah aruspada satu sisi kumparan akan berlawanan dengan arah arus pada sisi lainnya,
akibatnya gaya-gaya yang ditimbulkan akan mempunyai arah yang berlawanan dan sama besarnya.
Dengan demikian, konduktor tersebut dapat berputar pada porosnya.

b. Cara Kerja Motor Induksi AC 3 Phasa

Pada motor AC, yang sering digunakan adalah motor AC 3 phasa. Jadi untuk sumber tegangan
listrik pada motor ini menggunakan tegangan 3 phasa, yaitu tegangan dengan 3 gelombang listrik
yang besarnya tegangan antar phasa adalah 380v. Berikut adalah simulasi bagian stator dari motor 3
phasa.

4
Gambar 3.4. Simulasi Stator satu kutub dan dua kutub pada Motor Induksi 3 phasa5

Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south=selatan), garis2
gaya mahnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north=utara) untuk
phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik menarik dengan kutub S. Berikutnya kutub S
pindah ke phasa V, kompas berputar 120, dilanjutkan kutub S pindah ke phasa W, sehingga pada
belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240.
Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar
dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. 6

Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada
porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka
disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. Susunan belitan stator motor induksi
dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang masing-masing berbeda sudut 120. Ujung belitan
phasa pertama adalah U1-U2, belitan phasa kedua adalah V1-V2 dan belitan phasa ketiga yaitu
W1-W2. Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal gambar5.6,
terbentuk-nya medan putar pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub, dapat
diterangkan dengan empat kondisi.3

Berikut adalah diagram simulasi dari empat kondisi tersebut digambarkan dengan perbedaan
sudut putar masing-masing 120.

Gambar 3.5. Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan putar pada stator motor induksi

5
1. Saat sudut 0. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negate dalam hal ini
belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1
bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0.
kutub S (south=selatan) dan kutub N (north=utara).

2. Saat sudut 120. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernila negatip,
dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat
W1, V2 dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser
120 dari posisi awal.

3. Saat sudut 240. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2, W1 dan
V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2 dan V1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 dari posisi kedua.

4. Saat sudut 360. posisi ini sama dengan saat sudut 0. dimana kutub S dan N kembali
keposisi awal sekali.6

Dari keempat kondisi diatas saat sudut 0; 120; 240;360, dapat dijelaskan terbentuknya
medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan
medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi
dapat dihitung secara teoritis besarnya adalah

120
ns=
p r.p.m

Dimana : ns = kecepatan putaran (r.p.m)

f = frekuensi tegangan listrik AC (Hz)

P = jumlah kutub stator 5

2.4 Slip
Rotor ditempatkan didalam rongga stator, sehingga garis medan magnet putar stator akan
memotong belitan rotor. Rotor motor induksi adalah beberapa batang penghantar yang ujung-
ujungnya dihubung singkatkan menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar tupai,
Kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan mahnet putar dari
stator saling berinteraksi dengan medan mahnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor
berputar.6
Pada saat motor dikenakan beban, maka kecepatan putar motor akan berubah. Berubah-
ubahnya beban akan membuat kecepatan putar motor juga berubah-ubah. Bahkan rotor pada motor
induksi sudah merupakan beban karena memiliki berat dan momentumnya sendiri. Oleh karenanya
terjadilah slip atau perbedaan putaran teoritis dengan putaran aktualnya. Harga slip tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:

nsnr
slip= 100
ns

Di mana: ns = kecepatan putaran teoritis (r.p.m)


Nr = kecepatan putaran aktualnya (r.p.m )6

6
2.5 Rugi Daya dan Efisiensi

Motor induksi merupakan suatu alat konversi energi, jadi sudah sewajarnya memiliki rugi-
rugi daya dan efisiensi. Untuk mengetahui rugi daya tersebut, dapat dilakukan dengan
membandingkan antara daya masuk dengan daya keluarnya. Atau dapat dikatakan membandingkan
antara daya listrik yang terpakai dengan daya yang dikeluarkan motor untuk melakukan kerja.
Daya-daya pada listrik dan daya pada motor dapat di hitung dengan:
P1= 3 v I cos
P2=M
M =F r
2 n
=
60
P1
= 100
P2

rugi daya=P 1P 2

Dimana: P1 = Daya listrik yang digunakan(watt)


V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)
P2 = Daya motor (watt)
M = Momen torsi pada motor (Nm)
F = Gaya yang bekerja pada poros motor (N)
r = Jari-jari poros motor
= Kecepatan sudut (rad/s)
n = Kecepatan putaran motor (r.p.m)
= Efisiensi motor

Motor induksi memiliki rugirugi yang terjadi karena dalam motor induksi terdapat komponen
tahanan tembaga dari belitan stator dan komponen induktor belitan stator. Pada motor induksi
terdapat rugi-rugi tembaga, rugi inti dan rugi karena gesekan dan hambatan angin. Besarnya rugi
tembaga sebanding dengan I.R, makin besar arus beban maka rugi tembaga makin besar juga.
Daya input motor sebesar P1, maka daya yang diubah menjadi daya output sebesar P2.6

Gambar 5.1 Simulasi rugi daya pada motor induksi

7
2.6 Karakteristik Torsi Motor Induksi

Karakteristik torsi motor induksi gambar 6.1, disebut torsi fungsi dari slip (T=f(slip). Garis
vertikal merupakan parameter torsi (0100%) dan garis horizontal parameter slip (1,00,0).
Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu :
1. MA, momen torsi awal,
2. MS, momen torsi pull-up,
3. MK, momen torsi maksimum
4. MB, momen torsi kerja.3

Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi saat slip 0,7,
torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi beban harus lebih kecil
dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari torsi motor akibatnya motor dalam kondisi
kelebihan beban dan berakibat belitan stator terbakar. Untuk mengatasi kondisi beban lebih dalam
rangkaian kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih disebut thermal overload, yang
dipasang dengan kontaktor.3

Gambar 6.1 Karakteristik motor induksi5

Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam bentuk lain, kita kenal karakteristik putaran =
fungsi torsi, n =f (torsi) lihat gambar 6.2. Garis vertikal menunjukkan parameter putaran, garis
horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika motor berputar pada garis n didapatkan torsi di titik
M. Ketika putaran berada di nn didapatkan torsi motor di Mn. Daerah kerja putaran motor induksi
berada pada area n dan nn sehingga torsi kerja motor induksi juga berada pada area M dan Mn.
Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n ke nn
pada torsi justru terjadi peningkatan dari M ke Mn.

8
Gambar 6.2 Karakteristik putaran torsi beban

Karakteristik motor induksi lainnya lihat gambar 6.3 mencakup parameter efisiensi, faktor kerja,
ratio arus dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik motor induksi dapat diketahui setiap
parameter yang dibutuh kan. Saat torsi mencapai 100% dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja
cos : 0,8, efiseiensi motor 0,85 dan ratio putaran n/ns : 0,92.5

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada
kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena
penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada
kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal
dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan
torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan
pada sejumlah kutup tertentu. Jumlah kutup ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutup akan mengakibatkan makin
9
kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini
disebut kecepatan sinkron.

DAFTAR PUSTAKA

1. HM , Teguh . 2001 . Teknik Listrik Bagian A. Semarang : Politeknik Negeri Semarang


2. HM , Teguh . 1998 . Mesin Listrik . Semarang : Politeknik Negeri Semarang
3. http://teknikelektro.org/karakteristik-torsi-motor-induksi/ diakses tanggal 4 Oktober 2016
pukul 12:20
4. http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-karakteristik-motor-listrik-induksi/ diakses
tanggal 4 oktober 2016 pukul 12:42
5. http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-karakteristik-motor-listrik-induksi/ diakses
tanggal 4 oktober 2016 pukul 12:49
6. Siswoyo . 2008 . Teknik Listrik Industri Jilid 2 . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

10

You might also like