You are on page 1of 7

Borang Portofolio Kasus Etik

Nama Peserta: dr. Edi Saefudin


Nama Wahana: Rumah Sakit Umum Daerah Raden Achmad Basoeni Mojokerto
Topik: Aspek kasus Etik
Tanggal (kasus): By.Ny. S No. RM: 094474
Nama Pasien: 23 Januari 2017 Nama Pendamping:
Tanggal Presentasi: - dr. Rizka Lina Manfaati, dr. Eko Yunita
Tempat Presentasi: -
Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Bayi 1 hari datang dengan keluhan kuning dibadan

Tujuan: Aspek kasus Etik penanagan pada bayi ikterus

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

1
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien: Nama: By.Ny.S Usia: 1 hari Nomor Registrasi: 094474

Nama klinik: Instalasi Gawat Darurat RSUD Raden Achmad Basoeni


Terdaftar sejak: 23 Januari 2017
Mojokerto
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Pasien datang dengan keluhan kuning dibadan sejak lahir.

2. Riwayat Pengobatan: -
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit: -

4. Riwayat Keluarga: -
5. Riwayat Pekerjaan: -
6. Riwayat Lingkungan Sosial dan Fisik : Pasien anak pertama, lahir aterm dibidan.

7. Riwayat alergi : -
8. Lain-lain : -
Diagnosa kerja : ikterum neonatorum pada bayi aterm dan resiko infeksi bakteri

Daftar Pustaka:
1. Thomas A. Shannon. Penghantar Bioetika. Penerbit PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

2. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC
3. Ratna Suprapti Samil. Etika Kedokteran Indonesia. Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia.

Hasil Pembelajaran:
2
1. Penangan ikterus neonatorum
2. Kaidah bioetik

3
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subjektif:

Bayi usia 1 hari dibawa ke IGD R.A. basoeni dengan keluhan kuning dibadan. Lahir dibidan dengan ketuban keruh, saat dibidan lahir
normal menangis. Malas minum disangkal.

2. Objektif:

1. Primary Survey :

A : Paten, suara nafas tambahan (-)

B : teratur tidak adanya penggunan otot bantu nafas , RR :46x/m

C : nadi 142x/menit, reguler, kuat.

D : pupil isokor

E : jejas (-)

2. Secondary survey

Keadaan Umum : baik


4
Kesadaran : composmetis

Tanda Vital

a. Tekanan Darah :-

b. Laju nadi : 142x ,teratur, kuat, penuh

c. Laju pernafasan : 46x/menit , teratur dan dalam

d. Suhu : 35,8OC

e. BB : 3250 gram

Kepala : normosefal, simetris

Wajah : deformitas (-)

Mata : konjungtiva: anemis (-) sklera: ikterik(-), reflek cahaya (+/+), pupil bulat isokor 3 mm / 3 mm,Racoon eyes (-/-)

Telinga: tidak bisa dinilai

Hidung : deformitas (-), perdarahan (-)

Mulut : mukosa sianosis (-)

Thoraks : tidak ada suara nafas tambahan

Jantung : bunyi jantung 1 dan 11 tunggal, mumrmur (-), gallop (-)

Paru : bunyi nafas vesikuler dikedua lapang paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : tidak terdapat jejas, tidak terdapat luka terbuka, flat, soepel, bising usus (+)
5
Ekstremitas : Akral hangat,edem (-)

3. Assessment:
Diagnosis : ikterum neonatorum dan resiko infeksi bakteri
Pada kasus diatas dicari terlebih dahulu tanda-tanda kegawatdaruratan seperti pada distress nafas, hipotermi. Dari anamnesis dan
penyakit jantung bawaan, dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kegawatdaruratan. Ditemukan kuning pada kulit, lalu
pasien dirawat di ruang neonatus, dan diperiksa kadar bilirubin.
Hasil pemeriksaan bilirubin: bilirubin total 4,0, bilirubin indirect : 12,5. Mendakan bahawa kadar > 8 didiagnosa sebagai ikterus
neonatorum. Sebelumnya ketuban pasien keruh bisa dikatakan resiko infeksi bacterial.
Setelah dicek lab 2 hari perawatan dilakukan penanganan yaitu fototerapi 1x24 jam dan keluarga pasien menolak dan pemilih
untuk pulang paksa. Kaidah bioetik yang terdapat diatas adalah beneficence dan autonomi.
Dimana beneficence adalah seorang dokter akan melakukan penanganan terbaik dengan pemberian fototerapi pada pasien ikterum
neonatorum. Beneficence adalah bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga harus
mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang
terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif
untuk memaksimalisasi akibat baik dari pada hal yang buruk.
Pada pasien ini kaidah bioteik autonominya adalah keluarga pasien menolak pemberian fototerapi. Dalam prinsip ini seorang
dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.

4. Plan

6
Pentalaksanaan :
Non farmakologi :
Termoregulasi
Rawat tali pusat
ASI / PASI

Farmakologi :
Infuse D10 % 150 cc/24 jam
Injeksi vitamin k
Injeksi Visilin SX 2x150mg

You might also like