Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna)
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan
klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang
maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan
pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari
masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari jaringan
otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien
tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang menakutkan
bagi sebagian besar orang. Karena, tumor yang menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan
umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf
pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak
pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan
saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang
pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26
persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai 60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri
dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita
tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi penulis dan lainnya (26,9 persen)
tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor metastase
(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan tumor-
tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum,
brainstem, cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA),
jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari
berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.
B. Tujuan
Mengetahui dan memahami anatomi fisiologi system neurobihariour
Mengetahui dan memahami definisi dari tumor otak.
Mengetahui dan memahami klasifikasi tumor otak.
Mengetahui dan memahami etiologi tumor otak.
Mengetahui dan memahami patofisiologi pada tumor otak.
Mengetahui dan memahami manifestasi klinis tumor otak.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari tumor otak.
Mengetahui dan memahami pathway dari tumor otak.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang tumor otak.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan tumor otak
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Etiologi
Penyebab tumor otak belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa
agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor
herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa
tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. Metastase
ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju
ke otak daripada sarcoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan
payudara. (Muhamad Judha dan Nazwar Hamdani Rahil : 2011 halm 97)
D. Klasifikasi
Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Bram Al Azri:2013) yaitu
1. Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma
3. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural, dibagi menjadi 2 yaitu
1) Ekstramedular
a) Cleurofibroma
b) Meningioma
2) Intramedular
a) Apendymoma
b) Astrocytoma
c) Oligodendroglioma
d) Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paruparu, ginjal
dan lambung.
Tumor otak ada bermacam-macam menurut Price, Sylvia Ardeson, 2000, yaitu :
1. Glioma adalah tumor jaringan glia (jaringan penunjang dalam system saraf pusat (misalnya
euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.
2. Tumor meningen (meningioma) merupakan tumor asal meningen, sel-sel mesofel dan sel-sel
jaringan penyambung araknoid dan dura dari paling penting.
3. Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari hipofisis anterior
4. Tumor saraf pendengaran (neurilemoma) merupakan 3 sampai 10 % tumor intrakranial.
Tumor ini berasal dari sel schawan selubung saraf.
5. Tumor metastatis adalah lesi-lesi metastasis merupakan kira-kira 5-10 % dari seluruh tumor
otak dan dapat berasal dari sembarang tempat primer.
6. Tumor pembuluh darah antara lain :
a. Angioma adalah pembesaran massa pada pembuluh darah abnormal yang didapat didalam
atau diluar daerah otak. Tumor ini diderita sejak lahir yang lambat laun membesar.
b. Hemangiomablastoma adalah neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis
yang paling sering dijumpai dalam serebelum
c. Sindrom non hippel-lindan adalah gabungan antara hemagioblastoma serebelum,
angiosmatosis retina dan kista ginjal serta pancreas.
7. Tumor congenital (gangguan perkembangan). Tumor kongenital yang jarang antara lain
kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional dan dijumpai pada
dasar tengkorak.
E. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh dua faktor yaitu
gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi
apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau infasi langsung pada parenkim
otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara akut dan dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat kompresi, invasi, dan
perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya massa dalam
tengkorak, edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema
dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar di
otak, menimbulkan peningkatan volume intracranial dan meningkatkan TIK.
Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari ataupunn berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena
itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini meliputi
menurunkan volume darah intrakranial, menurunkan volume CSS, menurunkan kandungan cairan
intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim otak. Kenaikan tekanan yang tidak diatasi akan
mengakibatkan herniasi unkus serebellum.
Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura
tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon,
menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ke-3. Pada herniasi serebellum, tonsil
serebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior.
Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan cepat. Perubahan
fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah bradikardia progresif,
hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan.( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
F. Manifestasi Klinis
1. Gejala tumor otak secara umum
Gejala klinis pada tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor otak, yaitu:
a. Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-menerus, tumbuh, dan
kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi hari dan lebih berat saat beraktivitas
sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat membungkuk, batuk, dan mengejan pada saat BAB.
Nyeri kepala dapat berkurang bila diberi aspirin dan kompres air dingin di daerah yang sakit.
Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas
tumor.
b. Mual dan muntah
Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla
oblongata. Sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan TIK yang disertai
pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil.
c. Papil edema
Papil edema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan pembengkakan papilla saraf
optikus. Bila terjadi pada pemeriksaan oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini mengisyaratkan
terjadi tekanan TIK. Kadang disertai gangguan penglihatan, termasuk pembesaran bintik buta dan
amaurosis fugaks (saat-saat di mana penglihatan berkurang. ( Batticaca, Fransisca.B. 2008)
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
1) Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
2) Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal
3) Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
4) Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
5) Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
b. Lobus parietal
1) Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
2) Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularis
menimbulkan gejala sindrom gerstmanns
c. Lobus temporal
1) Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau
halusinasi
2) Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
3) Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis,
parkinsonism.
d. Lobus oksipital
1) Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
2) Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia,
objeckagnosia
e. Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan
serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala,
penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran
f. Tumor di cerebello pontin angie
1) Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
2) Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi
pendengaran
3) Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel
g. Tumor Hipotalamus
1) Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
2) Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada
anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan
h. Tumor di cerebelum
1) Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat terjadi disertai dengan papil
udem
2) Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal
i) Tumor fosa posterior
1) Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya
merupakan gejala awal dari medulloblastoma. (Bram Al Azri:2013)
H. Pathway (terlampir)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung
jawab, dll
2. Riwayat kesehatan :
a. keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat Kesehatan lalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
a. Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan memori, afek
tidak sesuai, berdesis
b. Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
c. Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
d. Jantung : bradikardi, hipertensi
e. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas,
disfungsi neuromuskuler
f. Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
g. Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
Diagnosa
Batasan karakteristik
NOC
NIC
Activity
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan TIK
a. Subyektif :
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
b. Obyektif :
1) Posisi untuk menghindari nyeri
2) Perubahn tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku)
3) Perubahan selera makan
4) Perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir,mencari orang dan atau aktivitas berulang)
5) Gangguan tidur
a. Subyektif : -
b. Obyektif :
1) Perubahan status mental
2) Perubahan reaksi pupil
3) Perubahan respon motorik
4) Kelemahan atau paralisis ekstremitas
a. Subyektif :
Dispnea
Sesak nafas
b. Obyektif :
1) Penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi
2) Nafas cuping hidung
3) Penggunaan otot bantu asesorius untuk bernafas
4) Penurunan kapasitas vital
5) Perubahan ekskursi dada
Pasien menunjukkan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan oleh status pernafasan, status
ventilasi dan pernafasan yang tidak terganggu : keoatenan jalan nafas dan tidak ada penyimpangan
tanda vital dari rentang normal
Manajemen jalan nafas
a. Pantau adanya pucat dan sianosis
b. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan lapar udara.
c. Konsultasikan dengan ahli pernafasan untuk memastikan keadekuatan fungsi ventilator
mekanis.
d. Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernafasan
e. Anjurkan nafas dalam melui abdomen selama periode gawat nafas.
Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
a. Subyektif :
1) Menolak memakan
2) Nyeri abdomen
3) Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makanan
b. Obyektif :
1) Kurang makan
2) Melaporkan perubahn sensasi rasa
3) Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan
4) Kram abdomen
5) Indigesti
Pasien akan memperlihatkan status gizi : asupan mkanan dan cairan yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
a. makanan oral
b. pemberian makanan lewat selang adekuat
c. asupan cairan oral adekuat.
Manajemen nutrisi
a. Timbang pasien pada interval yang tepat.
b. Berikan informasi kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makan, lingkungan
makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien.
d. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.
e. Berikan pasien minuman dan kudapan bergizi, tinggi protein, tinggi kalori yang siap
dikonsumsi.
a. Obyektif :
1) Fluktuasi suhu tubuh diatas atau dibawah rentang normal
2) Kulit terapa hangat
3) Menggigil
4) Kulit merah
a. Subyektif :
Distorsi sensori
b. Obyektif :
1) Perubahan pola perilaku
2) Gelisah
3) Perubahan ketajaman sensori
4) Disorientasi
5) Hambatan komunikasi
Pasien menunjukkan status neurologis : fungsi motorik/sensorik yang dibuktikan oleh tidak ada
gangguan penglihatan
Peningkatan komunikasi
a. Pantau dan dokumentasikan perubahan status neurologis pasien
b. Kaji lingkungan terhadap kemungkinan bahaya terhadap keamanan.
c. Tingkatkan penglihatan pasien yang masih tersisa
d. Jangan memindahkan barang-barang pasien di dalam kamar pasien tanpa memberitahu
pasien.
e. Pastikan akses terhadap dan penggunaan alat bantu sensori.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan
a. Subyektif :
1) Ansietas
2) Dispnea
3) gelisah
b. Obyektif :
1) Edema
2) Peningkatan tekanan vena sentral
3) Perubahan elektrolit
4) Kenaikan berat badan dalam peiode singkat
Pasien akan menunjukkan keseimbangan cairan tidak terganggu dibuktikan dengan indicator
a. Keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
b. Berat badan stabil
c. Berat jenis urin dalam batas normal
Manajemen cairan
a. Timbang berat badan setiap hari dan pantau kecenderungan
b. Pertahankan asupan asupan dan haluaran akurat
c. Ajarkan pasien tentang penyebab dan cara mengatasi edema
d. Tinggikan ekstremitas untuk meningkatkan aliran darah balik
e. Berikan diuretic jika perlu
(Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern : 2012)
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Tumor otak adalah neoplasma pada bagian intracranial SSP. Tumor otak primer berasal dari otak,
sedangkan tumor otak sekunder merupakan pindahan dari tempat asal lain. Penyebab tumor otak
belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung
jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliputi faktor herediter,
kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi.
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh dua faktor
yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK). Gejala klinis pada
tumor otak secara umum dikenal dengan istilah trias klosis tumor otak, yaitu: Nyeri kepala, Mual
dan muntah, Papil edema.
Untuk penanganan tumor otak dapat di lakukan pembedahan, radiotherapi, kemotherapi atau
dapat pula dengan cara manipulasi hormonal, biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk
tumor yang sudah bermetastase.
B. Saran
1. Perawat hendaknya mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan tumor otak
secara holistik didasari dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit tersebut.
2. Klien dan keluarganya hendaknya ikut berpartisipasi dalam penatalaksaan serta
meningkatkan pengetahuan tentang tumor otak yang dideritanya.
DAFTAR PUSTAKA