Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
BACHTIAR RIZALDY
I 0513013
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
PT. LOTTE CHEMICAL TITAN NUSANTARA
LOTTTCHilKAil
NHil
NIM : I 0513013
CHEMrcAI]
TITAI{
r'usArtril
,. lotlG cHEIIL ila
*--!
Amirudin A.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja ini. Praktek Kerja yang
dilaksanakan oleh penyusun merupakan salah satu syarat agar dapat menyelesaikan studi
di Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Praktek
Kerja ini dilaksanakan tanggal 1 31 Agustus 2016 di PT Lotte Chemical Titan
Nusantara, Cilegon.
Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu, yaitu :
1. Bapak Dr. Margono, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Dr. Adrian Nur, S.T., M.T., selaku Koordinator Praktek Kerja Program Studi
Sarjana Reguler Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Mujtahid Kaavessina, S.T., M.T., Ph.D., selaku pembimbing Praktek Kerja.
4. Ibu Prisilia Gustiningsih selaku pembimbing lapangan serta seluruh karyawan PT
Lotte Chemical Titan Nusantara yang telah memberikan pengarahan dalam Praktek
Kerja.
5. Bapak Nugraha Tata selaku kepala Departemen HRD PT Lotte Chemical Titan
Nusantara.
6. Orangtua, keluarga, dan teman-teman Teknik Kimia 2013, yang selalu memberi
semangat dan mendorong untuk terus maju, selalu berkarya, dan pantang menyerah.
Penyusun menyadari bahwa laporan Praktek Kerja ini masih kurang sempurna. Oleh
karena itu penyusun membuka diri untuk kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun bagi pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................................i
Lembar Pengesahan....................................................................................................................ii
Kata Pengantar...........................................................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................................................iv
Daftar Tabel................................................................................................................................vii
Daftar Gambar..........................................................................................................................viii
Intisari...........................................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Berdirinya Pabrik................................................................................1
B. Lokasi.....................................................................................................................3
B.1. Lokasi Pabrik..............................................................................................3
B.2. Tata Letak Pabrik.......................................................................................4
C. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan...................................................7
C.1. Bahan Baku.................................................................................................7
C.1.1. Bahan Baku Utama.......................................................................7
C.1.2. Bahan Penunjang...........................................................................8
C.2. Produk yang Dihasilkan........................................................................12
D. Organisasi Perusahaan....................................................................................15
E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja..............................................................18
E.1. Keselamatan Kerja..................................................................................18
E.2. Kesehatan Kerja.......................................................................................20
E.3. Jadwal Kerja Karyawan.........................................................................21
E.3.1. Penggolongan Tenaga Keja.....................................................21
E.3.2. Jam Kerja......................................................................................21
BAB II DESKRIPSI PROSES
A. Konsep Proses...................................................................................................23
B. Diagram Alir Proses.........................................................................................26
C. Langkah-Langkah Proses...............................................................................28
C.1. Persiapan Bahan Baku...........................................................................28
iv
C.2. Pemurnian Bahan Baku 29
C.3. Proses Pembuatan Katalis Ziegler-Natta30
C.4. Unit Prepolimerisasi 32
C.5. Unit Polimerisasi 35
C.6. Unit Additive dan Pelletizing Unit (APU) 37
C.7. Unit Bagging 39
C.8. Unit Pemurnian Solvent 39
BAB III SPESIFIKASI ALAT
A. Spesifikasi Alat Utama 42
B. Spesifikasi Alat Pendukung 43
B.1. Unit Prepolimerisasi 43
B.2. Unit Polimerisasi 48
BAB IV UTILITAS
A. Penyediaan Air 55
A.1. Penyediaan air domestik 55
A.2. Sea Water Intake System 55
A.3. Treated Cooling Water 57
B. Penyediaan Uap (Steam) 59
C. Penyediaan Udara Tekan 62
C.1. Instrument Air 62
C.2. Nitrogen Supply 64
C.3. Hydrogen Supply 65
D. Penyediaan Listrik 66
E. Penyediaan Bahan Bakar 67
E.1. LPG Storage 67
E.2. Fuel Oil System 68
BAB V PENGOLAHAN LIMBAH
A. Pengolahan limbah cair 69
B. Pengolahan Limbah Padat 71
C. Pengolahan Limbah Gas 72
v
BAB VI LABORATORIUM
A. Program Kerja Laboratorium 74
A.1. Technical Service and Product Development (TSPD) 74
A.2. Quality Control (QC) 74
B. Prosedur Analisa 75
B.1. Analisa di Laboratorium TSPD 75
B.2. Analisa di Laboratorium QC 76
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan 79
B. Saran 80
Laporan Tugas Khusus
Lampiran
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
INTISARI
Proses pembuatan polietilen jenis HDPE terdiri dari tahap persiapan bahan baku,
prepolimerisasi, polimerisasi, pemberian additive dan pelletizing, serta pengemasan. Tahap
persiapan bahan baku meliputi pemurnian dan penyimpanan reaktan, recovery solvent dan
pembuatan katalis. Pada tahap prepolimerisasi dihasilkan slurry prepolimer yang dikeringkan
dengan nitrogen panas bersuhu 70 C dan tekanan 0,7 barg sehingga menjadi powder
prepolimer yang selanjutnya direaksikan dengan etilen, butene, dan hidrogen dengan katalis
Ziegler Natta pada tahap polimerisasi dengan suhu 90 C dan tekanan 20 barg. Keluaran
reaktor berbentuk powder polimer yang kemudian ditambahkan additive dan dilelehkan pada
suhu 150 C agar mudah dibentuk menjadi pellet. Polietilen yang sudah berbentuk pellet
dikemas 25 kg tiap kemasan dan siap dipasarkan.
Unit utilitas bertugas memenuhi kebutuhan air, listrik, steam, udara tekan, dan
bahan bakar sebagai penunjang proses produksi. Kebutuhan air PT Lotte Chemical Titan
Nusantara mencapai 7.744 m3/jam yang digunakan dalam proses dan keperluan domestik.
Kebutuhan air untuk proses produksi disuplai dari Selat Sunda sedangkan kebutuhan air
domestik disuplai oleh perusahaan air minum setempat (PDAM). Kebutuhan listrik PT
Lotte Chemical Titan Nusantara disuplai dari PLTU Suralaya sebesar 80 MWatt.
Kebutuhan bahan bakar LPG PT Lotte Chemical Titan Nusantara disuplai oleh Pertamina
sebesar 15 m3/jam setiap harinya, sedangkan Hidrogen dan Nitrogen disuplai oleh PT
United Air Product (UAP) dan PT Air Liquid Indonesia (ALINDO).
Pengolahan limbah cair dilakukan secara biologi dan fisika-kimia, limbah gas akan
dibakar di flare, sedangkan limbah padat berupa non-B3 akan dibakar di incenerator dan
limbah B3 akan dikirim ke PT PPLI.
ix
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
BAB I
PENDAHULUAN
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
1
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
2
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
B. Lokasi
B.1. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik PT Lotte Chemical Titan Nusantara terletak di
sebelah barat antara Cilegon dan Merak. Tepatnya berada di Jalan Raya
Merak Km 116, Desa Rawa Arum, Cilegon, Banten.
U
n
i
v
e
r
s
i
t
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
P
r
o
g
r
am Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
4
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
am Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
5
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
` Keterangan :
7 1. Pos Jaga
2. Timbangan
1
2 3 4 3. PT Liquid Air Indonesia
1
4. PT UAP
34 5. Mushola
5 6. Locker
6 7. Parkir
8. Gedung Administrasi
8 10
9. Training Center
12 10. Gedung Fireman & Emergency
11
12 9 33 11. Gedung TC & QC
12 12. Warehouse
13. Workshop
13 14. Operating Center
14 15 32
15. Additive & Pelletizing (Train
1&2)
16. Contractor Room
16 30
18 17 31 17. Train 1
19 18. Train 2
19. Train 3
23 20. Additive & Pelletizing Train 3
28
27
20 21. IBL
22. Feed Preparation
22 24
23. CPU & FPU
24. Chemical Storage
25. Butene Storage
21
26. Ethylene Storage
27. Cooling Water &Desalination
25 26 29 Unit
28. CAU
29. BOG
30. Main Plant Substation
31. Effluent System
32. Instrumen Supply
TO JETTY
U
n
6
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
7
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
: CH2 = CHCHCH3
: 56,10 gr/mol
: gas/ tak
berwarna : -145 C
/ -10 C : 0,6
Candra Asri Petrochemical (CAP). Perbandingannya kurang lebih 50%
impor dan 50% dari PT CAP. Etilen impor dibawa ke pelabuhan khusus
(Jetty) milik PT Lotte Chemical Titan Nusantara, tanker dengan kapasitas
(minimum) sebesar 3000 ton. Etilen dibawa kapal tanker dalam bentuk
cairan. Kemudian dialihkan ke tangki penyimpanan Ethylene Storage Tank
(7-T-350) dalam bentuk cair dengan suhu 103C dan tekanan 30-80 mbarg
3 3
dengan kecepatan sekitar 2,5310 m /jam. Kapasitas tangki penyimpanan
etilen adalah 12.000 ton dan hanya terisi sekitar 8.000 ton. Pada Ethylene
Storage Tank dilengkapi dengan Ethylene Vaporizer yang berfungsi untuk
mengubah etilen liquid menjadi etilen vapor sebelum ditransfer ke unit
pemurnian (FPU). Etilen dari PT CAP masuk dalam bentuk uap dengan
3
debit 704.023 m /jam. Kebutuhan etilen untuk proses adalah 20 ton/jam.
Spesifikasi Butene-1:
Rumus molekul
Berat molekul
Fase/ warna
Titik leleh/ titik didih
Spesific gravity
8
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
b. Hidrogen (H2)
Gas Hidrogen (H2) berfungsi untuk mengatur Melt Index polietilen
dengan cara menghentikan reaksi polimerisasi dengan pemutusan rantai
polimer. Kebutuhan gas hidrogen dipasok oleh PT United Air Product
3
(UAP) sebesar 51,48 m /jam dan dari PT Air Liquid Indonesia
3
(ALINDO) 72,548 m /jam.
Spesifikasi Hidrogen :
Rumus molekul : H2
Berat molekul : 2,016 gr/mol
Fase/ warna : gas/ tak berwarna
Titik leleh/ titik didih : -259,1 C / -252,7 C
o
Densitas (0 C, 1 atm) : 0,0111 lb/cuft
Spesific gravity : 0,07
Kelarutan dalam 100 bagian : Air dingin = 2,1 cc
Air panas = 0,85 cc
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
9
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
c. Nitrogen (N2)
Nitrogen bertekanan adalah gas inert yang berfungsi untuk
membantu mengatur tekanan di dalam reaktor dan sistem conveying.
Nitrogen yang digunakan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara disuplai
dari dua sumber, yaitu PT United Air Product (UAP) sebanyak 1765,6
3
Nm /jam dan PT Air Liquid Indonesia (ALINDO) sebanyak 708,415
3
Nm /jam.
Nitrogen yang disuplai dari PT UAP terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. High Pressure Nitrogen, dengan tekanan 30 barg dan rata-rata aliran
3
maksimumnya 860 Nm /jam.
2. Medium Pressure Nitrogen, dengan tekanan 7 barg dan rata-rata
3
aliran maksimumnya 7420 Nm /jam.
d. Katalis
Katalis yang digunakan dalam proses polimerisasi di PT Lotte
Chemical Titan Nusantara ada 3 macam yaitu: katalis Ziegler-Natta,
Chromium, dan katalis SDX. Katalis Ziegler-Natta dan katalis SDX
merupakan campuran dari Ti[OR]Cl2, Mg[OR]Cl, MgCl2, BuMgCl.
Namun hanya katalis Ziegler-Natta yang dibuat oleh PT Lotte Chemical
Titan Nusantara, sedangkan katalis SDX diimpor dari luar negeri.
Katalis Ziegler-Natta digunakan pada train 1. Katalis ini terdiri dari
dua jenis. Untuk pembuatan polietilen jenis Linear Low Density
Polyethylene (LLDPE) digunakan katalis M10 (sekarang sudah tidak
P
r
ogram Studi Sarjana
1
Teknik Kimia 0
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
e. Co-Katalis
Co-katalis merupakan bahan yang membantu melindungi partikel
katalis dari impuritas yang berasal dari reagent atau penyerapan di
reaktor atau dari dinding pipa. Co-katalis yang digunakan pada train 1
dan 2 adalah Tri-n-Octyl Alumunium (TnOA). Co-katalis ini
ditambahkan pada proses prepolimerisasi. Pada train 3 digunakan co-
katalis Tri Ethyl Alumunium (TEA).
f. Zat Additive
Zat additive merupakan bahan pembantu yang menentukan
spesifikasi polimer yang dihasilkan. Penambahan additive ini dilakukan
sebelum polietilen dibentuk menjadi pellet di extruder.
Macam-macam additive yang digunakan yaitu :
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 1
Universitas Sebelas Maret 1
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
g. Solvent (Hexane)
Solvent berfungsi sebagai media terjadinya reaksi antara etilen
dengan katalis yang digunakan pada saat pembuatan prepolimerisasi
sebagai pelarut pada unit prepolimerisasi.
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
1
2
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
am Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
1
3
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Jenis Produk
Jenis Polimer Innovex (copolimer butane)
Density
Melt Index
Kode Zat Additive
Kode Zat Additive :
AA = Standart (tanpa modifikasi)
SR = Bahan-bahan mengandung anti blok oksidasi dan high slip
EA = Standart untuk injeksi moulding yang mengandung anti oksidasi
XA = Bahan-bahan untuk keperluan khusus
XR = High slip, bening untuk keperluan khusus
GP = Modifikasi untuk aplikasi pipa
SA = Formulasi khusus untuk blow moulding
14
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
D. Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara adalah struktur
organisasi garis dimana pimpinan tertinggi perusahaan ada dibawah
President Director yang berkedudukan di Jakarta. Presiden director
membawahi empat director yang bertanggung jawab pada masing-masing
departement yang dibawahinya. Keempat director tersebut adalah :
1. Operation Director
Operation Director membawahi beberapa manager yaitu :
a. Production Manager
b. Maintenance Manager
c. Engineering Manager
d. ISO (International Standart Organization) and QA (Quality
Assurance) Manager
e. Health, Safety and Enviroment Manager
2. Finance Director
Finance Director membawahi beberapa manager, yaitu :
a. Banking Relationship Manager
b. Financial Planning and Control Manager
c. Senior Tax and Ins. Director
d. Senior Financial Accountant
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
1
5
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
i
v
e
r
s
it
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
U
n
1
7
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
1
8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
untuk membawa rokok, korek api kamera atau benda lain yang bisa
menimbulkan bunga api.
Untuk penyelamatan apabila terjadi suatu keadaan darurat maka
semua tenaga kerja harus menuju ke sebuah tempat yang dinamakan
Head Account Point (HAP) yang terdapat di setiap gedung. HAP ini
dipimpin oleh seorang Building Warden yang bertanggung jawab
terhadap evakuasi keselamatan pekerja dalam gedung dan mencari tahu
tentang peristiwa yang terjadi (lewat HT). Bila keadaan bertambah gawat
maka semua karyawan yang telah kumpul pada masing-masing HAP-nya
akan keluar bersama-sama ke suatu tempat yang disebut AP (Assembly
Point) yang berada diluar area pabrik. Kemudian informasi keadaaan
darurat akan ditangani oleh Emergency Response Team yang terdiri dari
Security Medical, Fireman, Auxiliary Fireman, Shift Superintendent dan
Supervisor.
Bagi para pekerja yang akan bekerja di PT Lotte Chemical Titan
Nusantara harus diberi tahu mengenai peraturan keselamatan kerja yang
akan disampaikan melalui Safety Induction. Untuk melatih kebiasaan
tersebut maka setiap tiga bulan dilakukan pelatihan emergensi agar
semua tenaga kerja terbiasa dengan kondisi tersebut dan hari Sabtu pukul
12.00 WIB hanya untuk mengetest sirine.
4.Sistem Ijin Kerja
PT Lotte Chemical Titan Nusantara merupakan perusahaan yang
beresiko tinggi sehingga harus menggunakan ijin kerja sekalipun dalam
keadaaan darurat yang dikeluarkan oleh supervisor area (Authorise
Personal) yang diketahui safety engineering.
Jenis-jenis ijin kerja yang ada dalam pabrik PT Lotte Chemical
Titan Nusantara adalah :
a) Hot Work Permit
Ijin ini harus dimiliki pekerja yang pekerjaannya dapat
menimbulkan panas atau nyala api seperti pengelasan pipa atau
bejana, penggunaan bor listrik, gerinda dan lain-lain.
P
r
ogram Studi Sarjana
1
Teknik Kimia 9
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
2
0
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
harinya, sedangkan untuk karyawan shift, diberi jatah makan sekali pada
jam-jam yang telah ditentukan perusahaan.
P
r
ogram Studi Sarjana
2
Teknik Kimia 1
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
S
a
r
j
a
n
a
T
e
k
n
i
k
K
i
m
i
a
Universitas Sebelas Maret
2
2
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
BAB II
DESKRIPSI PROSES
A. Konsep Proses
Teknologi proses yang digunakan dalam pembuatan polietilen di PT
Lotte Chemical Titan Nusantara adalah BP Gas Phase Technology. Secara
garis besar, proses BP Gas Phase Technology dapat disajikan dalam gambar
2.1. berikut ini:
SRU
FPU
Keterangan Gambar :
RSU (Reagent Storage Unit) : Unit Penyimpanan Reagen dan Bahan
Baku
CPU (Catalyst Preparation Unit) : Unit Pembuatan /Penyiapan Katalis
FPU (Feed Purification Unit) : Unit Pemurnian Bahan Baku
PPU (Prepolymerization Unit) : Unit Prepolimerisasi
PU (Polymerization Unit) : Unit Polimerisasi
SRU (Solvent Recovery Unit) : Unit Pemurnian Solvent
Gambar 2.1. Blok Diagram Proses Pembuatan Polietilen
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
2
3
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
reagent dan bahan baku, reagent dan bahan baku akan keluar dari unit melalui
tiga arus. Arus yang pertama yaitu bahan baku yang tidak murni akan masuk
ke unit pemurnian (FPU). Di unit ini, etilen dibersihkan dan dikeringkan dari
zat pengotor yang terkandung di dalamnya. Arus yang kedua yaitu arus yang
menuju unit pembuatan/penyiapan katalis (CPU/CAU). Unit ini merupakan
tempat pembuatan katalis Ziegler dan pengaktifan katalis Kromium. Arus yang
ketiga yaitu bahan baku yang langsung masuk ke unit Prepolimerisasi (PPU).
Unit ini digunakan untuk pemasukan katalis dan proses fluidisasi. Prepolimer
dihasilkan dengan mereaksikan bahan baku gas hidrogen dan etilen dengan
bantuan katalis yang telah dilarutkan dalam pelarut n-heksana yang
ditambahkan TnOA (Tri-n-octyl Aluminum). Hasil dari prepolimerisasi ini
adalah slurry. Slurry kemudian dikeringkan dan dibentuk menjadi powder dan
disimpan dalam tangki penyimpanan.
Reaksi pada unit Prepolimerisasi terjadi melalui 3 tahap yaitu sebagai berikut :
- Proses pemicuan (inisiasi)
Pembentukan radikal bebas
RO Cl R RO Cl R
Al R
Cl Ti + Cl Ti Al R
CH2 CH2
R
R
RO
R
Cl Ti CH2 + Cl Al
R
R
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret 2
4
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
CH2 R CH 2 CH 2 CH R
CH 2
2
Cl Ti + Cl Ti
CH 2
RO RO
CH CH CH R CH CH (CH)n CH R
2 2 2 2 2 2 2
CH
2
Cl Ti +n Cl Ti
CH 2
RO RO
Cl Ti
RO
P
r
ogram Studi Sarjana
2
Teknik Kimia 5
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
i
v
e
r
s
it
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
Gambar 2.5 Diagram Alir Proses Produksi PT. Lotte Chemical TitanNusantara
PT Lotte Chemical Titan
r
r
P
a
g
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
2
7
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
C.1.2 Butene-1
Butene-1 diimpor dengan menggunakan kapal tanker berkapasitas
3
rata-rata sebesar 850-1000 ton dengan debit 3.552.500 m /jam. Butene
disimpan dalam Butene Storange Tank (7-T-240) dengan suhu 26 C 30 C
pada tekanan 2,5-3 barg. Tangki penyimpanan buten bagian luarnya diisolasi
untuk menjaga kondisi butene dalam tangki serta untuk proteksi kebakaran.
C.1.3 Hidrogen
3
Gas hidrogen dipasok oleh PT United Air Product 51,48 m /jam dan
3
PT Air Liquid Indonesia (ALINDO) 72,548 m /jam melalui pipa dengan
diameter 6 inci.
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 2
Universitas Sebelas Maret 8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
or
katalis CuO Cu
CuO
b. Reaksi reduksi :
CO2 + Cu
2
Program Studi Sarjana 9
Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 3
Universitas Sebelas Maret 0
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
o
4. Kombinasi dari Butyl radikal (Bu ) sebagai indikator terjadinya reaksi
(butena, butana, oktana).
Bu Butena, butana, oktana
5. Ti(OR)2Cl2 + 4 Mg + (6+X) BuCl Ti(OR)Cl2 + Mg(OR)Cl + (2-X)
MgCl2 + (1+X) BuMgCl + C4 by product
P
r
ogram Studi Sarjana 3
Teknik Kimia 1
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
32
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
ogram Studi Sarjana 3
Teknik Kimia 3
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
3
panas bersuhu 75 C dan tekanan 0,7 barg dengan flow rate 960 m /jam yang
masuk dari bagian bawah Prepolymer Dryer (R-300). Lewatnya nitrogen panas
pada slurry prepolymer menyebabkan solvent menguap dan terbawa keluar
melalui bagian atas Prepolymer Dryer (R-300), kemudian akan dinaikkan
tekanannya oleh Drying Loop Compressor (C-300) menuju Separator Drum
(D-301) dimana sebagian nitrogen panas akan menuju ke Solvent Condenser
(E-304) yang akan mengembunkan vapor solvent yang terbawa dan akan
dipisahkan di Cyclone Separator (S-304). Nitrogen akan digunakan kembali
sebagai nitrogen panas dalam dryer yang sebelumnya melewati Nitrogen Heater
(E-307). Sedangkan solvent akan tertampung dalam Cyclone Separator
(S-304) dan mengalir secara gravitasi ke Cyclone Separator (S-210). Vapor
solvent yang terpisah dari Separator Drum (D-301) akan dipompa dengan
pompa (P-301) tipe sentrifugal menuju Cyclone Separator (S-210) bercampur
dengan kondensat solvent, setelah itu dipompa dengan pompa (P-210) tipe
sentrifugal menuju Solvent Recovery Unit.
Dinding prepolymer dryer dilengkapi dengan jaket yang berfungsi:
1. Sebagai pemanas jika proses drying / pengeringan sedang berlangsung
2. Sebagai pendingin ketika pengeringan sudah selesai
Proses pengeringan ini dijaga suhunya di 80 C. Selesainya proses
pengeringan ini ditandai dengan penurunan ampere dari agitator. Untuk
mengecek derajat kekeringannya maka dilakukan pengambilan sampel yang
dianalisa di laboratorium.
Pengeringan berlangsung selama 8 jam dan menghasilkan prepolimer
powder. Prepolimer powder dialirkan oleh Blower (C-310) menuju
Prepolymer Silo Cyclone (S-310) dengan tekanan 0,5 bar untuk memisahkan
nitrogen dari prepolimer powder. Selanjutnya prepolimer powder masuk ke
Prepolimer Silo (D-310). Dari Prepolimer Silo (D-310), prepolimer powder
dialirkan oleh Blower (C-320) dengan tekanan 0,37 barg menuju Vibrating
Screen (S-320) yang mempunyai multiscreen yaitu berukuran 32 mesh, 64
mesh dan 100 mesh, yang berfungsi untuk memisahkan powder. Selanjutnya
powder dipisahkan dengan gas pada Cyclone Separator (S-330). Dari
Cyclone
Program Studi Sarjana
3
Teknik Kimia 4
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
ram Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret 3
5
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
ogram Studi Sarjana
Teknik Kimia 3
Universitas Sebelas Maret 6
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Blower (C-430) dan untuk menjaga tekanannya terdapat make up nitrogen low
dan venting ke flare. Sedangkan powder polimer mengalir secara gravitasi ke
Polymer Screen (S-440) untuk pemisahan agglom dan dibuang ke pembuangan.
Polimer powder dalam ukuran normal dikirim ke Final Degasser
(D-440) melalui Rotary Valve (V-441).
Dalam Final Degasser (D-440) terjadi penghilangan gas hidrokarbon
yang terakhir dan deaktivasi sisa/residu katalis dengan fluidisasi powder polimer
dengan aliran udara yang disupply Fluidisation Air Fan (C-440). Gas fluidisasi
meninggalkan bagian atas degasser dan masuk ke Cyclone Separator
(S-445) sebelum ke atmosfer. Polimer yang telah diolah dari Final Degassing
(D-440) mengalir ke Storage Bin (D-460) melalui Rotary Valve (V-441).
37
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
maka dialirkan Cooling Water pada dinding jaket Master Batch Blender (M-825)
3
dengan suhu masuk 39 C dan suhu keluar 51 C dengan debit 7500 m / jam.
Tujuan pendinginan adalah agar powder tidak melebihi melt point additive
(50 C 60 C) sehingga saat pencampuran tidak meleleh. Selanjutnya
powder dan additive yang sudah tercampur akan dialirkan ke Master Batch
Feeder (W-830).
Polyethylene dari Virgin Powder Feeder (W-810), powder dari Master
Batch Feeder (W-830) dan Rerun Pellet Feeder (W-855) secara bersama-
sama masuk ke dalam Feed Hopper Ekstruder (H-840) dengan menggunakan
screw conveying untuk menjaga kontinyuitas umpan yang masuk ke ekstruder.
Powder dari Feed Hopper Exstruder (H-840) akan masuk ke Ekstruder (X-
840) dengan tipe twin screw yang berputar secara co-current dengan
kecepatan 224 rpm. Di dalam ekstruder terdapat 3 barel. Pada barel A virgin
powder dan powder master batch akan meleleh pada suhu 150 C 220 C
karena adanya panas dari pemanas listrik. Pada barel B campuran molten
menjadi lebih homogen dan akan dihomogenkan lagi pada barel C. Powder
yang sudah meleleh dialirkan ke gear pump yang menekan molten ke die
plate yang berlubang (1030 lubang) sehingga molten yang keluar berbentuk
seperti spageti, lalu dipotong oleh cutter yang mempunyai 12 mata pisau yang
diputar motor dengan kecepatan 850-1000 rpm sehingga memotong molten
menjadi bentuk pellet. Pisau tersebut berada dalam air (under water cutter)
3
yang bersuhu 65 C 72 C dengan kecepatan alir 240 m /jam. Air tersebut
berasal dari Pellet Cooling Water Cooler (E-844). Selain sebagai pendingin
pellet, air tersebut juga sebagai media transport pellet masuk ke Pellet Filter
(S-846) untuk dipisahkan airnya, kemudian air tersebut dikembalikan lagi ke
PCW Tank (T-848). Selanjutnya pellet masuk ke Spin Dryer (R-847) untuk
menghilangkan air yang masih terkandung dalam pellet.
Pellet yang sudah kering masuk ke Vibrating Classifier (S-847) yang
mempunyai ukuran 12 mesh dan 32 mesh. Pada Classifier terjadi pemisahan
pellet menurut ukurannya yaitu over size, normal size, dan under size. Pellet
dengan ukuran normal akan masuk ke Silo (H-850), sedangkan pellet yang
over size dan under size akan ditampung dalam surge bag.
P
r
ogram Studi Sarjana
3
Teknik Kimia 9
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
katalis dan unit prepolimerisasi. Unit pemurnian solvent ini memiliki tiga
fungsi utama, yaitu :
1. Pengurangan BuCl
BuCl yang tersisa dalam solvent dapat mengakibatkan terbentuknya
fine dalam jumlah banyak pada unit penyiapan katalis dan prepolimerisasi.
BuCl tertinggal dalam solvent setelah adanya reaksi dalam unit penyiapan
katalis. Oleh karena itu, BuCl harus dihilangkan sebelum digunakan kembali
dalam unit penyiapan katalis dan unit prepolimerisasi.
2. Pengurangan air
Air merupakan racun bagi katalis. Air dapat berasal dari fresh solvent
atau berasal dari alat operasi pada unit penyiapan katalis dan unit
prepolimerisasi.
3. Pengurangan fraksi berat
Fraksi berat ini terbentuk selama proses penyiapan katalis dan saat
proses penghilangan BuCl. Fraksi berat juga meningkatkan titik didih solvent
yang menimbulkan kerugian pada saat evaporasi dan drying.
Pelarut kotor dari unit penyiapan katalis (0-R-050) yang mengandung
BuCl dimasukkan dalam dekanter (0-D-620) C3 sedangkan pelarut dari unit
prepolimerisasi R-200 dan pengering R-300 akan masuk ke 0-D-620 C2.
Antara C1 dan C2 hanya dibatasi oleh sekat yang pendek sehingga luapan
solvent dari C2 ke C1 diharapkan merupakan solvent yang telah berkurang
kandungan partikelnya. Pelarut kotor dari C3 akan dirusak kandungan BuCl
nya di 0-R-610 dengan mereaksikannya dengan TEA (Tri Etil Alumunium).
Perusakan BuCl
BuCl yang terkandung dalam solvent harus dirusak dahulu sebelum
digunakan kembali dalam unit penyiapan katalis dan unit prepolimerisasi. BuCl
dirusak di dalam dryer (0-R-610) dengan mereaksikan TEA (Tri Etil Alumunium)
dan Bu Cl dengan katalis dari fines katalis di 0-S-062. Setelah kadar BuCl kurang
dari 10 ppm, solvent dipanaskan sampai 85 C dan dievaporasi ke 0-D-620 C1.
Bila fines sudah jenuh atau TEA yang dimasukkan
P
r
ogram Studi Sarjana
4
Teknik Kimia 0
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
ke 0-R-610 sudah mencapai 140% level 0-R-610 maka slurry (apabila solvent
sudah dievaporasi) akan di dump ke 0-R-615 untuk dihidrolisa.
Perusakan Fines Katalis
Perusakan fines katalis dan hasil reaksi antara TEA dan BuCl di dalam
0-R-610 terjadi di reaktor 0-R-615. Slurry yang tertinggal di 0-R-610 akan di
dump ke reaktor 0-R-615 untuk dinetralisasi dengan penambahan NaOH
karena merupakan asam lemah (pH 4 4,2).
U
n
i
v
e
r
s
it
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
BAB III
SPESIFIKASI ALAT
42
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
3
Volume : 39,7 m
Alat Bantu : Agitator tipe helical dengan kecepatan putar 20-40 rpm
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
4
3
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
4
4
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Kondisi Operasi :
Temperatur : 60 C
Tekanan : 0,1-0,5 barg
U
n
4
5
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
46
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Tahun : 1991
Bahan : Stainless steel
Dimensi : Tinggi : 1010 mm
Diameter : 750 mm
Kondisi operasi :
Temperatur : ambient-60 C
Tekanan : 2,4 barg
Volume : 1520 L
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
4
7
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Kondisi operasi :
Temperatur : 60 C - 100 C
Tekanan (in/ out) : 3,1 barg/ 5,5 barg
3
Kapasitas : 32,1 m / jam
U
n
4
8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Kondisi operasi :
Shell Tube
Temperatur : 36 C - 49 C 61 C - 94 C
Tekanan : 2,0 barg 19,84 barg
3 3
Kapasitas : 9100 m /menit 1200 m / jam
Tahun : 1991
Bahan : Carbon steel
Dimensi : Tinggi : 600 mm
Diameter : 450 mm
Kondisi operasi :
Temperatur (Suction/ Discharge) : 76 C - 94 C
Tekanan (Suction/ Discharge) : 0,1-0,5/ 0,05-0,5 barg
3
Kapasitas : 12.000-21.750 m
Kondisi operasi :
Temperatur (Suction/ Discharge) : 76 C - 94 C
Tekanan (Suction/ Discharge) : 0,06 barg/ 0,7 barg
3
Kapasitas : 68 m /menit
Kondisi operasi :
Temperatur : 90 C - 100 C
U
n
i
v
e
r
s
it
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
BAB IV
UTILITAS
A. Penyediaan air
3
Kebutuhan air yang harus disediakan mencapai 7620 m /jam, dengan
perincian sebagai berikut:
3
1. Kebutuhan air domestic : 200 m /jam
3
2. Kebutuhan air pendingin (TCW) : 6600 m /jam
3
3. Kebutuhan air untuk pemadam kebakaran : 820 m /jam
Unit-unit yang menunjang penyediaan kebutuhan air tersebut adalah
sebagai berikut:
A.1. Penyediaan air domestik
Air domestik adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari, misalnya air untuk toilet tiap gedung, air untuk safety shower, eye
washer, dan air untuk keperluan kebersihan rumah tangga. Kebutuhan
3
semua air tersebut sebesar 200 m /hari yang seluruhnya disuplai oleh
perusahaan air minum setempat (PDAM).
A.2. Sea Water Intake System
Sea Water Intake merupakan proses pengambilan air laut untuk
keperluan Treated Cooling Water. Air laut masuk ke area Sea Water Intake
(SWI) melalui suction yang terletak 300-400 m dari pantai untuk
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 5
Universitas Sebelas Maret 5
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
ogram Studi Sarjana
Teknik Kimia 5
6
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Parameter Range
pH air 8-9
Kesadahan 0,5 - 1,66
Corosion inhibitor Residual (NO2) 650-750 ppm
Turbidity < 5 NTU
3 3
Total Bacteri 10 coloni/m
Total Fe < 1 ppm
(Sumber: Material Training PT Lotte Chemical Titan Nusantara, 1998)
Sebagian air dari Cooling Water System masuk ke Sand Filter. Sand
filter ini digunakan untuk menghilangkan partikel besi dan partikel padat
lainnya yang berasal dari cooling water treatment. Penghilangan ini
dimaksudkan untuk mencegah turunnya kualitas air dan mencegah korosi.
Sand filter dipasang secara horisontal, air masuk pada bagian atas
57
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
kemudian keluar dari bagian bawah, cooling water yang disaring hanya
3
200 m /jam. Hasilnya berupa clean water yang langsung ditambahkan ke
Treated Cooling Water Tank. Jika mencapai kejenuhan,sand filter ini akan
di back wash dengan tekanan tinggi dan dialirkan ke pembuangan.
Untuk mensirkulasikan cooling water sebagai Treated Cooling
Water Supply maka digunakan TCW Pump. Kebutuhan untuk
3
mendinginkan gas Cooler Primary dan Final Cooler sebesar 6600 m /jam
untuk operasi normal, sedangkan untuk kebutuhan darurat adalah sebesar
3
8700 m /jam. Dalam keadaan bahaya, Treated Cooling Water dapat
digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan flow rate sebesar 8200
3
m /jam.
Diagram proses pengolahan Treated Cooling Water adalah sebagai
berikut:
Cooling Water Chemical Treatment
Storage Tank
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret 5
8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
a
m Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
5
9
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Air umpan boiler dipompa ke boiler melalui Boiler Feed Water Pump. Air
umpan diinjeksi dengan dua chemical agent, yaitu :
1. Phosphate sebagai inhibitor korosi, diinjeksikan pada Section Line
Boiler Feed Water Pump.
2. Sulfit sebagai pengikat oksigen, diinjeksikan pada discharge line Boiler
Feed Water Pump.
Air dalam boiler akan dikonversi menjadi steam melalui penghilangan
panas dari pembakaran bahan bakar yang bersumber dari fuel oil dan waste
solvent, sehingga menghasilkan saturated steam dengan temperatur 148 C dan
3
kapasitas produksi 165.760 m /jam.
Saturated steam akan masuk ke steam separator dimana terjadi
penghilangan uap air. Uap air akan masuk ke economizer vessel dan mengalami
kondensasi di condensat pot. Dry steam yang keluar dari steam separator masuk
ke smoke box superheater sehingga menghasilkan superheated steam dengan
temperature 171 C - 196 C. Superheated steam yang dihasilkan masuk ke
desuperheater dan akan mengalami kondensasi perubahan temperatur sampai
temperatur 191 C. Kemudian steam yang keluar akan didistribusikan ke unit-
unit yang membutuhkan. Karakteristik steam yang dihasilkan seperti yang
ditunjukkan tabel 4.3 berikut:
Kualitas
Parameter
Saturated Steam Superheated Steam
Tekanan 3,5 barg 7 barg
Temperatur 148 C 171-196 C
3 3
Flowrate 165760 m /jam 282240 m /jam
Kandungan:
Padatan Max 3 mg/lt
CaCO3 < 2 mg/lt
O2 < 0,02 mg/lt
(Sumber: Material TrainingPT Lotte Chemical Titan Nusantara, 1998)
P
r
ogram Studi Sarjana
Teknik Kimia 6
0
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
i
v
e
r
s
it
a
s
S
e
b
e
l
a
s
M
a
r
e
t
Air Umpan
Boiler
Phosphate
Sulfite
Condensate
Boiler Pump
Dry Steam
Smoke Box
Superheater
Superheated Steam
0
(171-196 C)
Desuperheater
Steam
ini dihasilkan dari empat buah kompresor dengan tipe screw compresor
yang digerakkan oleh motor dengan daya 175 kW. Kompresor dengan
tipe screw tersebut mempunyai keuntungan dapat menghasilkan pressur
yang lebih tinggi dan kandungan compressed gas yang lebih banyak.
Udara yang terkompresi (Compressed gas) akan dikirim ke tempat
penampungan surge drum melalui tiga tahap yaitu Dryer Prefilter,
Instrument Air Dryer dan Dryer After Filter. Tahapan tersebut berfungsi
untuk mengurangi kandungan minyak, debu dan kondensat yang terikut
dalam udara tekan. Tekanan udara tekan pada saat masuk adalah 7 barg
dengan temperatur 40 C dan kandungan minyak maksimal adalah 10
ppm. Waktu operasi dalam dryer adalah 5 menit tiap vesel.
3
Kapasitas udara tekan yang dihasilkan adalah 21.400 Nm /jam
pada tekanan 7 barg, temperatur ambient dan kandungan minyak 1 ppm
(maksimal). Compressed gas (udara tekan) ini didistribusikan sebagai
penggerak instrumentasi, oksidator di Catalist Activtion Unit, dan
regenerasi katalis di Feed Purification Unit.
Udara
Screw
Compresor
Udara Tekan
Dryer Prefilter
Instrument Air
Dryer
Dryer After
Filter
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia
6
Universitas Sebelas Maret 3
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 6
Universitas Sebelas Maret 4
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
a
m Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
6
5
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Kandungan Kuantitas
H2 98 % mol (min)
Methane 0,1 % mol (max)
C2H2 5 ppm (max)
CO 0,2 ppm (max)
CO2 0,2 ppm (max)
H2O 1 ppm (max)
S 1 ppm (max)
N2 2 ppm (max)
(Sumber: Material Training PT Lotte Chemical Titan Nusantara, 1998)
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
6
6
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
PLTU
SURALAYA
(150 kV)
Travo I I Travo I
(11 kV) (11 kV)
11 KV 11 KV
220 V 220 V
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
6
7
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
6
8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH
P
r
ogram Studi Sarjana 6
Teknik Kimia 9
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
Limbah
Neutralizatoin Dewatering Packing
Cairan PPLI
Kimia Pit Area
Limbah
Padat B3 Packing
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
Kimia 7
Universitas Sebelas Maret 0
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
7
1
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Central water
CPI
Oily Water Oily Water
Separator
Pit
Oil
.
Gambar 5.2. Skema Pengolahan Limbah Padat dan Limbah Cair
(Sumber : Material Training PT Lotte Chemical Titan Nusantara)
U
Program Studi Sarjana n
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
7
2
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
P
r
o
g
r
a
m
S
t
u
d
i
S
a
r
j
a
n
a
T
e
k
n
i
k
K
i
m
i
a
Universitas Sebelas Maret
7
3
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
BAB VI
LABORATORIUM
P
r
o
gram Studi Sarjana Teknik
7
Kimia 4
Universitas Sebelas Maret
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
B.Prosedur Analisa
B.1 Analisa di Laboratorium TSPD.
B.1.1 Analisa Kuat Tarik
Bahan yang digunakan : Pellet yang sudah dibentuk persegi
Alat yang digunakan : Tensile meter
Cara kerja :
1. Mempersiapkan pellet berbentuk persegi dengan ketebalan 2 mm
2. Memasang sampel secara horisontal pada penjepit. Dengan ukuran
bidang tarik adalah : Panjang = 33 mm
Lebar = 6 mm
3. Menarik sampel dengan kekuatan tertentu dengan kecepatan 50
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
7
5
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
7
6
PT Lotte Chemical Titan Nusantara
U
n
Program Studi Sarjana
Teknik Kimia
iversitas Sebelas Maret
7
7
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
B.2.3 GC Analysis
Bahan yang digunakan : etilen dalam bentuk cair
Alat yang digunakan : Gas Chromatography
Cara Kerja:
Sejumlah sampel yang dianalisa disuntikkan ke dalam injector
panas dari chromatograph. Injektor diatur pada suhu yang lebih tinggi
dari titik didih komponen.Sehingga komponen-komponen dalam
campuran menguap di dalam injector. Gas pembawa seperti helium,
mengalir melalui injector dan mendorong komponen gas dari sampel
masuk ke GC Column.
Setelah komponen-komponen dari sampel masuk ke GC column,
komponen-komponen tersebut akan masuk ke detector. Pada detector
ini, dapat diketahui kandungan apa aja yang ada di dalam sampel.
Di PT Lotte Chemical Titan Nusantara, GC Analysis digunakan
untuk mengidentifikasi zat-zat volatil yaitu etilen, asetilen dan H2S.
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
7
8
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
BAB VII
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja di PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Cilegon pada tanggal 1 31 Agustus 2016, penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
P
r
o
g
r
am Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
7
9
PT Lotte Chemical Titan
Nusantara
B. Saran
Melihat kondisi kerja pada PT Lotte Chemical Titan Nusantara sebagai
industri yang beresiko tinggi, pelayanan yang didapatkan karyawan sudah
bagus, baik dari segi keselamatan kerja maupun dari segi fasilitas perusahaan.
Namun lebih baik lagi jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Menekankan pentingnya pemakaian alat pelindung diri selama bekerja
kepada karyawan. Misal di unit APU, selama berkunjung disana kami
tidak diwajibkan menggunakan masker padahal kondisi di APU sangat
berdebu.
2. Diharapkan PT Lotte Chemical Titan Nusantara lebih banyak menjalin
hubungan dengan pihak akademis dengan memberikan kuliah tentang
industri polietilen atau program magang, karena selama ini kerja sama
yang dilakukan hanya sebatas praktek kerja.
P
r
o
g
r
a
m
Studi Sarjana Teknik
Kimia
Universitas Sebelas Maret
8
0
LAPORAN
TUGAS KHUSUS
ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Disusun Oleh :
BACHTIAR RIZALDY
I 0513013
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah prinsip kerja reaktor prepolimerisasi (1-R-200) dan
bagaimanakah cara menyusun neraca massa dan neraca energi pada reaktor
prepolimerisasi di PT Lotte Chemical Titan Nusantara sebagai analisa
kuantitatif untuk mengetahui kinerja alat tersebut.
D. Manfaat
Dengan mengetahui performance alat, maka dapat diketahui kelayakan
dari alat tersebut. Selain itu dapat digunakan untuk menentukan langkah-
langkah yang harus dilakukan agar kinerja alat dapat dipertahankan atau
ditingkatkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Himelblau, 1996)
B. Kesetimbangan Energi
Energi dapat dibangkitkan atau dikonsumsi dalam suatu proses kimia.
Material dapat berubah bentuk, molekul atau persenyawaan baru dapat
terbentuk melalui proses kimia. Tetapi massa total yang masuk proses harus
sama dengan massa yang keluar pada proses steady state. Tapi pernyataan
tersebut tidak berlaku untuk energi. Total entalpi pada arus keluar tidak akan
sama dengan arus masuk jika energi dibangkitkan atau dikonsumsi dalam
proses, seperti panas reaksi.
Bentuk energi antara lain : panas, energi mekanik, energi listrik, dan
lain-lain. Dalam perancangan proses, neraca energi digunakan untuk
menghitung energi yang dibutuhkan dalam proses pemanasan, pendinginan,
dan tenaga (kerja) yang dibutuhkan.
Persamaan umum neraca energi dapat dituliskan sebagai berikut : Energi
keluar = energi masuk + energi yang dibangkitkan energi yang
dikonsumsi akumulasi
(Coulson, 1989)
BAB III
METODOLOGI
Data yang dibutuhkan untuk perhitungan neraca massa dan neraca panas
pada reaktor prepolimerisasi (1-R-200) PT Lotte Chemical Titan Nusantara terdiri
dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung yang
bersumber dari :
a. Distributed Control System (DCS)
b. Pengamatan langsung di lapangan
c. Laboratorium produksi
d. Sharing dengan operator train 1 serta alat pendukung lainnya
Data-data proses secara aktual didapat dari pengamatan langsung melalui
oparator di ruang kendali (control room). Data-data yang diperoleh pada
tanggal 16 Agustus 2016 antara lain :
a. Massa C2H4 dan katalis masuk pada reaktor prepolimerisasi (1-R-200)
b. Volume dan densitas H2, TnOA, dan C6H12 masuk pada reaktor
prepolimerisasi (1-R-200)
c. Suhu masuk dan suhu keluar pada reaktor prepolimerisasi (1-R-200)
d. Laju alir cooling water
2. Data Sekunder
Data-data ini diambil secara tidak langsung meliputi data yang diambil
dari database perusahaan dan literatur-literatur penunjang, meliputi:
a. Berat molekul masing-masing komponen
b. Data kapasitas panas
c. Derajat polimerisasi (DP)
d. Rumus-rumus perhitungan neraca massa dan neraca panas
Data Pendukung :
Referensi Cp :
Tabel III-2 Data Kapasitas Panas (Cp) Masing-masing Komponen
Cp
Komponen
(kJ/kg.K)
C6H14 2.564
Katalis slurry 2.297
TnOA 2.003
C2H4 1.722
H2 14.135
Cooling water 4.176
Prepolimer 1.837
Referensi Densitas () :
Tabel III-3 Data Densitas () Masing-masing Komponen
Densitas
Komponen 3
(kg/m )
C6H14 608.86
Katalis slurry 725.15
TnOA 702.63
C2H4 21.29
H2 2.52
Cooling water 1000.00
Prepoli Slurry 715.92
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.2.2. Proses
Agitator digerakkan dengan speed rendah dengan kecepatan 20 rpm
bersamaan dengan dimasukkannya solvent, katalis, dan co-catalyst ke dalam
reaktor prepolimerisasi dengan membuka valve yang berada pada bagian
atas solvent inlet, tahap ini disebut charging. Selama charging berlangsung
solvent tetap ditambahkan secara kontinyu ke dalam reaktor prepolimerisasi
sampai volume solvent maksimal. Setelah tercapai volume solvent
maksimal, agitator dioperasikan pada kecepatan tinggi (150 rpm). Bila
campuran solvent, katalis, dan co-catalyst telah homogen, maka tahap
charging telah selesai. Selanjutnya ethylene dan hidrogen dimasukkan dalam
reaktor prepolimerisasi secara kontinyu dengan membuka valve yang berada
di atas ethylene inlet dengan flow rate ethylene 400 kg/jam dan flow rate
3
hidrogen 1,5 m /jam. Tekanan awal reaksi 0,2 barg dan temperatur inisiasi
o o
50 C, kemudian temperatur dinaikkan hingga 68 C dengan menggunakan
Circulating Hot Cooling Water (CWT).
Reaksi polimerisasi bersifat eksotermis sehingga dibutuhkan aliran
o
air pendingin berbentuk jaket dengan suhu masuk 26 C (CWS) dan suhu
o o
keluar 52 C(CWR) untuk menjaga temperatur reaktor pada 68 C. Suhu
o
reaksi dijaga karena apabila suhu > 68 C akan menimbulkan flow ability
o
yang jelek dan jika suhu < 68 C menyebabkan kecepatan reaksi lambat.
Proses reaksi berlangsung selama 8 jam dan menghasilkan prepolimer
slurry yang kemudian dialirkan ke Prepolimer Dryer (R-300) dengan
membuka blow down Reaktor Prepolimerisasi (R-200) sehingga
prepolimer slurry akan mengalir secara gravitasi karena adanya
perbedaan tekanan dan ketinggian.
B. Hasil Perhitungan
1. Neraca Massa pada Reaktor Prepolimerisasi (1-R-200)
Tabel IV-1 Neraca Massa pada Reaktor Prepolimerisasi (1- R-200)
Input (kg) Output (kg)
Komponen
1 2 3 4 5 6
C2H4 2500,00 0 0 0 0 96,34
H2 0 24,19 0 0 0 24,14
Katalis slurry 0 0 579,05 0 0 579,05
TnOA 0 0 0 127,75 0 127,75
C6H14 0 0 0 0 7108,94 7108,94
polietilen 0 0 0 0 0 2403,66
Jumlah 10.339,94 10.339,94
C. Pembahasan
Dari hasil perhitungan neraca massa pada reaktor prepolimerisasi
diperoleh konversi aktual sebesar 96,15% dan yield sebesar 96,14%. Nilai ini
lebih kecil daripada konversi desain yaitu 98%. Hal ini menunjukkan bahwa
produk yang dihasilkan lebih sedikit dari perhitungan desain karena sebagian
etilen tidak terkonversi menjadi polietilen.
Dari hasil perhitungan neraca panas pada reaktor perpolimerisasi dapat
diketahui bahwa unjuk kerja reaktor prepolimerisasi masih sangat baik. Hal ini
dapat ditunjukkan dari efisiensi panas yang diperoleh 99,48%
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa untuk umpan masuk etilen (C2H4) sebanyak 2500,00 kg
akan diperoleh polietilen sebanyak 2403,66 kg sehingga diperoleh konversi
sebesar 96,15%. Dalam hal ini terlihat bahwa kinerja reaktor prepolimerisasi
(1-R-200) masih sangat baik. Untuk menjaga agar kinerja alat tersebut tidak
menurun karena beberapa faktor seperti permasalahan dalam penyesuaian
kondisi operasi dan terbentuknya gumpalan-gumpalan dalam reaktor
prepolimerisasi, maka diperlukan maintenance peralatan dan pembersihan
secara rutin. Selain itu konversi yang didapat masih di bawah konversi desain
(98%) disebabkan karena sebagian etilen tidak terkonversi menjadi polietilen.
B. SARAN
Sebaiknya pemeriksaan peralatan dan kemampuan kerja alat dilakukan
secara periodik sehingga reaktor prepolimerisasi tetap dalam keadaan baik.
Dengan demikian, konversi yang diinginkan dapat dicapai dan kehilangan
panas dapat dihindari sehingga dapat mengurangi biaya operasi.
Selain itu, untuk menjaga agar kinerja alat tersebut agar tidak menurun
karena adanya beberapa faktor seperti permasalahan dalam penyesuaian
kondisi operasi dan adanya korosi pada alat, sebaiknya dilakukan evaluasi
dengan cara re-design alat sehingga proses dapat berjalan secara optimum.
ANALISA KUANTITATIF
REAKTOR PREPOLIMERISASI (1-R-200)
3
= 2,52 kg/m
3
= 702,63 kg/m
3
= 608,86 kg/m
Volume :
3
H2 = 9,61 m
3
TnOA = 0,18182 m
3
C6H14 = 10,82 m
Laju Alir :
Cooling water = 43,41 m3/jam
Densitas :
H2
TnOA
C6H14
= 2500,0
28,05 /
= 89,11 kgmol
Perhitungan massa H2
Massa H2 = Volume H2 x Densitas H2
3 3
= 9,61 m x 2,52 kg/m
= 24,19 kg
Mol H2 = 2 2
= 24,19
2,02 /
= 12 kgmol
= (521,08 +
6587,87) kg =
7108,94 kg
= 57,97 kg
Massa katalis
= massa slurry massa katalis
= (579,05 57,97) kg
Massa C6H14 = 521,08 kg
24,48
Massa polietilen = x 9.818,86 kg
100
= 2.403,66 kg
2 4
= 3570
100.000 2,02
28,05
Mol polietilen =
= 2403,66
100.000 /
= 0,02 kgmol
= 85,68
x 100%
89,11
= 96,15%
Yield =
x 100%
=
2403,66
x 100%
2500,00
= 96,14%
Laporan Praktek Kerja di PT Lotte Chemical Titan Nusantara L-19
Program Studi Sarjana Teknik Kimia UNS
Lampiran Tugas Khusus
COOLING
INPUT WATER OUTPUT
Cooling water tidak mengalami reaksi di dalam reaktor 1-R-200 karena hanya
berfungsi sebagai media pendingin sehingga:
[] = []
PANAS INPUT
o
Tref = 25 C = 298 K
H C2H4
Tmasuk = 40C = 313 K
Cp = 1,722 kJ/kgK
H C2H4 = m Cp (Tmasuk Tref)
= 2500,00 kg x 1,722 kJ/kgK x (313 298) K
= 64.575,00 kJ
H H2
Tmasuk = 40C = 313 K
Cp = 14,135 kJ/kgK
H H2 = m Cp (Tmasuk Tref)
Laporan Praktek Kerja di PT Lotte Chemical Titan Nusantara L-21
Program Studi Sarjana Teknik Kimia UNS
Lampiran Tugas Khusus
H C6H14
Tmasuk = 60C = 333 K
Cp = 2,564 kJ/kgK
H C6H14 = m Cp (Tmasuk Tref)
= 7108,94 kg x 2,564 kJ/kgK x (333 298) K
= 637.956,48 kJ
H Katalis slurry
Tmasuk = 30C = 303 K
Cp = 2,297 kJ/kgK
H Katalis slurry = m Cp (Tmasuk Tref)
= 579,05 kg x 2,297 kJ/kgK x (303 298) K
= 6.650,39 kJ
H TnOA
Tmasuk = 30C = 303 K
Cp = 2,003 kJ/kgK
H TnOA = m Cp (Tmasuk Tref)
= 127,75 kg x 2,003 kJ/kgK x (303 298) K
= 1.279,44 kJ
H
H
Hf
[ C2H4 ]
H
R
PANAS REAKSI
25 C2H4 + H2 H [ C2H4 ]n H
40 C H 68C
C2H4 H [ C2H4 ]n H
H2 C2H4
H1 H2 H2
25C HR 25C
H1 C2H4
= m Cp (Tref Tmasuk)
= 2500,00 kg x 1,722 kJ/kgK x (298 313) K
= 64.575,00 kJ
H1 H2
= m Cp (Tref Tmasuk)
= 24,19 kg x 14,135 kJ/kgK x (298 313) K
= 5.129,31 kJ
HR
= 52.510
kJ/kgmol = 0
= 123.351.704 kJ/kgmol
= mol x Hf produk mol x Hf reaktan
= 0,02 kgmol x (123.351.704) kJ/kgmol [(85,68 kgmol x 52.510 kJ/kgmol) +
(0,02 kgmol x 0 kJ/kgmol)]
= - 1.534.086,64 kJ
H2 C2H4
= m Cp (Tref Tkeluar)
= 96,34 kg x 1,722 kJ/kgK x (341 298) K
= 7.133,82 kJ
H2 H2
= m Cp (Tref Tkeluar)
= 24,14 kg x 14,135 kJ/kgK x (341 298) K
= 14.674,57 kJ
H2 Polimer
= m. Cp. T
= 2403,66 kg x 1,837 kJ/kgK x (341 298) K
= 189.867,26 kJ
HR total = H1 + HR + H2
= (64.575,00 5.129,31) kJ + (-1.534.086,64) kJ + (7.133,82 + 14.674,57 +
189.867,26) kJ
= -1.392.115,30 kJ
PANAS OUTPUT
Panas yang dibawa prepolimer slurry
Tabel 4 Komposisi Prepolimer Slurry
Komponen Massa (kg)
C2H4 sisa 96.34
H2 sisa 24.14
Katalis 579.05
TnOA 127.75
C6H14 7,108.94
Polietilen 2,403.66
Total 10,339.94
=
-1.392.115
= Panas prepolimer slurry (H3) + Panas yg diserap
cooling
Dari total panas yang masuk dan keluar reaktor, maka dapat dihitung efisiensi
reaktor sebagai berikut.
= 100%
= 99,48%