Professional Documents
Culture Documents
Penyakit pada serangga yang diakibatkan oleh virus telah ditemukan pada
hampir 13 ordo serangga. Virus adalah organisme yang sederhana yang terdiri
asam nukleat dan protein yang dikenal sebagai kapsid. Nukleokapsid mungkin
saja dilapisi oleh lapisan lipid yang dikenal sebagai virion. Beberapa virus
occluded dalam matrik protein. Matrik ini dikenal sebagai tubuh occlusion. Tubuh
Occlusion ini ditemukan pada 3 famili virus. Virus serangga mungkin saja double
stranded atau single stranded DNA (dsDNA dan ssDNA) atau juga double atau
single stranded RNA (dsRNA dan ssRNA), atau enveloped atau unenveloped dan
mungkin juga occluded atau nonoccluded dalam matriks protein.
Secara morfologis, hemolimfa ulat yang semula jernih berubah keruh dan
secara fisiologis, ulat tampak berminyak dan perubahan warna tubuh menjadi
pucat kemerahan, terutama bagian perut. Sedangkan secara perilaku, ulat
cenderung merayap ke pucuk tanaman, yang kemudian mati dalam keadaan
menggantung dengan kaki semunya pada bagian tanaman.
Patogenisitas
Melihat besarnya manfaat SlNPV dan SeNPV sebagai agensia hayati pada
ulat grayak yang biasanya menyerang tanaman kacang-kacangan, tembakau dan
sayuran, maka NPV berpeluang besar untuk dikembangkan sebagai bio-pestisida
yang memiliki prospek komersial, tidak berdampak negatif bagi pengguna (user)
serta ramah lingkungan. Bio-insektisida VIR-X (VIREXI) secara spesifik hanya
digunakan sebagai pengendali ulat grayak Spodoptera exigua yang menyerang
tanaman bawang merah, bawang putih, bawang daun dan kucai. Sedangkan
VIR-L (VITURA) hanya untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura
yang biasanya menyerang tanaman cabe, kedelai/kacang-kacangan, dan
tembakau. Namun tidak menutup kemungkinan juga menyerang tanaman
sayuran daun/buah yang lain, karena ulat Spodoptera litura tergolong polifag
(memiliki inang banyak).
PEMANFAATAN NPV SEBAGAI BIO-INSEKTISIDA
Karakterisasi Produk
Keunggulan Produk
Keefektifan Produk
Bioinsektisida SlNPV dengan dosis 500 g/ha (setara dengan 1,5 x 1011
PIBs/ha) yang diaplikasikan dua kali dalam selang seminggu, masing-masing
dengan dosis 250 g/ha, efektif terhadap ulatgrayak pada kedelai. Perlakuan SlNPV
tersebut menurunkan populasi ulat 91% lebih rendah dan menyelamatkan
kehilangan hasil 14% lebih tinggi daripada perlakuan insektisida.
Teknik Aplikasi
Keunggulan Teknologi
Peluang Komersialisasi
Cara penyimpanan
Letakkan dus VIR ditempat yang tidak terkena langsung sinar matahari
dan VIR dapat disimpan pada suhu kamar selama lebih kurang 4 bulan. Untuk
penggunaan VIR dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya simpan dus VIR
tersebut dalam lemari es (virus akan bertahan hidup pada suhu dingin)
Sinar ultra violet matahari penyebab utama menurunnya efektivitas NPV
di lapangan. Selain itu NPV juga peka terhadap suhu. Pada suhu 40 0C
efektivitasnya masih stabil, tetapi dengan meningkatnya suhu efektivitasnya cepat
berkurang. Untuk mengurangi kepekaan terhadap sinar matahari, maka virus ini
diberi bahan pelindung berupa talk dan molase. Persistensi/ketahanan NPV di
lapangan setelah disemprotkan, mampu bertahan sampai dengan 7 hari.
Mnemonic : NPVSL
Synonym :-
Other name :
• SlMNPV
Rank : species
Lineage : › Viruses
› dsDNA viruses, no RNA stage
› Baculoviridae
› Alphabaculovirus
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae
Genus : Spodoptera
Gejala serangan
Morfologi/Bioekologi
Serangga dewasa berbentuk ngengat yang berwarna coklat. Sayap depan
berwarna coklat atau keperak – perakan, sayap belakang berwarna putih dengan
bercak hitam. Malam hari ngengat tertarik untuk mendatangi cahaya dan dapat
terbang sejauh 5 kilometer. Seekor ngengat betina dapat meletakkan telur
sebanyak 2000 – 3000 butir.
Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang
tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning – kuningan, berkelompok (25 – 500
butir) dengan bentuk bermacam – macam pada bagian daun atau bagian tanaman
lainnya, tertutup bulu seperti beludru.
Ulat mempunyai warna yang bervariasi,
mempunyai kalung/bulan sabit warna hitam pada
segmen abdomen ke empat dan ke sepuluh.
Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis
kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau
muda, bagian sisi coklat tua atau hitam
kecoklatan dan hidup bekelompok. Ulat menyebar dengan menggunakan benang
sutera dari mulutnya. Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang
hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab). Biasanya ulat berpindah ke
tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna dan perilaku ulat
instar terakhir mirip dengan ulat tanah, perbedaannya hanya pada tanda bulan
sabit, berwarna hijau gelap dengan garis punggung warna gelap memanjang. Ulat
yang berumur 2 minggu mempunyai panjang sekitar 5 cm. Stadium ulat terdiri
dari lima instar, instar yang paling merusak adalah instar ketiga dan keempat.
Ulat berkepompong dalam tanah, membentuk kepompong tanpa rumah kokon
berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm.
Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama stadium telur 2 – 4 hari, ulat terdiri
dari 5 instar : 20 – 46 hari, kepompong 8 – 11 hari).
Pencaran
Hama ini telah tersebar luas di dunia, antara lain di Asia, Eropa, Afrika,
Amerika dan Negara Oceania. Di Indonesia hama ini di laporkan terdapat di
seluruh wilayah antara lain di Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
Pengendalian
a. Kultur Teknis
b. Fisik/Mekanik
c. Biologi
d. Kimia
Oleh :
083244028
JURUSAN BIOLOGI
2010