You are on page 1of 20

ANALISIS PERMENDIKBUD NOMOR 57, 58, 59, 60 TAHUN 2014, DAN PERMENDIKBUD

NOMOR 24 TAHUN 2016


Tugas ini disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Perencanaan Sistem Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Nur Hamidi, MA

Disusun oleh :
1.
Kusuma Yudha (14410105)
2.
Ardika Riski Rahmawan (14410109)
3.
Afrida Zulia Fatimah (14410113)
4.
Lisdiyana Nurul Jannati (14410117)
5.
Muhammad Hidayat (14410118)
Kelas: B
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga kami dapat
menyusun makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan dan Perencanaan Sistem Pendidikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya dan mendapat syafaat beliau di hari akhir nanti
Aamiin.
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai analisis Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,
Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, dan Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan kepada para pembaca. Tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam bentuk kosakata maupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami sangat menerima kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan kami kedepannya.

Yogyakarta, April 2017

Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah terkait dengan pendidikan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan dilakukan untuk
mengupdate peraturan dan merevisi ketentuan yang sekiranya tidak lagi relevan dengan keadaan saat ini. Kurikulum 2013 adalah kurikulum
yang diterapkan di pendidikan dasar dan menengah. Pada awalnya, pemerintah mengeluarkan Permendikbud Nomor 67, 68, 69, dan 70
Tahun 2013 untuk mengatur tentang kurikulum 2013 di pendidikan dasar dan menengah. Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah
melakukan revisi terhadap peraturan tersebut dan menerbitkan peraturan baru, yakni Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah, Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, dan
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Oleh karena itu, untuk mengetahui peraturan tersebut, perlu dilakukan analisa terhadap peraturan tersebut. Pada makalah ini, akan
dibahas analisa terhadap permendikbud sebagai revisi atas Permendikbud Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana analisa Permendikbud Nomor 57, 58, 59, dan 60 Tahun 2014?
2. Bagaimana analisa Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui analisa Permendikbud Nomor 57, 58, 59, dan 60 Tahun 2014
2. Mahasiswa dapat mengetahui Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016
ANALISA TERHADAP PERUBAHAN PERMENDIKBUD NO. 67, 68, 69, DAN 70 TAHUN 2013

A. PERMENDIKBUD NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH,
PERMENDIKBUD NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/
MADRASAH TSANAWIYAH, PERMENDIKBUD NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH, DAN PERMENDIKBUD NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
Pada dasarnya, revisi Permendikbud Nomor 67, 68, 69, dan 70 tahun 2013 menjadi Permendikbud nomor 57,58,59, dan 60 tahun
2014 merupakan penyempurnaan atas Permendikbud sebelumnya. Pada analisis yang sudah dilakukan oleh kelompok sebelumnya, sudah
diketahui bahwa Permendikbud 67, 68, 69, dan 70 tahun 2013 berisi beberapa Pasal yang semuanya bersifat sangat umum yang kemudian
diberi penjelasan pada lampiran tiap-tiap permendikbud. Setelah berlaku selama beberapa bulan, dengan kajian yang diperuntukkan
memperbaiki peraturan dan mengupdate peraturan maka kemudian dilakukan revisi sehingga menghasilkan Permendikbud nomor 57, 58,
59, dan 60 tahun 2014.
Perubahan peraturan tersebut, terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah pasal pada setiap revisi Permendikbud. Bertambahnya
pasal dilatarbelakangi oleh pemindahan materi yang sebelumnya ada pada lampiran Permendikbud nomor 67, 68, 69, dan 70 tahun 2013,
dimasukkan ke dalam pasal-pasal dalam Permendikbud no 57, 58, 59, dan 60 tahun 2014. Di antara penambahan tersebut adalah penyebutan
KI, KD, beban belajar, dan mata pelajaran pada tiap jenjang pendidikan dasar. Melalui revisi yang dilakukan membuat peraturan yang
sebelumnya (Permendikbud Nomor 67,68, 69, dan 70 tahun 2013) dicabut dan tidak berlaku, kemudaian diganti dengan permendikbud yang
baru (permendikbud Nomor 57, 58, 59, dan 60 tahun 2014).
Pada dasarnya, pasal-pasal yang ada pada permendikbud nomor 57, 58, 59, 60 tahun 2014 memiliki beberapa garis besar yang sama,
hanya saja ketika membahas pada jenjang yang berlainan, membuat ada perbedaan pada beberapa pasal, khususnya ketika menjelaskan
berkaitan dengan mata pelajaran, beban pelajaran, dan pedoman pembelajaran pada tiap jenjang.
Berikut adalah paparan isi dan analisa terhadap permendikbud nomor 57, 58, 59, dan 60 sebagai revisi terhadap permendikbud
nomor 67, 68, 69, dan 70 tahun 2013.
Pasal ANALISA PERMENDIKBUD
57 TAHUN 2014 58 TAHUN 2014 59 TAHUN 2014 60 TAHUN 2014
1. Terdiri atas 2 ayat, ayat pertama memberi nama atas kurikulum pada setiap jenjang, sementara ayat kedua menyebutkan bagian
dari kurikulum 2013.
Analisa:
Pada pasal 1 ayat (1) terdapat kalimat Kurikulum (jenjang)... yang telah dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2013/2014
disebut Kurikulum 2013 (jenjang).... Revisi permendikbud pada pasal 1 ayat (1) menyebutkan pemberian nama pada Kurikulum
yang berlaku untuk setiap jenjang. Pada pelaksanaan di tingkat satuan pendidikan, pemberlakuan kurikulum pada tahun pelajaran
2013/2014 masih belum menyeluruh menggunakan Kurikulum 2013. Penyebutan nama kurikulum yang berlaku sejak 2013/2014
seakan bentuk generalisasi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sehingga, ketika peraturan ini dibuat, terlihat
memaksakan pemberian nama terhadap kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, pendapat kami pemberian nama kurikulum yang
berlaku sangat memaksakan, karena jika dibandingkan satuan pendidikan yang sudah menerapkan kurikulum 2013 dengan yang
belum menerapkan kurikulum 2013 masih banyak yang belum menerapkan, karena proses sosialisasi masih dilaksanakan.
Dalam pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa kurikulum 2013 terdiri atas 4 komponen, yaitu: Kerangka Dasar Kurikulum,
Struktur Kurikulum, Silabus, dan Pedoman Mata Pelajaran. Keempat komponen tersebut kemudian dijelaskan dalam setiap pasal
dan lampiran pada permendikbud. Penyebutan empat komponen dalam pasal 1 ayat (2) yang sebelumnya tidak dijelaskan dalam
permendikbud sebelumnya, menampakkan bahwa revisi permendikbud telah memberikan porsi tersendiri dalam pasal untuk
memberikan penjelasan terkait dengan Kurikulum 2013. Menurut kami, poin plus dari revisi adalah adanya silabus dan pedoman
mata belajaran yang memberikan kemudahan bagi guru karena telah terbantu dengan adanya produk pemerintah bagi guru.
2. Berisi tentang landasan-landasan yang digunakan dalam kurikulum 2013 berdasarkan SNP.
Analisa:
Landasan yang ada dalam struktur kurikulum 2013 yang mengacu pada SNP adalah landasan filosofis, sosiologis,
psikopedagogis, dan yuridis. Landasan tersebut tidak ada perubahan jika dibandingkan dengan permendikbud sebelumnya. Masih
belum ada landasan religius karena landasan kurikulum 2013 yang dipakai bersifat umum, sementara landasan religius khususnya
untuk mata pelajaran keagamaan, diserahkan kepada kementerian lain yang secara jelas disebutkan dalam Pasal 6 pada
permendikbud 57, 58, dan 59 Tahun 2014 serta Pasal 7 permendikbud nomor 60 Tahun 2014..
3. Pembahasan mengenai struktur kurikulum yang terdiri atas Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), mata pelajaran, beban
pembelajaran, dan muatan pembelajaran. Pada ayat 2 dan 3 menjelaskan tentang KI yakni pengertian KI dan macam KI, dan pada
pasal 4 dan 5 menjelaskan tentang KD yakni pengertian KD dan macam KD
Analisa:
Pada pasal 3 disebutkan tentang struktur kurikulum 2013. Hal itu belum disebutkan langsung dalam permendikbud
sebelumnya. Struktur kurikulum yang memuat lima komponen (Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), mata pelajaran,
beban pembelajaran, dan muatan pembelajaran) kemudian dijelaskan secara umum di pasal-pasal berikunya dan makin diperjelas
melalui lampiran dari permendikbud. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik satuan pendidikan pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: Kompetensi Inti sikap spiritual, Kompetensi Inti sikap sosial, Kompetensi Inti
pengetahuan, dan Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 berisi kemampuan dan muatan
pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada satuan pendidikan yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap spiritual,
Kompetensi Dasar sikap sosial, Kompetensi Dasar pengetahuan, dan Kompetensi Dasar keterampilan.
Menurut kami, struktur kurikulum khususnya KI/KD telah menunjukkan kesesuaian dengan tujuan pendidikan Nasional
yang terdapat dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tepatnya pada Pasal 3 yang berbunyi, Tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keempat aspek
dalam masing-masing KI/KD sangat selaras dengan tujuan tersebut, yakni kompetensi sikap spritual sesuai dengan tujuan untuk
menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, dan sehat, kompetensi sikap sosial
sesuai dengan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, kompetensi pengetahuan sesuai dengan berilmu, dan
kompetensi keterampilan sesuai dengan tujuan membentuk manusia yang cakap, kreatif, dan mandiri. Dengan adanya kompetensi
yang dirumuskan, diharapkan mampu menjadikan peserta didik menjadi lebih berkualitas dan dapat bermanfaat dan memajukan
bangsa dan negara.
4. Penyampaian penjelasan lampiran I tentang kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum
Analisa:
Cukup jelas, pasal ini hanya menyampaikan tentang lampiran I tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum.
5. Berisi tentang mata pelajaran Berisi tentang mata pelajaran Berisi tentang mata pelajaran Berisi tentang mata pelajaran
yang diajarkan pada jenjang yang diajarkan pada jenjang yang diajarkan pada jenjang yang diajarkan pada jenjang
SD/MI. SMP/MTs. SMA/MA. SMK/MAK.
Dijelaskan secara umum Dijelaskan secara umum Dijelaskan secara umum Dijelaskan secara umum
mengenai mata pelajaran di mengenai mata pelajaran di mengenai mata pelajaran di mengenai mata pelajaran di
jenjang SD/MI yang jenjang SMP/MTs yang jenjang SMA/MA yang jenjang SD/MI yang
dikelompokkan menjadi 2 dikelompokkan menjadi 2 dikelompokkan menjadi 3 dikelompokkan menjadi 3
kelompok dengan rincian kelompok dengan rincian kelompok dengan rincian kelompok dengan rincian
masing-masing. masing-masing. masing-masing. masing-masing.
Analisa:
Yang membedakan pembagian kelompok mata pelajaran pada jenjang SD dan SMP adalah jumlah mata pelajaran. Kelompok mata
pelajaran A ada pada SMP namun tidak ada pada SD adalah Bahasa Inggris. Mengapa Bahasa Inggris tidak diajarkan sejak dasar?
Menurut kelompok kami, ada sisi positif dan negatif terkait hal tersebut. Mungkin pemerintah menganggap bahwa Bahasa Inggris
belum cocok ketika diajarkan di SD karena penanaman cinta tanah air. Namun, ketidakhadiran Bahasa Inggris dalam mata pelajaran
kelompok A akan sedikit menjadikan siswa terlambat dalam mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris.
Yang membedakan pembagian kelompok mata pelajaran pada jenjang SMA dan SMK adalah disiplin keilmuan dan kejuruan,
Kelompok Mata Pelajaran C pada jenjang SMA, lebih mengembangkan pada disiplin keilmuan, sementara Kelompok Mata
Pelajaran C pada jenjang SMK mengembangankan minat, bakat dan/atau kemampuan dalam Bidang Kejuruan, Program Kejuruan,
dan Paket Kejuruan. Sehingga hal tersebut yang menjadi penekanan perbedaan dari kedua jenjang pendidikan.
Pembahasan pasal 6 dst, dilanjutkan di bawah tabel, mengingat pembahasan pasal mulai menunjukkan perbedaan pada setiap
permendikbud. Di dalam hanya dijelaskan gambaran umum tentang isi pasal 6 dst.
6. Berisi tentang MI yang dapat Berisi tentang MTs yang dapat Berisi tentang MA yang dapat Berisi tentang muatan
menambah rumpun PAI dalam menambah rumpun PAI dalam menambah rumpun PAI dalam substantif bidang kejuruan
mata pelajaran mata pelajaran mata pelajaran
7. Berisi tentang beban belajar Berisi tentang beban belajar Berisi tentang beban belajar Berisi tentang MAK yang
siswa di SD/MI siswa di SMP/MTs siswa di SMA/MA dapat menambah rumpun PAI
dalam mata pelajaran
8. Berisi tentang Silabus sebagai Berisi tentang Silabus sebagai Berisi tentang Silabus sebagai Berisi tentang penyelenggaraan
penjelasan pasal 1 ayat 2 penjelasan pasal 1 ayat 2 penjelasan pasal 1 ayat 2 program pendidikan (3 dan 4
huruf c huruf c huruf c tingkatan kelas)
9. Berisi tentang pengelompokan Berisi tentang pengelompokan Berisi tentang pengelompokan Berisi tentang beban belajar
silabus silabus silabus siswa di SMA/MA
10. Berisi tentang Pedoman Mata Berisi tentang Pedoman Mata Berisi tentang Pedoman Mata Berisi tentang Silabus sebagai
Pelajaran Pelajaran Pelajaran penjelasan pasal 1 ayat 2
huruf c
11. Berisi tentang pendekatan Berisi tentang pencabutan Berisi tentang pencabutan Berisi tentang pengelompokan
pembelajaran di SD/MI Permendikbud 68 Tahun 2013 Permendikbud 69 Tahun 2013 silabus
12. Berisi tentang pencabutan Berisi tentang pemberlakuan Berisi tentang pemberlakuan -
Permendikbud 67 Tahun 2013 permendikbud permendikbud
13. Berisi tentang pemberlakuan Berisi tentang Pedoman Mata
permendikbud Pelajaran
14. Berisi tentang pencabutan
Permendikbud 69 Tahun 2013
15. Berisi tentang pemberlakuan
permendikbud
Analisa:
Pada pasal 6 Permendikbud nomor 57, 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 7 permendikbud nomor 60 Tahun 2014 menunjukkan
bahwa pemerintah memberikan perhatian pada madrasah dan memberi kejelasan kedudukan madrasah dalam permendikbud. Jika
dibandingkan dengan permendikbud sebelumnya, kedudukan madrasah masih abu-abu dan belum diberi kejelasan terkait dengan mata
pelajaran, khususnya pada rumpun Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Madrasah dalam hal ini, diberikan kewenangan untuk
menambah rumpun PAI dan Bahasa Arab, yang ketentuannya diserahkan kepada kementerian yang terkait dengan urusan keagamaan.
Menurut kami, hal seakan menjawab pertanyaan terkait kedudukan madrasah di permendikbud.
Pada pasal 7 Permendikbud nomor 57, 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 9 permendikbud nomor 60 Tahun 2014 merupakan
penjelasan secara umum terkait beban belajar siswa pada setiap jenjang pendidikan. Sudah cukup jelas dan menurut kami, pemerintah telah
menyesuaikan dengan perkembangan psikologis dan kognitif dari peserta didik.
Pada pasal 8 Permendikbud nomor 57, 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 10 permendikbud nomor 60 Tahun 2014 menyebutkan isi
silabus pada masing-masing jenjang pendidikan. Menurut kami, dalam pasal tersebut telah jelas karena telah ditunjukkan isi dari silabus
yaitu mencakup KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Pada pasal 9 Permendikbud nomor 57, 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 11 permendikbud nomor 60 Tahun 2014 merupakan
penjelasan dari pasal sebelumnya. Dalam pasal ini, dijelaskan secara lebih rinci pengelompokkan mata pelajaran yang terdiri dari mata
pelajaran kelompok A dan B untuk SD/MI dan SMP/MTs serta kelompok A,B, dan C untuk SMA/MA dan SMK/MAK.
Pada pasal 10 Permendikbud nomor 57, 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 13 permendikbud nomor 60 Tahun 2014 dijelaskan
mengenai pedoman mata pelajaran yang diajarkan pada tiap jenjang.
Pada pasal 12 Permendikbud nomor 57, pasal 11 Permendikbud nomor 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 14 permendikbud nomor
60 Tahun 2014 tentang pencabutan Permendikbud sebelumnya (Permendikbud nomor 67, 68, 69, 70 tahun 2013) dengan diberlakukannya
Permendikbud ini.
Pada pasal 13 Permendikbud nomor 57, pasal 12 Permendikbud nomor 58, dan 59 Tahun 2014, serta pasal 15 permendikbud nomor
60 Tahun 2014 menjelaskan tentang pemberlakuan Permendikbud ini.
Menurut kami, pasal-pasal di atas merupakan pasal yang menjelaskan secara umum konsep dan definisi operasional terkait dengan
apa yang telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 huruf b. Rumusan pasal pada keempat permendikbud memiliki kesamaan, yang membedakan
adalah mendalami pada jenjang masing-masing. Karena berisi tentang konsep, dan telah diperjelas melalui lampiran I sampai dengan
lampiran III, kami beranggapan bahwa pasal-pasal tersebut sudah cukup jelas dan mudah untuk dipahami. Jika dibandingkan dengan
peraturan sebelumnya, konsep tersebut tidak banyak mengalami perubahan yang signifikan. Karena merupakan permendikbud revisi, maka
penyesuaian dan perbaikan sangat mungkin dilakukan.
Salah satu penyesuaian dan perbaikan yang dimaksud adalah perhatian pemerintah memberikan kemudahan bagi guru dengan
menyusun silabus dan pedoman mata pelajaran sehingga guru memiliki acuan untuk menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan apa yang
dikembangkan oleh pemerintah. Namun disisi lain, penyusunan silabus oleh pemerintah dikhawatirkan kurang dapat mengeksplor dan
mengembangkan potensi lokal di setiap satuan pendidikan karena kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah melalui analisis dan proses pembandingan, kami melihat ada beberapa pasal yang hanya ada di jenjang tertentu, seperti pasal
11 di Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 dan pasal 6 dan 8 di Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014. Berikut adalah pasal-pasal yang
dimaksud:
Pada pasal 11 Permendikbud nomor 57 tahun 2014 merupakan pasal khusus yang dibuat untuk jenjang SD/MI karena jenjang
tersebut membutuhkan perlakuan khusus menyesuaikan dengan perkembangan kognitifnya. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan
pembelajaran tematik-terpadu. Pasal 6 Permendikbud Nomot 60 Tahun 2014 menjelaskan muatan substantif pada SMK/MAK. Pasal 8
Permendikbud Nomot 60 Tahun 2014 menjelaskan tentang penyelenggaraan program pendidikan di SMK/MAK.
Pasal-pasal di atas, menunjukkan bahwa pemerintah memberi perhatian yang berbeda pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs.
Penyesuaian dengan tingkat perkemangan kognitif siswa membuat pemerintah menggunakan pendekatan yang berbeda pada jenjang SD/MI.
Diharapkan dengan adanya pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran di SD/MI.
Karena pembelajaran berbekal pada tema di kelas membuat mata pelajaran akan saling terkait satu sama lain.
Penyesuaian lain di SMK/MAK, pemerintah memberikan tambahan pada pasal 6 dan 8. Pada pasal 6, merupakan lanjutan penjelasan
dari pasal sebelumnya yang terkait kelompok mata pelajaran. Karena sekolah kejuruan, maka mata pelajaran yang diajarkan disesuaikan
dengan Bidang Kejuruan, Program Kejuruan, dan Paket Kejuruan. Dalam pasal tersebut dijelaskan terkait dengan mata pelajaran dasar yang
diajarkan di bidang kejuruan. Sementara pasal 8, menjelaskan tentang ketentuan terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan.
Pemerintah memberikan dasar hukum untuk penyelenggaraan program pendidikan SMK/MAK dengan tiga tingkatan atau empat tingkatan
kelas. Ketentuan tentang hal tersebut diatur oleh Dirjen Pendidikan Menengah. Adanya tiga atau empat tahun program pendidikan merupakan
upaya pemerintah dalam membangun SDM yang siap bersaing dan memenuhi klasifikasi di dunia kerja.
B. PERMENDIKBUD NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PELAJARAN
PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
Pada perkembangannya, perubahan kembali dilakukan oleh pemerintah terkait aturan tentang kurikulum 2013, khususnya pada
struktur kurikulum bagian kompetensi inti dan kompetensi dasar. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh pada jalannya kurikulum 2013
secara keseluruhan, karena komponen kompetensi inti dan kompetensi dasar merupakan bagian utama terkait berjalannya kurikulum 2013.
Pemerintah menganggap bahwa perlu disesuaikan terkait kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk memperjelas dan mempermudah
pendidik dalam menjalankan pembelajaran.
Terkait dengan perubahan ini, terjadi penyederhanaan aturan oleh pemerintah. Hal tersebut terlihat pada revisi dari permendikbud
nomor 57, 58, 59, dan 60 yang didalamnya mengatur tentang Kurikulum 2013 yang terdapat KI/KD setiap jenjang pendidikan dasar dan
menengah kemudian digantikan oleh permendikbud nomor 24 Tahun 2014 tentang KI dan KD di pendidikan dasar dan menengah. Empat
aturan yang direvisi menjadi satu aturan merupakan penyederhanaan yang menunjukkan keintegrasian antar jenjang pendidikan.
Berikut adalah analisa terkait dengan perubahan aturan tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Pendidikan
Dasar dna Menengah menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016:
Pasal 1
(1) Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah mencakup Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
(2) Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. kerangka
dasar kurikulum; dan b. struktur kurikulum.
(3) Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-
terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran
yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI.
(4) Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dilakukan dengan pendekatan
pembelajaran sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Analisis :
Pada pasal 1 ayat 1 menunjukkan penyederhanaan peraturan yang dilakukan pemerintah. Di peraturan sebelumnya setiap jenjang
diatur oleh satu peraturan yang berbeda, kemudian pada pasal 1 ayat 1 pemerintah menyebutkan bahwa keempat jenjang sekolah diatur oleh
satu Permendikbud ini. Pemertintah menyebut jenjang tersebut menjadi pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah menuliskan dalam
pasal 1 ayat 1 berbunyi, Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah, menunjukkan bahwa tidak ada lagi penyebutan
nama kurikulum per jenjang seperti yang tertuliskan dalam permendikbud sebelumnya.
Pada pasal 1 ayat 2 menyebutkan terkait dengan komponen kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah. Disebutkan dua
komponen yakni kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Hal tersebut jika dilihat dan dibandingkan dengan permendikbud
sebelumnya (57, 58, 59, dan 60 Tahun 2014) mengalami pengurangan. Silabus dan Pedoman Mata Pelajaran direduksi dan tidak
dicantumkan. Hal tersebut, menurut kami disebabkan karena fokus utama dari revisi ini lebih banyak untuk merevisi kompetensi inti dan
kompetensi dasar, sehingga akan lebih banyak menjelaskan terkait dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Namun, kami juga
berpendapat bahwa pemerintah juga harus memberi perhatian dan perngubahan terhadap silabus dan pedoman mata pelajaran, karena ketika
terjadi perubahan pada KI dan KD, akan berpengaruh pada silabus dan penyusunan materi ajar dari pembelajaran. Sehingga ketika peraturan
ini muncul, ada baiknya diikuti dengan pembaharuan silabus dan pedoman mata pelajaran termasuk di dalamnya buku ajar yang digunakan
oleh guru dan siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenjang ada sedikit perbedaan dalam pendekatan yang digunakan. Dalam jenjang
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran
Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V,
dan VI.
Dalam pembelajaran SD/MI, semua menggunakan pendekatan tematik-terpadu, artinya pembelajaran dilakukan berdasarkan tema,
dan mata pelajaran dapat saling terintegrasi di setiap tema. Pada pasal 1 ayat 3, disebutkan ada pengecualian, pada mata pelajaran
Matematika dan PJOK yang berdiri sebagai mata pelajaran tersendiri pada kelas IV,V,dan VI. Menurut kami, alasan pengecualian tersebut
dilakukan karena pada usia kelas IV,V, dan VI secara psikologis perkembangan fisik dan kognitif siswa, pemerintah menganggap bahwa
siswa kelas tersebut telah mampu untuk mendapatkan porsi tersendiri pada bidang matematika dan PJOK. Matematika diberikan untuk dasar
mempersiapkan siswa memasuki jenjang berikutnya sementara PJOK diharapkan mampu memberikan bekal kepada siswa terkait penguatan
fisik melalui pendidikan jasmani dan pengenalan terhadap kesehatan (seperti gaya hidup sehat, bahaya narkotika, dsb) sebagai upaya
pencegahan dini agar siswa dapat memiliki jiwa raga yang sehat.
Sedangkan dalam jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran
sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri. Ketika mata pelajaran berdiri sendiri, maka siswa dapat semakin memperdalam pengetahuan
karena pembelajaran menjadi lebih fokus pada keilmuan tertentu. Karena pada jenjang tersebut, pola pikir siswa telah dianggap mampu
untuk mendapatkan pembelajaran dengan porsi masing-masing.
Pasal 2
(1) Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.
(2) Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
(3) Kompetensi inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. kompetensi inti sikap spiritual; b. kompetensi inti sikap sosial; c.
kompetensi inti pengetahuan; dan d. kompetensi inti keterampilan.
(4) Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
(5) Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
Analisis :
Pada pasal 2, mengatur tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jika dibandingkan dengan permendikbud sebelumnya,
rumusan KI dan KD tidak mengalami perubahan secara signifikan. Namun dalam lampiran tersebut ada beberapa hal yang berbeda dalam KI
nya pada beberapa poin dalam setiap jenjang pendidikan.
Jenis Kompetensi
SD/MI SMP/MTs MA/SMA/SMK/MAK
Inti
Kompetensi inti sikap Menerima dan menjalankan Menghargai dan menghayati ajaran Menghayati dan mengamalkan
spiritual ajaran agama yang dianutnya agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi inti sikap Menunjukkan perilaku jujur, Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, Menunjukkan perilaku jujur,
sosial disiplin, tanggung jawab, santun, tanggung jawab, peduli (toleransi, disiplin, tanggung jawab, peduli
peduli, dan percaya diri dalam gotong royong), santun, dan percaya diri (gotong royong, kerja sama, toleran,
berinteraksi dengan keluarga, dalam berinteraksi secara efektif dengan damai), santun, responsif, dan pro-
teman, dan guru lingkungan sosial dan alam dalam aktif sebagai bagian dari solusi atas
jangkauan pergaulan dan keberadaannya berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi inti Memahami pengetahuan faktual Memahami pengetahuan (faktual, Memahami, menerapkan,
pengetahuan dengan cara mengamati konseptual, dan prosedural) berdasarkan menganalisis pengetahuan faktual,
Jenis Kompetensi
SD/MI SMP/MTs MA/SMA/SMK/MAK
Inti
(mendengar, melihat, membaca) rasa ingin tahunya tentang ilmu konseptual, prosedural berdasarkan
dan menanya berdasarkan rasa pengetahuan, teknologi, seni, budaya rasa ingintahunya tentang ilmu
ingin tahu tentang dirinya, terkait fenomena dan kejadian tampak pengetahuan, teknologi, seni,
makhluk ciptaan Tuhan dan mata budaya, dan humaniora dengan
kegiatannya, dan benda-benda wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
yang dijumpainya di rumah dan kenegaraan, dan peradaban terkait
di sekolah penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
Kompetensi inti Menyajikan pengetahuan faktual Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam Mengolah, menalar, dan menyaji
keterampilan dalam bahasa yang jelas dan ranah konkret (menggunakan, mengurai, dalam ranah konkret dan ranah
logis dalam karya yang estetis, merangkai, memodifikasi, dan membuat) abstrak terkait dengan
dalam gerakan yang dan ranah abstrak (menulis, membaca, pengembangan dari yang
mencerminkan anak sehat, dan menghitung, menggambar, dan dipelajarinya di sekolah secara
dalam tindakan yang mengarang) sesuai dengan yang mandiri, dan mampu menggunakan
mencerminkan perilaku anak dipelajari di sekolah dan sumber lain metoda sesuai kaidah keilmuan
beriman dan berakhlak mulia yang sama dalam sudut pandang/teori
Pasal 3
Dokumen yang memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Ada lampiran-lampiran dalam Permendikbud No. 24 Tahun 2016, yang secara rinci terdiri atas:
Lam `Mata Pelajaran Kelas Jenjang Lam `Mata Pelajaran Kelas Jenjang
piran piran
1 Bahasa Indonesia 1-6 SD/MI 15 Matematika 7-9 SMP/MTs
2 Bahasa Indonesia 7-9 SMP/MTs 16 Matematika 10-12 SMA/MA/SMK/
3 Bahasa Indonesia (Umum) 10-12 SMA/MA/SMK/ MAK
MAK 17 Matematika (Peminatan) 10-12 SMA/MA
4 Bahasa Indonesia 10-12 SMA/MA/SMK/ 18 PPKn 1-6 SD/MI
(Peminatan) MAK 19 PPKn 7-9 SMP/MTs
5 IPA 4-6 SD/MI 20 PPKn 10-12 SMA/MA/SMK/
6 IPA 7-9 SMP/MTs MAK
7 Biologi 10-12 SMA/MA 21 Penjasorkes 1-6 SD/MI
8 Fisika 10-12 SMA/MA 22 Penjasorkes 7-9 SMP/MTs
9 Kimia 10-12 SMA/MA 23 Penjasorkes 10-12 SMA/MA/SMK/
10 IPS 4-6 SD/MI MAK
11 IPS 7-9 SMP/MTs 24 PAI dan Budi Pekerti 1-6 SD/MI
12 Ekonomi 10-12 SMA/MA 25 Pendidikan Agama Kristen 1-6 SD
13 Sosiologi 10-12 SMA/MA 26 Pendidikan Agama Katholik 1-6 SD
14 Matematika 1-6 SD/MI 27 Pendidikan Agama Hindu 1-6 SD
Lam `Mata Pelajaran Kelas Jenjang Lam `Mata Pelajaran Kelas Jenjang
piran piran
28 Pendidikan Agama Buddha 1-6 SD 45 Pendidikan Agama 10-12 SMK/MAK
29 Pendidikan Agama 1-6 SD konghucu
konghucu 46 Sejarah Indonesia 10-12 SMA/MA/SMK/
30 Seni Budaya 1-6 SD/MI MAK
31 Pendidikan Agama Islam 7-9 SMP/MTs 47 Bahasa Inggris (Umum) 10-12 SMA/MA/SMK/
32 Pendidikan Agama Kristen 7-9 SMP MAK
33 Pendidikan Agama Katholik 7-9 SMP 48 Seni Budaya 10-12 SMA/MA/SMK/
34 Pendidikan Agama Hindu 7-9 SMP MAK
35 Pendidikan Agama Buddha 7-9 SMP 49 Prakarya dan 10-12 SMA/MA/SMK/
36 Pendidikan Agama 7-9 SMP Kewirausahaan MAK
konghucu 50 Geografi 10-12 SMA/MA
37 Bahasa Inggris 7-9 SMP/MTs 51 Sejarah 10-12 SMA/MA
38 Seni Budaya 7-9 SMP/MTs 52 Bahasa Inggris (Peminatan) 10-12 SMA/MA
39 Prakarya 7-9 SMP/MTs 53 Bahasa dan Sastra Arab 10-12 SMA/MA
40 Pendidikan Agama Islam 10-12 SMA/MA/SMK/ 54 Bahasa dan Sastra Mandarin 10-12 SMA/MA
MAK 55 Bahasa dan Sastra Jepang 10-12 SMA/MA
41 Pendidikan Agama Kristen 10-12 SMK/MAK 56 Bahasa dan Sastra Korea 10-12 SMA/MA
42 Pendidikan Agama Katholik 10-12 SMK/MAK 57 Bahasa dan Sastra Jerman 10-12 SMA/MA
43 Pendidikan Agama Hindu 10-12 SMK/MAK 58 Bahasa dan Sastra Perancis 10-12 SMA/MA
44 Pendidikan Agama Buddha 10-12 SMK/MAK 59 Antropologi 10-12 SMA/MA
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka ketentuan yang mengatur tentang Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan
Pembelajaran dalam Struktur Kurikulum, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, dan Pembelajaran Tematik Terpadu sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

You might also like