You are on page 1of 16

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 1869 Friedrick Mescher , seorang muda bangsa Swiss yang
belajar pada Hoppe-Seyler yang terkemuka di Jerman , mengisolasi inti dari sel
darah putih dan menemukan bahwa inti mengandung suatu zat kaya fosfat yang
sampai sekarang ini tidak diketahui yang dinamakannya nuklein , dan pada tahun
1871 dia berpendapat :
Menurut saya tampaknya seluruh family dari zat yang mengandung fosfor
ini, agak sedikit berbeda satu sama lainnya, akan timbul sebagai sekelompok zat
nuklein , yang kemungkinan patut mendapat pertimbangan yang sama dengan
protein.
Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid )
atau asam deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher
yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui
penelitian kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang
terdapat pada nanah untuk dipelajari nya dan ia mendapatkan sel-sel tersebut
dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah. Sel-sel
tersebut dilarutkan nya dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh nya
intisel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan menambahkan
enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan cara dan
dengan cara ekstraksi terhadapinti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut
dalam basa tetapi tidak larut dalam asam.
Walaupun kimiawi dari asam nukleat diteliti secara serius setelah
penemuannya, 75 tahun berlalu sebelum makna biologi dari makro molekul ini
disadari. Saran yang diajukan oleh Avery dan rekan, pada tahun 1944, bahwa
DNA adalah bahan genetika, merupakan peranan biologi spesifik pertama yang
diajukan untuk suatu asam nukleat. Mengenai RNA, baru pada tahun 1957
ditetapkan suatu fungsi selular spesifik untuk asam nukleat ini ( keterlibatan RNA
dalam sintesis protein ). ( Namun, perlu dicatat, bahwa RNA telah diidentifikasi
lebih dini sebagai bahan genetika dari sejumlah virus.) timbulnya biologi
molecular menekankan keunggulan dari DNA maupun RNA, yang beragam

2
spesies selularnya memiliki peranan mencolok dalam sintesis protein (ekspresi
gen ).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu asam nukleat dan bagaimana sifat-sifat asam nukleat ?
b. Bagaimana struktur molekul dari asam nukleat ?
c. Bagaimana Replikasi DNA dan transkipsi RNA ke DNA pada Asam
Nukleat ?
d. Bagaimana kode Genetika dan Biosintesis Peptida/Protein ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Agar pembaca dapat mengetahui apa itu asam nukleat dan sifat-sifat
yang dimuliki asam nukleat
b. Agar pembaca daat mengetahui bagaimana struktur pada asam nukleat
c. Dapat menjelaskan Proses replika DNA dan transkipsi RNA Dan DNA.

d. Dapat menjelaskan Kode genetika dan proses biosintesis protein


(translasi) oleh RNA.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sifat-sifat Asam Nukleat

3
A. Pengertian Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan


unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup
dan bertugas untuk menyimpan dan mentransfer genetic, kemudian
menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas
bagi masing-masing sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya
deoksiribonukleotida , disebut asam deoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri-
dari unit-unit ribonukleaotida disebut asam ribonukleaotida (RNA).
`Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang dibuat dari
banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung ribose, maka asam nukleat
yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna
dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam
nukleat yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam
deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pementukan inti sel. Dalam
asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin.
Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA
primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA pirimidin selalu sitosin dan timin.

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai


nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk
memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan tersebut, dapat dilakukan
ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu menggunakan larutan garam
IM. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi
protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau
alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl hingga jenuh akan
mengendapkan protein.

B. Sifat-Sifat Molekul Asam Nukleat


1. Stabilitas asam nukleat
Ketika melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau struktur
sekunder RNA, sepintas akan terlihat bahwa struktur tersebut menjadi stabil
karena adanya ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan
basa hanya akan sama kuatnya dengan ikatan hidrogen antara basa dan
molekul air apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi, ikatan

4
hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat,
tetapi hanya sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa
2. Pengaruh asam
Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih
dari 100C, asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi
komponen-komponennya. Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer,
hanya ikatan glikosidik antara gula dan basa purin saja yang putus sehingga
asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.
3. Pengaruh alkali
Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya
perubahan status tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan
menyebabkan perubahan struktur guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat
karena molekul tersebut kehilangan sebuah proton. Selanjutnya, perubahan ini
akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen sehingga pada akhirnya
rantai ganda DNA mengalami denaturasi.
4. Denaturasi kimia
Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam
nukleat pada pH netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan
formamid (COHNH2). Pada konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa
tersebut dapat merusak ikatan hidrogen. Artinya, stabilitas struktur sekunder asam
nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda mengalami denaturasi.
5. Viskositas
DNA merupakan molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan
mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi
sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal ini menimbulkan masalah
tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.

6. Kerapatan apung
Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan
apung (bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat
dengan berat molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA
mempunyai kerapatan yang sama dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7
g/cm3. Jika larutan ini disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, maka
garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung dengan membentuk
gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju posisi
gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi
seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density gradient
centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik. Selain itu, teknik tersebut juga berguna
untuk keperluan analisis DNA karena kerapatan apung DNA () merupakan

5
fungsi linier bagi kandungan GC-nya. Dalam hal ini, = 1,66 + 0,098% (G +
C).

2.2 Struktur Asam Nukleat

Gambar 2.1. Molekul sederhana asam nukleat

Dari Gambar 2.1. tampak bahwa struktur utama asam nukleat adalah
molekul gula yang mengandung asam posfat dan basa Nitrogen yang
dihubungkan dengan ikatan posfodiester membentuk rantai panjang. Senyawa
gula penyusun nukleotida merupakan gula dengan atom Karbon 5 (lima) yaitu 2-
deoksi-D-ribosa dan D-ribosa, sedangkan Basa nukleosida adalah adenin
(dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), timin (T) dan
urasil (U).

Gula Pentosa
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-
deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester
antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada
gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula
penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.
Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan

6
dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai
pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang
terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan
dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan
molekulRNA.
Gula ribosa
Gula dalam asam nukleat adalah jenis gula aldopentosa yakni Ribosa,,bisa
dilihat struktur pada gambar. struktur Hawort (siklik)nya menunjukkan posisi
beta-Furanosa (beta untuk posisi OH yang diatas, Furanosa untuk siklik dari 5
atom karbon).perhatikan untuk C2 nya, disitulah letak perbedaan dari tiap jenis
asam nukleat (DNA & RNA). untuk RNA sama seperti gambar tadi, namun untuk
DNA agak sedikit berbeda, dimana pada atom C2 nya kehilangan atom O nya
sehingga yang ada hanya subtituen H nya saja, itulah dinamakan gula
Deoksiribosa.

Basa Nitrogen
Basa nitrogen seperti yang kita tau adalah Purin dan Pirimidin.Basa Purin
misalnya. berasal dari senyawa heterosiklik yang terdiri dari 2 gabungan siklik
(namanya bisiklik). sedangkan Pirimidin juga termasuk dalam snyawa
heterosiklik, namun pirimidin ini berasal dari turunan Piridin yang ditambahkan 1
atom N (kalo piridin hanya 1 atom N nya). Purin punya turunan lagi, yakni
Adenin dan guanin yang berbeda dari strukurnya, begitu juga pirimidin yang
terdiri dari timin, uracil, dan sitosi.
Fosfatnya, berikatan dengan atom C5 nya, dan atom C3 dari nukleotida
sebelumnya atau sesudahnya. ini disebut sebagai ikatanfosfodiester, dimana ikatan
ini menghubungkan nukleotida 1 dengan lainnya. Nukleotida adalah unit molekul
dari asam nukleat yang terdiri dari fosfat, basa N, dan gula. nukleosida adalah unit
molekul as. nukleat yang terdiri dari gula dan basa N saja. untuk Basa N, pada
Purin akan berikatan pada atom N9 nya dengan atom C1 dari gula. sedangkan

7
Pirimidin berikatan pada N1 nya dengan atom C1 pada gula dengan membentuk
ikatan N-glikosida (nukleosida).gambarnya.
Pada ujung atas, berakhir pada C5 dan ujung bawah berakhir pada C3. Ini
berguna dalam penulisan sekuensing asam nukleat itulah disebut sebagai ujung 5'-
3'. Merupakan struktur RNA karena hanya terdiri dari 1 rantai saja, kalau yang
rantai ganda seperti DNA, berarti 2 rantai yang dihubungkan dengan ikatan
hidrogen.
.
Nukleotida dan Nukleosida

Molekul nukleotida terdiri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat.


Molekul nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau ribose ) yang mengikat
suatu basa (purin atau pirimidin). Jadi apabila suatu nukleoprotein dihidrolisis
sempurna akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin atau
pirimidin. Rumus berikut ini akan memperjelas hasil hidrolisis suatu
nukleoprotein.
Urasil terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk keto atau laktam dan bentuk
enol atau laktim.Pada PH cairan tubuh, terutama urasil terdapat dalam entuk keto.
Nukleosida terbentuk dari basapurin atau pirimidin dengan ribose atau
deoksiribosa. Basa purin atau pirimidin terikat padapentosa oleh ikatan
glikosidik,yaitu pada atom karbon nomor 1. Guanosin adalah suatu nukleosida
yang terbentuk dari guanin dengan ribosa. Pada pengikatan glikosidik ini sebuah
molekul air yang dihasilkan terjadi dari atom hidrogen pada atom N-9 dari basa
purin dengan gugus OH pada atom C-1 dari pentosa. Untuk basa pirimidin,gugus
OH pada atom C-1berikatan dengan atom H pada atom N-1

8
Pada umumnya nukleosida diberi nama sesuai dengan nama basa purin
atau basa pirimidin yang membentuknya. Beberapa nukleosida berikut ini ialah
yang membentuk dari basa purin atau dari basa pirimidin dengan ribosa ;
*Adenin nukleosida atau Adenosin
*Guanin nukleosida atau Guanosin
*Urasil nukleosida atau Uridin
*Timin nukleosida atau Timidin
*Sitosin nukleosida atau Sitidin
Apabila pentose yang diikat oleh deoksiribosa,maka nama nukleosida
diberi tambahandeoksi di depanya.Sebagai contoh deoksiadinosin,deoksisitidin
dan sebagainya. Disamping lima jenis basa purin atau basa pirimidin yang biasa
terdapat pada asam nukleat, ada pula beberapa basa purin dan basa pirimidin lain
yang membentuk nukleosida.Hipoksantin dengan ribosa akan membentuk
hipoksantin nukleosida atau inosin. DNA pada bakteri ternyata mengandung
hidroksimetilsitosin.
Demikian pula tRNA (transfer RNA) mengandung derivat metal basa
purin atau basapirimidin, misalnya 6-N-dimetiladenin atau 2-N dimetilguanin.
Dalam alam nukleosida terutama terdapat dalam bentuk ester fosfat yang disebut
nukleotida. Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan
sesama nukleotida membentuk asam nukleat.Dalam molekul nukleotida gugus
fosfat terikat oleh pentosa pada atom C-5.
2.3 Replikasi DNA pada Asam Nukleat
DNA adalah pembawa fisik warisan. Hal ini seperti buku raksasa yang
berisi semua informasi instruksi untuk membangun dan memelihara
organisme hidup Dalam sel-sel kita DNA terletak di dalam nucleus dan dikemas
ke dalam 46 kromosom, 23 dari ibu dan 23 dari ayah yang digabungkan
untuk membentuk individu yang unik.
Replikasi adalah DNA diwariskan dari satu sel ke sel anak dan dari satu
generasi ke generasi. Molekul DNA merupakan rantai polinukleotida yang
mempunyai beberapa jenis basa purin dan pirimidin, dan berbentuk heliks ganda.
Antara rantai satu dengan pasangannya dalam heliks ganda terdapat ikatan
hidrogen. Molekul DNA yang berbentuk heliks ganda ini mempunyai sifat
dapat membelah diri dan masing-masing rantai polinukleotida mampu membentuk
rantai baru yang merupakan pasangannya. Terjadinya heliks ganda yang baru dan
proses terbentuknya molekul DNA baru ini disebut replikasi. Proses
pembentukan DNA (penggandaan) membutuhkan komponen-komponen
sebagai berikut:
1. DNA polimerase (enzim yang mengkatalisis perpanjangan rantai nukleotida
satu dengan yang lainnya).

9
2. Deoksiribonukleosida trifosfat (dATP, dTTP, dGTP, dCTP = monomer
penyusun rantai polinukleotida).
3. Protein pembentang dan 20 protein enzim lainnya atau sistem replikasi
DNA atau replisoma (fungsi kompleks).
4. DNA ligase (menyambung fragmen-fragmen hasil polimerasasi).
5. DNA cetakan (DNA induk untuk sintesis DNA baru
6. DNA primer (DNA pengawal untuk sintesis DNA baru)
Proses tahap awal pembukaan DNA dikatalisis oleh 3 jenis enzim yaitu;
1) Enzim helikase (atau DNA- unwinding enzyme) yang mengkatalisis
pembukaan bagian DNA yang kedua untainya terpisah (garpu replikasi).
2) Enzim heliks-desta bilizing protein atau single-stranded DNA-binding protein
yang berfungsi menjaga basa-basa pada untai tunggal agar tidak berpasangan
dengan lain
3) Enzim DNA girase mengkatalisis pembukaan heliks ganda sebelum proses
replikasi dimulai. Ketiga enzim ini bekerja sama membentuk DNA untai tunggal.
Tahap selanjutnya menggunakan enzim RNA polimerase spesifik atau
dikenal enzim primase atau dna G dan protein dna B.Pembentukan
oligonukleotida primer dilakukan pada daerah spesifik DNA sebagai tempat
awal replikasi. RNA polimerase spesifik ini berbeda dengan RNA polymerase
untuk sintesis RNA, karena enzim ini bersifat nukleofilik dalam pembentukan
ikatan fosfodiester dari rantai DNA yang tidak berpasangan. dna B berfungsi
mengikat DNA untai tunggal pada sisi awal replikasi kemudian dna G
membentuk oligonukleotida primer.
Tahap berikut menggunkan katalis DNA polimerase III dan DNA
polimerase I serta DNA ligase. Proses penumbuhan rantai terjadi dengan
penambahan deoksiribonukleotida pada gugus 3-OH ujung rantai
primer(pertumbuhan 5 3). Karena kedua rantai DNA bersifat anti
paralel satu terhadap lainnya (5 3, dan 3 5) maka replikasi
semikonservatif yang terjadi juga berbeda. Pada saturantai replikasinya
bersifat kontinyu dan menghasilkan untai penuntun (leading strand).

12

10
Gambar 2.5. Replikasi DNA

Sedangkan untai yang lain repilikasinya bersifat diskontinyu dan


menghasilkan untai potongan atau disebut juga fragmen Okazaki. Sehingga
pada tahap ini dihasilkan satu untai utuh DNA anak mengikuti DNA induk dan
satu untai lagi fragmen berupa DNA anak. Fragmen DNA anak ini kemudian
dirangkaikan menjadi satu untai utuh oleh enzim DNA ligase sehingga
akhirnya satu DNA double heliks menghasilkan 2 DNA anak helik ganda
dan seterusnya. Penyambungan fragmen okazaki merupakan pembentukan
ikatan fosfodisester antara gugus 3-OH residu nukleosida dan 5-fosfat residu
yang berdekatan. Proses dengan katalisis DNA ligase ini pada E. Coli
membutukan kofaktor NAD dan pada eukariotik menggunakan kofaktor ATP.
Transkripsi RNA dari DNA
Proses transkripsi adalah pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA. Pada tahap ini informasi genetik diberikan kepada
molekul RNA yang terbentuk selaku perantara dalam sintesis protein. Proses
transkripsi membutuhkan rantai DNA tunggal sebagaicetakan, RNA
polimerase untuk pemanjangan rantai RNA, keempat ribonukleosida 5-trifosfat (
ATP, GTP, UTP, dan CTP), serta berbagai enzim kompleks. Dalam proses
ini terbentuk berbagai jenis RNA darigen DNA yang transkripsi. Gen adalah
bagian tertentu dari DNA yang menyandi satu polipeptida (protein) tertentu.
Proses ini menyerupai replikasi DNA namun ada perbedaan prinsip antara
keduannya. Pada sintesis DNA seluruh urutan nukleotida DNA digandakan
seperti DNA induk. Pada transkripsi tidak semua DNA ditraksripsi menjadi RNA,
hanya gen atau kolompok gen yang ditranskripsi. Reaksi polimerisasi RNA
Berlangsung mengikuti arah ribonukleosida 5-trifosfatkeribonukleosida 3-
fosfat. Produk yang terbentuk pada proses ini adalah RNA yang komplemen
dengan
13

11
salah satu rantai DNA dupleks yang menjadi cetakan. Semua produk RNA
nya dalam berbagai jenis dan beruntai tunggal. Garis besar tahapan proses sintesis
RNA adalah sebagai berikut:
a. Tahap pertama : Enzim polimerase mengikat urutan basa spesifik atau
urutan tanda permulaan DNA yaitu rangkaian 10 nukleotida yang kaya
pirimidin. Pengikatan ini menyebabkan terbukanya heliks ganda DNA dengan
panjang tertentu (inisiasi).
b. Tahap kedua: RNA polimerase mengkatalisis pemanjangan (elongasi) ikatan
fosfodiester antara ribonukleosida trifosfat danujung 3- fosfat melalui cara
seperti DNA polimerase I. Proses pemanjangan ini disertai dengan hidrolisis
pirofoffat untuk membantu menyediakan gaya pendorong untuk reaksi
tersebut. Substrat reaksi RNA polimerase adalah ATP, GTP, UTP, dan CTP
sesuai dengan komplemennya pada urutan DNA.
c. Tahap ketiga: Komplemen DNA-RNA (hibrid) yang dihasilkan membuka
dengan melepaskan RNA yang terbentuk, diikuti hibridisasi ulang rantai DNA
membentuk untai DNA ganda. Pada ujung gen, terdapat urutan penghenti
(terminasi) yang menyebabkan proses transkripsi berhenti. Keadaan ini
diikuti dengan pelepasan RNA polimerase dari DNA.
d. Tahap keempat: Adalah tahap akhir dimana terjadi perubahan secara kimia
RNA yang terbentuk. Biasanya setelah proses pembentukan RNA, terjadi
proses lanjutan untuk membuat RNA menjadi aktif. rRNA dan tRNA dibuat dalam
bentuk prekusor yang lebih panjang, kemudian dimodifikasi dandipecah
untuk menghasilkan berbagai produk akhir. Demikian juga mRNA.

Gambar 2.6. proses transkripsi RNA dari DNA

2..4 kode Genetika dan Biosintesis Peptida/Protein

12
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling
utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu
bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Setiap sel
dalam tubuh kita mengandung protein, termasuk kulit, tulang, otot, kuku, rambut,
air liur, darah, hormon, dan enzim. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Diperkirakan 50% berat kering
sel dalam jaringan hati dan daging terdiri dari protein. Sedangkan dalam tenunan
daging segar sekitar 20%.
Tahap-tahap dalam sintesis protein, secara garis besar dibagi menjadi 2,
yaitu transkripsi dan translasi. Baik transkripsi maupun translasi, masing-masing
dibagi dibagi lagi menjadi 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

Transkripsi
Transkripsi merupakan sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai
cetakan atau sense, sedangkan rantai komplemennya disebut rantai antisense.
Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit
transkripsi.Transkripsi terdiri dari 3 tahap yaitu: inisiasi (permulaan), elongasi
(pemanjangan), terminasi (pengakhiran) rantai mRNA.
a. Inisiasi
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi
disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi
dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang
digunakan sebagai cetakan.
b. Elongasi
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks
ganda DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan
DNA-nya.
c. Terminasi

13
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA
yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan
RNA yang berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya. Pada sel
prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir sinyal terminasi; yaitu,
polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya,
pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan
AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10 hingga 35
nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.

Translasi
Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetik dan
membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di
sepanjang molekul mRNA, interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe
molekul tRNA menghubungkan kodon tRNA tertentu dengan asam amino
tertentu. Ketika tiba di ribosom, molekul tRNA membawa asam amino spesifik
pada salah satu ujungnya. Pada ujung lainnya terdapat triplet nukleotida yang
disebut antikodon, yang berdasarkan aturan pemasangan basa, mengikatkan diri
pada kodon komplementer di mRNA. tRNA mentransfer asam amino-asam amino
dari sitoplasma ke ribosom.
Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului oleh pelekatan yang benar
antara tRNA dengan asam amino. tRNA yang mengikatkan diri pada kodon
mRNA yang menentukan asam amino tertentu, harus membawa hanya asam
amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan tRNA yang
sesuai oleh suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil-ARNt sintetase
(aminoacyl-tRNA synthetase).
Ribosom memudahkan pelekatan yang spesifik antara antikodon tRNA dengan
kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-
protein dan molekul-molekul RNA yang disebut RNAribosomal.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi.
a. Inisiasi
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA
yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.

14
Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator
khusus (lihat gambar). Sub unit ribosom kecil melekat pada tempat tertentu di
ujung 5` dari mRNA. Pada arah ke bawah dari tempat pelekatan ribosom sub unit
kecil pada mRNA terdapat kodon inisiasi AUG, yang membawa asam amino
metionin, melekat pada kodon inisiasi.
b. Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino asam amino ditambahkan
satu per satu pada asam amino pertama (metionin). Lihat Gambar. Kodon mRNA
pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang
baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul rRNA dari sub unit
ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan
peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang
baru tiba.
c. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon
stop mencapai ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA.
Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal
untuk menghentikan translasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan
unit monomernya mononukleotida. Asam Nukleat juga merupakan senyawa
majemuk yang dibuat dari banyak nukleotida. Asam nukleat dalam sel ada dua
jenis yaitu DNA (deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA
(ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat.
Ada beberapa sifat pada asam nukleat diantaranya yaitu Stabilitas asam
nukleat, pengaruh asam, pengaruh alkil, Denaturasi kimia, viskositas dan
Kerapatan apung.
Transkripsi adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada
urutan DNA meniadi molekul RNA. Transkripsi adalah proses yang mengawali
ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya akan muncul sebagai fenotipe. Translasi

15
adalah proses penerjemah urutan nucleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
protein. Sedangakan Replikasi adalah DNA diwariskan dari satu sel ke sel anak
dan dari satu generasi ke generasi.
Kode Genetika dan Biosintesis Peptida/Protein secara garis besar dibagi
menjadi 2, yaitu transkripsi dan translasi. Baik transkripsi maupun translasi,
masing-masing dibagi dibagi lagi menjadi 3 tahap, yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi.

3.2 Saran

Dengan adanya peper yang saya buat pembaca dapat memahami tentang
apa itu pengertian asam nukleat, struktur serta kode genetika nya. Meskipun saya
sadari bahwa peper yang saya buat ini belum lengkap dan masih banyak
kekurangan maka dari itu saya selaku pembuat peper mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2122803-pengertian-asam-
nukleat/#ixzz1wujEJfmm. http://www.cbs.dtu.dk/staff/dave/DNA_CenDog.html.
http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia : Struktur dan Fungsi Biomolekul. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Nur, M. A. 1990. Konsep Modern Biokimia I. Bogor : PAU-Ilmu Hayat IPB.
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. UI-Press.
Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia : Proteina, Enzima & Asam Nukleat. Bandung :
ITB.

16

You might also like