Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi,
dan melakukan hubungan sesksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
kadar gula darah akan naik sedangkan insulin juga tetap tinggi.
banyak dibanding dengan kondisi sebelum hamil untuk memenuhi kebutuhan bagi
badan pada ibu hamil (Simkin, 2007). Penelitian oleh Rice Sebastian, Illanes, dan
Michaell (2000) menunjukan bahwa ibu hamil dengan kelebihan berat badan
kematian ibu terjadi pada kelompok risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi (high
risk) adalah kehamilan dimana jiwa dan keselamatan ibu dapat terancam. Tetapi
dewasa ini risiko tinggi berarti juga nasib bayi. Maka, yang dimaksud kehamilan
resiko tinggi adalah suatu keadaan kehamilan yang dapat menyebabkan kesakitan
atau kematian baik bagi ibu maupun bagi bayi (Maryunani, 2013).
salah satu penyebab yang membuat ibu hamil menjadi resiko tinggi adalah
ibu menderita penyakit kronis atau penyakit menahun seperti diabetes mellitus.
Diabetes mellitus yang terjadi pada ibu hamil biasa disebut dengan diabetes
yang awalnya atau pertama kali dikenali selama masa kehamilan. Jadi diabetes
mellitus gestasional adalah defisiensi insulin ataupun resistensi insulin pada ibu
keadaan dimana kandungan gula dalam darah tinggi selama hamil. Diabetes
keparahan bervariasi dan serangan atau pertama kali diketahui saat hamil.
Tanda dan gejala awal penyakit diabetes mellitus adalah poliuri ( sering
buang air kecil), polidipsi (sering haus), polifagia (sering merasa lapar), lemas dan
mudah lelah. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata
kabur, dan impotensi pada pria, serta keputihan pada wanita (Sujono Riyadi dan
Sukarmin, 2008). Hal ini timbul sebagai dampak dari peningkatan kadar gula
darah yang tidak terkontrol dengan baik. Peningkatan kadar gula darah disebabkan
jumlah hormone insulin kurang atau cukup, tetapi kurang efektif dalam
menyertai komplikasi, komplikasi diabetes mellitus yang biasa terjadi pada ibu
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadin pada janin antara lain :
Hal ini dapat diartikan bahwa kadar gula darah wanita hamil cenderung
fisiologis ibu pada saat hamil telah hilang, maka gula darah ibu akan menjadi
(Maryunani, 2013).
tempat dan kriteria diagnostic yang digunakan). Menurut Jovanovic, 2012 (dalam
(0,1% wanita hamil menderita diabetes mellitus (DM) tipe 1, 2-3 % menderita
menyebutkan jumlah penderita diabetes diseluruh dunia mencapai 382 juta orang.
135.000 kasus per tahun di Amerika. Dalam laporan March of Dimes Birth
1:100 ibu menderita diabetes sebelum hamil (pre existing diabetes); kedua, sekitar
2-5% diabetes justru terjadi selama kehamilan (DMG); ketiga, di samping itu,
dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa diabetes mellitus biasanya muncul
pada bulan ke-5 dan ke-6 kehamilan, yakni antara minggu ke-24 dan ke-28.
Dalam laporan ini disebutkan bahwa pada trimester kedua kehamilan, hormon-
insulin.
dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika
Serikat yakni sebanyak 21,3 juta jiwa (WHO,2013). Waspadji (2007) juga
3,6 % pada kehamilan secara umum. Mastura (2013) menyebutkan bahwa pada
ibu hamil riwayat DM, prevalensinya 5,1 %. Insiden DMG sekitar 1,9 3,6 % dan
sekitar 40-60 % wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut
glukosa.
Di bali ditemukan sebanyak 39.885 kasus Diabetes Melitus atau 1,5% dari
perkotaan yaitu sebesar 29,9%. Khususnya di kota Denpasar pada tahun 2012
terdapat jumlah penderita Diabetes mellitus sebanyak 1416 orang (Dinkes
Jumlah kunjungan ibu hamil pada tahun 2015 adalah 510 orang. Dari jumlah
mengalami kadar gula darah terganggu . Pada tahun 2016 jumlah kunjungan ibu
hamil sebanyak 400 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 52 orang mengalami
kehamilan resiko tinggi, 35 orang mengalami kadar gula drah terganggu dan 2
Prognosa ibu dengan diabetes dapat menjadi baik bila terdapat hal-hal
berikut Pertama, pelayanan social yang baik. Kedua, pendidikan kesehatan ibu
yang baik. Ketiga dedikasi dan antusiasme tim kesehatan (perawat, bidan, dokter,
ahli gizi) dan kemauan memberikan waktunya penting bagi ibu dan keluarga
baik antara ibu dengan tim kesehatan mempunyai dampak positif terhadap
penyakit dan pola hidup ibu, kesejahteraan dan kualitas hidup ibu (Maryunani,
2013).
kadar gula darah pada ibu hamil di puskesmas I Denpasar Selatan tahun 2017
mellitus gestasional.
b. Rumusan Masalah
berikut :
c. Tujuan
i. Tujuan Umum
usia kehamilan
d. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
khususnya maternitas dan dapat menjadi data dasar untuk melaksanakan asuhan
Denpasar Selatan, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
gestasional dan dapat menambah kajian teori yang ada khususnya tentang kadar
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
wanita yang memiliki organ reprodukisi sehat, yang telah mengalami menstruasi,
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
2007). Kehamilan didahului oleh fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
melalui coitus yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi ( Federasi Obstetri
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai umur kehamilan tiga bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari umur
dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
kehamilan normal, kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah secara
bermakna, karena:
Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin, sehingga
kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu dapat
mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu mempengaruhi kadar gula darah
reabsorbsi makanan, terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menyebabkan
hingga 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan diabetogenik dalam
masalah, bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan insulin, sehingga ibu relatif
Glukosa yang tidak masuk sel tubuh, akan tertimbun di dalam darah.
Setelah mencapai kadar tertentu, glukosa tersebut juga akan muncul dalam air
seni. Jika terdapat dalam air seni, glikosa akan menarik lebih banyak air
Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak
cairan sehingga terjadi rasa haus yang berlebihan. Ketika dalam sel tidak terdapat
darah terdapat glukosa berlebihan, sel-sel ini menjadi kelaparan. Hal ini
menyebabkan peningkatan nafsu makan, sehingga penderita DM ingin makan
lebih banyak. Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan, sel yang kelaparan
mulai memecahkan lemak dan protein yang ada di dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan turunnya berat badan dan rasa lelah. Jika kadar glukosa dalam
darah sangat tinggi, beberapa orang menjadi mudah tersinggung. Selain itu, tubuh
menjadi rentan terhadap infeksi. Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala
ini. Beberapa orang bahkan tidak mengalami gejala apapun ; pada keadaan ini.
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
dalamwaktu tiga atau empat jam terakhir adalah sekitar 90 mg/dl. Setelah makan
melebihi 140 mg/dl kecuali orang tersebut menderita DM (Guyton, 2007). Sudoyo
(2009) mengemukakan batasan kadar glukosa darah normal seperti pada tabel I
berikut ini:
Tabel 1
Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan
Diagnosis Diabetes Melitus (mg/dl)
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena < 110 110 - 199 >200
Darah kapiler <90 90 - 199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110 125 >126
Darah kapiler <90 90 - 109 >110
Tabel 2
Kadar Glukosa Darah Puasa dan 2 jam pp
Kadar gula darah 2 jam pp (mg/dl) 110 159 160 - 199 >200
puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8 jam.
Pemeriksaan gula darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa darah tepat
selepas 2 jam makan. Pemeriksaan gula darah ada random mengukur kadar
glukosa darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir (Henrikson, 2009).
Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis
glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada
sampel puasa. Sedangkan uji gula darah post prandial biasanya dilakukan untuk
makan baik sarapan pagi atau makan siang. Gula darah yang rendah atau sangat
tinggi baik puasa maupun 2 jam pp akan membuat tubuh menjadi lemas, keluar
penyimpanan dalam hati dan otot serta proses glukoneogenesis. Tiga puluh menit
setelah makan, kadar gula darah akan naik. Sherwood (2001) mengatakan setelah
makan, jumlah glukosa dalam darah sangat banyak dan merupakan sumber energi
utama. Setelah 90-180 menit gul darah secara perlahan turun menjadi 70-110
mg/100 cc darah. Sebagian (5%) karbohidrat yang masuk dalam tubuh disimpan
dalam bentuk glikogen pada hati dan otot, sebagian (30-40%) diubah menjadi
asam lemak kemudian disimpan dalam cadangan energi di dalam jaringan lemak.
Setelah jumlah glukosa dalam darah turun, maka sebagian glikogen hati akan
Jika kondisi tersebut tidak dibantu dengan pemasukan karbohidrat maka tubuh
postprandial ( setelah makan ) absorsi glukosa tinggi maka kadar kadar glukosa di
insulin atau resistensi insulin maka cadangan glukosa sedikit dan glukosa di
berhasil atau protein dan lemak mencukupi, kadar gula darah tetap tinggi. Jika
protein dan lemak tidak mencukupi maka terjadi hipoglikemia (Sudoyo, 2009).
Menurut Guyton (2007) konsentrasi gula darah perlu dijaga agar tidak
a. Gula darah dapat menimbulkan sejumlah besar tekanan osmotik dalam cairan
ekstrasel, dan bila konsentrasi gula darah meningkat sangat berlebihan, akan
seni.
Darah
a. Penyakit organ
Menurut Zaifbio, 2009 (dalam Anggraeni 2010) kadar glukosa darah juga
dapat dipengaruhi oleh penyakit organ seperti gagal jantung, penyakit ginjal akut
maupun kronis, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit paru obstruktif
b. Obat-obatan hipoglikemik
Sedangkan pada diabetes tipe 2, dengan diet dan olahraga gula darah dapat
menjadi normal, namun umumnya perlu minum obat anti diabetes (OAD) secara
oral. Pada keadan tertentu, penderita diabetes tipe 2 memerlukan suntikan insulin
atau suntikan insulin yang dikombinasi dengan tablet (Tandra, 2008). Beberapa
(Price, 2006)
c. Diet
Diet merupakan awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Ikuti diet
rendah gula seumur hidup,sesuai dengan anjuran dokter atau ahli gizi. Dalam
diabetes yang perlu diketahui adalah diet ini harus dapat memenuhi kebutuhan
gula tubuh, tetapi tidak boleh berlebihan (Vitahealth, 2004). Pola makan yang
sehat dan sesuai dengan kondisi pasien sangatlah penting, karena pola makan
merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus. Tidak ada
formula khusus untuk mengatur pola makan bagi pasien diabetes, yang terpenting
kemudian membuat variasi dan mengatur makanan setiap harinya (Tandra, 2008).
d. Kehamilan
metabolic untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus / janin yang optimal. Yang
karbohidrat. Pada kehamilan normal juga terjadi kadar glukosa plasma ibu yang
darah pada umumnya menggunkan larutan yang direduksi yaitu larutan Benedict.
mereduksi ion Cu++ menajdi ion Cu+ ( dari CuSO4 ). Natrium sitrat berfungsi
terbentuk Cu2O yang berwarna merah bata. Warna merah bata merupakan indikasi
berbagai model pemeriksaan gula darah. Salah satu model pemeriksaan yang
praktis dengan akurasi tinggi adalah dengan menggunakan Blood Glucose Test
kapiler yang direaksikan dengan reagen yang terdapat pada Check Strip. Check
terbaca secara digital. Alat ini mampu membaca kadar gula darah 20-600mg/dl .
ujung jari tangan, aplikasi darah tersebut pada strip selama periode waktu tertentu
(biaanya antara 45-60 detik sesuai ketentuan pabrik). Untuk beberapa produk,
darah dihapus dari strip (dengan menggunakan kapas atau kertas tissue sesuai
ketentuan pabrik). Bantalan pereaksi pada strip akan berubah warnanya dan
kemudian dapat dicocokan dengan peta warna pada kemasan produk atau
Setelah darah melekat pada strip, darah tersebut dibiarkan selama pelaksanaan tes.
Alat pengukur akan memperlihatkan kadar glukosa darah dalam waktu yang
singkat (kurang dari satu menit). Salah satu produk terbaru menggunakan
cartridge sensor glukosa (sebagai pengganti strip) yang ditetesi (Smeltzer, 2002).
Pada wanita hamil normal, terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan
sel beta pankreas tidak dapat mengimbangi perubahan tersebut, maka akan terjadi
fisiologi pada saat hamil telah hilang maka kadar glukosa itu akan menjadi normal
kehamilan normal, kadar glukosa puasa dan postprandial lebih rendah disbanding
wanita yang tidak hamil dan HbA1 turun sekitar 20%. Hal ini terjadi karena
utilisasi glukosa fetal terutama melalui isofarm GLUT-1 pada trofoblas. Seiring
plasenta, maka terjadi resistensi insulin. Insulin puasa meningkat dan C-peptide
penurunan produksi atau aktivitas hormon insulin di dalam tubuh. Hormon insulin
dibuat oleh kelenjar pancreas, untuk menurunkan gula darah dengan cara :
lemak dan protein. Pada penderita diabetes, kehamilan dapat memperberat kondisi
diabetes wanita tersebut. Hal ini karena pada kondisi hamil, kadar gula dalam
dua masalah terutama yang berhubungan dengan insulin yang resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe II
disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak
terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.
kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes
tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan cirri khas
diabetes tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Karena itu ketoasidosis
Tabel 3
Kadar Glukosa Darah pada Ibu Hamil
terganggu mellitus
Kadar glukosa darah <140 140-200 200
sewaktu(mg/dl)
Sumber : WHO-PERKENI 2007 (dalam Maryunani, 2013)
Darah
a. Penyakit organ
Menurut Zaifbio, 2009 (dalam Anggraeni 2010) kadar glukosa darah juga
dapat dipengaruhi oleh penyakit organ seperti gagal jantung, penyakit ginjal akut
maupun kronis, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit paru obstruktif
menahun, penyeakit kelenjar tiroid, menderita penyakit peradangan akut maupun
b. Obat-obatan hipoglikemik
Sedangkan pada diabetes tipe 2, dengan diet dan olahraga gula darah dapat
menjadi normal, namun umumnya perlu minum obat anti diabetes (OAD) secara
oral. Pada keadan tertentu, penderita diabetes tipe 2 memerlukan suntikan insulin
atau suntikan insulin yang dikombinasi dengan tablet (Tandra, 2008). Beberapa
(Price, 2006)
c. Diet
Diet merupakan awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Ikuti diet
rendah gula seumur hidup,sesuai dengan anjuran dokter atau ahli gizi. Dalam
diabetes yang perlu diketahui adalah diet ini harus dapat memenuhi kebutuhan
gula tubuh, tetapi tidak boleh berlebihan (Vitahealth, 2004). Pola makan yang
sehat dan sesuai dengan kondisi pasien sangatlah penting, karena pola makan
merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya diabetes mellitus. Tidak ada
formula khusus untuk mengatur pola makan bagi pasien diabetes, yang terpenting
adalah mengenal mana makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein,
kemudian membuat variasi dan mengatur makanan setiap harinya (Tandra, 2008).
d. Kehamilan
metabolic untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus / janin yang optimal. Yang
karbohidrat. Pada kehamilan normal juga terjadi kadar glukosa plasma ibu yang
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (setiadi, 2007).
Gambar 1
Kerangka Konsep Gambaran Kadar Gula Darah Sewaktu
pada Ibu Hamil Trimester II
b. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
menggunakan variabel univariat yaitu gambaran kadar gula darah pada ibu hamil
trimester II
Tabel 4
Definisi Operasional Gambaran Kadar Gula Darah Sewaktu pada Ibu Hamil
Trimester II di Puskesmas I Denpasar Selatan
Tahun 2017
No Definisi Cara
Variabel Alat Ukur Skala Ukur
. Operasional Pengukuran
1 2 3 4 5 6
1 Kadar gula Kadar gula darah Kadar gula glukometer Interval
darah sewaktu darah a) Normal:
sewaktu (pengambilan sewaktu Hasil
pada ibu darah dapat dikumpulkan pengukuran
hamil dilakukan kapan dengan glukosa darah
trimester II saja diluar dari pemeriksaan sewaktu <140
pada saat puasa klinis dalam
ataupun 2 jam satuan mg/dl b) Toleransi
setelah makan) di glukosa
dalam darah yang terganggu
ditunjukan oleh Hasil
hasil pengukuran pengukuran
glukometer gula darah
setelah stik sewaktu 140-
glucometer diisi 200
degan tetesan
darah kapiler dari c) Diabetes
ibu hamil mellitus :
trimester II Hasl
dengan pengukuran
menggunakan gula darah
lanset kurang dari sewaktu 200
satu menit
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
dependen dan independen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008)
b. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas I
Denpasar Selatan.
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu hamil trimester II
April 2017. Persyaratan yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampel dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Denpasar Selatan
b) Ibu hamil tanpa tanpa riwayat DM
2) Kriteria ekslusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subyek yang
memenuhi criteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini meliputi :
hipoglikemik.
c) Ibu hamil trimester II yang tidak bersedia menjadi responden.
b. Jumlah dan besar sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi
(Nursalam, 2008). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
rata jumlah populasi ibu hamil perbulan pada tahun 2016 adalah 65 orang, untuk
n=
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
Diketahui :
N = 40
d = 0,05
n=
n=
n=
n = 36,36
n = 36
menurut Roscoe (dalam Sugiyono 2010), ukuran sampel yang layak dalam
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Jadi dengan jumlah sampel
penelitian ini sampel yang digunakan adalah 36 orang yang memenuhi kriteria
c. Teknik sampling
menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling (Nursalam,
2011). Salah satu teknik non probability sampling yaitu consecutive sampling.
kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi. Teknik ini
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam peneltian ini adalah data primer
berupa hasil pemeriksaaan gula darah sewaktu pada ibu hamil saat melakukan
hasil pemeriksaaan gula darah sewaktu pada ibu hamil trimester II tanpa riwayat
Denpasar Selatan.
g. Setelah ijin penelitian keluar, dilanjutkan dengan menetapkan enumerator,
penjelasan tentang maksud dan tujuan diadakan penelitian ini kepada calon
responden
j. Apabila calon responden setuju, calon responden dipersilahkan
untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati haknya.
k. Pengukuran kadar gula darah dilakukan dengan menggunakan alat glukosa
meter
l. Hasil pengukuran dicatat pada lembar observasi
m. Lembar observasi diisi oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya kemudian
dilakukan analisa
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah glukosa
test meter. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lancet, alcohol
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data
diperoleh (Aziz Alimul Hidayat, 2011). Pada penelitian ini, peneliti akan
memeriksa kelengkapan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar gula
darah responden.
b. Coding, yaitu langkah setelah memeriksa data masing masing responden
kode yang ditentukan oleh peneliti. Pada penelitian ini, peneliti memberikan
kode pada setiap kategori, diantaranya: Normal : Hasil Gula darah sewaktu
<140 (1), toleransi glukosa terganggu : Hasil Gula darah sewaktu 140-200
(2), diabetes mellitus gestasional : Hasil Gula darah sewaktu >200 (3).
c. entry, yaitu data yang telah divalidasi kemudian dimasukkan ke dalam
kembali dengan data yang didapatkan. Bila ada perubahan dan perbedaan
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Data yang
disajikan adalah data primer hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yang
jumlah data yang didapatkan, presentase ; mengelompokkan data kadar gula drah
sesuai dengan batasan kadar gula darah pada ibu hamil, kemudian data yang sudah
gula darah dengan jumlah keseluruhan responden, modus ; nilai yang muncul
paling banyak, nilai max-min ; dilakukan dengan cara mengurutkan data kadar
gula darah untuk mengetahui kadar gula darah tertinggi dan terendah, standar
Klasifikasi hasil kadar gula darah sewaktu pada ibu hamil yaitu jika hasil
gula darah sewaktu <140 dikatakan normal, 140-200 terjadi toleransi glukosa
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M., dkk., 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin.
Jakarta: EGC.
Guyton, A., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Hendromartono, 2003. Penatalaksanaan Diabetes Terpadu. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Maryunani, A., 2013. Diabetes pada Kehamilan Edisi Kedua. Jakarta : Trans Info
Media.
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudoyo, 2009. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Sukawana, W., 2007. Pengaruh Status Gizi, Kadar Hemoglobin, dan Glukosa
Darah terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 6 Denpasar. Tesis tidak
diterbitkan, Singaraja: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha.
Tandra, W., 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes
Melitus. Jakarta: Gramedia Pustaka.