You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan dan memiliki nilai

ekonomis yang tinggi saat ini mulai ramai dikembangkan. Salah satunya

adalah thermoelektrik generator. Thermoelektrik generator memiliki nilai

ekonomis yang tinggi dan tidak menimbulkan polusi sehingga sangat ramah

lingkungan. Prinsip dasar dari thermoelektrik generator adalah memanfaatkan

perbedaan suhu yang terjadi dilingkungan menjadi energi listrik..


Didalam kapal, terutama dalam kamar mesin terdapat banyak sekali

komponen yang menghasilkan panas dari hasil pembakaran (exhaust gas)

yang terbuang percuma. Pada mesin utama kapal efisiensi termal yang optimal

yang bisa dimanfaatkan hanya sekitar 25-30%, sedangkan sisanya terbuang

dalam berbagai bentuk seperti 30-35% terbuang sebagai gas buang

(Perpustakaan Digital Politeknik Negri Bandung). Tentunya persentase gas

buang tersebut memiliki potensi panas yang sangat besar untuk dimanfaatkan

sebagai sumber energi baru menggunakan thermoelektrik generator.

Termoelektrik generator menggunakan sebuah elemen yang disebut peltier.

Elemen peltier pada awalnya banyak digunakan sebagai pendingin CPU

computer maupun sebagai pendingin pada minicoolbox. Namun seiring

perkembangannya yang berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan Thomas

Johann Seebeck (bahwa sebuah jarum kompas akan dibelokkan ketika sebuah

rangkaian tertutup yang tersusun dari dua logam yang saling berhubungan di

dua tempat dengan perbedaan temperatur antara sambungan yang membuat

1
arus pada rangkaian, dan menghasilkan medan magnet) kini elemen peltier

banyak digunakan sebagai pembangkit listrik.


Thermoelektrik terbuat dari solid state material (material zat padat) yang

dapat mengkonversi energi dari perbedaan temperatur ke beda potensial (efek

Seebeck), atau dari arus listrik menjadi perbedaan temperature (efek Peltier).

Penelitian seperti ini pernah dilakukan sebelumnya yaitu KOnversi Energi

Panas Pengerak Utama Kapal berbasis Thermoelektrik oleh Agli Haryanto

dengan menggunakan 2 buah peltier dengan fariasi sususnan tunnggal, seri

dan pararel. Hasil penelitian dapat di lihat sebagai barikut.

Sumber : Agli Haryanto.2015


Pada penelitian tersebut 2 buah peltier yang disusun secara secara seri hanya

menghasilkan daya(watt) 8,4 sedangkan 2 buah peltier yang disusun secara

paralel hanya menghasilkan daya(watt) 7,67 .Dari hasil penelitian tersebut,

maka peneliti tertarik menvariasikan model elektrik generator dengan

menggunakan 6 buah peltier yang disusun secara seri dan paralel dengan

putaran mesin yang sama pada penelitian sebelumnya yang akan dituangkan

2
dalam judul penelitian PEMANFAATAN ENERGI PANAS MESIN DIESEL

SEBAGAI ENERGI LISTRIK

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar potensi listrik yang dapat dihasilkan dari perbedaan

temperature gas buang pada mesin dengan suhu lingkungannya melalui

thermoelektrik generator.

2. Apakah termoelektrikgenerator layak digunakan sebagai energy terbarukan

diatas kapal.

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui besar energi listrik yang dapat dihasilkan dari panas mesin

diesel melalui thermoelektrik.

2. Untuk mengetahui berapa besar daya yang dihasilkan pada saat menggunakan

rangkaian seri dan parallel.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi alternatif penyedia energi listrik yang murah dan ramah lingkungan

diatas kapal.

3
2. Menjadi sumber energi baru yang bisa dimanfaatkan di atas kapal.

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Panas mesin penggerak utama kapal diambil pada saat putaran servis mesin

diesel MITSUBISHI type 4DR50A yang berada dilaboratorium Jurusan

Perkapalan FT-UH.

2. Pengambilan nilai temperatur langsung pada permukaan peltier tanpa

menghitung perpindahan panas yang terjadi pada heatsink.

3. Menggunakan elemen peltier yang disusunan secara seri dan pararel.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami penulisan skripsi ini, disusun

secara singkat sistematika penyusunan laporan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam proses analisa

dan penyelesaian masalah pada penelitian.

BAB III Data dan MetodePenelitian

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, perolehan

data, penyajian data dan tahapan-tahapan penelitian.

4
BAB IV Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan

Analisa.

BAB V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

Lampiran

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1. Energi Panas

a. Definisi Energi Panas

Dalam dunia teknologi energi, panas menjadi salah satu media yang

dapat direkayasa karena sifatnya yang dapat berpindah, berubah nilainya, yang

selalu diikuti dengan perubahan energi panas. Sebuah benda yang

temperaturnya naik, menandakan adanya energi panas yang masuk padanya.

5
Sebaliknya, jika sebuah benda mengalami penurunan temperatur, maka ia

melepaskan energi panas yang sebelumnya ia punya ke benda lain di

sekitarnya.

Perubahan energi panas tidak dapat dipisahkan dengan fenomena

perpindahan panas. Keduanya saling berkaitan. Terjadinya perpindahan panas

dari satu benda ke benda lain, selalu dikuti dengan perubahan energi panas

yang terkandung di dalam kedua benda tersebut. Saat terdapat dua benda

dengan temperatur yang berbeda dalam kondisi diatermik (diathermic), terjadi

perpindahan energi dalam bentuk kalor. Diatermik adalah sebuah kondisi saat

dua benda atau lebih dapat melakukan perpindahan panas.

Energi panas adalah bagian dari energi internal yang bertanggungjawab

atas temperatur sebuah sistem. Secara mikroskopis, energi panas dapat

diidentifikasi sebagai energi mekanik kinetik dari partikel konstituen atau

bentuk lain dari energi kinetik sehubungan dengan kondisi-mikro mekanika-

quantum. Perbedaan mendasar antara energi kinetik dengan energi panas

adalah bahwa energi panas merupakan sebuah energi yang menjelaskan

ketidakteraturan, contohnya adalah gerakan acak dari partikel atau sistem

isolasi sebuah sistem. Partikel konstituen adalah pertikel yang sudah tidak

dapat lagi dipecah menjadi lebih kecil pada skala perhitungan energi.

b. Sumber Energi Panas

Sumber energi panas terbesar didunia adalah energy matahari. Panas

matahari merupakan sumber energi yang sangat potensial terkhusus negara

6
beriklim tropis seperti di Indonesia yang mendapat sinar matahari sepanjang

tahun. Di bumi juga terdapat sumber energi panas bumi yang terkandung

didalamnya. Indonesia juga merupakan negara dengan sumber energi panas

bumi (geothermal) yang sangat potensial dengan kekayaan energi panas yang

melimpah yang disebabkan oleh karena negara Indonesia dilalui jalur gunung

api. Sebagai contoh salah satu provinsi diindonesia yakni Sumatra Barat

berdasarkan hasil inventarisasi Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral

lokasi panas bumi tersebar di 16 titik lokasi mengikuti jalur Sesar Besar

Sumatera di 5 (lima) Kabupaten yaitu: Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam,

Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten 50 Kota dan

Cadangan terduga panas bumi di Sumatera Barat, menurut data Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral diperkirakan mencapai 858 MWe (Mega

Watt equivalent), sedangkan sumberdaya yang masih spekulatif dan hipotesis

mencapai 798 MWe.

c. Sifat-sifat Energi Panas

Sifat umum energi panas adalah tidak dapat dilihat dan didengar namun

perubahan energi ini dapat dirasakan. Sifat khusus energi panas merupakan

energi yang dapat berpindah dari tempat yang bersuhu lebih tinggi ke tempat

yang bersuhu lebih rendah dengan 3 cara yaitu secara:

1. Konduksi

Pada konduksi perpindahan energi panas (kalor) tidak di ikuti dengan zat

perantaranya. Misalnya sebuah batang besi panas diletakkan ke batang besi lain

yang dingin. Kita tidak akan melihat besi panas itu bergerak namun tiba-tiba

7
besi yang semula dingin akan menjadi panas. Atau dengan contoh yang lebih

simpel, yakni satu logam panjang yang dipanaskan. Satu ujung logam panjang

yang di beri nama A dipanaskan maka beberapa saat kemudian ujung yang lain

(kita sebut ujung B) juga akan ikut panas. Pemanfaatan konduksi dalam

kehidupan sehari-hari sendiri bisa dengan mudah kita temukan, misalnya saja

saat memasak air maka kalor berpindah dari api (kompor) menuju panci dan

membuat air mendidih.

2. Radiasi

Merupakan proses terjadinya perpindahan panas (kalor) tanpa

menggunakan zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak

membutuhkan zat perantara, contohnya kita bisa melihat bagaimana matahari

memancarkan panas ke bumi dan api yang memancarkan hangat ke tubuh anda.

Kalor dapat di radiasikan melalui bentuk gelombang cahaya, gelombang radio

dan gelombang elektromagnetik. Radiasi juga dapat dikatakan sebagai

perpindahan kalor melalui media atau ruang yang akhirnya diserap oleh benda

lain. Contoh radiasi dalam kehidupan sehari-hari dapat anda lihat saat anda

menyalakan api unggun, anda berada di dekat api unggun tersebut dan anda

akan merasakan hangat.

3. Konveksi

Merupakan perpindahan kalor (panas) yang disertai dengan berpindahnya

zat perantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan konduksi, hanya saja jika

konduksi adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan

konveksi merupakan perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara. Contoh

8
konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat anda lihat pada proses pemasakan

air. Saat air dimasak maka air bagian bawah akan lebih dulu panas, saat air

bawah panas maka akan bergerak ke atas (dikarenakan terjadinya perubahan

masa jenis air) sedangkan air yang diatas akan bergerak kebawah begitu

seterusnya sehingga keseluruhan air memiliki suhu yang sama. Selain itu

contoh konveksi yang lain juga dapat anda temui pada ventilasi ruangan dan

cerobong asap.

2. 2. Konversi Energi Panas

Seperti yang telah dituliskan diatas, berbagai contoh penerapan energy panas

yang dikonversi dan dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan

sehari-hari adalah :

a. Geothermal

Energi panas bumi atau geothermal energy menjadi salah satu sumber

energi terbarukan yang diyakini melimpah dan ramah lingkungan, termasuk

energi panas bumi di Indonesia. Indonesia bahkan menjadi negara dengan

kandungan panas bumi yang besar, 40% potensi panas bumi dunia terdapat di

Indonesia.

9
Gambar 2.2. Potensi energi panas bumi di Indonesia.

(Sumber: pge.pertamina.com)

Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yang besar. Menurut data PT

Pertamina Geothermal Energy Indonesia memiliki 40% dari seluruh potensi

panas bumi di dunia. Sumber-sumber tersebut tersebar di 251 lokasi Sumatera,

Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga ujung barat Papua. Kementerian ESDM

(2013) memperkirakan kapasitas seluruh cadangan dan sumber daya energi

panas bumi di Indonesia mencapai 28.994 MWe (megawatt listrik). Jumlah

energi tersebut, jika menggunakan BBM, setara lebih dari 200 milyar barrel

minyak.

Sayangnya, besarnya cadangan panas bumi di Indonesia tersebut belum

dimanfaatkan secara maksimal. Dan Indonesia masih saja bergantung dengan

sumber energi dari fosil. Energi panas bumi atau geothermal energy adalah

energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi.

Pemanfaatan energi panas bumi diyakini menjadi salah satu sumber energi

10
alternatif. Kelebihan energi yang dihasilkannya adalah pertama, panas bumi

merupakan salah satu sumber energi terbersih. Kedua, merupakan jenis energi

terbarukan yang relatif tidak akan habis. Ketiga, ramah lingkungan yang tidak

menyebabkan pencemaran (baik pencemaran udara, pencemaran suara, serta

tidak menghasilkan emisi karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun

meterial beracun lainnya). Keempat, dibandingkan dengan energi alternatif

lainnya seperti tenaga surya dan angin, sumber energi ini bersifat konstan

sepanjang musim.

b. Mesin Uap

Sejak James wat menemukan mesin uap, yaitu konversi energi panas

menjadi kinetik penggunaannya pun mulai marak pada kapal uap atau kereta

uap dan mesin uap lainnya yang menggunakan panas hasil pembakaran

batubara atau bahan kasar lainnya untuk menggerakkan mesin.

Gambar 2.3. Penerapan konversi energi panas menjadi gerak pada kereta uap.

(Sumber: https//:googlecom)

2. 3. Thermoelektrik

11
a. Definisi Thermoelektrik

Salah satu cara mengkonversi panas menjadi energi yakni energi listrik

adalah dengan thermoelektrik generator (TEG). Thermoelektrik terbuat dari

solid state material (material zat padat) yang dapat mengkonversi energi dari

perbedaan temperatur ke beda potensial (efek Seebeck), atau dari arus listrik

menjadi perbedaan temperature (efek Peltier). Pada skala atom, perbedaan

temperatur menyebabkan muatan pembawa berdifusi dari permukaan panas

menuju ke permukaan dingin. Efek thermoelektrik dapat dibagi berdasarkan

tiga kelompok, yakni: efek Seebeck, efek Peltier, dan efek Thomson.

Gambar 2.4. Elemen Peltier.

Pada dasarnya prinsip kerja alat ini sama seperti mesin panas. Pada mesin

diesel maupun mesin bensin, energi yang ada pada bahan bakar dirubah

menjadi tekanan uap yang mampu menggerakkan piston. Prinsip yang sama

terjadi pada piranti themoelektrik yang mampu merubah perbedaan temperatur

menjadi beda potensial, yang dapat menghantarkan arus listrik. Hubungan yang

sama juga terdapat pada mesin pendingin, dimana beda potensial dapat

menyebabkan perbedaan temperatur pada kedua sisi piranti thermoelektrik.

12
Semikonduktor adalah bahan pilihan untuk thermoelectric yang umum dipakai.

Bahan semikonduktor thermoelectric yang paling sering digunakan saat ini

adalah Bismuth Telluride (Bi2Te3) yang telah diolah untuk menghasilkan blok

atau elemen yang memiliki karakteristik individu berbeda yaitu N dan P. Bahan

thermoelectric lainnya termasuk Timbal Telluride (PbTe), Silicon Germanium

(SiGe) dan Bismuth-Antimony (SbBi) adalah paduan bahan yang dapat

digunakan dalam situasi tertentu. Namun, Bismuth Telluride adalah bahan

terbaik dalam hal pendinginan. Bismuth Telluride memiliki dua karakteristik

yang patut dicatat. Karena struktur kristal, Bismuth Telluride sangat

anisotropic. Perilaku anisotropic perlawanan lebih besar daripada

konduktivitas termalnya. Sehingga anisotropic ini dimanfaatkan untuk

pendinginan yang optimal. Karakteristik lain yang menarik dari Bismuth

Telluride adalah kristal Bismuth Telluride (Bi2Te3) terdiri dari lapisan

heksagonal atom yang sama.

b. Jenis Termoelektrik

Termoelektrik memiliki dua jenis yaitu:

1). Thermoelektrik Cooler (TEC)

Thermoelektrik Cooler adalah penerapan dari prinsip efek peltier yang

mengkonversikan energi listrik menjadi panas dan dingin pada kedua sisi

peltier. Thermoelektrik cooler ini banyak dimanfaatkan sebagai pendingin

CPU komputer, kulkas mini dan coolbox serta banyak lagi peralatan yang

memanfaatkan sisi dingin yang dihasilkan pada peltier.

13
Gambar 2.5 Peltier tipe TEC.

2). Thermoelektrik Generator (TEG)

Thermoelektrik Generator adalah penerapan dari prinsip efek seebeck yang

memanfaatkan perbedaan temperature pada kedua sisi peltier menjadi beda

potensial listrik. Pada prinsipnya antara TEC dan TEG keduanya menggunakan

peltier, namun

yang menjadi perbedaan mendasar adalah ketahanan terhadap menahan panas

yang dimiliki TEG jauh lebih besar karena telah dibuat dari bahan yang tahan

panas.

14
Gambar 2.6. Peltier tipe TEG.

(Sumber: Wikipedia.org)

c. Efek Seebeck

Efek Seebeck adalah perubahan dari perbedaan temperatur menjadi beda

potensial listrik. Thomas Johann Seebeck menemukan bahwa sebuah jarum

kompas akan dibelokkan ketika sebuah rangkaian tertutup yang tersusun dari

dua logam yang saling berhubungan di dua tempat dengan perbedaan

temperatur antara sambungan. Hal ini karena logam memberikan respon

berbeda terhadap temperatur, yang membuat arus pada rangkaian, dan

menghasilkan medan magnet. Pada saat itu, Seebeck tidak mengetahui adanya

arus listrik, maka dia menyebut fenomena ini sebagai efek termomagnetik, dia

berpikir bahwa dua logam akan

memiliki polarisasi magnet oleh gradien temperature. Fisikawan Denmark

Hans Christian rsted yang selanjutnya menyebutkan istilah thermoelektrik.

Efek yang dihasilkan adalah beda potensial, medan elektromagnet

thermoelektrik, dihasilkan dari perbedaan temperatur antara dua logam yang

berbeda atau pada bahan. Hal ini menyebabkan arus listrik yang terus mengalir

jika mereka dihubungkan dengan rangkaian tertutup. Tegangan yang dihasilkan

hanya beberapa mikrovolt tiap kelvin.

15
Gambar 2.7. Rangkaian tertutup sederhana.

Coefisien Seebeck disimbolkan dengan huruf S (ada pula yang

menyimbolkannya dengan ). Metal memiliki koefisien Seebeck yang kecil, hal

ini disebabkan metal konduktor memiliki pita konduksi setengah penuh,

berbeda dengan semikonduktor yang memiliki pita konduksi kosong. Jika

perbedaan temperatur disimbolkan oleh T dan beda potensial yang dihasilkan

adalah V, maka koefisien Seebeck dituliskan,

=(1)

Koefisien Seebeck merupakan parameter yang sangat penting untuk

mengetahui efisiensi dari bahan termoelektrik.

d. Efek Peltier

Efek Peltier diambil dari nama Jean-Charles Peltier, seorang fisikawan

Perancis yang menemukan efek kalorik dan arus listrik pada sambungan dua

material logam yang berbeda . Koefisien ini menggambarkan seberapa banyak

16
panas yang dialirkan tiap muatan listrik. Walaupun arus listrik terus diberikan

pada rangkaian, perbedaan temperatur akan menemukan nilai yang konstan.

Hal yang menarik adalah efek yang diberikan pada saat transfer panas

bergantung dari polaritas arus yang diberikan, membalikkan arah arus listrik

dapat merubah arah transfer panas ke bagian yang lain. Pendingin peltier juga

dapat disebut Thermoelectric Cooler(TEC). Ketika arus listrik diberikan pada

rangkaian, panas dipindahkan dari TC (sisi dingin) dan diserap pada TH (sisi

panas).

e. Efek Thomson

Efek Thomson telah diprediksi dan diamati oleh William Thomson (Lord

Kelvin) pada tahun 1851. Efek ini menggambarkan pemanasan atau

pendinginan dari konduktor berarus listrik dengan perbedaan temperatur.

Setiap konduktor berarus listrik (kecuali superkonduktor) jika memiliki

perbedaan temperatur antara dua titik, akan menyerap atau memancarkan panas

tergantung pada material. Efek Seebeck merupakan perpaduan dari efek Peltier

dan efek Thomson. Pada tahun 1854 Thomson menemukan dua hubungan baru,

sekarang bisa kita sebut dengan hubungan Thomson atau hubungan Kelvin,

antara koefisien yang saling berhubungan. Jika T merupakan temperatur mutlak

maka,

17
= .

(2)

persamaan inilah yang telah diprediksi oleh efek Thomson. Berhubungan

dengan koefisien Thomson dengan hubungan,

.....(3)

f. Phonon drag

Phonon (sering juga disebut sebagai partikel panas) tidak selalu berada pada

daerah kesetimbangan termal, partikel panas selalu bergerak melewati gradien

temperatur, kehilangan momentum dengan interaksinya dengan elektron (atau

dengan muatan pembawa lain) dan ketidaksempurnaan pada kristal. Jika lebih

sering terjadi interaksi phonon-electron, phonon akan menekan elektron

menuju suatu arah, phonon akan kehilangan momentumnya saat proses ini. Hal

ini akan menghasilkan medan termoelektrik.

2.4. Sistem Konversi Energi Panas Dengan Thermoelektrik

a. Cara Kerja Elemen Peltier

Elemen peltier adalah merupakan bagian terpenting dari thermoelektrik

generator, kedua sisi yang terbuat dari keramik memiliki fungsi sebagai sisi

panas dan sisi dingin yang kemudian menghasilkan arus positif dan negatif.

18
Gambar 2.8. Cara kerja elemen peltier.

Dari gambar dapat kita lihat bahwa thermoelektrik generator bukanlah keeping

pada panel surya yang mengkonversi energi panas menjadi listrik. Pada

prinsipnya thermoelektrik generator yang dikonversikan menjadi energi listrik

berupa tegangan dan arus adalah ketika terjadinya perbedaan temperatur antara

kedua sisi peltier (efek seeback) dan tentunya akan terjadi perbedaan

temperatur pada kedua sisi peltier bila diberi aliran listrik (efek peltier).

Thermoelectric memiliki bahan semikonduktor n dan p seperti ditunjukkan

dibawah ini:

Gambar 2.9. Bahan p dan n di dalam peltier.

19
Sama seperti bahan konduktor lainnya, peltier juga memiliki nilai

konduktivitas termal (k) yang tentunya mempengaruhi laju aliran kalor peltier.

Pada bagian yang diberi panas pada peltier yang ditunjukkan pada gambar

diatas (Qh) merupakan besar kalor yang masuk dan besarnya kalor yang

dilepaskan (Qc).

Tahanan listrik total dari Thermoelektric adalah Rg dan untuk suatu hubungan

seri, merupakan jumlah tahanan dari tiap-tiap tahanan kaki :

=(+)...

(4)

Dimana :

Dengan tahanan kaki-p dan tahanan kaki-n adalah :

=()/

.(5)

20
=()/

.(6)

Dimana :

= ()

= ()

= (2)

Konduktivitas thermal generator ( Kg ) adalah sama dengan jumlah

Konduktivitas thermal dari kaki-kaki semikonduktor dengan menggunakan

persamaan berikut :

=(+)...

(7)

Dimana :

=()/..

...(8)

=()/..

..(9)

Dimana :

= (/)

b. Perhitungan Daya keluaran pada peltier

21
Jika nilai tegangan (V) dan arus (I) telah didapatkan, besar daya peltier dapat

dihitung berdasarkan persamaan:

= .

(10)

Dimana: = () = ()

= ()

Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh J. Richard Buist and

Paul G. Lau [2], parameter tegangan (), arus yang diperoleh

dari pembacaan grafik jika nilai telah diketahui.. Sehingga besar daya (P)

dapat ditentukan .

Berikut grafik Efisiensi peltier:

Gambar 2.10. Grafik efisiensi maksimal peltier.

(Sumber: J. Richard Buist and Paul G. Lau, thermoelektrik Power Generator

Design and selection from TE Cooling Module Specifications )

22
Grafik diatas menunjukkan nilai efisiensi dari sebuah peltier yang dapat

ditentukan dengan memasukkan nilai temperatur pada kondisi panas dan

temperature yang lebih dingin. Dan dapat juga ditentukan jika nilai arus (I) ,

tegangan (V) dan banyaknya kalor yang masuk () dengan persamaan

dibawah:

...(11)

Berikut grafik hubungan antara suhu dan tegangan :

Gambar 2.11. Hubungan suhu dengan V (Tegangan).

(Sumber: J. Richard Buist and Paul G. Lau, thermoelektrik Power Generator

Design and selection from TE Cooling Module Specifications )

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara perbedaan suhu dengan besar nilai

(Tegangan). Jika hanya diketahui besar nilai temperaturnya maka dapat

ditentukan besar tegangannya dengan persamaan dibawah:

23
=

.(12)

Berikut grafik hubungan antara suhu dan arus :

Gambar 2.12. Grafik hubungan suhu dengan I (Arus).

(Sumber: J. Richard Buist and Paul G. Lau, thermoelektrik Power Generator

Design and selection from TE Cooling Module Specifications )

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara perbedaan suhu dengan besar nilai

(Arus). Jika hanya diketahui besar nilai temperaturnya maka dapat ditentukan

besar arusnya dengan persamaan dibawah:

= ...

(13)

Dimana: = (%) = () = () =

() = () = () = (%)

24
b..Rangkaian Pada Peltier

Thermoelektrik generator yang menggunakan satu buah peltier hanya

menghasilkan daya yang relatif kecil. Sebagai contoh pada penelitian Supri,

Pratiwi Oktaviani, Andreas Setiawan [1], satu buah peltier dengan sisi panas

peltier 433 K dan sisi dinginnya 296 K hanya menghasilkan tegangan sebesar

4,3 volt dan arus sebesar 2,5 ampere. Olehnya itu untuk menghasilkan lebih

besar tegangan yang diinginkan, di perlukan lebih dari satu elemen peltier yang

kemudian disusun seri maupun paralel. Jika beberapa peltier disusun secara

seri maka tegangan akan bertambah dan arusnya konstan sedangkan susunan

parallel akan menambah besar arus namun tegangan konstan.

Berikut contoh gambar susunan pada peltier:

25
Gambar 2.13. Jenis rangkaian pada peltier.

Tegangan sel yang disusun seri secara termal berada dibawah tegangan sel

tunggal hal ini disebabkan oleh penurunan laju aliran kalor [4]. Prinsip ini

ditunjang dengan persamaan laju aliran kalor dibawah:

=..21

.(14)

Keterangan: = (/)

= (/)

26
= (2)

2= ()

1= ()

= ()

2.5. Sistem Pembuangan Pada Mesin Diesel

Sistem pembuangan (exhaust system) terdiri dari exhaust manifold,

exhaust pipe (knalpot) dan muffler. Exhaust manifold menampung gas bekas

dari silinder dan mengeluarkan ke udara melalui knalpot. Muffler menyerap

bunyi yang disebabkan oleh keluarnya gas bekas. Sistem exhaust termasuk

juga katalitik konverter, dimana gas bekas dibersihkan sebelum dikembalikan

ke udara.

2.6. Panas Yang Dikeluarkan Komponen Dalam Kamar Mesin

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam kamar mesin kapal

terdapat banyak komponen yang menghasilkan panas buangan hasil

pembakaran yang kemudian dibuang keudara bebas. Komponen- komponen

tersebut adalah pompa-pompa, mesin bantu, dan mesin utama kapal yang

menyumbangkan buangan energi terbesar serta masih banyak komponen

lainnya. Berikut dijabarkan beberapa komponen dalam kamar mesin yang

menghasilkan panas buangan terbesar.

27
1. Mesin utama kapal

Mesin penggerak utama diatas kapal merupakan mesin yang bekerja dengan

putaran yang tinggi, sehingga menghasilkan panas buangan hasil pembakaran

yang besar. Pada penelitian ini memfokuskan pemanfaatan panas buangan pada

mesin utama kapal.

Sebagai contoh mesin utama kapal Caterpillar type M 20 C [4] memiliki

exhaust gas temperature (intake 25 C) hingga 360 C .

Gambar 2.14. Mesin penggerak utama kapal.

(Sumber:Marine.cat.com)

Pada mesin utama kapal terdapat bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan

energi panas yang dihasilkan menggunakan thermoelektrik generator, namun

potensi panas terbesarnya terdapat di pipa buang (exhaust pipe) yang

merupakan jalur yang dilalui gas buang sebelum dilepaskan di udara bebas.

2. Generator

28
Generator diatas kapal berfungsi sebagai pembangkit listrik untuk mensuplai

kebutuhan listrik diatas kapal.

Generator juga menghasilkan panas buangan yang besar, sebagai contoh pada

generator Caterpillar model C9 ( 60 Hz, 1800 rpm) memiliki exhaust gas

temperature 105C.

Gambar 2.15. Contoh generator diatas kapal.

(Sumber:Marine.cat.com)

29
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Dan Waktu Penelitian

a. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mesin diesel MITSUBISHI type 4DR50A yang ada

di Laboratorium Permesinan Kapal Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan 2 bulan terhitung setelah ujian proposal.

3.2. Subjek penelitian

a. Alat Dalam Pengambilan Data

Dalam pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperlukan :

1. Elemen peltier

Elemen peltier merupakan bagian terpenting dari prinsip thermoelektrik

generator. Elemen peltier yang digunakan pada penelitian ini memiliki batasan

maksimal tegangan 15,4 volt dan arus 6 ampere yang terbuat dari bahan ceramic

material Alumina (23) yang mampu menahan suhu hingga 138, dan

memiliki ukuran seperti digambarkan dibawah ini:

30
Gambar 3.1. Ukuran peltier yang digunakan.

Dipasaran elemen peltier pada umumnya memiliki 2 macam tipe, yakni elemen

peltier tipe TEC dan elemen peltier tipe TEG. Pada penelitian ini digunakan

elemen peltier tipe TEC.

- : 53

- : 68

- : 15,4

- : 6

: 2,17

- : 138

Gambar 3.2. Elemen peltier yang digunakan.

2. Heatsink

Pada penelitian ini menggunakan heatsink yang digunakan sebagai penghantar

panas dari pipa buang mesin ke sisi panas peltier dan juga dari sisi dingin peltier

ke udara bebas. Selain itu heatsink berfungsi sebagai media pengimpanan elemen

31
peltier yang digunakan agar elemen peltier tidak bersentuhan langsung dengan

pipa buang mesin. Berikut adalah heatsink yang digunakan berbahan aluminium:

Gambar 3.3. Heatsink yang digunakan.

3. Termometer

Termometer digunakan untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi di heatsink

pada putaran mesin tertentu. Kedua sisi heatsink diukur pada sisi panas dan sisi

dinginnya. Termometer yang digunakan adalah thermometer air raksa yang

memiliki batas ukur maksimal 110 dengan berbahan kaca .

32
Gambar 3.6. Termometer air raksa yang digunakan.

4. Multimeter

Multimeter digunakan untuk mengukur besar tegangan dan arus yang terjadi pada

peltier. Arus DC yang dihasilkan elemen peltier tunggal, rangkaian seri dan

parallel selanjutnya digunakan untuk menentukan besar daya yang dihasilkan

.Berikut multimeter yang digunakan:

Gambar 3.7. Multimeter yang digunakan.

b. Rangkaian alat

Alat- alat yang telah disebutkan diatas kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan

thermoelektrik generator yang kemudian dipasangkan pada pipa buang

mesin( bagian mesin yang dipilih). Dibawah ini digambarkan skema peletakan

alat:

33
Gambar 3.8. Skema peletakan thermoelektrik generator pada pipa buang mesin.

Keterangan:

1. Pipa pembuangan yang dilewati gas buang hasil pembakaran mesin

2. Heatsink (penghantar)

3. Elemen peltier

4. Udara kamar mesin

5. Multimeter

6. Mesin Diesel

Rincian thermoelektrik generator dibawah ini:

Gambar 3.9. Rangkaian Alat Thermoelektrik generator.

34
3.3. Teknik pengambilan data

Metode perhitungan besarnya daya keluaran yang di hasilkan mengacu pada hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh J. Richard Buist and Paul G. Lau [2]. Hasil

dari penelitianya adalah performa dari thermoelektrik generator ditentukan dari

parameter-paramater tegangan (V), arus (I), dan daya yang dihasilkan.

Pengambilan data akan dilakukan pada 3 kondisi yang berbeda yang berbeda,

yakni:

a. 1 buah peltier

Sebuah peltier akan diukur besar tegangan dan arus yang dihasilkan pada empat

putaran mesin yang berbeda yang tentunya akan mengalami empat perbedaan

suhu pula. Berikut gambar sebuah peltier yang berkutub positif dan negatif.

Gambar 3.10. Susunan peltier tunggal.

Hasil dari pengambilan data thermoelektrik generator yang menggunakan peltier

tunggal berupa besar tegangan maksimal peltier(), arus maksimal

peltier(), daya (), efficiensy maksimal peltier (), dan heatsink

resistance ().

35
b. 6 buah peltier pada susunan seri dan paralel

Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya , penelitian ini juga akan

menentukan besar tegangan dan arus yang dihasilkan lebih dari satu peltier yang

kemudian disusun secara seri.

Gambar 3.11. Susunan seri 6 peltier.

Dan juga peltier akan disusun secara paralel guna menentukan besar tegangan dan

arus yang dihasilkan .

Gambar 3.12. Susunan parallel 6 peltier.

Hasil dari pengambilan data thermoelektrik generator yang menggunakan peltier

seri dan parallel sama pada thermoelektrik yang menggunakan satu buah peltier

yaitu berupa besar tegangan maksimal peltier(), arus maksimal

36
peltier(), daya (), efficiensy maksimal peltier (), dan heatsink

resistance ().

Penentuan tegangan dan arus peltier secara seri dan parallel juga dilakukan pada

empat putaran mesin (1000 RPM, 1500 RPM, 2000 RPM dan 2500 RPM) sama

seperti pada sebuah peltier tunggal guna mencari rangkaian pada thermoelektrik

generator yang terbesar yang mampu dihasilkan.

Berikut tabel dari hasil pengambilan data yang dilakukan:

Tabel 3.1. Hasil pengambilan data percobaan pada putaran 1000 RPM.

No Rangkaian Variable Pengambilan Data


Peltier I II III
Thot 62 62 62
Temperatur Tcold 38 38 38
Tegangan ( Volt ) 0,66 0,68 0,68
Arus ( Ampere ) 0,47 0,50 0,52
`Tunggal

Thot 62 62 62
Temperatur Tcold 38 38 38
Tegangan ( Volt ) 7,4 7,4 7,4
Arus ( Ampere ) 2,1 2,1 2,1
Seri
Thot 62 62 63
Temperatur Tcold 39 39 40
Paralel Tegangan ( Volt ) 2,3 2,3 2,3
Arus ( Ampere ) 9,2 9,2 9,2
Tabel 3.2. Hasil pengambilan data percobaan pada putaran 1500 RPM.

No Rangkaian Variable Pengambilan Data


Peltier I II III
Thot 68 68 68
Temperatur Tcold 41 41 41
Tegangan ( Volt ) 076 0,76 0,76

37
Arus ( Ampere ) 0,63 0,62 0,62
`Tunggal

Thot 68 68 68
Temperatur Tcold 41 41 42
Tegangan ( Volt ) 7,8 7,9 7,9
Arus ( Ampere ) 3,46 3,46 3,46
Seri
Thot 68 68 69
Temperatur Tcold 41 41 42
Paralel Tegangan ( Volt ) 2,19 2,19 2,21
Arus ( Ampere ) 13,64 13,64 13,65

Tabel 3.2. Hasil pengambilan data percobaan pada putaran 2000 RPM.

No Rangkaian Variable Pengambilan Data


Peltier I II III
Thot 76 76 76
Temperatur Tcold 43 43 44
Tegangan ( Volt ) 0,78 0,79 0,79
Arus ( Ampere ) 0,70 0,70 0,70
`Tunggal

Thot 76 76 76
Temperatur Tcold 43 43 43
Tegangan ( Volt ) 11,17 11,18 11,18
Arus ( Ampere ) 4,8 4,9 4,9
Seri
Thot 76 76 76
Temperatur Tcold 43 43 43
Tegangan ( Volt ) 2,71 2,72 2,72
Arus ( Ampere ) 16,1 16,1 16,2

Tabel 3.2. Hasil pengambilan data percobaan pada putaran 2500 RPM.

No Rangkaian Variable Pengambilan Data


Peltier I II III

38
Thot 85 85 85
Temperatur Tcold 46 46 46
Tegangan ( Volt ) 1,04 1,04 1,04
Arus ( Ampere ) 0,81 0,81 0,81
`Tunggal

Thot 85 85 85
Temperatur Tcold 46 46,1 46,2
Tegangan ( Volt ) 11,2 11,2 11,2
Arus ( Ampere ) 6,15 6,15 6,15
Seri
Thot 85 86 86
Temperatur Tcold 47 48 48
Paralel Tegangan ( Volt ) 3,51 3,51 3,51
Arus ( Ampere ) 16,8 16,8 17,1

3.4. Tahapan Pengambilan Data

Tahapan pengambilan data sebagai berikut:

1. Persiapan awal dengan mengecek kondisi mesin dan peralatan yang akan

digunakan.

2. Memasang alat thermoelektrik generator pada dinding knalpot mesin.

3. Menyalakan dan mengkondisikan putaran mesin pada putaran 1000 RPM

4. Mengukur suhu pada sisi panas heatsink menggunakan termometer sampai

suhu konstan.

5. Mengukur suhu pada sisi dingin heatsink menggunakan termometer sampai

suhu konstan.

39
6. Bila suhu sudah dianggap konstan, catat nilai tegangan (V) dan arus (I)

yang dihasilkan thermoelektrik generator pada multimeter (saat kondisi

suhu maksimal konstan) .

7. Ulangi langkah 4-6 sampai minimal 3 kali untuk mendapatkan keakuratan

data yang diinginkan.

8. Lakukan kembali tahap 3-7 pada putaran mesin 1500, 2000 dan 2500 RPM

3.5. Kerangka Pemikiran

Start

Penyediaan alat
Alat yang dibutuhkan :
Perakitan thermoelektrik
- Thermoelektrik
- Thermometer
- Multimeter

Metode pengambilan data :

- Berdasarkan putaran
mesin
- Berdasarkan waktu
putaran maksimal

Data yang dihasilkan:


Hasil: Suhu pada sisi heatsink (sisi
Besar daya (P) yang
panas dan dingin), besar
diperoleh dari
tegangan (V), dan Arus (I)
thermoelektrik generator
pada thermoelektrik
berdasarkan beda
tunggal, susunan seri dan
temperatur pada empat
paralel 40
putaran mesin (RPM) yang
digunakan
Finish
Hasil

You might also like